Titra Si
Titra Si
Lalu letakkan erlenmeyer tadi dibawah buret yang berisi larutan NaOH dan tetesi
sedikit demi sedikit sambil erlenmeyer digoyang-goyang. Lakukan hingga larutan
HCl yang mulanya benih hingga berubah menjadi pink muda. Apabila larutan HCl
sudah berubah warna menjadi pink muda, maka cepat-cepat tutup kran pada buret
untuk menghindari larutan NaOH menetes kembali, lalu didapatkan volume NaOH
terpakai sebanyak 12,5 ml
Fungsi dari HCl yaitu sebagai larutan standar primer yang berperan dalam proses
standarisasi NaOH.
TITRASI ALKALIMETRI
Pada percobaan ke tiga, na2b4o7 ditambahkan 2-3 tetes metil orange. Hcl diisi
penuh hingga batas garisnya. Lalu, diteteskan HCL hingga terjadi perubahan warna
pada na2b4o7 dan warna berubah dari orange menjadi keunguan sembari HCL
diteteskan hingga berubah warna tabung Erlenmeyer tetep di homogenkan. Volume
HCL yang terpakai setelah na2b4o7 berubah warna adalah 24,5 ml
TITRASI SEMPEL
Titrasi sempel yang digunakan adalah sempel timun yang sifatnya asam. Berarti
titrasi yang dilakukan adalah titrasi asidimetri dan langkah-langkahnya pun juga
sama tetapi Erlenmeyer diisikan dengan sempel baru diberi dengan PP lalu lakukan
titrasi hingga terjadi perubahan warna bila sudah dihentikan titrasi dan hasil warna
titrasi sempel adalah pink. Dan volume NaOH yang terpakai adalah 25,3 ml
dipergunakan indikator yang sejenis yaitu fenoftalen (PP) dan metil orange (MO).
Hal tersebut dilakukan karena jika menggunakan indikator yang lain, misalnya TB,
MG atau yang lain, maka trayek pHnya sangat jauh dari ekuivalen. (Harjadi, W.
1990)
KESIMPULAN
Titirasi asam-basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk menentukan
jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Kebanyakan asam dan basa
organik dan organik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagian senyawa
itu terutama senyawa organik tidak larut dalam air. Namun demikian umumnya
senyawa organik dapat larut dalam pelarut organik, karena itu senyawa organik itu
dapat ditentukan dengan titrasi asam basa dalam pelarut inert. Untuk menentukan
asam digunakan larutan baku asam kaut misalnya HCl, sedangkan untuk
menentuan basa digunakan larutan basa kuat misalnya NaOH. Titik akhir titrasi
biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan indikator asam basa yang sesuai
atau dengan bantuan peralatan seperti potensiometri, spektrofotometer,
konduktometer.(Rivai, H, 1990)
Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 3 tetes indikator
berubah warna dari bening hingga menjadi pink. Volume NaOH yang digunakan
akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat
berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui,
barulah Konsentrasi HCl (asam) bisa dihitung.
SARAN
Dalam melakukan praktikum, sebaiknya harus berhati-hati dalam menggunakan
larutan-larutan yang ada di laboratorium dan dalam melakukan praktikum kali ini
kita juga harus memperhatikan ketelitian dalam mengukur volume larutan basa
(NaOH), karena volume larutan NaOH sangat mempengaruhi hasil konsentrasi HCl.
DAFTAR PUSTAKA
Esdi pangganti. 2011. Titrasi Asam
Basa.http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/ diakses pada 20
nov 13, pada pukul 19.23
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia: Jakarta
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press: Jakarta
Purba, Michael. 1997. Buku Pelajaran Ilmu Kimia Untuk SMU kelas 2. Erlangga:
Jakarta
Rivai, H. 1990. Asas Pemeriksaan Kimia. UI Press: Jakarta
Susanti, S. 1995. Analisis Kimia Farmasi Kualitatif. LEPHAS: Makassar