Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap Biologi Dasar dengan judul Pengaruh suhu terhadap aktivitas
organisme yang disusun oleh :
Nama

: Np Sriwulandari Alam

Nim

: 1414040002

Kelas

: Pendidikan Biologi

Kelompok

: 2 (Dua)

Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten dan kordinator asisten .

Makassar, Januari 2015

Kordinator Asisten

Asisten

Djumarimanto S.Pd

Rahmawati
Nim 1214041017
Mengetahui
Dosen Penanggungjawab

Drs. H. Hamka L M.si


NIP. 19621231 198702 1 005

BAB 1

PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida yang terjadi dalam
setiap tubuh hewan kemungkinan dapat berbeda. Perbedaan tersebut
terjadi karena ada nya perbedaan organ yang digunakan dalam proses
bernapas. Selain itu, habitat hewan tersebut juga turut membedakan
mekanisme pernapasannya. Sebagai contoh, hewan yang hidup di perairan
memiliki

mekanisme

pernapasan

yang

berbeda

dengan

hewan

yang hidup di daratan.


Sebagian besar ikan menggunakan alat pernapasan yang disebut
insang. Pada ikan bertulang sejati, seperti ikan mas, insangnya memiliki tutup
pelindung

insang

yang

disebut

operkulum.

Namun,

bagian

ini tidak dimiliki ikan hiu.


Jika dihubungkan dengan kebutuhan energi, ada hubungan antara
pernapasan dengan suhu tubuh, yaitu bahwa antara kebutuhan energi
dengan suhu tubuh berbanding lurus. Artinya semakin tinggi suhu tubuh,
maka kebutuhan energi semakin banyak pula sehingga kebutuhan O2 juga
semakin banyak.
suhu merupakan salah satu faktor fisik yang paling jelas,mudah diukur dan
sangat beragam dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam aktivitas
organisme. ini terutama disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan
reaksi kimia dalam tubuh sekaligus menentukan kegiatan metabolisme dalam
tubuh. hewan homoeterm dapat mempertahankan tempratur tubuh mesjioun
temperatur lingkungan berubah. hewan yang bersifat polikiloterm adalah
hewan yang tempertur tubuhnya berubah ubah jika lingkungan berubah.
Berdasarkan pemaparan diatas, sehingga dilakukan sebuah percobaan yang
mengenai pengaruh suhu terhadap aktivitas organisme agar kita dapat
menengetahui kecepatan penggunaan oksigen pada suhu berbeda.
B Tujuan
Melalui percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat membadingkan
kecepatan penggunaan oksigen pada suhu yang berbeda.
C Manfaat

Mahasiswa telah mampu mengetahui penggunaan oksigen dalam suatu


organisme dengan kecepatan penggunaan oksigen pada suhu yang berbeda.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makhluk hidup memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap
kondisi lingkungannya. Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
disebut dengan adaptasi.Adaptasi dapat berupa adaptasi morfologi, fisiologis dan
tingkah laku. Pada lingkungan perairan,faktor fisika, kimiawi dan biologis
berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan
reproduksi biota perairan. Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan
bereproduksi

mencerminkan

keseluruhan

toleransinya

lingkungan yangdihadapi organisme tersebut (Campbell, 2004)

terhadap

kondisi

Menurut Susanto (2000), adaptasi fisiologis hewan terhadap temperatur


lingkungan meliputi tiga hal: 1) adaptasi untuk hidup di lingkungan bertemperatur
rendah, 2) adaptasi untuk hidup pada lingkungan bertemperatur tinggi, 3) adaptasi
untuk mengetahui perubahan temperatur tubuh sebagai akibat perubahan
temperatur lingkungan. Berdasarkan responnya terhadap perubahan temperatur
lingkungan, hewan di kelompokkan menjadi hewan homoeterm dan hewan
poikiloterm. Hewan homoeterm dapat mempertahankan temperature tubuh
meskipun temperatur lingkungan berubah. Hewan yang bersifat homoetermik
adalah mamalia dan burung. Hewan poikiloterm adalah hewan yang temperatur
tubuhnya berubah-ubah jika temperatur lingkungan berubah. Hewan yang bersifat
poikilotermik adalah reptile, amfibi, ikan dan hewan-hewan avertebrata. Sebagai
contoh: temperatur tubuh ikan sama dengan temperatur air dimana ikan itu
berenang.
Menurut Kimball (1983 ) organ pernapasan pada ikan adalah:
a. Insang

dengan

bentuk

lembaran-lembaran

merah

muda

dengan

jumlah 5 - 7 lembar
b. Setiap lembar terdiri atas sepasang filamen.
c. Pada permukaan filamen terdapat struktur yang letaknya saling sejajar
yang disebut lamela.
d. Setiap

lamela

mengandung

banyak

pembuluh

darah

yang

memungkinkan oksigen berdifusi masuk dan karbon dioksida keluar


dari insang.
Menurut Kimball (1983) pernapasan dilakukan melalui 2 tahap, yaitu:
1. Inspirasi (tahap pengambilan oksigen)
O2 dimasukkan ke dalam insang melalui rongga mulut
2. Ekspirasi (tahap pelepasan karbon dioksida)
Co2 dikeluarkan melalui celah insang. Melalui celah ini air akan
menyentuh lembar-lembar insang sehingga terjadilah pertukaran gas, ketika
darah melepaskan CO2 dan mengikat O2 dari air. Beberapa ikan, misalnya
ikan mas, memiliki gelembung sebagai alat bantu pernapasan. Alat ini
membantu pernapasan ikan dalam memperoleh dan menyimpan O2. Selain

untuk menyimpan udara, gelembung renang berperan sebagai alat hidrostatik,


yaitu alat untuk mengetahui tekanan tempat ikan berenang.
Salah satu faktor fisik lingkungan perairan adalah suhu. Perubahan suhu
dipengaruhi oleh letak geografisnya, ketinggian tempat, lama paparan terhadap
matahari dan kedalaman badan air (Tunas, 2005).
Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul. Suhu merupakan salah satu
Menurut Cambell (2004) faktor yang sangat penting dalam mengatur proses
kehidupan dan penyebaran organisme Kenaikan suhu air akan dapat menimbulkan
beberapa akibat sebagai berikut,
(a) Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun,
(b) Kecepatan reaksi kimia meningkat,
(c) Kehidupanikan dan hewan air lainnya terganggu,
(d) Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan danhewan air lainnya
mungkin akan mati.
Pada ikan yang merupakan hewan ektoterm (hewan yang suhu tubuhnya
diperoleh darisuhu di sekelilingnya/lingkungan), peningkatan metabolisme
pengaruhi oleh peningkatan suhutubuhnya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada
proses metabolisme melibatkan reaksi yangdipacu oleh enzim. Bila suhu tubuh
meningkat maka enzim akan lebih aktif memecah substratsehingga metabolisme
naik. Bila metabolisme naik maka akan menghasilkan semakin banyak metabolit.
Semakin banyak metabolit maka darah akan melakukan transport metabolit
untuk diedarkan ke seluruh tubuh menjadi lebih cepat sehingga frekuensi denyut
jantung juga menjadimeningkat yang akan berpengaruh pada semakin cepatnya
operculum untuk membuka dan menutup. Apabila suhu yang berada di sekitar
atau lingkungan rendah maka terjadi penurunanaktivitas tubuh, karena proses
metabolisme tubuh tersebut melibatkan reaksi yang dikendalikanoleh enzim.
Enzim akan menurunkan aktivitas sel apabila berada pada suhu yang rendah. Oleh
karena itu, aktivitas ikan pada suhu air yang rendah atau dingin akan lebih turun
atau lambatdibandingkan bila berada di lingkungan suhu air yang tinggi Ikan yang
hidup di dalam air yang mempunyai suhu relatif tinggi akan mengalami kenaikan
kecepatan respirasi. Hal tersebut dapat diamati dari perubahan gerakan operculum

ikan. Kisaran toleransi suhu antara spesies ikan satu dengan lainnya
berbeda,misalnya pada ikan salmonid suhu terendah yang dapat menyebabkan
kematian berada tepatdiatas titik beku, sedangkan suhu tinggi dapat menyebabkan
gangguan fisiologis ikan (Tunas,2005).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat :
Hari/Tanggal
: Rabu,23 Januari 2015
Waktu
: Pukul 7.30 s/d 9.10 WITA
Tempat
: Laboratorium Biologi Lantai III sebelah barat, jurusan
biologi FMIPA UNM
B Alat dan bahan :
Alat :
a Termometer
b Stopwatch/Hp
c Toples/ becker gelas 2 buah
Bahan :
a. Ikan mas 2 ekor
b. Es batu

c. Air Kran
d. Air panas
C Cara Kerja
1 Memasukkan 3 ekor ikan mas koki yang relative sama besarnya kedalam
2

becker gelas berisi air kran, dan aklimatisasi selama 15 menit


Mengambil 1 ekor ikan mas koki dan memasukkan ke dalam becker
gelas(A) yang berisi air panas (38C) 800 mL. Menghitung dan mencatat

frekuensi gerakan (buka-tutup) Operculum dalam 1 menit setiap 5 menit


Mengambil 1 ekor ikan mas koki dan masukkan ke dalam becker gelas
(B) yang berisi air dingin (16C) 800 mL. Menghitung dan mencatat

frekuensi gerakan (buka-tutup) Operculum dalam 1 menit setiap 5 menit


Mengambil 1 ekor ikan mas koki dan memasukkan ke dalam becker
gelas(C) yang berisi air kran (27C) 800 mL. Menghitung dan mencatat

frekuensi gerakan (buka-tutup) Operculum dalam 1 menit setiap 5 menit.


Mencatat hasil pengamatan saudara dalam tabel

BAB IV
PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
1 Tabel Pengamatan
No

Suhu

Menit
3

Rata - rata

16

40

101

153

202

254

50,8

27

75

133

196

279

336

67,2

38

82

145

200

288

389

77,8

Analisis Data

a. Suhu 16
v

y
x

254
5

: 50,8 kali/menit
b. Suhu 27
y
v
: x

336
5

: 67,2 kali/menit
c. Suhu 38
y
v
: x

389
5

: 77,8 kali/menit

Hubungan suhu,waktu terhadap aktivitas tutup buka operculum

450
400
350
300
250
Suhu 200

Suhu 16

150

Suhu 27
Suhu 38

100
50
0
1

Menit ke

B Pembahasan
1

Becker glass 1 (suhu 16 C)


Pada Becker glass 1 yang berisi air dingin dengan suhu 16C, pada menit
pertama ikan melaukan gerakan buka tutup operculum sebanyak 42 kali,
kemudian pada menit ke kedua gerakan buka tutup operculum sebanyak 101
kali. Pada menit ketiga gerakan buka tutup opeculum ikan sebanyak 153 kali.
Pada menit keempat gerakan buka tutup opeculum ikan sebanyak 202 dan
pada menit kelima frekuensi gerakan buka tutup operculum sebanyak 252 kali.
Pada suhu dingin, ikan sedikit melakukan garakan buka tutup operculum di
bandingkan pada suhu yang normal. Hal ini disebabkan karena pada suhu
yang dingin, oksigen yang terdapat pada lingkungan cukup tersedia sehingga
kebutuhan oksigen ikan terpenuhi. Rata-rata frekuensi gerakan buka tutup
operculum pada suhu dingin yaitu 150 kali. Pada suhu dingin, ikan tidak
terlalu banyak melakukan aktivitas. 2. Becker glass 1 (suhu 27 C)
Pada Becker glass 1 berisi dengan air kran yang bersuhu 27C. Pada menit
pertama, ikan melakukan gerakan buka tutup operculum sebanyak 75 kali.
Pada menit kedua ikan melakukan gerakan buka tutup operculum sebanyak
133 kali. Pada menit ketiga, ikan melakukan gerakan buka tutup operculum
sebanyak 196 kali. Pada menit keempat, ikan melakukan gerakan buka tutup
operculum sebanyak 279 kali dan Pada menit kelima, ikan melakukan gerakan

buka tutup operculum sebanyak 336 kali Pada suhu ini, ikan berada pada suhu
normal sehingga ikan tidak perlu terlalu banyak menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Frekuensi gerakan buka tutup operculum ikan, normal pada
suhu yang normal, dalam artian tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat
dalam melakukan gerakan buka tutup opeculum karena sudah sesuai dengan
tingkat kebutuhan oksigen yang dubutuhkannya. Rata-rata frekuensi gerakan
buka tutup operculum ikan pada air keran yang bersuhu 27C yaitu 202 kali.
3. Becker glass 1 (suhu 30 C)
Becker glass 1 berisi dengan air panas yang bersuhu 38C. pada menit
pertama, ikan melakukan gerakan buka tutup operculum sebanyak 82 kali,
pada menit kedua, ikan melakukan gerakan buka tutup operculum sebanyak
145 kali , pada menit ketiga ikan melakukan gerakan buka tutup operculum
sebanyak 200 kali, Pada menit Keempat, ikan melakukan gerakan buka tutup
operculum sebanyak 288 kali sedangkan pada menit kelima, ikan melakukan
gerakan buka tutup operculum sebanyak 389 kali. Pada suhu ini, ikan
melakukan banyak gerakan buka tutup operculum. Hal ini disebabkan karena
pada tempat yang bersuhu panas, ikan membutuhkan oksigen yang lebih
banyak, sedangkan oksigen yang tersedia tidak cukup banyak sehingga ikan
tersebut harus melakukan pernapasan dengan cepat dan ini terlihat pada
frekuensi gerakan buka tutup operculum dalam jumlah banyak setiap menitnya
dibandingkan dengan percobaan sebelumnya. Rata-rata pergerakan buka
tutupnya operculum ikan yaitu sebanyak 220 kali.

BAB V
PENUTUP

A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah Suhu sangat berperan
penting dalam mengatur segala aktivitas biologis organisme, baik hewan
maupun tumbuhan. Pada suhu (16oC), kecepatan respirasinya lebih rendah
karena aktivitas organisme yang kurang aktif dan metabolisme ikan
manurun dan dalam percobaan ini Rata-rata pergerakan buka tutupnya
operculum ikan yaitu sebanyak 150 kali. Pada suhu normal (27oC),
kecepatan respirasi organisme /ikan normal, karena pada suhu ini
merupakan suhu optimum dimana organisme dapat hidup dengan baik dan
dalam percobaan ini Rata-rata pergerakan buka tutupnya operculum ikan
yaitu sebanyak 202 kali. Pada suhu (38oC), kecepatan respirasi ikan lebih
tinggi dan dalam percobaan ini Rata-rata pergerakan buka tutupnya
operculum ikan yaitu sebanyak 220 kali. Hal ini disebabkan karena pada
suhu tersebut jumlah oksigen yang tersedia lebih sedikit.
B Saran
Saran yang dapat saya asumsikan pada praktikum ini adalah sebaiknya
praktikan berhati hati dan teliti dalam melakukan percobaan jangan
sampai merusak alat alat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2004. Biologi, Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta. Penerbit Erlangga
Tunas, Arthama Wayan. 2005. Patologi Ikan Toloestei. Yogyakarta. Penerbit
Universitas Gadjah Mada
Kimball,john W. 1983. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Susanto,Pudyo 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Proyek

Pengembangan Guru Sekolah Menengah IBRD Loan No. 3979


Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Nasional.
Tim Dosen UNM.2014. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar :
Jurusan Biologi FMIPA UNM

Pertanyaan :
1

Mengapa terjadi perbedaan frekuensi gerakan Operculum ikan pada suhu air
yang berbeda?
Jawab :
Terjadi perbedaan frekuensi gerakan operculum pada masing-masing becker
glass, karena aanya perbedaan suhu yang mempengaruhi aktivitas ikan.
Dimana smakin tinggi suhunya, semakin besar pula frekuensi operculum
sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan dengan temperatur yang tinggi.

Demikian pula pada suhu yang rendah, maka gerakan operculum ikan juga
lambat. Hal ini terjadi karena suhu rendah menyebabkan aktivitas ikan mas
koki juga rendah sehingga gerakan operculumnya juga lambat.
2

Pada suhu berapa frekuensi gerakan (buka tutup) operkulum tertinggi?


Jawab: pada suhu 38C

Pada suhu berapa frekuensi gerakan (buka tutup) operkulum terendah?


Jawab: pada suhu 16C

Mengapa terjadi perbedaan frekuensi gerakan (buka tutup) operculum ikan


berdasar suhu air?
Jawab:
terjadinya perbedaan frekuensi gerakan operculum

berdasarkan suhu air

karena adanya suhu air yang berbeda-beda yaitu suhu air panas, dingin ,kran
atau normal.

Anda mungkin juga menyukai