Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN 4 & 5

PEMBUATAN SEDIAAN

A. Tujuan
Dapat mengetahui proses pembuatan sediaan tablet dan
kapsul dengan bahan ekstrak kental mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa)
B. Dasar Teori
Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu
cangkang keras atau pun lunak yang dapat larut (Syamsuni, 2006). Kapsul
adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau lunak.
Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan
lainnya.Cangkang juga dapat dibuat dari Metilselulosa atau bahan lainnya yang
cocok (Anief, 2012).
Ukuran kapsul menunjukkan ukuran volume dari kapsul dan dikenal ada
8 macam ukuran, yaitu 000, 00, 0, 1, 2,3,4 dan 5. Ukuran 000 adalah ukuran
kapsul untuk hewan, sedangkan untuk pasien, ukuran terbesar adalah 00
(Anonim, 2007).
Adapun macam-macam kapsul
- Kapsul cangkang keras = terdiri atas bagian wadah dan tutup yang terbuat
-

dari Metilselulosa, Gelatin, Pati atau bahan lain yang sesuai.


Kapsul cangkang lunak = merupakan suatu satu kesatuan berbentuk
bulat/silindris/bulat telur yang dibuat dari gelatin atau bahan lain yang sesuai

(Syamsuni, 2006).
Keuntungan dari pemakaian bentuk sediaan kapsul adalah :
Bentuknya menarik dan praktis
Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang memiliki

rasa dan bau tidak enak


Mudah ditelan dan cepat hancur/larut dalam perut sehingga obat cepat

diarbsorpsi
Dapat dikombinasikan dengan beberapa macam obat dan dosis yang

berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien


Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan/zat

tambahan seperti pada pil dan tablet (Syamsuni, 2006).


Kerugian dari pemakaian bentuk sediaan kapsul adalah :
Tidak untuk balita

Tidak bisa dibagi


Tidak untuk bahan-bahan yang bereaksi dengan cangkang kapsul
Tidak untuk bahan-bahan yang terhigroskopis
Tidak bisa untuk bahan-bahan yang mudah menguap sebab pori-pori
cangkang kapsul tidak tahan akan penguapan (Anonim, 2007).
Tablet adalah bentuk sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau

tanpa bahan pengisi. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling populer di
masyarakat. Bentuk sediaan tablet terbukti menguntungkan, karena masanya
dapat dibuat secara mesin dan harganya murah, tablet takarannya tepat, praktis
transportasi dan penyimpannya, stabilitas obatnya terjaga dalam sediaannya,
serta mudah cara pemakaiannya (Voigt, 1994).
Berdasarkan metode pembuatan, tablet dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa. Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk
lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Tablet kempa dibuat
dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan
cetakan baja. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk dan penandaan
permukaan tergantung pada desain cetakan. Komposisi utama dari tablet adalah
zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya, sedangkan bahan pengisi yang
sering digunakan dalam pembuatan tablet yaitu bahan penghancur, bahan
penyalut, bahan pengikat, bahan pemberi rasa dan bahan tambahan lainnya
(Ansel, 1989).
Bahan tambahan dalam pembuatan tablet adalah suatu bahan pembantu
yang turut memberikan bentuk pada sediaan. Pada dasarnya bahan tambahan
harus bersifat netral, tidak berbau, tidak berasa dan sedapat mungkin tidak
berwarna.
Untuk pembuatan tablet diperlukan zat tambahan berupa :
1. Bahan pengisi
Bahan pengisi diperlukan untuk memungkinkan suatu pencetakan
sehingga menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang
dibutuhkan.
Bahan pengisi harus memenuhi persyaratan:
a. Non toksik
b. Tersedia dalam jumlah yang cukup
c. Harga cukup murah
d. Inert atau netral secara fisiologis
e. Stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan
berbagai obat atau komponen tablet lain
f. Bebas dari mikroba.

Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain: laktosa, sukrosa,


amilum, kaolin, kalsium karbonat, dekstrosa, manitol, sorbitol,
sellulosa, dan bahan lain yang cocok (Siregar, 2010).
2. Bahan pengikat
Zat pengikat ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan
selama granulasi basah untuk membentuk granul atau menaikkan
kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung. Penggunaan
bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan massa granul
yang terlalu basah dan granul yang terlalu keras, sehingga tablet yang
dihasilkan mempunyai waktu hancur yang lama. Sebaliknya,
kekurangan bahan pengikat akan menghasilkan daya rekat yang
lemah, sehingga tablet akan rapuh dan terjadi capping (Siregar,
2010). Bahan pengikat yang biasa digunakan adalah polivinil
pirolidon (PVP), gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metil
selulosa, karboksimetilselulosa, dan pasta pati terhidrolisis. Bahan
pengikat kering yang paling efektif adalah selulosa mikrokristal.
3. Bahan penghancur
Zat penghancur ditambahkan guna memudahkan pecahnya atau
hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran pernafasan.
Dapat juga berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan
menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagiannya. Fragmenfragmen tablet itu mungkin sangat menentukan kelarutan selanjutnya
dari obat dan tercapainya bioavailabilitas yang diharapkan (Siregar,
2010). Bahan penghancur yang dapat digunakan adalah pati dan
selulosa yang termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa
mikrokristal, dan povidon.
4. Bahan pelican
Bahan pelicin berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, dan bahan
pemisah hasil cetakan. Bahan pelicin mengurangi gesekan selama
proses pengempaan tablet. Pada umumnya bahan pelicin bersifat
hidrofobik sehingga cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi
dan disolusi tablet, oleh karena itu kadar pelicin yang berlebihan
harus dihindari. Bahan pelicin yang biasa digunakan antara lain talk,

magnesium stearat, aluminium stearat, asam stearat, asam palmitat,


dan pati (Siregar, 2010).
C. Formula
Formula Kapsul (@500mg)

Formula Tablet

(@500mg)
Dalam mg
R/ Ekstrak buah mahkota dewa
100

R/ Ekstrak buah mahkota dewa


100

Aerosil

133

Aerosil

133

Gelatin

12

Gelatin

12

Mg stearate : talcum (1:9)


10
Dibuat masing-masing 50 buah
D. Alat Explotab
dan Bahan
36
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mortir dan stamper


Ayakan mesh no. 16
Ayakan mesh no. 18
Baskom
Oven
Gelas beker
Kaca arloji
Sudip

Mg stearate
4
Laktosa
185

(1
(1
(1
(1
(1
(1

buah)
buah)
buah)
buah)
buah)
buah)
(1 buah)
(2 buah)

Bahan:
1. Ekstrak kental buah mahkota dewa
(5 g)
2. Aerosil
(6,650 g)
3. Gelatin
(600 mg)
4. Mg Stearat
(200 mg)
5. Talcum
(1,8 g)
6. Eksplotab
(1,5 mg)
7. Laktosa
(8,75 g)
E. Cara Kerja
Pembuatan kapsul
1. Semua bahan ditimbang
2. Ekstrak kental ditambah dengan laktosa lalu diaduk rata
3. Setelah itu ditambahkan aerosil dan explotab, dicampur
sampai homogen
4. Gelatin dikembangkan dengan aquadest

5. Ditambahkan gelatin sedikit demi sedikit pada campuran


pertama tadi sampai terbentuk massa granul
6. Massa granul diayak dengan menggunakan ayakan mesh no.
16
7. Di oven dengan suhu < 50oC sampai kering
8. Granul yang kering kemudian diayak kembali dengan ayakan
mesh no.18
9. Ditambahkan talcum dan mg stearat ke dalam granul yang
telah selesai diayak
Pembuatan tablet
1. Semua bahan ditimbang terlebih dahulu
2. Ekstrak buah mahkota dewa ditambah dengan aerosol lalu
diaduk sampai homogen
3. Campuran pertama ditambahkan dengan laktosa diaduk
sampai homogen
4. Gelatin yang sudah dikembangkan kemudian ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam campuran diatas diaduk
sampai terbentuk massa granul
5. Massa granul kemudian diayak dengan auakan mesh no.16
6. Kemudian granul dioven ke dalam oven degan suhu kurang
dari 50oC
7. Setelah granul

kering

lalu

diayak

kembali

dengan

menggunakan ayakan mesh no.18


8. Granul kering kemudian ditambahkan dengan mg stearate
selanjutnya dikempa untuk mendapatkan sediaan tablet.
F. Hasil
No
1
2

Kapsul Ukuran
0
00

Jumlah
50
50

G. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan tahap pembuatan sediaan yang berupa
tablet dan kapsul. Tujuan dari praktikum ini adalah dapat mengetahui
proses pembuatan sediaan tablet dan kapsul dengan bahan
ekstrak kental mahkota dewa (Phaleria macrocarpa).
Proses pembuatan sediaan jadi yang mengandung
ekstrak tanaman yang di dalamnya terdapat beranekaragam

bahan aktif dalam jumlah kecil itu bukanlah suatu hal yang
mudah untuk dilakukan. Sebab ekstrak tersebut mengandung
garam organik dan anorganik yang dapat mempengaruhi proses
pembuatan dan stabilitas sediaan farmasi yang dibuat. Ekstrak
tanaman sendiri ada 2 macam yaitu ekstrak total dan ekstrak
yang

dimurnikan.

Ekstrak

total

merupakan

ekstrak

yang

mengandung semua bahan yang terekstraksi dengan penarikan


oleh

suatu

pelarut

sedangkan

ekstrak

yang

dimurnikan

merupakan ekstrak yang tidak mengandung zat-zat yang sudah


tidak diperlukan.
Pada praktikum ini, ekstrak yang digunakan adalah
ekstrak total buah mahkota dewa. Ekstrak kental buah mahkota
dewa dibuat dalam sediaan tablet dan kapsul. Akan tetapi,
karena alat kempa yang digunakan untuk mencetak tablet
mengalami kerusakan, maka diputuskan bahwa sediaan yang
dibuat hanyalah sediaan kapsul. Maka dari itu di dalam laporan
ini tidak akan dibahas proses pembuatan tablet. Dikarenakan
proses pembuatannya hampir sama dengan proses pembuatan
kapsul, yang membedakannya hanyalah ketika dibuat sediaan
kapsul, setelah proses granulasi selesai langsung dimasukkan
ke dalam kapsul sedangkan tablet harus mengalami proses lagi
yaitu proses pengempaan atau proses pencetakan tablet.
Ekstrak kental buah mahkota dewa bersifat higroskopis, maka
perlu dilakukan proses granulasi sebelum diisikan ke dalam
kapsul.
Proses pembuatan sediaan kapsul adalah dengan proses
granulasi terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan tahap granulasi
merupakan tahap kritis pada sediaan padat yang mengandung
ekstrak. Pertama ekstrak kental ditambah dengan laktosa,
aerosil dan explotab kemudian diaduk rata hingga homogen.
Laktosa merupakan zat tambahan yang berfungsi sebagai zat
pengisi. Zat pengisi digunakan sebagai penundaan pelepasan

ekstrak dari granul pada saat tercampur oleh air, yang mana
akan

membentuk

membran

yang

dapat

memperlambat

pelapasan ekstrak bahan berkhasiat. Aerosil pada formula ini


berfungsi sebagai penolak air. Penambahan aerosil yang cukup
besar

dapat

menurunkan

higroskopisitas

ekstrak

dan

melonggarkan serbuk. Aerosil yang hidrofobik ketika dicampur


dengan ekstrak akan melindungi ekstrak dari penetrasi air
sehingga, aerosil sangat diperlukan dalam pembuaatan sediaan
yang sifat zat aktifnya higroskopik. Selain itu terdapat explotab
yang berfungsi sebagai zat penghancur. Kemudian ditambahkan
gelatin

yang

sudah

dikembangkan

dengan

aquadest,

ditambahkan pada campuran pertama sampai terbentuk massa


granul. Massa granul yang telah jadi kemudian diayak dengan
ayakan no.16, hal ini dikarenakan agar granul yang dihasilkan
memiliki ukuran yang seragam dan mudah dalam proses
pengeringannya. Granul yang telah diayak tadi kemudian
dikeringkan dalam oven dengan suhu kurang dari 50C.
Pengeringan dalam oven dilakukan dikarenakan sifat ekstrak
kental

buah

mahkota

dewa

yang

higroskopis

sehingga

diperlukan proses pengeringan untuk mengurangi kadar air


yang terdapat pada zat aktif tersebut. Setelah kering, granul
diayak kembali dengan ayakan no. 18, hal ini bertujuan agar
ukurannya mudah untuk dimasukkan ke dalam cangkang
kapsul. Granul yang telah diayak ditambahkan dengan talk dan
magnesium stearat sebelum dimasukkan ke dalam kapsul. Talk
pada formula ini merupakan zat tambahan yang berfungsi
sebagai sebagai glidan dan lubrikan. Sedangkan magnesium
stearat berfungsi sebagai glidan.
Setelah proses granulasi adalah proses pengisian granul
ke dalam cangkang kapsul. Kapsul yang digunakan adalah ang
bernomor 00 dan 0. Jadi pengemasan dilakukan dengan
menggunakan

dua

nomor

kapsul

yang

masing-masing

berjumlah 50 buah. Pengisian kapsul dilakukan dengan cara


manual yaitu menggunakan tangan, dan dengan alat berupa
kertas HVS yang dilipat. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
dan

mempercepat

proses

pengisian

karena

bisa

banyak

sekaligus. Satu kapsul ukuran 00 kurang lebih beratnya 500mg


sedangkan yang kapsul ukuran 0 berisi granul seberat kurang
lebih 300mg. Tahap selanjutnya adalah proses pengemasan
kedalam plastik klip. Yang perlu dierhatikan adalah ketika
mengemas ke dala plastik klip yaitu jangan lupa untuk
menambahkan silica gel yang sudah dalam bentuk kemasan ke
dalam plastik klip. Meskipun dalam proses pembuatan sudah
diberi aerosol namun pemberian silica gel ini bertujuan untuk
penolak air yang berguna untuk mengantisipasi terjadinya
higrokopisitas pada saat granul sudah masuk dalam kapsul dan
karena keadaan lingkungan yang lembab.
H. Kesimpulan
1. Sediaan yang akan dibuat kapsul dibuat dilakukan dengan
granulasi basah.
2. Kapsul yang didapat yaitu kapsul ukuran 00 dan 0 masingmasing berjumlah 50 buah kapsul.
3. Berat untuk tiap kapsul ukuran 00 an 0 yakni kurang lebih
seberat 500mg dan 300mg
I. Daftar Pustaka
Anief, Moh. 2012. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Anonim. 2007. Ilmu Resep Jilid I. Jakarta : Depkes RI
Ansel, H.C., 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi Edisi IV, Ibrahim, F.,
penerjemah, Jakarta: Universitas Indonesia Press, terjemahan dari:
introduction to pharmaceutical dosage forms
Siregar, S., and Christanto, Y.A., 2010, Uji mutu fisik tablet ekstrak daun jambu
monyet (anacardium occidentale l.) dengan bahan pengikat pvp
(polivinilpirolidon) secara granulasi basah, Jurnal Farmasi Indonesia,
7(2): 62-66

Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : Penerbit


Buku Kedokteran EGC
Voigt, R., 1994, Buku pelajaran teknologi farmasi Edisi V, soendani noerono,
penerjemah. Yogyakarta: Gajah Mada University press, terjemahan
dari: Lehrbuch der Pharmazeutischen Tecnologie

Anda mungkin juga menyukai