Anda di halaman 1dari 79

Jaras Dopamin Sentral

Mengetahui dan memahami jaras (pathway) dopamin sentral sangatlah penting bagi orang yang bergerak di bidang psikofarmakologi. Dengan mengetahui hal tersebut akan memudahkan kita dalam memahami cara kerja obat psikotropik khususnya antipsikotik.

Saat ini ada 4 jaras neurotransmiter dopamin sentral yang diketahui (menurut Stahl) yaitu: (1) jaras nigro-striatal (2) jaras mesolimbik (3) jaras mesokorteks dan (4) jaras tuberoinfundibuler. Jaras nigrostriatal, bermula dari substansia nigra menuju striatum ganglia basalis. Jaras ini mengatur pergerakan pada manusia. Obat antipsikotik, khususnya generasi I atau atipikal bekerja dengan jalan memblok total (tidak selektif) reseptor dopamin (khususnya D2 receptor) di pasca sinaps neuron. Akibat bloking ini maka secara klinis terlihat pergerakan pasien akan terganggu sehingga muncul gejala yang dinamakan EPS (extra-piramidal syndrome). Gejala EPS ini mulai dari yang paling ringan dan akut seperti distonia akut, trias parkinsonism, akathisia sampai yang dalam bentuk paling berat dan kronis yaitu diskinesia tardif. Jaras Mesolimbik, bermula dari area tegmental midbrain ventral menuju ke nukleus accumbens, yang merupakan salah satu bagian dari sistem limbik yang mengatur perilaku, sensasi yang menyenangkan, rasa euforia pada drug abuse, juga waham dan halusinasi pada penderita psikosis (gejala positif). Jaras Mesokorteks, bermula dari area tegmental midbrain ventral, namun aksonnya menuju korteks limbik. Jaras ini bertanggungjawab terhadap simptom positif dan negatif psikotik dan juga efek samping kognitif akibat pemakaian obat antipsikotik (gejala negatif). Jaras Tuberoinfundibuler, bermula dari hipotalamus menuju kelenjar hipofisis anterior. Jaras ini bertanggungjawab terhadap pengontrolan sekresi prolaktin. Neurotransmiter dopamin sentral berfungsi menginhibisi sekresi prolaktin. Bila fungsi ini terganggu sebagai akibat bloking obat antipsikotik khususnya yang konvensional, maka kadar prolaktin dalam darah akan meningkat (terjadi hiperprolaktinemia). Secara klinis akan menunjukkan gejala amenorrhoe, ginekomastia dll.

MISTERI OTAK & JIWA


Misteri Tiada Akhir Misteri tentang Jiwa dan Ruh adalah misteri sepanjang sejarah kemanusiaan. Berbagai sudut pandang telah dikembangakan untuk memahami jiwa dan Ruh. Namun tidak pernah memuaskan. jiwa dan Ruh selalu menyisakan sesuatu yang di luar kefahaman kita. Kini, kita mencoba membahas rahasia itu dari sudut pandang yang lebih holistik, mudah-mudahan bisa melengkapi wacana selama ini. Dan, kemudian menjadikan persepsi kita terhadap Ruh dan jiwa lebih baik. Meskipun, tentu saja, butuh penyempurnaan lebih lanjut. Dalam diskusi ini, kita mencoba membahas jiwa dan Ruh dalam tiga sudut pandang secara komprehensif, yaitu informasi Al-Quran, sains, dan filsafat . Saya ingin mengajak pembaca untuk lebih mencermati informasi dan analisa-analisa yang berasal dari sains tentang keberadaan Jiwa. Untuk itu, kita akan banyak berbicara tentang Otak yang memang dicurigai banyak berperan dalam berfungsinya Jiwa dan Ruh. 1. STRUKTUR & FUNGSI OTAK Ada kecurigaan yang masih perlu dikaji lebih mendalam, bahwa jiwa berada di balik struktur otak manusia. Kenapa ada kecurigaan seperti itu? Karena dalam berbagai data klinis yang dicermati oleh para dokter jiwa maupun saraf, menunjukkan kaitan sangat erat antara kualitas Jiwa dengan kualitas otaknya. Jika otak seseorang mengalami gangguan secara medis, atau mengalami kerusakan, maka diperoleh kenyataan bahwa orang tersebut juga mengalami gangguan Jiwa seiring dengan bagian yang mengalami kerusakan. Sebagai contoh, saya punya seorang kawan yang mengalami gangguan pada sel otaknya. Karena kecelakaan sepeda motor, ia mengalami kerusakan sel penciumannya. Sejak saat itu, dia tidak pernah bisa membau aroma apa pun lewat hidungnya. Baginya aroma nasi soto tidak berbeda dengan aroma nasi rawon atau nasi timlo. Dia sempat mengeluhkan kepada saya, betapa tidak enaknya mengalami gangguan semacam itu. Secara sepintas, anda mungkin bertanya-tanya apa kaitannya dengan jiwa. Sebenarnya fungsi penciuman (kefahaman terhadap aroma) adalah sebagian dari fungsi Jiwa. Sebagaimana mata, telinga dan indera lainnya. Karena panca indera adalah alat untuk berkomunikasi dengan dunia di luar tubuh seseorang. Jika ia rusak, maka kualitas Jiwanya juga menjadi terganggu.

Contoh yang lebih jelas terlihat dari kasus kedua yang dialami oleh seorang famili saya. Suatu ketika, famili saya ini terkena serangan stroke di suatu acara syukuran. Karena makan sate dan makanan berkolesterol tinggi lainnya, besok paginya ia terkena serangan penyakit stroke yang berbahaya itu. Apa yang terjadi? Dia mengalami kerusakan pada bagian otak yang terkait dengan sel-sel memori bahasanya. Maka sejak saat itu, dia tidak ingat pada perbendaharaan kata-kata yang telah dipunyainya sejak kecil. Baik bahasa Indonesia, Jawa, Madura, Inggris, mau pun bahasa lain yang dia pernah bisa. Dia tahu, faham dan mengenal suatu benda, tapi tidak pernah bisa menyebut namanya. Ia selalu salah dalam menyebut nama benda apa saja. Bahkan juga tidak bisa menyebut nama saya. Padahal saya tahu pasti, dia masih mengenal saya. Bahkan, untuk menyebut nama istri dan anaknya pun dia lupa! Kalau pun dia berusaha berbicara, kata-kata yang dia ucapkan itu tidak bisa dimengerti sama sekali. Dia sangat menderita secara kejiwaan, karena apa yang dia maksudkan tidak bisa tersampaikan lewat bahasa. Saya kira, kini anda mulai bisa merasakan apa yang saya maksudkan. Bahwa kerusakan struktur otak ternyata memberikan gangguan pada kualitas Jiwa seseorang secara nyata. Dia tidak gila, tetapi mengalami gangguan kualitas Jiwa. Untuk mengatasi kesehatannya, famili saya itu ditangani oleh beberapa dokter, di antaranya adalah dokter saraf dan dokter Jiwa. Pada kasus kasus yang lebih berat, Schizophrenia alias gila, para dokter saraf ternyata juga menemukan kerusakan pada sel-sel otak si penderita. Ada bagian-bagian otak yang bertanggung jawab pada emosi, rasa malu, sadistis, perilaku tidak terkontrol, dan lain sebagainya mengalami kerusakan serius. Dan kemudian ditandai dengan dilepaskannya zat-zat kimiawi tertentu di dalam tubuhnya. Pengobatannya, ternyata bisa dilakukan secara fisik dengan memberikan obatobat tertentu yang mengendalikan munculnya zat-zat pencetus kegilaan tersebut. Dengan demikian, terbukti bahwa gangguan Jiwa sangat erat kaitannya dengan kerusakan struktur otak seseorang. Dulu, bidang kesehatan yang menangani penyakit Jiwa ditangani oleh seorang dokter penyakit Jiwa. Tapi kini, ditangani oleh dua bidang kesehatan yang berbeda yaitu dokter saraf dan dokter Jiwa (psikiater). Dokter saraf menangani gejala-gejala fisiknya, sedangkan psikiater lebih kepada fungsi Jiwa alias psikis yang bersifat abstrak. Dalam ilmu kedokteran disebut sebagai Struktural (fisik) dan Fungsional (psikis).

Agar kita memiliki gambaran yang lebih konkret tentang struktur otak dalam kaitannya dengan fungsi jiwa, berikut ini marilah kita cermati organ terpenting yang ada di dalam kepala manusia itu. Otak manusia adalah jaringan lunak yang beratnya sekitar 0,5 kilogram. Otak manusia berisi sekitar 100 miliar sel yang tersusun secara sangat canggih. Miliaran sel itu memiliki fungsi kompleks sebagai pusat pengendali seluruh aktivitas manusia. Mulai dari sekadar menerima sinyal-sinyal dari berbagai sensor di badan kita, sampai pada proses pemahaman, analisa, membuat keputusan, dan kemudian melakukan gerakan motorik. Ya, di dalam otak inilah seluruh aktivitas manusia berpusat. Seluruh panca indera kita dikendalikan oleh otak. Jika, sel-sel otak yang berkaitan dengan panca indera itu rusak, maka fungsi indera kita juga bakal rusak atau tidak berfungsi normal. Katakanlah fungsi penglihatan. Meskipun organ mata kita sehat wal afiat, tetapi kalau sel-sel pusat penglihatan kita yang berada di Kulit Otak bagian belakang mengalami kerusakan, kita juga tidak akan bisa melihat. Padahal mata kita masih melek. Lensa dan retinanya juga masih bagus. Saraf penghubung mata dengan otak juga sempurna. Semua itu menjadi tidak berarti, ketika sel-sel visual di otak kita rusak. Seluruhnya menjadi tidak berfungsi. Demikian pula dengan pendengaran. Komponen-komponen organ telinga semua bagus, mulai dari daun telinga, gendang telinga, sampai kepada kabel saraf penghubung ke pusat pendengarannya. Tapi kalau sel-sel di pusat pendengaranya (kulit otak samping kiri) yang rusak, maka semua itu menjadi tidak berguna. Suara tetap tertangkap oleh telinga, kemudian diubah menjadi sinyal-sinyal listrik sampai ke otak. Tapi otak tidak bisa memahami suara itu, karena sel-sel pendengarannya mengalami kerusakan. Dan seterusnya demikian pula yang terjadi jika pusat penciuman, pusat perabaan, dan pusat perasanya yang rusak. Selain mengendalikan panca indera, dan sebagai pusat pemahamannya,. Otak juga mengendalikan seluruh gerakan organ-organ tubuh. Gerakan tangan, kaki, kepala, dan seluruh otot atau persendian dikendalikan dari otak. Orang-orang yang terkena serangan stroke, dan kemudian mengalami kerusakan di pusat kendali gerakan itu, dia bakal mengalami kelumpuhan. Ada yang lumpuh separuh ada juga yang lumpuh total, seiring dengan tingkat keparahannya. Rangkaian kerja motorik itu berada di kulit otak bagian depan. Lebih jauh, otak juga menjadi pusat bahasa. Mulai dari memori perbendaharaan kata, pemahaman, sampai pada proses verbalnya. Pusat bahasa ini menempati wilayah yang sangat luas di otak manusia. Di antaranya daerah yang mengendalikan lidah dan tangan.

Keduanya terkait dengan aktivitas bahasa, yaitu berbicara dan menulis. Ini menunjukkan bahwa otak manusia memang didesain oleh Allah untuk banyak berinteraksi dengan bahasa. Struktur otak yang demikian ini tidak dimiliki oleh makhluk lain, selain manusia. Wilayah bahasa sangat khas pada manusia. Karena dengan bahasa itulah manusia menampilkan peradabannya. Manusia bisa menulis dan menyampaikan sejarah peradabannya dengan bahasa. Manusia menelurkan karya-karya besarnya juga dengan bahasa. Manusia bisa merumuskan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dengan bahasa. Bahasa menunjukkan betapa manusia adalah makhluk yang paling sempurna di muka bumi. Lebih jauh, otak juga mengendalikan fungsi -fungsi yang lebih luhur dalam kehidupannya. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan emosi. Rasa senang, bahagia, sedih, menderita, benci dan kasih sayang, semuanya dikendalikan oleh pusat ingatan emosi di bagian otak yang disebut amygdala. Sedangkan pusat ingatan yang bersifat rasional berada di bagian otak yang disebut Hippocampus. Kalau dipetakan mengikuti wilayahnya, maka otak manusia bisa dibagi menjadi tiga bagian besar. Wilayah I, adalah kulit otak (cortex cerebri), bagian terluar dari otak . Wilayah ini menjadi basis dari aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan rasional seseorang. Mulai dari kemampuan menerima rangsang panca indera, memahaminya, menganalisa, dan kemudian merespon secara motorik. Kehebatan peradaban manusia dalam hal sains dan teknologi, seperti yang berkembang pesat di abadabad terakhir ini adalah hasil berpikir rasional dari kulit otak. Manusia bisa membuat berbagai peralatan elektronik, komputer, robot, senjata pemusnah masal, pesawat ruang angkasa, dan lain sebagainya, hanyalah sebagian dari kehebatan kerja kulit otak tersebut. Wilayah II, adalah sistem limbik dan bagian lain di tengah otak yang masih sangat misterius. Wilayah ini bertanggung jawab terhadap fungsi luhur yang sangat erat terkait dengan emosi seseorang. Sikap jujur, adil, pemaaf, mencintai, membenci, sedih, gembira, dan menderita diatur mekanismenya di wilayah bagian tengah otak ini. Termasuk di dalamnya adalah amygdala sebagai pusat ingatan emosi. Ada beberapa komponen otak yang terlibat dalam sistem pengaturan fungsi luhur ini. Di antaranya adalah Gyrus Cingulata, Thalamus, Hippocampus, Nudeus Basal, Prefrontal Cortex, dan amygdala.

Tiga di antaranya ternyata berada di wilayah I, yaitu kulit otak yang berperan dalam aktivitas rasional. Sedangkan selebihnya, berada di bagian bawah kulit otak, atau bagian yang berkait dengan emosi. Jadi mekanisme sistem limbik yang sistem mengatur fungsi luhur Limbik itu, ternyata melibatkan dua fungsi otak sekaligus yaitu fungsi rasional di kulit otak dan fungsi emosi di bagian lebih dalam otak. Artinya, munculnya rasa kasih sayang, keadilan, pemaaf, mendendam, rasa bersalah, sedih dan gembira itu bukan hanya bersifat emosional belaka, tetapi juga melibatkan pikiran-pikiran rasional kita. Sistem limbik ini juga mengatur alam bawah sadar. Di dalam sistem ini tersimpan memori universal tentang kebaikan, keburukan, keadilan, kejujuran, dan segala sifat-sifat yang dianggap baik atau buruk oleh manusia.Tanpa belajar pun semua manusia tahu tentang rasa sedih, bahagia, kasih sayang, menderita, dan lain sebagainya. Ingatan tentang semua rasa universal itu telah tersimpan memorinya di dalam sistem limbik. Kenapa orang tertawa, ketika mendengar atau melihat sesuatu yang lucu? Atau, kenapa kita menjadi berduka, ketika mendengar atau melihat sesuatu yang menyedihkan? Semua itu, karena sudah ada memori tentang perasaan universal manusia tersebut di dalam memori sistem limbik. Kita tidak perlu belajar tentang rasa universal itu. Manusia secara kolektif telah memilikinya di bagian tengah otaknya, yang terkait dengan fungsi luhur sebagai manusia. Tidak peduli dia berbangsa dan berbahasa apa, dia pasti tahu seseorang itu sedang menangis karena sedih atau karena bahagia. Dia sedang tertawa karena senang ataukah sekadar menutupi kekecewaannya. itu adalah bahasa universal umat manusia. Jadi ke dalam sistem limbik itu Allah telah mengilhamkan rasa sedih dan gembira, rasa berani dan takut, rasa puas dan kecewa, rasa tentram dan gelisah, rasa sombong dan rendah hati, bahagia dan sengsara, dan beragam nilai-nilai kebaikan dan keburukan. Sistem nilai itulah yang menjadi acuan dan tolak ukur bagi otak untuk mengatakan apakah sesuatu itu tergolong baik ataukah jelek. Dan kemudian, menjadi acuan apakah sesuatu itu membahagiakan ataukah menyengsarakan. Kemudian, berdasarkan memori rasa di dalam sistem limbik itu, muncul perintah lewat sistem endokrin (kelenjar hormon, enzim, dlsb) yang berpengaruh kepada seluruh organ tubuh seperti jantung berdenyut lebih kencang atau melembut, berkeringat dingin atau tidak, tangan gemetaran, dan seterusnya. Secara lebih jelas akan kita bahas pada bagian-bagian berikutnya.

Wilayah III, adalah yang berkait dengan fungsi dasar kehidupan. Wilayah itu meliputi batang otak dan otak kecil. Disinilah pusat pengaturan denyut jantung, pernafasan, tekanan darah, termasuk pengaturan keseimbangan dan kehalusan gerakan dilakukan. Selain ketiga wilayah secara global tersebut, saya kira kita perlu mengetahui beberapa bagian di dalam otak yang memiliki peran penting dalam pengendalian kehidupan seseorang. Thalamus. Ini adalah bagian yang terdapat di otak depan, berfungsi mengatur proses masuknya informasi dari luar otak menuju ke kulit otak. Selain itu juga mengatur proses terjadinya gerakan organ-organ tubuh lewat koordinasi kulit otak dan otak kecil. Di bagian ini terjadi persimpangan sarafsaraf sensorik yang masuk ke otak. Hypothalamus. Berada di bawah Thalamus.Ia berfungsi mengatur kestabilan suhu badan, rasa lapar dan haus, kegiatan seksual, dan berbagai aktivitas badan lainnya termasuk proses pertumbuhan dan menstruasi pada perempuan yang dikendalikan secara hormonal. Hippocampus. Inilah bagian yang berfungsi untuk menyimpan memori rasional. Terutama ingatan-ingatan jangka pendek. Hippocampus berbentuk seperti huruf C, dan terletak di tengah otak. Ia sebenarnya merupakan bagian dari kulit otak yang menjulur ke bagian dalam otak. Karena itu, fungsinya terkait erat dengan proses rasional kulit otak. Akan tetapi, Hippocampus ini juga berperan dalam sistem limbik yang menjadi pusat fungsi luhur manusia. Inilah bagian yang memberikan pertimbangan rasional kepada fungsi luhur manusia. Bukan hanya emosional seperti yang diperankan oleh amygdala. Neurotransmiter. Ini adalah zat kimia di dalam otak yang berfungsi membawa pesan antar sel saraf. Zat-zat pembawa pesan ini diproduksi di dalam sel-sel saraf yang ada di otak, ketika pesan dari otak harus ditransmisikan ke bagian-bagian lain. Hampir seluruh kegiatan otak memanfaatkan neurotransmiter untuk menyampaikan pesan. Dengan membahas struktur dan fungsi otak ini, kita memperoleh suatu gambaran bahwa ternyata fungsi kehidupan manusia dikendalikan oleh jaringan lunak yang berada di dalam kepala itu. Otak bagaikan pusat pemerintahan yang mengendalikan seluruh wilayah yang menjadi otoritasnya. Mulai dari menangani informasi yang masuk lewat panca indera, memahaminya, menganalisa, membuat keputusan, sampai pada merespon lewat gerakan anggota tubuh kita, semua itu diperintah lewat mekanisme otak.

Bahkan, rasa senang, sedih, gembira, mencintai, dan berbagai perasaan kemanusiaan, semua juga berada dan bersumber di otak manusia. Kita lantas bertanya-tanya, kalau begitu apakah Jiwa kita berada di otak itu? Atau bahkan, jangan-jangan, ya otak itu yang disebut Jiwa? Kenapa bertanya demikian? Sebab, sebagaimana telah kita bahas di depan, bahwa kerusakan sel-sel otak bisa menyebabkan Jiwa seseorang terganggu bahkan mengalami kegilaan. sampai disini kita memperoleh alasan yang kuat untuk menaruh kecurigaan semacam itu. Untuk menjawab pertanyaan ini marilah kita menelusuri lebih jauh fungsi otak itu. Barangkali, dengan memahami mekanisme kerjanya kita bakal memperoleh gambaran lebih baik tentang fungsi otak tersebut. Dan kemudian bisa memperoleh jawaban atas pertanyaan di atas: benarkah Jiwa ada di dalam otak? Atau mungkin berada di balik otak? Atau, bahkan otak itu sendirilah yang disebut Jiwa? 2. MEKANISME KERJA OTAK Otak manusia dengan segala sistem sarafnya terbentuk tidak sekaligus. Ia tumbuh dan terbentuk secara berangsur angsur sejak dari dalam perut ibu sampai beranjak dewasa. Otak dan sistem saraf secara berkelanjutan mengalami penyempurnaan. Artinya, kemampuan dan kedewasaan otak terus mengalami perkembangan seiring dengan waktu dan tumbuh kembangnya si manusia. Awal mulanya manusia hanya berasal dari 1 sel saja, yaitu Stem Cell. Dari 1 sel yang berisi sifat-sifat ayah dan ibunya itulah terjadi perkembangan menuju pada terbentuknya manusia dengan kompleksitas yang sangat luar biasa. Satu sel membelah menjadi 2 sel, menjadi 4 sel, menjadi 8 sel dan seterusnya sampai bermiliar-miliar sel tubuh manusia. Dan yang menakjubkan, dari satu sel itu lantas berkembang menjadi sel-sel yang berbeda-beda bentuk dan fungsinya. Ada sel yang membelah dan berkembang ke arah pembentukan kepala. Ada yang membentuk badan dan anggota tubuh. Ada yang membentuk tulang belulang dengan segala bentuk dan fungsinya. Ada yang mengarah ke bentuk otot, darah, jantung, paru paru, ginjal, mata, otak, dan lain sebagainya. Sangat aneh memang! Darimana datangnya perintah untuk berkembang menjadi sel-sel yang berbeda tersebut. Apakah anda bisa melihat perbedaan antara sel darah merah dengan sel tulang, dengan sel daging, dan sel otak? Tentu saja, secara sepintas kita langsung bisa membedakannya. Ya, berbagai macam sel itu sangatlah berbeda bentuk maupun fungsinya. Kenapa bisa terjadi demikian, bahwa satu sel bisa berkembang menjadi sel-sel yang

berbeda dan lantas secara ajaib membentuk jaringan, kemudian menjadi organorgan yang berbeda-beda bentuk dan fungsinya? Siapakah yanag mengatur semua itu? Bukankah manusia belum terbentuk sempurna, dan masih berupa cikal bakal yang belum memiliki kesadaran atau pun kemauan? Pastilah dia tidak bisa memerintah sel-sel itu untuk membelah dan membentuk organ-organ tubuhnya sendiri. Ternyata di dalam Stem Cell tesebut ada suatu program yang sangat canggih yang memberikan perintah kepada sel-sel itu untuk membelah dan membentuk jaringan serta organ-organ tubuh manusia. Lebih jauh kita akan membahasnya di bagian berikutnya. Dalam kesempatan ini saya hanya ingin menginformasikan kepada anda bahwa sistem saraf dan otak manusia diperkirakan mulai terbentuk sebelum hari ke 18 berkembangnya janin di dalam perut sang ibu. Sejak saat itu sampai dengan hari kelahiran, sistem saraf dan otak manusia berkembang luar biasa cepatnya. Setiap menitnya, sel saraf di otak janin itu bertambah sekitar 25.000 sel. Dan begitulah seterusnya sampai menjelang kelahirannya sel otak bayi telah mencapai sekitar 100 miliar sel saraf! Selain sel saraf itu, di otak juga terdapat sel-sel penunjang yang berjumlah dua kali lipatnya, sekitar 200 miliar sel yang disebut sebagai glia. Sel-sel saraf berfungsi untuk menerima berbagai macam pesan, mengolahnya, dan mengeluarkan pesan-pesan. Sedangkan sel glia berfungsi untuk menunjang kelancaran dan keamanan prosesproses yang terjadi di dalam sel-sel saraf. Jadi dalam waktu sekitar 9 bulan itu telah terjadi proses pembangunan sistem saraf otak dan penunjangnya dengan melibatkan sekitar 300 miliar sel. Dan, sungguh sangat menakjubkan, sel-sel saraf itu membentuk sirkuit yang sangat rumit dan kompleks yang kemudian menjadi pusat kendali kehidupan manusia. Jutaan kali lebih rumit dan canggih dibandingkan dengan komputer terhebat abad ini. Sirkuit sel-sel saraf otak itu membentuk jaringan yang saling terkait dalam fungsinya. Tidak bisa dipisah-pisahkan. Kerusakan satu sel saja akan menimbulkan problem besar dalam fungsi otak tersebut, karena sel-sel saraf otak tidak bisa diperbarui kembali sebagaimana jaringan lain. Namun demikian, perkembangan saraf otak itu tidaklah berhenti pada saat bayi terlahir. Karena, kelahiran itu baru titik awal berfungsinya sistem saraf tersebut. Dan kemudian berkembang terus menuju kesempurnaan sampai usia dewasa. Memang perkembangan paling cepat adalah di masa pertumbuhan janin sampai masa kanak-kanak. Setelah itu, meskipun tetap berkembang, tetapi melambat

10

kecepatannya, seiring dengan usia. Setelah masa pembentukan janin di dalam rahim, masa kanak-kanak adalah masa yang paling kritis dalam pembentukan sistem saraf otak manusia. Anak-anak yang terlahir dengan cacat penglihatan Misalnya, tenyata sel-sel saraf yang berkaitan dengan penglihatannya tidak berkembang. Sel-sel di retina mata memang berkembang pesat sesudah bayi lahir ke dunia. Jika bayi, sesudah lahir, matanya ditutup tidak boleh melihat sampai beberapa lama, maka sel-sel di retina matanya tidak akan terbentuk, dan kemudian sel-sel saraf otaknya juga menjadi mengecil, dan tidak berfungsi. Otak bagian depan yang bertanggung jawab terhadap kecerdasan anak, berkembang pesat pada usia 6 - 12 bulan. Jika sel-sel saraf di daerah ini berkembang secara baik, maka anak akan memiliki kecerdasan tinggi, emosinya matang, penguasaan bahasanya baik, dan memiliki ketrampilan yang bagus. Wilayah bahasa di otak anak-anak juga mengalami pemantapan pada usia sekitar 8 bulan. Sistem saraf terbentuk dengan sangat khas, bersamaan dengan berkembangnya daerah otak yang disebut cortex prefrontal. Ini daerah yang sangat berhubungan dengan kesadaran dan konsep diri seseorang. Pada usia 8 tahun, anak-anak mengalami pemantapan atau keseimbangan fungsi otak kanan dan kiri. Kedua belahan otak itu memiliki mekanisme yang berbeda di dalam berpikir. Otak kanan cenderung berpikir intuitif dan artitistik. Sedangkan otak kiri berpikir secara logis, rasional dan analitis. Pembelajaran matematika, misalnya, lebih banyak menggunakan otak sebelah kiri. Demikian pula pembelajaran sains, dan tatabahasa. Sedangkan pembelajaran seni musik, seni tari, berfantasi dan semacamnya menggunakan mekanisme otak kanan. Jika kedua fungsi belahan otak berjalan secara seimbang, maka anak akan memiliki potensi kecerdasan yang matang, secara intelektual maupun emosional. Pemantapan itu terjadi pada usia sekitar 8 tahun. Pada masa janin, bayi, sampai anak-anak, sel-sel saraf akan terbentuk dan ditempatkan pada posisi-posisi yang tepat di kedua belahan otak itu. Baik hubungan-hubungan antar sel saraf, maupun sirkuit secara keseluruhan. Jika pada masa ini terjadi kesalahan penempatan dan pembentukan sirkuit saraf otak, maka akan terjadi kerusakan yang parah di sistem saraf otak itu dan menjadikan otak tidak berfungsi secara baik, karena sirkuit-siruitnya tidak terbentuk. Tapi, jika pembentukan sirkuit berjalan tepat, maka sel-sel saraf itu tinggal memperbesar ukurannya saja, di kemudian hari. Keandalan sistem saraf sangat

11

ditentukan oleh ukuran sel-sel sarafnya. Semakin besar selnya, panjang julurannya, dan luas sirkuitnya, maka semakin bagus fungsinya. Tapi semakin kecil selnya, pendek julurannya, dan sempit sirkuitnya, maka fungsinya akan semakin jelek. Sebagaimana sel-sel penglihatan yang tidak berkembang pada bayi, yang saya contohkan di atas. Bagian otak yang disebut amygdala ingatan yang bertanggung jawab pada emosi juga berkembang pada usia anak-anak, yaitu sekitar 3 tahun. Jadi anak-anak yang tidak terbentuk emosinya dengan baik pada usia itu biasanya akan memiliki kendala kematangan emosional saat dewasa. Sementara itu, ingatan rasional pada anak baru berkembang sesudah usia 3 tahun. Karena itu pendidikan di masa kanak-kanak lebih mengedepankan pendekatan emosional ketimbang rasional. Sesuai dengan bagian otak yang sudah berkembang. Dan seterusnya, sel-sel saraf masih berkembang sampai masa dewasa. Setiap kita melatih kemampuan baru, baik dalam segi bahasa, matematika, maupun ketrampilan fisik, maka sel-sel saraf otak kita yang berkaitan dengan pengendalian ketrampilan itu bakal berkembang, bertambah tebal, dan membentuk sirkuit-sirkuit baru. Maka, otak kita menjadi semakin membesar, dan berlipat-lipat di permukaannya. Semakin banyak lipatan-lipatan pada otak seseorang, maka itu menunjukkan semakin cerdas dia. Otak mengendalikan seluruh aktivitas kehidupan manusia dengan tiga cara, yaitu sinyal sinyal listrik lewat serabut-serabut saraf, zat-zat kimiawi yang disebut neurotransmiter, dan hormon-hormon yang dilepaskan ke dalam darah. Kepada tiga hal itulah aktivitas manusia bertumpu. Kekacauan pada salah satu dari tiga hal itu akan menyebabkan kekacauan atau bahkan kelumpuhan pada aktivitas manusia. Sinyal listrik adalah cara tercepat yang dimiliki oleh mekanisme otak dan saraf. Setiap memberikan perintah kepada organ atau bagian lain, otak selalu mengirimkan pesan-pesan lewat sinyal listrik. Seperti pulsa-pulsa telepon saja layaknya. Atau, seperti remote control televisi, tapi lewat kabel saraf. Kecepatan pesan dari otak menuju organ-organ yang dikendalikan itu sangatlah tinggi, 120 meter per detik. Jadi kalau anda memiliki tinggi 160 cm, maka kecepatan pesan dari otak sampai di ujung kaki anda hanya butuh waktu sekitar 1/75 detik saja.

12

Karena itu, kaki bisa langsung anda gerakkan seketika, saat otak anda berkehendak. Ini memungkinkan anda tidak meleset saat menendang bola, di sebuah pemainan sepak bola. Bayangkan jika respon anda tidak secepat itu, maka seorang pemain bola bakal bolak-balik meleset menendang bola yang tertuju kepadanya. Atau, barangkali seorang kiper akan selalu gagal menangkap bola yang mengarah ke gawangnya. Kecepatan respon yang demikian tinggi, ditentukan oleh kualitas kabel dan sistem perkabelannya, yang menghubungkan antara otak sebagai pusat kendali dengan organ-organ di seluruh tubuh kita. Demikianlah sistem saraf bekerja. Jika sistem perkabelannya jelek, alias susunan sarafnya jelek, maka kecepatan perintah itu juga akan terganggu. Atau bahkan mengalani kemacetan. Demikian pula jika kualitas kabelnya buruk, kecepatan sinyal listrik itu juga akan menurun. Salah satu keanehan pada sistem saraf ini adalah pada kualitas kabelnya. Biasanya, agar kecepatan sinyal listrik itu tinggi, dipilihlah kabel dari bahan logam yang bagus, katakanlah tembaga, atau platina yang memiliki daya hantaran listrik tinggi. Namun pada sistem saraf ini kabel yang dipilih justru terbuat dari bahan isolator, yang terdiri dari lemak, protein dan air. Itulah bahan serat-serat saraf manusia. Namun demikian, teryata memiliki daya hantaran listrik yang sangat bagus. Bahkan jauh lebih bagus dari logam-logam konduktor yang kita kenal. Kalau logam-logam konduktor digunakan sebagai kabel, maka dipastikan akan terjadi losses. Pada jarak tertentu kualitas sinyal itu akan turun. Dan kemudian diperlukan booster untuk meningkatkan kembali kekuatan sinyalnya. Tapi yang terjadi pada serat-serat saraf itu sungguh sangat menakjubkan. Tidak terjadi penurunan sinyal-sinyal listrik, karena sepanjang serabut saraf itu selselnya juga berfungsi sebagai booster. Jadi sinyal pesan itu sampai kepada tujuannya dengan sempurna, bahkan kadang lebih kuat. Barangkali manusia perlu menyelidiki sistem saraf ini lebih jauh, untuk menciptakan sistem telekomunikasi yang canggih dan mutakhir. Tidak menggunakan bahan- bahan logam dan booster, melainkan meniru yang ada di dalam sistem saraf tersebut. Perkembangan terakhir teknologi komunikasi adalah menggunakan serat optik yang jauh lebih baik dari bahan konduktor. Namun saya kira, secara integral masih kalah dengan sistem saraf yang ada di dalam tubuh manusia. Sistem hantaran sinyal listrik di dalam sistem saraf itu semakin bagus, ketika serabut sarafnya, melebar, julurannya semakin banyak, dan myelin (bahan pembungkus saraf) nya makin tebal.

13

Agak aneh memang, justru di daerah yang pembungkus sarafnya tebal kecepatan sinyal listrik itu malah bertambah tinggi. Bahkan sinyal-sinyal itu bisa melompatlompat dengan sangat cepat. Dan justru di daerah yang pembungkus sarafnya tipis, sinyal listriknya berjalan perlahan. Karena itu untuk mengetahui apakah sistem saraf seseorang berkembang baik atau tidak, cukup mengamati ketebalan sel saraf dan myelin nya, serta jumlah juluran-julurannya yang membentuk sirkuit. Semakin tebal sel saraf dan myelin nya, serta tambah banyak julurannya, serta luas sirkuitnya, maka sistem sarafnya pasti tambah bagus. Sel-sel saraf itu seperti plastik yang bisa mulur mungkret jika sering dipakai, sel-sel saraf tesebut akan membesar, menebal dan memanjang. Tapi jika tidak pernah dipakai, sel saraf kita bakal mengecil, menipis, dan kemudian menghilang. Jadi kita tinggal memilih, apakah kita selalu menggunakannya untuk beraktivitas, dan semakin pintar & terampil, ataukah kita tidak pernah memakainya, dan kemudian sel-sel itu bakal menghilang, dan kita menjadi orang yang bodoh! Selain lewat sinyal-sinyal listrik, otak memerintah organ-organ dengan menggunakan neurotransmiter. Ini adalah zat kimiawi pembawa pesan. Neurotransmiter ini diproduksi oleh sel-sel di ujung-ujung saraf otak seiring dengan sinyal-sinyal listrik yang melewatinya. Neurotransmiter itu kemudian dilepaskan menuju sel-sel sebelahnya, diterima oleh zat lain yang disebut reseptor (penerima). Jika reseptornya cocok dengan neurotransmiter, maka proses mengalirnya pesan itu akan berlanjut sampai ke organ yang dituju. Puluhan jenis neurotransmiter yang sudah diketahui fungsinya oleh manusia. Namun secara garis besar Neurotransmiter dikelompokkan ke dalam 3 golongan besar, yaitu: (1). Kelompok Asam Amino seperti GABA dan Glutamat, (2) Kelompok Biogenic Amin, seperti dopamin, ad renalin, dan noradrenalin, (3) Kelompok peptida seperti nitrit oksida. Masing-masing neurotransmiter itu memainkan peranan yang berbeda-beda dalam menyampaikan pesan otak kepada organ-organ. Sebagai contoh,: - kalau suatu ketika anda sedang cemas atau marah memuncak, maka anda akan berkeringat dingin, jantung berdenyut lebih kencang berdebardebar, dan kadang badan terasa lemas. Ini adalah efek dari dilepaskannya adrenalin atas perintah otak. Adrenalin disebut juga epinefrin.

14

jika anda sedang gembira, maka perasaan gembira itu itu dipicu oleh lepasnya neurotransmiter bernama enkefalin. - Jika, anda mampu bergerak tangkas trengginas, maka otak anda sedang memainkan neurotransmiter GABA. Jumlahnya sedang turun. Sebaliknya jika jumlah GABA naik, maka seseorang menjadi malas. - Bagi orang-orang yang sedang kehilangan mood nya, menjadi kurang daya konsentrasinya, neurotransmiter serotonin nya lagi turun. - Seseorang bisa mengalami kegilaan disebabkan oleh ulah norepinefrin, serotonin dan dopamin yang bekerja pada sistem kognisi, sistem koordinasi gerakan otot, dan kewaspadaan seseorang. Jadi, kita melihat betapa pentingnya peran neurotransmiter dalam kehidupan seseorang. Ia adalah Salah satu aktor utama dalam sistem kehidupan manusia, bersama dengan sinyal-sinyal listrik di serabut saraf dan hormon. Ya, hormon adalah aktor ketiga di dalam penyampaian pesan dari otak ke seluruh badan. Jika sinyal listrik dan neurotransmiter bekerja di sepanjang saraf, maka hormon dilepaskan lewat darah. Zat ini dilepaskan oleh kelenjar hipofise di otak bagian depan atas perintah Hippothalamus. Pada kasus orang marah atau cemas, hormon ikut berperan di dalamnya. Ketika anda cemas berlebihan, maka sistem limbik di otak anda akan bereaksi cepat memerintahkan Hippothalamus melepaskan hormon CRF (Corticotrophin Releasing Factor). CRF tersebut lantas meluncur menuju hipofise di bagian bawah Hippothalamus, dan memancing keluarnya hormon lain, ACTH (Adrenocorticotrophin Hormone).ACTH ini lantas masuk ke dalam aliran darah, dan kemudian menuju kelenjar anak ginjal. Di sana ACTH melepaskan hormon Cortisol yang merangsan saraf simpatis mengeluarkan adrenalin. Saat itulah anda akan merasakan jantung anda berdebar-debar, berkeringat dingin, gemetaran, sampai ingin kencing. Tidak berhenti sampai di situ, cortisol juga bakal mempengaruhi organ-organ lainnya. Salah satunya, dia akan menyerang Hippocampus sebagai pusat ingatan rasional anda. Jika itu terjadi, maka anda akan gugup dan lupa segala yang ada di dalam benak. Lagu yang sudah hafal pun kadang jadi lupa ketika anda sedang gugup di atas panggung. Selain itu, rasa lapar dan haus juga diatur secara hormonal oleh kelenjar hipofise. Demikian pula berbagai mekanisme pencemaan sepanjang usus, sangat dipengaruhi oleh kerja sistem hormonal. Sistem hormonal, diketahui sangat terkait dengan ketenangan dan kemampuan mengendalikan diri seseorang.

15

Jika seseorang gelisah berlebihan misalnya, tiba-tiba perutnya terasa mulas. Ini pun dikarenakan kerja sistem hormonal. Berbagai macam mekanisme yang berkaitan dengan seksualitas, juga diatur secara hormonal. Mulai dari kematangan sel telur seorang wanita, produksi sperma pada pria, kenikmatan seksualitas, sampai pada kelahiran seorang bayi, semuanya melibatkan sistem hormonal yang kompleks. Jadi, kini bertambah lagi kefahaman kita tentang proses-proses penting dalam pengendalian diri seorang manusia oleh otaknya. Otak melakukan peran sangat penting mengontrol segala aktivitas seseorang lewat tiga aktor utama, yaitu sinyal-sinyal listrik, neurotransmiter, dan hormon. Apakah anda semakin bisa merasakan bahwa keberadaan Jiwa sangat terkait dengan struktur dan fungsi otak? Ataukah sebaliknya? Atau malah menjadi ragu? Untuk memantapkan pemahaman, marilah kita bahas bagian-bagian selanjutnya, yang akan memberikan gambaran dari sudut pandang yang berbeda.

Mimpi Semalam
Oleh Silvia Iskandar "Eh, kamu percaya sama mimpi gak?", tanya Ipul.
"Dulu iya, sekarang nggak, mimpi itu cuma bunga tidur, lagi. Emangnya kenapa?", jawabku lagi. Ipul yang biasanya ceria hari ini tampak tak bersemangat. "Semalem aku mimpi aneh...pas bangun nggak enak rasanya, sekarang juga masih kepikiran..sedih deh aku...", sambung Ipul sambil menghela napas dalamdalam. "Hah...emang kamu mimpi apaan?", mau tak mau kasihan juga aku melihatnya. "Semalem aku mimpi hampir nikah sama cewek yang selama ini aku suka diemdiem, kartu undangannya udah dicetak segala. Belakangan ketahuan itu kartu salah cetak, aku gak jadi mendapatkan dia...." " Hah!! Hua ha ha ha ha ha...hua ha ha hue hehe ..." Aku tak kuasa menahan tawa mendengar mimpi Ipul yang agak konyol. "Jahat kamu, Vi. Kok tega amat ngetawain temen yang lagi kesusahan." Suara Ipul yang memelas menghentikan tawa geliku. Wajah Ipul tampak begitu suram

16

dan buram, apalagi kalau dilihat dari balik air mataku yang sempat keluar waktu tertawa geli. "Pul, mimpi itu bukannya cuma bunga tidur, tapi juga cuma sekedar efek samping dari kerja neurotransmitter di dalam otak waktu kamu lagi tidur." "Ah..tapi mimpiku semalem itu bener-bener jelas, Vi." Ipul menyanggah pernyataanku dengan gigih. "Begini nih ya...", langsung saja aku mendayagunakan secarik kertas yang ada di meja.

"Nah Pul, ini ceritanya kamu tidur dari jam 12 malem dan bangun jam setengah sembilan nih ya.", kuputar sketsaku menghadapi Ipul supaya ia dapat melihat dengan jelas. "Hmm...", gumam Ipul. "Sebenernya kamu udah menjalani beberapa siklus tidur walaupun kamu sama sekali tidak terbangun. Satu siklus itu dimulai dari keadaan sadar/bangun (bagian yang hitam), tahap REM (Rapid Eye Movement, bagian yang biru) di mana bola mata kamu bergerak-gerak walaupun masih dalam keadaan terpejam, terus tingkat kesadaran kamu semakin turun dan masuk ke tidur tingkat 1, 2, 3 dan 4. Nah.., bersamaan dengan turunnya tingkat kesadaran, tidurmu makin lelap." "Terus ?" lanjut Ipul. "Nah...satu siklus ini berlangsung selama 90 menit , pernah denger nggak orang bilang lebih baik kalau tidur jumlah jamnya ganjil ?" "Ooooo...iya ya iya..pernah!" Mata Ipul membelalak senang dan ia menganggukangguk dengan semangat. "Iya, inilah alasannya, karena satu siklus itu 90 menit, kalau misalnya pagi-pagi kamu terbangun setengah jam sebelum wekermu berbunyi, terus kamu pikir...tidur lagi ah....itu nggak baik." "Ooo..iya ya, kalau tidur setengah jam, justru pas aku lagi lelap-lelapnya ya? Otakku lagi siap-siap masuk tidur tahap 3 dan 4 ya?" Ipul memelototi grafik yang kugambar seraya mengangguk-angguk mengerti.

17

"Tul, pinter juga kamu Pul........kadang-kadang ! He he he..." "Ah...kamu ngetawain aku melulu..terus apa hubungannya penjelasanmu ini sama mimpiku semalem?" "Nah...mimpi itu kebanyakan terjadi pas tahap REM yang biru ini Pul." "Lho..kalau dilihat dari tingkat kesadaran, mimpi itu justru terjadi pada saat tidur kita belum terlalu lelap ya?" "Iyaaa! Mangkanya, kalau mimpi, kita kadang-kadang suka terbangun! Ya karena itu, masih dalam tahap tidur yang belum terlalu lelap!" Senang juga aku melihat Ipul yang antusias mendengar penjelasanku dan tampak segar kembali. "Tapi..bukan berarti tiap kali kita masuk tahap REM terus kita mimpi. Dan ini nih yang paling aku pengen kasih tahu kamu biar gak murung mikirin mimpimu semalem." "Apaan?" Tanya Ipul tak sabar. "Cuma mimpi terakhir yang bisa kamu ingat setelah bangun! Mimpi-mimpi lain yang terjadi pada tahap-tahap REM di siklus-siklus sebelumnya tidak akan kamu ingat lagi!" "Kok bisa gitu?" "Gini lho..pada saat seseorang sadar, kadar noradrenalin dan serotonin di dalam otak cukup tinggi, tapi begitu tidur, kadarnya berkurang setengah dan bahkan hampir nggak ada sama sekali pada tahap REM. Noradrenalin dan serotonin itu adalah neurotransmitter yang digunakan pada saat kita berkonsentrasi untuk melakukan sesuatu atau waktu kita mau mengingat sesuatu."

"Ooo..jadi pas kita mimpi di tahap REM, neurotransmitter yang membantu kita untuk menyimpan ingatan di otak itu absen nih ceritanya ya?" "Tullllll...mereka lagi sibuk membenahi dirinya sendiri, mereka kan juga perlu istirahat!!" jawabku semangat.

18

"Jadi maksudmu, mungkin aja aku semalem mimpi 3-4 kali, tapi yang aku inget cuma yang terakhir gitu?" kening Ipul berkerut sedikit. "Iyaaa...karena pada saat kamu bangun dan masuk tahap kesadaran, noradrenalin dan serotonin juga ikut bangun dan membanjiri otakmu lagi. Jadi cuma mimpi terakhir yang kamu lihat paaaaaaaas sebelum kamu bangun itu doang yang bisa kamu inget Pul!!" "Oooo..jadi kebetulan aja itu mimpi aku liat di tahap REM terakhir, kalau nggak juga aku nggak inget ya?" "Iya..apalagi karena pagi-pagi noradrenalin dan serotonin itu belum bekerja penuh, kalau misalnya kamu tadi pagi telat bangun terus buru-buru ngapangapain, kamu akan lupa sama mimpimu itu, makanya mimpi itu bener-bener cuma bunga tidur kok!" "Wahh...iya ya...aku jadi ngerti soal mimpi nih. Ayo kamu harus tulis buat pembacamu di chem-is-try.org!" Ipul mengambil kertas yang berisi grafik yang kugambar tadi dan menyimaknya sekali lagi. "He he he, ntar deh kalau ada waktu pasti aku bagi nih informasi. Tapi yang penting kamu udah bisa ceria lagi dan nggak mikirin mimpimu yang aneh itu, kan?" "Mikirin mimpinya sih nggak lagi, tapi mikirin orangnya iya, pas aku lagi sadar!! He he he he..." Neurotransmitter : zat penghantar di dalam sistem saraf Referensi: OUCH Research Libray

Dopamin: tabir masa depan cinta dan perilaku manusia


Bayangkan, anda memasuki ruangan dokter sambil membawa kartu cerdas berisi seluruh informasi genetik tubuh anda yang telah dikode dan diamankan dengan nomor PIN seperti anda membuka ATM. Dengan melihat data-data informasi genetik anda yang unik, dokter dapat menentukan obat yang tepat dalam dosis yang akurat secara efisien sesuai dengan kondisi anda tanpa khawatir akan terjadinya ADR (Adverse Drug Reaction), efek samping maupun ketidaktepatan pemilihan obat. Keadaan tersebut merupakan impian para ilmuwan yang bergerak di bidang farmakogenetik, suatu ilmu yang menghantarkan manusia

19

pada pengobatan individual/pengobatan butik berdasarkan pemetaan lengkap seluruh gen yang dimiliki tubuh manusia. Para ilmuwan di bidang biologi molekuler yang tergabung dalam Human Genom Project (HGP) telah mengumumkan hasil sekuensing sekitar 100.000 gen manusia tertanggal 26 juni 2000. Farmakogenomik mencari korelasi yang belum terungkap antara pola-pola genom dengan manifestasi klinis. Sebuah korelasi yang jika terungkap akan dapat memberikan kemudahan bagi para dokter dan ahli farmasi untuk membuat keputusan yang tepat, rasional serta menurunkan angka probabilitas kesalahan pemberian obat, kesalahan dosis, maupun resiko efek samping karena penggunaan metode trial-and-error. Tak ingin jauh berbeda dari impian para pharmacogenomist, para neuroscientist yang meneliti dopamin -zat kimia otak yang secara alami disintesis terutama dalam jaringan saraf dan kelenjar adrenal- semakin gencar menelusuri mekanisme dan jalur-jalur biokimia yang terkait dengan si penghantar signal antar saraf sekaligus neurohormon itu. Sebagai neurotransmitter, dopamin menghantarkan pesan dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain sedangkan sebagai neurohormon, dopamin bekerja menghambat pelepasan prolaktin dari lobus anterior pituitary. Para neurophysiologist, computer scientist, psychologist, dan economist yang berkolaborasi dalam studi interdisiplin di jurnal Nature vol. 9, agustus 2006, mengemukakan hipotesa mengenai sel saraf dopamin otak tengah sebagai pengkode dalam menentukan pengambilan keputusan. Menggunakan monyet macaque (Macaca fasicularis) sebagai binatang percobaan, G. Morris et al. melaporkan analisis hasil penelitian mereka yang menunjukkan bahwa sel saraf dopamin dalam perilaku primata membawa sinyal yang berguna untuk mempelajari kemungkinan reward dan probabilitas pengambilan keputusan atas adanya reward tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa sel saraf dopamin mengkode aksi yang akan dilakukan ketika suatu reward diberikan . Peran utama dopamin sebagai pusat reward reinforcement dan motivasi perilaku adalah daya pikat utama molekul ini sehingga membuat para ilmuwan bergabung dalam studi interdisiplin untuk mempelajari lebih dalam mengenai jalur-jalur dopamin. Secara sederhana, reward adalah segala sesuatu dimana makhluk hidup akan berusaha melakukan kerja untuk mendapatkannya. Contohnya: makanan dan seks. Fenomenanya dinamakan brain stimulation reward (BSR). Hal yang menarik dalam eksperimen BSR ialah bahwa reward itu sendiri tidak akan memberikan rasa kepuasan. Penelitian BSR digalakkan untuk menghantarkan pemahaman mengenai bagaimana otak secara keseluruhan mengatur dirinya sendiri untuk membentuk sebuah perilaku.

20

Terkait dengan ini, sel saraf dopamin akan diaktivasi ketika suatu rangsangan reward muncul. Dopamin dipercaya oleh para ilmuwan sebagai zat kimia yang ikut bertanggung jawab menentukan perilaku pengambilan keputusan oleh otak. Ketika suatu rangsangan reward yang sama muncul kembali, ada sebuah keterulangan perilaku untuk merespon . Hal ini menyebabkan penelitian dopamin dianggap sebagai salah satu kunci dalam mengungkapkan proses learning and memory. Dapat anda bayangkan, bahwa sesungguhnya sebuah keinginan, sebuah pemikiran, bahkan sebuah perilaku, dapat ditebak dan dipetakan dengan mempelajari rangkaian molekul-molekul dalam otak. Menelusuri fungsi dopamin selanjutnya, molekul ini berperan dalam banyak perilaku manusia dalam kehidupan. Mulai dari kecanduan, psikosis, kegelisahan, perubahan mood sampai perilaku abnormal akibat ketidakseimbangan kadar dopamin dalam otak. Cinta dan Dopamin Jika anda jatuh cinta, maka rasa `pleasure feelings` yang anda rasakan adalah peran dopamin. Bersama dengan meningkatnya kadar adrenalin yang mempercepat denyut jantung, serta rendahnya kadar serotonin yang menyebabkan rasa obsesif (kepemilikan), dopamin memberikan efek membahagiakan, meningkatan energi, menurunkan nafsu makan, dan mengurangi konsentrasi. Kolaborasi anthropologist, physiologist dan neuroscientist dalam The Journal of Comparative Neurology vol. 493 oktober 2005 melaporkan hasil riset mereka menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI) untuk memperhatikan otak 17 orang wanita dan pria saat mereka sedang memperhatikan foto lawan jenis yang disukainya. Data hasil scan menunjukkan bahwa adanya peningkatan aliran darah dalam otak serta adanya peningkatan kadar reseptor dopamin dalam area caudate nucleus dan ventral tegmental area (VTA) sebelah kanan. Menurut Dr. Helen Fisher dari Rutgers University dalam jurnal yang sama mengatakan bahwa apa yang nampak dalam alat scan tersebut adalah suatu keinginan biologis untuk fokus terhadap satu objek. Tingginya kadar dopamin diasosiasikan dengan meningkatnya perhatian, hiperaktivitas, keresahan dan perilaku goal-oriented. Dengan kata lain, seseorang yang berada dalam situasi ini akan terfokus kepada pasangannya dan kurang perhatian terhadap hal yang lainnya. Dalam jangka waktu tertentu setelah hubungan intens/aktivitas seksual, oksitosin dan vasopressin akan mempengaruhi jalur-jalur dopamin dan adrenalin, sehingga menyebabkan kadar kedua molekul ini menurun . Mekanisme ini dipercaya menyebabkan `pleasure feelings` memudar setelah

21

beberapa lama hubungan intens atau terjadinya aktivitas seksual. Sebuah tim kolaborasi ilmuwan dari Universitas Pisa di Italia menyebutkan bahwa, studi menunjukkan `pleasure feelings` dan `passionate` akan memudar dan hampirhampir hilang setidak-tidaknya 2 tahun setelah hubungan intens antar pasangan terjadi. Perubahan kadar `kimia cinta` berupa dopamin, adrenalin, norepinephrin, dan phenylethylamin adalah penyebabnya sehingga suatu reward akan lebih ditanggapi secara rasional daripada mengandalkan aktifitas hormonal. Candu dan Dopamin Love as addictive as cocaine` begitu komentar para neuroscientist yang memang bisa dibuktikan oleh mekanisme molekuler. Diatas telah disebutkan bahwa `pleasure feelings` saat jatuh cinta merupakan ulah dopamin. Begitu pula mekanisme kecanduan yang diberitakan oleh Eric J. Nestler dalam Jurnal Nature Neuroscience oktober 2005. Mekanisme kecanduan terkait erat dengan jalur mesolimbic dopamin yang meliputi dopaminergic sel saraf di VTA serta daerah limbic forebrain, terutama nucleus accumbens (NAc). Jalur VTA-NAc ini adalah jalur terpenting dalam efek akut sistem reward dalam semua jenis adiksi obat. Beberapa jenis obat dan senyawa yang menyebabkan adiksi diantaranya ialah amfetamin, kokain, opiat, alkohol dan nikotin . Senyawa seperti kokain misalnya, dapat menyebabkan beberapa ribu kali peningkatan kadar dopamin dalam otak. Hal ini akan menyebabkan kecanduan dan perasaan ingin mendapatkan `pengalaman rasa` yang sama. Gangguan pada ketersediaan dopamin maupun jumlah reseptor dopamin akan dapat menyebabkan abnormalitas perilaku dan aktifitas gerak. Beberapa area otak yang terkait dengan jalur VTA-NAc juga essensial dalam mekanisme reward dan perubahan reward secara kronik dalam kaitannya dengan adiksi. Area yang dimaksud adalah amygdala, hippocampus, hipotalamus, dan beberapa wilayah di korteks frontal . Beberapa area ini adalah bagian penting dari sistem penyimpanan memori di otak. Hal ini menghantarkan kepada pemahaman bahwa aspek-aspek penting dalam mekanisme adiksi sangat terkait dengan memori. Selanjutnya ada suatu indikasi bahwa jalur VTA-NAc dan beberapa wilayah sistem limbik tersebut juga memediasi efek `natural addiction` terhadap `natural rewards` seperti makanan, seks dan interaksi sosial. Dalam jurnal Molecular Psychiatry, Volkow, N. D et al. melaporkan bahwa ditemukannya abnormalitas yang serupa dari hasil scan penampakan otak untuk kecanduan obat dan kecanduan alamiah (natural addiction). Meskipun demikian,

22

penelitian lebih lanjut untuk mekanisme kecanduan alamiah ini masih perlu dilakukan, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi dan heterogennya sindrom klinik yang muncul. Eisch, A.J. dalam Progress in Brain Research melaporkan bahwa setelah pemakaian secara kronik, beberapa obat yang memiliki efek candu berkecenderungan untuk mengurangi neurogenesis (pembentukan sel saraf baru) di otak daerah dentate gyrus hippocampus orang dewasa. Sampai saat ini fungsi neurogenesis hippocampal orang dewasa merupakan subjek yang masih sangat kontroversial. Pembentukan sebuah sel saraf baru dipercaya merupakan hal yang esensial dalam pembentukan sebuah memori baru. Penemuan selanjutnya untuk memperkuat bukti bahwa penggunaan obat-obat tertentu secara kronik dapat mereduksi neurogenesis masih dinantikan. Penemuan tersebut akan berguna untuk menjawab pertanyaan mengenai mekanisme abnormalitas perilaku yang menyimpang dan ingatan yang berkurang dari banyak kasus kecanduan. Candy dan dopamin Jika anda menginginkan sebuah permen yang pernah anda rasakan sebelumnya, reward yang ditimbulkan ketika anda ingin merasakan nikmatnya pengalaman mengunyah permen tersebut juga adalah peran dopamin. Ketika manusia lapar dan melihat makanan, sel-sel dopamin akan teraktivasi. Kalau anda memakan makanan yang sangat lezat dan pada waktu yang lain anda melihatnya kembali, sel-sel dopamin anda akan teraktivasi hingga mengumpul dan menjenuh. Riset selanjutnya dalam kaitan antara dopamin dan makanan dilaporkan oleh Volkow.N et al. dari Brookhaven National Laboratory yang membawa kemungkinan baru dalam strategi pengobatan obesitas/ kegemukan. Ditemukan adanya abnormalitas kadar reseptor dopamin dalam otak orang-orang yang kegemukan. Dengan menggunakan PET (Positron Emission Topography) dan senyawa radioaktif, dilakukan pengukuran kadar reseptor dopamin dalam otak 10 orang pasien obesitas dan 10 orang dengan berat normal. Hasilnya menunjukkan kadar reseptor dopamin yang lebih rendah pada pasien obesitas dibandingkan dengan orang normal. Gene-Jack Wang dari laboratorium yang sama mengemukakan bahwa cara memperbaiki kembali fungsi dopamin dimungkinkan sebagai salah satu strategi dalam pengobatan pasien obesitas. Crazy dan Dopamin Ingatkah anda pada kegilaan nobelis DR. John Nash dengan tokoh halusinasinya yang di abadikan dalam film `Beautiful mind`? Pada pasien schizophrenia, kadar dopamin meningkat berlebihan, sehingga menyebabkan otak berhalusinasi. Schizophrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim

23

dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra). Psikiater asal Scandinavia, Dr. John Carlson, menyebutkan bahwa banyak ilmuwan top dunia dalam sejarah ternyata mengidap Schizophrenia. Riset di laboratorium dengan menggunakan aneka macam tehnik kedokteran nuklir diantaranya pemakaian radioisotop untuk menentukan bagian-bagian pada otak yang berkaitan dengan schizophrenia semakin digalakkan. Riset dipusatkan pada penelusuran mekanisme dan daya kemampuan otak untuk menimbulkan dopamin. Menurut dugaan, abnormalitas pada schizophrenia terjadi dalam bentuk rantai panjang serta komplek yang dimulai dengan perubahan pirosin menjadi dopa, dopa menjadi dopamin, dan dopamin menjadi noradrenalin. Masing-masing mata rantai ini terjalin menggunakan enzim yang spesifik. Ketika adanya gangguan saat proses konversi kritis ini berlangsung, maka memungkinkan terbentuknya ketidakseimbangan kadar dopamine sehingga menimbulkan gangguan perilaku dan mental. Lain halnya dengan Parkinson, kadar dopamin pada pasien yang menderita penyakit ini menurun berlebihan, sehingga menyebabkan otot motorik kehilangan fungsi normalnya. Gejala yang ditimbulkan akan berupa tremor/dyskinesia (distorsi dalam menjalankan otot volunter). Arvid Carlsson, ilmuwan asal Swedia, adalah orang yang mengarahkan pemahaman mengenai dopamin dan penyakit parkinson. Ia membuktikan bahwa di dalam daerah ganglia basalis otak manusia terdapat kadar yang tinggi dopamin. Sebelumnya, para ilmuwan masih meyakini bahwa dopamin hanyalah suatu prekursor bagi neurotransmitter noradrenalin. Carlsson berhasil mematahkan anggapan ini, karena ia menemukan bahwa dopamin terkonsentrasi di daerah otak yang lain dari tempat noradrenalin, sehingga ia berkesimpulan, dopamin adalah neurotransmitter tersendiri yang terpisah dari noradrenalin. Atas penemuannya ini, ia dianugrahi nobel di bidang kedokteran tahun 2000. Riset Carlsson mengenai dopamin meningkatkan pemahaman mengenai obatobat Parkinson dan beberapa obat lain. Ia berhasil menunjukkan obat-obat antipsikotik yang banyak dipakai untuk mengobati pasien skizofrenia, mempengaruhi transmisi sinaptik dengan memblok reseptor-reseptor dopamin. Temuan Carlsson juga memiliki makna penting bagi pengobatan depresi, salah satu penyakit kejiwaan yang paling banyak dialami manusia. Ia berkontribusi bagi pengembangan obat-obat antidepresi generasi baru, yaitu kelompok SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) seperti Prozac (flouxetine) yang sempat terlaris di Amerika (pada awal tahun 1990-an mencapai omzet 1 milyar dollar AS, walaupun kemudian popularitasnya mulai menurun karena diperdebatkan

24

sebagai kapsul kepribadian, yang membuat pasien yang meminumnya seolaholah mengalami perubahan kepribadian). Selain Schizophrenia dan Parkinson, ketidakseimbangan kadar dopamin dalam otak juga diduga mempunyai korelasi dengan penyakit AttentionDeficit/Hyperactivity Disorders (ADHD) dan autisme, dimana keduanya memberikan gejala abnormalitas pada perilaku pasien. Tulisanku Dopaminku Bagaimana seorang pelukis handal dapat melukis wajah seorang gadis memikat hati yang lama tak ditemuinya atau bagaimana seorang penulis merincikan kembali pemandangan gunung Fuji dengan sentuhan emosi dan cuaca saat itu. Kedua kejadian tersebut berkaitan erat dengan sistem reward dan memori. Menulis seperti halnya melukis, dimana keduanya menaburkan ingatan-ingatan akan kata maupun bentuk rupa. Ketika anda melukis, anda menggunakan banyak area di otak bagian belakang tempat korteks visual dimana suatu gambar dibentuk. Baik dengan kuas maupun pena, imagi-imagi akan keluar dari lokuslokus memori. Suatu memori mengkorelasikan anda tidak hanya kepada bentuk gambar masa lalu, namun juga bentuk emosi masa lalu. Riset-riset untuk mengungkap misteri penyimpanan memori menjadi topik bahasan yang menarik untuk para ilmuwan. Perlombaan mengkorelasikan kimia otak seperti dopamin, noradrenalin, ratusan enzim dan ribuan gen-gen pengkode menjadi tema-tema di laboratorium neuroscience tersebar di berbagai negara. Pengungkapan tabir mekanisme dopamin bermanfaat untuk strategi penanggulangan penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas dopamin. Disamping berperan penting untuk mengenali wilayah abu-abu misteri proses daya ingat, penyimpanan memori, penentuan sebuah keputusan hingga membentuk suatu kebiasaan perilaku. Andaikata mekanisme jalur-jalur dopamin dalam otak manusia terungkap transparan, bukan tidak mungkin suatu saat nanti akan ada pasien meminta dokter untuk memberikan resep meningkatkan `pleasure feelings` setelah 3-4 tahun usia pernikahan, dimana kadar `love chemistry` saat itu telah menurun. Di lain sisi, bisa jadi masyarakat membutuhkan parameter tambahan berupa pengukuran kadar dopamin sebagai salah satu syarat kandidat presiden. Para pengusaha mempunyai cara yang lebih mudah untuk meningkatkan kinerja para anak buahnya dalam mengambil keputusan, para psikolog harus berfikir lebih keras untuk menjadi lebih cerdas menanggulangi berbagai masalah baru dalam perilaku manusia, dan para sastrawan akan sibuk merekonstruksi kembali definisi dan makna cinta.

25

Daftar bacaan: 1. Keeping the memories flowing. Nature neuroscience 9, 1199-1200 (2006) 2. Midbrain dopamine neurons encode decisions for future action. Nature Neuroscience 9, 1057-1063 (2006) 3. Choice values. Nature neuroscience 9, 987-988 (2006) 4. Prefrontal cortex and decision making in a mixed-strategy game. Nature neuroscience 7, 404 - 410 (2004) 5. Lust und Liebe (Lust and love): is it more than chemistry? G Frobse and R Frobse, translated by M Gross, Cambridge UK, RSC (2006) 6. Is there a common molecular pathway for addiction? Nature Neuroscience 8, 1445 - 1449 (2005). 7. (Romantic love: An fMRI study of a neural mechanism for mate choice). The journal of Comparative Neurology vol. 493, issue 1. 58-62 (2005) 8. Dopamine in drug abuse and addiction: results from imaging studies and treatment implications. Mol. Psychiatry 9, 557-569 (2004) 9. Love, Actually. Nature 427, 396-397 (29 January 2004) 10. Physiology Nobel: Celebrating the Synapse. Science Magazine vol. 290. no. 5491, p. 424. (20 October 2000)

Banjir Katekolamin
Sesuatu yang berlebihan cenderung mendatangkan keburukan daripada kebaikan. Bencana alam seperti kebakaran hutan, pemanasan global dan banjir terjadi dikarenakan ada sesuatu hal yang berlebihan sehingga munculnya ketidakseimbangan di alam. Dalam skup jagad raya kecil seperti tubuh, ketidakseimbangan kadar-kadar molekul dapat terjadi. Tak urung ketika suatu rangsangan berupa kondisi, situasi, perkataan maupun tindakan yang dianggap tidak menyenangkan oleh otak, respon berupa emosi dapat menguasai urat nadi dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun. Fenomena kekalahan jalur impuls neuron menguasai wilayah korteks dibandingkan jalur impuls neuron menguasai wilayah sistem limbik ini dapat mengakibatkan penyakit dan bencana dalam diri sendiri sehingga menimbulkan penyakit-penyakit ringan sampai berat dari mulai menjadi terbiasa berfikir negatif, cenderung emosional, munculnya gejala penyakit darah tinggi, stress, sampai serangan jantung.

26

Sebuah emosi terjadi dimulai dari dalam struktur otak berukuran 2 keping biji almond yang dinamakan amigdala. Amigdala bertanggungjawab untuk mengidentifikasi ancaman dari luar, ancaman keamanan, dan memberikan semacam `alarm` ketika sebuah ancaman sepertinya membutuhkan penanganan. Respon Amigdala sangatlah cepat terhadap ancaman ini. Amigdala akan memberikan respon sebelum wilayah korteks (bagian dari otak yang bertanggungjawab terhadap rasionalitas dan keputusan) dapat memproses kerasionalan reaksi tubuh. Bisa dikatakan, otak memiliki sistem elektrikal sedemikian hingga tubuh bereaksi menggunakan amigdala sebagai pusat emosi lebih cepat daripada tubuh menyadari apa yang dilakukan. Namun ini bukanlah sebuah alibi untuk setiap orang dapat melakukan sesuatu berdasarkan emosi dibandingkan rasionalitas, karena seseorang dapat mengontrol impuls agresivitas dan kemarahan dengan sebuah kebiasaan perilaku yang menyebabkan kecepatan respon korteks meningkat sehingga seseorang menjadi lebih rasional, tenang dan stabil dalam mengontrol emosi.

Gambar 1. Amigdala 27

`Luapan Katekolamin` Setiap sel terjalin indah membentuk satu rangkaian tubuh. Sebuah emosi yang terjadi dalam suatu tubuh, merupakan emosi seluruh sel. Ketika suatu tubuh sedih, maka seluruh sel akan `ikut sedih`. Tungkai kaki, tangan melemah. Sel-sel darah merah akan sebagian meninggalkan wajah, pori-pori muka akan mengecil, Wajah akan terlihat lebih pucat dan sendu. Kelopak mata menurun, otot pipi, tungkai hidung, rahang melemah. Terjadi depresi dan eversi bibir bagian bawah dan umumnya diikuti dengan jatuhnya tetes-tetes air mata dari kelenjar lakrimal. Begitu pun yang terjadi ketika suatu tubuh marah. Seluruh sel dalam tubuh tersebut sebetulnya `ikut marah`, Otot corrugator supercilii, occipitofrontalis, dan orbicularis oculi berkontraksi lalu mengernyitkan alis, otot masseter berkontraksi sehingga mulut menegang, otot tubuh akan meregang, lubang hidung mengembang, dan mata menyala. Di dalam otak, neurotransmitter yang dinamakan katekolamin dilepaskan dalam jumlah besar, menyebabkan sel tubuh mengalami peningkatan energi yang terjadi selama beberapa menit. Peningkatan energi ini terjadi dibalik keinginan yang biasanya diikuti dengan aksi fisik. Pada saat yang bersamaan denyut jantung, tekanan darah dan kecepatan nafas pun meningkat. Wajah akan kebanjiran aliran darah sebagaimana ia membanjiri tungkai kaki dan lengan dalam penyiapan aksi fisik. Fokus perhatian akan menyempit dan menjadi terpusat pada satu target. Tinggal menunggu ya atau tidaknya aksi fisik diberlakukan. Katekolamin adalah senyawa yang di buat dari asam amino tirosin, diproduksi di dalam sel-sel kromafin medulla adrenal dan jaringan saraf postganglion dari sistem saraf simpatis. Katekolamin dapat larut dalam air dan dapat terikat protein plasma 50% sehingga mereka dapat bersirkulasi dalam darah. Katekolamin yang paling banyak ditemukan dalam tubuh ialah epinefrin (biasa dikenal sebagai adrenalin), norepinefrin (noradrenalin) dan dopamin. Tingginya kadar katekolamin dalam darah diasosiasikan dengan stress yang bisa datang dari reaksi psikologis dalam diri sendiri atau tekanan dari lingkungan luar seperti bising, suasana yang tak nyaman, kondisi yang sulit, dan lain sebagainya. Kadar katekolamin yang sangat tinggi (dikenal juga sebagai toksisitas katekolamin) dapat terjadi akibat dari stimulasi atau kerusakan sel-sel saraf di batang otak. Beberapa obat seperti tolcapone (COMT-inhibitor pusat) dapat pula meningkatkan kadar katekolamin. Dua jenis katekolamin, yaitu dopamin dan epinefrin, berfungsi juga sebagai neurotransmitter di sistem saraf pusat disamping sebagai hormon dalam sirkulasi darah.

28

Katekolamin memfasilitasi reaksi fisik yang berkenaan dengan persiapan aksi otot mencakup peningkatan denyut jantung dan paru-paru, penghambatan kerja lambung dan usus halus, konstriksi pembuluh darah di banyak wilayah tubuh, inhibisi kelenjar air mata, pembesaran pupil mata, relaksasi kandung kemih, dan penghambatan ereksi. Katekolamin menyebabkan fisiologi tubuh secara umum merubah diri untuk menyesuaikan menghadapi aktivitas fisik. Menanggul `luapan katekolamin` Membiasakan untuk duduk dari posisi berdiri ketika dalam keadaan emosi ternyata dapat menurunkan ketegangan. Dalam jurnal Gait & Posture vol. 25, Februari 2007, Allain et.al. memberitakan bahwa peningkatan tensi otot tulang belakang akan menurunkan derajat kesigapan postural sehingga menyebabkan respon tubuh melemah. Telah diketahui sebelumnya bahwa saat duduk, bagian lumbar dari tulang belakang menekuk sehingga menurunkan ketegangan otot-otot kaki dan tangan. Beberapa akar saraf berasal dari lumbar 1 sampai 5 tulang belakang. Akar-akar saraf ini akan bersatu dan membentuk saraf tunggal terpanjang pada tubuh manusia, yaitu saraf sciatic. Saraf sciatic mempersarafi hampir seluruh jaringan kulit kaki dan otot dari tungkai kaki sampai ke mata kaki. Saat seseorang duduk dari keadaan berdiri dalam suatu kondisi emosi, minimal 20% energi diturunkan, sebanyak energi yang tersimpan jika suatu pekerjaan dilakukan dengan duduk dibandingkan berdiri.

29

Gambar 2. Saraf Sciatic pada tungkai dan posisi lumbar 30

Duduk dapat merelaksasi otot-otot dan regulasi aliran darah sehingga secara tidak langsung, aliran impuls saraf menuju wilayah prefrontal cortex akan berjalan lebih cepat. Prefrontal cortex berfungsi sebagai pemproses rasionalitas dan pengambil keputusan. Ketika amygdala mengontrol emosi, prefrontal cortex mengendalikannya dalam proporsi seimbang. Saat emosi, kadar katekolamin tinggi dalam prefrontal cortex, yang menyebabkan fungsi-fungsi wilayah otak ini tidak berjalan penuh. Dengan duduk, terjadi peredaan ketegangan dan emosi dimana kadar katekolamin menurun sehingga bagian otak ini dapat berfungsi dengan baik. Optimalisasi kadar katekolamin Prefrontal cortex (PFC) yang berlokasi di otak bagian depan bertugas memproses suatu rangsangan untuk diolah, ditelaah berdasarkan informasi dan pengalaman yang pernah terekam dalam memori. Kemampuan untuk menghambat tingkah laku yang tidak sesuai, pengaturan fokus, memonitor aksi, perencanaan dan mengorganisir aksi masa depan juga bagian dari tugas PFC.

Gambar 3. Prefrontal Cortex 31

Kerusakan pada PFC dapat menyebabkan gejala kelupaan, distraktibilitas, impulsivitas, dan disorganisasi. Pasien dengan kerusakan PFC lebih mudah terdistorsi, punya konsentrasi yang buruk, tidak bisa mengkoordinasikan pekerjaan, dan lebih sensitive terhadap interferensi. Katekolamin memiliki pengaruh esensial dalam fungsi PFC. Tingginya kadar dua jenis katekolamin, yaitu dopamin dan norepinephrine, dalam PFC akan menurunkan kemampuan regulasi fokus dan penyimpanan memori, Hal ini menjelaskan mengapa seseorang yang berada dalam keadaan emosi tidak dapat mengontrol perilakunya, tidak dapat fokus maupun berfikir jernih. Suatu tubuh yang tidak terbiasa meredam luapan kadar katekolamin ke dalam daerah PFC, akan lebih dikuasai oleh emosi yang dapat mengakibatkan suatu tindakan emosional yang tidak masuk akal, cenderung destruktif dan tidak efektif. Studi Neuropsikologi dan penampakan otak menunjukkan bahwa ditemukannya penurunan fungsi PFC pada pasien-pasien dengan tingkah laku abnormal seperti pasien Attention Deficit Hyperactivity Disorders (ADHD) dan autisme. Riset pada hewan mengindikasikan bahwa PFC sangat sensitive terhadap lingkungan neurokimia. Sedikit saja perubahan modulasi katekolamin pada sel-sel PFC dapat menurunkan kemampuan PFC dalam mengontrol perilaku. Efek optimal dari norepinefrin dan dopamin sangat esensial untuk fungsi PFC dapat bekerja dengan baik. Pengobatan yang paling efektif untuk ADHD memfasilitasi transmisi katekolamin dan mempunyai aksi terapeutik dengan mengoptimasikan aksi katekolamin di PFC. Studi lain menggunakan Magnetoencephalography (MEG) dan Electroencephalography (EEG) menunjukkan bahwa teknik penenangan diri dapat meningkatkan aktifitas frontal cortex. Sepertinya hal ini memiliki korelasi yang erat dengan keoptimalisasian kadar katekolamin di bagian korteks. Ketidakseimbangan katekolamin dapat menurunkan fungsi PFC dalam pengambilan keputusan. Sedangkan transmisi katekolamin yang optimal dapat memperkuat regulasi PFC untuk memulihkan fokus, tingkah laku dan menurunkan gejala-gejala ADHD. Ketika sebuah ketidakseimbangan kondisi di respon dengan ketidakseimbangan kadar senyawa katekolamin, Bukan hanya pelajaran dan memori yang tidak membekas, namun sepertinya akan menjalarkan ketidakseimbangan lainnya dalam suatu jalinan tubuh dan menghantarkan pada penyakit-penyakit otak dan kejiwaan. PFC menyediakan fungsi eksekutif pengambilan keputusan. Sangat menarik untuk mencatat bahwa fungsi eksekutif ini menjadi sangat penting dalam era informasi dimana otak dibombardir oleh banyaknya informasi, rangsangan,

32

nilai-nilai yang menyudutkan dan menuntut kemampuan untuk mengorganisasi, mengatur serta menata arus-arus informasi menjadi sebuah perilaku yang efektif. Saat emosi, duduklah!. Kedengarannya semudah membalik telapak tangan. Namun mekanisme merubah jalur emosi dan fikiran negatif menjadi berfikir positif dan terbiasa tenang, melibatkan banyak faktor psikologis dan membutuhkan perjalanan waktu sehingga luapan suatu molekul dapat ditanggulangi bersama seluruh komponen sel-sel yang telah terkoordinasi membiasakan dirinya memutuskan untuk tenang dan rasional. Daftar bacaan 1. Allain et.al., Does postural chain muscular stiffness reduce postural steadiness in a sitting posture?, Journal Gait & Posture vol. 25, Issue 2 (February 2007). 2. Yamamoto Shin et al., Medial Prefrontal Cortex and Anterior Cingulate Cortex in the Generation of Alpha Activity Induced by Transcendental Meditation: A Magnetoencephalographic Study, Journal of Acta Med. Okayama, vol. 60, No. 1, pp. 51-58 (2006). 3. Amy F.T., Arnstena, Neurobiology of Executive Functions: Catecholamine Influences on Prefrontal Cortical Functions, Biological Psychiatry Vol. 57, Issue 11, pp 1377-1384, (1 June 2005). 4. Thompson-Schill et al., Effects of frontal lobe damage on interference effects in working memory, Cogn Affect Behav Neurosci 2, pp. 109120, (2002). 5. Kandel, Eric, and Larry Squire, Memory: From Mind to Molecules. New York: Scientific American Library, (2000). 6. Anderson et al., Impairment of social and moral behavior related to early damage in human prefrontal cortex, Nature Neuroscience 2, pp. 10321037, (1999). 7. Sara Wardhani, mahasiswa program master di Graduate School of Pharmaceutical Sciences, Department of Molecular Pharmacology, Tohoku University, Japan. Email: sarah-wh@mail2.pharm.tohoku.ac.jp 8. pic:http://www.humanillnesses.com/Behavioral-Health-Fe-Mu/Memory.html, http://w1.1396.telia.com/~u139600392/, http://www.the-comfort-shop.co.uk/ecommerce/lower_back_pain.htm, http://www.brainexplorer.org/glossary/prefrontal_cortex.shtml

33

Para Pengemudi Pikiran


Pikiran kita terisi oleh sejumlah imagi, suara, warna, rasa, corak, aroma, deretan aksara dan angka-angka yang dirangkaikan dalam sebuah mesin bernama otak yang kemudian memberikan suatu perintah untuk melakukan perilaku. Bukan hanya manusia, hewan dari tingkatan tertinggi seperti kera sampai organisme hidup terkecil dianugrahi insting untuk membuat suatu pilihan-pilihan perilaku berdasarkan kapasitasnya masing-masing dalam berfikir dan bertindak. Sudah hukum alam bahwa mereka yang lebih tangguh, yang dapat mengemudikan diri dan keadaan, akan lebih bertahan hidup dan menjadi pengontrol keadaan tersebut. Belum lama, ilmuwan dari Oxford telah menemukan sebuah tipe parasit yang menginfeksi tikus. Parasit yang bernama Toxoplasma gondii (T. gondii) ini tidak menyakiti tikus, tetapi membunuhnya secara tidak langsung dengan mengontrol pikiran tikus!. Bagaimana bisa sebuah parsit yang hanya berdiameter sekitar 10 - 20 m dapat menjadi kemudi seekor tikus dengan berat badan sekitar 200 gram?, bagaimana pula sebuah parasit tanpa struktur otak dan sistem saraf bisa mempengaruhi seekor tikus yang notabene berotak?. Kondisi ini membuat para ilmuwan di bidang neurology, parasitologi dan psikologi beramai-ramai melakukan riset untuk menelusuri mekanisme dan pembuktian hipotesa atas sebuah parasit yang dapat mempengaruhi mamalia berstruktur otak mirip manusia. Adalah Stibbs, H dalam jurnal annals of tropical medicine and parasitology yang melaporkan bahwa T. gondii meningkatkan kadar dopamin dalam otak tikus, sehingga dengan suatu mekanisme seluler yang sampai saat ini belum diketahui, mengemudikan pikiran tikus dengan merubah perilaku tikus menjadi tidak takut terhadap kucing sehingga meningkatkan probabilitas tikus tersebut untuk dimakan kucing. Tikus yang normal mempunyai kemampuan untuk mendeteksi bau air seni kucing dan dengan sangat hati-hati menghindari area-area yang dilalui oleh kucing. Mereka sangat sensitive terhadap bau ini sehingga ilmuwan seringkali menggunakan air seni kucing untuk mengetes reaksi panik tikus. T. gondii mengemudikan pikiran kucing bukan hanya dengan membuat tikus menjauhi bau air seni kucing, namun juga membuatnya 34

mendekati bahkan mencari area-area dimana air seni kucing berada. Keadaan ini tentu saja tidak akan menguntungkan bagi tikus, namun bagi T. gondii, tikus merupakan suatu inang perantara untuk kemudian melangsungkan siklus hidupnya di usus kucing. Sebagai bagian dari siklus hidupnya, T. gondii ini menyusuri saluran pencernaan kucing. dan hidup di dalamnya. Untuk menginfeksi inang lain, T. gondii keluar bersamaan dengan feses kucing. T. gondii dalam bentuk oosit dapat bertahan hidup beberapa tahun dalam lingkungan luar dan resisten terhadap banyak desinfektan. Oosit melanjutkan siklus hidup di inang selanjutnya seperti burung, anjing, babi, domba dan manusia. Oosit di tubuh manusia berubah bentuk menjadi tachyzoid yang kemudian bermigrasi ke otot dan otak. T. gondii juga dapat hidup dalam jaringanjaringan lain seperti nodus limfa, retina, miokardium paru-paru dan hati. Ketika sistem imun tubuh turun, T. gondii dapat memperburuk kondisi tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit. Disamping itu, sudah lama diketahui bahwa T. gondii dapat mengakibatkan keguguran pada janin dan cacat kongenital. Parasit ini mampu melewati plasenta wanita hamil, menyerang sistem kekebalan tubuh bayi yang belum sempurna dan merusak secara permanen sistem saraf pusatnya. Hal ini dapat menyebabkan kebutaan bahkan sampai membunuh cabang bayi. Riset tentang T.gondii yang dilakukan para ilmuwan selanjutnya berdasarkan pada pertanyaan, jika T. gondii dapat mengontrol pikiran tikus, bagaimanakah efeknya pada manusia?. Para ilmuwan menaruh perhatian dalam hal ini mengingat otak tikus dan otak manusia mempunyai banyak persamaan disamping neurotransmitter yang mempengaruhi perilaku tikus dan manusia juga tidak berbeda. JG Montoya et al., (Juni 2004) memberitakan bahwa lebih dari sepertiga populasi penduduk dunia membawa parasit Toxoplasma dalam tubuhnya. National Health and Examination Survey US (2004-2005) menemukan bahwa 33.1% dari penduduk US di atas 12 tahun terdeteksi memiliki Toxoplasma-specifik IgG antibody dalam tubuhnya (Jones JL et al, nov 2003). Di Perancis, sekitar 88% penduduknya adalah carrier, di Jerman, Belanda dan Brazil, prevalensinya masing-masing sekitar 80%, lebih dari 80% dan 67%. Di Inggris, sekitar 22% carrier, di Jepang 7%, sedang di Korea utara hanya 4,3% penduduknya terinfeksi parasit ini (Nguyen T et al. 1994, Jones et al. 2001). 35

Jaroslav Flegr, parasitologist dari universitas Charles di Prague, memberitakan pengaruh parasit Toxoplasma terhadap ibu hamil. Ia menganalisis clinical record 1803 bayi yang lahir dari ibu hamil yang sebelumnya telah terinfeksi T. Gondii. Ditemukan adanya peningkatan probabilitas kelahiran bayi laki-laki lebih besar daripada bayi perempuan. Didiuga probabilitas kelahiran bayi laki-laki dan perempuan dipengaruhi oleh kadar antibody di dalam tubuh ibu. Hal ini dimungkinkan karena toxoplasmosis yang diasosiasikan dengan imunosupresi dan imunomodulasi sepertinya dapat meningkatkan ketahanan embrio lakilaki. Di jurnal yang lain, Flegr mencoba melakukan pengukuran menggunakan 16PF questioner dan Cloninger`s TCI kepada orang-orang yang positif terinfeksi Toxoplasma. Ditemukan adanya perbedaan respon lokomotor/gerak dari mereka yang terinfeksi dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi. Studi lain memberitakan mengenai kaitan antara toxoplasmosis dengan insiden kecelakaan. Ditemukan bahwa insiden kecelakaan yang terjadi di wilayah Prague, Czech Republic, dialami oleh orang-orang yang terinfeksi Toxoplasma 2.65 lebih besar (C.I.95= 1.764.01) daripada orang-orang yang tidak terinfeksi Toxoplasma. Diduga Toxoplasma mengakibatkan melambatnya respon tubuh terhadap suatu rangsang/reaksi (Havlicek et al 2001). Jika ada data yang lebih banyak dan mencakup insiden di wilayah yang lebih luas, serta memasukkan berbagai parameter seperti genetika, jenis kelamin, dan keadaan iklim (Toxoplasma lebih bertahan hidup di iklim tropis), kaitan antara toxoplasmosis dengan insiden kecelakaan bisa menjadi suatu indikasi bahwa toxoplasma termasuk salah satu parameter yang patut diperhitungkan bahaya latennya. Lain halnya dengan Dr. E. Fuller Torrey (Associate Director Laboratory Research Stanley Medical Research Institute). Meningkatnya kadar dopamin pada tikus, yang mempengaruhi perilaku tikus membuatnya membuat sebuah korelasi antara Toxoplasma dan schizophrenia pada manusia. Ia melaporkan bahwa infeksi T. gondii diasosiasikan dengan kerusakan astrocytes, glial cells yang mengelilingi dan menyuplai makanan pada sel saraf. Tikus terinfeksi T. gondii yang diberikan sejumlah obat penenang (antipsikosis) yang biasa diberikan kepada pasien schizophrenia, mengalami peningkatan perilaku ketakutan akan air seni kucing. Hal ini menunjukkan kemungkinan bahwa adanya kemiripan 36

mekanisme antara penyakit schizophrenia dengan penyimpangan perilaku penderita toxoplasmosis. Ditemukan pula wanita hamil dengan kadar antibodi yang tinggi terhadap toxoplasma, akan berkecenderungan melahirkan anak yang probabilitas mengidap schizophrenianya lebih tinggi. Penelitian pada sel manusia terinfeksi Toxoplasma yang ditaruh di dalam cawan petri, berespon terhadap haloperidol (obat antipsikotik untuk mengobati schizophrenia) dan terbukti dapat menghentikan pertumbuhan toxoplasma. Penelitian-penelitian ini menyokong hipotesa bahwa abnormalitas neurotransmitter dopamin memegang peran dalam toxoplasmosis, disamping memberikan suatu jalan alternatif untuk kombinasi pengobatan toxoplasma menggunakan obat dengan struktur molekul serupa dengan beberapa obat schizophrenia. Studi terhadap tikus yang terinfeksi T. gondii menyediakan beberapa kemungkinan atas pengaruhnya terhadap perilaku manusia. Walaupun mekanisme modifikasi tingkah laku masih sangat bervariatif, namun meningkatnya kadar dopamin dalam otak tikus yang terinfeksi T. gondii memberikan kemungkinan bahaya laten pada manusia yang terinfeksi T. gondii. Studi dilakukan pada manusia yang didiagnosa toxoplasmosis selama 14 tahun menggunakan metode Cattells 16 PF questionnaire. Observasi ini dilakukan pada 230 orang wanita terinfeksi laten toxoplasma dibandingkan dengan wanita normal (Flegr et al 2000). Penelitian dilakukan 27178 bulan setelah test serologis toxoplasma pertama positif terdeteksi. Beberapa faktor yang dinamakan A (affectothymia), G (kekuatan superego tinggi), H (parmia), dan L (protension) diuji. Hasilnya menunjukkan korelasi antara durasi toxoplasmosis, faktor G (kekuatan superego tinggi) dan Q3 (sentimen diri yang tinggi). Orang yang terinfeksi Toxoplasma cenderung lebih extrovert, dan sedikit kurang peduli terhadap keadaan sosial. Wanita yang terinfeksi memiliki tingkat intelegensia yang meningkat, lebih hangat and easy-going, sedangkan pria yang terinfeksi menunjukkan tingkat intelegensia yang rendah, keinginan terhadap hal baru yang rendah, dan temperamen yang buruk (Flegr et al 1996). Penurunan ego yang tinggi juga ditemukan pada pria yang terinfeksi toxoplasma dengan derajat yang tergantung dari lamanya terinfeksi. Parasit ini dinilai meningkatkan kemampuan intelegensia wanita hamil dengan infeksi laten T. gondii (Flegr & Havlicek 1999). Sementara satu studi dilakukan pada 857 wajib militer di 37

Republik Czech dan dilaporkan penurunan IQ beserta kemampuan verbal pada individu-individu yang terinfeksi T. gondii (Flegr et al 2003). Peneliti dari Sydney University of Technology infectious disease, Nicky Boulter, dalam sebuah artikel yang muncul di Australasian Science edisi January/February 2007 mengatakan bahwa infeksi Toxoplasma memberikan kemungkinan perubahan tergantung pada jenis kelamin dari orang yang terinfeksi. Perubahan personalitas lebih kentara pada merekamereka yang telah membawa toxoplasma dalam tubuhnya dalam jangka waktu yang lebih lama. Parasit dan Budaya Lebih lanjut, Proceedings of the Royal Society of London tertanggal 1 Agustus 2006 melaporkan sebuah paper berjudul Dapatkah parasit otak, Toxoplasma gondii, mempengaruhi kebudayaan manusia? Kevin Lafferty, pengarang paper ini, ahli biologi dari University of California, Santa Barbara membuat tiga observasi: Pertama, ditemukannya variasi infeksi Toxoplasma di setiap negara. Rata-rata infeksi T.Gondii berbedabeda di setiap negara. Korea utara mempunyai prevalensi hanya 4.3%, sementara Brazil 66.9%. Perbedaan ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, dari mulai gaya makan (pemakan daging, sayuran, steak, akan berbeda) sampai pada iklim yang mempengaruhi suatu wilayah (oosit T. gondii dapat bertahan hidup lebih lama di iklim tropis). Yang kedua, terdapat penelitian yang memberikan data bahwa infeksi Toxoplasma memberikan kemungkinan perubahan personalitas tergantung pada jenis kelamin dari orang yang terinfeksi. Yang ketiga, dengan adanya kemungkinan perubahan personalitas, para ilmuwan mencoba mengkorelasikan antara prevalensi T.gondii pada sebuah wilayah dengan perkembangan kebudayaannya. Kebudayaan di suatu daerah terbentuk oleh gabungan-gabungan personalitas dan karakter orang-orang yang mendiami wilayah tersebut. Para ilmuwan menseleksi beberapa kunci personalitas manusia yang ditemukan pada orang-orang terinfeksi Toxoplasma (ada lima faktor kunci penentu personalitas, Goldberg, 1993), salah satunya ialah neuroticism (kecenderungan untuk berada dalam fase emosi negatif ). Lafferty mengatakan bahwa pada negara-negara dimana kadar Toxoplasmanya meningkat, kondisi ini akan menjadi semakin jelas kentara. Ia 38

mengumpulkan data dari studi pada 39 negara-negara tersebar di 5 benua, mengkoreksi beberapa faktor variasi termassuk GDP perkapita suatu negara. Ia menemukan korelasi signifikan antara kadar infeksi toxoplasma yang tinggi dan dengan tingkat neuroticism yang tinggi, sehingga orangorang yang berada di wilayah tersebut cenderung lebih sensitive dan emosional. Toxoplasma dapat mempengaruhi elemen spesifik dari kebudayaan manusia. Toxoplasma diasosiasikan dengan perubahan perilaku yang bertolak belakang antara wanita dan pria. Akan tetapi baik pria dan wanita akan meningkat perihal neuroticism. Analisis Lafferty menemukan bukti bahwa negara-negara dengan prevalensi Toxoplasma yang tinggi mempunyai kecenderungan neuroticism yang tinggi. Negara-negara barat dengan tingkat prevalensi tinggi memberikan dimensi kebudayaan neurotic walaupun akan bisa terbentuk banyak parameter dari kemungkinan pengaruh Toxoplasma. Respon yang berbeda terhadap parasit oleh pria dan wanita dapat pula memberikan efek budaya yang berbeda (Lafferty 2006). Disamping itu iklim memperngaruhi derajat infeksi Toxoplasma di suatu wilayah, sehingga variasi geografik pun menjadi suatu parameter yang menentukan. Telur parasit dapat hidup lebih lama di lingkungan yang lembab, wilayah ketinggian yang rendah. Kebiasaan pola menyiapkan makanan yang tidak bersih, pemeliharaan binatang yang tak terawat, dapat juga meningkatkan derajat infeksi Toxoplasma di suatu wilayah. Toxoplasmosis laten yang dapat bertahan hidup lama sebagai cysts pada jaringan otak dan otot, memang tidak mempengaruhi kesehatan manusia. Akan tetapi, subjek-subjek yang terinfeksi, diidentifikasi memiliki kecenderungan aktifitas psikomotor yang menurun dan memiliki personalitas yang berbeda dengan mereka yang tidak terinfeksi toxoplasma. Mekanisme efek ini memang belum diketahui. Namun diduga, kenaikan kadar dopamin dalam otak yang diinduksi oleh parasit ini menjadi suatu penyebabnya meskipun penelitian lebih jauh masih terus dilakukan. Pertanyaan apakah parasit yang bertahan hidup dalam tubuh manusia dalam sekian dekade dapat mempengaruhi personalitas manusia apalagi budaya memang masih dalam wacana dan membutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun saat ini disinyalir bahwa Toxoplasmosis termasuk salah 39

satu faktor dari banyak faktor lain seperti lingkungan, iklim, genetika, interaksi manusia, filosofi, sejarah dan lain-lain, yang dapat mempengaruhi personalitas dan kebudayaan manusia. Sekecil apapun upaya untuk mengontrol infeksi patogen dari parasit ini menjadi bermakna untuk meminimalisasi pengaruhnya terhadap manusia. Mereka menginvasi dan menjadi kemudi Selain T. gondii, ada sejumlah parasit mikroskopis dan organisme yang mempengaruhi organisme lain. Parasit Dicrocoelium dendriticum misalnya, dapat mengemudikan perilaku semut untuk berkecenderungan berada di tempat-tempat yang meningkatkan probabilitas semut untuk dimakan oleh serangga yang lebih besar. Ada juga parasit yang mengemudi pikiran ikan. Euhaplorchis californiensis menyebabkan perilaku ikan berkecenderungan untuk berenang dekat dengan permukaan air dengan tingkah yang lebih lincah dan atraktif sehingga meningkatkan probabilitas mereka untuk dimangsa burung. Burung tersebut kemudian akan menjadi inang untuk parasit melanjutkan siklus hidupnya. Trichastrongylidae sp., sejenis cacing yang hidup dalam tubuh belalang, menyebabkan inangnya terbunuh dengan mensabotase sistem saraf pusat belalang sedemikian hingga belalang melompatkan diri ke dalam kolam sampai tenggelam. Keadaan ini menguntungkan cacing untuk dapat melanjutkan siklus hidupnya di dalam lingkungan akuatik. Contoh lain ialah Plasmodium gallinaceum, diketahui sebagai virus protozoa yang menggunakan nyamuk sebagai vektor dan menyebabkan penyakit malaria. Yang sedang menjadi observasi ilmuwan saat ini ialah, bagaimana virus ini menyebabkan perubahan perilaku menghisap darah dari nyamuk. Seekor nyamuk akan mencari mangsanya sampai volume darah yang dibutuhkan mencukupi batas tampung. Ketika sudah mencapai batas, ia akan berhenti menggigit. Riset menunjukkan bahwa nyamuk yang menghisap darah mengandung plasmodium gallinaceum, akan menjadi lebih aktif dalam mencari mangsa, sehingga memberikan waktu yang lebih panjang untuk plasmodium bereplikasi. Diduga kuat bahwa plasmodium memang mempengaruhi sistem saraf. Karen A. et al., (okt. 2005) memperkuat hipotesa ini dengan hasil risetnya yang menunjukkan 40

bahwa plasmodium dapat mempengaruhi kompleksitas lagu dan perkembangan neuron pada burung. Kasus yang banyak juga ditemukan ialah pada penyakit rabies. Hewan yang terinfeksi virus ini memperlihatkan perubahan di dalam perilaku, menjadi lebih agresif dan lebih ganas menggigit. Pada manusia, virus Rabies yang hidup di otak juga dapat mempengaruhi perilaku. Beberapa jurnal menyebutkan perubahan personalitas manusia yang terkena rabies sangat bervariasi, dari mulai halusinasi, insomnia, kejang-kejang, disorientasi, sampai kasus abnormalitas perilaku yang menunjukkan gejala menakutkan. Fenomena-fenomena tersebut diatas adalah sebuah contoh yang dramatis bagaimana suatu makhluk hidup mempertunjukkan perilaku yang tidak biasanya dibawah kendali makhluk hidup lain yang secara anatomi derajatnya lebih rendah dan bisa jadi tidak memiliki otak atau sebuah sistem saraf. Fenomena organisme mengendalikan kadar molekul otak tersebut kemudian membuat suatu mata rantai hingga mempengaruhi makhluk hidup tingkat tinggi seperti manusia dan mempengaruhi polapola perilaku bahkan sampai disinyalir dapat merubah suatu budaya. Sehingga jika para motivator ulung kerapkali menyebutkan `If you dont master your life, somebody else will!`, sepertinya wajar kalau para neuroscientist akan lebih suka menyebutkan, `If you dont control your mind, someone else will!`. Daftar bacaan: 1. Toxoplasma gondii infection lower anxiety as measured in the plus-maze and social interaction tests in rats, a behavioral analysis. J. Behavioral brain research. Vol.177 issue 1, (12 february 2007). 2. Jaroslav Flegr. Women infected with parasite Toxoplasma have more sons, Naturwissenschaften, (August 2006). 3. Lafferty, Kevin D. Can the common brain parasite, Toxoplasma gondii, influence human culture?. Proceedings of the Royal Society of London (1 august 2006) 4. Look what the cat dragged in: do parasites contribute to human cultural diversity? J. Behavioral Processes Vol. 68, issue 3, (31 march 2005). 41

Jeffrey D. Kravetz et al., Toxoplasmosis in pregnancy. The American Journal of Medicine. Vol. 118, Issue 3, Pages 212-216 (March 2005). 6. Malaria Parasite Makes You More Attractive (To Parasites) New York Times, (August 9, 2005). 7. Karen A. et al., Parasites affect song complexity and neural development in a songbird. Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences. Vol. 272, No. 1576 (October 07, 2005) 8. Montoya J, Liesenfeld O. Toxoplasmosis. The Lancet Volume 363, Issue 9425, Pages 1965-1976, (12 June 2004) 9. Flegr, J., et al., Decreased level of psychobiological factor novelty seeking and lower intelligence in men latently infected with the protozoan parasite Toxoplasma gondii dopamine, a missing link between schizophrenia and toxoplasmosis? Biol. Psychol. 63, 253268 (2003). 10. Jones J, Kruszon-Moran D, Wilson M. Toxoplasma gondii infection in the United States, 1999-2000. Emerg Infect Dis 9 (11): 1371-4. PMID 14718078 (2003). 11. Flegr, J., Havlicek, J., Kodym, P., Maly, M., Smahel, Z. Increased risk of traffic accidents in subjects with latent toxoplasmosis: a retrospective case-control study. BioMed. Central Infect. Dis. 2. (2002). 12. Flegr, J., et al., Correlation of duration of latent Toxoplasma gondii infection with personality changes in women. Biol. Psychol. 53, 5768 (2000). 13. Berdoy, M et al., Fatal Attraction in Rats Infected with Toxoplasma gondii. Proceedings of the Royal Society of London, B267:1591-1594 (2000). Sara Wardhani, mahasiswa program master di Graduate School of Pharmaceutical Sciences, Department of Molecular Pharmacology, Tohoku University, Japan. Email: sarah-wh@mail2.pharm.tohoku.ac.jp

5.

42

Caffein dalam makanan


Kopi. Didalam kopi terdapat zat yg disebut cafein apa sih sebenarnya cafein dan bagaimana dia bisa mempengaruhi tubuh kita?. Secara kedokteran caffein dikenal sebagai trimethylxanthine (C8H10N4O2). Bila dipisahkan maka secara fisik akan kita dapatkan bubuk berwarna putih kristal dan berasa sangat pahit. Secara kedokteran caffein ini berguna sebagai stimulasi jantung dan juga meningkatkan produksi urine, secara awam banyak orang mengunakan caffein yg terdapat dalam kopi sebagai peningkat energy dan penahan kantuk. Rasa ini dapat diperoleh karena adanya stimulasi yg didapatkan oleh jantung. Caffein seperti juga nikotin yg terdapat dalam rokok juga merupakan zat addictive, mempunyai mekanisme yg mirip mirip dengan amphetamine, cocaine, dan heroin yg menstimulasi otak, walaupun mempunyai mekanisme yg sama dengan amphetamin, cocaine, dan heroin namun stimulasi yg diberikan lebih ringan. Caffein dalam makanan Secara alamiah caffeine ditemukan berbagai tumbuhan, termasuk biji kopi, daun teh (biasa dikenal teain), biji coklat. Secara buatan caffeine juga terkandung dalam cola (cocacola, pepsi dan lainnya), coklat (6 mg per ons), teh (70 mg per 6 cangkir gelas). Caffeine menyebabkan tidak tidur Kenapa kita tidak tidur kalau kita banyak mengkomsumsi caffeine? Untuk tidur didalam otak ada zat adenosine yg secara alami oleh tubuh, adenosine ini akan berikatan dengan reseptor nya yg terdapat didalam otak, dengan ini akan menyebabkan berkurangnya aktifitas sel otak selain itu dia akan menyebabkan pembuluh darah melebar. Bagi sel saraf yg terdapat di otak caffeine mirip dengan adenosine, hal ini mengakibatkan reseptor adenosine diikat oleh caffeine, oleh karena 43

itu sel syaraf yg terdapat diotak bukan menurun aktifitasnya malahan meningkat aktifitasnya nah kebalikan dari pada adenosine caffeine menyebabkan vasokonstriksi (pengecilan pembuluh darah) diotak , dalam kedokteran efek ini juga digunakan pada orang yg suka sakit kepala yg diakibatkan vascular headache. Dengan meningkatnya aktifitas syaraf secara drastis, maka kelenjar pituitary mengira adanya sesuatu yg emergency telah terjadi, maka dia memerintahkan dilepaskannya adrenalin (epinephrine) kedalam darah, adrenalin menyebabkan pupil melebar, saluran nafas melebar (epinephrine suka digunakan pada orang dengan asma akut), meningkatnya detak jantung, vasokonstriksi pembuluh darah dalam tubuh sehingga tekanan darah meningkat, mengurangnya aliran darah keperut, hati melepaskan cadangan glukosa kedalam pembuluh darah untuk sebagai sumber tenaga. Hal ini menjelaskan mengapa kalau anda meminum kopi dengan jumlah yg cukup banyak tangan anda menjadi dingin, detak jantung meningkat dan ada perasaan segar. Caffeine juga meningkatkan dopamine dengan mekanisme yg mirip dengan amphetamin (dengan cara memanipulasi dopamin reuptake). Dopamin adalah neurotransmiter, yg dibeberapa bagian otak memnyebakan rasa "bahagia". Nah sekarang anda bisa mengerti mengapa kalau anda kurang tidur dan anda meminum kopi anda akan bisa meningkatkan sementara kemampuan anda. Karena caffeine memblok reseptor adenosine sehingga anda merasa terjaga, dan melepaskan adrenaline, dan menapulasi dopamine sehingga anda merasa lebih baik. Sayangnya efek ini hanya sementara dimana kalau efek itu menghilang anda akan merasa mengantuk lagi dan sedikit depresi, kalau anda meminum kopi lagi anda akan mendapatkan effek yg sama, tetapi apakah anda akan selalu meminum kopi?, secara kesehatan ini tidak baik karena akan menyebabkan tubuh anda selalu "siaga" secara terus menerus sepanjang hari, hal ini akan menyebabkan anda menjadi gampang marah, gugup. Yg terpenting caffeine secara jangka panjang berefek pada tidur anda. Reseptor Adenosine penting untuk tidur, terutama kualitas tidur anda, half life caffeine di dalam tubuh selama 6 jam. itu bearti kalau anda meminum 44

kopi di dengan cangkir besar dengan 200 mg caffeine pada jam 3 siang pada jam 9 malam basih tersisa 100 mg caffeine yg masih tersisa dalam tubuh anda, mungkin anda bisa tertidur tetapi kualitas tidur anda akan berkurang. Akibatnya pada pagi berikutnya anda akan merasakan lebih lelah daripada pagi sebelumnya, sehingga anda merasa "membutuhkan" kopi lagi dipagi hari, hal ini berulang terus tiap hari. Bila siklus ini sudah dilakukan selama bertahun tahun dan anda menghentikannya mendadak, maka anda akan merasakan lelah berlebihan, depresi, dan lebih parahnya sakit kepala karena pembuluh darah otak yg melebar (karena tubuh sudah terbiasa dengan adanya caffeine).

Bagaimana Pikiran Mempengaruhi Kesehatan Kita ?


lmu yang mengkaji hubungan antara pikiran tubuh disebut dengan berbagai nama, diantaranya psikoneuroimunologi, psikofisiologi atau ada yang menyebutnya neuropsikologi. Pada dasarnya semua itu mempelajari bagaimana pikiran, perasaan mempengaruhi sistem saraf dan selanjutnya mempengaruhi fungsi tubuh. Satu cara untuk menggali interaksi ini adalah dengan mengukur pengaruh stress. Pengukuran yang umum adalah dengan mengukur kadar kortisol (hormon stress), fungsi imun, perbaikan luka, reaktifitas kardiovaskular (seberapa cepat dan seberapa tinggi tekanan darah seseorang serta denyut jantungnya dapat berespon terhadap stress). Banyak penelitian menunjukkan bagaimana stress secara negatif mempengaruhi sistem yang bekerja dalam tubuh. Perawatan dalam waktu lama secara signifikan menurunkan fungsi imun. Istri yang ditinggalkan suaminya meninggal, butuh waktu setahun untuk memulihkan kesehatannya. Korban pemerkosaan dan orang yang mengalami stress pasca trauma menunjukkan peningkatan reaktifitas kardiovaskular serta fungsi kortisol yang abnormal. Luka yang hanya sebesar 3,5 mm butuh waktu penyembuhan selama 3 hari jika sedang menghadapi hari-hari ujian. Pada kondisi sebaliknya, bermain kartu dengan teman beberapa jam dapat meningkatkan fungsi imun, tertawa dari hati dapat meningkatkan imunitas selama 12 jam sesudahnya. Latihan menurunkan reaktifitas kardiovaskular. Massage dan mendengarkan musik yang tenang, dapat menurunkan kadar kortisol.

45

Secara umum, stress, kehilangan, perawatan dalam waktu lama, kesepian, marah, trauma, hubungan rumah tangga yang bermasalah akan memberikan efek negatif dan lebih lanjut akan berpengaruh negatif pula terhadap fungsi tubuh. Tapi, para peneliti juga memastikan bahwa kita juga bisa secara positif mempengaruhi kesehatan kita dengan cinta, persahabatan, kehidupan spiritual, pandangan positif, meditasi, yoga, musik, seni atau memelihara hewan peliharaan. Di dalam tubuh kita terdapat suatu senyawa kimiawi yang disebut neurotransmitter, yaitu suatu senyawa yang bertugas mengirimkan sinyal melalui sistem syaraf. Senyawa kimia ini berada di otak, tepatnya di akhiran sel syaraf. Tapi juga dapat ditemukan di organ lainnya, seperti di jantung, usus, sistem imun. Neurotransmitter dapat berdifusi ke dalam jaringan dan darah. Jika ingin dianalogikan, sistem syaraf itu sebagai suatu jaringan kabel telpon, mampu menyalurkan berbagai informasi dari satu tempat ke berbagai tempat lain dalam tubuh. Inilah alasan kenapa respon yang terjadi di tubuh kita dapat terlihat di berbagai tempat yang berbeda di tubuh. Kenapa depresi, yang berhubungan dengan rendahnya kadar serotonin (sebuah neurotransmitter) di otak, juga menyebabkan penurunan fungsi imun dan penurunan fungsi usus besar. Dan kenapa antidepresan mempunyai efek samping pada sistem gastrointestinal. Kenapa terkadang perut terasa tidak enak ketika kita sedang cemas ? Karena neurotransmitter yang ada di usus dapat merupakan refleksi dari apa yang terjadi di kepala. Penemuan neurotransmitter, sitokin, limfokin, peptide dan hormon beserta hubungan timbal baliknya terus meningkat setiap hari. Begitu juga, bagaimana senyawa-senyawa tersebut mempengaruhi berbagai kejadian dalam hidup kita dan bagaimana tubuh kita memilih untuk berespon terhadap kejadian tersebut telah berhasil dipahami. Dulu kita memandang sistem imun sebagai suatu kekuatan pasif, menunggu menghadapi musuh, seperti bakteri, masuk menginvasi tubuh kita. Ternyata tidak cuma sebatas itu. Sistem imun merupakan sistem yang terintegrasi dalam tubuh. Reseptor kortisol yang ada di sel imun adalah jawaban dari bagaimana stress berpengaruh terhadap sistem imun dan reseptor neurotransmitter di sel imun adalah jawaban bagaimana mood mempengaruhi sistem imun. Oleh karena itu, jelaslah bagaimana stress dan mood bisa berpengaruh terhadap kesehatan kita. Bisakah kita mempengaruhi proses fisiologi dalam tubuh ? Semenjak ditemukannya respon relaksasi, yaitu pada pernapasan yang tenang dapat menurunkan tekanan darah, ditemukan juga bukti yang cukup bahwa kita bisa mempengaruhi proses fisiologi tubuh kita. Bagaimana hal ini dapat terjadi ? Kita harus melihat kembali bagaimana kerja dasar otak kita. Jika kita tidak kidal, sisi otak sebelah kiri, yang memegang peran dalam berpikir linear, seperti logika dan

46

matematika, lebih berkembang. Sedangkan sisi yang kanan lebih berhubungan dengan kreatifitas, gambar atau hubungan antar objek. Sisi kanan otak ini mempunyai koneksi yang padat dengan sistem limbik dan amigdala, bagian dari otak yang penting dalam emosi juga memori yang didapat dari panca indera kita. Sistem limbik ini selanjutnya mempunyai hubungan dengan hipotalamus. Pada salah satu jalur, hipotalamus mempengaruhi sistem nervus otonom, dimana ingatan yang menyenangkan diterjemahkan menjadi sinyal yang memerintahkan untuk menurunkan denyut jantung, tekanan darah, respirasi dan merelaksasi tonus otot. Sedangkan pada jalur yang lain, hipotalamus mengirim sinyal ke glandula pituitary, yang mengontrol hormon tubuh. Sinyal ini diterima glandula pituitary sebagai perintah untuk menurunkan kortisol,yang dikenal sebagai hormon stress. Pada gilirannya, hormon tersebut akan memberikan feed back positif kepada sistem imun untuk berfungsi optimum. Begitulah bagaimana kita mempengaruhi proses fisiologi tubuh kita. Melalui pikiran. Kejadian tersebut terjadi terus-menerus secara spontan setiap hari. Hebatnya lagi, kita juga dapat membuat kesan tanpa harus ada image yang nyata ada di hadapan kita. Karena pikiran tidak dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya imajinasi belaka. Penelitian pada hasil scan otak menunjukkan ketika kita melihat gambar sebuah pohon atau ketika kita hanya membayangkan sebuah pohon, area otak yang sama menggambarkan pola yang sama pula. Jadi dapat saja terjadi kita sakit karena berpikir ada penyakit dalam tubuh kita padahal sebenarnya penyakit itu tidak ada. Begitu juga sebaliknya. Ketika ada suatu penyakit dalam tubuh kita namun kita tidak berpikir kita sakit, bisa jadi kita tidak akan benar-benar jatuh sakit atau sakit yang kita derita tidak akan segera menjadi parah. Beberapa penelitian berhubungan dengan hal ini telah dilaporkan. Yang cukup sering adalah pada pasien kanker. Pada pasien yang diberikan pengobatan serta dorongan tentang penyakit yang dideritanya, diberi keyakinan bahwa penyakitnya tidak akan mematikan dan pasien tersebut yakin dan percaya akan hal itu, kemudian ia mampu terus mengembangkan pikiran positifnya, didapat besar sel kanker dalam tubuhnya mengecil bahkan ada yang hilang sama sekali. Namun pada pasien yang tidak percaya bahwa dia akan baik-baik saja, pasien tersebut pun tidak bertahan hidup lama. Hasil dari proses fisiologi yang sama dapat berubah oleh pikiran yang kita miliki sewaktu proses masih berlangsung. Misalnya, seorang wanita sudah terlanjur berpikir bahwa dirinya mandul. Dia berpikir, Saya tidak mungkin bisa hamil. Padahal sebenarnya tidak. Dan pada akhirnya dia benar-benar tidak hamil, dan itu bukan karena dia infertile tapi hanya karena pikirannya. Keadaan ini tidak jarang dialami oleh banyak orang.

47

Pikiran dan emosi dapat menimbulkan penyakit sungguhan. Dan fenomena ini sebenarnya amat sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang datang ke praktek dokter karena gangguan-gangguan psikogenik (gangguan akibat emosi). Mereka datang dengan berbagai keluhan yang sangat variatif namun setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan, dokter tidak dapat mendiagnosis penyakit yang diderita si pasien. Walhasil dokter akan mengirim pasien ke laboratorium untuk menjalani serentetan pemeriksaan, yang sebenarnya tidak perlu, dengan harapan akan menemukan sesuatu yang abnormal. Hal demikian tidak jarang terjadi karena memang tidak mudah membedakan antara penyakit yang disebabkan oleh masalah tubuh dengan yang disebabkan oleh stress emosi. Seperti telah dijelaskan di atas, hormon dan neurotransmitter yang berperan dalam timbulnya stress dapat menimbulkan efek di berbagai tempat di tubuh kita. Jadi, kenapa begitu mudah bagi kita untuk memahami pikiran negatif kita akan memberi pengaruh yang negatif bagi diri kita sendiri tapi menjadi sangat sulit untuk mempercayai pikiran positif kita juga punya kekuatan yang sama ?

Farmakogenomik; Analisis Genetik Untuk Masa Depan Dunia Pengobatan


Bayangkan, anda memasuki ruangan dokter sambil membawa kartu cerdas berisi seluruh informasi genetik tubuh anda yang telah dikode dan diamankan dengan nomor PIN seperti anda membuka ATM. Dengan melihat data-data informasi genetik anda yang unik, dokter anda dapat menentukan obat yang tepat dalam dosis yang akurat secara efisien sesuai dengan kondisi anda tanpa khawatir akan terjadinya ADR (Adverse Drug Reaction), efek samping maupun ketidaktepatan pemilihan obat.Keadaan tersebut merupakan impian para ilmuwan yang bergerak di bidang farmakogenetik, suatu ilmu yang menghantarkan manusia pada pengobatan individual/pengobatan butik berdasarkan pemetaan lengkap seluruh gen yang dimiliki tubuh manusia. Para ilmuwan di bidang biologi molekuler yang tergabung dalam Human Genom Project (HGP) telah mengumumkan hasil sekuensing sekitar 100.000 gen manusia tertanggal 26 juni 2000. Namun belakangan diumumkan di jurnal 48

online 4 juli 2001 (www.wvinbre.net/bioinformatics/Human_Genome_News) bahwa gen manusia berjumlah sekitar 35.000, sekitar 1/3 lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya. Hasil analisis mengatakan bahwa kekompleksan tubuh manusia tidak tergantung oleh berapa banyaknya gen manusia, namun berapa banyaknya variasi protein yang bias dibuat oleh gen yang ada. Mengikuti keberhasilan HGP tersebut, dilakukan juga program analisis keragaman genetik individu yang dinamakan Single Nucleotide Polymorphisms (SNPs). SNP terjadi bila satu jenis nukleotida dalam posisi tertentu tersubsitusi dengan jenis nukleotida lainnya pada individu lain (gambar 1). Sebagian besar perbedaan manusia dipengaruhi oleh adanya perbedaan SNPs yang terjadi pada genomnya, dan seringkali dihubungkan dengan adanya perbedaan dalam predisposisinya dalam penyakit tertentu ataupun respon tubuhnya terhadap penggunaan obat. Telah diidentifikasi 1,4 juta lokasi dimana SNPs ditemukan dalam gen manusia. Diperkirakan terdapat sekitar 11 juta SNPs pada populasi manusia dengan rata-rata satu dalam 1.300 pasangan basa. Keberhasilan program SNPs berdampak sangat besar dalam dunia pengobatan. SNPs dapat menyediakan data lengkap mengenai karakteristik asal manusia yang tersimpan dalam gen-gen yang telah dipetakan. Data lengkap gen akan mampu membuat revolusi di dunia pengobatan dengan membantu proses penyelusuran lokasi kromosom-kromosom penyebab penyakit yang berhubungan dengan sekuens gen. Data SNPs akan membuka tabir keseluruhan proses biokimiawi yang tersimpan dalam tubuh manusia. Dengan teknologi bioinformatika melalui biochip-DNA, informasi genetik ini dapat di analisis untuk menentukan respon individual terhadap obat. Respon ini mencakup nasib obat di dalam tubuh (farmakokinetik: absorbsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi, dan farmakodinamik: disposisi obat dan interaksi obat dengan molekul biologi sebagai target reaksinya). Pengetahuan yang spesifik mengenai respon individual ini selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan khasiat obat serta efek sampingnya yang berbeda-beda antar individu. Disiplin ilmu farmakogenomik berakar dari farmakogenetik, suatu bidang ilmu yang telah dikenal lebih dari 50 tahun yang lalu. Farmakogenomik 49

mencakup studi mengenai keseluruhan genom manusia, sementara genetik merupakan studi mengenai gen individual. Farmakogenomik mengamati respon obat terhadap keseluruhan genom, sedangkan farmakogenetik mengidentifikasi interaksi antara obat dan gen individual. Farmakogenomik mencari korelasi yang belum terungkap antara pola-pola genom dengan manifestasi klinis. Sebuah korelasi yang jika terungkap akan dapat memberikan kemudahan bagi para dokter dan ahli farmasi untuk membuat keputusan yang tepat dan rasional serta menurunkan angka probabilitas kesalahan pemberian obat, kesalahan dosis maupun ADR (adverse drug reaction) karena penggunaan metode trial-anderror.Metode trial-and-error dengan pendekatan one-drug-fits-all yang dilakukan dalam penatalaksanaan pasien seringkali memberikan hasil yang tidak efektif dan efisien, membuang waktu, tingginya biaya yang dikeluarkan, dan yang terpenting, gagalnya terapi. Analisis farmakogenomik membantu mengidentifikasi pasien yang memetabolisme obat tertentu secara abnormal. Penderita seperti ini umumnya memetabolisme suatu obat tertentu dengan cepat sehingga tidak berefek terapi (terhadap sistem yang dituju). Respons yang berbeda-beda inilah yang dipelajari dalam ilmu farmakogenomik dan farmakogenetik sebagai bagian dari perkembangan ilmu biologi molekuler. Saat ini telah ditemukan dalam sejumlah populasi di Indonesia yang tidak memiliki enzim tertentu di hatinya. Enzim ini berfungsi untuk mengkonjugasikan obat tertentu. Berdasarkan hal itu, dianggap perlu adanya pemilihan pengobatan secara khusus (fungsi farmakogenomik) dengan variasi 15-50 % populasi. Meski demikian, sistem pengobatan individual tidak hanya untuk kuratif, tetapi juga preventif. Dengan data gen yang sudah dikumpulkan, bisa diketahui seseorang atau suatu populasi berisiko atau tidak terhadap penyakit tertentu. Kalau ternyata dari data genetik tersebut misalnya seseorang rentan terhadap penyakit jantung atau kanker usus besar, maka sejak dini individu bersangkutan sudah bisa diingatkan agar mengatur pola makan maupun aktivitas fisiknya. (Marzuki.S, 2005).Di Amerika Serikat, menurut Penelope Manasco, wakil president First Genetik Trust, Illinois yang menangani data genetik dan bioinformatik, saat ini efektifitas obat dalam penatalaksanaan pasien berada dalam range 30-50 %. Hal ini suatu hal yang mengkhawatirkan untuk obat tertentu seperti berbagai 50

macam antidepresi dimana pemilihan obat yang tepat memakan waktu 6 -12 bulan. Dengan harapan ilmu farmakogenomik, probabilitas keefektifitasan obat akan dapat meningkat menjadi 70-80 %. Ekspresi Gen dan Chip DNA Suatu materi genetik bernama genom terdiri dari satu set kumpulan gengen lengkap makhluk hidup yang dapat menurunkan protein tertentu yang dibutuhkan tubuh. Protein-protein tersebut yang dalam tingkat seluler bekerja secara terorganisasi dan terintegrasi satu dengan yang lainnya hanya tersedia (disintesis) jika dibutuhkan oleh tubuh dan akan segera dihilangkan jika tidak dibutuhkan. Adanya pergeseran atau perubahan baik senyawa dan jumlah protein yang abnormal akan menghasilkan kelainan atau penyakit. Perbedaan pola penyediaan protein atau yang biasa disebut ekspresi gen, bervariasi antar individu. Namun perbedaan-perbedaan yang ada masih dalam batas kenormalan fungsi sel secara keseluruhan sehingga masih akan kelihatan kewajarannya. Ekspresi gen yang berbeda dalam hal fenotip akan memberikan perbedaan antar individu dalam bentuk fisik, kepekaan terhadap rangsang, penyakit bawaan, dan lain sebagainya. Sedangkan ekspresi gen yang berbeda dalam genotip akan memberikan perbedaan dalam sifat dan karakter seseorang. Bank data genom dapat menyediakan informasi lengkap mengenai segala hal yang berkaitan dengan genotip seseorang. Ekspresi gen dari masing-masing individu akan merujuk pada bank data tersebut. Pengembangan teknologi Chip DNA menjanjikan analisis pola-pola ekspresi sejumlah besar gen yang dimiliki manusia. Teknik ini memungkinkan analisis ekspresi genetik secara holistic yang mencerminkan respon terhadap suatu obat yang meliputi farmakokinetik, farmakodinamik dan efek samping. Dinamakan chip-DNA karena teknologi ini menggunakan lempengan kecil (chip) yang diatasnya terbuat dari kaca dimana bagian atasnya ditata ribuan bahkan puluhan ribu jenis gen dalam fragmen DNA. Chip DNA yang memuat fragmen DNA dari ribuan jenis gen digunakan untuk menganalisis ekspresi gen dari suatu jenis sel dengan metode hibridisasi (gambar 3). 51

Jika data lengkap SNPs sudah didapatkan, seluruh gen yang dimiliki oleh manusia sudah dikenali, maka seluruh data ini dapat dimasukkan ke dalam sebuah chip DNA, sehingga akan dapat menganalisis ekspresi gen yang terdapat dalam sel manusia. Teknologi ini dapat membantu identifikasi seluruh sifat yang melekat pada diri seseorang, melakukan diagnosis, monitor serta memprediksi suatu penyakit, menemukan dan mengembangkan obat baru serta menentukan pilihan obat yang paling tepat untuk suatu penyakit dan pasien tertentu. Diperkirakan 1 atau 2 tahun ke depan, seluruh gen manusia diproyeksikan dan telah dapat ditata dalam sebuah chip DNA. Chip inilah yang akan menghantarkan kita kepada suatu pengobatan individual berdasarkan disiplin ilmu farmakogenomik. Dalam perkembangan selanjutnya, farmakogenomik diharapkan mampu mengidentifikasi sejumlah besar jenis penyakit yang muncul karena kelainan ekspresi gen disamping mengidentifikasi kemungkinan resiko penyakit-penyakit tertentu seperti kanker, jantung dan hemofilia. Saat ini masyarakat ilmuwan dunia yang tergabung dalam berbagai grup, baik perusahaan komersial maupun perguruan tinggi, telah berupaya untuk mengembangkan teknologi tersebut. Affymetrix, sebuah perusahaan di bidang teknologi chip DNA, telah mampu memproduksi sebuah chip yang memuat lebih dari 60.000 jenis gen dalam bentuk fragmen DNA. Dua belas ribu di antaranya adalah gen-gen yang sudah dikenali berpengaruh terhadap kesehatan dan pengobatan. Sementara itu, pemanfaatan chip DNA untuk analisis ekspresi gen manusia juga telah banyak dilakukan. Sebagai contoh misalnya Stanford University dan National Cancer Institute telah memanfaatkan teknologi ini untuk analisis klasifikasi tumor menggunakan chip DNA yang memuat lebih dari 30.000 jenis gen. Takara, sebuah perusahaan bioteknologi di Jepang juga telah mengembangakan teknologi ini melalui pengembangan instrumentasi dan metodologi untuk diagnosis kanker. Saat inipun Takara beserta beberapa perusahaan biomedical juga melakukan program analisis genomik (Dragon genomics) terhadap beberapa spesies dari laut yang ditujukan untuk pengembangan obat (Meiyanto. E). Manfaat aplikasi farmakogenomik Aplikasi ilmu farmakogenomik akan dapat berdampak besar terhadap pengobatan. Farmakogenomik dapat membuat pengobatan lebih 52

spesifik/individual setiap pasien tergantung dari karakteristik gennya masing-masing. Industri farmasi mempunyai peluang pula untuk membuat obat-obatan yang lebih spesifik dan tepat berdasarkan populasi individu yang gennya sama. Informasi genetik yang tersedia setiap individu akan menyebabkan pengobatan lebih cepat dan akurat dimana reaksi efek samping obat dapat dihindari. Dosis obat juga akan lebih spesifik untuk pasien tergantung kondisi dan informasi genetiknya. Manfaat lainnya adalah dapat dihasilkannya vaksin yang lebih baik. Seperti diketahui bahwa vaksin dibuat dari materi genetic, DNA atau RNA, sehingga vaksin yang spesifik dapat dibuat untuk sekelompok populasi manusia dengan gen yang serupa. Pengembangan obat baru selain vaksin pun telah dimulai dengan pendekatan farmakogenomik. Bahkan telah dilakukan teknologi prosekuensing yang mencakup sejumlah riset farmakogenomik seperti mencari genotip untuk mengidentifikasikan infeksi pathogen dan status resistensi obat, untuk memperkirakan kemungkinan penyakit, prognosis atau progresi; dan melalui analisis obat-gen, transporter untuk memprediksi khasiat obat dan efek sampingnya. Farmakogenomik dan Industri Farmasi Industri farmasi telah melihat cerahnya prospek pengobatan individual ini. Brian Spear, Farmakogenomik Laboratorium Abbott Park Illinois 2003 pada pertemuan Science Board Advisory Committee dengan FDA mengatakan: Saat ini farmakogenomik merupakan suatu standar dari penemuan dan pengembangan obat dalam setiap perusahaan yang melakukan riset untuk penemuan obat baru. Harapan terhadap aplikasi farmakogenomik dan teknologi genom lainnya adalah dapat menghasilkan paradigma baru dalam dunia pengobatan dengan biaya yang lebih rendah, probabilitas kegagalan terapi yang lebih rendah, revitalisasi produkproduk yang sudah ada serta sebagai pendekatan portofolio dalam perkenalan ke agen baru dengan ketersediaan obat-obat dalam formulasi yang berbeda, inovatif, dan spesifik khasiat dan keamanannya dalam populasi fenotip tertentu. The Boston Consultating Group 2001 melaporkan bahwa suatu pembuatan obat dengan metode lama dari penemuan sampai dengan bias diasarkan menghabiskan biaya US$ 880 juta dan waktu 15 tahun, sedangkan dengan pendekatan farmakogenomik, biaya dan waktu tersebut bisa ditekan menjadi US$ 300 juta selama 2 tahun. Mereka optimis bahwa 53

farmakogenomik dapat menjadi alat untuk meningkatkan produktifitas pengembangan obat. Disamping itu banyak perusahaan farmasi sekarang telah menggunakan farmakogenomik untuk menyeleksi partisipan dalam uji klinik. Tantangan dan Permasalahan Etika Farmakogenomik merupakan ilmu yang masih sangat belia. Beberapa tantangan harus dihadapi sebelum hasil dan manfaatnya didapatkan. Salah satunya adalah adalah kompleksitas penemuan variasi gen yang mempengaruhi respon obat. Jutaan SNPs harus diidentifikasi dan dianalisis untuk menentukan keterlibatannya (jika ada) terhadap respon obat. Proses yang rumit selanjutnya adalah masih terbatasnya pengetahuan kita untuk menentukan gen mana yang terlibat dalam setiap respon obat karena banyaknya gen yang menimbulkan respon yang mirip. Memecahkan kerumitan ini merupakan hal yang memakan waktu lama. Tantangan lainnya berupa keterbatasan alternatif obat yang dapat digunakan. Hanya satu atau dua dari obat-obatan yang tersedia yang dapat digunakan pada kondisi tertentu. Jika pasien mempunyai variasi gen tertentu yang memperlihatkan kecenderungan untuk tidak bisa menggunakan obat-obatan tertentu, maka ada kemungkinan mereka tidak dapat diobati oleh obat-obat yang tersedia/ tidak ada obat-obatan yang sesuai dengan gennya. Di lain pihak, di sisi industri farmasi, saat ini banyak perusahaan farmasi yang sudah cukup sukses dengan metode pembuatan obat "one size fits all". Mengingat sangat mahalnya biaya pembuatan obat sampai dengan siap dipasarkan, apakah perusahaan-perusahaan ini bersedia untuk membuat obat alternative yang hanya melayani segelintir populasi? Mendidik para petugas kesehatan terhadap ilmu farmakogenomik juga sisi lain yang menarik. Mereka harus lebih memahami ilmu genetic sehingga dapat memberikan pelayanan dan rekomendasi obat yang tepat utuk kondisi pasien yang sama namun genetiknya berbeda. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan hambatan ini akan dapat ditanggulangi secara bertahap.Pada masa mendatang, pemetaan seluruh genom manusia akan sangat dirasakan manfaatnya karena akan terbukti bahwa pengobatan dan obat-obatan menjadi lebih efektif dan efisien. 54

Farmakogenomik berupaya mencari cara yang optimal untuk menyeleksi terapi obat yang tepat, meningkatkan khasiat dan keamanan obat yang spesifik setiap individu, mengefesiensikan waktu dan biaya yang dikeluarkan, meningkatkan derajat kesembuhan dan keberhasilan pengobatan serta menurunkan tingkat morbiditas dan mortalitas. Walaupun saat ini belum banyak yang bisa diaplikasikan secara langsung terhadap pasien, farmakogenomik akan memainkan peranan yang sangat besar untuk masa depan dunia pengobatan dan kesehatan.

Kokain Jadi Gelombang Ketiga Epidemi Narkotika


Al Bachri Husin Dokter-Psikiater, Ahli Adiksi di Jakarta
Sebagian orang menganggap efek kokain pada tubuh hanya sebentar dan tidak berbahaya. Ini mitos yang sengaja dikembangkan pengedar kokain. Faktanya, kokain memberi efek samping yang serius, bahkan menimbulkan kematian

TAHUN 1969 ketika pertama kali dilaporkan satu kasus pencandu morfin oleh Sanatorium Dharmawangsa Jakarta ke Departemen Kesehatan RI, banyak orang tidak menyangka kalau suatu saat Indonesia bisa menjadi surga bagi pencandu-pencandu narkotika dan psikotropika. Sekarang, beragam jenis narkotika dan psikotropika ilegal ada di pasar gelap. Dari minuman alkohol berkadar tinggi, berbagai pil penenang (sedatif-hipnotik), halusinogenik (LSD, PCP, mushroom), zat cair yang mudah menguap (lem, aseton), ATS (amphetamine tipe stimulan) seperti sabu dan ecstasy, sampai

55

narkotika jenis ringan (marijuana, budha stick) hingga berat (heroin, fentanyl, crack), relatif mudah didapatkan. Penggunaan narkotika ganja (kanabis) sudah lama dikenal di berbagai daerah di Indonesia sejak sebelum perang kemerdekaan. Penggunaan dan penyalahgunaan ganja tersebut dapat dianggap sebagai gelombang pertama epidemi narkotika. Gelombang pertama epidemi narkotika ganja tidak menunjukkan keadaan eksplosif, karena pasokannya dapat diperoleh dari tanaman perdu di dalam negeri. Penggunaan heroin (atau putau), sejenis narkotika dengan potensi ketergantungan tergolong sangat kuat, puncaknya terjadi awal tahun 2000. Sebenarnya gelombang kedua epidemi narkotika karena masuknya heroin ke Indonesia dimulai pertengahan 1995-an, dan tak kunjung reda hingga kini. Pemerintah telah membentuk Badan Koordinasi Pelaksana Inpres Nomor 6/71, Badan Koordinasi Narkotika Nasional sampai Badan Narkotika Nasional (BNN)-semuanya langsung di bawah presiden, namun pasokan dan peredaran ilegal narkotika tidak pernah surut. Awal Agustus 2003 Marco Morena, asal Brasil, mencoba memasukkan 13,7 kilogram kokain melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta; Desember 2003 Juri Angione, asal Italia, berusaha menyelundupkan 5,6 kilogram di Denpasar. Akhir bulan lalu Rodrigo Gularte, asal Brasil, mencoba menyelundupkan enam kilogram kokain melalui Bandara Soekarno-Hatta. Kalau pada tahun 2002 kokain yang disita hanya 2.314 gram, pada tahun 2003 angkanya naik 14 kali lipat menjadi 28.556 gram (Kompas, 3/9). Ini berarti gelombang ketiga epidemi narkotika kokain telah dimulai. Selain peredaran ganja dan heroin, berbagai jenis psikotropika ilegal (ecstasy, metamfetamin) dan zat adiktif lainnya juga banyak diperjualbelikan. Selama tiga sampai empat tahun terakhir prekursor (bahan kimia pemula yang dapat digunakan membuat narkotika dan psikotropika ilegal) masuk ke Indonesia secara sporadis, tanpa kendali memadai. Maka, Indonesia bisa menjadi salah satu tempat pemasaran sekaligus produsen narkotika dan psikotropika ilegal dunia. Kokain dan crack Kokain berasal dari daun kering tanaman koka (Erythroxylon coca) yang tumbuh di daerah timur laut pegunungan Andes, Amerika Selatan. Setiap tahun satu negara di Amerika Selatan menghasilkan sekitar 40-60 ton daun koka kering. Daun koka kering dibuat pasta dan dicampur prekurso menghasilkan kokain. Di kalangan pencandu narkotika, kokain bukan "barang baru" dan telah dikenal sejak tahun 1990-an. Berbeda dengan sifat dua jenis narkotika pendahulunya

56

(ganja dan heroin), kokain adalah sejenis stimulansia (perangsang). Kokain merangsang sistem kerja otak hingga mengganggu proses reabsorpsi Dopamin (DA), senyawa kimiawi pembawa pesan yang dikaitkan dengan kenikmatan dan gerakan motorik. Jadi konsumen kokain menunjukkan gejala euforia (senang berlebihan), overoptimisme, energik, dan sangat aktif. Kokain adalah sejenis zat adiktif yang mempunyai kekuatan ketergantungan luar biasa ampuh. Orang yang menggunakan kokain tidak mampu mengendalikan keinginannya untuk menggunakannya lagi, lagi, dan lagi. Di pasaran gelap kokain dijual dalam dua jenis, yaitu garam kokain hidrokhlorid dan free base. Kokain hidrokhlorid berbentuk tepung kristal berwarna putih dan larut dalam air. Nama julukan kokain di pasaran beragam, antara lain "coke", "C" atau "snow". Untuk mendapatkan jumlah lebih banyak, kokain dicampur tepung gula, bedak talk atau jenis stimulans lain seperti met-amfetamin (sabu). Kokain hidrokhlorid disalahgunakan pencandu melalui suntikan atau hirupan hidung (sniffing, snorting). Crack, julukan sejenis kokain yang diproses dari kokain hidrokhlorid menjadi free-base cocaine. Sebutan crack diduga berasal dari bunyi "krek, krek" yang keluar ketika butir-butir kristal kokain dipanaskan (terutama akibat pemanasan soda-kue). Crack disukai pencandu kokain karena harganya relatif murah, digunakan dengan peralatan lebih modis, serta efeknya cepat tercapai. Efek itu hanya dirasakan lima sampai 15 menit sehingga pencandu akan mengulanginya untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Populasi pengguna kokain saat ini masih terbatas, terutama sebab harganya relatif mahal sekitar ratusan ribu rupiah per gram. Keadaan ini mengingatkan kita pada fase awal heroin (putau) dipasarkan di Indonesia. Mulanya mahal, namun hanya dalam waktu singkat bisa dipasarkan paket murah sehingga mampu dibeli masyarakat pengguna berpenghasilan menengah-bawah. Ini dimungkinkan karena strategi pemasaran narkotika/psikotropika ilegal adalah bagaimana membuat semua pencandu pemula bisa menikmatinya. Proses adiksi Selain DA pada otak, kokain juga mengganggu norepinefrin (NE) dan epinefrin (E). Ketiganya disebut sebagai neurotransmiter untuk kokain. Pada keadaan normal, DA, NE, dan E memberikan efek stimulansia alami pada otak. Setiap zat narkotika mempunyai neurotransmiter yang berbeda. Sel-sel otak menyimpan neurotransmiter tersebut, mengatur ketersediaannya dan melepaskannya bila diperlukan.

57

Kokain yang masuk ke tubuh mengganggu sistem regulasi neurotransmiter dalam sel otak, dan memaksa sel-sel otak melepas DA, NE, dan E. Pelepasan cepat dari neurotransmiter menimbulkan "gitting". Penggunaan kokain yang terus-menerus menyebabkan otak kehabisan stok neurotransmiter dan kedudukannya digantikan kokain. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya toleransi yang "memaksa" pencandu terus-menerus menaikkan dosis kokain. Lebih lanjut pengguna kokain juga menunjukkan perubahan tingkah laku. Di samping rasa senang berlebihan, mereka juga menunjukkan rasa sedih berlebihan (depresi) pada saat pengaruh kokain berkurang dalam tubuh. Mereka suka berceloteh, ngomong, dan cerewet. Konsentrasi, tindakan kompulsi dan kewaspadaan berlebihan, serta adanya perubahan dalam potensi seksual. Perasaan humor menghilang, timbul tingkah laku antisosial, halusinasi dan gangguan tidur (insomnia). Secara klinis pengguna kokain menunjukkan ambisi berlebihan. Sebagian orang menganggap efek kokain pada tubuh hanya sebentar dan tidak berbahaya. Ini mitos yang sengaja dikembangkan pengedar kokain. Faktanya, kokain memberi efek samping yang serius, bahkan menimbulkan kematian. Efek samping kokain antara lain meningkatnya tekanan darah, berkeringat, detak jantung menjadi cepat dan berlebih, suhu badan meningkat, mual, muntah dan sakit perut, sakit kepala dan kehilangan nafsu makan. Penggunaan suntikan kokain menyebabkan berbagai infeksi, seperti radang hati, radang saluran napas sampai pneumonia, radang selaput jantung dan HIV/AIDS. Banyak gangguan jiwa yang disebabkan penggunaan kokain. Sebagian besar pengguna kokain tidak mau datang ke fasilitas kesehatan. Andaikan mau, mereka tidak berterus terang mengatakan kebiasaannya kecuali sudah terpaksa. Mereka biasanya hanya mengeluhkan kondisi fisiknya. Kini di Amerika Serikat masalah akibat penggunaan kokain mendominasi problem peredaran narkotika ilegal. Lebih dari 45 persen pencandu narkotika yang datang ke fasilitas kesehatan pernah menggunakan kokain sebagai zat primernya. Perilaku pengguna kokain erat kaitannya dengan masalah kriminal. Selain karena peredarannya sendiri bersifat kriminal, kokain menyebabkan orang menjadi agresif, gelisah, dan berperilaku antisosial. Pemahamannya terhadap nilai moral berubah dan mereka seringkali bertindak melanggar peraturan, hingga kerap terlibat bentrok dengan otoritas legal (polisi dan masyarakat). Tidak heran kalau angka kriminalitas merupakan salah satu indikator yang menunjukkan adanya peningkatan peredaran kokain di suatu negara. Upaya bersama

58

Keberhasilan Bea dan Cukai, kepolisian, dan Badan Narkotika Nasional menangkap pemasok kokain perlu mendapat pujian. Namun, jaringan peredaran kokain masih belum terungkap, sebab pengedar kokain tidak mungkin bekerja sendiri. Kokain yang berhasil disita baru sekitar satu persen dari jumlah kokain yang berhasil beredar di Indonesia secara ilegal! Bila pemerintah dan masyarakat tidak bersungguh-sungguh melakukan upaya pencegahan, Tanah Air akan menjadi korban berikutnya seperti yang terjadi di Nikaragua, Kolumbia, dan negara Amerika Selatan lainnya. Kokain dan crack akan membanjiri Indonesia. Cegah tangkal tidak bisa dijalankan hanya oleh pemerintah, jadi peran serta masyarakat sangat berguna. Diperlukan program penanggulangan yang melibatkan semua strata masyarakat, bukan semata-mata karena perintah dari menara gading. Sudah saatnya mengantisipasi meningkatnya tindak kriminal (kekerasan, perkelahian antargangster, penyusupan anggota sindikat) dan melakukan assessment atau penilaian periodik terhadap program berjalan. "Persiapan menyambut" datangnya puncak gelombang ketiga epidemi narkotika kokain harus sudah dilakukan. Apalagi mengingat kokain adalah bisnis berbahaya yang menggiurkan.*

59

60

MODEL MODEL TRITMEN UNTUK KECANDUAN NARKOBA


Maria T Ametembun, SH DRUG PREVENTION AND TREATMENT PROGRAM, DEPT. Mental Health Johns Hopkins University, Maryland (Humphrey Fellow)

Dunia riset AS masih mencanangkan banyak penelitian baik tentang tritmen. Sebagian penelitian itu mempertanyakan tentang efektivitas tritmen baik nondrug atau dengan drug. Kita bisa belajar dari mereka. Salah satu tujuan penulisan model-model tritmen ini dalah untuk memberikan gambaran umum tentang konsep filosofis dibelakang pemilihan sebuah model. Hanya dengan mengerti asal usul dan dasar pemikiran sebuah model tritmen, kita dapat mengevaluasi tingkat keberhasilan dan efektifitas sebuah program rehabilitasi. Dalam pertemuan tentang pemetaan respon terhadap tritmen di dunia alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan yang diadakan oleh WHO dibentuk kesepakatan bersama bahwa tritmen alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan sangat bervariasi di perlbagai penjuru dunia.(Moskow, 1991). Hampir sepuluh tahun kemudian, National Institute of Drug Abuse (NIDA), sebagai lnstitut di bidang Drug Abuse tertinggi di AS menyatakan bahwa " tidak ada satu model tritmen yang cocok untuk semua orang" . Ada banyak ragam obat-obatan (dari ganja, alkohol sampai kokain, shabu-shabu, dll). Demikian juga dalam hal tritmen. Keanekaragaman tritmen tergantung keanekaragaman obat-obatan yang disalahgunakan. Bahkan tritmen juga tergantung karakteristik dari si pengguna. Masalah yang berkaitan dengan kecanduan seseorang juga sangat bervariasi. Orang yang kecanduan obat-obatan datang dari berbagai latar belakang. Banyak yang menderita kesehatan mental, mempunyai masalah dengan pekerjaan, masalah sosial, dll. Penyimpangan perilaku sosial mereka membuat penanganan menjadi lebih sulit. NIDA banyak melakukan penelitian. Di bidang program tritmen dan penelitian ilmiah tentang drugs, termasuk drugs yang dipakai untuk melakukan tritmen secara medis, misalnya : metadone, naltrexone and Burphenorphine.

61

Tritmen terhadap penyalahgunaan dan penyalahguna obat-obatan harus meliputi baik terapi tingkah laku(konseling, terapi kognitif, terapi sosial), terapi medis, terapi keagamaan atau kombinasi dari semua terapi. Kita harus ingat bahwa tritmen merupakan proses. Jarang ada tritmen yang berhasil hanya dalam satu waktu penanganan. Mengapa orang yang kecanduan obat-obatan tidak dapat menghentikan kebiasaan mereka ? Ini adalah inti dari kecanduan. Adiksi adalah perilaku yang terus dilakukan walaupun mereka tahu konsekuensi akibat perbuatan mereka. Hal ini membuat tritmen menjadi lebih sulit. Maka banyak model tritmen yang ditawarkan. Dengan penawaran ini, kita berharap agar salah satu model tritmen akan tepat untuk orang-orang tertentu. Saya memakai istilah penawaran sebab pemulihan sulit dipaksakan. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam sistem pemaksaan di bawah keputusan hakim pun, kambuh tetap merupakan fenomena yang sulit diatasi. Kriteria Efektivitas Tujuan utama adalah abstinansi, yaitu bebas dari obat yang disalahgunakan. Tetapi tujuan jangka panjang adalah mengembalikan individu ke fungsi sosialnya sehingga ybs bisa kembali menjadi anggota masyarakat yang produktif. .Sisi lain yang harus kita perhitungkan adalah harga kerugian yang kita sebagai bangsa harus ikut menanggung. Ketidakmampuan seseorang karena kecanduan membuat tingkat produktifitasnya menurun. Secara makro, masyarakat juga menanggung kerugian. Efektivitas tritmen dapat dihitung dengan rupiah. Hal ini akan mendukung kearah pengambilan keputusan secara politis di lembaga-lembaga tinggi negara. Model Model Tritmen Model adalah aktivitas tertentu yang dipakai untuk melepaskan kecanduan dan mendukung perubahan perilaku (Institute of Medicine, 1990). Sebelum saya menjabarkan beberapa model tritmen, saya ingin menekankan bahwa detoksifikasi bukan tritmen tetapi awal dari tritmen . Detoksifikasi tersedia bagi pencandu heroin, benzidiazepine, alkohol, barbiturares dan sedatives lainnya. Tapi detoksifikasi hanya bertujuan membantu meringankan proses withdrawa l. Ia tidak menghentikan kecanduan. 1. Model Moral Model yang sangat umum dikenal oleh masyarakat kita adalah model agamis / moral. Model ini menekankan tentang dosa, kelemahan individu. Program tritmen yang berdasarkan model ini banyak dikenal di masyarakat kita.

62

Model ini dipakai jika masyarakat masih memegang nilai-nilai keagamaan / moral dengan kuat. Model ini membidani konsep "war on drug" jaman Presiden Nixon. Model ini berjalan bersamaan dengan konsep baik dan buruk yang diajarkan oleh agama. Model ini membenarkan kekuatan hukum untuk berperang melawan penyalahgunaan obat-obatan. Salah satu program yang ternama yang berasal dari model ini adalah Alkoholik Anonimus dengan program 12 Langkah walaupun mereka tidak secara eksplisit memakai nama Tuhan tetapi mempergunakan istilah Kekuatan yang Lebih Besar (The Higher Power). Salah satu kritik terhadap konsep " War on Drug" adalah dualisme antara keinginan berperang melawan pecandu yang dilain pihak adalah anggota keluarga sendiri. Bagaimana kita berperang dengan kakak, adik atau anak sendiri ? Di AS konsep ini tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Saat ini konsep yang dipakai di AS adalah konsep adiksi adalah penyakit otak (brain disease). Saya akan membahas konsep ini di artikel berikutnya. 2. Model adiksi sebagai penyimpangan sosial. Berikut ini saya akan membahas model-model lain. Seperti yang kita ketahui, beberapa tahun terakhir ini model tritmen dengan program teraputik komunitas mulai banyak diterapkan. Model ini memakai konsep penyimpangan sosial (social- disorder) sebagai dasar tritmen. Baik struktur dan proses dalam TC semua mengarah ke arah perubahan dari penyimpangan sosial ke arah perilaku sosial yang layak. Kebanyakan penyalahguna obat-obatan melakukan tindakan asosial termasuk tindakan kriminal. Model ini memusatkan tritmen bukan pada obat-obatan yang disalahgunakan tetapi perilaku ybs. Di DayTop New York, pusat TC yang mulai banyak diadaptasi di Malaysia, Singapore dan Indonesia, terapi dilakukan untuk mengambalikan fungsi sosial mereka. Bahkan, dalam ceramah ata u seminar dan terutama group terapi (encounter-group), mereka memfokuskan diri pada tingkah laku adiktif, bukan jenis obat yang dipakai. Model ini banyak diterapkan di lembaga tritmen yang memfokuskan diri pada mereka yang harus menjalankan masa hukuman di bawah juridiksi pengadilan. Ketika saya melakukan studi lapangan di Meadow Run (Jan 2003), salah satu fasilitas untuk orang dewasa di negara bagian New York, 90% resident adalah mereka yang dikirim oleh hakim untuk menjalani masa penahanan. TC menekankan pada pertanggungjawaban sosial sehingga kesalahan satu orang ditanggung bersama (Peter pays for Paul).

63

Keunikan model ini adalah dalam fungsi komunitas sebagai agen perubahan. Segala aktivitas dilakukan oleh para residen. Kedudukan konselor hanyalah untuk memastikan bahwa program yang berjalan harus mendukung struktur yang ada. Psikiatrit dan dokter hanya diperlukan jika ada gangguan mental atau gangguan fisik. Bantuan pekerja sosial diperlukan untuk mengurus masalah sosial seperti hubungan dengan pengadilan, pencarian pekerjaan, dll. Kontrol sosial dilakukan oleh para konsuler yang adalah mantan pecandu. DayTop International mengklaim bahwa 88% dari lulusan program mereka (kirakira 130.000 orang) tidak menggunakan obat-obatan setelah 5 tahun menyelasaikan program TC. Hal ini berarti bahwa efektivitas tidak berarti bebas obat selamanya. Data persentasi ini hanya menunjukkan bahwa para lulusan itu dianggap berhasil karena tidak kambuh. Tetapi Day Top tidak memberikan gambaran utuh tentang produkstivitas dan fungsionalitas dari para lulusan. Apakah mereka seemua bebas dari obat pilihan utama mereka dan tidak beralih ke kecanduan lain (seperti : seks, judi, alkohol, rokok, dll). Saya sengaja membahas masalah model tritmen dan efektifitas karena konsep sukses dan gagal menurut model tritmen ini berbeda dengan konsep keberhasilan yang dipakai model lain. 3. Model Penyakit / gangguan kesehatan Model lain yang banyak dipakai adalah model biologis. Konsep ini berakar dari teori tentang fisiologis atau metabolisme yang tidal normal umumnya karena faktor etiologis atau keturunan. Ada dua macam model tritmen yang berdasarkan konsep ini. Konsep pertama adalah konsep menyembuhkan kecanduan obat dengan memakai obat lain. Contohnya adalah model tritmen metadon untuk pecandu opiat. Tritmen ini didasarkan pada teori bahwa kecanduan opiat adalah hasil dari defisiensi metabolik. Defisiensi ini diluruskan dengan memberikan metadon (Dole and Nyswander, 1967). Tritmen medis ini yakin akan adanya kesalahan metabolisme dophamine yang harus dikoreksi. Tritmen lain adalah adalah pemakaian naltrexone sebagai anatgonis dari narkotika. Saat ini pemerintah AS telah menyetujui Burphenorphine sebagai alternatif dari metadon. Riset menunjukkan bahwa metadon tidak terlalu mendatangkan hasil yang dicanangkan. Disisi lain, konsep adiksi sebagai penyakit membuahkan teori lain tentang tritmen. Dari model biologis ini, lahir konsep dis-ease. (disease model mempunyai dua arti : disease sebagai penyakit dan dis-ease sebagai rasa tidak nyaman). Di AS konsep ini mulai dianut sejak tahun 1960-an dan disebut

64

gerakan alkoholisme.(Room, 1983). Konsep ini menyatakan bahwa kecanduan alkohol identik dengan penyakit diabetis atau penderita gangguan jantung. Penyakit timbul bukan akibat kesalahan penderita. Konsep ini menekankan bahwa seorang alkoholik adalah penderita penyakit alkohol. Jika seorang penderita penyakit gula dilarang mengkomsumsi gula, maka penderita penyakit alkohol tidak boleh mengkomsumsi alkohol. Tritmen untuk konsep penyakit ini berbeda dengan tritmen yang melihat adiksi sebagai penyimpangan sosial. Dalam tritmen ini, pecandu dianggap pasien. Konselor adalah "dokter". Pasien direhabilitasi dengan konsep alergi. Mereka mempunyai alergi terharap alkohol sehingga mereka tidak boleh mengkomsumsi alkohol seumur hidup. Karena konsep tidak boleh minum atau nge-drug seumur hidup itu sangat sulit, maka konsep adiksi sebagai penyakit mementingkan perkumpulan (fellowships) dari mereka yang mempunyai (penyakit) alkohol., narkotik, atau kecanduan lain untuk menjadi pendukung satu sama lain. Pertemuan seperti ini dapat ditemukan dalam Alkoholik Anonimus, Narkotik Anonimus atau grup anonimus lainnya. Konsep adiksi sebagai penyakit membenarkan teori bahwa ketergantungan adalah masalah utama. Sedangkan konsep adiksi sebagai penyimpangan sosial melihat masalh pribadi dan sosial sebagai masalah utama. Ketergantungan ( baca: kecanduan dan masalah obat) adalah masalah kedua. 4. Model Psychologis Model ini membenarkan teori psikologis bahwa kecanduan adalah buah dari emosi yang tidak berfungsi selayaknya atau konflik, sehingga pecandu memakai obat pilihannya untuk meringankan atau melepaskan beban psikologis itu (Mc Lellin, Woody and O'Brien, 1979). Model ini mementingkan penyembuhan emosi. Jika emosi dapat dikendalikan maka ybs tidak akan memopunyai masalah dengan obat-obatan. Tritmen model ini banyak dilakukan dalam konseling pribadi baik dalam pusat rehabilitasi atau terapi pribadi. Model ini dipakai oleh beberapa fiasilitas di negara kita. 5. Model kebudayaan dan sosial Model ini menyatakan bahwa kecanduan adalah hasil sosialisasi seumur hidup dalam lingkungan sosial atau kebudayaan tertentu . Ada pernyataan terkenal dari seorang pasien di Kentucky. Ketika dokter bertanya mengapa dia memakai heroin, pasien itu menatap sang dokter sesaat. Kemudian dia menjawab : " Kalau dokter seusia saya dan hidup di lingkungan rumah saya, dokter juga akan melakukan hal yang sama".

65

Keluarga seperti juga lingkungan dapat dikategorikan sebagai "lingkungan sosial dan kebudayaan tertentu". Risetmenunjukkan bahwa pemakaian alkohol oleh anggota keluarga tertentu adalahhasil dari masalah di keluarga ybs. Model ini banyak menekankan prosestritmen untuk anggota keluarga dari pecandu. Kelompok Alanon, atau naranonmemakai konsep ini sebagai model tritmen mereka. Penutup Akhir-akhir ini semakin banyaknya tritmen dan pusat rehabilitasi diJakarta khususnya dan kota -kota lain pada umumnya. Kita perlu mengenal lebihjauh tentang konsep model ini sehingga pelayanan tritmen akan lebihmenyesuaikan kebutuhan residen atau pasien. Selain itu informasi tentangmodel-model tritmen harus disampaikan pada orang tua / keluarga sehinggaproses pemulihan dapat diteruskan di lingkungkan keluarga setelah tritmenselesai. Baltimore, April. 12. 2003.BNN Kepustakaan : 1. Principles of Drug Addiction treatment, A research-Based Guide, National institute of drug abuse, US, 1999. 2. Mandell, Wallace, in : Subtance Dependence Treatment and Management techniques, WHO & Johns Hopkins University , revisi, 1991 3. Therapeutic Community, Phoenix House, NY Guideline for TC. 4. Therapeutic Community, Day Top New York ( broschure). 5. Institute of Medicine, Broadening the Base of Treatment for Alcohol Problems, Washington DC, National Academi Press, 1990 6. WHO, consultation meeting on mapping the treatment response to]alcohol and drug abuse, Moscow, USSR, 28 31 May1991, Jeneva(unpublish).

Terapi Pecandu
KapanLagi.com - Model terapi rehabilitasi yang dapat digunakan untuk membantu seseorang melepaskan diri dari kecanduan dan merubah perilakunya menjadi lebih baik: Model Terapi Moral Model ini sangat umum dikenal oleh masyarakat serta biasanya dilakukan dengan pendekatan agama/moral yang menekankan tentang dosa dan kelemahan individu. Model terapi seperti ini sangat tepat diterapkan pada

66

lingkungan masyarakat yang masih memegang teguh nilai-nilai keagamaan dan moralitas di tempat asalnya, karena model ini berjalan bersamaan dengan konsep baik dan buruk yang diajarkan oleh agama. Maka tidak mengherankan apabila model terapi moral inilah yang menjadi landasan utama pembenaran kekuatan hukum untuk berperang melawan penyalahgunaan narkoba. Model Terapi Sosial Model ini memakai konsep dari program terapi komunitas, dimana adiksi terhadap obat-obatan dipandang sebagai fenomena penyimpangan sosial (social disorder). Tujuan dari model terapi ini adalah mengarahkan perilaku yang menyimpang tersebut ke arah perilaku sosial yang lebih layak. Hal ini didasarkan atas kesadaran bahwa kebanyakan pecandu narkoba hampir selalu terlibat dalam tindakan a-sosial termasuk tindakan kriminal. Kelebihan dari model ini adalah perhatiannya kepada perilaku adiksi pecandu narkoba yang bersangkutan, bukan pada obat-obatan yang disalahgunakan. Prakreknya dapat dilakukan melalui ceramah, seminar, dan terutama terapi berkelompok (encounter group). Tujuannya tidak lain adalah melatih pertanggung-jawaban sosial setiap individu, sehingga kesalahan yang diperbuat satu orang menjadi tanggung-jawab bersamasama. Inilah yang menjadi keunikan dari model terapi sosial, yaitu memfungsikan komunitas sedemikian rupa sebagai agen perubahan (agent of change. Model Terapi Medis Model ini berakar dari beberapa konsep dalam teori fisiologis atau metabolisme, yang memandang perilaku adiksi obat sebagai sesuatu yang terjadi karena faktor etiologis atau keturunan. Ada dua macam model terapi yang berdasarkan pada konsep ini. Pertama, yaitu konsep menyembuhkan kecanduan obat dengan menggunakan obat lain. Contohnya adalah model terapi metadon untuk pecandu opiat. Terapi ini didasarkan pada sebuah teori dari Dole dan Nyswander yang menyatakan bahwa kecanduan opiat adalah hasil dari defisiensi metabolik, sehingga harus diluruskan dengan memberikan metadon. Kedua, yaitu konsep menyembuhkan kecanduan obat dengan cara memandang adiksi obat sebagai suatu penyakit. Dari pendekatan teori biologis ini lahirlah konsep "disease" yang apabila diterjemahkan artinya adalah "penyakit", atau bisa juga diartikan sebagai rasa tidak nyaman. Terapi untuk konsep "penyakit" ini sangat berbeda dengan terapi yang melihat perilaku adiksi sebagai penyimpangan sosial. Dalam terapi ini seorang pecandu dianggap sebagai pasien, dimana mereka akan dibina dan diawasi secara ketat oleh tim dokter. Kelemahan dari terapi ini adalah sifatnya yang "keras", dimana pasien direhabilitasi dengan

67

konsep alergi. Karena pasien mempunyai alergi terhadap narkoba, maka mereka tidak boleh mengkonsumsinya seumur hidup. Menyadari keterbatasan ini, maka konsep adiksi sebagai penyakit sangat mementingkan perkumpulan (fellowship) dari mereka yang mempunyai penyakit kecanduan narkoba untuk menjadi pendukung satu sama lain. Model Terapi Psikologis Model ini diadaptasi dari teori psikologis Mc Lellin, dkk yang menyebutkan bahwa perilaku adiksi obat adalah buah dari emosi yang tidak berfungsi selayaknya karena terjadi konflik, sehingga pecandu memakai obat pilihannya untuk meringankan atau melepaskan beban psikologis itu. Model terapi ini mementingkan penyembuhan emosional dari pecandu narkoba yang bersangkutan, dimana jika emosinya dapat dikendalikan maka mereka tidak akan mempunyai masalah lagi dengan obat-obatan. Jenis dari terapi model psikologis ini biasanya banyak dilakukan pada konseling pribadi, baik dalam pusat rehabilitasi maupun dalam terapi pribadi. Model Terapi Budaya Model ini menyatakan bahwa perilaku adiksi obat adalah hasil sosialiasi seumur hidup dalam lingkungan sosial atau kebudayaan tertentu. Dalam hal ini, keluarga seperti juga lingkungan dapat dikategorikan sebagai "lingkungan sosial dan kebudayaan tertentu". Dasar pemikirannya adalah, bahwa praktek penyalahgunaan narkoba oleh anggota keluarga tertentu adalah hasil akumulasi dari semua permasalahan yang terjadi dalam keluarga yang bersangkutan. Sehingga model ini banyak menekankan pada proses terapi untuk kalangan anggota keluarga dari para pecandu narkoba tersebut

Teh Hijau Bikin Mental Lebih Tenang dan Rileks


Selama ini khasiat teh, khususnya teh hijau telah diekspos dan diyakini sebagai minuman yang sanggup mencegah kanker, gangguan jantung dan ginjal, serta kegemukan. Kehebatan itu lantaran aksi dari senyawa bioaktif polifenol yang dikandungnya. Sesungguhnya bukan itu saja, minuman ini juga dapat memperbaiki kondisi mental sehingga terasa lebih rileks dan nyaman. Komponen fungsional teh hijau yang bertanggung jawab atas terciptanya perasaan itu adalah L-teanin. L-teanin merupakan asam amino unik yang memberikan rasa eksotis

68

yang enak (umami atau savory) dan hanya ditemukan pada tanaman teh dan jenis mushroom tertentu seperti Xerocomus badius. Senyawa ini biasanya berada dalam bentuk bebas (bukan protein) dan merupakan asam amino yang dominan di dalam teh, yaitu sebanyak 50 persen dari total asam amino bebas. Kadarnya pada daun teh mencapai 1-2 persen berat kering. Struktur kimia L-teanin atau ?-etilamino- asam L- glutamat dapat dilihat pada Gambar 1. Bahan bioaktif ini secara alami disintesis dari asam glutamat (jenis asam amino yang biasa digunakan sebagai bumbu masak) dan etilamin di dalam akar , yang kemudian ditransfer ke daun-daun muda tanaman teh. Kini, untuk tujuan komersial pembuatan teanin telah dikembangkan melalui metode enzimatik. Aplikasinya telah digunakan pada produk pangan, misalnya, ditambahkan pada minuman, cookies, permen, es krim dan ice candies. Bikin Rileks. Pada umumnya, manusia dan binatang selalu menghasilkan suatu getaran (pulse) listrik yang sangat lemah pada permukaan otak, yang sering disebut sebagai gelombang otak (brain waves). Berdasarkan frekuensinya, gelombang tersebut dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu gelombang ? (0,5-3 Hz: kondisi mental tidur nyenyak), ? (4-7 Hz: tidur sejenak), ? (8-13 Hz: bangun, relaksasi), dan ? ( 14 Hz: bangun, eksitasi). Telah diketahui pula, bahwa gelombang otak ? dihasilkan selama keadaan rileks. Oleh karenanya generasi gelombang ? dinyatakan sebagai indeks relaksasi. Juneja dkk (1999) telah mengukur gelombang otak para wanita yang telah diberi asupan teanin sekali seminggu sebanyak 200 mg (dalam 100 ml) selama dua bulan. Hasilnya, gelombang otak mereka didominasi jenis ?, sementara yang minum air saja (kontrol) menunjukkan hanya sejumlah kecil gelombang tersebut. Tampak jelas pula intensitas akumulasi gelombang ? ini setelah 30 menit mengonsumsi teanin. Generasi gelombang jenis ini mengindikasikan keadaan responden merasa rileks. Teanin memang tergolong senyawa yang mudah diabsorbsi di saluran intestinal (usus) , yang selanjutnya mengalir sampai otak. Di sinilah teanin akan berinteraksi dengan neurotransmiter sehingga memberikan efek terhadap emosi atau keadaan mental seseorang. Konsentrasi neurotransmiter dopamin meningkat secara signifikan setelah menerima asupan teanin. Hasil pengamatan Yokogoshi dkk (1998) dari Universitas

69

Shizuoka, Jepang juga menunjukkan bahwa pemberian teanin ke dalam striatum otak melalui mikroinjeksi menyebabkan peningkatan pelepasan dopamin. Pelepasan neurotransmiter ini akan memberikan perasaan senang dan memperbaiki suasana hati (mood). Menurunkan tekanan darah Pengaturan tekanan darah telah diketahui berkaitan erat dengan neuron katekolaminergik dan serotonegik di dalam sistem saraf otak dan peripheral (tepi). Karena teanin dapat menurunkan neurotransmitter serotonin, maka substansi ini juga dipercaya dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian yang dilakukan Yokogoshi dkk (1995) menunjukkan bahwa pemberian teanin melalui injeksi intraperitoneal pada tikus hipertensif, secara nyata menurunkan tekanan darahnya atau dapat bersifat antihipertensif. Sementara, pemberian dengan glutamat yang struktur kimianya serupa teanin, tidak memberikan aksi antihipertensif. Boleh jadi atas kemampuannya inilah, teanin mempunyai efek yang lembut (calm) terhadap keadaan mental atau emosi. Sebagaimana dikemukakan di atas, pemberian asupan teanin memiliki efek yang signifikan terhadap pelepasan dopamin dan penurunan serotonin. Diketahui pula, kedua neurotransmiter sangat berhubungan dengan kemampuan mengingat (daya memori) dan belajar (learning). Oleh karena itu, sebagian peneliti berkeyakinan bahwa teanin juga dapat memperbaiki kemampuan tersebut pada manusia. Hal ini didukung oleh hasil pengamatan pada hewan coba yang menunjukkan terdapat efek yang positif terhadap kemampuan kognitif tersebut. Jadi, minum teh hijau di pagi hari sehabis bangun pagi atau pulang kerja, saat menerima tamu, chatting dengan teman atau tea break saat istirahat sehabis seminar atau rapat, merupakan kebiasaan yang baik lantaran aksi L-teaninnya dapat menurunkan stress/ketegangan dan memberikan perasaan lebih rileks dan tenang.
(Wisnu Adi Yulianto/Dosen FTP Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta)

Makna Belajar Bagi Orang Dewasa


Oleh: Ubaydillah, AN ; sumber : www.e-psikologi.com

70

Untuk apa sekolah tinggi, toh akhirnya sama saja, bingung ke mana mencari pekerjaan yang cocok. Ijazah akademik tidak memberi jaminan identitas yang segagah gelarnya. Bahkan sudah tidak lagi bisa dihitung dengan jari jumlah kawan sesama sopir taksi yang bergelar sarjana. Bukankah hidup itu yang paling pokok adalah memiliki sumber penghasilan yang cukup untuk menutup pengeluaran dan sisanya ditabung buat warisan, benarkan Pak?. Begitulah perkataan yang pernah diucapkan oleh seorang sopir taksi dalam suatu pembicaraan santai. Logika dan pertanyaan pembenar sopir taksi itu bisa dijawab benar dan tidak benar. Kenyataan membuktikan semakin banyak jumlah kaum akademik yang tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu atau gelarnya. Artinya ia menjalani pekerjaan yang semestinya tidak harus dilakukan setelah ia menyandang gelar akademik kebanggaannya. Ambillah contoh jika seorang sarjana pendidikan harus menjadi pedagang es keliling atau seorang sarjana hukum mencari makan dengan menjadi pedagang beras kaki lima. Atau sarjana ekonomi menjadi seorang sopir taksi. Tidak terdapat bentuk pelanggaran undang-undang apapun jika SPd menjadi penjual es keliling, jika SH menjadi penjual beras kaki lima, atau SE menjadi sopir taksi. Mengapa? Banyak alasan yang mendukungnya, antara lain: 1) mencari pekerjaan sama sulitnya dengan menahan godaan untuk mendapatkan tiket surga; 2) hukumnya halal secara juridis; 3) kebutuhan harian sesaat (short term survival) yang tidak bisa ditunda; 4) pandangan lingkungan yang miring jika sarjana nongkrong di rumah. Dan masih banyak lagi alasan lainnya. Menjalani pekerjaan yang tidak sesuai dengan disiplin akademik memang sudah menjadi bentuk pemakluman bersama. Persoalan akan muncul ketika pekerjaan tersebut hanya bisa memenuhi sebagian kecil dari motivasi bekerja, misalnya uang saja atau hanya bebas dari asumsi lingkungan yang tidak-tidak. Di sisi lain, menjadi pengalaman kesyukuran hidup ketika ketidakcocokan tersebut membawa anda ke dalam keadaan yang sesungguhnya menjadi kemujuran tak disengaja. Sudah menerima gaji tinggi, simbol status sosial membanggakan, kemudian seluruh potensi mendapat tempat pemberdayaan secara optimal, meskipun pekerjaan itu tidak sesuai dengan latar belakang akademik anda. Permasalahan timbul ketika individu yang melakoni pekerjaan yang tidak sesuai latar belakang akademiknya dengan motif keterpaksaan semata dalam upaya menghindar tekanan eksternal. Keterpaksaan inilah letak kesalahan yang sebenarnya, bukan bidang atau job title tertentu. Mengapa? Ketika motivasinya

71

hanya terpaksa maka hidup tidak lagi berupa pilihan-pilihan untuk belajar berkembang melainkan kepastian dan kepasrahan. Padahal kepastian dan kepasrahan itu tidak memberinya banyak arti baik material dan non-material. Akan sangat berbeda jika pilihan diarahkan untuk belajar, berubah, dan berkembang. Definisi Belajar Salah satu iklan produk terkenal yang anda lihat kira-kira berbunyi , Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan. Anda pasti sudah memahami maksud tersiratnya. Tanpa harus anda ciptakan, masa tua akan tiba, tetapi untuk menjadi dewasa anda harus menciptakannya. Bagimana anda menciptakannya? Tidak lain hanyalah belajar dengan basis kehidupan menjadi dewasa. Artinya kehidupan ini harus dijadikan materi untuk belajar dari titik keterbatasan tertentu menuju titik kemampuan berikutnya. Belajar bagi orang dewasa adalah mencari untuk menemukan sesuatu tentang hidup tidak sebagaimana anak-anak yang hanya menerima dan terkadang masih jauh dari isu-isu kehidupan riilnya. Sejumlah definisi atau konsep yang dikemukakan para ahli tentang definisi belajar bagi orang dewasa bisa anda jadikan rujukan, antara lain: 1. Reg Revans (Penggagas Action Learning) Belajar bagi orang dewasa, menurut Reg Revans (1998) adalah proses menanyakan sesuatu bermula dari pengalaman ketidaktahuan tentang apa yang akan dilakukan karena jawaban yang ditemukan saat itu tidak lagi valid untuk mengatasi situasi yang sedang terjadi. Dengan kata lain, Learning is experiencing by exploration and discovery. 2. Bob Sadino Dalam banyak wawancara yang dikutip oleh sejumlah media cetak, Bob Sadino, seorang pakar di bidang agrobisnis, seringkali melontarkan kata-kata pendek tetapi membutuhkan penjelasan yang tidak cukup dibeberkan dalam satu sessi seminar. Kata-kata itu tidak lain adalah: Cukup lakukan saja! Pernyataan tersebut mengandung makna yang dalam dimana belajar merupakan bentuk transformasi visi ke suatu tindakan lalu berakhir dengan achievement. 3. Charles Handy Dalam bukunya Inside Organization (1999), Charles Handy mengemukakan bahwa siklus belajar orang dewasa diawali dengan mempertanyakan sesuatu dengan kuriositas tinggi; menemukan jawaban-jawaban teoritis; melakukan testing di lapangan; dan terakhir refleksi sebuah pemahaman mengenai

72

sesuatu yang bekerja dan yang mandul di dalam diri. Thomas Edison, seorang penemu, adalah contoh paling reliable sepanjang zaman. Dikisahkan bahwa secara pendidikan formal akademik, Edison tergolong siswa yang tidak hebat tetapi ia lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengunjungi perpustakaan publik karena Edison menemukan sesuatu yang lebih bekerja terhadap hidupnya yang ia tidak dapatkan di bangku sekolah. Dengan proses belajar di perpustakaan tersebut Edison menemukan pelajaran tentang relaksasi mental. Meski tidak seorang guru pun yang memahamkannya, tetapi naluri Edison tahu bahwa relaksasi mental lah yang membantunya menciptakan temuan-temuan yang tercatat lebih dari 1000 hak paten hingga ia wafat tahun 1931. 4. Alvin Toffler Penulis buku terkenal ini mendifinisikan belajar sebagai proses mempersiapkan cara atau strategi menghadapi situasi baru. Perangkatnya meliputi pemahaman, aplikasi dari metodologi baru, keahlian, sikap dan nilai. Dari definis-definisi diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa belajar bagi orang dewasa ternyata memiliki berbagai dimensi. Oleh karena itu menjadikan pendidikan (education) sebagai representasi tunggal dari proses belajar tidak jarang meninggalkan warisan mindset yang kurang menguntungkan terutama bagi pihak atau individu yang berkemampuan rata-rata atau minus. Lembaga sekolah, selain menciptakan birokrasi formal yang memberikan stigma bahwa sekolah adalah escalator tunggal yang mahal harganya, juga menunjukkan ketertinggalannya dengan kemajuan yang dicapai oleh dunia luar. Akibatnya timbul gap antara pendidikan dengan tuntutan atau kebutuhan yang ada di masyarakat. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar mengapa pengangguran tidak bisa dihindari lagi. Pendidikan belum sepenuhnya menjadi media yang mampu menterjemahkan makna belajar. Hal ini karena makna belajar yang sesungguhnya adalah melakukan sesuatu, kemudian membebaskan diri dari situasi atau tekanan yang diakibatkan ketidaktahuan. Cara terbaik untuk mempelajari sesuatu adalah dengan melakukannya, seperti yang ditulis oleh Rex dan Carolyin Sikes: We learn about a city from being there, not from a map or guide book. We learned to walk and talk without reading instructions or following recipes. Learning is doing something, then getting rid of the unwanted parasitic movements. Aplikasi Belajar Merujuk pada sekian pandangan tentang belajar bagi orang dewasa, maka yang perlu anda lakukan adalah menjadikannya sebagai konsep hidup

73

personal yang implementatif berdasarkan situasi dan kondisi yang anda hadapi. Konsep tersebut harus diformulasikan ke dalam pemahaman khusus yang anda rasakan bekerja mengubah hidup dan situasi, seperti yang dialami Edison. Guru anda adalah situasi konkrit yang anda alami dengan materinya berupa tantangan. Inilah makna esensial dari petuah yang sering anda dengar bahwa mencari ilmu itu hukumnya wajib. Ilmu yang tidak memiliki relevansi dengan situasi hidup anda oleh karena itu menjadi tidak wajib. Bagaimana anda mendapatkannya? Ikutilah formulasi berikut: 1. Sadari keadaan anda saat ini Terimalah keadaan atau situasi hidup apapun saat ini dengan penuh kesadaran karena kesadaran itu akan menjadi syarat mutlak untuk menaklukkan segala tantangan yang menghadang. Jika anda menerimanya dengan kepasrahan atau penolakan maka selamanya keadaan atau situasi yang tidak menyenangkan tidak bakal meninggalkan anda. Bahkan lambat laun menciptakan lilitan yang lebih tinggi dari kapasitas anda. Tanpa kesadaran untuk berubah, maka perubahan situasi atau kondisi eksternal hanya memberi anda perubahan dalam waktu singkat dan sisanya anda kembali lagi ke format lama. Bahkan ketika anda naik jabatan mendadak, jabatan tersebut hanya anda rasakan kenikmatannya sebentar lalu anda lupa rasanya. 2.Pahami proses Salah satu pertanda inti dari orang dewasa adalah pemahamannya terhadap bagaimana dunia konkritnya bekerja. Dengan memahami bagaimana sesuatu bekerja menurut hukum alamnya, maka akan membuat anda menjadi bijak menjalani hidup. Tidak lagi berpikir dengan mood atau menerjang kaidahkaidah hidup yang benar. Di samping itu, pemahaman tersebut akan menyalurkan energi positif ketika proses sedang anda jalani. Di sinilah yang membedakan apakah anda merasakan tantangan sebagai proses untuk dinikmati atau proses yang anda rasakan dengan kepedihan. 3.Kemana anda akan melangkah Setiap pekerjaan yang anda lakukan, setiap bidang yang anda geluti, setiap profesi yang anda sandang sebenarnya sudah diciptakan tangga kastanya di dalam. Termasuk seperti yang di alami kawan sopir taksi di atas. Ia boleh menjadi sopir , pedagang beras kaki lima, penjual es keliling selamanya meskipun tetap terbuka lebar peluang untuk menjadi manajer atau direktur bahkan pemegang saham di suatu perusahaan. Tangga kasta itulah yang menjadi simbol status anda. Dengan aplikasi prinsip belajar, maka hidup adalah realisasi gagasan, bukan lagi intimidasi orang atau keadaan. Tetaplah

74

berjuang untuk hidup dengan imajinasi anda bukan hidup di dalam sejarah masa lalu atau jebakan realitas sementara. Dengan memahami makna belajar diharapkan anda dapat menjalani hidup anda dengan penuh sukacita dan tidak didasarkan atas unsur keterpaksaan dan kepasrahan. Terlepas apapun profesi yang anda geluti, baik yang sesuai dengan latar belakang akademik maupun tidak, kesuksesan anda akan sangat tergantung pada bagaimana anda memahami hal tersebut sebagai suatu proses belajar. Semoga berguna.(jp)

Penyalahgunaan OBAT TERLARANG Di Kalangan REMAJA/PELAJAR


Oleh dr. Ch. Hartadi, M.Si.
Pendahuluan. Penyalahgunaan obat terlarang di kalangan remaja/pelajar merupakan masalah yang kompleks. Kenapa? Oleh karena tidak saja menyangkut pada remaja atau pelajar itu sendiri, tetapi juga melibatkan banyak pihak baik keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, teman sebaya, tenaga kesehatan, serta aparat hukum, baik sebagai faktor penyebab, pencetus ataupun yang menanggulangi. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa puber. Pada masa inilah umumnya dikenal sebagai masa "pancaroba" keadaan remaja penuh energi, serba ingin tahu, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang, mudah terombang-ambing, mudah terpengaruh, nekat dan berani, emosi tinggi, selalu ingin coba dan tidak mau ketinggalan. Pada masa-masa inilah mereka merupakan kelompok yang paling rawan berkaitan dengan penyalahgunaan obat terlarang. Pengetahuan mengenai bahaya obat terlarang ini hanyalah merupakan salah satu segi yang perlu disampaikan agar mereka sadar akan dampaknya terhadap kesehatannya bahkan ancaman terhadap kehidupannya. Kalau saja semua perilaku pada masa remaja tersebut terarah dengan baik pada hal-hal yang positif tentunya akan dihasilkan remaja/pelajar yang berprestasi sebagai tumpuan masa depan, tetapi sebaliknya akan menghasilkan perilaku negatif seperti kenakalan remaja, tindak kejahatan, rusaknya fisik dan mental yang sangat merugikan dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Definisi Obat Terlarang

75

Penyalahgunaan obat atau "drug abuse" berasal dari kata "salah guna" atau "tidak tepat guna" merupakan suatu penyelewengan penggunaan obat bukan untuk tujuan medis/pengobatan atau tidak sesuai dengan indikasinya. Dalam percakapan sehari-hari sering kita menggunakan kata narkotik sebagai satu-satunya obat terlarang. Apakah memang demikian? Ternyata dari istilahistilah yang sedang populer sekarang seperti NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif lainya) atau NARKOBA (Narkotika, Psikotropika, dan bahan bahaya lainnya), maka obat terlarang itu juga mencakup psikotropika, alkohol, tembakau, dan zat adiktif dan yang memabukkan lainnya. Obat-obat ini apabila digunakan secara tidak benar akan menyebabkan perubahan pikiran, perasaaan, dan tingkah laku pemakainya serta menyebabkan gangguan fisik dan psikis dan kerusakkan susunan saraf pusat bahkan sampai menyebabkan kematian. Secara farmakologik, obat-obatan ini dapat menyebabkan terjadinya toleransi, depedensi atau ketergantungan berupa adiksi dan habituasi, intoksikasi dan gejala putus obat (withdrawal syndrome). Dalam bidang hukum juga sudah dikeluarkan dua undang-undang, yaitu: UU Narkotika No. 22 Tahun 1997 dan UU Psikotropika No. 5 Tahun 1997. Dalam undang-undang tersebut, narkotika dibedakan menjadi 3 golongan, masingmasing: Narkotika golongan I (tidak digunakan untuk tujuan medis, seperti morfin, heroin, kokain dan kanabis). Narkotika golongan II (digunakan untuk terapi sebagai pilihan akhir karena adanya efek ketergantungan yang kuat, seperti petidin, metadon), dan Narkotika golongan III (digunakan untuk terapi karena efek ketergantungannya kecil, seperi kodein, doveri). Sedangkan dalam UU Psikotropika didefinisikan sebagai zat atau obat bukan narkotik tetapi berkhasiat psikoaktif berupa perubahan aktivitas mental/tingkah laku melalui pengaruhnya pada susunan saraf pusat serta dapat menyebabkan efek ketergantungan. Psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat, contoh: LSD, MDMA dan mascalin. 2. Psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan seperti amfetamin. 3. Psikotropika dari kelompok hipnotik sedatif, seperti barbiturat. Efek ketergantungannya sedang. 4. Psikotropika yang efek ketergantungannya ringan, seperti diazepam, nitrazepam.

76

Bahaya penggunaan obat terlarang. Bahaya penggunaan obat terlarang ini dapat dibedakan menjadi bahaya dari segi hukum dan bahaya dari segi kesehatan. Seperti diketahui dari UU Narkotika dan UU Psikotropika maka semua orang yang terlibat dapat dikenai sanksi berupa hukuman penjara, denda, bahkan sampai hukuman mati. Mereka yang dapat dijerat hukum melalui undang-undang tersebut mencakup produsen, penyalur dan pemakai dengan gradasi (tingkatan) hukuman dan denda yang bervariasi. Bahkan orang-orang yang mempersulit penyelidikan pun dapat dijerat hukum. Denda maksimal yang tercantum dalam undang-undang tersebut adalah sebesar Rp750 juta, sedangkan hukuman maksimalnya adalah mati. Bahaya dari segi kesehatan sangat berbeda, tergantung dari jenis obat yang digunakan. Yang pasti semua obat terlarang itu menyebabkan adiksi dan gejala putus obat apabila dihentikan pemakaiannya. Adiksi yang ditimbulkan menyebabkan si pemakai menjadi ketagihan dan membutuhkan obat tersebut terus-menerus. Ketergantungan ini mengganggu fisik dan psikisnya. Intoksikasi timbul akibat dosis yang dipakai berlebihan sehingga terjadi keracunan. Intoksikasi ini umumnya menyebabkan kematian. Gejala putus obat (withdrawal syndrome) adalah, gejala-gejala yang timbul akibat dihentikannya pemakaian obat terlarang tersebut. Dalam keadaan ini maka fungsi normal tubuhnya menjadi terganggu seperti, berkeringat, nyeri seluruh tubuh, demam, mual sampai muntah. Gejala ini akan menghilang kalau diberikan lagi obat terlarang itu. Semakin lama gejala ini akan semakin hebat. Secara farmakologik, maka efek yang ditimbulkan oleh obat terlarang itu dapat dikelompokkan menjadi depresan, stimulan, dan halusinogen. Dalam kelompok depresan, maka obat terlarang ini akan menyebabkan depresi (menekan) aktivitas susunan saraf pusat. Pemakai akan menjadi tenang pada awalnya, kemudian apatis, mengantuk dan tidak sadar diri. Semua gerak refleks menurun, mata menjadi sayu, daya penilaian menurun, gangguan terhadap sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah). Termasuk kelompok depresan ini ialah opioid seperti heroin, morfin dan turunannya, sedativa seperti barbiturat dan diazepam, nitrazepam dan turunannya. Kelompok stimulan merupakan obat terlarang yang dapat merangsang fungsi tubuh. Pada awalnya pemakai akan merasa segar, penuh percaya diri, kemudian berlanjut menjadi susah tidur, perilaku hiperaktif, agresif, denyut jantung jadi cepat, dan mudah tersinggung. Termasuk dalam kelompok ini contohnya adalah kokain, amfetamin, ekstasi, dan kafein. Kelompok halusinogen merupakan kelompok obat yang menyebabkan adanya penyimpangan persepsi termasuk halusinasi seperti mendengar suara atau melihat

77

sesuatu tanpa ada rangsang. Persepsi ini menjadi "aneh". Termasuk dalam kelompok ini contohnya ialah LSD, meskalin, mariyunana/ganja. Pemakai menjadi curiga berlebihan, mata menjadi merah dan agresif serta disorientasi. Cara-cara pemakaian obat tersebut di atas juga sangat bervariasi, dari secara oral sampai suntikan. Menyangkut cara penyuntikan, maka bahaya yang timbul adalah kemungkinan terjadinya infeksi pada tempat suntik, tertularnya radang hati (hepatitis virus B) dan HIV/AIDS. Sedangkan cara pemakaian yang dihirup melalui hidung dapat menyebabkan pendarahan di hidung (epistakis). Di samping obat-obat terlarang tersebut di atas, juga pemakaian tembakau dan alkohol sangat berbahaya bagi kalangan remaja/pelajar. Tembakau yang dihisap sebagai rokok, dari penelitian ilmiah ternyata mengandung bahan aktif lebih dari 3000 macam, termasuk nikotin, tar, CO2, CO, hidrogen sianida dan tembaga. Seorang perokok akan dihadapkan pada resiko rusaknya jaringan paru-paru, sesak napas, kanker paru dan penyakit jantung koroner. Pada intoksikasi akut dapat menyebabkan kematian. Sekarang sudah banyak negara melarang pemakaian tembakau di depan umum dan dalam setiap bungkus rokok tercantum bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh rokok. Alkohol merupakan zat yang mengandung etanol dengan fungsi menekan sistem susunan saraf pusat. Dosis rendah memang membuat tubuh menjadi segar karena bersifat merangsang. Namun pada dosis lebih besar akan timbul berbagai macam gangguan berupa rusaknya jaringan otak, gangguan daya ingat, gangguan jiwa, mudah tersinggung, menurunnya koordinasi otot (jalan jadi sempoyongan), reaksi refleks menurun, kelumpuhan bahkan menyebabkan kematian. Jadi terlihat jelas bahwa semua obat terlarang ini lebih banyak mudaratnya (ruginya) dari pada manfaatnya, karena itu harus dijauhi oleh para remaja/pelajar. Upaya pencegahan. Moto bahwa, "Pencegahan lebih baik dari mengobati", akan benar-benar terbukti dalam kasus pemakaian obat-obat terlarang. Mereka yang sudah terjerumus sampai menimbulkan ketergantungan akan lebih sulit ditangani dan sukar diberikan pengarahan. Umumnya sukar untuk menghentikan pemakaian obat. Jalan satu-satunya adalah perawatan di RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat) dengan diusahakan pengurangan dosis sedikit demi sedikit sampai akhirnya pemakaiannya berhenti sama sekali. Tentunya biaya perawatan ini sangat mahal sekali. Dalam hal ini maka usaha pencegahan menjadi sangat penting sekali. Usaha pencegahan yang dikenal dengan "prevensi primer", yaitu pencegahan yang dilakukan pada saat penyalahgunaan belum terjadi. Usaha ini antara lain:

78

1. Pembinaan kehidupan beragama, baik di sekolah, keluarga dan lingkungan. 2. Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dengan orang tua dan guru serta lingkungannya. 3. Selalu berperilaku positif dengan melakukan aktivitas fisik dalam penyaluran energi remaja yang tinggi seperti berolahraga. 4. Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program/hobi baik di sekolah maupun di rumah dan lingkungan sekitar. 5. Mengetahui secara pasti gaya hidup sehat sehingga mampu menangkal pengaruh atau bujukan memakai obat terlarang. 6. Saling menghargai sesama remaja (peer group) dan anggota keluarga. 7. Penyelesaian berbagai masalah di kalangan remaja/pelajar secara positif dan konstruktif. Dengan berbagai usaha tersebut semoga kalangan remaja/pelajar dapat terhindar dari penyalahgunaan obat terlarang. Masa remaja akan dapat dijalani dengan baik serta membuahkan masa dewasa yang sehat dan bertanggung jawab. dr. Ch. Hartadi, M.S., Fak. Kedoteran UKRIDA dan dokter Poliklinik BPK Penabur KPS Jakarta

79

Anda mungkin juga menyukai