Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN VII STRUKTUR MOLEKUL DAN


REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


PERCOBAAN VII
STRUKTUR MOLEKUL DAN REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL

OLEH :

NAMA : ASMAN SADINO


NIM : F1F1 12 092
KELAS :C
KELOMPOK :V
ASISTEN : AGUNG WIBAWA MAHATVA YODHA, S.Si

LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013

STRUKTUR MOLEKUL DAN REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK DENGAN


MENGGUNAKAN MODEL-MOLEKUL

A. Tujuan Percobaan
1. Memberikan pengalaman bekerja dengan menggunakan model molekul.
2. Memberikan pengalaman mengenai visualisasi senyawa-senyawa organik dalam tiga
dimensi.
3. Mengilustrasikan reaksi-reaksi kimia.

B. Landasan Teori
Kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang dari
benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu pengetahuan mengenai kimia
organik tak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan. Misalnya, karena sistem
kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa organik, hampir semua bidang yang
berurusan dengan tanaman, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada prinsip
kimia organik (Fessenden, 1997).
Ada tiga jenis gaya antarmolekul, yaitu gaya dipol-dipol, gaya London, dan
ikatan hidrogen. Gaya dipol-dipol dan gaya London dapat dianggap sebagai satu
jenis gaya, yaitu gaya van der Waals. Gaya antarmolekul adalah gaya aksi di antara
molekul-molekul yang menimbulkan tarikan antarmolekul dengan berbagai tingkat
kekuatan. Kekuatan gaya antarmolekul lebih lemah dibandingkan ikatan kovalen
maupun ikatan ion Pada suhu tertentu, kekuatan tarikan antarmolekul menentukan
wujud zat, yaitu gas, cair, atau padat. Ikatan kimia merupakan gaya tarik menarik di
antara atom-atom yang berikatan, sedangkan gaya antarmolekul merupakan gaya
tarik menarik di antara molekul (Fariza, 2009).
Pemodelan molekul merupakan suatu cara untuk menggambarkan atau
menampilkan perilaku molekul atau system molekul sebagai pendekatan dengan
keadaan yang sebenarnya. Pemodelan molekul dilakukan dengan menggunakan
metode-metode mekanika kuantum, mekanika molekuler, minimasi, simulasi, analisis
konformasi serta beberapa metode kimia komputasi lain yang memprediksi perilaku
molekul. Pemodelan molekul dengan metode mekanika molekuler medan gaya
digunakan untuk molekul besar yang tidak mungkin dihitung dengan metode
mekanika kuantum. (Kasmui dkk, 2010).
Pemodelan molekul dapat digunakan untuk merancang suatu molekul
sebelum dibuat di laboratorium sehingga dapat diperoleh molekul yang diinginkan
secara efisien. Pemodelan molekul merupakan salah satu bagian komputasi kimia
tentang studi struktur molekul, yang mempelajari tentang struktur, sifat,
karakteristik dan kelakuan suatu molekul (Presetya dkk, 2011).
Posisi atom karbon memberikan kondisi spesifik yang mengakibatkan setiap
atom karbon pada molekul organik mempunyai harga puncak atau pergeseran kimia
NMR yang spesifik pula. Setiap atom karbon pada molekul mempunyai harga puncak
atau pergeseran kimia NMR yang tergantung pada posisi atom karbon di dalam
struktur molekul tersebut. Sifat tersebut yang akan membedakan molekul satu
dengan molekul lain. Banyaknya puncak serta harga NMR inilah yang dipakai sebagai
dasar penentuan suatu molekul. Untuk itu penentuan struktur molekul senyawa
bioaktip berdasar data NMR yang ada supaya bisa lebih cepat dan tepat dilakukan
dengan bantuan program komputer yang kita kembangkan dan kita sajikan dalam
kesempatan ini. Program semacam ini, belum pernah dikembangkan di Indonesia,
meskipun program serupa telah dikembangkan di negara maju, untuk struktur
molekul senyawa organik pada umumnya (Kardono, 2008).
Salah satu kelas besar dalam golongan aromatik adalah senyawa – senyawa
yang memiliki induk hidrokarbon C6H6, yang sekarang disebut sebagai
benzena. Rumus molekul inti benzene yang berupa cincin enam karbon dengan
lingkaran ditengahnya digunakan untuk menunjukkan bahwa posisi keenam karbon
tersebut setara dan elekron phi terdelokalisasi pada cincin tersebut. Struktur
benzena yang lebih tepat memang telah ditentukan akan tetapi rumus kimia
C6H6memberikan kemungkinan lain untuk senyawa kimia. Senyawa – senyawa lain
yang memiliki rumus C6H6 ini kita kenal sebagai isomer benzena. Benzena yang juga
merupakan induk dari senyawa – senyawa aromatic relative stabil sekalipun
senyawa turunannya melalui bermacam – macam tahap reaksi. Hal ini kontras
dengan rasio karbon : hidrogen yang rendah, yang menunjukkan bahwa strukturnya
tak jenuh (Purtadi, 2002).
Pemilihan huruf "s", "p", "d", "f" berasal dari sistem lama dalam
mengkategorikan garis spektra, yakni "sharp", "principal", "diffuse", dan
"fundamental". Dalam metana (CH4) atom karbon mempunyai empat ikatan kovalen
terhadap hidrogen. Setiap katan C-H mempunyai panjang ikatan 1,09A. Sudut ikatan
antara setiap ikatan C-H adalah 109,5o. Dari bukti eksperimen ini, jelaslah karbon
tidak membentuk ikatan orbital atom s dan 3 orbital p. Bila demikian halnya,
keempat ikatan C-H tak akan ekuivalen. Menurut teori mutakhir, keempat ikatan
kovalen ini timbul dari hibridisasi lengkap keempat orbital atomnya (orbital 2s dan
orbital 2p). Untuk memberikan keempat orbital sp3 yang ekuivalen. Agar ini terus
dapat terjadi, satu elektron dari 2s harus ditingkatkan keorbital 2p yang masih
kosong. Bila karbon terikat ke atom yang lain oleh ikatan rangkap 2, atom berada
dalam hibridisasi sp2. Untuk membentuk orbital ikatan sp2 karbon menghibridisasi
orbital 2s nyahanya dengan orbital 2p nya. Masing-masing orbital sp2 mempunyai
bentuk yang sama seperti sp3 dan mengandung satu elektron yang dipakai untuk
berikatan (Fessenden, 1997).

Anda mungkin juga menyukai