Anda di halaman 1dari 10

NEUROTRANSMITTER

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Faal yang dibimbing oleh Ibu dr. Ana Rahmawati.

Disusun Oleh kelompok 2:


M. Afif Mardianto (11410049)

Miladdiniah Rahmatika (11410052) M. Alim Mubarok Imam Sujono Amar Maruf Siti Maryam Ahmad Jauhar Sad Yunita Dwi Sabrina (11410053) (11410055) (11410060) (11410061) (11410062) (11410063)

Azwajum Muthoharoh (11410064)

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1 1.3 Tujuan.............................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Penemuan............................................................................. 2 2.2 Pengertian.......................................................................................... 2 2.3 Cara Kerja Neurotransmiter............................................................... 3 2.4 Macam-Macam Neurotransmiter....................................................... 4 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan........................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 8

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Otak terbentuk dari dua jenis sel: yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagai sinapsis yang kemudian ia akan menyalurkan informasi yang telah di bawanya. Pada awal abad 20, para ilmuwan berasumsi bahwa mayoritas komunikasi sinaptik dalam otak adalah listrik. Namun, melalui pemeriksaan histologis hati-hati Ramn y Cajal (1852), 20 sampai 40 nm kesenjangan antarneuron (dikenal dengan celah sinaptik) ditemukan. Pada tahun 1921, farmakolog Jerman Otto Loewi (1873) mengaskan bahwa neuron dapat berkomunkasi dengan melepaskan bahan kimia. Saat ini terdapat lebih dari 100 berbagai neurotransmitter yang telah dikenali. Pada makalah ini kami akan membahas tentang apa neurotransmitter itu?. Dalam makalah ini juga akan disebutkan cara kerja dari neurotransmiter beserta dengan macam-macamnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan neurotransmitter? 2. Bagaimana cara kerja dari neurotransmitter? 3. Apa saja macam-macam dari neurotransmitter?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari neurotransmitter. 2. Untuk mengetahui cara kerja dari neurotransmitter. 3. Untuk mengetahui macam-macam neurotransmitter.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan
Sampai awal abad 20, para ilmuwan berasumsi bahwa mayoritas komunikasi sinaptik dalam otak adalah listrik. Namun, melalui pemeriksaan histologis hati-hati Ramn y Cajal (1852), 20 sampai 40 nm kesenjangan antarneuron (dikenal dengan celah sinaptik) ditemukan. Pada tahun 1921, farmakolog Jerman Otto Loewi (1873) mengaskan bahwa neuron dapat berkomunkasi dengan melepaskan bahan kimia. Melalui serangkaian percobaan yang melibatkan saraf vagus katak, Loewi mampu untuk mengontrol secara manual denyut jantung katak dengan mengendalikan jumlah larutan garam yang hadir di sekitar saraf vagus. Setelah menyelesaikan percobaan ini, Loewi menegaskan bahwa regulasi simpatik fungsi jantung dapat dimediasi melalui perubahan konsentrasi kimia. Kemudian penelitian Loewi ini mendapatkan penghargaan Nobel. Meskipun Loewi telah mempresentasikan penelitiannya, peneliti pada tiga dekade berikutnya tetap menyakini bahwa sebagian besar sinapsis mentransmisi listrik dan peristiwa transmisi kimia merupakan pengecualian. Hingga akhirnya pada tahun 1950an, para peneliti menetapkan bahwa transmisi kimia adalah tipe komunikasi utama pada sistem saraf. Penetapan tersebut mengubah pemahaman kita dan mendasari berbagai penelitian untuk mengembangkan obat-obatan baru dalam praktek psikiatri

(Carlsson,2001).

2.2. Pengertian
Neourotransmitter merupakan zat kimia yang membawa informasi menyebrangi celah sinaptik1 dari suatu neuron2 menuju neuron berikutnya. Saat ini terdapat lebih dari 100 berbagai neurotransmitter yang telah dikenali. Dari penelitian, ditemukan bahwa neurotransmitter yang ditemukan berbeda dalam bagian atau daerah otak yang berbeda. Neurotransmitter dilepaskan pada saat terjadinya stimulasi saraf. Neurotransmitter berfungsi dalam membedakan fungsi dari berbagai jaringan otak.
1

Sinaps adalah persimpangan kecil antara neuron, biasanya yng mempertemukan akson satu neuron bertemu dengan dendrite atau tubuh sel neuron lainnya. 2 Neuron adalah sel saraf yang sebenarnya menangani fungsi pengelohan informasi.

2.3. Cara Kerja Neurotransmitter


Proses neurotransmitter berawal dari neuron menyintesis zat kimia yang akan berfungsi sebagai neurotransmitter. Kemudian neuron menyintesis neurotransmitter yang berukuran lebih kecil pada ujung-ujung akson dan menyintesis neurotransmitter yang berukuran lebih besar (peptida) pada badan sel. Selanjutnya neuron mentransportasi neurotransmitter peptida kearah ujung-ujung akson (Neuron tidak mentransportasikan neurotransmitter yang berukuran kecil karena ujung-ujung akson adalah tempat pembuatannya). Potensial aksi berkonduksi disepanjang akson. Potensial aksi pada terminal postsinaptik meyebabkan ion kalsium dapat memasuki neuron. Ion kalsium melepaskan neurotransmitter dari terminal postsinaptik ke celah sinaptik3. Molekul neurotransmitter yang telah dilepaskan, berdifusi lalu melekat dengan reseptor sehinggamengubah aktifitas neuron postsinaptik. Selanjutnya, neurotrasmiter melepaskan diri dari reseptor. Neurotrasmitter dapat diubah menjadi zat kimia yang tidak aktif tergantung pada zat kimia penyusunnya. Molekul neurotransmitter dapat dibawa kembali ke neuron prasimatik untuk didaur ulang atau dapat berdifusi dan hilang.pada beberapa kasus, vesikel yang kosong akan di transportasi kembali kebadan sel. Meskipun belum ada penelitian yang benar benar memberi jawaban, tetapi neuron postsinaptik mungkin melepaskan pesan pesan umpan balik negatif yang akan memperlambat pelepasan neurotransmitter baru oleh neuron prasinaptik. Berikut adalah gambarnya:

Celah sinaptik adalah rongga antara neuron prasinaptik dan neuron postsinaptik.

2.4. Macam-Macam Neurotransmitter


a. Asetilkolin (ACh) Merupakan neurotransmitter yang tidak siproduksi didalam neuron.

Ditransportasikan ke otak dan ditemukan diseluruh bagian otak. Ach berada diseluruh sistem saraf pusat dan perifer. Asetilkolin memiliki konsentrasi tinggi di basal ganglia dan cortex motorik. Fungsi utama dari Asetilkolin ini adalah mengatut atensi, memori, rasa haus, pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku seksual dan tonus otot. b. GABA (Asam gama-aminobutirat) Ditemukan pada seluruh system saraf pusat. GABA berlokasi di Hipotalamus, hipocampus, korteks, serebelum,basal ganglia, medula spinalis, retina. GABA penting didalam otak karena menjaga penembakan banyak neuron. Ia membantu ketepatan sinyal yang dibawa dari satu neuron ke neuron berikutnnya.

c. Neropinefrin

Memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus serta dalam konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral. Dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke penyimpanan melalui proses reuptake aktif. Menghambat penembakan neuron dalam system saraf pusat, tetapi membangkitkan otot jantung, jantung, usus dan alat urogenitalia. Ia juga membantu mengendalikan kewaspadaan serta berfungsi dalam proses pembelajaran dan memory. d. Dopamin Berlokasi di CNS dan diproduksi dalam subtantia nigra serta dipindahkan dari celah sipnatik dari enzim MAO. Membantu dalam mengatur fungsi pikiran, pengambilan keputusan, mengendalikan pergerakan volunter dan membantu dalam mengintegrasikan kognisi. e. Serotonin (5HT) Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang mencakup ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif, dan gangguan makan. Berfungsi dalam pengaturan tidur, mengatur suasana hati, perhatian ,belajar, persepsi nyeri dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau marah dan libido. Dalam mengatur tidur dan bangun, serotonin bekerjasama dengan asetilkolin dan norepinefrin

f. Endorfins

Termasuk dalam

suatu keluarga zat kimia otak yang tergolong baru yang

menyiarkan ulang informasi neuropeptida. Endorfrins merupakan suatu bahan kimia yang diproduksi di dalam otak dan spinal cord yang mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan mood. Endorfrins juga dapat melindungi tubuh dari perasaan sakit dan meningkatkan perasaan tenang serta mempengaruhi perasaan senang dan bahagia. g. Oksitosin Merupakan sebuah hormon dan neurotransmitter yang memainkan peranan penting dalam pengalaman cinta dan ikatan anatar manusia. h. Epinefrin (adrenalin) Meningkatkan detak jantung dan melakukan dilatasi jalan napas untuk meningkatkan fungsi nafas dan menyempitkan pembuluh darah di dalam usus dan kulit. Bekerja bersama dengan norepinephrine yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal. i. Glutamate Glutamat merupakan neurotransmitter excitatory utama pada otak dimana hampir tiap area otak berisi glutamate. Glutamat memiliki konsentrasi tinggi di corticostriatal dan di dalam sel cerebellar. Gangguan pada neurotrasmitter ini akan berakibat gangguan atau penyakit bipolar afektif dan epilepsi. Fungsi Utama Glutamat adalah pengaturan kemampuan memori dan memelihara fungsi automatic.

BAB III PENUTUPAN


3.1. Kesimpulan
Neurotransmiter merupakan senyawa kimia pembawa pesan yang meneruskan informasi elektrik dari sebuah neuron ke neuron lain dan menyebrangi celah sinaptik. Pada saat ini terdapat lebih dari 100 berbagai neurotransmitter yang telah dikenali. Neurotransmitter berfungsi dalam membedakan fungsi dari berbagai jaringan otak. Proses neurotransmitter berawal dari neuron menyintesis zat kimia yang akan berfungsi sebagai neurotransmitter. Kemudian diteruskan melalui tujuh tahapan-tahapan dalam prosesnya. Macam-macam neurotransmitter terdiri dari Asetilkolin (ACh), GABA (Asam gama-aminobutirat), Neropinefrin, Dopamin, Serotonin (5HT), Endorfins, Oksitosin, Epinefrin (adrenalin), glutamate, dan masih ada banyak yang lainnya. Dari setiap neurotransmitter memiliki fungsi masing-masing yang bermanfaat bagi manusia dan setiap neurotransmitter saling berhubungan.

DAFTAR PUSTAKA

Kalat, J.W. 2011. BIOPSIKOLOGI. Jakarta: Salemba Humanika. King, A. Laura. 2012. PSIKOLOGI UMUM: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika. www.ArtikelKedokteran.Net

Anda mungkin juga menyukai