Anda di halaman 1dari 27

TITRASI BEBAS AIR

(Titration in nonaqueos solvent)

BY: HERMAN
FARMASI UNMUL

TITRASI BEBAS AIR


DEFINISI
Titrasi yang menggunakan pelarut organik sebagai
pengganti pelarut air untuk mempertajam titik akhir
titrasi asam atau basa lemah.

TITRASI BEBAS AIR


Dibidang farmasi teknik ini banyak dipakai

karena banyak obat bersifat asam atau basa


lemah yang sukar larut dalam air.

TITRASI BEBAS AIR


SYARAT - SYARAT

Senyawa yang sukar / tidak larut dalam air


Tidak mengandung H2O dan CO2

Analit tidak reaktif

TITRASI BEBAS AIR


Reaksi yang terjadi pada titrasi bebas air dapat diterangkan

dengan konsep Bronsted dan Lowry


Asam sebagai donor proton dan Basa sebagai penerima
proton
HB
asam

H+ +
proton

H+ +
Proton

B- HB
basa asam konjugasi

Bbasa konjugasi

PELARUT
Kekuatan asam dan basa ditentukan oleh
kemampuan pelarut untuk menerima dan

melepaskan proton.
Digolongkan

berdasarkan

kemampuan

memberi atau menerima proton dan bereaksi


atau tidaknya dengan sampel (solute)

PELARUT
Berdasarkan kemampuan memberi atau
menerima proton dibagi menjadi 4, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Protogenic solvent
Protophilic solvent
Amphriprotic solvent
Aprotict solvent

Protogenic solvent
Adalah pelarut yang menghasilkan proton. Pelarut
kelompok ini kurang bermanfaat dalam titrasi
bebas air.

Contoh : asam-asam kuat seperti asam klorida


dan asam sulfat.

Protophilic solvent
(proto = proton, filik = suka) Adalah pelarut yang dapat

menaikkan ionisasi asam lemah dengan menggabungkan


proton yang dimilikinya. Pelarut ini biasa digunakan dalam
analisis senyawa-senyawa yang bersifat asam lemah seperti
fenol.
Contoh : senyawa yang bersifat basa seperti n-butil amin,

piridin, dimetil formamid, trimetil amin.

Amphriprotic solvent
Adalah pelarut yang mempunyai sifat gabungan
dari protofilik dan protogenik sehingga pelarut ini
dapat menghasilkan atau menerima poton.

Contoh : air, alkohol, dan asam asetat glasial.

Aprotict solvent
Adalah pelarut yang dapat menurunkan ionisasi
asam-asam dan basa-basa. Termasuk dalam
kelompok pelarut ini adalah pelarut-pelarut non

polar.
Contoh : benzene, karbon tetraklorida serta

hidrokarbon alifatik.

PELARUT
Berdasarkan bereaksi atau tidaknya pelarut

dibagi menjadi dua, yaitu :


1.Leveling Solvent

2.Differentiating Solvent

Leveling Solvent
Adalah pelarut yang dapat bereaksi dengan

sempurna dengan solute


Contoh : air

Differentiating Solvent
Adalah Pelarut yang tidak dapat bereaksi
sempurna dengan solute. Dalam pelarut ini,
kekuatan asam atau basa dapat dilihat dari
harga K-nya.
HClO4 > HBr > H2SO4 > HCl > HNO3 > CH3COOH

PELARUT
Dalam memilih pelarut, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Sifat asam-basa dari pelarut. Untuk menitrasi basa lemah,
maka dipilih pelarut yang lebih bersifat asam,dan demikian
pula sebaliknya. Misalnya, pada titrasi basa lemah, asam
asetat lebih baik daripada air.
2.Tetapan autoprotolisis dan Tetapan dielektrik
3. Melarutkan zat yang dititrasi dan tidak bereaksi baik dengan
zat yang dititrasi maupun dengan titran.
4.Murah dan mudah pemurniannya jika perlu dan tidak kompleks
5.Hasil titrasi berupa larutan atau kristal

SIFAT ASAM-BASA
2CH3COOH CH3COOH2+ + CH3COOion asetonium
ion asetat
Ion asetonium : asam terkuat (yang dapat
mempertinggi konsentrasi ion asetonium)
Ion asetat : basa terkuat (yang dapat
mempertinggi konsentrasi ion asetat)

INDIKATOR
Pada titrasi bebas air, indikator bereaksi dengan
H+ atau melepaskan H+ dengan disertai
perubahan warna.
Pemilihan
indikator
secara
empiris
menggunakan potensiometer bersama-sama
dengan indikator visual yang diselidiki dan harus
memperlihatkan perubahan warna yang tajam
dekat dengan titik ekuaivalen

DETEKSI TITIK AKHIR TITRASI


1. Indikator
Asam : Kristal Violet, -naftolbenzen, Metil merah, Alfazurin
2-G, Melachite green
Basa : Biru Timol, fenoltalein, Azo violet, p-hidroksiazobenzen

2. Metode Potensiometri
3. Metode Konduktometri
4. Metode Amperometri

KEGUNAAN
Penetapan asam-asam atau basa-basa lemah
yang tidak dapat ditetapkan dengan pelarut air
Penetapan campuran asam-asam atau basabasa dengan kekuatan yang berbeda-beda
Penetapan sampel yang sukar larut dalam air
Sedian farmasi seperti tablet, kapsul, salep, dsb
dapat langsung ditetapkan tanpa melalui proses
ekstraksi apabila bahan-bahan pembawanya
tidak mengganggu

KEUNTUNGAN
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu :
1. Metode ini cocok untuk titrasi asam-asam atau
basa-basa yang sangat lemah, dan
2. Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik
yang juga
organik.

mampu

melarutkan

analit-analit

KELEMAHAN
Kebanyakan pelarut organik mempunyai koefisien
pemuaian yang besar, sehingga perubahan suhu
mengakibatkan perbedaan volume titran. Koreksi volume
titran dapat dihitung menggunakan rumus:
Vc = V/l + 0,001(t1-t2), dimana:

Vc = volume titran setelah dikoreksi


V = volume titran yang diukur
t1 = suhu waktu standarisasi
t2 = suhu waktu titrasi sampel

KELEMAHAN
Adanya air mempengaruhi ketajaman titik akhir

titrasi
Pada alkalimetri, CO2 dari udara dapat bereaksi

dengan titran
Kebanyakan pelarut organik mahal

CONTOH ANALSIS TBA

ACIDIMETRI
Pelarut yang digunakan dalam titrasi basa lemah (Asidimetri)
pelarut Netral : alkohol, kloroform, benzene, klorobenzena
pelarut asam : asam format, asam asetat glasial, asam
propionat
Titran yang digunakan : asam perklorat
Indikator yang digunakan : oracat biru, kristal violet ,1naphtholbenzein (basa lemah) metil merah, metil oranye &
timol biru (basa kuat)

ALKALIMETRI
Pelarut yang digunakan dalam
(Alkalimetri) : Ethylenediamine,
indonesia

titrasi asam
n-butylamine,

lemah
morfin

Titran yang digunakan : natrium metoksida, litium metoksida,


Kalium metoksida, tetrabutil amonium hidroksida
Indikator yang digunakan : kristal violet, biru timol,
thymolphthalein, O-Nitro anilin titrasi

APLIKASI TITRASI BEBAS AIR


1. Obat Sulfa-SO2-NH-(asam) dengan alkali
metoksida (basa) dalam pelarut benzen-metanol
atau difenilformamida
2. Basa lemah(amina, asam amino dan anion
asam lemah) dalam asam asetat glasial dengan
asam perklorat.

Anda mungkin juga menyukai