Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR PENGESAAHAN

Laporan lengkap Fisiologi Hewan dengan judul SARAF yang disusun


oleh :
Nama

: Np Sriwulandari Alam

Nim

: 1414040002

Kelas

: Pendidikan Biologi

Kelompok

: 3 (Tiga)

Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten dan kordinator asisten .


Makassar, 10 Juni 2016
Koordinator Asisten,

Asisten

Manggemba Daeng Paropo S.Pd

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab,

Dr. A. Munisa, S.Si, M.Si


NIP: 19720526 199802 2 001

Nurul Muhlishah
Nim. 1214140008

LEMBAR PENGESAAHAN
Laporan lengkap Fisiologi Hewan dengan judul URINALIS yang
disusun oleh :
Nama

: Np Sriwulandari Alam

Nim

: 1414040002

Kelas

: Pendidikan Biologi

Kelompok

: 3 (Tiga)

Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten dan kordinator asisten .


Makassar, 15 Juni 2016
Koordinator Asisten,

Asisten

Manggemba Daeng Paropo S.Pd

Manggemba Daeng Paropo S.Pd

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab,

Dr. A. Munisa, S.Si, M.Si


NIP: 19720526 199802 2 001

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sifat makhluk hidip yang berkaitan dengan cara penyampain
informasi tubuh adalah irnitabilitas yaitu kemampuan untuk merespon stimuli
atau

rangsangan

yang

biasanya

dapat

merupakan

suatu

perubahan

lingkungan.Sel saraf dalam sistem saraf berfungsi untuk menjalankan


impuls.Impuls dapat menjalar pada sebuah sel saraf ,juga dapat menjalar ke
sel lain dengan melintasi sinapsis. Perjalanan imfuls dapat terjadi dengan cara
transumsi elektrik atau transmisi kimiawi yang menggunakan bantuan
neurotransmitter. Proses transmisi sinapsis dapat berlangsung lebih lambat
atau mengalami gangguan.
Sinaps sangat penting dalam homeostatis karena kemampuannya untuk
meneruskan perjalanan satu impuls.Banyak penyakit menyerang otak di
sebabkan karena adanya gangguan sinaps juga merupakan tempat sasaran
bermacam-macam obat yang mempengaruhi otak.Stimulan adalah obat-obatan
yang menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam rentang waktu singkat
stimulant

biasanya

menaikan

efek

samping

dengan

menaikan

efektivitas.Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatik .Sistem saraf


pusat (CNS),atau kedua-duanya sekaligus.Beberapa stimulan menghasilkan
sensasi kegembiraan yang berlebihan,khususnya jenis-jenis yang memberikan
pangaruh terhadap CNS.
Peran atau kerja sinaps berpengaruh terhadap otak bahkan bias
menimbulkan gangguan ,sementara pada otak terdapat lima bagian utama
,yaitu otak besar(serebrum),otak kecil(serebellum),otak tengah (mesensefalon)
.sumsung saambung (medulla oblongata )dan jembatan varol masing-masing
bagian ini mempunyai peran penting di dalam aktivitas tubuh baik dari segi
mental .kerja kelenjar-kelenjar ,kordinasi gerakan maupun refleksi fisiologi.
Stimulant sistem saraf pusat kegiatan meningkatkan noreperinefrin dan
dopamine dari sel-sel otak.Kedua stimulan ssp mungkin juga menghambat
mekanisme yang biasanya mengakhiri tindakan neurotransmitter.Sebagai hasil
dari kegiatan ganda sistem saraf pusat stimulan. Noreperinefrin dan dopamin
telah meningkatkan efek di berbagai daerah otak.

Sistem kordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengelolahnya dan


meneruskannya

untuk

mananggapi

rangsangan.

Setiap

ransangan

rangsangannya yang kita terima melalui indra kita dan di olah di otak.
Kemudian otak akan meneruskan rangsangan ke organ yang bersangkutan
dalam meneruskan rangsangan atau biasa di kenal tranmisi sinaps dapat
berlangsung dengan cepat akibat pengaruh dari komsumsi zat-zat yang
mengadung zat stimulan .Namun, beberapa bahan yang di ketahui sumber
gangguan dalan transmisi sinaps di antaranya peptisida,racun ular dan obat
bius.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu di lakukan praktikum ini agar
praktikum dapat mengetahui pengaruh dari berbagai zat stimulan terdapat
pada berbagai minimum kemasan terhadap kecepatan tanggap saraf dan
bagaimna kecepatan fungsi otak menterjemahkan rangsangan.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pengaruh zat stimulan yang terdapat pada berbagai
minuman kemasan terhadap kecepatan tanggap saraf.
2. Memeriksa fungsi sebagian besar saraf otak besar
3. Memeriksa fungsi saraf otak kecil
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh zat stimulan yang terdapat
pada berbagai minuman kemasan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh stimulan terhadap
kecepatan tanggap saraf.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana fungsi sarag otak besar dan
kecil terhadap tanggap saraf ?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan
sistem saraf pusat ( yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antar bagian
sistem saraf dengan lainnya. Saraf membawa impuls dari dan ke otak atau pusat
saraf. Neuron kadang disebut sebagai sel-sel saraf, meski istilah ini sebenarnya
kurang tepat karena banyak sekali neuron yang tidak membentuk saraf (Asri,
2009).
Penyampain informasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
sinyal listrik yang dihantarkan dengan perantaraan system saraf. Cara ini berkaitan
dengan respon dengan cepat, meskipun pada masa lalu bahwa system saraf dan
sitem endokrin merupakan dua bagian yang terpisah, tetapi pada dasarnya kedua
hal tersebut merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan. Bukan saja karena
system endokrin merupakan atau berada di bawahpengaruh system saraf tetapi
juga karena banyak banyak sel saraf yang mengkhususkan diri dalam
mensekresikan atau menyimpan neurohormon yang berperan dalam mengaktifkan
beberapa sel efektor. Selanjutnya transmirasi sinyal dari satu sel saraf ke sel saraf
yang lainnya atau dari sel sarf ke sel saraf efektor dilakukan secara kimia dan
tidak dengamn cara transimis. Jaringan saraf ini terdiri atas 3 macam sel yaitu sel
saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel sechwan yang merupakan
pembungkus kebanyakan akson dari system saraf perifer dan sel penyokong
(neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat di antara neuron dari system saraf
pusat(Wulangi, 1993).
Pada ujung neuron terdapat titik pertemuan antar neuron bernama sinapsis,
neuron yang mengirimkan rangsang disebut neuron pra-sinapsis dan yang akan
menerima rangsang disebut neuron pasca-sinapsis. Ujung akson setiap neuron
membentuk tonjolan yang didalamnya terdapat mitokondria untuk menyediakan
ATP untuk proses penghantaran rangsang dan vesikula sinapsis yang berisi cairan
neurotransmitter umumnya berupa asetilkolin (ACh). Ketika rangsang tiba di
sinapsis, ujung akson dari neuron pra-sinapsis akan membuat vesikula sinapsis

mendekat dan melebur ke membrannya. Asetilkolin kemudian dilepaskan melalui


proses eksositosis. Pada ujung akson neuron pasca-sinapsis, protein reseptor
mengikat molekul neurotransmitter dan merespon dengan membuka saluran ion
pada membran akson yang kemudian mengubah potensial membran (depolarisasi
atau hiperpolarisasi) dan menimbulkan potensial kerja pada neuron pasca-sinapsis.
Asetilkolin yang ada kemudian dihidrolisis menjadi asetil dan kolin. Molekul
tersebut kemudian masuk kembali ke ujung akson neuron pra-sinapsis melalui
proses endositosis (Isnaeni,2006).
Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas.
Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat (CNS),
atau kedua-duanya sekaligus. Stimulan sistem saraf pusat kegiatannya
meningkatkan norepinefrin dan dopamin dalam dua cara yang berbeda. Stimulan
SSP meningkatkan pelepasan norepinefrin dan dopamin dari sel-sel otak. Stimulan
SSP mungkin juga menghambat mekanisme yang biasanya mengakhiri tindakan
neurotransmiter. Sebagai hasil dari kegiatan ganda sistem saraf pusat stimulan,
norepinefrin dan dopamin telah meningkatkan efek di berbagai daerah di otak.
Beberapa area otak yang terlibat dengan mengendalikan terjaga dan orang lain
yang terlibat dengan mengendalikan kegiatan motoric (Raharjo, 2011).
Obat stimulan ini bekerja pada sistem saraf dengan meningkatkan
transmisi yang menuju atau meninggalkan otak. Stimulan tersebut dapat
menyebabkan orang merasa tidak dapat tidur, selalu siaga, dan penuh percaya diri.
Stimulan dapat meningkatkan denyut jantung, suhu tubuh, dan tekanan darah.
Pengaruh fisik lainnya adalah menurunkan nafsu makan, dilatasi pupil, banyak
bicara, agitasi, dan gangguan tidur. Bila pemberian stimulan berlebihan dapat
menyebabkan kegelisahan, panik, sakit kepala, kejang perut, agresif dan paranoid
(Kimball, 1988).

BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal

: Selasa, 31 Mei 2016

Waktu

: 13.00 15.00 WITA

Tempat

: Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan


1. Alat:
a. Penggaris plastik 30 cm
b. Sendok / pengaduk
c. Gelas
2. Bahan:
a. Beberapa minuman stimulan (coca cola, M150, Extrajoss, Hemaviton,
Karangtidaeng)
C. Prosedur kerja
1. Kegiatan 1 : Pengaruh zat stimulun terhadap kecepatan tanggap saraf
a. Mempersilahkan subjek uji coba untuk duduk santai.
b. Teman yang satu meletakkan penggaris secara tegak lurus di antara ibu
jari dan telunjuk tangan kanan. Mengusahakan posisi titik 0 berada tepat
di anatara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
c. Tugas probandus adalah menangkap penggaris yang dilepas oleh
temannya.
d. Tanpa memberitahu dahulu, lepaskan penggaris itu ke bawah, dan
mintalah subjek uji coba untuk menangkap dengan menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk tangan kanan. Kemudian melihat tepat pada skala
berapa kedua jari tersebut menempel pada penggaris. Mengulangi
kegiatan di atas sampai 5 kali.
e. Mengulangi langkah 4, namun menggunakan tangan kiri.
f. Meminta probandus untuk meminum zat stimulant, setelah diminum
tunggu 30 menit.
g. Setelah 30 menit melakukan langkah 1 sampai 5.

h. Meminta data dari kelompok lain, agar dapat membandingkan antara


hasil pengamatan kelompok anda dengan kelompok lain.
2. Kegiatan 2
a. Uji Saraf Cranial
1. Nervus Olfaktorius
Probandus diminta duduk dan menutup mata. Kemudian serbuk kopi
dan irisan bawang dilewatkan depan hidung sejauh 8 cm.
2. Nervus Opticus
Membuka halaman buku yang penuh tulisan. Tandai awal suatu
kalimat dan meminta probandus untuk membaca selama 1 menit.
Menghitung dan mencatat banyaknya kata yang telah dibaca.
3. Nervus Aculomotor
Meminta probandus untuk mengawasi pensil dan menggerakkan ke
semua arah dan menjaga agar kepala tetap tidak bergerak.
4. Nervus Facialis
Meminta probandus untuk tersenyum sambil menunjukkan giginya,
menggembungkan pipin, mengerutkan dahinya, mengangkat alis satu
persatu dan secara bersamaan.
2. Uji Saraf Otak Kecil
Meminta probandus berdiri sejauh 2 m dari kertas yang bertuliskan
perintah.

Meminta

probandus

untuk

membaca

tiap

perintah

dan

melaksanakannya.
1. Rentangkan kedua tangan ke samping dan gerakkan jari jari dengan cepat.
2. Rentangkan kedua tangan ke damping dan saling silangkan semua jari
dengan rapat.
3. Tolehkan kepala ke samping dengan pemandangan lurus ke samping.
Berjalanlah maju dengan meletakkan tumit yang satu di depan ujung jari
kaki yang lain.
4. Tutupkan mata dan berdirilah tegak selama satu menit.
5. Tutplah mata dan sentuhlah hidung dengan telunjuk kanan
6. Tutuplah mata dan sentuhlah hidung dengan telunjuk kiri
7. Sentuh telunjuk kanan pengamat
8. Berdiri tegak dan gerakkan kaki kanan ke atas ke bawah menggeser sepanjang
kaki kiri.

9. Bediri tegak dan gerakkan kaki kiri ke atas ke bawah menggeser sepanjang
kaki kanan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Kegiatan I : Pengaruh zat stimulan terhadap kecepatan tanggap saraf
Jenis

SKALA (cm)
Sebelum

Sesudah

stimula
Coca
n

cola

6
2

M150
Extrajo

0
1

ss
Hemav

iton
Karang

tidaeng

1
1

Kanan
2 3
4

Kiri
3 4

21

21

21

14

16

15

15

19
16

Kanan
2 3 4

26

18

14

21

11

20

18

10

20

20

18

14

20

13

15

13

13

Kiri
2 3 4

24

14

10

11

11

12

13

17

14

16

16

13

12

16

33

21

11

21

13

17

14

10

12

13

10

10

11

10

13

15

11

11

11

16

17

20

16

13

17

14

10

11

13

13

2. Kegiatan II
a. Uji Saraf Kranial
1. Nervus olfakticus
Propandus

Bahan
Kopi

Bawang Putih

Vilya biring pongbala


Nurul Chairaat zaenal

+
+

+
+

Hartina harjuna
Adhelina
Sri devi

+
+
+

+
+
+

2. Nervus Opticus

Propandus

Waktu

Jumlah kata

Vita febrilia rulli


Anita Rahayu
Khalidatunnisa
Sunarto Arif

1
1
1
1

172
210
157

Olivia Putra Utami

155
145

3. Nervus Aculomotor

Probandus

Gerakan mata

Horisontal

Afra Taufiqa
Sulfiani
Sugira
Dewi anggita
Nurhidayah

Vertikal

+
+
+
+
+

Diputar

Diputar

kiri

Kanan

+
+
+
+
+

+
+
+
+
+

+
+
+
+
+

Putar

+
+
+
-

4.Nervus facialis
Menggem
Probandus

Senyum

bungkan

Mengangkat

Mengangkat

Mengerutkan

alis satu

alis

dahi

persatu

bersamaan

pipi
Andi Nurul
+

Astuti

Anwar Taslim

Atika

Rismalasari
usman
Olivia Putri
Utami
a. Uji coba atak kecil

Jenis Kegiatan
Membaca Sejauh 2 meter

Propa
ndus
Juli
Sarda
Atun
Ana

Membaca sambil melakukan

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
-

+
+
+
+

+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
-

+
+
+
-

+
+
+
-

+
+
+
+

+
+
-

+
+

+
+

3. Pembahasan
Praktikum pada unit ini di lakukan dengan 2 kegiatan, di mana pada
kegiatan pertama akan di ketahui bagaimna kecepatan tanggap saraf terhadap
stimulant

setelah

maupun

sebelum

probandus

meminum

minuman

kemasan.Adapun pada kegiatan ke dua di lakukan uji coba terhadap uji saraf
uranial dan uji coba otak kecil.Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan
pada kedua kegiatan ini, maka di peroleh data sebagai berikut :
1. Kegiatan 1
Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan stimulan dimana pada mulanya
propandus tidak meminum stimulan dan diperintahkan untuk menangkap
penggaris yang dilepaskan secara tiba tiba. Skala yang yang dipegang oleh
propandus menunjukkan data awal skala yang dipegang menunjukkan angka
yang besar. Hal ini menandakanan kurang tanggapnya saraf dalam menerima
rangsangan. Setelah propandus meminum stimulan dan menunggu selama 30
menit, ternyata tanggap saraf untuk menangkap lebih cepat dan skalanya lebih
sedikit. Jadi stimulan adalah zat yang merangsang sistem saraf pusat sehingga
mempercepat proses dalam tubuh seperti meningkatkan detak jantung,
pernapasan, tekanan darah. Hal ini dikarenakan karena zat stimulan berupa
kafein yang berpengaruh pada saraf. Kafein merupakan stimulan atau
rangsangan perangsang sistem saraf pusat yang membuat kita lebih siaga.
2. Kegiatan 2
a. Uji Saraf Kranial
1. Nervus Olfaktorius
Kegiatan ini dilakukan dengan menguji saraf olfaktoris yang
berhubungan dengan penciuman. Pada percobaan kali ini bahan yang
digunakan adalah bawang putih dan kopi. Percobaan ini dilakukan
dengan mata tertutup. Indra penciuman mendeteksi zat yang
melepaskan molekul molekul bau karena adanya pendeteksi bau. Zat
yang berupa gas tersebut masuk melalui hidung saat menarik nafas. Zat
ini kemudian diterima oleh saraf pembau dan selanjutnya impuls akan
diterjemahkan di otak sehingga menimbulkan kesan bau. Setelah
diadakn uji coba pada 5 orang propandus diperoeh hasil bahwa ke 5
propandus dapat mengenali bau dari kopi dan bawang putih yang
diujikan. Hal ini menunjukkan ke 5 propandus dapat menerima
ranhgsang dengan baik.
2. Nervus Opticus

Kegiatan ini dilakukan untuk melihat perbedaan kecepatan pada


beberapa orang propandus atau kecepatan gerakan mata dalam
membaca,

data yang diperoleh jumlah kata yang dibaca oleh

propandus. Pada percobaan ini dilakukan dengan memeberikan bacaan


pada propandus untuk membaca selama 1 menit kemudian setelah 1
menit dihitung berpa banayk kata yang dibaca oleh propandus. Data
yan diperoleh lebih banyak 150 kata dan hanya i orang yang mebaca
210 kata dalam satu menit. Hal ini menyebabkan karena setiap
propandus memiliki ketajaman nervus opticusnya berbeda beda.

3. Nervus Oculomotor
Kegiatan ini dilakukan untuk menguji bagaimana grakan mata
mengikuti sebuah titik. Pada percobaan ini dilakukan dengan meminta
pada propandus untuk mengikuti arah gerakan pensil secara
horisontaal, vertikal diagonal kiri, diagonal kanan dan putar. Diperoleh
hasil pengamatan adalah bawan semua propandus dapat mengikuti arah
pensil ketika diarahkan ke arah horisontal, vertikal, diagonal kiri dan
diagonal kanan dan ada 2 propandus yang tidak dapat mengikuti arah
pensil ketika diputar. Hal ini menyebabkan fungsi nervus oculomotor
dalam hal memutar bola mata berbeeda beda setiap propandus.
Fungsi nervus oculomotor adalah untuk mengangkat kelopak mata ke
ata dan mengubah ukuran pupil seiring dengan kegiatan mata dapat
mengembang.
4. Nervus Fasialis
Kegiatan ini dilakukan untuk menguji kontrol ekspresi wajah. Pada
percobaan kali ini propandus diminta melakukan beberapa gerakan
yaitu, senyum, menggembungkan pipi, mengerutkan dahi serta
mengangkat salah satu dan kedua alis. Dari percobaan ini diperoleh
data gerakkan senyum dan menggembungkan pipi semua propandus
dapat melakukan sedangkan mengerutkan dahi ada 2 propandus yang

tidak dapat. Sedangkan mengangkat salah satu alis ada 2 propandus


juga yang dapat melakukannya.
b. Uji Saraf Otak Kecil
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati fugsi saraf otak kecil. Otak keci;
berperan dalam mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan atau
kordinasi otot secara sadar. Pada percobaan ini propandus diminta untuk
membaca beberapa kalimat dari jarak 4 meter. Dan propandus juga
diminta untuk melakukan sesuai apa yag dibaca. Data yang diperoleh dari
hasil pengamatan adalah 5 propandus dalam kegiatan membaca dapat
melakukannya dengan baik naun ketika propandus diminta membaca
sambil melakukannya ada propandus yang dapat dan ada pula yang tidak
bisa. Hal ini menujukkan ada beberap faktor yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal misalnya gizi dan kesehatan sedangkan faktor
eksternal adalah konsentrasi propandus yang dipengaruhi oleh lingkungan,
suhu disekitarnya.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai ketanggapan
saraf, maka dapat disimpulkan bahwa
1. Minuman energi seperti cocacola, M150, extrajoss,hemaviton dan
karangtidaeng memiliki pengaruh terhadap cepat tanggap saraf. stimulan
adalah zat yang merangsang sistem saraf pusat sehingga mempercepat
proses dalam tubuh seperti meningkatkan detak jantung, pernapasan,
tekanan darah. Hal ini dikarenakan karena zat stimulan berupa kafein
yang berpengaruh pada saraf. Kafein merupakan stimulan atau
rangsangan perangsang sistem saraf pusat yang membuat kita lebih siaga.
2. Fungsi nervus olfaktorius merupakan saraf yang berfungsi dalam
penciuman jenis bau, Nervus pticus berfungsi untuk menggerakan bola
mata, nervus fasialis berfungsi untuk memberikan ekspresi wajah.
3. Fungsi otak kecil adalah merangsang otot melakukan gerakan sadar serta
memberikan keseimbanga.
B. Saran

Diharapkan praktikan memahami prosedur kerja yang akan


dilaksanakan

agar

tidak

terjadi

kekeliruan

mendampingi jalannya setiap kegiatan praktikum.

dan

asisten

senantiasa

DAFTAR PUSTAKA

Asri. 2009.Mekanisme Penghantar Impuls. http://impuls.academia.org. Diakses


pada tanggal 15 Juni 2016.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius: Yogyakarta.
Kimbal, J. W. 1988. Biologi II. Erlangga, Jakarta.
Raharjo, Nur Kuswanti dkk. 2011. Praktikum Fisiologi Hewan.
http://nurqomariyah.cv.unesa.ac.id. Diakses pada tanggal 15 Juni 2016.
Wulangi, Kartolo. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta : Dekdikbud.

Anda mungkin juga menyukai