Anda di halaman 1dari 12

1.

2.
3.
4.
5.

Apa itu titik triple air dan kapan terjadinya!


Jelaskan yang dimaksud dengan tingkat kesadahan air!
Apa itu H2O2 !
Buatlah kurva sorpsi isotermik !
Bagaimana cara destilasi ?

Jawab :
1. Titik Triple Air

Titik

tripel sebuah

tiga fase (gas, cair,

zat

dan padat)

merupakan temperatur dan tekanan di


zat

tersebut

berada

dalam

keadaan

mana

ketiga-

kesetimbangan

termodinamika. Titik tripel air digunakan untuk mendefinisikan Kelvin, satuan SI untuk
temperatur termodinamika. Angka yang diberikan untuk temperatur titik tripel air adalah
definisi eksak dan bukanlah hasil pengukuran. Titik tripel beberapa zat digunakan sebagai
titik acuan pada skala temperatur internasional ITS-90, berkisar dari titik tripel hidrogen
(13,8033 K) sampai dengan titik tripel air (273,16 K pada tekanan ).
Jika tekanan dinaikkan maka fasa zat berubah menjadi gas ( uap air ), jika tekanan
diturunkan akan menjadi cair, dengan catatan suhu dibuat konstan. Pada tekanan tetap, jika
suhu dinaikkan fasa zat berubah menjadi cair dan gas; jika suhu diturunkan fasa zat berubah
menjadi padat. Kombinasi tunggal antara tekanan dan temperatur di mana air, es, dan uap
air dapat berada bersama-sama dalam keadaan kesetimbangan yang stabil adalah tepat
273,16 K

(0,01 C)

dan

tekanan

parsial

611,73 pascal (sekitar

6,1173 milibar,

0,0060373057 atm). Pada titik tersebut, adalah mungkin untuk mengubah semua zat menjadi
es, air, atau uap air hanya dengan membuat perubahan yang cukup kecil pada tekanan dan
suhu sistem. Perlu diperhatikan bahwa, bahkan jika tekanan total sistem di atas 611,73 pascal,
apabila tekanan uap air tetap 611,73 pascal, kita masih dapat membuat air berada dalam titik
tripel.
2. Tingkat kesadahan air

Kesadahan adalah banyaknya garam-garam mineral yang larut yang kationnya bervalensi
dua, dimana kation tersebut pada umumnya terdiri dari Ca dan Mg dengan anion CO-2 dan
HCO3- dinyatakan dengan Mg/L CaCO3. Kalsium (Ca) di perairan berada dalam bentuk
karbonat dan bikarbonat yaitu merupakan senyawa yang umumnya terdapat, bahkan sering
melimpah dalam suatu perairan. Garam-garam karbonat dan bikarbonat tersebut merupakan
komponen penyangga essensial di perairan yang mengganggu kadar pH dan CO2. Dengan
demikian maka Ca yang terkandung didalam perairan sebagai petunjuk kesuburan perairan.
Sedangkan Magnesium (Mg) biasanya terdapat dalam larutan sebagai karbonat dan sifatsifatnya menyerupai bikarbonat. Satu perbedaan terdapat antara keduanya yaitu
MgCO2 sehingga jika CO2 diambil dari bikarbonat (misal dengan fotosintesis), maka
MgCO3 tidak mudah mengendap. Jika perairan yang kadar kalsiumnya rendah, maka untuk
meningkatkan kadar Ca dan Mg perlu dilakukan pengapuran. (Kordi, 1997)
Konsentrasi total dari ion logam yang bervalensi dua terutama Ca dan Mg yang
dinyatakan dalam mg/l setara CaCO3 menunjukkan tingkat kesadahan air. Total alkalinitas
dan kesadahan air umumnya sama besarnya. Namun pada beberapa perairan, total alkalinitas
mungkin lebih besar dari kesadahan atau sebaliknya. Bila total alkalinitas dan total kesadahan
terlalu rendah dapat ditingkatkan melalui penambahan kapur. Bila total kesadahan dan total
alkalinitas lebih tinggi dari yang diperlukan maka belum ada cara yang praktis untuk usaha
menurunkannya (Cholik.et.al, 1986).
Menurut Templeton (1984), kesadahan pada dasarnya menggambarkan kandungan Ca,
Mg dan ion-ion logam polivalen lainnya seperti Al, Fe, Mn,Sr, Zn, dan H yang terlarut dalam
air. Kation-kation tersebut terutama akan berkaitan dengan anion bikarbonat, karbohidrat dan
bila ada dengan sulfat. Tetapi karena hanya Ca dan Mg yang biasa terdapat dalam perairan
alami dalam jumlah yang ralatif besar, sedangkan ion-ion logam lainnya ada dalam jumlah
yang sedikit (dapat diabaikan). Maka biasanya kesadahan dapat dianggap hanya
menggambarkan kandungan kalsium dan magnesium yang terlarut dalam air.
Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air sadah atau
bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah air sadah, maka
sabun akan sukar berbuih, kalaupun berbuih, buihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui
jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan,
sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah air sadah tetap. Cara yang
lebih kompleks adalah melalui titrasi.
Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat
oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.

a. Air sadah sementara.


Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau
boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau
magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa
tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan
pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan
pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang
terjadi adalah:
Ca(HCO3)2 (aq) > CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Mg(HCO3)2 dipanaskan

CO2 (gas) + H2O (l)

+ MgCO3(s)

b. Air sadah tetap


Air sadah tetap adalah air sadah yang mengandung anion selain ion bikarbonat,
misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh
jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4),
magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat
(MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap,
karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk
membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu
dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan
adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan
karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+.
Reaksinya:
CaCl2 + Na2CO3 CaCO3 (S)+ 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 (S) + Na2SO4 (aq)
MgCl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (S) + CaCl2 (aq)
MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 (S)+ CaSO4 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas
dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.
DAMPAK KESADAHAN AIR

Menurut Sanropie dkk (1984), apabila kandungan CaCO3 atau MgCO3 dalam air itu
melewati batas 10 derajat Jerman akan menyebabkan, antara lain:

Mengurangi efektifitas kerja sabun


Menyebabkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat dari logam
Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler
Pipa air menjadi tersumbat
Sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air bersih
Dalam tubuh, kesadahan yang tinggi bisa menghasilkan endapan Ca oksalat yang
mengendap pada ginjal/saluran ginjal.

Selain itu keuntungan dari kesadahan air adalah sebagai berikut :

Mempunyai rasa yang lebih baik daripada air lunak.


Menyediakan kalsium yang diperlukan tubuh, misalnya untuk pembentukan gigi dan

tulang.
Senyawa timbal (dari pipa air) lebih sukar larut dalam air sadah. Timbal merupakan
racun bagi tubuh.

3. Hidrogen peroksida ( H2O2)

Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis Jacques
Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat
oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas
oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida
adalah auto oksidasi Anthraquinone.
H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air.
Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju
dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun. Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida
adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya

menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia
biasanya ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju dekomposisinya. Termasuk
dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan.
Berikut Manfaat Hidrogen Peroksida Yang Menakjubkan :

Memutihkan Pakaian
Tambahkan secangkir Peroksida untuk pakaian putih dalam cucian Anda untuk

memutihkannya. Peroksida berperan besar untuk menyingkirkan noda darah pada pakaian
dan karpet. Jika ada darah di pakaian, hanya tuangkan langsung di tempat noda, biarkan
selama sekitar satu menit, kemudian gosok dan bilas dengan air dingin. Ulangi bila perlu.

Kesehatan
Tubuh menghasilkan Hidrogen peroksida untuk melawan infeksi yang harus ada untuk

sistem kekebalan tubuh supaya berfungsi dengan benar. Sebuah sub-kelas Leukosit
disebut Neutrofil menghasilkan hidrogen peroksida sebagai garis pertama pertahanan
terhadap racun, parasit, bakteri, virus dan jamur.

Detoksifikasi Disaat Mandi


Gunakan sekitar 2 liter Hidrogen peroksida berkadar 3% dalam bak air hangat. Rendam

minimal 1/2 jam, menambahkan air panas yang diperlukan untuk menjaga suhu air nyaman.

Jamur Kaki
Untuk menyembuhkan jamur kaki, cukup semprotkan 50/50 campuran Hidrogen

peroksida dan air pada kaki (terutama jari kaki) setiap malam dan biarkan kering.

Kolon atau Enema


Untuk kolon, tambahkan 1 cangkir (8 ozs.) 3% H 202 kedalam 5 liter air hangat. (Jangan

melebihi jumlah ini) Untuk enema, tambahkan 1 sendok makan 3% H 202 untuk satu liter air
suling hangat.

Infeksi
Rendam infeksi atau luka dengan H2O2 3% selama lima sampai sepuluh menit beberapa

kali sehari. Bahkan gangren yang tidak sembuh dengan obat apapun bisa disembuhkan
dengan merendamnya dalam Hidrogen peroksida. Masukan setengah botol hidrogen
peroksida di bak kamar mandi Anda untuk membantu menyingkirkan bisul, jamur atau
infeksi kulit lainnya.

Infeksi Tungau

Pasien yang terinfeksi oleh tungau kecil melaporkan bahwa hidrogen peroksida efektif
membunuh tungau pada kulit mereka. Mereka semprotkan pada kulit mereka beberapa kali
(dengan beberapa menit di antara aplikasi) dengan hasil yang luar biasa.

Infeksi Sinus
Sesendok makan 3% Hidrogen peroksida ditambahkan ke 1 cangkir air non-diklorinasi

dapat digunakan sebagai obat semprot hidung. Tergantung pada derajat keparahan sinus,
harus di sesuaikan jumlah peroksida yang digunakan.

Perawatan Luka
3% H2O2 digunakan medis untuk membersihkan luka, menghilangkan jaringan yang

mati. Peroksida juga berfungsi memperlambat luka pendarahan / mengalir. Beberapa sumber
merekomendasikan perendaman infeksi atau luka selama lima sampai sepuluh menit
beberapa kali sehari. Namun, mencuci dan membilas luka sebenarnya sudah cukup. Jangan
meninggalkan larutan H2O2 pada jaringan terbuka untuk waktu yang lama, Hidrogen
peroksida menyebabkan kerusakan ringan pada jaringan di luka terbuka. Oleh karena itu
penting untuk menggunakannya dengan hati-hati.

Kumur / Perawatan Gigi


Penyembuhan : Ambil sebanyak 1 cup (cup kecil yang disertakan dengan botol) dan

tahan di mulut Anda selama 10 menit setiap hari, kemudian meludahkannya. Anda tidak akan
memiliki sariawan dan gigi akan lebih putih. Jika memiliki sakit gigi dan tidak bisa ke dokter
gigi segera, tempatkan sebanyak 1 cup 3% Hidrogen peroksida ke dalam mulut dan tahan
selama 10 menit beberapa kali sehari. Rasa sakit akan berkurang.
Banyak orang tidak menyadari bahwa hidrogen peroksida adalah obat kumur yang sangat
efektif dan murah. Gunakan 3% H202 - menambahkan sejumput klorofil cair untuk penyedap
jika diinginkan.

Pasta gigi
Gunakan baking soda dan cukup tambahkan 3% H202 untuk membuat pasta gigi.

Sikat gigi
Hanya celupkan sikat gigi dalam 3% H 202 dan sikat. Rendam sikat gigi di Hidrogen

peroksida untuk menjaga terbebas dari kuman.

Bleaching untuk Rambut


Peroksida adalah zat pemutih dan digunakan untuk meringankan warna rambut.

Encerkan 3% Hidrogen peroksida dengan air (50/50) dan semprotkan pada rambut basah
Anda setelah mandi dan sisir. Rambut Anda terlihat lebih alami jika rambut Anda adalah

cokelat muda. Hal ini juga mencerahkan warna rambut secara bertahap sehingga tidak
berubah drastis.

Lensa Kontak
Hidrogen peroksida digunakan sebagai disinfektan untuk lensa kontak tanpa perlu

dibilas, karena kemampuannya untuk memecah protein yang ada pada lensa, sehingga
meningkatkan kenyamanan bagi mereka yang memiliki mata sensitif.

Sanitasi / Disinfektan / Pembersih


Bersihkan counter dan meja dengan hidrogen peroksida untuk membunuh kuman dan

meninggalkan bau segar. Gunakan hidrogen peroksida untuk membersihkan kaca dan cermin
tanpa perlu dipoles.

Mencuci Sayuran
Gunakan sebagai pencuci sayuran atau merendamnya untuk membunuh bakteri dan

menetralisir bahan kimia. Tambahkan 1/4 cangkir 3% H202 ke wastafel penuh air dingin.
Rendam sayuran berkulit tipis (selada air, bayam dan sejenisnya) 20 menit, sayuran berkulit
tebal (seperti mentimun) 30 menit. Tiriskan dan keringkan.Memperpanjang usia kesegaran
sayuran. Jika waktu adalah masalah, semprot sayuran (dan buah-buahan) dengan larutan 3%
H2O2. Diamkan selama beberapa menit, bilas dan keringkan.
4. Kurva sorpsi isotermik

disorbsi
kadar air
absorbsi

aw

keterangan :
= disorbsi (menyerap dari biji-bijian)

= absorbsi (menguap dari bahan basah)


5. Destilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses

ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap
pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
1. Distilasi Konvensional
Distilasi konvensional merujuk pada distilasi sederhana yang sering dilakukan di
laboratorium pendidikan. Proses distilasi berlangsung jika campuran dipanaskan dan
sebagian komponen volatil menguap naik dan didinginkan sampai mengembun di dinding
kondensor. Destilat ini ditampung di sebuah tempat baru. Pada distilasi sederhana ini tidak
digunakan refluks sebagai kolom fraksionasi. Destilat akan diembunkan dan dialirkan turun
ke tempat penampungan seperti terlihat pada Gambar 5.9. Dalam distilasi sederhana
memang tidak terjadi fraksionasi pada saat kondensasi karena komponen campuran tidak
banyak. Jika campuran terdiri dari banyak komponen maka cara sederhana ini tidak dapat
digunakan karena kondensat atau destilat yang didapat masih merupakan campuran juga.

Pada praktiknya, distilasi sederhana sangat sulit untuk mernisahkan komponen campuran
dengan sempurna. Destilat yang tertampung masih berupa campuran dan harus dianalisis
lebih lanjut. Distilasi konvensional juga sangat tidak praktis untuk mernisahkan campuran
berkomponen banyak. Di lain pihak distilasi sederhana sering digunakan untuk tujuan
pemurnian sampel dan bukan pemisahan kimia dalam arti sebenarnya. Distilasi sederhana
juga sering digunakan untuk keperluan di laboratorium kirnia untuk menggambarkan proses
pernisahan sederhana.
2. Destilasi fraksional
Distilasi fraksional sangat bergantung pada kondisi campuran yang akan dipisahkan.
Jumlah piring teoretis yang dilukiskan dalam persamaan Fenske dan secara operasional masih
ada beberapa koreksi dari apa yang telah dikemukakan pada persamaan Fenske. Metode
McCabe- Thielle memperhitungkan garis aktual yang berbeda dari garis operasi ideal (garis
X =Y). Dengan demikian, dalam metode ini ada garis baru di dekat garis operasi yang

memperhitungkan kemungkinan perbedaan komposisi cair dan uap yang diasumsikan


konstan. Rasio refluks dalam hal ini memang sangat bergantung pada kondisi eksperimen,
campuran yang dipisahkan dan hasil yang diharapkan.
Jika dibandingkan dengan distilasi sederhana biasa, distilasi fraksi minyak bumi
dapat digunakan sebagai contoh. Pada Gambar 5.10 digambarkan perubahan titik didih lawan
persentase destilat yang memiliki pola berbeda antara distilasi fraksional dengan 100 piring
teoretis dan distilasi sederhana biasa. Pada distilasi fraksional setiap pemisahan komponen
dilukiskan dengan bagian kurva yang mendatar dan berubah menurut temperatur. Pada
distilasi biasa di mana tidak digunakan pemisahan fraksi-fraksi destilat karena kondisi
eksperimennya.

Dengan

sendirinya

tidak

ada

garis

mendatar

pada

grafik

temperatur vs persentase destilat. Untuk tujuan pemurnian sering digunakan distilasi


sederhana.

3. Distilasi Vakum
Distilasi vakum dilakukan dengan menurunkan tekanan, dari beberapa ratus mmHg
sampai 0,001 mmHg atau hampir vakum. Tujuan utamanya adalah menurunkan titik didih
cairan yang bersangkutan. Hal ini dilakukan jika senyawa-senyawa target mudah
terdekomposisi pada titik didihnya atau jika titik didih senyawa target susah untuk dicapai.
Tambahan lagi, volatilitas relatif juga meningkat jika tekanan diturunkan.
Dengan demikian, rancangan peralatan distilasi tidak sederhana karena memerlukan
sistem tertutup. Kolom distilasi biasanya mempunyai desain sebagai kolom berisi dan
tertutup (packed column) untuk distilasi fraksional. Distilasi vakum tinggi (high vacuum
distillation) dilakukan untuk tekanan 1-50 mmHg. Di bawah 1 mmHg distilasi dilakukan
dengan kolom fraksionasi khusus. Distilasi vakum sangat berhubungan dengan distilasi
fraksional. Untuk kolom fraksionasi besaran yang digunakan untuk menentukan
keberlangsungan proses adalah HETP (height equivalent to a theoreticai plates) di mana
harga HETP rendah merupakan indikasi sistem yang baik.
4. Distilasi Uap

Distilasi uap dilakukan untuk mernisahkan komponen campuran pada temperatur lebih
rendah dari titik didih normal komponen-komponennya. Dengan cara ini pernisahan dapat
berlangsung tanpa merusak komponen-komponen yang hendak dipisahkan. Cara ini dapat
dipilih jika komponen-komponen yang dipisahkan sensitif terhadap panas dan harus dijaga.
Ada dua cara melakukan distilasi uap. Yang pertama adalah dengan menghembuskan uap
secara kontinu di atas campuran yang sedang diuapkan. Cara kedua adalah dengan cara
mendidihkan senyawa yang dipisahkan bersama dengan pelarut yang diuapkan. Komponen
yang dipisahkan dididihkan bersama-sama dengan pelarutnya. Tekanan parsial dari
komponen ini secara bertahap akan mencapai kesetimbangan tekanan total sistem.
Dalam model distilasi uap ini temperatur dari komponen yang dipisahkan dapat
diturunkan dengan cara menguapkannya kepada uap pembawa (carrier),biasanya uap pelarut.
Temperatur penguapan dalam hal ini lebih rendah dari temperatur didih senyawa-senyawa
yang dipisahkan. Hal ini juga untuk menjaga agar senyawa-senyawa komponen yang
dipisahkan tidak rusak karena panas. Jika pelarutnya air maka uap pelarut adalah uap air. Uap
pelarut ini akan membawa serta komponen.
5. Distilasi Azeotropik
Tipe distilasi semacam ini biasa digunakan untuk campuran azeotropik di mana
komponen campuran yang dipanaskan bersama-sama membentuk titik azeotropik karena sifat
kimia yang berbeda dari komponen-komponen yang ada dalam campuran. Dengan demikian,
pemisahan bertahap dengan cara distilasi biasa tidak menguntungkan. Biasanya hal ini diatasi
dengan menambahkan sebuah senyawa lain yang akan mengubah volatilitas relatif dari
senyasenyawawa- dalam campuran agar mudah dipisahkan. Senyawa-senyawa aditif ini biasa
disebut sebagai "entrainer" yang berupa senyawa-senyawa yang mengubah "sisa" dari proses
distilasi pada komposisi tertentu.
Kebanyakan sistem azeotropik membentuk titik didih bersama di bawah titik didih
normal masing-masing komponen. Sistem ini disebut mempunyai sebuah minima. Ada
beberapa sistem azeotropik memiliki sebuah maksima, namun yang sering terjadi adalah
sistem-sistem yang memiliki minima. Gambaran mengenai proses distilasi dari campuran
yang mempunyai minima dapat dilihat pada Gambar 5.11.
Sebagai contoh, komposisi (1) dan (2) didapat dari dua buah temperatur distilasi sistem
azeotrop dengan sebuah minima. Atau dalam satu temperatur kita mendapatkan dua buah
komposisi A maupun B yang jauh berbeda. Hal ini menyulitkan pemisahan secara teknis.
Dalam temperatur yang mirip kita dapatkan dua buah komposisi A dan B sekaligus.

Pada praktiknya, campuran etanol dan air juga merupakan sebuah campuran azeotropik
dengan sebuah minima di suhu 78,15C di mana komposisi etanol mencapai 96,5%. Sistem
seperti ini disebut sistem yang mengalami deviasi positif, dalam arti tekanan uap total lebih
tinggi dari tekanan uap murni masing-masing komponen. Ada beberapa jenis interaksi antara
molekul air dan etanol sehingga memberikan deviasi dari keadaan campuran sempurna.
Namun hal ini menguntungkan karena etanol hampir murni didapat pada temperatur
minimanya. Untuk menghilangkan sedikit sisa komponen airnya (3,5%) diberikan
sebuah entrainer dan dalam hal ini benzena merupakan entrainer yang serig dijadikan contoh.
Selanjutnya akan terbentuk campuran azeotrop baru dengan titik didih minimal lebih rendah,
yakni :
Tabel 5.2 Beberapa jenis campuran azeotropik.
Dengan titik didih minimum
Komponen,%
Titik
66,7 Benzena
33,3 Isopropanol
11,7 tert-Butanol
88,3 Air
44 Metanol
56 Etil asetat
Dengan titik didih

didih

murni, C
80,2
82,5
82,8
100,0
64,7
77,1

maksimum
Komponen,%

Titik

31,3 Asam asetat


68,7 Trietilamina
77 Asam format
23Air
42 Fenol
58 Anilin

murni, C
.118,0
89,4
101
100
181,5
184,4

komponen Titik

didih

minumum C
71,9
79,9
62,3

didih

komponen Titik
minumum C
162
107,1
186,2

didih

6. Distilasi Ekstraktif
Metode ini adalah gabungan dari metode distilasi dan metode ekstraksi. Metode ekstraksi
terjadi melalui pelarutan senyawa target pada pelarut yang dapat memisahkan berdasarkan
tipe molekul, dan dilain pihak metode distilasi terjadi dengan pendidihan dan perubahan fase
komponen menjadi gas. Walaupun demikian, tipe distilasi ini tidak terlalu menguntungkan
sehingga jarang digunakan untuk pemisahan analitik.
Distilasi ekstraktif mirip dengan distilasi azeotropik dalam hal penambahan senyawa lain
untuk mempermudah proses pemisahan. Dalam hal ini entrainerdisebut juga pelarut yang
melakukan ekstraksi karena senyawa yang ditargetkan dapat larut dengan baik dalam pelarut
yang dipilih. Pelarut yang diberikan dimaksudkan untuk mengubah volatilitas relatif salah
satu komponen dan mengubah titik didih campuran. Namun, berbeda dengan distilasi
azeotropik, pelarut atau entrainer ini sebaiknya sangat tidak volatil dan mempunyai interaksi
spesifik dengan salah satu dari komponen campuran, dengan kata lain, pelarut sanggup
melarutkan senyawa komponen dengan baik. Dengan demikian, campuran yang menyatu
dengan entrainer ini akan menempati labu distilasi di bagian bawah karena massa jenis lebih
besar sehingga mudah dipisahkan. Salah satu contoh penggunaan distilasi ekstraktif ini
adalah untuk memisahkan benzena dan sikloheksana dengan menggunakan fenol sebagai
pelarut pengekstraksi.

Anda mungkin juga menyukai