Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN TEORI

A. Perhatian Orang Tua


Sumadi Suryabrata (2000) mengatakan bahwa perhatian merupakan pemusatan tenaga
psikis yang tertuju pada suatu obyek, juga banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu
aktivitas yang dilakukan. Suasana emosional di dalam rumah, sangat merangsang perkembangan
otak anak yang sedang tumbuh dan mengembangkan kemampuan mentalnya. Sebaliknya,
suasana tersebut bisa memperlambat perkembangan otak.
Kartini Kartono (1996) menyatakan bahwa perhatian itu merupakan reaksi umum dari
organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan
pembatasan kesadaran terhadap satu obyek. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati kepada seluruh anggota
keluarga yang merupakan dasar pokok hubungan yang baik di antara anggota keluarga. Menaruh
hati pada kejadian dan peristiwa yang terjadi di dalam keluarga berarti mengikuti dan
memperhatikan perkembangan seluruh keluarga, lebih jauh lagi, mengarahkan seluruh perhatian
untuk mencari lebih mendalam sebab dan sumber permasalahan yang terjadi di dalam keluarga
juga terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarga.
1.

Faktor-faktor Pengaruh Perhatian Orang Tua


Ada banyak faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua, di antaranya adalah faktor
kondisi individu yang bersangkutan, faktor tersebut dapat sangat mempengaruhi perhatian.
Adapun faktor-faktor tersebut pada umumnya menurut Sayekti Pujo Suwarno (1994) adalah
sebagai berikut: (a) Jasmani, keadaan jasmani orang tua yang terganggu, misalnya: sakit, lemah,
lapar. (b) Rohani, keadaan rohani orang tua yang terganggu misalnya: terlalu banyak berpikir,
kecewa, bingung, cemas dan sebagainya. (c) Kesibukan orang tua, kesibukan orang tua di luar

rumah menyebabkan kurangnya perhatian terhadap anak sehingga anak kurang mendapat kasih
sayang, kurang pengawasan dalam pergaulan. (d) Ekonomi, masalah ekonomi keluarga sangat
penting, keluarga dengan keadaan ekonomi yang cukup, sangat mempengaruhi orang tua dalam
menarik perhatian anaknya, misalnya: memberikan sarana dan prasarana pendidikan, kebutuhan
kesehatan, rekreasi dan sebagainya. Sebaliknya keluarga dengan keadaan ekonomi yang lemah,
akan kurang memberikan perhatian dalam hal memberikan sarana dan prasarana pendidikan,
kesehatan, rekreasi. (e) Keutuhan keluarga, keluarga yang pecah atau berantakan akan
mengakibatkan anak mengalami kebingungan serta tekanan psikis. (f) Lingkungan pendidikan,
keluarga yang bertempat tinggal di lingkungan yang sebagian besar berlatarbelakang pendidikan
tinggi, akan mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya agar kelak anak-anaknya dapat
bersekolah sampai di perguruan tinggi, namun sebaliknya keluarga yang berada di lingkungan
yang tidak mengenal pendidikan akan mempengaruhi orang tua untuk tidak menyekolahkan
anaknya. (g) Kesadaran orang tua, kesadaran orang tua akan sangatmempengaruhi perhatian
terhadap anaknya. Orang tua yang ekonominya mampu, sehat jasmani dan rohaninya, serta
keadaan keluarga yang tentram, tetapi karena tidak ada kesadaran dari orang tua untuk
memperhatikan anaknya, maka anak akan berkembang seadanya. Sebaliknya walaupun
ekonominya kurang dan sebagainya, namun memiliki kesadaran yang tinggi dalam
memperhatikan anaknya, maka anak akan terkontrol dan mudah diarahkan apabila terjadi
penyimpangan. (h) Lingkungan sosial, keluarga yang jauh dari lingkungan pabrik industri akan
berbeda perhatiannya terhadap anak dibanding dengan keluarga yang dekat dengan lingkungan
pabrik atau industri. Perhatian orang tua terhadap anaknya yang jauh dari pabrik atau industri
biasanya kurang. Orang tua yang tinggal di kota cenderung lebih memperhatikan perkembangan
anak dibandingkan orang tua yang tinggal di pedesaan.

Dengan demikian, besar kecilnya perhatian orang tua terhadap anaknya dipengaruhi halhal yang saling berkaitan dengan pribadi, kesehatan jasmani dan rohani, kesibukan, faktor
ekonomi, keutuhan keluarga, lingkungan pendidikan, kesadaran orang tua dan lingkungan sosial.

2.

a.
b.
1)
2)
c.
1)
2)

Macam-macam Perhatian Orang Tua


Perhatian orang tua dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian menurut Sumadi
Suryabrata (2000), yaitu sebagai berikut:
Atas dasar intensitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau
pengalaman batin, dapat dibedakan menjadi perhatian intensif dan perhatian tidak intensif.
Atas dasar timbulnya, perhatian dibedakan menjadi :
Perhatian spontan
Merupakan perhatian yang timbul begitu saja, seakan-akan tanpa usaha atau tanpa sengaja.
Perhatian sekehendak
Merupakan perhatian yang timbul karena ada usaha disertai dengan kehendak yang kuat.
Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi:
Perhatian terpencar (deskriptif)
Adalah perhatian yang pada satu saat dapat tertuju pada bermacam-macam obyek.
Perhatian terpusat (konsentratif).
Adalah perhatian yang pada satu saat hanya dapat tertuju pada obyek yang sangat terbatas.
Ciri-ciri orang tua yang memberikan perhatian kepada anak yaitu memberikan kasih
sayang, baik berupa materi maupun spiritual, memenuhi kebutuhan pendidikan yang meliputi
sarana dan prasarana, memenuhi kebutuhan kesehatan, baik berupa fisik maupun mental anak.

3. Bentuk Perhatian Orang Tua terhadap Belajar Anak


Perhatian orang tua, terutama dalam pendidikan anak sangatlah diperlukan. Terlebih lagi
yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar yang dilakukan anak
sehari-hari dalam kapasitasnya sebagai pelajar dan penuntut ilmu, yang akan diproyeksikan kelak
sebagai pemimpin masa depan. Bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak dapat berupa
pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan
penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak.
a) Pemberian bimbingan dan nasihat

1)

Pemberian bimbingan Belajar


Menurut Oemar Hamalik (2002) dengan mengutip pendapat Stikes & Dorcy, menyatakan
bahwa bimbingan adalah suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya individu
itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya. Di dalam belajar anak
membutuhkan bimbingan. Anak tidak mungkin tumbuh sendiri dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam masalah
belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih labil, untuk itu orang tua perlu
memberikan bimbingan pada anak selama ia belajar. Dengan pemberian bimbingan ini anak akan

merasa semakin termotivasi, dan dapat menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya.


2) Memberikan nasihat
Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak. Menasihati
anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan,
pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dapat diberikan orang tua pada saat anak belajar di
rumah. Dengan demikian maka orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan anaknya dalam
belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan tersebut dapat membantu usaha untuk
mengatasi kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
b) Pengawasan Terhadap belajar
Orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar. Dengan
cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan
belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lainlain. Dengan demikian orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak
dapat meraih hasil belajar yang maksimal. Pengawasan atau kontrol yang dilakukan orang tua
tidak hanya ketika anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orang tua juga terhadap kegiatan
anak di sekolah. Pengetahuan orang tua tentang pengalaman anak di sekolah sangat membantu
orang tua untuk lebih dapat memotivasi belajar anak dan membantu anak menghadapi masalahmasalah yang dihadapi anak di sekolah serta tugas-tugas sekolah.

c)

Pemberian motivasi dan penghargaan


Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya mampu
memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya
tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih
giat belajar. Jika anak tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati
kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Dan untuk mendorong semangat
belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah minat
belajar bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang maka
tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada anak
untuk lebih giat dalam belajar. Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau
kurang itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari orang tua akan
bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan menimbulkan keputusasaan. Tindakan ini
perlu dilakukan oleh orang tua baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari
berbagai jenis aktivitas, seperti mengarahkan cara belajar, mengatur waktu belajar dan

sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu tidak memberatkan anak.
d) Pemenuhan kebutuhan belajar
Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang
kegiatan belajar anak. kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah,
buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi
anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik.
Dalam hal ini Bimo Walgito (1990) menyatakan bahwa semakin lengkap alat-alat
pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan sebaik-baiknya, sebaliknya kalau alatalatnya tidak lengkap, maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses belajar, sehingga
hasilnya akan mengalami gangguan. Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai
akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan

belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan
belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Hal
itu dapat diketahui bahwa dengan dicukupinya kebutuhan belajar, berarti anak merasa
diperhatikan oleh orang tuanya. Kebutuhan belajar, seperti buku termasuk unsur yang sangat
penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Dengan dicukupinya buku yang merupakan
salah satu sumber belajar, akan memperlancar proses belajar mengajar di dalam kelas dan
mempermudah dalam belajar di rumah. Dan juga akan dapat meningkatkan semangat belajar
bagi anak. Dengan demikian sudah sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan
berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak.
B. Belajar dan Prestasi Belajar
1. Belajar
Menurut Morgan dalam Sagala (2003), belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Menurut Gagne dalam Sagala (2003), belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Garret dalam Sagala (2003)
berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama
melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan cara bereaksi
terhadap perangsang tertentu. Kemudian Crow dalam Sagala (2003) mengemukakan bahwa
belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap.
Dalam kaitan dengan hal tersebut, Slameto (2003) yakni belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Bertitik tolak dari berbagai pandangan sejumlah ahli tersebut mengenai belajar, walaupun
ada perbedaan pengertian, namun secara eksplisit maupun implisit di antara mereka mempunyai
kesamaan yaitu definisi manapun, belajar itu selalu merujuk pada suatu proses perubahan
perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar juga merupakan suatu hasil yang dapat dicapai setelah individu yang
bersangkutan mengalami suatu proses pembelajaran terhadap pengetahuan tertentu dan
dinyatakan dengan nilai serta dapat dilihat pada akhir setiap proses belajar. Prestasi belajar
berfungsi sebagai alat ukur dalam pencapaian tujuan suatu bidang studi. Berikut ini adalah
pendapat beberapa ahli tentang prestasi belajar :
Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000) berpendapat bahwa prestasi belajar
merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran
yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu
dengan baik. Suwarno (1997) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha
suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Djaali H (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pretasi belajar yaitu :
a) Faktor Dari Dalam Diri
1) Kesehatan, apabila kesehatan anak terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, deman dan lainlain, maka hal ini dapat membuat anak tidak bergairah untuk mau belajar. Secara psikologi,
gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi proses belajar.
2) Intelegensi, faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar
anak. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence, intelegensi memiliki tujuh dimensi
yang semiotonom, yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestetik fisik, sosial
interpersonal dan intrapersonal.
3)
Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan

mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak
mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan.
4)

Cara belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan

5)

buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.


Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan
mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak

mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan.
6) Cara belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan
buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.
b) Faktor Dari Lingkungan
1) Keluarga, situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orangtua,
status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara, bimbingan orangtua, dukungan
orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.
2) Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sekolah, rasio
3)

jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses belajar.
Masyarakat, apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral yang
baik, terutama anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk lebih giat belajar.

4)

Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim juga dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.

C. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa


Dari serangkaian penelitian yang dilakukan oleh Tata Eliestiana Dyah Armunanto (2004)
menyimpulkan bahwa peranan orang tua dalam lingkungan keluarga yang terpenting adalah
memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak, sebab pengalaman pertama merupakan
faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Disimpulkan pula bahwa siswa yang mendapat
perhatian baik dari orang tuanya mendapat prestasi belajar lebih baik dibanding siswa yang

kurang mendapat perhatian dari orang tua. Perhatian orang tua memiliki hubungan positif dengan
prestasi belajar anak di sekolah.
Menurut hasil-hasil penelitian selama 30 tahun terakhir oleh National Parent Teacher
Asosiation, yang juga dikutip oleh Slameto (2003), menyimpulkan tentang manfaat perhatian
orang tua, terutama ayah, hubungannya dengan pendidikan anak, adalah:
...makin baiknya tumbuh kembang anak secara fisik, sosio- emosional, keterampilan kognitif,
pengetahuan dan bagaimana anak belajar sehingga prestasi belajarnya lebih tinggi sering
mendapat nilai A (9-10), kehadiran sekolah lebih tertib/disiplin serta aktif dalam ekstrakurikuler,
menyelesaikan dengan tepat dan benar PR, bersikap lebih positif terhadap sekolah, masuk
ranking yang lebih tinggi dan setamat SMTA memasuki Perguruan Tinggi favorit.
Perhatian orang tua pada aktivitas belajar anak dengan segala yang berhubungan
dengannya, dapat memberikan motivasi berprestasi yang tinggi dan memunculkan simpati anak
kepada orang tua yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri anak. Perhatian
orang tua sesungguhnya merupakan investasi kepada anak dalam meningkatkan aktivitas belajar,
dan membantu memaksimalkan perkembangan kepribadian serta prestasi belajar.
Senada dengan hal tersebut, Pramuji Wibowo (2007) menyatakan sebagai berikut:
Motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari orang tua atau keluarga. Hal ini dikarenakan
semenjak kecil anak bersosialisasi, menerima pendidikan (pendidikan informal) pertama kalinya
adalah di dalam keluarga, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan
pendidikan yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi anak. Belajar sebagai
proses interaksi untuk mencapai tujuan akan lebih efektif, bila ditunjang dengan motivasi yang
tinggi, baik yang berupa intrinsik maupun ekstrinsik, dan orang tua adalah hal yang signifikan
dalam membangkitkan motivasi seseorang.
Perhatian yang cukup dan perlakukan orang tua yang bijaksana terhadap anak, akan
berdampak pada kemampuan pengembangan potensi diri anak yang melahirkan motivasi belajar
yang tinggi dan kemampuan berkonsentrasi dalam aktivitas belajarnya yang akhirnya
berpengaruh kepada pencapaian prestasi yang maksimal.
Dari beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh perhatian orang tua
sangat dominan terhadap keberhasilan belajar anak. Dengan kata lain bahwa perhatian yang
diberikan orang tua terhadap anak, terutama dalam hal pendidikan dan belajarnya, memiliki
hubungan dan pengaruh positif terhadap prestasi belajar yang dicapai anak di sekolah. Dengan

demikian, rasa bangga akan melingkupi perasaan anak, sehingga anak semakin bersemangat
dalam menjalankan kewajibannya sebagai pelajar. Perhatian orang tua dalam pendidikan
anaknya sangat diperlukan, sebab dengan memberi perhatian, orang tua dapat menolong anak
untuk mengenali diri, mengembangkan potensi diri serta mampu mengatasi masalah-masalah
yang timbul sehubungan dengan pribadinya sehingga kegiatan belajar anak dapat berjalan
dengan baik. Dengan demikian diasumsikan bahwa prestasi belajarnya pun akan meningkat.
D. Kerangka Konseptual
Prestasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh orang tua tetapi juga yang berasal dari
dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Siswa yang mendapatkan prestasi belajar rendah ada
kemungkinan siswa tersebut kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya ataupun
dipengaruhi oleh lingkungannya. Salah satu faktor penyebab masalah yang kurang mendapatkan
perhatian dari orang tuanya adalah pemberian bimbingan belajar. Untuk dapat mengentaskan
masalah tersebut, perlu diteliti jenis masalah apa yang dirasakan siswa.

Kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:


Trapizoid:interen

trapizoid:eksteren

E. Hipotesis Dalam buku Prosedur Penelitian dikemukakan Hipotesis merupakan suatu


jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul (Arikunto, 2006: 71). Sedangkan ahli lain mengemukakan Hipotesis adalah
pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya
(Sutrisno Hadi, 2000: 210).

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan atau jawaban
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti kenyataanya. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini: Ada Pengaruh Pengaruh
Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Anda mungkin juga menyukai