a. Tujuan
Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk menyusun
kerangka konsep berdasarkan keadaan individu, keluarga, dan masyarakat
agar kebutuhan mereka terpenuhi (Nursalam, 2011)
b. Organisasi
Proses keperawatan merupakan organisasi yang mengelola proses
keperawatan secara sistematik dalam memberikan asuhan keperawatan
yang dikelompokkan pada lima tahap proses keperawatan yaitu
pengkajian, diagnosa, rencana, tindakan, dan evaluasi keperawatan
(Hutahean, 2010).
c. Properti atau karakteristik
Proses keperawatan mempunyai enam karakteristik, yaitu tujuan,
sistematis, dinamik, interaktif, fleksibel dan teoritis yang dijabarkan
sebagai berikut (Nursalam, 2011):
1) Tujuan, proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui
tahapan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan kepada
klien.
2) Sistematis, proses keperawatan menggunakan suatu pendekatan yang
terorganisasi untuk mencapai tujuan
3) Dinamik, proses keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan klien dilaksanakan secara
berkesinambungan
4) Interaktif, dalam hal ini proses keperawatan mempunyai hubungan
timbal balik antar perawat, klien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya
5) Fleksibel, proses keperawatan dapat diadopsi pada praktek
keperawatan dalam situasi apapun
6) Teoritis, setiap langkah proses keperawtan didasarkan pada suatu
ilmu yang luas
Pasien masuk
pengkajian
Evaluasi Diagnosa
Pasien Keluar
Implementasi Perencanaan
b. Diagnosa keperawatan
Menurut North Amrican Nursing Diagnosis Assocation (NANDA) yang
dikutip oleh Nursalam, (2011), diagnosa keperawatan adalah keputusan
klinik mengenai respon individu (klien dan masyarakat) tentang masalah
kesehatan aktual respons individu (klien dan masyarakat) tentang masalah
kesehatan aktual atau potensial meliputi tanda dan gejala yang dialami
oleh klien diagnosa keperawatan merupakan dasar dalam penyusunan
rencana tindakan asuhan keperawatan.
c. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan tahapan dimana perawat
menetapkan tujuan keperawatan, penetapan kriteria hasil, penetapan
rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien untuk memecahkan
masalah yang dialami klien serta rasional dari masing-masing rencana
tindakan yang akan diberikan kepada klien (hutahaean, 2010).
d. Implementasi keperawatan
Tahap implementasi merupakan tahapan pelaksanaan dari rencana
tindakan keperawatan yang bertujuan membantu klien mencapai tujuan
yang telah ditetapkan meliputi peningkatan kesehatan, penegahan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.
e. Evaluasi Keperawatan
Yaitu tahap akhir dalam proses keperawatan yang merupakan tindakan
intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang merupakan
tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Evaluasi ini dilakukan dengan
melihat respon klien sehingga perawat dapat mengambil keputusan
sebagai berikut (Nursalam, 2011):
1) Mengakhiri rencana asuhan keperawatan (jika klien telah mencapai
tujuan yang ditetapkan).
2) Memodifikasi rencana asuhan keperawatan (jika klien mengalami
kesulitan untuk mencapai tujuan).
3) Meneruskan rencana asuhan keperawatan (jika klien memerlukan
waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan).
Pasien keluar dari siklus jika kriteria hasil telah dicapai. Pasien
memasuki kembali siklus jika kriteria hasil belum tercapai.
Perawatkemudian mengkaji kembali pasien dan merencakan untuk
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kriteria hasil
(Asmadi, 2008).
Tujuan Dokumentasi
Dokumentasi keperawaan mrpakan dokumen rahasia yang
mencatat semua pelayanan keperawatan klien sehingga dapat diartikan sebagai
dokumen bisnis dan hukum yang mempunyai manfaat dan kegunaan. Berikut
merupakan tujuan utama dari dokumentasi keperawatan (Nursalam, 2011).
a. Mengidentifikasikan status kesehatan klin dalam rangka
mendokumentasikan kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan
asuhan keperawatan, dan mengevaluasi intervensi.
b. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum, etika. Hal ini juga
menyediakan:
1) Bukti kualitas asuhan keperawatan
2) Bukti ilegal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada
klien
3) Informasi sebagai perlindungan individu perawat
4) Bukti aplikasi standar praktik keperawatan
5) Sumber informasu statistik praktik keperawatan
6) Sumber informasi untuk data yang harus dimasukkan
7) Komunikasi konsep resiko asuhan keperawatan
8) Informasi untuk peserta didik keperawatan
9) Persepsi klien
10) Dokumentasi untuk tenaga profesional, tanggung jawab etik, dan
menjaga kerahasiaan informasi klien
11) Suatu data keuangan yang sesuai
12) Data perencanaan pelayanan kesehatan di masa yang akan datang
c. Standar dokumentasi
Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan
kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan dengan baik dalam
suatu situasi tertentu (Nursalam, 2011). Sttandar dokumentasi
memberikan informasi adanya suatu ukuran terhadap kualitas
dokumentasi keperawatan. Perawat memerlukan suatu standar
dokumentasi untuk memperkuat pola pendokumentasian dan sebagai
petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam
memberikan asuhan keperawatan. Kemampuan perawat dalam
pendokumentasian ditujukan pada keterampilan menulis sesuai
dengan standar dokumentasi yang konsisten, pola yang efektif,
lengkap dan akurat. Standar dokumentasi antara lain:
1) Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang telah
ditetapkan oleh profesi keperawatan atau pun pemerintahan
2) Standar profesi keperawatan yang dituliskan dalam catatan
kesehatan
3) Peraturan tentang praktik keperawatan yang dapat dilihat
pada catatan pelayanan kesehatan
4) Pedoman akreditasi yang harus diakui
Dokumentasi Pengkajian
Dokumentasi pengkajian merupakan catatan tentang hasil pengkajian yang
dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari pasien, membuat data dasar
tentang klien, dan membuat catatan tentang respon kesehatan klien. Standar
dokumentasi pengkajian harus bersifat
Masing-masing