Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

INVENTARISASI HUTAN
PENGUKURAN TINGGI POHON
OLEH :
KELOMPOK 3

SITI NAPISAH

D1D010010

RIDHO WIJAYA

D1D010042

OKTAVIA ANGGRAINI

D1D010036

KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010/2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Pengukuran merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapat mengetahui
atau menduga potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas tertentu. Dalam
memperoleh data pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat merupakan faktor

penentu utama yangmempengaruhi keotentikan data yang diperoleh. Semakin bagus


alat yang dipergunakan maka semakin baik pula hasil pengukuran yang akan didapat.
Demikian pula halnya dengan kemampuan pengamat dalam pengukuran, semakin baik
dalam penggunaan suatu alat maka semakin baik pula data yang dikumpulkan.
Dalam inventarisasi hutan penaksiran volume tegakan diminimalkan pada salah satu
variabel penting. Volume tegakan selalu ditaksir dengan mengukur sejumlah pohon
dalam petak ukur sebagai sampel. Parameter pohon yang diukur dalam setiap petak
ukur tersebut adalah diameter (setinggi dada), tinggi dan jumlah pohon.
Penaksiran volume pohon dari sampel lapangan dan dari tegakan dilakukan melalui
pengukuran dan pohon-pohon seperti diameter pada setinggi dada dan pada ketinggian
lainnya dari cabang (pada pohon yang telah ditebang). Tinggi spesies pada ketinggian
tertentu dari batang, atau panjang pada sepanjang batang atau cabang-cabang dan
tebal kulit.
Volume merupakan salah satu parameter yang paling penting dalam inventore secara
obyektif. Sayangnya terlalu banyak dokumen inventore dimana itu tidak ditetapkan
secara jelas beberapa diameter setinggi dada minimum, beberapa bagian dari pohon
yang diperhitungkan, apakah volume dengan kulit atau tanpa kulit, apakah volume bruto
atau tidak memasukkan bagian-bagian yang cacat, yang kriteriannya adalah untuk tidak
menyertakan bagian-bagian yang cacat.
Penaksiran volume kayu yang masih berdiri hanya merupkaan langkah awal untuk
menghitung hasil akhir dalam inventore hutan,. Target yang lebih penting adalah
menaksir volume tegakan merupakan jumlah volume pohon yang terdapat disuatu areal
hutan. Konsep ini berlaku bila sampel yang diambil merupakan individu pohon. Untuk
kepentingan pengelolaan hutan yang perlu diketahui bukan hanya volume tegakan yang
ada sekarang saja, tetapi jjuga pertimbangan tegakan tersebut dimasa yang akan
datang khususnya selama jangka waktu perencanaan.

1.2.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui cara mengukur volume pohon
2. Untuk mengetahui cara menghitung volume pohon dengan benar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pengukuran dimensi pohon, volume pohon sangat penting dan diperlukan dalam
kegiatan inventarisasi hutan. Volume pohon juga dapat menduga tegakan dengan
menggunakan tabel tegakan maupun ditentukan denga beberapa penduga-penduga
volume dengan inventore hutan, keuntungannya jelas memungkinkan dari pengukuran
terperinci pada sejumlah terbatas dari p[ohin yang secara bijaksana dipilih dalam areal
hutan, penaksiran volume pohon yang objektif terdiri dari jumlah pohon yang lebih
banyak. Penaksiran volume pohon yang masih berdiri dapat dipisahkan menjadi 4 cara
yaitu :
1. Penaksiran secara okuler
2. Penaksiran volume dengan persamaan dan tabel volume
3. Penaksiran volume dengan mengukur diameter batang pada berbagai
ketinggian
4. Penaksiran volume dengan model pohon
Dalam penaksiran volume pohon yang masih berdiri ,seluruhnya hanya dapat dilakukan
dengan pengukuran-pengukuran secara tidak langsung (Loetsch danHaller, 1964).
Oleh karena bentuk pohon brvariasi menurut jenis atau kelompok jenis dan dari satu
lokasi kelokasi lainnya, maka dalam penyusunan perangkat pendugaan volume perlu
memperhatikan karakteristik tersebut. Perangkat pendugaaan volume pohon yang
bersifat umum untuk berbagai jenis dan lokasi hutan dapat meneyebabkan hasil dugaan
yang kurang teliti tidak akurat sehingga informasi massa tegakan yang dihailkan bisa
under atau over estimate (Wongsoetjitro, 1980).
Dari luas bidang dasar dapat ditaksir dua parameter yang penting untuk inventore
hutan, yaitu kepadatan bidang dasar (KBD) dan volume maupun tegakan. Bentuk
penampang lintang pohon yang tidak persis seperti lingkaran tidak dikoreksi disini,
melainkan dikoreksi dalam penaksiran volume tegakan dengan memasukkan faktor atau
bilangan bentuk, KBD dipakai sebagai kriteria untuk menyatakan kualitas tegakan pada
hutan tanaman Jati di Jawa. Nilai KBD ditentukan peranak petak dengan
membandingkan Luas Bidang Dasar (LBDS) tegakan dilapangan dengan LBD tabel
normal untuk bonita dan umur ynang sama. LBD lapangan diperoleh dari pengukuran
petak ukur lingkaran, tiappohon dalam petak ukur diukur diameternya, lalu dari itu akan
diketahui luas penampang lintang semua pohon sampel dan lalu luas bidang dasar
tegakan untuk satu hektar dapat dihitung. Bila suatu pohon yang berdiameter (d) dilihat
dengan alat ukur sudut tertentu dengan jarak berbeda-beda atau alat pengukuran sudut
tertentu dipakai untuk melihat pohon dengan diameter yang berbeda-beda dari suatu
tempat, maka ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi yaitu :

1. Semua penampamg lintang pohon berada dalam sudut pandang


2. Sudut pandang persis menyinggung penampang lintang pohon
3. Sebagian penampang pohon berada diluar sudut pandang
Luas bidang dasar tegakan juga mempunyai arti penting dalam inventore tegakan yang
menggunakan sampling titik. Tetapi luas bidang dasar dalam cara sampling ini tidak
dihitung seperti peada perhitungan KBD, melainkan ditaksir langsung dengan
menggunakan tongkat Bitterlich atau alat-alat turunannya sepert prisma baji, reloskop
dan sebagainya. Perangkat pendugaan volume pohon (berupa model atau rumus
maupun tabel) adalah salah satu perangkat penting dalam perencanaan pengelolahan
hutan. Salah satu jenis data yang diperlukan dalam perencanaan pengelolahan hutan
ialah dengan potensi atau masa tegakan. Pengumpulan data masa tegakan dilakukan
melalui kegiatan inventarisasi yang selalu melibatkan pendugaan volume pohon per
pohon. Oleh sebab itu, dalam setiap kegiatan pengelolahan hutan dituntut tersedianya
perangkat pendugaan volume pohon (Simon, 2007).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1.

Alat Dan Bahan


1. Sounto clinometer
2. Meteran
3. Gergaji
4. Tongkat kayu 3,5 m
5. Pohon Akasia
6. Alat tulis

3.2.

Waktu Dan Tempat

Praktikum mengenai pengukuran volume pohon ini dilakukan pada hari Selasa tanggal
15 November 2011, dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini
dilaksanakan di area hutan kampus Universitas Jambi, Mendalo Darat, Kabupaten Muaro
Jambi.

3.3.

Prosedur Percobaan
1. Membuat tongkat kayu sepanjang 3,5 m.
2. Letakkan tongkat kayu tersebut sejajar dengan pohon akasia
3. Mengukur persen sudut batas atas pohon akasia, batas atas tongkat 3,5 m,
batas setinggi 1,5 m, dan batas bwah pohon akasia.
4. Menebang pohon dengan gergaji dan membersihkan pohon tersebut dari
ranting-ranting kecil hingga batas atas bebas cabang.
5. Mengukur diameter pangkal pohon bekas ditebang
6. Memotong pohon menjadi tiga bagian.
7. Mengukur panjang masing-masing bagian mulai dari bagian neloid, paraboloid,
dan count.
8. Mengukur diameter pangkal log, tengah-tengah log, dan ujung log
9. Menghitung LBDS masing-masing log dengan rumus untuk menghitung
volumenya.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pengukuran LBDS dan Volume Pohon


1. Bagian Pangkal (Neloid)

Panjang batang yang dipotong 178 cm


Keliling pangkal = 75 cm

Keliling tengah = 65 cm

Keliling ujung = 63 cm

Mencari luas bidang dasar pangkal log (B)


B = D2

D = 23,08 cm = 0,2308 m

B = x 3,14 x (0,2308)2 m
B = 0,0418159 m2

Mencari luas bidang dasar tengah-tengah log (M)


M = D2

D = 20,7 cm = 0,207 m

M = x 3,14 x (0,207)2 m
M = 0,0336365 m2

Mencari luas bidang dasar ujung log (S)


S = D2

D = 20,06 cm = 0,2006 m

S = x 3,14 x (0,2006)2 m
S = 0,0315887 m2

1. Menghitung volume log dengan menggunakan rumus huber (V = ML)


Diketahui : M = 0,0336365 m2
L = 178 cm = 1,78 m
Ditanya

: V?

Jawab

: V = ML

V = 0,00336365 m2 x 1,78 m
V = 0,059873 m3

1. Menghitung volume log dengan menggunakan rumus smalian (V = ((B+S)/2)L)


Diketahui : B = 0,0418159 m2
S = 0,0315887 m2
L = 178 cm = 1,78 m
Ditanya

: V?

Jawab

: V = ((B+S)/2)L

1. Menghitung volume log dengan menggunakan rumus Newton (V =


((B+4M+S)/6)L)
Diketahui : B = 0,0418159 m2
S = 0,0315887 m2
M = 0,0336365 m2
L = 178 cm = 1,78 m
Ditanya

: V?

Jawab

: V = ((B+4M+S)/6)L

1. Bagian Paraboloid
Panjang batang yang dipotong 228 cm
Keliling tengah = 55,5 cm

Keliling pangkal = 61,5 cm

Keliling ujung = 54 cm

Mencari luas bidang dasar pangkal log (B)


B = D2

D = 19,58 cm = 0,1958 m

B = x 3,14 x (0,1958)2 m
B = 0,030045 m2

Mencari luas bidang dasar tengah-tengah log (M)


M = D2

D = 17,68 cm = 0,1768 m

M = x 3,14 x (0,1768)2 m
M = 0,245177 m2

Mencari luas bidang dasar ujung log (S)


S = D2

D = 17,2 cm = 0,172 m

S = x 3,14 x (0,172)2 m
S = 0,23223 m2

1. Menghitung volume log dengan menggunakan rumus huber (V = ML)


Diketahui : M = 0,245177 m2
L = 228 cm = 2,28 m
Ditanya

: V?

Jawab

: V = ML

V = 0,245177 m2 x 2,28 m
V = 0,559003 m3

1. Menghitung volume log dengan menggunakan rumus smalian (V = ((B+S)/2)L)


Diketahui : B = 0,030045 m2
S = 0,23223 m2
L = 228 cm = 2,28 m
Ditanya

: V?

Jawab

: V = ((B+S)/2)L

1. Menghitung volume log dengan menggunakan rumus Newton (V =


((B+4M+S)/6)L)
Diketahui : B = 0,030045 m2
S = 0,23223 m2
M = 0,245177 m2
L = 228 cm = 2,28 m
Ditanya

: V?

Jawab

: V = ((B+4M+S)/6)L

1. Bagian Count
Panjang batang yang dipotong 336 cm
Keliling pangkal = 54 cm

Keliling tengah = 43,5 cm

Keliling ujung = 35,5 cm

Mencari luas bidang dasar pangkal log (B)


B = D2

D = 17,2 cm = 0,172 m

B = x 3,14 x (0,172)2 m
B = 0,023223 m2

Mencari luas bidang dasar tengah-tengah log (M)


M = D2

D = 13,85 cm = 0,1385 m

M = x 3,14 x (0,1385)2 m
M = 0,01504 m2
Mencari luas bidang dasar ujung log (S)
S = D2

D = 11,3 cm = 0,113 m

S = x 3,14 x (0,113)2 m
S = 0,010023 m2

1. Menghitung volume log dengan menggunakan rumus huber (V = ML)


Diketahui : M = 0,01504 m2
L = 336 cm = 3,36 m
Ditanya

: V?

Jawab

: V = ML

V = 0,01504 m2 x 3,36 m
V = 0,050534 m3

1. Menghitung volume log dengan menggunakan rumus smalian (V = ((B+S)/2)L)


Diketahui : B = 0,023223 m2
S = 0,010023 m2
L = 336 cm = 3,36 m
Ditanya

: V?

Jawab

: V = ((B+S)/2)L

1. Menghitung volume log dengan menggunakan rumus Newton (V =


((B+4M+S)/6)L)
Diketahui : B = 0,023223 m 2
S = 0,010023 m2
M = 0,01504 m2
L = 336 cm = 3,36 m
Ditanya

: V?

Jawab

: V = ((B+4M+S)/6)L

BAB V
PENUTUP

5.1.

Kesimpulan

Dalam inventarisasi hutan penaksiran volume tegakan diminimalkan pada salah satu
variabel penting. Volume tegakan selalu ditaksir dengan mengukur sejumlah pohon
dalam petak ukur sebagai sampel. Parameter pohon yang diukur dalam setiap petak
ukur tersebut adalah diameter (setinggi dada), tinggi dan jumlah pohon.
Penaksiran volume kayu yang masih berdiri hanya merupkaan langkah awal untuk
menghitung hasil akhir dalam inventore hutan,. Target yang lebih penting adalah
menaksir volume tegakan merupakan jumlah volume pohon yang terdapat disuatu areal
hutan. Konsep ini berlaku bila sampel yang diambil merupakan individu pohon. Untuk
kepentingan pengelolaan hutan yang perlu diketahui bukan hanya volume tegakan yang
ada sekarang saja, tetapi jjuga pertimbangan tegakan tersebut dimasa yang akan
datang khususnya selama jangka waktu perencanaan.

Daftar Pustaka

http://juliusthh07.blogspot.com/2010/02/pengukuran-lbds-dan-volumepohon.html#ixzz1f9tNv1qi

Anda mungkin juga menyukai