Laporan lengkap Biologi Dasar dengan judul Pengaruh suhu terhadap aktivitas
organisme yang disusun oleh :
Nama
: Np Sriwulandari Alam
Nim
: 1414040002
Kelas
: Pendidikan Biologi
Kelompok
: 2 (Dua)
Kordinator Asisten
Asisten
Djumarimanto S.Pd
Rahmawati
Nim 1214041017
Mengetahui
Dosen Penanggungjawab
BAB 1
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida yang terjadi dalam
setiap tubuh hewan kemungkinan dapat berbeda. Perbedaan tersebut
terjadi karena ada nya perbedaan organ yang digunakan dalam proses
bernapas. Selain itu, habitat hewan tersebut juga turut membedakan
mekanisme pernapasannya. Sebagai contoh, hewan yang hidup di perairan
memiliki
mekanisme
pernapasan
yang
berbeda
dengan
hewan
insang
yang
disebut
operkulum.
Namun,
bagian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makhluk hidup memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap
kondisi lingkungannya. Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
disebut dengan adaptasi.Adaptasi dapat berupa adaptasi morfologi, fisiologis dan
tingkah laku. Pada lingkungan perairan,faktor fisika, kimiawi dan biologis
berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan
reproduksi biota perairan. Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan
bereproduksi
mencerminkan
keseluruhan
toleransinya
terhadap
kondisi
dengan
bentuk
lembaran-lembaran
merah
muda
dengan
jumlah 5 - 7 lembar
b. Setiap lembar terdiri atas sepasang filamen.
c. Pada permukaan filamen terdapat struktur yang letaknya saling sejajar
yang disebut lamela.
d. Setiap
lamela
mengandung
banyak
pembuluh
darah
yang
ikan. Kisaran toleransi suhu antara spesies ikan satu dengan lainnya
berbeda,misalnya pada ikan salmonid suhu terendah yang dapat menyebabkan
kematian berada tepatdiatas titik beku, sedangkan suhu tinggi dapat menyebabkan
gangguan fisiologis ikan (Tunas,2005).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat :
Hari/Tanggal
: Rabu,23 Januari 2015
Waktu
: Pukul 7.30 s/d 9.10 WITA
Tempat
: Laboratorium Biologi Lantai III sebelah barat, jurusan
biologi FMIPA UNM
B Alat dan bahan :
Alat :
a Termometer
b Stopwatch/Hp
c Toples/ becker gelas 2 buah
Bahan :
a. Ikan mas 2 ekor
b. Es batu
c. Air Kran
d. Air panas
C Cara Kerja
1 Memasukkan 3 ekor ikan mas koki yang relative sama besarnya kedalam
2
BAB IV
PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
1 Tabel Pengamatan
No
Suhu
Menit
3
Rata - rata
16
40
101
153
202
254
50,8
27
75
133
196
279
336
67,2
38
82
145
200
288
389
77,8
Analisis Data
a. Suhu 16
v
y
x
254
5
: 50,8 kali/menit
b. Suhu 27
y
v
: x
336
5
: 67,2 kali/menit
c. Suhu 38
y
v
: x
389
5
: 77,8 kali/menit
450
400
350
300
250
Suhu 200
Suhu 16
150
Suhu 27
Suhu 38
100
50
0
1
Menit ke
B Pembahasan
1
buka tutup operculum sebanyak 336 kali Pada suhu ini, ikan berada pada suhu
normal sehingga ikan tidak perlu terlalu banyak menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Frekuensi gerakan buka tutup operculum ikan, normal pada
suhu yang normal, dalam artian tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat
dalam melakukan gerakan buka tutup opeculum karena sudah sesuai dengan
tingkat kebutuhan oksigen yang dubutuhkannya. Rata-rata frekuensi gerakan
buka tutup operculum ikan pada air keran yang bersuhu 27C yaitu 202 kali.
3. Becker glass 1 (suhu 30 C)
Becker glass 1 berisi dengan air panas yang bersuhu 38C. pada menit
pertama, ikan melakukan gerakan buka tutup operculum sebanyak 82 kali,
pada menit kedua, ikan melakukan gerakan buka tutup operculum sebanyak
145 kali , pada menit ketiga ikan melakukan gerakan buka tutup operculum
sebanyak 200 kali, Pada menit Keempat, ikan melakukan gerakan buka tutup
operculum sebanyak 288 kali sedangkan pada menit kelima, ikan melakukan
gerakan buka tutup operculum sebanyak 389 kali. Pada suhu ini, ikan
melakukan banyak gerakan buka tutup operculum. Hal ini disebabkan karena
pada tempat yang bersuhu panas, ikan membutuhkan oksigen yang lebih
banyak, sedangkan oksigen yang tersedia tidak cukup banyak sehingga ikan
tersebut harus melakukan pernapasan dengan cepat dan ini terlihat pada
frekuensi gerakan buka tutup operculum dalam jumlah banyak setiap menitnya
dibandingkan dengan percobaan sebelumnya. Rata-rata pergerakan buka
tutupnya operculum ikan yaitu sebanyak 220 kali.
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah Suhu sangat berperan
penting dalam mengatur segala aktivitas biologis organisme, baik hewan
maupun tumbuhan. Pada suhu (16oC), kecepatan respirasinya lebih rendah
karena aktivitas organisme yang kurang aktif dan metabolisme ikan
manurun dan dalam percobaan ini Rata-rata pergerakan buka tutupnya
operculum ikan yaitu sebanyak 150 kali. Pada suhu normal (27oC),
kecepatan respirasi organisme /ikan normal, karena pada suhu ini
merupakan suhu optimum dimana organisme dapat hidup dengan baik dan
dalam percobaan ini Rata-rata pergerakan buka tutupnya operculum ikan
yaitu sebanyak 202 kali. Pada suhu (38oC), kecepatan respirasi ikan lebih
tinggi dan dalam percobaan ini Rata-rata pergerakan buka tutupnya
operculum ikan yaitu sebanyak 220 kali. Hal ini disebabkan karena pada
suhu tersebut jumlah oksigen yang tersedia lebih sedikit.
B Saran
Saran yang dapat saya asumsikan pada praktikum ini adalah sebaiknya
praktikan berhati hati dan teliti dalam melakukan percobaan jangan
sampai merusak alat alat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2004. Biologi, Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta. Penerbit Erlangga
Tunas, Arthama Wayan. 2005. Patologi Ikan Toloestei. Yogyakarta. Penerbit
Universitas Gadjah Mada
Kimball,john W. 1983. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Susanto,Pudyo 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Proyek
Nasional.
Tim Dosen UNM.2014. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar :
Jurusan Biologi FMIPA UNM
Pertanyaan :
1
Mengapa terjadi perbedaan frekuensi gerakan Operculum ikan pada suhu air
yang berbeda?
Jawab :
Terjadi perbedaan frekuensi gerakan operculum pada masing-masing becker
glass, karena aanya perbedaan suhu yang mempengaruhi aktivitas ikan.
Dimana smakin tinggi suhunya, semakin besar pula frekuensi operculum
sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan dengan temperatur yang tinggi.
Demikian pula pada suhu yang rendah, maka gerakan operculum ikan juga
lambat. Hal ini terjadi karena suhu rendah menyebabkan aktivitas ikan mas
koki juga rendah sehingga gerakan operculumnya juga lambat.
2
karena adanya suhu air yang berbeda-beda yaitu suhu air panas, dingin ,kran
atau normal.