PENDAHULUAN
Sebuah Kopling tidak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan
poros yang digerakkan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut dalam
keadaan diam atau berputar.
Kopling plat meneruskan momen dengan perantara gesekan dengan demikian
pembebanan yang berlebihan pada penggerak dapat dihindari. Selain itu, karena dapat
terjadi slip maka kopling ini juga dapat juga berfungsi sebagai pembatas momen.
Menurut jumlah platnya, kopling ini dapat dibagi atas kopling manual,
hidrolik dan magnetik. Kopling dapat disebut kering bila plat-plat gesek tersebut
bekerja dalam keadaan kering dan disebut basah bila terendam atau dilumasi dengan
minyak.
Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau lebih
yang dipasang diantara kedua poros tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui
gesekan antara sesamanya. Konstruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat
dihubungkan dan dilepas dalam keadaan berputar karena itu kopling ini sangat
banyak dipakai.
A. Komperatif Data
Data-data mengenai kopling plat gesek pada mobil Toyota Kijang Rangga
yang akan dirancang adalah sebagi berikut:
Jenis kopling yang dipakai adalah kopling plat gesek tunggal dengan
menggunakan pegas diafragma dalam operasi, sistem kering dimana:
Daya (P)
: 72 PS
Putaran (n)
: 5000 rpm
: 4,777
: 21 buah
: 6 buah
: 16 buah
: 18 buah
B. Cara Kerja
1. Saat pemutusan sambungan
Jika pedal pegas ditekan, maka melalui transmisi kawat kopling akan
menggerakkan tuas ke kiri. Gerakkan ini akan memberikan tekanan pada
bantalan aksial sehingga bergerak ke kiri dan menekas pegas diafragma
dengan bantuan pasak yang akan berfungsi sebagai pengungkit, karena adanya
gaya reaksi dari pegas diafragma maka plat teakan akan bergerak kekanan
sehingga terjadi kelonggaran antara plat gesek diroda gila dan plat tekan.
Pada saat kopling berfungsi sebagai pemutus gerakan antara mesin dan
roda belakang. Untuk menjaga supaya plat tekan tidak bergerak dalam arah
vertikal maka dipasang pegas plat diantara plat tekan dan rumah kopling.
Pegas plat berfungsi untuk memberikan daya tekan pada plat tekan.
2. Saat penyambungan
Apabila pedal pegas yang ditekan dilepaskan, maka pegas akan
menarik tuas sehingga tuas akan bergerak kekanan dan bersamaan dengan itu
pegas diafragma akan mendorong bantalan aksial ke sebelah kanan. Gaya
reaksi dari pegas diafragma akan menyebabkan plat tekan akan bergerak ke
kiri dan menekan plat pada roda gila. Penekanan ke kiri pada plat gesek oleh
plat tekan juga dibantu oleh pegas plat. Pada saat ini kopling akan berfungsi
sebagai penyambung gerakan mesin dengan roda gila.
Tujuan penulisan adalah agar dalam perencanaan sebuah kopling
BAB III
PERHITUNGAN KOPLING
(Lit.1, hal.63)
(Lit.1, hal.63)
(Lit.1, hal.13)
maka:
Do
0,7
D1
(Lit.1, hal.13)
2
( D2 D1 ) Pa
4
(Lit.1, hal.63)
dimana:
F = gaya yang menimbulkan tekanan pada pelat gesek
2
[ D1 (0,7.D1 ) 2 ].2,5
4
.0,51, D1 .2,5
= D12
Dengan memakai rumus momen puntir:
T = 0,5 . i . f . F . Dm
(Lit.5, hal.54)
Dimana:
T = momen puntir
= 2757,732 Kg.cm
i = jumlah permukaan yang bergesek
=2
f = 0,35
(Lit.5, hal.54)
(Lit.5, hal.54)
= D12
maka :
2757,732 Kg.cm = 0,5 . 2 0,35 . D12 . 0,85 D1 Kg/cm2
= 0,2975 D13
2757,732
D1 =
2757,732
0,2975
1
3
D1 = 21 cm
Maka untuk:
Do
0,7
D1
Do = 0,7 D1
= 0,7 . 21 cm
= 14,7 cm 15 cm
2. Jenis kopling yang akan direncanakan
Umumnya digunakan jumlah penghubungkurang dari 20 kali per
menit. Sesuai perencanaan ini digunakan jumlah penghubung 3 kali per menit,
kerja penghubung yang diperbolehkan adalah 906,825 Kg.m/hb. Dari grafik
(terlampir dapat dilihat jumlah hubungan dan nomor kopling, maka didapat :
Untuk n = 1046,682 rpm
Maka:
Tdo = 85 Kg.m
L3 = 210 cm3
(Lit.1, hal.71)
(Lit.1, hal.72)
(Lit.1, hal.71)
(Lit.1, hal.67)
Dimana:
GD2 = batas keausan permukaan
= 0,0118 Kg/m2
(Lit.1, hal.72)
nr
= n1
tc
= waktu penghubung
= 0,2 1
(Lit.1, hal.64)
Pd
n2
dimana:
Tl1 = momen start
974.29,635
5000
(Lit.1, hal.65)
= 5,773 Kg.m
maka :
Ta =
0,0118 .146,682
5,773
375.0,6
= 5,828 Kg.m
(Lit.1, hal.67)
dimana :
Tdo = momen puntir gesek dinamis
= 10 Kg.mm
f
(Lit.1, hal.69)
= faktor keamanan
= 1,7
(Lit.1, hal.69)
maka:
Tdo > T . f
10 > 5,828 . 1,7
10 > 9,9 Kg.m
Jadi momen percepatan memenuhi persyaratan.
4. Kerja penghubung yang diperbolehkan (E)
E = Ag = kerja gesek penghubung
E = Ag =
1
m g . ..t (Lit.8, hal.32)
2
Dimana:
mg
= Kecepatan sudut
= 2 .n 2
= 2 .
1046
60
= 109,61 rad/det
t
(Lit.1, hal.64)
E = Ag = 2757,732 . 109,61 .
= 906,825 kg.m/hb
0,6
2
jadi didapat :
Diameter luar plat gesek (D1) = 21 mm
Diameter dalam plat gesek (Do) = 15 mm
GD 2 .nr 2 Td o
.
( Kg .m / hb)
7160 Td o Tl1
dimana :
GD2 = batas keausan permukaan
= 0,0118 mm
nr2 = putaran relatif
= 1046,682 rpm
Tdo = momen puntir gesek dinamis
= 10 Kg.m
Tl1 = momen start
(Lit.1, hal.70)
= 5,773 Kg.m
maka :
0,0118 (1046,682).10
Kg.m/hb
7160(10 5,773)
= 4,271 Kg.m/hb
6. Perbandingan
E
Eo
E
<1
Eo
792,716
<1
906,825
0,874 < 1
E
<1.
Eo
375
tae =
n2
n2
Td o Tl1 Td o Tl1
5000 1046,682
0,0118
375 10 5,773 10 5,773
= 3,15.(10.(564,18)
= 0,0177 (s)
L3
E.W
(Lit.1, hal.72)
dimana :
L3 = Volume total pada batas keausan
= 210 cm3
(Lit.1, hal.72)
E = kerja penghubung
= 792,716 Kg.m/hb
W = laju keausan permukaan bidang gesek
= (4 - 8). 104 cm3/Kg.m
(Lit.1, hal.72)
210
hb
792,716.6.10 7
= 441520,04 hb
Bila pelat gesek ini digunakan enam jam perhari dengan 300 hari pertahunnya.
Jadi jumlah penghubung adalah:
= 3 hb/min . 60 min/jam . 6 jam/hari . 300 hari/tahun
= 324000 hb/tahun
Jadi umur plat gesek yang sesungguhnya adalah:
441520,04hb
Nmd = 324000 hb
tahun
= 1,3627 tahun
= 1,3627 . 300 . 6 jam
= 2453 jam
Jadi lama pemakaian plat gesek dalam satu kali pakai selama 2453 jam atau
1,3627 tahun.
Dari perhitungan diatas didapat besaran utama plat gesek sebagai berikut:
Diameter luar plat gesek (D)
Diameter dalam plat gesek (d)
Lama pemakaian (L)
= 21 mm
= 15 mm
= 2453 jam
B. Perhitungan Poros
Dari survey diketahui bahwa pada roda gila dan komponen-komponen dari
rangkaian rumah kopling berfungsi sebagai penggerak, sedangkan plat gesek
= 72 PS = 72 . 0,735 = 52,92 KW
Putaran (ni)
= 5000 rpm
= efisiensi mekanis
= 0,7 s/d 0,85
0,7
(Lit.1, hal.36)
(Lit.1, hal.216)
ni
n1
(Lit.1, hal.216)
n1 =
ni
i
5000
= 4,777
= 1046,682 rpm
Daya yang direncanakan:
Pd = FC . P2
(Lit.1, hal.216)
Dimana:
Pd = daya yang direncanakan
P2 = daya nominal output penggerak
FC = faktor koreksi
= 0,8 s/d 1
(Lit.1, hal.7)
= 0,8 . 37,044
= 29,6352 KW
Pd
ni
(Lit.1, hal.7)
Dimana:
T
Pd
= 29,6352 KW
n1
maka :
29,6352
T = 9,72 . 10 . 1046,682
= 27577,32 Kg.mm
Diameter poros :
Didalam perencanaan ini dipilih poros pejal (agar dapat menahan beban
puntir yang besar) dengan bahan yang diambil adalah standart JIS G 4105
untuk SCM 5 dimana tegangan tarik bahan 105 Kg/mm.
Untuk
mencari
tegangan
tarik
yang
diizinkan
pada
poros
harus
b
Sf 1 .Sf 2
(Lit.1, hal.8)
dimana:
a tegangan geser yang diizinkan
b = tegangan tarik beban
(Lit.1, hal.8)
(Lit.1, hal.8)
105
6( 2)
= 8,75 Kg/mm2
maka :
d=
5,1
K t C b T
1
3
(Lit.1, hal.8)
dimana:
d
= diameter poros
Kt
dimana kopling
pada
saat
(Lit.1, hal.8)
(Lit.1, hal.8)
5,1
1
3
= 26,82 mm
agar lebih aman diambil d = 27 mm
Momen lengkung yang direncanakan:
Wc
= berat kopling
= 1 Kg (direncanakan)
Lp
= panjang poros
= 250 mm
= 0,25 m
b.
c.
Vporos =
=
1
.D p 2 .L
4
1
(0,02) 2 (0,12)
4
(Lit.12, hal.65)
= (78,5 . 10-6) m3
d.
Wporos = mporos
= V . (Lit.12, hal.65)
= (78,5 . 106) m 3 . (7,8.10-6) Kg/m3
= 0,612 Kg
L
- Wc . 50 = 0
2
Fy = 0
RA + RB - WP - WC = 0
RB = WP + WC + RA
= 0,612 + 1 - 0,506
= 1,106 Kg
Diketahui :
A = bantalan radial A
B = bantalan radial B
C = kopling
q = beban terbagi rata untuk poros
WP
L
0,612
= 0,250
= 2,448 . 10-3 Kg/mm
-
VC = RB - q . 50 - WC
= 1,106 - 2,448 . 10-3 .50 - 1
= - 0,016 Kg
VL
2
= RB - q . 125 - WC
= 52,24 Kg.mm
ML
2
= RB . 125 -
q
. (125)2 - 75 . 1
2
= 138,25 - 19,125 - 75
= 44,125 Kg.mm
ML = 0
q
. X2
2
= 43,3 mm
Gambar 2
Diagram gaya geser dan momen lentur
B. Poros Bintang
Fungsi poros bintang adalah sebagai penerus daya dan putaran dari
plat gesek ke poros yang digerakkan suatu kopling dalam putaran terhubung.
Perhitungan ukuran-ukuran dari poros bintang adalah sebagai berikut:
1. Luas penampang poros bintang
T
rm .F .Z .
(Lit.3, hal.179)
dimana:
rm
= faktor pemasangan
= 0,75
untuk radius rata-rata poros bintang:
rm
d
2
27
2
= 13,5 mm
untuk tegangan tarik yang diizinkan:
b
v
(Lit.4, hal.9)
dimana :
b
= faktor keamanan
=9
maka :
105
9
= 11,67 Kg/mm2
sehingga :
T
rm .F .Z .
T
rm . .Z .
(Lit.4, hal.11)
27577,32
13,5(11,67 )( 21)(0,75)
= 11,1 mm2
luas penampang poros bintang yang menahan gaya keliling akibat torsi = 2
buah sudut antara dua buah poros bintang tersebut adalah = 60o , maka luas
total adalah:
F1
2F
1
cos
2
2.11,1
cos 30 o
= 25,67 mm2
2. Panjang poros bintang
Ft
0,8.d.I
Z
(Lit.3, hal.179)
Dimana:
Ft
maka:
Ft .Z
0,8.d
25,67.21
0,8.27
= 24,95 mm
25 mm
(Lit.7, hal.199)
Dimana:
I
sehingga :
I
= 1,5 .d
= 1,5 (27)
= 40,5 mm
41 mm
3. Jarak Bagi Simetris
d
dimana:
N
P
(Lit.5, hal.8)
Maka :
P
N
d
21
27
= 0,8 mm
4. Diameter Luar Poros Bintang
do
N 1
P
(Lit.5, hal.8)
dimana:
N
do
maka:
do
N 1
P
21 1
0,8
= 27,5 mm
5. Diameter Dalam Poros Bintang
Di
N 1
P
Dimana:
Di
maka:
di
N 1
P
21 1
0,8
= 25 mm
6. Jarak Bagi Lingkar
P'
Dimana:
P'
= 0,8 /mm
maka:
P'
P
3,14
= 0,8
= 3,927 mm
7. Tebal Gigi Lingkar
t
P'
2
(Lit.5, hal.8)
dimana:
t
P'
P'
2
3,927
2
Maka:
= 1,964 mm
8. Tinggi Kepala Poros Bintang
a
0,5
P
(Lit.5, hal.8)
dimana:
a
maka:
a
0,5
P
0,5
= 0,8
= 0,625 mm
9. Tinggi kaki Poros Bintang
b
0,600
0,002
P
0,600
0,002
P
0,600
0,002
0,8
(Lit.5, hal.8)
dimana:
b
= 0,752 mm
C. Clucth Hub
Clucth hub adalah pasangan poros bintang yang dapat dilepaskan
dengan menggerakkannya sejajar poros bintang. Clucth Hub untuk
perencanaan ini diambil S 40 C dari JIS G 4501 dengan B 55 Kg/mm,
dimana:
JIS G 4501 lambang S 40 C = baja karbon konstruksi mesin = kekuatan tarik
(Kg/mm)
B
v
(Lit.4, hal.9)
dimana:
a
= faktor keamanan
=4
(Lit.4, hal.9)
maka:
a
B
v
55
9
= 6,11 Kg/mm
2. Tegangan geser yang diizinkan pada clucth hub
(0,75).
(Lit.1, hal.299)
dimana:
maka:
(0,75).
= (0,75).6,11
= 4,583 Kg/mm
3. Gaya tangansial pada poros
F
2T
ds
dimana:
F
ds
= diameter poros
= 27 mm
maka:
F
2T
ds
2( 27577,32)
27
= 2042,76 Kg
4. Penentuan diameter luar clucth hub
4F
Dc D 2
2
dimana:
Dc
maka:
4F
Dc D 2
Dc
4F
D2
Dc
4(242,76)
27
4,583
Dc 42,5mm
Dc = 43 mm
D.
L.D 2 . a
1,2732
(Lit.5, hal.8)
dimana:
T
= 41 mm
D
maka:
T
L.D 2 . a
1,2732
T .(1,2732)
L.D 2
27577,32(1,2732)
41.(27)
= 1,17473 Kg/mm2
Dikatakan aman jika:
a
dimana:
dan
a
2
2
( D2 D1 ).P
4
(Lit.1, hal.62)
dimana:
F
D2
D1
= tekanan permukaan
= 2,5 Kg/cm2
maka:
2
2
( D2 D1 ).P
4
= 423,9 Kg
gaya yang bekerja pada setiap pegas:
F1
F
18
F1
F
18
F1
423,9
18
maka:
= 23,55 Kg
2. Kopel gaya yang bekerja pada pegas
Dengan perantara pasak sebagai titik tumpu gaya pegas bagian dalam
(F2) akan menghasilkan gaya lawannya dibagian luar.
Ukuran-ukuran diameter pegas yang diambil, berdasarkan hasil survey
adalah:
D1
D2
D3
A
B
C
Gambar
b 3
F1 .a F2 .b 0
F2
a.F1
b
dimana:
F1
F2
= panjang lengan AC
= panjang lengan AB
1
( D1 D2 )
2
1
( 200 180)
2
dari:
= 10 mm
b
1
( D2 D3 )
2
1
(180 30)
2
= 75 mm
maka:
F2
10.23,55
75
= 3,14 Kg
3. Bahan pegas diafragma
didapatkan:
B 125 Kg/mm2
(Lit.1, hal.340)
B
v
dimana:
= faktor keamanan
=4
maka:
B
v
125
4
= 31,25 Kg/mm2
4. Tali Busur
Tali busur yang akan dihitung adalah tali busur antara pasak dan
tali busur bagian dalam dari pegas diafragma.
a. Tali busur pasak (b2)
b2
= 2(b+c) tan
Gambar 4
Pegas segitiga datar Kantilever
dimana:
b2
= panjang lengan AB
= 75 mm
= panjang BD
= 15 mm
dari:
c
D3
2
dimana:
D3
maka:
c
30
2
= 15 mm
360 o
18
= 20o
sehingga:
b2
= 2(75+15) tan
20 o
2
= 31,74 mm
b. Tali busur pegas diafragma bagian dalam
b1
= 2.c.tan
b1
= panjang BD
dimana:
= 15 mm
maka:
b1
= 2.15.tan
20 o
2
= 5,3 mm
5. Tebal pegas
6.F .L
h 2 .
b2
= tebal pegas
b2
(Lit.6, hal.38)
dimana:
= 31,74 mm
F
= F2
= gaya bagian dalam pegas diafragma
= 3,14 Kg
= panjang pegas
=b
= 75 mm
maka:
b2
6.F .L
h 2 .
6.F .L
b2 .
6.(3,14).(75)
31,74.(31,25)
= 1,194 mm
8.P 1
.
b2 .E h
(Lit.5, hal.49)
dimana:
f
= F2
= 3,14 Kg
b2
= panjang pegas
= 75 mm
= tebal pegas
= 1,194 mm
maka:
8.P 1
f
.
b2 .E h
8.(3,14)
75
f
.
3
31,74.( 20,4.10 ) 1,194
= 9,615 mm
D.
Perhitungan Bantalan
Ada dua jenis bantalan yang digunakan dalamperencanaan ini, yaitu:
1. Bantalan gelinding radial
2. Bantalan aksial
Perhitungan:
1. Bantalan gelinding radial
Bantalan gelinding radial ini hanya menerima beban radial saja.
Gambar 5
Bantalan gelinding radial
bantalan:
Pe
= C1 . V1 . Ft
(Lit.10, hal.401)
Pe
= gaya ekuivalen
C1
Dimana:
= 1,1 - 3,3
(Lit.1, hal.137)
berputar)
(Lit.1, hal.137)
Ft
maka:
Pe
= C1 . V1 . Ft
= 1,1 . 1,2 . 20,41
= 29,9412 Kg
= [29,9412 . 2,205] lb/Kg
= 59,40 lb
Umur bantalan yang direncanakan sama dengan umur plat gesek yaitu:
lb
= 9812 jam
60.n 2 .Ln
10 6
(Lit.1, hal.28)
n2
Ln
Dimana:
= 9812 jam
maka:
L
60.n 2 .Ln
10 6
60.(1046,682).(9812)
10 6
= 616,20 rev
harga
c
dari bantalan :
pe
1
c
L3
pe
(Lit.11, hal.28)
1
= (616,20) 3
= 8,5
beban dinamis bantalan yang direncanakan (C)
C
= 8,5 . Pe
= 8,5 . 59,40
= 504,95 lb
dari diameter dalam bantalan (d) = 8 mm dan beban yang direncanakan =
504,95 lb didapat jenis dan ukuran utama bantalan:
Jenis bantalan DGBB 608-2Z . . . . . . . . . .(Lit 11, hal 146)
Diameter luar (D)
= 22 mm
= 8 mm
= 7 mm
= 0,5 mm
= 301,5 lb
Beban dinamis ( C )
= 560 lb
560 lb lebih besar daripada 504,95 lb, jadi ( C ) > C, maka konstruksi
bantalan aman.
Umur bantalan sesungguhnya dalam revolution (L)
C
L
Pe
(Lit.11, hal.28)
dimana:
L
= 560 lb
Pe
Maka:
C
L
Pe
560
59,4
= 883,6 rev
Umur bantalan sesungguhnya dalam jam (Lb):
60.n 2 .Lh
10 6
(Lit.11, hal.28)
dimana:
L
n2
= 1046,682 rpm
Lh
Maka:
60.n 2 .Lh
10 6
Lh
L.10 6
60.n 2
883,6.10 6
60.1046,682
= 14070 jam
Bantalan poros sebelah kanan
Beban yang diterima pada bantalan sebelah kanan tidak hanya dari
berat kopling dan poros saja tetapi juga menerima beban berat dari roda
gigi pada persnelling.
Pengaruh berat roda gigi:
Gambar 6
Berat Roda Gigi
Keterangan gambar:
Q
R1
= R2
= tumpuan bantalan
L1
= L2
= jarak beban
R2'
= R3
Q
2
42
2
= 21 Kg
= R2 + R2'
R2
Dimana:
= 20,41 Kg
R2'
maka:
R
= R2 + R2'
= 20,41 + 21
= 41,41 Kg
= C1 . V1 . Fr
(Lit.11, hal.403)
Pe
= gaya ekuivalen
C1
V1
Ft
maka:
Pe
= C1 . V1 . Ft
= 2 .(1) .(41,41)
= 82,82 Kg
= [82,82 . 2,205] lb/Kg
= 182,62 lb
Umur bantalan yang direncanakan sama dengan umur pelat gesek yaitu
9812 jam.
60.n 2 .Ln
10 6
(Lit.11, hal.28)
dimana:
L
n2
Ln
maka:
60.n 2 .Ln
10 6
60.(1046,682).(9812)
10 6
= 616,2 rev
harga
c
dari bantalan:
Pe
c
L3
pe
(Lit.11, hal.28)
1
= (616,20) 3
= 8,5
beban dinamis bantalan yang direncanakan (C)
C
= 8,5 . Pe
= 8,5 . 182,62
= 1554,02 lb
= 55 mm
= 30 mm
= 9 mm
= 0,5 mm
Beban dinamis ( C )
= 1949,25 lb
= 1316,25 lb
C
L
Pe
(Lit.11, hal.28)
dimana:
L
Pe
maka:
C
L
Pe
1946,25
182,62
= 1210,5 rev
umur bantalan sesungguhnya dalam jam (Lh):
60.n 2 .Lh
10 6
(Lit.11, hal.28)
dimana:
L
n2
Lh
Maka:
60.n 2 .Lh
10 6
Lh
1210,5.10 6
60.(1046,682)
= 1974,6 jam
bantalan aman karena umur bantalan sesungguhnya lebih besar dari umur
bantalan rencana.
2. Perhitungan bantalan aksial
Pengasumsian bahwa bantalan aksial ini hanya menerima beban aksial
saja.
Gambar 7
Bantalan Peluru Aksial
Keterangan gambar:
D = diameter luar
d
= n . F2
(Lit.11,hal.140)
Fa
Dimana:
= 18 buah
F2
= 3,14 Kg
maka:
Fa
= n . F2
= 18 . 3,14
= 56,52 Kg
= [56,52 . 2,205] lb
= 124,63 lb
= X . V1 . Fr + fw . Y . Fa
(Lit.1 hal.135)
Fr
Pe
= beban ekuivalen
fw
Maka:
Fa
= beban aksial
= 124,63 lb
sehingga:
Pe
= X . V1 . Fr + fw . Y . Fa
= 0 + 1,3 . 1 . 124,63
= 162,019 lb
umur nominal bantalan yang direncanakan sama dengan umur pelat gesek
yaitu 9812 jam.
Umur nominal dalam revolution (L):
60.n1 .Lh
10 6
(Lit.11, hal.28)
dimana:
L
n1
Lh
maka:
60.n1 .Lh
10 6
60.(5000).(9812)
10 6
= 2943,6 rev
harga
c
dari bantalan:
Pe
1
c
L3
Pe
(Lit.11, hal.28)
1
= 2943,6 3
= 14,3
beban dinamis bantalan yang direncanakan (c):
c
= 14,3 . Pe
= 14,3 . 162,019
= 2322 lb
= 2322 lb
n1
= 5000 rpm
maka didapat:
Jenis bantalan adalah TTB 51207 . . . . . . . . . . . . . .(Lit.11 hal.316)
Diameter luar (D)
= 62 mm
= 35 mm
= 35,2 mm
= 18 mm
= 1,5 mm
= 11925 lb
Beban dinamis ( C )
= 6075 lb
L
Pe
(Lit.11, hal.28)
dimana:
L
Pe
Maka:
C
L
Pe
6075
162,019
= 52715,8 rev
Umur bantalan sesungguhnya dalam jam (Lh):
60.n1 .Lh
10 6
(Lit.11, hal.28)
Dimana:
L
n1
Lh
Maka:
60.n1 .Lh
10 6
L
Lh
E.
L.10 6
60.n1
52715,8.10 6
60.5000
2
2
( D2 D1 ) Pa
4
(Lit.1, hal.62)
dimana:
F
D2
D1
Pa
= tekanan permukaan
= 3 Kg/cm2
maka:
F
2
2
( D2 D1 ) Pa
4
(212 15 2 )3
4
= 508,68 Kg
Akibat adanya beban puntir, maka beban aksial (F) ditambah pengaruh beban
puntir sebesar
F
sehingga beban menjadi:
3
W F
F
3
508,68
(Lit.1, hal.229)
508,68
3
= 678,24 Kg
Dalam perencanaan ini beban aksial ditahan oleh enam buah baut, sehingga
untuk satu baut beban yang diterima:
N1
W
6
678,24
6
= 113,04 Kg
2. Pemilihan bahan baut dan lubang ulir
Bahan baut yang direncanakan adalah S 35 C dari JIS G 4501 (Lit.1, hal.3)
Tegangan tarik yang diizinkan pada baut:
a
Dimana:
b
v
(lit.1, hal.3)
= faktor keamanan
= 8 - 10
(Lit.1, hal.3)
b
v
52
10
= 5,2 Kg/mm2
Tegangan geser yang diizinkan pada baut ( a ):
a 0,75. a
(Lit.1, hal.229)
dimana:
a
maka:
a 0,75. a
a 0,75.(5,2)
= 3,9 Kg/mm2
Bahan lubang ulir yang direncanakan sama dengan bahan dari roda
gila. Untuk roda gila yang menerima beban tumbukan ringan dengan sedikit
keausan dipilih bahan S 40 C dari JIS H 0205 . . . . . . . . . . . . . .(Lit.1 hal.247)
Tegangan tarik yang diizinkan pada ulir:
a
b
v
(Lit.1, hal.3)
dimana:
b
(Lit.1, hal.247)
maka:
a
b
v
55
10
= 5,5 Kg /mm2
Tegangan geser yang diizinkan pada lubang ulir:
a 0,75. a
(Lit.1, hal.299)
= 0,75 . 5,5
= 4,125 Kg/mm2
3. Perhitungan besaran pada baut tap
Diameter inti baut yang diperlukan:
di
2W
a
(Lit.1, hal.296)
dimana:
di
maka:
di
2W
a
2.(113,04)
5,2
6,6 mm
W
.d 2 .h.g a
dimana:
Z
= jumlah ulir
d2
(Lit.1, hal.290)
= 7,188 mm
h
(Lit.1, hal.290)
= tinggi kaitan
= 0,677 mm
ga
(Lit.1, hal.297)
maka:
Z
113,04
.(7,188).(0,677 ).(1)
= 7,4
Untuk pertimbangan keamanan jumlah ulir yang diperlukan = 8 buah
Panjang ulir yang diperlukan (H):
H
=Z.P
= jarak bagi
Dimana:
= 1,25
maka:
H
=Z.P
= 8 . 1,25
= 10 mm
= H + 10
= 10 + 10
= 20 mm
jumlah ulir dari lubang ulir (Z'):
Z
L
P
20
= 1,25
= 16 buah ulir
F.
2.mP
D
(Lit.1, hal.25)
dimana:
F
mp
= momen puntir
= 27577,32 Kg.mm
= 170 mm
maka:
F
2.mP
D
2.( 27577,32)
170
= 324,44 Kg
karena jumlah paku keling adalah 16 buah, maka gaya pada tiap paku keling
adalah 20,77 Kg.
Dalam perencanaan ini bahan yang digunakan adalah S 35 C dari JIS G 4501
(lit.1 hal. 3)
Tegangan tarik yang diizinkan:
a
b
v
(Lit.1, hal.3)
dimana:
b
= faktor keamanan
= 8 10
(Lit.1, hal.3)
b
v
52
10
= 5,2 Kg/mm2
Tegangan geser yang diizinkan ( ):
0,75. a
= 0,75 . 5,2
= 3,9 Kg/mm2
Perbandingan diameter dalam dan diameter luar:
d2
0,6
d1
dimana:
d2
= diameter dalam
d1
= diameter luar
4F '
d1 0,6d1 2
(Lit.1, hal.25)
dimana:
d1
F'
maka:
d1
4F '
.0,64.
4.( 20,27)
..(0,64).(3,9)
3,2 mm
d2
= 0,6 d1
= 0,6 . 4
= 2,4 mm
= 1,81 . d1
(Lit.5, hal.8)
= 1,81 . 4
= 7,24 mm
Tebal kepala paku keling
T
= 0,5 . d1
(Lit.5, hal.8)
= 0,5 . 4
= 2 mm
B. Paku keling antara disc spring dan disc plat
Gaya pada paku keling:
F
2.m p
D
(Lit.5, hal.25)
dimana:
F
mp
= momen puntir
= 27577,32 Kg.mm
maka:
2.m p
2.( 27577,32)
130
= 424,186 Kg
sedang gaya pada tiap paku keling (F')
F'
424,286
16
= 26,52 Kg
Diameter paku keling (d)
F'
A
4F '
.d 2
4.F '
.
4.(26,52)
.(3,9)
2,94
mm
= 1,75 . d
do
= 1,75 . d
(Lit.5, hal.38)
maka:
= 1,75 .3
= 5,25 mm
Radius kepala paku keling (r)
r
= 0,895 . d
(Lit.5, hal.38)
= 0,895 . 3
= 2,685 mm
Tebal kepala paku keling (T)
T
= 0,75 . d
(Lit.5, hal.35)
= 0,75 .3
= 2,25 mm
C. Paku keling antara pegas diafragma dan rumah kopling
Gaya tangensial pada tiap paku keling (F')
F'
2.m p
n.D
(Lit.1, hal.25)
dimana:
mp
= momen puntir
= 27577,32 Kg.mm
maka:
F'
2.m p
n.D
2.(27577,32)
18.( 200)
= 15,32 Kg
untuk menentukan diameter paku keling:
a
F
A
(Lit.4, hal10)
.d 2
maka:
d
4.F
. a
4.(30,34)
..5,2
2,95 mm
= 1,81 . d
(Lit.5 hal.34)
= 1,81 . 3
= 5,34 mm
Tebal paku keling (T):
T
= 0,5 . d
= 0,5 . 3
= 1,5 mm
(Lit.5 hal.34)
BAB IV
KESIMPULAN
Dari perhitungan-perhitungan terdahulu dapatlah ditarik kesimpulan ukuranukuran kopling plat gesek tunggal yang direncanakan.
1. Daya dan putaran berdasarkan data yang diberikan :
Daya ( P )
= 72 PS.
Putaran (u)
= 5000 rpm.
2. Ukuran poros :
Bahan poros
= SCM 5.
Diameter poros ( d )
= 20 mm.
= 27,5 mm.
= 25 mm.
= 43 mm.
= 250 mm.
= 41 mm.
= 21 buah.
= Involut Splines.
3. Pelat Gesek :
Bahan plat gesek
Waktu pakai
Setiap tahun.
Diameter luar pelat gesek ( Di )
= 210 mm.
= 180 mm.
= 3,32 mm.
Lama pemakaian ( L )
= 2453 jam.
= 78 ' C.
Jumlah penyetelan
= 4 kali.
4. Pegas Diagfraghma.
Bahan pegas
= SUP 7.
= 210 mm.
= 180 mm
= 30 mm.
= 2 mm.
= 18 buah.
5. Bantalan.
Bahan
= SCM 2.
= DGBB 6082 Z
Diameter luar
= 22 mm.
Diameter dalam
= 7 mm.
Tebal bantalan
= 7 mm.
= 15 mm.
= 9812 jam.
= DGBB 16006
Diameter luar
= 55 mm.
Diameter dalam
= 30 mm.
Tebal bantalan
= 7 mm.
= 40 mm.
c. Bantalan aksial
= SCM 2.
Diameter luar
= 62 mm.
Diameter dalam
= 35 mm.
Tebal bantalan
= 18 mm.
= 48 mm.
6. Baut tap
Bahan baut
= S 35 C
= S 40 C
= N 104
7. Paku keling.
Bahan paku keling
= S 35 C.
= 2,4 mm.
= 3 mm.
= 7,24 mm.
= 2 mm.
= Kepala bulat
= 3 mm.
= 5,25 mm.
= 2,25 mm.
= 2,685 mm.
= 3 mm.
= 5,34 mm.
= 1,5 mm.
DAFTAR GAMBAR
Gb.1
Gb.2
Gb.3
Gb.4
Gb.5
Gb.6
Gb.7
5
25
39
42
46
51
58
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..
HALAMAN PENGESAHAN .
KATA PENGANTAR .
DAFTAR ISI ...
DAFTAR GAMBAR ...
BAB I
Pendahuluan ...
1. Kopling Tetap
2. Kopling Tidak Tetap ..
BAB II
Komperatif Data dan Cara Kerja
A. Komperatif Data
B. Cara Kerja .
BAB III
Perhitungan Kopling ..
A. Perhitungan Plat Gesek .
B. Perhitungan Poros ..
C. Perhitungan Pegas Diafragma ...
D. Perhitungan Bantalan
E. Perhitungan Dimensi Baut .
F. Perhitungan Paku Keling ...
BAB IV
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA .
i
ii
iii
iv
v
1
1
2
3
3
3
7
7
17
38
46
63
69
76
79
DAFTAR PUSTAKA