Di susun oleh :
Adi Setiadi A01201593
I.KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang
tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.
(Brunner & Sudarth, 2002)
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu.
(Suyono, 1999)
B. ETIOLOGI (kasuari, 2002)
1. faktor penyebab :
a.
Aterosklerosis.
Spasme
Arteritis
-
Faktor sirkulasi :
Hipotensi
Stenosos aurta
insufisiensi
-
Faktor darah :
Anemia
Hipoksemia
polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat :
-
Aktifitas berlebihan
Emosi
hypertiroidisme
c.
Kerusakan miocard
Hypertropimiocard
Hypertensi diastolic
2. Faktor predisposisi :
a.
jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause
hereditas
Mayor :
hiperlipidemia
hipertensi
Merokok
Diabetes
Obesitas
Diet tinggi lemak jenuh, kalori
-
Minor:
Inaktifitas fisik
Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
Stress psikologis berlebihan.
C.
Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya diatas region
sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
b.
Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.
c.
Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke
bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d.
Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional), menetap
selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin
(NTG).
e.
f.
Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau kepala terasa
melayang dan mual muntah.
g.
Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati yang
menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).
2. Laborat
Pemeriksaan Enzim jantung :
a.
CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24
jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal
c. AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali
normal dalam 3 atau 4 hari
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris. Setelah
ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang Q/QS
yang menandakan adanya nekrosis.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal hipokalemi,
hiperkalemi
4. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan
proses inflamasi
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dan
konfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a.
Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi atau luasnya
IMA
II.ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS AMI
Tuan A (55 tahun) dirawat di RS X, karena menderita akut miokard infark. Tuan A menderita
penyakit ini sudah 6 bulan yang lalu. Tuan A mengeluh nyeri dada sebelah kiri, nyeri dirasa
menjalar ke bahu hingga lengan kiri, nyeri hilang dengan istirahat, nyeri dan sesak nafas
bertambah saat aktifitas.Didapatkan data klien Tuan A merasa nyeri, terlihat meringis menahan
sakit, selalu memegang area nyeri, klien membatasi nyerinya dengan membatasi aktifitas
karenanya nyerinya berskala 7, wajah klien terlihat pucat, cemas, keluar keringat dingin,
terpasang oksigen 3 lt/menit, suhu 37,5o C, Nadi 110 kali/menit, posisi semifowler, terpasang
infuse 20 tpm, TD 130/100 mmHg, RR 30 kali/menit.
A.PENGKAJIAN
1. BIODATA
Nama
: Tn A
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan
: SMA
2. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama:
Pasien datang ke IGD rumah sakit X tanggal 8 Oktober dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri
yang muncul secara tiba-tiba dan menjalar ke bahu kiri hingga lengan kiri.
Riwayat kesehatan sekarang:
Pasien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri yang muncul secara tiba-tiba dan menjalar ke
bahu hingga lengan sejak 6 bulan yang lalu dan disertai sesak nafas dan nyeri bertambah ketika
beraktivitas ringan. Lalu pasien dibawa ke ruang IGD rumah sakit X dari pemeriksaan fisik
didaptkan nadi 110x/menit, pernafasan 30x/menit, suhu 37,5C, tekanan darah 130/100mmHg,
BB 85 kg, TB 170cm. Di ruang IGD klien mendapat terapi O2 dengan kecepatan 3 liter/menit
dengan posisi tidur semi fowler dan. Setelah kondisi pasien mulai stabil pasien lalu dipindah ke
ruang kamboja.
Sebelum sakit pasien mampu melakukan aktifitasnya sendiri/mandiri.Selama sakit pasien tidak
dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri tetapi dibantu keluarga.
c. Pola istirahat tidur
Pasien mengatakan sebelum sakit sehari tidur 6-7 jam/hari namun sejak sakit pasien mengatakan
sulit tidur akibat nyeri yang dirasakan.
BB
: 85 kg
TB
: 170 cm
B : Biomecanical
C : Clinical
D : Diit
: pasien diberikan diit bubur halus rendah garam dan air putih
E : Energi
e. Pola eliminasi
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB hanya 1x/hari, konsistensi lembek warna kuning,
bau khas dan BAK 5-7x/hari warna jernih kekuningan. Saat sakit BAB pasien 1 x sehari dengan
konsistensi lembek warna kuning bau khas , BAK 2x/hari. 100 cc warna kuning.
dideritanya saat
ini.
2.
Ideal diri
dll).
4.
Gambaran diri
akibat nyeri berat yang dirasakan hilang setelah minum obat dan kambuh beberapa saat
kemudian.
5. Peran diri
manager perusahaan dan sebagai kepala keluarga dan ayah dari anaknya.
h. Pola koping
Pasien mengatakan dalam mengatasi masalahnya pasien meminta saran dan dukungan dari istri
dan orang terdekatnya.
i.
j.
Keadaan umum
1. Tanda-tanda vital
suhu
: 37,5 0 C
nadi
: 110 x/menit
TD
: 130/100 mmHg
Pernafasan
: 30 x/menit
BB
: 85 kg
TB
: 170 cm
a. Kepala
Inspeksi : Muka simetris,rambut warna putih, kulit kepala kotor, tak ada lesi, wajah menyeringai
menahan nyeri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan/benjolan/massa pada kulit kepala
b. Kulit, Rambut, Kuku
Inspeksi : warna kulit sawo matang,
Rambut jarang, distribusi rata
Bentuk kuku normal
Palpasi : kulit teraba dingin
Kelembapan
: kulit lembab
Tekxtur
: kasar
Turgor kulit
: tidak elastisitas
Cavilary refill
: 4 detik
c. Mata
Inspeksi : mata simetris, konjungtiva anemis
Pupil isokor
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bola mata
2. Telinga
Inspeksi : telinga simetris, ada kotoran pada lubang telinga, tidak ada Lesi pada telinga
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kedua telinga
3. Hidung
Inspeksi : hidung tampak simetris, hidung agak kotor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada lubang, tidak ada massa pada hidung
4. Mulut
Inspeksi : Mulut tampak simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir tampak
Kering, gigi tidak lengkap
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada mulut dan tidak ada massa pada mulut
5. leher
Inspeksi : leher tampak simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Dada
Inspeksi
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada massa pada dada, fokal
7. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
10. Genetalia
Normal, pasien tidak terpasang kateter urin
Keterangan:
0 = paralisis total
1 = tidak ada gerakan, teraba atau terlihat adanya kontraksi oto
2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan
3 = gerakan normal menentang gravitasi
4 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit penahanan
5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan pen
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
ST elevasi pada lead II, III, aVF
1. Pemeriksaan Laboratorium
Range
11,5 16,00??????????
HCT : 36,5 %
37,0 47.0
MCV : 67 m3 80 100
WBC
: 12,5 h 103/mm3 4 10
NEU : 75 lt
40,0 74,0
PCT : 0,426 %
0.150 0,500
PDW : 9,81 %
11,0 18,0
11,0 16,0
32 36
CKMB : 100
LDH : 4000
ANALISA DATA
NO
1
DATA FOKUS
DS:
DO:
2
DS=
ETIOLOGY
Ventilasi perfusi
PROBLEM
Gangguan pertukaran
gas
DO=
3.
Tidak mengetahui
sumber sumber
informasi
DS=
DO=
Kurang pengetahuan
INTERVENSI
Hari/tgl
Rabu
10/10/201
3
N
o
dx
1
Tujuan KH
Intervensi
Paraf
dengkur
Monitor pola nafas :
bradipena,
takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
Catat lokasi trakea
Monitor kelelahan otot
diagfragma
(gerakan
paradoksis)
Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara
tambahan
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskultasi crakles dan
ronkhi pada jalan napas
utama
auskultasi
suara
paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
Menyatakan
rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
Analgesic Administration
Tentukan
lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat
nyeri
sebelum
pemberian obat
Cek
instruksi
dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih
analgesik
yang
diperlukan atau kombinasi
dari
analgesik
ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung
tipe
dan
beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)
3x24
jam
5. Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengna cara
yang tepat
6. Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
7. Hindari
harapan
yang
kosong
8. Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang
tepat
9. Diskusikan perubahan gaya
hidup
yang
mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
proses
pengontrolan
penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
11. Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan
second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup
atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang
tepat
14. Instruksikan
pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi
perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
IMPLEMENTASI
Hari/tgl
No
dx
Implementasi
Respon
Paraf
Rabu
10/10/2013
1. Memantau
nyeri.
tekan, nyeri datang bila
2. Memberikan informasi.
bernafas, skala nyeri di
3. Memonitor TTV.
4. Mengajarkan
teknik daerah dada
distraksi relaksasi.
2. Pasien kooperatif.
5. Memberikan
lingkungan
3. TD : 130/90 mmHg
yang nyaman.
N : 100 x/ menit
6. Mengatur
posisi
yang
R : 28 x/ menit
nyaman.
7. Berkolaborasi
pemberian
S : 36C
analgetik
4. pasien kooperatif
5. pasien nyaman dengan
suasana tenang
6. Pasien nyaman denggan
posisi semifowler.
7.
Pasien
diberi
obat
ketorolac
1.
2.
3.
4.
5.
mengkaji RR
1.RR : 28
memposisikan semifoler
2.pasien nyman dengan
mengkaji bunyi nafas
memberikan terapi oksigen
posisi semifowler
mengajarkan tehnik nafas
3.pemberian
terapi
dalam
terlaksana,pasien kooperatif
6. mengkolaborasi pemberian
4.pasien kooperatif
obat
5.pasien kooperatif
6.pemberian obat terlaksana
-
Memonitor TTV
Memonitor suara jantung
Memonitor
pernafasan
Memonitor aktifitas yang
menyebabkan
meningkat
frekuensi
TTV
TD : 130/90
S :36C
N : 100 x/menit,
R : 28x/menit
Masih ada bunyi
tambahan
Pasien di
keluarga
aktifitas
bantu
saat
penurunan
output
Melakukan EKG
cardiac
EVALUASI
HARI/TGL
No
Evaluasi
dx
Rabu
A
P
S
O
A
P
10/10/2013
O
Paraf