Anda di halaman 1dari 46

Etik dan Penelitian

ETIK DAN PENELITIAN


Perkembangan dalam penelitian keperawatan tidak hanya membutuhkan
keahlian dan keterampilan tapi juga kejujuran dan integritas. Perkembangan
penelitian secara etik dimulai dengan identifikasi topik dan dilanjutkan dengan
mempublikasikan topic tersebut. Kode etik dan peraturan memberikan pedoman
untuk:
1.
2.
3.

Pemilihan tujuan pembelajaran, desain, metode pengukuran dan subjek


Pengumpulan dan analisa data
Publikasi hasil penelitian
Masyarakat harus percaya bahwa penelitian non-etik seperti percobaan

NAZI pada Perang Dunia II, adalah hal yang sudah berlalu. Bagaimanapun, hal
ini tidak dianggap kasus sejak dilanjutkan dengan melibatkan korban yang
mengganggu Hak-hak Asasi Manusia (HAM) subjek (Beecher, 1966).
Suatu masalah etik yang timbul pada tahun 1980-an dan berlanjut hingga
saat ini adalah Fraud ilmiah atau salah tuntunan (Barvield dan Welljams-Dorot
1990, Henderson, 1990) bertindak sebagai penyusun scientific misconduct
meliputi pemalsuan atau penghilangan data, manipulasi terhadap design / metode
dan plagiat (Larson,1989). Scientific misconduct terjadi sepanjang penelitian,
pelaporan dan publikasi penelitian dimana separuh dari lima puluh insitusi
penelitian teratas di USA menggunakan penelitian Fraud. (Chop dan Silva 1991).
Pengobatan bertentangan dengan masalah ini (Fredman, 1990, Pteiter &
Snoggrass,1990; Realman 1990; sharp,1990, tapi banyak disiplin ilmu lain seperti
keperawatan berhubungan dengan kualitas perkembangan penelitian berdasarkan
ilmu pengetahuan. Etika penelitian dibutuhkan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan tapi apa yang membutuhkan etika penelitian?
Pertanyaan ini telah diperdebatkan tanpa hasil selama bertahun-tahun oleh
peneliti, politicy, filsuf, Hakim dan pihak-pihak terkait lain. Debat tentang etik
dan penelitian berlanjut, kemungkinan disebabkan oleh kompleksitas HAM,
Keabtrakan kode etik dan ketentuan penguasaan penelitian, dan variasi
interpretasi kode-kode tersebut beserta aturan. Meskipun fenomena penuntun etika
penelitian bertolak belakang dengan gambaran ditemukannya kejadian-kejadian
tertentu, kode-kode etik dan peraturan-peraturan yang ditampilkan dalam bab ini

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 1

Etik dan Penelitian

memberikan tuntunan bagi perawat peneliti. Bab ini juga berisi tindakan-tindakan
etis dasar dalam penelitian;
1.
2.
3.
4.

Melindungi HAM subjek


Seimbangkan antara keuntungan dan kerugian penelitian
Gunakan Inform Consent
Susun Proposal penelitian sebagai bahan review institusi

Kejadiankejadian bersejarah yang berdampak pada perkembangan kodekode etik dan peraturan peraturan. Sejak tahun 1940-an, penuntun etik bagi para
peneliti telah mendapat peningkatan perhatian karena kejadian Salah tindakan
pada manusia sebagai subjek. Ada 4 proyek penelitian telah dipublikasikan besarbesaran karena ketidaketisan tindakan pada subjek manusia:
1.
2.
3.
4.

Eksperimen pengobatan ala NAZI


Studi Tuskegee Syphilis
Studi Willowbrooke dan
Studi Jewish Chronic Desease

(Berger, 1990; Brant, 1978; Levine,1986 Oddi & Cassidy,1990; Rothan 1982;
Steinfels & Levine 1976)
Meskipun studi-studi ini adalah studi biomedis dan investigator utamanya
adalah dokter terdapat bukti yang diketahui oleh perawat mengenali subjek
potensial penelitian, memberikan tindakan pada subjek dan atau bertindak sebagai
penyimpan data pada studi ini.
Studi non-etis ini menggambarkan pentingnya tuntunan etis ketika
peninjau berpartisipasi dan menuntun penelitian keperawatan/ biomedis (Carico &
Harrison, 1990). Studi ini juga mempengaruhi kode-kode etik dan peraturan untuk
diikuti ketika melakukan penelitian.
PERCOBAAN MEDIS NAZI
Dari tahun 1933-1945, dengan sangat mengerikan, aktivitas non-etis
diimplementasikan oleh Reich III di Eropa (Steintels & Levine, 1976). Program
rezim NAZI termasuk sterilisasi, euthanasia dan lebih banyak percobaan medis
untuk menghasilkan sebuah populasi rasial murni German atau Aryars yang
ditakdirkan menguasai dunia. NAZI menetapkan perkembangan populasi dalam
Aryars (NAZI golongan baik) dan mensterilkan golongan yang dianggap musuh

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 2

Etik dan Penelitian

rasial seperti Jews. Mereka juga mempraktekkan euthanasia yang meliputi


pembunuhan beberapa kelompok orang yang secara ras adalah tidak berkualitas
seperti gila, cacat atau renta. Sebagai tambahan, lebih banyak percobaan medis
yang diberikan pada tahanan perang dan ras rendah, yang dikumpulkan pada
camp-camp tertentu. Penelitian medis meliputi pengeksposan subjek pada
ketinggian yang ekstrem, pendinginan suhu, memberikan infeksi, racun, tipus dan
obat serta operasi tanpa tes yang biasanya dilakukan tanpa bius (Berger,1990;
Steinlels & Levine, 1976).

Sebagai contoh, pada kasus hipotermi, subjek

direndam di dalam bak dan air bersuhu 5C ditoleransi oleh pria dengan pakaian
selama 40-60 menit, dimana peningkatan suhu air sampai 15C meningkatkan
periode toleransi selama 4-5 jam (Berger,1990). Penelitian medis ini ditujukan
tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan tentang pembinasaan kelompok
orang tertentu. Pengujian ekstensif terhadap beberapa kasus ini mengindikasikan
bahwa mereka jarang diperhatikan. Sehingga sedikit ilmu pengetahuan ilmiah
yang berguna dikembangkan dalam studi ini (Berger, 1990).
Percobaan percobaan NAZI melanggar HAM banyak subjek penelitian.
Pemilihan subjek untuk studi ini berdasarkan ras, menggambarkan proses seleksi
yang curang. Subjek juga tidak memiliki kesempatan untuk menolak berhubung
mereka adalah tahanan yang dilarang berpartisipasi. Hasil dari penelitian ini,
subjek terbunuh atau menderita gangguan fisik permanen, gangguan mental dan
social (Levine,1986; Steintels dan Levine, 1976). Studi ini tidak dikembangkan
oleh ahli-ahli dan dokter terisolasi, mereka adalah hasil dari koordinasi pembuatan
kebijakan dan perencanaan pemerintahan tingkat tinggi, militer dan partai NAZI,
ditujukan sebagai bagian dari Keberhasilan perang (Nuremberg Code, 1986).
NUREMBERG CODE (Undang-undang NUREMBERG)
Undang-undang ini meliputi percobaan NAZI yang dicobakan sebelum
NUREMBERG Tribuns, yang mempublikasikan aktivitas tidak etis ini. Tindakan
salah terhadap subjek manusia pada studi ini mempengaruhi perkembangan
undang-undang Nuremberg tahun 1949. Kode etis ini meliputi peraturanperaturan. Beberapa bersifat umum dan yang lain bersifat spesifik yang
dikembangkan untuk membimbing penyelidik dalam mempelajari etis penelitian.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 3

Etik dan Penelitian

Undang-undang atau peraturan ini termasuk panduan penarikan subjek dari studi
perlindungan subjek dari penderitaan fisik dan mental, luka, ketidakmampuan dan
kematian serta keseimbangan keuntungan dan kerugian. (lihat Tabel 5.1)
Kode ini dirumuskan terutama untuk mengatur perkembangan penelitian
biomedis. Walau bagaimanapun, peraturan dalam UU ini dibutuhkan untuk
perkembangan penelitian bagi ilmu-ilmu lain seperti keperawatan, psikologi dan
sosiologi.
Table 5.1
Undang Undang Nuremberg
1.
2.
3.

Persetujuan dari pihak subjek adalah hal yang paling essensial


Penelitian / percobaan harus menghasilkan manfaat bagi masyarakat
Percobaan harus benar-benar di desain dan didasarkan pada hasil
percobaan terhadap hewan dan ilmu dasar-dasar penyakit atau masalah
lain yang hasilnya membenarkan kekuatan percobaan.
4. Percobaan harus dikembangkan untuk menghindari korban fisik dan
mental yang tidak perlu
5. Tidak ada penelitian yang dikembangkan jika ada alasan yang
mengatakan kematian/ ketidakmampuan akan terjadi, kecuali pada
percobaan ini dimana pelaku percobaan juga bertindak sebagai subjek.
6. Tingkat resiko yang diambil jangan melampaui batas yang ditentukan
oleh kepentingan kemanusiaan terhadap masalah yang harus diatasi
oleh percobaan
7. Persiapan yang matang harus dibuat dan persiapkan fasilitas yang
adekuat untuk melindungi subjek percobaan menghadapi kem
8. ungkinan cedera, ketidakmampuan atau kematian.
9. Percobaan harus dilakukan hanya oleh orang-orang yang masuk ke
dalam katagori ahli. Keterampilan tingkat tinggi dibutuhkan pada
semua bagian percobaan untuk mensukseskan penelitian.
10. Selama melakukan, subjek manusia harus diberi kebebasan untuk
menghentikan penelitian jika subjek bersangkutan merasa mental dan
fisiknya tidak mampu melanjutkan penelitian
11. Selama melakukan penelitian, para ahli diperintahkan untuk
mempersiapkan perhentian penelitian pada tahap apapun, mereka
memiliki penyebab-penyebab yang dipercaya, kesetiaan pada
pekerjaan, keterampilan tingkat tinggi, jika dilanjutkan penelitian akan
menimbulkan cedera, ketidakmampuan/ kematian subjek penelitian.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 4

Etik dan Penelitian

DEKLARASI HELSINKI
UU Nuremberg memberikan dasar perkembangan Deklarasi Helsinki yang
diadopsi tahun 1964 dan direvisi tahun 1975 oleh World Medical Assembly
(siding Kesehatan Dunia, Declaration of Helsinki 1986; Levine 1979). Deklarasi
Helsinki membedakan penelitian terapeutik dari penelitian non-terapeutik.
Penelitian terapeutik memberikan kesempatan kepada pasien untuk menerima
tindakan eksperimen yang mungkin memberikan hasil yang beretik. Penelitian
non-terapeutik dilakukan untuk mengembangkan ilmu pada undang-undang
tertentu dan hasilnya dapat berguna bagi masa depan pasien tapi mungkin tidak
berguna ketika bertindak sebagai subjek penelitian (Purtilo & Cassel, 1981).
Deklarasi Helsinki:
1.

Perawatan lebih lama harus dicobakan untuk melindungi subjek

2.

dari bahaya penelitian non-terapeutik


Kuat, kebenaran yang bebas dibutuhkan untuk mengekspos
sukarelawan kesehatan terhadap resiko bahaya dalam menemukan

3.

informasi ilmiah baru.


Peneliti harus melindungi kehidupan

dan kesehatan subjek

penelitian. (Oddi & Cassidy, 1990)


Deklarasi Helsinki telah diadopsi oleh banyak institusi yang berhubungan
dengan penelitian klinik, bagaimanapun, baik dokumen ini atau UU Nuremberg
telah mencegah beberapa ahli melakukan penelitian non-etis (Beecher, 1966).
PENELITIAN SIFILIS TUSKEGEE
Tahun 1932, Pusat Pelayanan Kesehatan USA berinisiatif melakukan
penelitian sifilis pada pria berkulit hitam dan wilayah pinggiran Tuskegee, Albama
(Brank, 1978; Levine 1986, Rothman,1982). Penelitian ini, yang berlangsung
selama 40 tahun dilakukan untuk menemukan penyebab penyakit sifilis pada pria
berkulit hitam yang dipisahkan ke dalam 2 kelompok, satu kelompok terdiri atas
400 orang yang menderita sifilis dan kelompok kedua terdiri dari 200 orang tidak
menderita sifilis yang bertindak sebagai kelompok control. Banyak subjek yang
diikutsertakan dalam penelitian ini tidak diberi informasi tentang persiapan dan
prosedur penelitian. Beberapa peserta tidak tahu bahwa mereka adalah subjek
Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 5

Etik dan Penelitian

penelitian. Tahun 1936, jelas terlihat bahwa pria dengan sifilis memiliki
komplikasi lebih banyak dari pada mereka yang berada pada kelompok
pengontrol.
10 tahun kemudian, tingkat kematian karena sifilis 2 kali lebih tinggi
terjadi pada kelompok pengontrol. Subjek diperiksa secara periodic tetapi tidak
menerima pengobatan penisilin terhadap sifilis sampai ditemukannya obat sifilis
tahun 1940 (Levine, 1986).
Informasi tentang pengobatan yang efektif bagi sifilis telah didapatkan dari
subjek dan langkah yang baik telah diambil untuk melindungi subjek dari
tindakan (Brant,1978). Penerbitan laporan penelitian sifilis Tuskegee dimulai
tahun 1936 dan tulisan tambahan dipublikasi setiap 4-6 tahun. Tidak ada halangan
yang terjadi untuk menghentikan penelitian, dibuktikan tahun 1969, pusat kontor
penyakit memutuskan bahwa penelitian ini harus dilanjutkan. Banyak individu
ikut dalam melanjutkan penelitian ini temasuk 3 generasi dokter pada divisi
penyakit menular di USAPS, para petugas di institute Tuskegee dan RS anggota,
ratusan dokter di Macon Country dan kalangan medis Alabama dan Roserwald
dan Milkbank memorial Furd (Rothman, 1982).
Tahun 1972, perhitungan terhadap penelitian Wasington Star ditunjukan ke
public dan kemudian Department Kesehatan Pendidikan Dan Kesejahtaraan
menghentikannya. Studi telah diteliti dan ditemukan adanya ketidakadilan secara
etis tapi implikasi rasial dari penelitian ini tidak pernah ditentukan (Brant, 1978)
Masih terdapat banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang penelitian
ini seperti: Kapan pengujian dan penyeimbangan dalam pemerintahan dan system
pelayanan

kesehatan

harus

menghentikan

penelitian

non-etis

ini

dari

perkembangannya selama 40 tahun? Kenapa satu tindakan etis tidak dilakukan


pada subjek selama bertahun-tahun? Kenapa hanya gugatan dari public yang dapat
menghentikan penelitian?
PENELITIAN WILLOWBROOK
Dari pertengahan tahun 1950-an sampai awal 1970-an, penelitian tentang
hepatitis dikembangkan oleh dokter Saul Krugrant di Willowbrook, sebuah
institusi keterbelakangan mental (Rothman 1982). Subjeknya adalah anak-anak

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 6

Etik dan Penelitian

yang telah terinfeksi virus hepatitis, pada awalnya subjek diberi ekstrak yang
diambil dari individu lain yang terinfeksi dan kemudian subjek menerima injeksi
virus jinak (Levine,1986)
Selama 20 tahun penelitian, Willowbrook tertutup untuk umum karena
situasi yang sangat kacau. Bagaimanapun, penelitian dilanjutkan untuk menerima
subjek baru dan para orang tua diminta mengizinkan anak mereka untuk
bergabung dalam penelitian dengan tujuan untuk memudahkan mereka bergabung
dalam institusi.
Dari tahun 1950-an sampai 1970-an, Tim peneliti Krugman menerbitkan
beberapa artikel yang mendeskripsikan protokol penelitian dan temuannya. Tahun
1966, penelitian Willowbrook diterbitkan oleh Beecher sebagai contoh penelitian
non-etis di Jurnal Medis Inggris. Peneliti menginjeksi anak-anak dengan virus
karena dipercaya banyak anak-anak tersebut mendapatkan infeksi selama proses
masuk intitusi. Mereka juga ditekan dengan keuntungan yang akan diterima
subjek, dengan lingkungan yang lebih bersih, supervise/ peninjauan yang lebih
baik dan perbandingan pasien/ perawat yang lebih tinggi pada penelitian
(Rothman 1982). Meskipun kontroversi penelitian non-etis ini dilanjutkan sampai
awal tahun 1970-an.

PENELITIAN RS Penyakit Kronis JEWISH


Contoh lain publikasi penelitian Non-Etis adalah penelitian yang dilakukan
di RS Penyakit Kronis Jewish tahun 1960-an. Tujuannya untuk menentukan reaksi
penolakkan pasien terhadap sel kanker. 22 pasien diinjeksi dengan suspense yang
mengandung sel kanker yang dibiakkan dari jaringan kanker manusia. (Hershey &
Miller, 1976; Levine, 1986).
Hak-hak pasien tidak dilindungi karena mereka tidak diberitahu bahwa
mereka akan dilibatkan dalam penelitian dan bahwa injeksi yang mereka dapat
adalah sel kanker hidup. Sebagai tambahan penelitian ini tidak dipresentasikan
sebagai tinjauan sehingga dokter yang menangani pasien tidak tahu bahwa
penelitian sudah dilakukan. Dokter sebagai pekerja dari Institute SloanKattering
dan tidak ada indikasi bahwa intitusi ini mengembangkan review projek penelitian
(Hershey & Miller, 1976; Levine, 1986).

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 7

Etik dan Penelitian

Proyek penelitian dialakukan tanpa inform consent dari subjek dan tanpa
review intitusi dan memiliki potensial resiko untuk melibatkan kerugian,
ketidakmampuan bahkan kematian pada subjek penelitian.
PENELITIAN NON-ETIS LAIN
Tahun 1966, Henry Beecher menerbitkan artikel yang berisi 22 dari 50
contoh penelitian non-etis dan meragukan yang telah diidentifikasinya dari
literatur penerbitan contohnya yang merawat Willowbrook dan RS penyakit
Kronis Jewish mengindikasikan variasi permasalahan etis yang menyebar. Banyak
peneliti kasus ini tidak memperhatikan kesehatan dan hidup subjeknya. Beecher
1966 percaya bahwa banyak penyimpangan dalam penelitan yang berupa ketidak
pedulian dan tanpa pertimbangan bukan kesengajaan tidak mempedulikan hak-hak
pasien. Penelitian ini memperkuat pentingnya tinjauan hati nurani dan etis
peneliti.
Undang-Undang Depkes, Pendidikan Dan Keselamatan (Department of
health, education and weltare (DHEW) regulation)
Kelanjutan dari penelitian-penelitian yang berbahaya dan illegal membuat
control tambahan menjadi dibutuhkan. Tahun 1973, DHEW menerbitkan babak
pertama rancangan UU perlindungan terhadap subjek peneliti manusia. Bulan Mei
1974, penelitian klinis dipresentasikan dasar UU untuk penelitian yang memakai
manusia. DHEW juga menerbitkan UU tambahan untuk melindungi orang dengan
kemampuan terbatas untuk memberi izin seperti penyakit cacat mental dan
sekarat (Levine,1986).
Tahun 1970-an, penelitian-penelitian bergerak dari UU yang tidak jelas
kepada UU yang ketat yang mengontrol penelitian yang dilakukan. Seluruh
penelitian yang melibatkan manusia harus menjalani peninjauan institusional.
Penelitian keperawatan yang biasanya tidak beresiko terhadap manusia,
membutuhkan review lengkap. Institusional review meningkatkan perlindungan
terhadap manusia, tidak memperhatikan tingkat resiko yang terjadi, memperketat
proses review dan meningkatkan waktu yang dibutuhkan untuk persetujuan
penelitian.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 8

Etik dan Penelitian

Komisi Nasional Perlindungan Manusia terhadap Penelitian Biomedis dan


Tingkah Laku.
Sejak isu perlindungan manusia dalam penelitian sudah jauh dari
keputusan Undang-Undang DHEW, Komisi Nasional Perlindungan Manusia
terhadap penelitian Biomedis dan tingkah laku (1978) dibentuk. Komisi ini
didirikan oleh National Research Art (Hukum public 93-348 ) tahun 1975. Tujuan
dari komisi ini adalah untuk mengidentifikasikan prinsip etis dasar yang harus
mengiringi perkembangan penelitian yang menggunakan manusia dan untuk
mengembangkan panduan berdasarkan aturan.
Komisi ini mengidentifikasikan 3 aturan etis yang relevan dengan
perkembangan penelitian, yaitu; aturan penghormatan, keuntungan dan hukum
keadilan. Aturan/prinsip penghormatan terhadap manusia mengindikasikan bahwa
seseorang mempunyai hak milih dan bebas berpartisipasi atau tidak.
Prinsip keuntungan menetapkan peneliti untuk melakukan yang baik.
Prinsip keadilan menyatakan bahwa manusia harus diperlakukan dengan adil.
Komisi ini mengembangkan penuntun berdasarkan 3 prinsip etis tersebut dan
membuat rekomendasi kepada Departemen of Health and Human Service
(DHHS). (Departemen Pelayanan Kesehatan dan kemanusiaan). Komisi
melengkapi tugasnya dan dibubarkan tahun 1978.
Pada tahun 1980, DHHS mengembangkan sebuah aturan perundangan
sebagai respon terhadap rekomendasi komisi, peraturan ini lebih beralasan
daripada yang diajukan tahun 1973 dan 1974.
Aturan DHHS diterbitkan tahun 1981 dan direvisi tahun 1983. Aturan ini
meliputi:
1. Permintaan terhadap inform consent
2. Pendokumentasian inform consent
3. Review penelitian IRB (Institutional Review Board)
4. Penjelasan review tindakan untuk penelitian tertentu
5. Kriteria persetujuan penelitian oleh IRB

Aturan-aturan ini dibahas dalam seksi inform consent dan institusional review

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 9

Etik dan Penelitian

PERLINDUNGAN HAM
HAM adalah hak dan tuntutan yang telah dibenarkan oleh individual atau
konsensus kelompok. Kepemilikan terhadap hak perlu untuk kehormatan,
martabat, dan kesehatan diri seorang individu (Sasson and Nelson, 1971).
Penelitian dan peninjauan penelitian memiliki alasan etis untuk mengakui dan
melindungi hak manusia. HAM yang membutuhkan perlindungan dalam
penelitian adalah hak untuk:
1. Determinasi diri
2. Privasi
3. Pemakaian nama samaran dan kerahasiaan
4. Perlakuan yang benar dan adil
5. Perlindungan dari ketidaknyamanan dan bahaya
(American Psychological Association, 1982)
1.

Hak Determinasi Diri


Hak ini berdasarkan prinsip etis yang muncul karena manusia mampu
menentukan atau mengontrol tujuan hidup mereka. Selain itu manusia harus
diperlakukan sebagai agen otonom yang memiliki kebebasan menjalani hidup
tanpa pengaruh dari apapun (Beauchamp and Walters, 1982). Subjek
prospektif (subjek yang menjadi target penelitian) diberlakukan sebagai agen
otonom dengan memberi tahu tentang tujuan penelitian dan mengizinkan
mereka memilih antara berpatisipasi dalam penelitian atau tidak (Levine,
1986; Lidz, Meisel, Zeburavel, Carter, Sestak and Roth, 1984). Sebagai
tambahan, subjek memiliki hak untuk memutuskan keluar dari penelitan
kapanpun.
Pelanggaran terhadap hak Determinasi Diri
Hak

subjek

dapat

dilanggar

dengan

menggunakan

paksaan,

merahasiakan pengumpulan data dan penipuan. Paksaan terjadi jika suatu


ancaman sengaja diberikan dari satu orang kepada orang lain dengan maksud
agar keinginannya dipenuhi. Beberapa subjek dipaksa berpartisipasi dalam
Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 10

Etik dan Penelitian

penelitian karena takut terhadap bahaya atau ketidaknyamanan yang timbul


jika tidak berpartisipasi. Contohnya, beberapa pasien merasa perawatan yang
diberikan akan berakibat buruk jika pasien tidak setuju menjadi subjek
penelitian. Kadang-kadang beberapa mahasiswa merasa dipaksa untuk
berpartisipasi dalam penelitian mempertahankan prestasi atau menghindari
hubungan negatif dengan fakultas selama melakukan penelitian. Subjek lain
ikut berpartisipasi dalam penelitian karena percaya mereka tidak bisa menolak
imbalan yang ditawarkan seperti mendapat uang, tempat tinggal dan
pekerjaan. Hak determinasi diri individu dipengaruhi ketika mereka menjadi
subjek penelitian tanpa individu tersebut menyadarinya.
Beberapa

penelitian

mengekspos

seseorang

dengan

tindakan

eksperimen tanpa ilmu pengetahuan seperti yang terjadi pada penelitian JCDH
(Jewish Chronic Desease Hospital Study). Pada penelitian ini, banyak dokter
dan pasiennya yang tidak mengetahui penelitian. Subjek diberitahu bahwa
mereka menerima injeksi sel tapi tanpa kata-kata kanker (Beecher,1966).
Dengan merahasiakan pengumpulan data, subjek tidak mengetahui bahwa data
penelitian akan dikumpulkan karena peneliti mengembangkan deskripsi
fenomena alami menggunakan data yang dikembangkan sebagai aktifitas
normal (Reynolds, 1979).
Tipe pengumpulan data lebih sering digunakan oleh psikologis untuk
mengggambarkan tingkah laku manusia pada situasi yangg berbeda tapi juga
digunakan oleh perawat dan pihak lain (APA, 1982). Contohnya, perawat
peneliti mengikuti konferensi perawatan pasien sebagai seorang konsultan tapi
mengumpulkan data dari interaksi anggota komite dan tugas dari profesi
berbeda untuk menentukan rencana perawatan pasien. Pengumpulan data
tersembunyi bisa diterima dalam beberapa situasi namun tidak demikian jika
penelitian setuju dengan aspek sensitif dari prilaku seorang subjek seperti
tindakan ilegal, tingkah laku seksual, penggunaan obat-obatan dan alkohol
(DHHS, 1983). Ketika pengumpulan data tersembunyi dilakukan, subjek
harus diberitahu tentang kegiatan penelitian dan penemuan-penemuan diakhir
penelitian.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 11

Etik dan Penelitian

Penggunaan
mempengaruhi

penipuan/manipulasi

hak

subjek

dalam

untuk

penelitian

bersikap

secara

juga

dapat

otonom.

Penipuan/manipulasi adalah memberikan data yang salah terhadap subjek


untuk tujuan penelitian (Kelman, 1967). Contoh klasik penipuan dalam
penelitian adalah penelitian Milgram (1963), dimana subjek memberi subjek
memberi shock listrik kepada orang lain. Selama penelitian subjek
beranggapan bahwa mereka memberi shock kepada orang lain, tapi orang
tersebut benar-benar aktor profesional yang berpura-pura merasakan shock.
Beberapa subjek mengalami tekanan mental yang berat hampir mencapai
puncaknya karena berpartisipasi dalam penelitian ini. Penggunaan teknik
penipuan adalah hal yang biasa dalam penelitian psikologi dan sosial, tapi hal
ini merupakan aktifitas penelitian yang kontroversial (Kelman, 1967). Peneliti
perawat yang mempertimbangkan penggunaan penipuan dalam penelitian
mereka harus menganalisa implikasi etik dan metodologi aktifitas ini terhadap
penelitian keperawatan dimasa mendatang.
Subjek dengan Otonomi Terbatas
Beberapa orang memiliki keterbatasan otonomi atau potensi diri yang
kurang dan rapuh karena tidak kompeten secara mental dan hukum, memderita
penyakit terminal, dan dipenjara dalam suatu institusi (Levine, 1986; Watson,
1982). Orang-orang ini membutuhkan perlindungan tambahan terhadap hak
mereka untuk bertindak secara otonom karena mereka memiliki penurunan
kemampuan tidak mampu untuk memberikan inform consent. Ditambah lagi
orang-orang ini rentan sekali terhadap ancaman dan penipuan. Peneliti harus
meningkatkan perlindungan untuk penggunaan subjek dengan keterbatasan
otonomi dan kebutuhan untuk perlindungan meningkat sesuai dengan
besarnya resiko dan kerentanan subjek tersebut (Levine, 1986; Lidz Etal,
1984). Bagaimanapun pada banyak situasi, ilmu pengetahuan dibutuhkan
untuk meningkatkan perawatan bagi populasi rentan hanya dengan
mempelajari mereka.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 12

Etik dan Penelitian

Subjek dengan keterbatasan secara mental dan hukum


Anak-anak, pasien dengan gangguan mental, dan pasien tidak sadar
adalah golongan subjek dengan keterbatasan dalam memberikan inform
consent. Orang-orang ini tidak memiliki kemampuan dalam hal memahami
informasi tentang penelitian dan membuat keputusan untuk ikut berpartisipasi
atau menolak berpartisipasi dalam penelitian. Orang-orang ini berada dalam
tingkat kerentanan dari minimal sampai absolut. Penggunaan orang-orang
dengan keterbatasan otonomi sebagai subjek penelitian lebih dapat diterima:
1. Jika penelitian bersifat terapeutik, jika subjek berpotensi mendapatkan
keuntungan dari proses penelitian (Watson, 1982)
2. Jika peneliti menginginkan kedua jenis kelompok yaitu kelompok yang
rentan dan kelompok yang tidak rentan sebagai subjek
3. Jika risiko diminimalisir dan mengikuti proses perizinan untuk melindungi
hak subjek (Levine, 1986)
Anak-anak
Hukum mendefenisikan status minor anak-anak berdasarkan Undangundang yang berbeda ditiap negara. Kebanyakan kompetensi untuk bisa
memberikan consent ditentukan oleh usia (anak belum punya kompetensi
sampai usia 7 tahun) (Thompson, 1987). Bagaimanapun pada usia 7 tahun
anak sudah siap secara fikiran untuk melakukan tindakan konkrit dan siap
untuk memberikan persetujuan yang berarti untuk berpartisipasi sebagai
subjek penelitian. Dengan memanfaatkan usia dan kematangan, anak-anak
memiliki peran yang lebih kuat dalam proses persetujan. Peraturan DHHS
menginginkan sosialisasi terhadap persetujuan anak-anak (jika memiliki
kemampuan) dan izin dari orangtua/wali untuk partisipasi anak mereka dalam
penelitian. Penggunaan anak-anak sebagai subjek penelitian juga dipengaruhi
oleh sifat terapeutik penelitian dan resiko versus keuntungan. Thompson
(1987) mengembangkan tuntunan untuk memberikan inform consent
berdasarkan level kompetensi anak-anak, sifat terapeutik penelitian, dan faktor
risiko versus keuntungan.
Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 13

Etik dan Penelitian

Tabel 5-2
Petunjuk pemberian inform consent berdasarkan hubungan antara level
kompetensi anak-anak, sifat terapeutik penelitian dan risiko versus
keuntungan.
Nonterapeutik
MMR-LB
MR-LB
Anak, inkompetensi
(usia 0-7 tahun)
Consent orangtua
Persetujuan anak
Anak, competen relatif
(7 tahun-lebih besar)
Consent orangtua
Persetujuan anak

Terapeutik
MR-LB
MMR-HB

Perlu
Pilihan

Perlu
Pilihan

Cukup
Pilihan

Cukup
Pilihan

Perlu
Perlu

Perlu
Perlu

Cukup
Cukup

Boleh
cukup

Keterangan:
MMR (More Than Mminimal Risk/sangat berisiko)
MR (Minimal Risk/risiko minimal)
LB (Low Benefit/keuntungan rendah)
HB (High Benefit/keuntungan tinggi)

Jika tidak ada cara lain, perawat yang melakukan penelitian dengan subjek
anak-anak harus mendapatkan izin dari orangtua/wali. Pada penelitian risiko kecil,
izin dari salah satu orangtua biasanya cukup untuk melakukan penelitian (DHHS,
1983). Bagaimanapun, untuk penelitian yang sangat berisiko dan tidak memiliki
keuntungan langsung bagi subjek, maka kedua orangtua harus memberikan izin
kecuali jika salah satunya meninggal dunia, tidak diketahui, tidak kompeten,
ketidakmampuan yang beralasan atau hanya satu orang yang punya hak secara
hukum merawat anak.
Dewasa
Dewasa tertentu seperti yang mengalami gangguan mental, gangguan
kognitif, atau koma tidak kompeten dan tidak mampu memberikan inform
consent. Seseorang dikatakan tidak kompeten jika dalam penentuan keputusan
mereka memiliki atribut-atribut berikut yang biasanya mengindikasikan
ketidakmampuannya (Levine, 1986). Ketidakmampuan dapat bersifat temporer

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 14

Etik dan Penelitian

(ex: mabuk), permanen (ex: demensia), atau subjektif (kelakuan dari gejala
psikosis). Jika seseorang dianggap tidak mampu dan tidak bisa, peneliti harus
mencari subjek lain yang disyahkan secara hukum sehingga bisa berpartisipasi
dalam prosedur penelitian atas nama subjek sebelumnya. Bagaimanapun,
seseorang dapat dianggap dan masih mendapat izin untuk berpartisipasi pada
penelitian berisiko rendah jika mereka mampu mengerti hal-hal yang akan
diperintahkan kepada mereka, untuk membuat pilihan secara bebas dan masuk
akal, dan untuk

mengkomunikasikan pilihan mereka secara jelas dan tidak

ambigu (Levine, 1986).


Telah terjadi peningkatan sejumlah individu yang inkompeten secara
permanen dari tingkat Alzheimer Tipe Demensia Senilis (SDAT). Minimal dari 60
% pasien rawat mengalami kondisi ini (Floyd, 1988). Kebanyakan pengaturan
Long Term Care (LTC) tidak punya Institutional Review Board (IRB) untuk
penelitian dan banyak keluarga pasien perawatan jangka panjang yang enggan
memberikan consent. Penelitian keperawatan dibutuhkan untuk membentuk
metode bagaimana merawat individu dengan Senile Dementia of the Alzheimer
type sehingga pasien merasa nyaman. Floyd (1988) merekomendasikan
perkembangan IRB (Institutional Review Boards) dalam ruang lingkup LTC dan
penggunaan advokat klien untuk membantu klien dalam proses consent. Levine
(1986) mengidentifikasi dua pendekatan yang dapat digunakan keluarga, wali,
peneliti atau IRB dalam pembuatan keputusan untuk keperluan individu yang
tidak kompeten berupa:
1. standar penghargaan terbaik
2. standar pemberian alat ganti rugi

Pendekatan ini menyangkut tindakan apa yang terbaik untuk individu


berdasarkan keseimbangan rasio risiko benefit. Terakhir adalah perhatian terhadap
pemberian consent dari individu yang tidak kompeten hanya diambil jika mereka
mampu untuk membuat keputusan.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 15

Etik dan Penelitian

Subjek penyakit terminal


Dalam mengembangkan penelitian pada subjek dengan penyakit teminal,
peneliti harus menentukan:
1. Siapa yang akan mendapat keuntungan dari penelitian
2. Siapa yang tidak akan diuntungkan
Berpartisipasi dalam penelitian akan meningkatkan risiko/meminimalisir
atau menghilangkan keuntungan bagi subjek. Sebagai tambahan, keparahan
kondisi subjek dapat mempengaruhi hasil penelitian dan membuat peneliti salah
dalam menginterpretasikan hasil (Watson, 1982). Beberapa individu terminal
adalah subjek yang diminati karena mereka percaya bahwa berpartisipasi dalam
penelitian adalah jalan untuk berkontribusi dalam masyarakat sebelum mereka
meninggal. Yang lain ingin berpartisipasi dalam penelitian karena percaya proses
penelitian akan menguntungkan mereka. Pada penelitian AIDS, banyak individu
ingin berpartisipasi dalam penelitian untuk meningkatkan akses percobaan obatobatan dan perawatan di rumah sakit. Bagaimanapun, peneliti yakin karena
individu ini sering mengajukan komplain dengan aturan-aturan penelitian. Ini
adalah dilema serius bagi peneliti dalam mempelajari subjek dengan berbagai tipe
penyakit terminal dan agar mereka lebih bertanggungjawab dalam melakukan
penelitian berkualitas.
Subjek dengan keterbatasan gerak
Pasien rawat inap memiliki keterbatasan otonomi karena mereka sakit dan
berada pada kondisi yang dikuasai oleh personel perawat kesehatan. Beberapa
pasien rawat inap merasa berkewajiban menjadi subjek penelitian karena mereka
ingin membantu perawat atau dokter yang meneliti. Yang lain merasa dipaksa
untuk berpartisipasi karena takut perawatan yang diberikan akan menjadi buruk
jika mereka menolak untuk menjadi subjek. Perawat yang melakukan penelitian
dengan pasien rawat inap harus melakukan segala sesuatu untuk melindungi
pasien dari perasaan merasa dipaksa.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 16

Etik dan Penelitian

Dahulu tahanan merasakan keterbatasan otonomi dalam penelitian karena


mereka takut bahaya atau mengharapkan imbalan, tindakan-tindakan khusus atau
uang. Tahanan sering digunakan untuk penelitian obat-obatan yang tidak memiliki
keuntungan bagi kesehatan mereka (Levine, 1986). Undang-undang Federal
menginginkan penyeleksian tahanan sebagai subjek harus adil, dan risiko yang
timbul dalam penelitian terhadap tawanan harus seimbang dengan risiko yang
akan diterima oleh subjek bukan tahanan (DHHS, 1983). Peneliti harus
mengevaluasi setiap kemampuan subjek untuk mengambil keputusan secara
otonom dan melindungi subjek terhadap keterbatasan.
2.

Hak Privasi
Privasi adalah kebebasan individu untuk menentukan waktu, lama, dan
hal-hal disekelilingnya dalam lingkup informasi pribadi yang akan dibagi atau
dirahasiakan dari oranglain. Informasi privasi termasuk tingkah laku seseorang,
kepercayaan, opini dan dokumennya. Privasi subjek dilindungi jika subjek
berkenan untuk berpartisipsi dalam penelitian dan secara suka rela membagi
informasi pribadi dengan peneliti (Hayter, 1979; Levine, 1986)
Pelanggaran Privasi
Pelanggaran terhadap privasi terjadi ketika informasi pribadi dibagi
kepada oranglain tanpa sepengetahuan individu dan bertentangan dengan
kemauan

individu.

Pelanggaran

privasi

individu

dapat

menyebabkan

berkurangnya kehormatan/martabat, persahabatan, atau, perasaan cemas, merasa


dipermalukan, perasaan bersalah, dan malu. Subjek penelitian merasakan
pelanggaran privasi yang lebih sering pada waktu pengumpulan data. Contohnya,
pertanyaan yang memasuki area privasi seperti:
1. Apakah anda anak tidak syah?
2. Apakah anda anak yang ditelantarkan?
3. Bagaimana aktifitas seksual anda?
4. Apakah anda pecandu obat-obatan?
Beberapa peneliti mengumpulkan data dari subjek tanpa mengetik
wawancara, mengobservasi melalui satau sudut pandang dan menggunakan

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 17

Etik dan Penelitian

kamera atau mikrofon tersembunyi. Pada keadaan ini, subjek tidak mengetahui
bahwa kata-kata atau tindakan yang ditampilkannya justru akan diekspos sehingga
mengganggu privasinya (Kelman, 1977)
Pelanggaran terhadap hak privasi subjek menyebabkan timbulnya Privasi
Act tahun 1974. sebagai hasil dari tindakan ini, metode pengumpulan data diteliti
dengan tepat untuk melindungi privasi subjek dan data tidak dapat dikumpulkan
dari subjek tanpa sepengetahuan mereka. Subjek juga punya hak untuk mengakses
dan mencegah akses orang lain terhadap catatan atau dokumen mereka. Salah
satu alasan dibentuknya Privasy Act ini adalah peningkatan teknologi yang
membuatnya mungkin untuk dikumpulkan dan disebarkan tanpa sepengetahuan
subjek.
3.

Hak Pemakaian Nama Samaran dan Kerahasiaan


Berdasarkan hak atas privasi, subjek penelitian memiliki hak untuk
memakai nama samaran dan hak untuk tahu bahwa data yang dikumpulkan dijaga
kerahasiaannya. Pemakaian nama samaran dikatakan sempurna jika identitas
subjek tidak bisa diketahui sekalipun oleh peneliti. Pada banyak kasus, peneliti
tahu identitas subjek mereka dan berjanji akan menjaga rahasia mereka.
Kerahasiaan adalah manajemen peneliti terhadap informasi pribadi yang
dikatakan subjek. Peneliti harus menahan diri untuk membagi data subjek tanpa
persetujuan subjek. Kerahasiaan meliputi:
a. Individu dapat membagi data pribadi sesuai keinginan mereka
b. Seseorang dapat memilih akan dibagi kepada siapa data pribadinya
c. Informasi

yang

didapat

mempunyai

hak

untuk

dijaga

kerahasiaannya
d. Profesional seperti peneliti mempunyai tugas untuk tetap tetap setia
menjaga kerahasiaannya melebihi kesetiaanya
Pelanggaran terhadap kerahasiaan
Pelanggaran dapat timbul ketika peneliti secara tidak sengaja/sengaja
membiarkan orang tidak berwenang memiliki akses untuk mengetahui data

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 18

Etik dan Penelitian

penelitian. Kerahasiaan juga dapat dilanggar dalam pelaporan/ mempublikasian


penelitian ketika identitas subjek ditampilkan secara tidak sengaja, melanggar hak
subjek atas pemakaian nama samaran. Pelanggaran terhadap kerahasiaan dapat
merugikan subjek secara psikologis dansosial serta menghancurkan kepercayaan
mereka terhadap peneliti. Pelanggaran kerahasiaan tidak mempedulikan agama,
aktifitas seksual, pendapatan, ras, penggunaan obat-obatan, penelantaran anak,
dan atribut pribadi seperti intelegensi, kejujuran dan keberanian.
Beberapa peneliti menemukan perawat kesehatan profesional yang percaya
bahwa mereka harus tahu info pasien di Rumah Sakit dan meminta untuk melihat
data yang dikumpulkan. Kadang-kadang anggota keluarga atau teman dekat juga
ingin mengetahui data subjek. Memberitahu data subjek penelitian pada kasus ini
adalah palanggaran. Jika meminta izin untuk melakukan penelitian,ahli kesehatan,
anggota keluarga, dan pihak lain harus diberi tahu bahwa data tidak akan
dibocorkan.
Menjaga kerahasiaan
Peneliti memiliki tanggungjawab untuk menjaga rahasia subjek dan data
yang dikumpulkan selama penelitian. Rahasia subjek bisa dijaga dengan memberi
kode pada setiap subjek. Peneliti menjaga master list nama subjek dan nomor
kode mereka pada tempat yang rahasia. Contohnya, subjek Mary Jones ditandai
dengan nomor 001, semua instrumen dan data Mary jones diidentifikasi dengan
kode 001, bukan namanya. Master list dan nomor kode adalah cara menjaga
rahasia subjek yang paling baik. Master list nama subjek dan nomor kode
sebaiknya disimpan terpisah dari data yang dikumpulkan untuk menjaga
kerahasiaan nama samaran subjek. Inform consent yang sudah ditandatangani
tidak seharusnya disatukan dengan instrumen atau alat pengumpulan data yang
lain karena hal ini akan mempermudah pihak yang tidak berwenang
mengidentifikasi subjek dan respon mereka. Inform consent sering disimpan
bersama master list nama subjek dan nomor kode. Data yang dikumpulkan
sebaiknya dimasukkan kedalam komputer dengan menggunakan nomor kode
untuk pengidentifikasian. Alat pengumpul data asli kemudian disimpan pada
tempat yang aman.
Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 19

Etik dan Penelitian

Nama samaran subjek juga bisa dilindungi dengan pemakaian kode-kode


tertentu. Masing-masing subjek dapat mengembangkan kode pribadi seperti huruf
menggunakan pertama nama ibu/ayah, saudara atau inisial nama tengah. Lalu
kode harus diiringi 3 huruf dan 2 nomor misalnya BD21M. Kode ini akan
diidentifikasi pada tiap-tiap formulir yang diisi subjek. Jika data yang
dikumpulkan

memiliki

sensitifitas

yang

tinggi, peneliti mungkin

akan

menggunakan tipe ini untuk sistem pengkodean. Identitas subjek dapat


disamarkan, peneliti hanya mengetahui kode subjek.
Data yang dikumpulkan harus dianalisis sehingga seorang subjek tidak
bisa diidentifikasi melalui respon/jawaban yang ia berikan. Jika subjek dibagi
dalam kelompok untuk dianalisa dan hanya ada satu subjek dalam kelompok,
maka data subjek harus dikombinasikan dengan grup lainatau data harus dihapus.
Dalam penulisan laporan penelitian, peneliti harus melaporkan penemuanpenemuannya sehingga individu atau kelompok individu tidak bisa diketahui dari
respon mereka.
Menjaga rahasia pada penelitian kualitatif biasanya lebih sulit daripada
penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif menginginkan peneliti harus cukup
mengerti kedalaman pertanyaan dan harus memberikan deskripsi yang jelas
untuk menjawab pertanyaan. Sejumlah kecil subjek digunakan dan kedalaman
penjelasan membuat tiap subjek sulit untuk disamarkan identitasnya. Ford dan
Reutter merekomendasikan penggunaan Pseudonym daripada nama partisipan dan
mengubah detail dari cerita subjek dengan membiarkan data yang tidak bisa
dirubah. Peneliti harus menghormati privasi subjek sebagaimana mereka medetail
dan mengedit informasi yang dibutuhkan dalam mempublikasikan penelitian.
Peneliti harus melakukan pencegahan selama pengumpulan data untuk
menjaga rahasia. Wawancara yang dilakukan dengan subjek dicatat dan nama
subjek tidak disebutkan dalam catatan. Subjek memiliki hak untuk tahu apakah
orang lain selain peneliti akan mengetahui informasi dari wawancara. Sebagai
tambahan, subjek harus diberitahu bahwa mereka memiliki hak untuk tidak
memberi informasi.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 20

Etik dan Penelitian

4.

Hak Untuk Diberlakukan Secara Adil


Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil didasarkan pada prinsip etik
keadilan. Prinsip ini menyatakan bahwa setiap orang harus diperlakukan secara
adil dengan menerima segala yang menjadi haknya (Beauchamp and Walters,
1982). Dalam penelitian, penyeleksian subjek dan tindakan yang dilakukan pada
mereka harus adil.
Pemilihan subjek secara adil
Dulu, ketidakadilan dalam pemilihan subjek didapatkan dalam lingkungan
sosial, budaya, ras, dan penyimpangan seks di masyarakat. Selama bertahuntahun, penelitian telah dikembangkan dalam kategori individu yang dianggap
pantas menjadi subjek penelitian seperti miskin, orangtua/jompo, tahanan, budak,
dalam kondisi sekarat, dan orang-orang yang tidak diinginkan (Reynolds,
1972,1979). Peneliti sering melakukan tindakan pada subjek ini tanpa peduli, dan
kurang memperhatikan risiko ataupun ketidaknyamanan yang dialami subjek ini.
Penelitian medis NAZI, penelitian Sifilis Tuskegee, penelitian WillowBrook dan
penelitian JCDH adalah contoh pemilihan subjek yang tidak adil.
Pemilihan populasi penelitian dan subjek spesifik harus adil, untung-rugi
penelitian harus didistribusikan dengan adil berdasarkan usaha, kebutuhan dan
hak subjek. Subjek harus dipilih dengan alasan yang berhubungan langsung
dengan masalah yang sedang diteliti dan tidak untuk kemampuan mereka secara
gampang, kedudukan yang dijanjikan, dan manipulasi (Komnas perlindungan
terhadap penelitian biomedis dan perilaku, 1978).
Penelitian lain menganggap pemilihan subjek adalah dengan cara beberapa
subjek dipilih karena peneliti suka pada mereka dan ingin agar mereka menerima
keuntungan penelitian. Peneliti lain dipengaruhi oleh kekuasaan atau uang
sehingga mereka mendapatkan keuntungan. Pemilihan subjek secara acak dapat
mengeliminasi bias peneliti yang mungkin mempengaruhi pemilihan subjek/
sampel. Anggapan saat ini adalah bagaimana menemukan jumlah yang adekuat
dari subjek yang ikut dalam penelitian. Solusinya, beberapa peneliti biomedis
menawarkan imbalan untuk mengidentifikasi subjek penelitian. Contohnya,

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 21

Etik dan Penelitian

peneliti yang mempelajari pasien kanker paru dan dokter akan menerima bayaran
untuk setiap pasien kanker paru yang dikirimkan kepada peneliti. Etika praktek
ini dipertanyakan karena dokter menerima uang sebagai balas jasa. Apakah hak
pasien dilindungi? Peneliti yang mengeluarkan bayaran ini harus melaporkan
dalam proposal dan komite review harus mengambil tindakan berdasarkan kasus
ini. Beberapa agensi seperti RSU. Massachusetts telah mereview keuntungan dan
kerugian penggunaan bayaran untuk subjek peneliti dan memutuskan tidak
menyetujuinya (Linds, 1990)
Perlakuan yang adil terhadap subjek
Peneliti dan subjek penelitian harus memiliki sebuah persetujuan khusus
tentang bentuk partisipasi subjek terkait dengan penelitian dan aturan yang
diinginkan peneliti. Ketika melakukan penelitian, peneliti harus memperlakukan
subjek secara benar/adil dan menghormati perjanjian yang telah dibuat. Jika
pengumpulan data membutuhkan perjanjian dengan subjek, maka peneliti harus
tepat waktu dan menghentikan pengumpulan data sesuai dengan kontrak waktu
yang telah dibuat. Tindakan atau prosedur yang akan dilakukan subjek tidak boleh
dirubah tanpa persetujuan subjek. Keuntungan penelitian bagi subjek harus
disediakan. Misalnya, jika subjek dijanjikan untuk diberi sebuah fotocopian
penemuan penelitian, mereka harus menemukan temuan-temuan itu ketika
penelitian telah selesai dilakukan. Sebagai tambahan, subjek yang berpartisipasi
dalam penelitian harus menerima keuntungan yang sama tanpa memperhatikan
usia, ras dan tingkat sosial ekonomi. Perlakukan yang adil terhadap subjek sering
membantu dalam pengumpulan data dan menurunkan tingkat penolakan subjek
dalam penelitian.

5.

Hak Untuk Mendapat Perlindungan Dari Ketidaknyamanan Dan


Kerugian
Hak ini didasarkan pada prinsip etis keuntungan yang mengatur seseorang
untuk melakukan hal yang bermanfaat dan tidak melakukan kerugian. Prinsip ini
mengindikasikan anggota masyarakat harus aktif mencegah ketidaknyamanan,

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 22

Etik dan Penelitian

kerugian dan meningkatkan kebaikan disekitar mereka. Selanjutnya peneliti harus


melakukan penelitian untuk melindungi subjek dari ketidaknyamanan dan
kerugian serta mencoba untuk memberikan keseimbangan keuntungan dan
kerugian. Ketidaknyamanan dan kerugian dapat bersifat psikologis, emosional,
sosial dan ekonomi.
Reynolds (1972) mengidentifikasi 5 kategori penelitian berdasarkan rasio
untung rugi:
a. Tidak ada dampak yang terjadi

Pada beberapa penelitian, tidak didapatkan efek negatif atau


positif yang diharapkan untuk subjek. Contohnya, penelitian yang
menyangkut review catatan kesehatan pasien, file, laporan
patologis, atau dokumen lain yang tidak punya efek yang
diharapkan. Pada penelitian tipe ini, peneliti tidak berinteraksi
secara langsung dengann subjek peneliti. Bagaimanapun, dalam
situasi ini tidak terdapat risiko potensial yang mengancam privasi
subjek.
b. Ketidaknyamanan Temporer
Penelitian lain menyebabkan ketidaknyamanan temporer
digambarkan sebagai penelitian dengan risiko minimal, dimana
ketidaknyamanan yang dialami subjek hampir sama dengan apa
yang dialami subjek dalam kehidupan sehari-hari. Banyak dari
penelitian keperawatan meminta kelengkapan quisioner dari subjek
yang sering menimbulkan risiko minimal mennyangkut:

Risiko fisik seperti kelelahan, sakit kepala,


atau nyeri otot. Risiko

Risiko

emosional

dan

sosial

seperti

kecemasan, rasa tidak suka sebagai respon terhadap


pertanyaan yang sensitif

Risiko ekonomi seperti waktu dan biaya


perjalanan menuju tempat penelitian

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 23

Etik dan Penelitian

Banyak penelitian keperawatan menyelidiki dampak tindakan


sehubungan dengan risiko minimal. Contohnya,

penelitian

menyelidiki dampak latihan terhadap level glukosa darah penderita


diabetes. Selama penelitian, subjek diminta untuk melakukan tes
glukosa satu kali atau lebih sehari. Ada ketidaknyamanan ketika
melihat kadar gula darah, ataupun risiko potensial terhadap
perubahan fisik yang mungkin terjadi akibat latihan. Subjek juga
akan mengalami kecemasan atau ketakutan berhubungan dengan
tes darah tambahan yang akan menambah biaya. Subjek diabetes
akan merasakan semacam ketidaknyamanan dalam kehidupan
sehari-hari dan hal ini dapat mempengaruhi hasil dari penelitian.
c. Ketidaknyamanan temporer yang tidak biasa
pada

penelitian

jenis

ini,

subjek

secara

teratur

mengalami

ketidaknyamanan selama penelitian sampai penelitian selesai dilakukan.


Contohnya, subjek akan mengalami kelelahan otot yang memanjang,
nyeri sendi, dan pusing setelah berpartisipasi dalam penelitian yang
menuntut mereka untuk tetap ditempat tidur selama 10 hari demi melihat
efek imobilisasi. Penelitian yang menginginkan subjeknya merasakan
sakit, ketakutan yang sangat, perlakuan terhadap identitas mereka dengan
cara yang tidak biasa adalah termasuk tipe dari ketidaknyamanan
temporer yang tidak biasa. Pada beberapa penelitian kualitatif, subjek
ditanyai tentang sesuatu yang membuka kembali luka lama atau kejadian
traumatis yang lalu. Contohnya, menyuruh subjek menggambarkan
kejadian pemerkosaan yang pernah dialami subjek dapat menimbulkan
rasa takut yang sangat, rasa bersalah dan rasa malu. Pada tipe penelitian
ini, peneliti harus hati-hati dalam mengkaji ketidaknyamanan subjek dan
mengirim mereka ke profesional jika diperlukan.
d. Risiko kerusakan permanen
subjek memiliki potensi mengalami kerusakan permanen, tapi hal ini
lebih sering terjadi pada penelitian biomedis daripada penelitian
keperawatan. Contohnya, penelitian medis terhadap obat-obatan baru dan
prosedur bedah berpotensi menyebabkan kerusakan fisik subjek secara
permanen. Beberapa topik yang diselidiki oleh perawat memiliki potensi

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 24

Etik dan Penelitian

untuk merusak subjek secara permanen baik dari segi emosi maupun
sosial. Penelitian yang memeriksa informasi sensitif seperti tingkah kau
seksual, kekerasan pada anak, atau penggunaan obat akan sangat berisiko
bagi subjek. Penelitian tipe ini berpotensi menyebabkan kerugian
permanen terhadap reputasi ataupun personal subjek. Ada juga potensian
kerugian dari segi ekonomi seperti kurang efisiennya pelaksanaan
pekerjaan atau kehilangan pekerjaan.
e. Terjadi kerusakan permanen secara pasti
pada beberapa penelitian seperti penelitian medis NAZI dan penelitian
Sifilis Tuskegee subjek dapat mengalami

kerusakan permanen.

Melakukan penelitian yang dapat mengakibatkan kerusakan permanen


sangat dipertanyakan tanpa memperhatikan keuntungan apa yang akan
mereka capai dengan penelitian tersebut. Seringkali keuntungan yang
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk individu lain dan tidak untuk
subjek. Penelitian yang menyebabkan kerugian permanen terhadap
subjek melanggar asas kelima dari Kode Nurenberg (1986) yang
menyatakan: tidak ada penelitian yang dilakukan jika terdapat alsan
yang tepat untuk mempercayai bahwa kematian atau cidera dapat terjadi
kecuali mungkin dalam penelitian tersebut dokter peneliti juga bertindak
sebagai subjek.
MENYEIMBANGKAN KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENELITIAN
Peneliti harus memeriksa keseimbangan untung dan rugi dalam
penelitian.

Untuk

menentukan

perbandingan

keduanya,

peneliti

harus

memprediksi hasil penelitian, menaksir keuntungan dan kerugian yang potensial


dan aktual berdasarkan hasil penelitian, dan kemudian memaksimalkan
keuntungan dan meminimalkan kerugian (lihat gambar 5-1). Hasil penelitian
diprediksi berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian klinis dan aau teori.
Gambar 5-1

Memprediksikan
hasil penelitian
Mengkaji kerugian

Mengkaji keuntungan
Rasio untung rugi
Keuntungan lebih besar atau
sama dengan kerugian

Riset Keperawatan Kelompok V A04


Penelitian disetujui

Kerugian lebih besar dari


keuntungan
Penelitian ditolakPage 25

Etik dan Penelitian

Pengkajian Keuntungan
Kemungkinan akan besarnya keuntungan potensial penelitian harus dikaji.
Pada banyak proposal, keuntungan ini digambarkan untuk subjek penelitian,
keluarga subjek, dan masyarakat. Seringkali para peneliti optimis dan memiliki
tendensi untuk terlalu tinggi memprediksi keuntungan. Pengkaji penelitian harus
berhati-hati dalam memeriksa keuntungan dan keseimbangan antara keuntungan
dan kerugian. Keuntungan penelitian yang paling penting adalah pengembangan
dan perbaikan ilmu pengetahuan yang akan mempengaruhi subjek individu.
Namun yang lebih penting, ilmum pengetahuan ini akan memiliki pengaruh yang
kuat terhadap disiplin dan anggota masyarakat.
Tipe

penelitian

yang

dilakukan,

terapeutik

atau

nonterapeutik

mempengaruhi keuntungan potensial bagi subjek. Pada penelitian terapeutik,


subjek individu berpotensi untuk diuntungkan dari prosedur, seperti perawatan
kulit, rentang gerak sendi, sentuhan dan intervensi keperawatan lain yang
diimplementasikan dalam penelitian. Keuntungan bisa jadi mencakup peningkatan
kondisi kesehatan subjek yang bisa menambah keuntungan emosional dan sosial.
Tambahannya lagi, ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari penelitian mungkin
bisa memperluas pengetahuan dan pemahaman subjek dan keluarga terhadap
kesehatan.

Pelaksanaan

penelitian

keperawatan

nonterapeutik

tidak

menguntungkan subjek secara langsung tapi itu penting untuk memperbaharui


ilmu pengetahuan perawat. Dengan berpartisipasi dalam penelitian, subjek
berpotensi dalam meningkatkan pemahamannya tentang proses penelitian dan
memberikan kesempatan untuk mengetahui temuan-temuan dalam penelitian
tertentu.
Pengkajian Kerugian
Peneliti harus mengkaji tipe, tingkat dan jumlah risiko yang dialami atau
mungkin dialami dengan berpartisipasi dalam penelitian. Risiko yang timbul
tergantung pada tujuan penelitian dan prosedur yang digunakan untuk melakukan
penelitian. Risiko dapat bersifat fisik, emosi, sosial, ekonomi dalam rentang mulai
Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 26

Etik dan Penelitian

dari tidak merugikan sampai kepada risiko kerusakan permanen. Penelitian dapat
menimbulkan kerugian aktual dan potensial kepada subjek. Dalam penelitian
dampak bedrest, risiko aktual adalah kelemahan otot dan risiko potensialnya
adalah keram otot.
Beberapa penelitian memiliki risiko potensial dan aktual bagi keluarga subjek dan
lingkungannya. Peneliti harus mencoba menentukan kemungkinan risiko dan
melakukan pencegahan untuk melindungi hak subjek ketika melakukan
implementasi penelitian.
Rasio Untung Rugi
Rasio untung rugi ditentukan berdasarkan keuntungan maksimal dan
kerugian

minimal.

Peneliti

berusaha

memaksimalkan

keuntungandan

meminimalkan kerugian dengan melakukan perubahan tujuan dan prosedur


penelitian. Jika risiko tidak dapat dihilangkan atau diminimalisasi, peneliti harus
bisa memberi alasan yang tepat untuk membenarkan eksistensi mereka. Jika risiko
lebih tinggi, penelitian harus direvisi atau dikembangkan penelitian baru. Jika
keuntungan sama atau lebih besar dari kerugian, peneliti dapat memutuskan untuk
melakukan penelitian dan kemungkinan akan disetujui oleh IRB.
Contohnya, anda ingin menyeimbangkan untung dan rugi dalam penelitian
yang menyelidiki dampak latihan dan program diet terhadap lipid serum
partisipan (kolesterol serum, LDL, dan HDL) dan tingkat risiko kardiovaskuler.
Keuntungan bagi partisipan berupa latihan dan instruksi serta informasi diet
terhadap nilai lipid serum dan tingkat risiko penyakit kardiovaskuler disaat awal
program dan 1 tahun kemudian. Keuntungan potensial mencakup perbaikan nilai
lipid serum, risiko penyakit kardiovaskuler menjadi rendah, dan perubahan dalam
kebiasaan diet. Sedangkan Risiko mencakup ketidaknyamanan karena mendapati
penurunan lipid serum 2 kali lebih besar dan waktu yang dihabiskan ketika
berpartisipasi dalam penelitian. Waktu partisipasi subjek dalam penelitian dapat
diminimalisir melalui organisasi dan penjadwalan penelitian. Dalam menyelidiki
rasio untung rugi, keuntungan lebihh penting daripada risiko dan risiko harus

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 27

Etik dan Penelitian

bersifat

temporer serta dapat diminimalisir. Baru kemudian peneliti bisa

memutuskan untuk melakukan penelitian dan menerima izin dari IRB.


Kewajiban untuk menyeimbangkan untung rugi penelitian adalah
tanggung jawab peneliti (peneliti harus menyeimbangkan keuntungan dan
kerugian penelitian dan melindungi subjek dari kerugian selama penelitian), para
profesional (profesional harus berpartisipasi di IRB untuk meyakinkan
pelaksanaan penelitian sesuai etik, dan masyarakat (masyarakat harus tahu untung
rugi penelitian dan segala perlindungan terhadap subjek)
MENDAPATKAN INFORM CONSENT
Mendapatkan inform consent dari subjek penelitian adalah penting dalam
pelaksanaan penelitian etika. Informing adalah pengiriman conten dan ide-ide
yang diperlukan dari penyelidik kepada subjek prospektif. Sedangkan Consent
adalah persetujuan subjek prospektif untuk berpartisipasi dalam penelitian sebagai
subjek, yang dicapai setelah menerima informasi-informasi yang diperlukan.
Setiap prospektif subjek pada yang dia sanggupi harus punya kesempatan untuk
memilih apakah dia ikut atau tidak untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Fenomena inform consent telah dinyatakan dalam asas pertama Code
Nuremberg: persetujuan sukarela dari subjek mutlak diperlukan...ini berarti
bahwa subjek harus punya kapasitas legal untuk memberi persetujuan; kekuasaan
untuk memilih tanpa intervensi dari pihak lain sperti paksaan, penipuan,
kebohongan, duress, atau bentuk lain berupa ketidakleluasaan dan ancaman. Dan
punya cukup Pengetahuan yang komprehensif mengenai objek penelitian terkait
yang memungkinkan mereka untuk memahami dan memutuskan dengan tepat.
Definisi inform consent memberikan dasar diskusi tentang persetujuan
pada semua kode dan Undang-undang dan diterima dikomunitas penelitian.
Sebagaimana diindikasikan pada definisi, inform consent meliputi 4 elemen:
a.
b.
c.
d.

Menjelaskan informasi yang diperlukan


Komprehensif (pemahaman/pengertian)
Kompetensi
Suka rela.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 28

Etik dan Penelitian

INFORMASI PENTING UNTUK CONSENT


Informed consent dibutuhkan peneliti untuk tidak menutupi informasi penting
untuk tiap subjek prospektif. Informasi dibawah ini diidentifikasi sebagai dasar
untuk inform consent dalam penelitian (DHHS,1983, Levine,1986).
1. Pengenalan terhadap aktifitas penelitian
Informasi dasar dipresentasikan terhadap subjek prospektif secara jelas
mengidentifikasikan bahwa penelitian akan dilakukan dan bahwa seorang
individu diminta berpartisipasi sebagai subjek didalam penelitian
keperawatan klinis, pasien bertindak sebagai subjek dan harus tahu
aktifitas keperawatan yang mana yang merupakan aktifitas penelitian dan
aktifitas mana yang merupakan intervensi keperawatan rutin.
2. Pernyataan terhadap tujuan penelitian
Peneliti mengemukakan tujuan dari penelitian dengan segera dan tujuan
jangka panjang penelitian. Tujuan dari beberapa penelitian kuantitatif
memiliki ruang lingkup yang luas. Sehingga informasi tambahan
berhubungan dengan tujuan penelitian dapat diberi selama penelitian (Ford
& Reutter,1990;Ramos,1999). Jika pada beberapa poin subjek prospektif
tidak setuju dengan tujuan peneliti mereka dapat menolak untuk
berpartisipasi.
3. Pemilihan Subjek Penelitian
Peneliti harus menjelaskan kepada individu mengapa mereka dipilih
sebagai subjek. Contohnya subjek prospektif mungkin dipilih karena
mereka termasuk kelompok umur tertentu, memiliki penyakit tertentu atau
dirawat diinstitusi tertentu. Peneliti dapat memilih apakah subjek
prospektif memiliki kategori yang mereka inginkan.
4. Penjelasan Prosedur
Subjek prospektif menerima gambaran lengkap tentang prosedur yang
harus diikuti dan mengidentifikasikan prosedur-prosedur yang akan diteliti
(DHHS,1983). Peneliti menggambarkan variable penelitian dan prosedur
atau mekanisme

yang akan digunakan dalam penelitian, pengujian,

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 29

Etik dan Penelitian

pemeriksaan, pemanipulasian, berapa lamanya dan pada setting seperti


apa.
5. Gambaran Resiko dan Ketidaknyamanan
Subjek prospektif diberitahu tentang

segala macam

resiko dan

ketidaknyamanan (secara fisik, emosional, social, ekonomi) yang mungkin


didapat

selama

pengkajian

(DHHS,1983).

Peneliti

kemudian

mengindikasikan bagaimana resiko akan diminimalisir.


Jika penelitian memiliki lebih banyak resiko, penjelasan yang dibutuhkan
adalah apakah ada kompensasi yang akan diberikan atau apakah ada
tindakan medis yang tersedia jika terjadi cidera. Jika tersedia tindakan
medis, maka harus dijelaskan mengenai tipe dan prosedur tindakan. Jika
cocok, subjek prospektif diberitahu apakah tindakan atau prosedur
memberikan resiko pada mereka (DHHS,1983).
6. Gambaran keuntungan
Peneliti juga menggambarkan beberapa keuntungan bagi subjek atau pihak
lain

yang

diharapkan

dalam

penelitian

(DHHS,1983).

Beberapa

keuntungan financial atau penghargaan karena partisipasi dalam penelitian


juga dijelaskan.
7. Pemberian Alternatif
Peneliti juga harus memberikan prosedur alternative juka menguntungkan
bagi subjek (DHHS,1983) contohnya: peneliti dari Tuskegee sifilis Studi
memberitahu subjek yang menderita sifilis bahwa penisilin memiliki efek
yang baik terhadap penyakit tersebut.
8. Jaminan penggunaan Nama rahasia/ Samaran dan kerahasiaan subjek
harus tau sejauh mana respond an data mereka dijaga kerahasiaannya dan
apakah data yang dikumpulkan peneliti akan disimpan dalam catatan
medis. Subjek dijanjikan bahwa identitas mereka akan sirahasiakan dalam
setiap laporan dan publikasi penelitian.
9. Tawaran untuk menjawab Pertanyaan
Peneliti menawarkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan subjek
prospektif. Subjek prospektif diberi penjelasan kepada siapa subjek harus
berhubungan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 30

Etik dan Penelitian

tentang penelitian dan hak-haknya, siapa yang bisa dihubungi jika terjadi
kerugian

dalam

penelitian

(DHHS,1983).

Dan

bagaimana

cara

menghubungi orang tersebut. Jika penelitian memiliki banyak resiko,


peneliti biasanya meyakinkan subjek prospektif untuk berkonsultasi
dengan pihak lain yang berkaitan dengan penelitian. Penasehat yang dapat
dipercaya seperti teman, anggota keluarga atau perawat lain dapat
bertindak sebagai konsultan (Levin, 1986).
10. Nonsoercive disclaimer
ND adalah pernyataan bahwa partisipan bersifat sukarela, Penolakan untuk
berpartisipasi dapat meliputi/ disebabkan tidak ada atau kurangnya
keuntungan yang akan diterima subjek (DHHS,1983).
11. Pilihan untuk penolakan.
Subjek dapat berhenti berpartisipasi kapanpun (DHHS) Bagaimanapun,
peneliti memiliki hak untuk menanyai subjek apakah mereka akan
berpartisipasi/ berhenti dari penelitian. Ada banyak keadaan dimana subjek
dapat dikeluarkan dari penelitian tanpa meminta iin subjek (DHHS,1983).
12. Izin Untuk incomplete disclosure
Pada beberapa penelitian, subjek tidak dijelaskan mengenai tujuan karena
dapat mempengaruhi subjek. Bagaimanapun, subjek prospektif harus tahu
apakah informasi tertentu disembunyikan dari mereka. Subjek yang di
ekspos dengan informasi tertutup harus tahu kapan dan bagaimana mereka
akan diwawancarai.
PENGERTIAN CONSENT OF INFORMATION
Inform consent menyatakan tidak hanya pemberian informasi oleh peneliti
tapi juga maksud informasi tersebut bagi subjek. Peneliti menentukan tingkat
pemahaman subjek setelah menerima informasi dan pemahaman mereka biasanya
rendah (Levine, 1986). Peneliti harus mencari waktu untuk mengajari subjek
prospektif tentang penelitian. Jumlah informasi yang diberikan tergantung ilmu
subjek dan topic penelitian. Untung-rugi penelitian harus didiskusikan secara
detail, menggunakan sampel yang relevan. Prosedur yang akan digunakan dan
hal-hal subjek digambarkan agar subjek mengerti. UU DHHS (1983) menyusun
informasi yang diberikan pada subjek harus menggunakan bahasa/ kalimat tang

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 31

Etik dan Penelitian

dapat dimengerti subjek. Selain itu, inform consent harus ditulis dan secara verbal
memiliki terminology, tanpa tangan profesi dan ditampilkan tanpa ada bias yang
dapat mempengaruhi subjek. Kata-kata dalam inform consent tergantung pada
tingkat pendidikan subjek.
MENGKAJI PEMAHAMAN SUBJEK
Peneliti mengambil langkah untuk menentukan level pemahaman subjek
prospektif. Silvia (1985) mempelajari pemahaman untuk inform consent dari
pasangan pasien bedah dan ditemukan

bahwa 72 dari 75 pasang memiliki

pemahaman terhadap inform consent.


Pemahaman subjek terhadap inform consent telah dikaji menggunakan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa tujuan penelitian?


Apa resiko yang ada pada prosedur penelitian?
Apakah partisipasi anda dalam penelitian ini berpengaruh?
Berapa lama anda akan berpartisipasi?
Kapan anda dapat berhenti berpartisipasi?
Bagaimana anda diasosiasikan dalam data?
Dengan siapa data anda akan dibagi?
8. Apa keuntungan yang anda peroleh? (Silvia,1985)
Pemahaman terhadap inform consent akan lebih sulit karena berkomplekan dan
resiko penelitian yang besar.
KOMPETENSI PEMBERIAN IZIN
Individu yang mampu mengerti dan mempertimbangkan untung-rugi
penelitian, berkompeten untuk memberikan izin. Kompetensi subjek sering
ditentukan oleh penelitit (Douglas & Larson,1986). Individu dengan otonomi
terbatas karena keterbelakangan mental, sakit terminal, atau memiliki keterbatasan
tidak memiliki hak/ kompetensi untuk memberikan izin berpartisipasi dalam
penelitian (Casidy & Oddi,1986). Bagaimanapun, peneliti berusaha untuk
mendapatkan inform consent pada level yang dapat dipahami subjek, sehingga
mereka dapat berpartisipasi dalam penelitian. Tambahan, peneliti memberikan
informasi dasar bagi pihak-pihak seperti orang tua/ wali subjek prospektif
(DHHS)
IZIN SECARA SUKARELA (V. CONSENT)
Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 32

Etik dan Penelitian

V.C artinya subjek prospektif memutuskan ikut dalam penelitian


berdasarkan keputusan nya sendiri tanpa paksaan/ pengaruh pihak lain (Douglas
& Larson, 1986). VC didapatkan setelah subjek prospektif diberi informasi dasar
penelitian dan pemahaman tentang informasi tersebut. Beberapa peneliti, karena
kewenangan, keahlian atau kekuatan mereka, memiliki potensial untuk memaksa
subjek berpartisipasi. Penelitian harus waspada agar bujukan mereka tidak
menjadi paksaan.
PENDOKUMENTASIAN INFORM CONSENT
Pendokumentasian tergantung pada resiko yang ditimbulkan penelitian.
Banyak penelitian menginginkan inform consent tertulis, tetapi pada beberapa
penelitian Inform Consent tidak tertulis.
WRITTEN CONSENT WAIVED
Permintaan terhadap inform consent tertulis menjadi tidak tertulis yang
menggambarkan tidak ada resiko / kerugian bagi subjek dan memperlihatkan
prosedur

dalam

inform

consent

dibutuhkan

dalam

konteks

penelitian

(DHHS,1983). Inform consent tertulis juga menjadi tidak tertulis pada situasi
dimana hanya catatan disekitar subjek yang disimpan dan penelitian menyimpan
dokumen yang memiliki potensial merugikan (DHHS,1983).
DOKUMEN INFORM CONSENT TERTULIS
Bentuk Ringkas
Bentuk ringkas Inform Consent meliputi hal-hal dibawah ini: Elemen
inform consent terdiri dari hokum yang dipresentasikan secara oral kepada subjek
atau pihak yang berhubungan dengan subjek (DHHS). Peneliti harus
mengembangkan ringkasan tertulis mengenai apa yang harus dikatakan subjek
pada presentasi dan ringkasan tersebut harus dibuktikan oleh IRB.
Ketika presentasi lisan digunakan, saksi dibutuhkan. Subjek harus member
tanda pada dokumen. Kopi dari ringkasan dan bentuk ringkas diberikan kepada
peneliti. Dokumen ini harus disimpan peneliti selama 3 tahun. Bentuk ringkasnya
dapat digunakan dalam penelitian dengan resiko rendah/ moderate.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 33

Etik dan Penelitian

Bentuk Formal
Dokumen tertulis memiliki elemen-elemen yang diminta oleh Peraturan
DHHS bagian 46.116. Tambahan, inform consent harus mencakup informasi lain
yang diminta oleh intitusi dimana penelitian ini dilakukan. Inform consent dapat
dibaca oleh subjek atau peneliti. Bentuk susunannya ditandatangani oleh subjek
dan disaksikan oleh peneliti atau asistennya. Tipe ini dapat digunakan pada semua
tipe penelitian dengan resiko rendah sampai tinggi.
Semua pihak yang menandatangani inform consent harus menerima
kopiannya dan dokumen asli disimpan oleh peneliti selama 3 tahun. Penelitian
yang melibatkan subjek dengan keterbatasan membutuhkan inform consent
tertulis. Jika subjek ini memiliki pemahaman terhadap penelitian dan setuju untuk
berpartisipasi sebagai subjek ,mereka harus menandatangani inform consent. Dan
penandatangannya juga dilakukan oleh pihak yang berwewenang terhadap subjek.
Inform consent tertulis yang digunakan dalam penelitian yang beresiko tinggi
harus ditandatangani oleh 2 saksi yaitu peneliti dan pihak lain yang bertindak
sebagai saksi. (Hershey & Miller). Saksi yang paling utama adalah pembela
subjek/ pasien yang bekerja di Institusi. Beberapa perawat diminta juga
menandatangani inform consent sebagai saksi dalam penelitian biomedis. Mereka
harus mengetahui tujuan dan prosedur penelitian serta pemahaman sebjuk
terhadap penelitian sebelum menandatanganinya (Carico & Harrison, 1990;
Chamorro & Appelbcum,1988).
Rekaman Tape/ Video
Peneliti dapat memilih tape rekorder atau video tape untuk menyimpan
informasi dalam proses .. Metoda ini menyimpan apa yang dikatakan kepada
subjek prospektif dan rekaman pertanyaan subjek dan jawaban dari peneliti.
Bagaimanapun, metoda ini membutuhkan waktu dan biaya dan tidak disarankan
untuk penelitian yang beresiko rendah. Jika penelitian memiliki resiko tinggi,
pendokumentasian lengkap dengan menggunakan perekam dibutuhkan untuk
melindungi

subjek dan peneliti. Kedua pihak ini harus mendapat kopian

rekamannya.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 34

Etik dan Penelitian

INSTITUTIONAL REVIEW
Tahun 1974, DHEW menerbitkan National Research Act, yang
menghendaki semua penelitian yang melibatkan subjek manusia menyediakan
review institusi. DHHS merevisi penuntun ini tahun 1892 dan 1983. Aturan ini
menjelaskan tentang hubungan antar anggota , fungsi dan cara kerja IRB. IRB
adalah komite yang mereview penelitian untuk meyakinkan bahwa peneliti
melakukan penelitian secara etis. IRB dari DHHS mempunyai 2 subkomite:
Komite protocol review yang setuju / tidak setuju dengan permintaan terhadap
dana dan komite pembela subjek yang bertanggung jawab melindungi hak subjek
dalam penelitian biomedis atau tingkah laku (Armiger,1977). Universitas dan
Rumah Sakit memiliki IRB untuk mempromosikan pelaksanaan penelitian etis
dan melindungi hak subjek prospektif (Schaeter,1988).
Masing-masing IRB memiliki paling kurang 5 anggota dari latar belakang
yang berbeda (budaya, ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, ras) untuk
mempromosikan review penelitian yang lengkap dan adekuat yang biasanya
dikembangkan dalam sebuah institusi. Para anggota harus memiliki pengalaman
dan keterampilan dalam mereview penelitian. IRB juga harus melibatkan anggota
lain yang tidak berasal dari bidang ilmu pengetahuan seperti ahli kesusilaan,
hakim atau pendeta. Sekurang-kurangnya satu anggota harus bertindak sebagai
seseorang yang tidak merupakan anggota institusi (DHHS,1983). IRB di RS
sering terdiri dari doter, hakim, ilmuwan, pendeta dan perawat (Chamono &
Appelbcum,1988).
Fungsi dan operasional IRB meliputi review penelitian. Peraturan DHHS
(1983) mengidentifikasi 3 level review:
1. Exempt from Review
2. Expedited Review
3. Complete Review
Level Rivew menghendaki masing-masing penelitian diputuskan oleh
ketua/ anggota IRB dan bukan oleh peneliti. Penelitian biasanya Exempt from
review jika mereka tidak terbukti memiliki resiko bagi subjek penelitian.
Penelitian yang berasal dari Review oleh DHHS (1983) diidentifikasi dalam table
5-3. Penelitian keperawatan yang tidak memilikinresiko atau ketidaknyamanan

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 35

Etik dan Penelitian

bagi subjek biasanya diidentifikasi sebagai Exemp from review oleh ketua dari
komite IRB. Penelitian yang memiliki resiko tapi resikonya tidak besar, tidak
termasuk dalam proses review. Resiko minimal artinya resiko diantisipasi dalam
penelitian tidak besar, mempertimbangkan kemungkinan dan jarak, daripada yang
biasanya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari atau selama penampilan ter fisik/
psikologis rutin (DHHS,1983).
Mempercepat proses review juga bisa digunakan pada review perubahan
mirror pada penelitian terdahulu (DHHS,1983). Dibawah prosedur percepatan
review, review dilakukan oleh ketua IRB atau oleh seseorang/ lebih banyak
pereview berpengalaman. Pada proses review penelitian, pereview menjalankan
semua tindakan dari IRB kecuali penolakan terhadap penelitian. Kegiatan
penelitian akan ditolak hanya setelah review bertemu dengan prosedur yang tidak
diharapkan (DHHS, 1983). Tabel 5-4 mengidentifikasikan penelitian yang
termasuk review yang diharapkan.

Tabel 5-3
Research Qualifying Exemption from IRB Review
Aktifitas Penelitian yang hanya melibatkan subjek manusia akan memiliki
satu atau lebih kategori berikut pengecualian dari regulasi ini jika tidak penelitian
di cover oleh subbagian lain dari bagian ini:
1. Penelitian diadakan dalam established atau commonly accepted pengaturan
pendidikan, meliputi praktek pendidikan normal, seperti:
- Penelitian dari strategi instruksi pendidikan regular dan khusus
- Penelitian dari keefektivan dari atau perbandingan antara teknik
instruksi, curikulum, atau metode manajemen classroom.
2. Penelitian melibatkan penggunaan tes pendidikan (kognitif, diagnostic,
sikap, achievement), jika informasi bersumber dari sumber-sumber yang
tercatat di manner

bahwa subjek tidak dapat diidentifikasi, secara

langsung atau melalui pengindentifikasian subjek secara terbatas.


3. Penelelitian melibatkan survey dan prosedur

interview, kecuali

jika

semua dalam kondisi:


Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 36

Etik dan Penelitian

Respon dicatat dalam manner tertentu yang subjek manusianya dapat


diidentifikasi, secara langsung atau melalui pengindentifikasian subjek

secara terbatas.
Respon subjek, jika mereka tahu latar belakang

penelitian, dapat

menempatkan subjek pada resiko criminal atau civil liability atau


-

peningkatan gangguan perekonomian subjek.


Persetujuan penelitian dengan aspek sensitive dari perilaku subjek,
seperti tindakan illegal, penggunaan obatan, perilaku seksual, dan

penggunaan alcohol.
Semua penelitian meliputi survey dan prosedur interview is exempt, tanpa
kecuali, ketika responden terpelih sebagai kandidat penelitian.
4. Penelitian melibatkan observasi ( meliputi observasi oleh partisipan)
perilaku masyarakat, kecuali jika hal-hal di bawah ini muncul:
- Observasi di catat pada manner tertentu dimana bahwa subjek manusia
dapat diidentifikasi, secara langsung atau melalui pengindentifikasian
-

subjek secara terbatas.


Observasi tentang individu, jika mereka tahu latar belakang penelitian,
dapat menempatkan subjek pada resiko criminal atau civil liability atau

peningkatan gangguan perekonomian subjek.


Persetujuan penelitian dengan aspek sensitive dari perilaku subjek,
seperti tindakan illegal, penggunaan obatan, perilaku seksual, dan
penggunaan alcohol.

5. Penelitian meliputi pengumpulan ataustudi terhadap data, dokumen,


rekaman, specimen patologi, atau specimen diagnostic, jika sumbersumber initersedia untuk public atau jika informasi direkam oleh peneliti
pada manner tertentu yang subjek nya tidak dapat diidentifikasi dengan
langsung atau melalui pengidentifikasian subjek secara terbatas.
6.

Khususnya direquir oleh statute, Penelitian dan demonstrasi proyek yang


dilakukan atau subjek yang approval dari Departemen Kesehatan dan
pelayanan Masyarakat dan apa yang dirancang untuk penelitian, di
evaluasi atau di uji:
- Program-program di bawah Social Security act atau program
-

pelayanan yang lain.


Prosedur untuk mendapatkan kemungkinan atau pelayanan dari

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 37

Etik dan Penelitian

program-program ini.
Perubahan yang mungkin atau alternative program dan prosedur.
Perubahan yang mungkin dalam metode atau tingkatan pembayaran
untuk keuntungan dan pelayanan dari program ini.

Tabel 5-4
Research Qualifying for Expedited IRB Review
Memajukan review (oleh ketua/anggota) untuk penelitian dibawah ini meliputi
tidak lebih dari resiko minimal yang diinginkan:
1.

Mengumpulkan potongan rambut dan kuku dengan benar , gigi susu dan gigi

2.

permanen jika perawatan mengindikasikan perlunya ekstraksi


Mengumpulkan secret seperti keringat, saliva, plasenta, dan cairan amnion

3.

yang keluar saat terjadi rupture membrane


Menyimpan data dari subjek yang berusia 18 tahun atau lebih tua yang
menjalani prosedur non-invasif secara rutin. Termasuk penggunaan sensor
fisik yang dipublikasikan pada permukaan tubuh atau pada bagian dalam
tubuh dan tidak meliputi input pokok atau jumlah energy dari subjek atau
tindakan invasi terhadap privasi subjek. Termasuk juga prosedur-prosedur
seperti penimbangan BB/ Tes sensorik, EKG, EEG, Termografi, deteksi
radioaktivitas, Ekografi diagnostic, dan elektroretinographi. Tidak termasuk

4.

terekspos radiasi diluar batasan yang terlihat (contoh : x-ray, micromave).


Mengumpulkan contoh darah melalui venipuncture, tidak lebih dari 450 ml
selama 8 minggu dan tidak lebih dari 2 kali perminggu. Pada pasien berusia

5.

lebih dari atau sama dengan 18 tahun yang berkondisi sehat dan tidak hamil
Mengumpulkan plak dan kalkulus baik gigi supra maupun subgingival.
Prosedurnya tidak lebih bersifat invasive daripada tindakan pengelupasan

6.
7.
8.

gigi dan prosesnya memenuhi teknik profilaksis yang dapat diterima.


Perekaman suara dilakukan untuk penelitian terhadap kerusakan berbicara
Latihan dilakukan oleh relawan kesehatan
Penelitian terhadap data, dokumen, catatan, specimen patologis atau

9.

specimen diagnostic.
Penelitian terhadap tingkah laku individu dan kelompok atau karakteristik
individu

seperti

penelitian

terhadap

persepsi,

kognisi,

teori

atau

pengembangan tes dimana peneliti tidak memanipulasi tingkah laku subjek

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 38

Etik dan Penelitian

dan peneliti tidak mnyebabkan stress pada subjek.


10. Penelitian obat-obatan atau perlengkapan untuk menemukan obat-obatan
tidak dibutuhkan.
Penelitian yang memiliki banyak resiko harus menerima review lengkap
dari IRB. Untuk mendapat izin IRB, peneliti harus memperhatikan bahwa:
1. Resiko terhadap subjek harus rendah
2. Resiko terhadap subjek beralasan terhadap hubungan untuk mendapatkan
3.
4.
5.
6.

keuntungan
Pemilihan subjek adil
Inform consent diberikan bagi tiap subjuek prospektif
Inform consent didokumentasikan
Rencana penelitian membuat pengamanan adekuat terhadap pengumpulan

data untuk keamanan subjek


7. Pengamanan adekuat dibuat untuk melindungi privasi subjek dan untuk
menjaga kerahasiaan (DHHS, 1983).

SCIENTIFIC MISCONDUCT
Tujuan penelitian adalah men-generalisasikan ilmu pengetahuan yang
hanya bisa dilakukan melalui tindakan kejujuran, pelaporan dan publikasi sebuah
penelitian. Walau bagaimanapun selama 10 tahun terakhir, peningkatan angka
kajian Fraudelent telah dipublikasikan dalam jurnal keilmuan yang berharga.
Diakhir tahun 1980-an, scientific misconduct telah dipertimbangkan sebuah
masalah yang serius yang diselidiki oleh DHHA. Pada sebuah aturan akhir di
tahun 1989, DHHS menemukan scientific misconduct sebagai pemalsuan,
falsifikasi, peniruan atau praktek lainnya yang secara serius menurun dari sesuatu
yang biasanya diterima oleh komunitas keilmua untuk sebuah tujuan,
pembangunan dan laporan penelitian. Hal ini tidak termasuk perbedaan kejujuran
dalam interpretasi dalam pengakuan sebuah data. Lebih jauh lagi ilmu yang
melenceng termasuk intensional, tidak intensional,scientific misconduct.
Dalam penyelidikannya, DHHS menemukan variasi dari perilaku yang
tidak sesuai pada beberapa situasi. Kajian yang tidak sesuai tidak pernah
ditindaklanjuti dan data serta hasil dibentuk oleh peneliti. Pada beberapa kasus,
penemuan biasanya menyimpang dan beberapa tipe dari penelitian yang tidak
benar diidentifikasi dan digambarkan pada table 5. Dr. Robert Slutsky, seorang

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 39

Etik dan Penelitian

spesialis jantung di Universitas California Sandiego, sekolah kedokteran telah


membuat publikasi penelitian yang tidak benar. Ia dikeluarkan pada tahun 1986
ketika dikonfrontasi dengan ketidaksesuaian publikasi penemuannya. Publikasi
terdiri dari: anomalis statistik yang menimbulkan pertanyaan mengenai
pengumpulan data. (Friedman,1990,p.1416).
Selama 6 tahun, slutsky mempublikasikan 161 artikel, pada suatu waktu ia
melengkapi artikel setiap 10 hari. 18 dari artikel merupakan artikel yang tidak
sesuai dan 60 artikel yang dipertanyakan (Friedman,1990; Henderson, 1990).
Stephen Breuning, psikologis di University of Pitsburgh, menyangkal adanya
tindakan

tidak

terpuji

dalam

pelaporan

penelitiannya

pasa

anak-anak

keterbelakangan mental. Dia menggunakan penelitiannya untuk mendapatkan


keuntungan > $ 300.000. Tahun 1988, dia didenda $ 20.000 dan lebih dari 10
tahun dipenjara (Chop & Silvia 1991;Gaifield &Welljams-Dorot,1990;Leino-Kilpi
& Tuomaala,1989).

TIPE
1. Memalsukan

Tabel 5.5
Ketidakjujuran dalam penelitian
DESKRIPSI
Sengaja member informasi yang tidak

2. Manipulasi desing dan metode

benar
Memanipulasi
penelitian

atau

perencanaan

desain

pengumpulan

data

sehingga terjasi bias pada hasil yang


3. Pemilihan/ manipulasi data

mempengaruhi hipotesis penelitian


Pemilihan hanya pada data yang
berhubungan

dengan

hipotesis

penelitian
Menggunakan ide atau cara kerja orang

4. Plagiat/ mencontek

lain untuk menghasilkan tulisan baru


dengan data yang sama, menyamarkan
5. Kerjasama

tidak

identitas orang lain.


bertanggung Kegagalan berpartisipasi dalam tim

jawab

penelitian atau tanggung jawab sebagai


penulis.

Hewan Sebagai Subjek penelitian

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 40

Etik dan Penelitian

Penggunaan hewan sebagai subjek penelitian merupakan issue kontroversi


dalam perkembangan concern pada perawat peneliti. Meskipun sedikit tapi terjadi
peningkatan jumlah ilmuwan keperawatan yang mempelajari ilmu fisiologi
menggunakan hewan. Banyak ilmuwan khususnya physicians yakin the curren
animal-rights movement dapat threayen the future dari penelitian kesehatan.
Kelompok ini aktif dalam kampanye anti-penelitian dan mendapat perlawanan
dari oleh massive resources, yang menemukan bahwa diperkirakan terdapat 50
juta dolar pada tahun 1988 (Pardes, West & Pincus, 1991). Beberapa kelompok
pembela hak hewan mencoba untuk meningkatkan consciousness peneliti dan
masyarakat untuk meyakinkan bahwa hewan digunakan secara luas dalam
penelitian dan diperlakukan secara manusiawi.
Kelompok pembela hewan lain telah mencoba untuk menakuti masyarakat
dengan cerita-cerita tindakan tidak manusiawi terhadap hewan dalam penelitian.
Beberapa pemimpin aktifitas membuat perbandingan antara kehidupan manusia
dan kehiduppan hewan. Contohnya, kelompok yang dikenal dengan People for the
Ethical Treatment of Animals (PETA) menyatakan bahwa tidak ada dasar
rasional untuk separating out the human animal. Seekor tikus adalah seekor babi
adalah seekor anjing adalah seorang anak laki-laki. Mereka semua adalah
mamalia. (Pardes et.al, 1991, p.1641). Beberapa aktivis ini mempengaruhi
dengan serangan fisik. Kerugian yang lebih parah yang terjadi selama penelitian
adalah menghentikan pelaksanaan penelitian dan perkembangan pusat penelitian
baru
Dua pertanyaan penting yang harus diperhatikan: haruskah hewan
digunakan dalam penelitian? Jika hewan digunakan dalam penelitian, mekanisme
apa yang digunakan sehingga mereka diperlakukan secara manusiawi.
Tipe proyek penelitian menimbulkan pengaruh terhadap pemilihan subjek.
Hewan hanya salah satu variasu subjek yang digunakan dalam penelitian. Jika
mungkin, peneliti lebih memilik subjek bukan hewan karena biaya yang lebih
murah. Jika penelitian tidak terlalu beresiko, manusia sering digunakan sebagai
subjek. Bagaimanapun, beberapa penelitian membutuhkan hewan sebagai subjek
untuk menemukan jawaban-jawaban penelitian. Dalam Praktek, pemilihan subjek
hewan artinya bahwa ilmu politik dan argument legal dalam penggunaan spesies

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 41

Etik dan Penelitian

hewan tertentu membantu ilmu, budaya dan argument legal dalam penggunaannya
(Thomas, Hamm, Perkins, Raffin & the Stanford University Medical Centre
Committee, 1988).
Sejak hewan digunakan sebagai subjek, apa mekanisme yang digunakan
untuk memastikan hewan diperlakukan secara manusiawi? Sekurang-kurangnya 5
pihak berbeda dibuat untuk melindungi hewan dari tindakan yang salah.
Pemerintahan federal, pemerintahan Negara, organisasi independen,
kelompok professional dan institusi

adalah pihak-pihak yang termasuk

meyakinkan bahwa subjek hewan yang digunakan hanya dibutuhkan dan


diperlakukan sebagai manusia (Thomas et al, 1988)
Tambahan lebih dari 700 institusi yang melakukan penelitian kesehatan
memperlihatkan akreditasi dari AAALAC (American Association for Acreditation
of laboratory Animal Care) yang dikembangkan untuk memastikan perlakuan
manusiawi terhadap hewan coba (pardes, et al). Dalam melakukan penelitian,
subjek

harus dipilih secara hati-hati dan jika menggunakan hewan harus

dilakukan secara manusiawi.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 42

Etik dan Penelitian

KESIMPULAN
Untuk melakukan penelitian keperawatan membutuhkan

tidak hanya

keahlian dan kepintaran tapi juga kejujuran dan integritas. Melakuakn penelitian
secara etis dimulai dengan mengidentifikasi topic penelitianyang dilanjutkan
dengan publikasi.
Isu-isu yang tekait denganetis penelitian telah diperbincxangkan selama
beberapa tahun ini. Perdebatan ini mungkin akan berlanjut karena kompleksitas
dari masalah Hak-hak Azasi manisia.
Abstrak UU dan menentukan regulasi penelitian dan Variasi dari
interpretasi UU dan regulasi ini. Dua dokumen sejarsh yang memiliki pengaruh
kuat dalam melakukan penelitian adalah UU Nuremberg dan Deklarasi Helsinski
sekarang oini Departemen Kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat
mengarahkepada tindakan etik penelitian.
Regulasi ini termasuk:
1.
2.
3.
4.

Persyaratan umum untuk inform consent


Dokumentasi Inform consent
Review IRB Penelitian
Kebebasan dan Expedited Review Prosedur

untuk beberapa jenis

penelitian tertentu.
5. Kriteri untuk penelitian pendekatan IRB
Secara etik, melakukan penelitian tersebut membutuhkan proteksi dari
subjek HAM. Gugatan dan kebutuhan HAM telah tertansm dalam diri individu
atau pada konsesus kelompok individu. Hak-hak azasi manusia membutuhkan
perlindungan dalam penelitian termasuk:
1.
2.
3.
4.
5.

Kepastian diri
Privacy
Anonymitas dan Keyakinan
Perlakuan yang sama dan
Perlindungan dari ketaknyamanan dan bahaya.

Hak dari subjek penelitian dapat dilindungi dengan

menyeimbangkan

keuntungan dan resiko dari penelitian, menjamin inform consent, menyerahkan


penelitian bagi review institusi. Untuk menyeimbangkan keuntungan dan resiko

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 43

Etik dan Penelitian

penelitian, tipe ,tingkat, dan jumlah resiko diperiksa dan potensial keuntungan
diidentifikasi
Apabila memungkinkan resiko harus diminimalisir dan keuntungan
dimaksimalkan. Untuk mencapai kemungkinan terbaik ratio keuntungan resiko.
Inform consent melibatkan transmisi informasi yang penting yang mencakup
semua informasi, kompetensi untuk memberikan persetujuan dan persetujuan
yang tidak dipaksakan dari subjek penelitian.
Panduan untuk mencapai persetujuan dari subjek dan untuk review insitusi
digambarkan.
Pada review pertama, sebuah penelitian itu diperiksa kepedulian etik oleh
sebuah komita yang disebut institusi review atau IRB mengajukan 3 level Review
pembebasan, pencarian, dan lengkap.
Masalah etik serius pada tahun 1980 dan 1990 dalam melakukan pelaporan
dan publikasi dari penelitian Fraualsi
Peneliti memiliki data Fabricated dan hasil penelitian untuk publikasi atau
penemuan penelitian yang dilaporkan secara salah. Autors, coauthors, reviewers
peneliti dan editor jurnal harus berperan aktif untuk mengurangi insiden publikasi
fraudalen semua disiplin ilmu punya tanggung jawab untuk melindungi integritas
ilmu pengetahuan.
Masalah etikakl lain pada saat ini dalam penelitian adalah pe nnggunaan
hewan sebagai suyubjek. Beberapa kelompok pemerhati hewan dengan kampanye
anti-penelitian mereke penelitian kesehatan yang akan datang memngambil
toindakan terhadap: 2 pertanyaan yang diajukann: 1. Haruskah hewan digunakan
sebgai subjek penelitian, apabila hewan digunakan dalam penelitian, mekanisme
apa yang menjamin bahwa mereka diperlakukan secara baik.

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 44

Etik dan Penelitian

Tugas Riset Keperawatan

ETIK DAN
PENELITIAN
Oleh:
Kelompok V
Nova Susanti
Andika Fernando
Syafrisar Meri A

04121005
04121017
04121032

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 45

Etik dan Penelitian

Padang, November 2007

Riset Keperawatan Kelompok V A04

Page 46

Anda mungkin juga menyukai