Bundle 1
Padang pasok bijih besi ke China
PADANG: PT Gainet International Indonesia, perusahaan pengolah bijih besi asal
China yang beroperasi di Padang, Sumbar siap memenuhi kebutuhan bijih besi
pabrik baja China.
Profil Pabrik bijih besi PT Gainet International Indonesia:
Lokasi
Luas
Investasi
Kapasitas produksi
Serapan tenaga
kerja
Untuk bahan baku perusahaan ini memperoleh pasokan dari Kabupaten Agam,
Solok Selatan, dan Dharmasraya yang selanjutnya diolah ulang sesuai standar
ekspor guna memenuhi permintaan pabrik baja luar negeri.
Dukungan Daerah
Walikota Padang Fauzi Bahar memberikan kemudahan pengurusan perizinan,
ketegasan waku penyiapan dokumen, dan menyiapkan tim pembantu pelaksana
penelitian ke lokasi pabrik yang diminati, serta memberlakukan penundaan pajak
dan retribusi di awal, dan baru akan dipungut setelah lahan investasi tersebut
menghasilkan.
Sumber : Bisnis Indonesia, 17 Februari 2011
Usulan ke Menkeu
14 Juni 2010
14 Juni 2010
20 Juli 2010
28 Desember
2010
28 Desember
2010
Negara pengimpor produk tali kawat baja antara lain China, Singapura, Jerman,
Jepang, Belgia, Amerika Serikat, dan Australia. Produk impor China menguasai pasar
terbesar diantara produk impor Negara lainnya dengan persentase 90,67% .
Jangan sampai industry dalam negeri harus menerima kenyataan yang lebih pahit
lagi dari keadaan yang telah terjadi, setelah produksi tergerus signifikan, pabrik pun
terancap tutup. Sebuah pernyataan besar pun terarah pada pemerintah: dimana
keberpihakan pemerintah terhadap industry domestik?
Sumber : Bisnis Indonesia, 17 Februari 2011
akibat kenaikan harga bahan baku, yakni bijih besi (adanya pembatasan
ekspor dari Negara bagian Karnataka, India) dan besi bekas (scrap).
Faktor lainnya yaitu dampak cuaca buruk sehingga menurunkan persediaan
di Amerika dan kawasan dunia lainnya.
Adanya penurunan pasokan slab yang disebabkan turunnya produksi
sejumlah perusahaan tambang besar, a.l. Arcellor Mittal dan Sidor
(Venezuela)
Dampak China
Karena kebutuhan China akan baja yang tinggi, China menahan ekspor baja
sehingga menjadikan pasar sedikit bergejolak. Banjir dan badai Yasi di Australia juga
memperburuk situasi pasar karena gangguan pasokan batu bara kokas yang
merupakan 50% campuran bahan baku baja.
Bundle 2
Proyek smelter terkendala bahan baku
Dua rencana investasi pembangunan pabrik pengolahan tembaga di Kalimantan
dan Sulawesi belum terealisasi karena masih terhambat oleh ketersediaan bahan
baku. Smelter di Sulawesi itu bekerja sama dengan Australia. Kapasitasnya setara
dengan yang ada di Gresik, Jawa TImur. Rencana ini merupakan tindak lanjut dari
UU No.4/2009 tentang Mineral dan Batu bara yang mewajibkan bahan tambang
untuk diolah di dalam negeri sebelum di ekspor.
Sumber : Bisnin Indonesi, 16 Februari 2011
Keterangan
Pendapatan
Beban Pokok Pendapatan
Laba Kotor
Beban Usaha
Laba Usaha
Penghasilan Lain-lain
Laba sebelum Pajak
Beban Pajak Bersih
Laba Bersih
Aset
NPM (%)
ROE (%)
ROA (%)
200
9
16,9
1
12,6
2
2,34
1,24
0,99
0,39
1,38
0,33
0,49
17,5
8
7,15
11,4
2
6,04
201
0
14,8
6
15,7
3
1,18
1,16
0,03
0,44
0,47
0,03
1,06
12,7
9
2,92
8,5
3,8
1.340
850
- Rata-rata
1.145
Meskipun mengalami penurunan pendapatan, ada pendapat bahwa BUMN baja itu
masih tetap menjadi market leader dalam industry bila dilihat dari potensi
pertumbuhan, tambahnya, emiten berkode KRAS masih baik.
Seiring dengan laporan keuangan Krakatau Steel, dua emiten baja PT Jaya Pari Steel
Tbk dan PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk juga melaporkan kinerja dan mencatat
pertumbuhan labanya.
Keterangan
tahun
Laba Bersih
Pendapatan
2010
Rp 28,45
miliar
Rp427,79
miliar
listrik berkapasitas 2x14 MW per tahun baru selesai 63,85%, sehingga proyek
pembangunan pabrik Meratus Jaya diperkirakan selesai pada semester II 2012.
Hasil produksi Meratus Jaya akan mengurangi bahan baku impor dan menekan
biaya produksi Krakatau Steel sehingga dapat lebih menaikkan nilai jual produk
Krakatau Steel. Sampai saat ini, Krakatau Steel masih mengimpor 100% bahan baku
yang berupa pelat baja.
Pabrik Meratus Jaya merupakan hasil patungan antara Krakatau Steel dengan PT
Aneka Tambang (persero) Tbk (ANTM) dengan kepemilikan saham 66% dan 34%
dan didirikan sejak 2008. Total nilai investasi pembangunan pabrik besi dan
pembangkit listrik Meratus diestimasi sebesar Rp1,1 triliun.
Sumber :www.indonesiafinancetoday, 1 Desember 2011
Kuartal III
2010
11.877
9.709
2.168
1.012
Kuartal III
2011
12.653
11.443
1.210
1.045
Kenaikan beban disebabkan kenaikan biaya bahan baku yang naik 37% menjadi Rp
7,1 triliun. Secara total, biaya produksi perseroan naik 9% menjadi 10,7 triliun.
Sedangkan, kenaikan biaya produksi terbesar antara lain disebabkan oleh besarnya
harga impor pellet yang naik 47% disbanding tahun lalu akibat krisis Eropa dan
kemudian berpengaruh ke Asia.
Kuartal III 2011 Krakatau Steel
Keterangan
Penjualan Baja Pasar Lokal
Penjualan Baja Ekspor
Kenaik
an
6,1%
17%
Nilai
Rp 11,1
triliun
Rp 392
27%
159%
-14%
Lainnya
24%
miliar
Rp 185
miliar
Rp 1,9
miliar
Rp 410
miliar
Rp 473 iliar