Pokok Bahasan
Tujuan
Tempat
Waktu
Sasaran
: Skill play
15/08/08
1.
2.
Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3.
4.
5.
6.
7.
suatu permainan
8.
9.
Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
10.
Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah
RENCANA PELAKSANAAN :
N
Terapis
Waktu
Subjek terapi
Persiapan
keluarga siap
1. Menyiapkan ruangan.
2. Menyiapkan alat-alat.
3. Menyiapkan anak dan keluarga
2
Proses :
1. Membuka proses terapi bermain
1 menit
15/08/08
Menjawab salam,
2 menit
Memperkenalkan diri,
Memperhatikan
permainan.
3. Mengajak anak bermain .
4. Mengevaluasi respon anak dan
keluarga.
7 menit
Penutup (1 menit).
Menyimpulkan, mengucapkan salam
Metode
: Bermain bersama
Media
Materi
: Terlampir
Leader 2
: Dega Agassa S.
Notulen
: Sih Mikuwati
Fasilitator
: Fika Nuraini
15/08/08
SETTING
Keterangan :
: Leader
: Notulen
: Peserta/ Klien/Anak
: Keluarga Klien
: Fasilitator
EVALUASI
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
15/08/08
1. A.
PENDAHULUAN
15/08/08
sedikit frekuensinya dan hal inlhah yang membuat anaknsemakin jenuh di Rumah
sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima perawatan
dan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit
membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal,
antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga nak tidak mampu
beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya orangorang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya.
Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan Kepanjen, di
mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah
yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa melakukan aktifitas
sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi
Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu tindakan
keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan anak
sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya.
1. B.
PRESCHOOL
1. Pengertian Preschool
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anakanak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000),
anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan
perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga
terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB
berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.
2. Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang dari 900
kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada
tahun kelima sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8
kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat menggambar dengan banyak komentar
15/08/08
3. Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan
sendiri,rentang perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam
permainan sering mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah
mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dank eras kepala
atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat kebanggan dalam
pencapaian,masih mempunyai banyak rasa takut.padaakhir usia prasekolah anak
sudah jarang memberontak,lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih
bertanggungjawab,mencoba untuk hidup berdasarkan outran,bersikap lebih
baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.
Personal social
di anggap di masyarakat
4. Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir
dan berperilaku,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep tentang
ruang,dan mulai dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda. Tahun
keempat anak berada pada fase inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu
15/08/08
Memanjat
Menaiki sepeda roda tiga
Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi
15/08/08
6. Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
1. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
1. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan
sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton
televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain,
yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.
15/08/08
15/08/08
Menyanyi
Alat olahr raga, masak, menghitung
Mobil mobilan dll.
1. C.
2. 1.
1. 2.
Keuntungan Menggambar
15/08/08
11.
1. 3.
Metode menggambar
1. 4.
15/08/08
menggambar.
5. Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan
Membedakan warna dan bentuk gambar
Menulis dan mengambar
Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.
DAFTAR PUSTAKA :
Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.
Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta
http://zaebetterhealth.blogspot.com/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usiaprasekolah.html
http://jauharieffendy.blogspot.com/2008/08/pembelajaran-menggambaruntuk-anak.html
15/08/08