Anda di halaman 1dari 2

Identifikasi masalah

Setelah melakukan observasi yang bertempat di SMA N 15 Pekanbaru, masalah yang


ditemukan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Keterbatasan sarana dan prasarana.


Pelaksanaan kurikulum 2013 yang kurang optimal.
Kurangnya semangat belajar peserta didik.
Ribut di dalam kelas.
Beberapa peserta didik keluar dari kelas pada saat jam pelajaran masih berlangsung.
Nilai yang cenderung rendah.

Analisa masalah
SMA N 15 Pekanbaru masih tergolong SMA baru di Pekanbaru, SMA ini didirikan pada
tahun 2014. Oleh sebab itu masih banyak terdapat kekurangan dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di dalamnya. Ketika dilakukan observasi ternyata di SMA N 15 Pekanbaru ini
belum ada laboratorium. Dengan tidak adanya laboratorium ini maka banyak peserta didik dan
guru yang merasa sedikit kesulitan. Dari sisi peserta didik, mereka kesulitan untuk memahami
beberapa materi yang sebenarnya lebih mudah jika dipelajari dengan melaksanakan praktikum.
Sedangkan dari sudut pandang guru, mereka mengalami kesulitan pada materi yang bersifat
abstrak. Guru harus lebih memikirkan bagaimana sesuatu yang tidak berwujud untuk dapat
disampaikan kepada peserta didik dan mereka dapat menerima dan memahaminya tanpa adanya
kesalahan konsep.
Masalah selanjutnya yaitu pelaksanaan kurikulum 2013 yang kurang optimal.
Dikatakan kurang optimal karena peserta didik dan juga guru belum dapat
beradaptasi dengan kurikulum terbaru ini. Pada kurikulum 2013 peserta didik
dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dan guru berperan sebagai
fasilitator. Ketika kurikulum ini diterapkan banyak peserta didik yang jadi kurang
paham akan materi yang diajarkan terutama bagi peserta didik yang pasif.
Sehingga karena kekhawatiran guru pada peserta didik yang pasif tersebut akhirnya
guru memberi penjelasan yang lebih saat di kelas, jika tidak maka peserta didik
yang tidak mengerti akan menjadi lebih tidak paham pada materi yang diajarkan.
Kurangnya semangat belajar peserta didik, banyak hal yang menyebabkan
turunnya semangat peserta didik. Berdasarkan observasi, peserta didik mengaku

kurang berminat pada mata pelajaran kimia. Penyebab pertamanya yaitu mereka
menganggap pelajaran kimia sangat sulit untuk dipahami dan cara mengajar guru
di depan kelas yang kurang menarik bahkan terkesan menyeramkan. Terlalu banyak
anggapan bahwa guru eksak khususnya guru kimia merupakan guru yang ditakuti
karena cenderung keras dan mudah marah. Hal ini seharusnya menjadi perhatian
lebih karena kunci semangat belajar seorang peserta didik ada pada gurunya.
Seorang guru harus menanamkan bahwa menjadi disegani lebih baik dari pada
ditakuti.

Karena semangat belajar yang kurang hal ini sering kali menjadi alasan peserta didik
tidak memperhatikan pelajaran. Mereka lebih senang mengobrol bersama teman sebangkunya
atau bahkan bermain handphone. Tidak jarang mereka memilih keluar dari kelas dengan alasan
ke toilet. Bahkan ditemukan juga beberapa peserta didik yang keluar dari kelas dengan jumlah 4
orang hanya untuk mengambil beberapa buku di ruang majelis guru.
Suasana kelas yang tidak lagi tenang tentu menjadi kurang nyaman bagi peserta didik
yang ingin mendengarkan gurunya. Karena kurangnya konsentrasi maka hal ini menyebabkan
nilai peserta didik menjadi rendah.
Setelah dilakukan analisis maka dapat disimpulkan bahwa factor penyebab masalahmasalah pada SMA N 15 Pekanbaru ini adalah kurangnya inovasi guru dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga menyebabkan peserta didik bosan.
Semua masalah yang ditemukan saling berkaitan satu sama lainnya. Dengan menemukan
solusi yang tepat maka masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan mudah.

Anda mungkin juga menyukai