Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN KASUS AMI

Di susun oleh :
Adi Setiadi A01201593

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
PRODI D III KEPERAWATAN
TAHUN AJAR 2012/2013

I.KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang
tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.
(Brunner & Sudarth, 2002)
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu.
(Suyono, 1999)
B. ETIOLOGI (kasuari, 2002)
1. faktor penyebab :
a.

Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :

Faktor pembuluh darah :

Aterosklerosis.
Spasme
Arteritis
-

Faktor sirkulasi :

Hipotensi
Stenosos aurta
insufisiensi
-

Faktor darah :

Anemia
Hipoksemia
polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat :
-

Aktifitas berlebihan

Emosi

Makan terlalu banyak

hypertiroidisme

c.

Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :

Kerusakan miocard

Hypertropimiocard

Hypertensi diastolic

2. Faktor predisposisi :
a.

faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :

usia lebih dari 40 tahun

jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause

hereditas

Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.

b. Faktor resiko yang dapat diubah :


-

Mayor :

hiperlipidemia
hipertensi
Merokok
Diabetes
Obesitas
Diet tinggi lemak jenuh, kalori
-

Minor:

Inaktifitas fisik
Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
Stress psikologis berlebihan.

C.

TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :


1. Nyeri :
a.

Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya diatas region
sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.

b.

Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.

c.

Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke
bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).

d.

Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional), menetap
selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin
(NTG).

e.

Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.

f.

Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau kepala terasa
melayang dan mual muntah.

g.

Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati yang
menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman nyeri).

2. Laborat
Pemeriksaan Enzim jantung :
a.

CPK-MB/CPK

Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24
jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal
c. AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali
normal dalam 3 atau 4 hari
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris. Setelah
ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang Q/QS
yang menandakan adanya nekrosis.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal hipokalemi,
hiperkalemi
4. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan
proses inflamasi
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis

7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dan
konfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a.

Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi atau luasnya
IMA

b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik


12. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi
(aliran darah)
13. Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan sehubungan
dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur
tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali mendekati bedah jantung angioplasty atau
emergensi.
14. Digital subtraksion angiografi (PSA)

II.ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS AMI
Tuan A (55 tahun) dirawat di RS X, karena menderita akut miokard infark. Tuan A menderita
penyakit ini sudah 6 bulan yang lalu. Tuan A mengeluh nyeri dada sebelah kiri, nyeri dirasa
menjalar ke bahu hingga lengan kiri, nyeri hilang dengan istirahat, nyeri dan sesak nafas
bertambah saat aktifitas.Didapatkan data klien Tuan A merasa nyeri, terlihat meringis menahan
sakit, selalu memegang area nyeri, klien membatasi nyerinya dengan membatasi aktifitas
karenanya nyerinya berskala 7, wajah klien terlihat pucat, cemas, keluar keringat dingin,
terpasang oksigen 3 lt/menit, suhu 37,5o C, Nadi 110 kali/menit, posisi semifowler, terpasang
infuse 20 tpm, TD 130/100 mmHg, RR 30 kali/menit.
A.PENGKAJIAN
1. BIODATA
Nama

: Tn A

Tempat Tgl Lahir

: Kebumen, 2 Desember 1951

Umur

: 55 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Jln. Gambiran no 157 Rt. 24, Rw 9

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pendidikan

: SMA

2. RIWAYAT KESEHATAN

Keluhan utama:
Pasien datang ke IGD rumah sakit X tanggal 8 Oktober dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri
yang muncul secara tiba-tiba dan menjalar ke bahu kiri hingga lengan kiri.
Riwayat kesehatan sekarang:
Pasien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri yang muncul secara tiba-tiba dan menjalar ke
bahu hingga lengan sejak 6 bulan yang lalu dan disertai sesak nafas dan nyeri bertambah ketika
beraktivitas ringan. Lalu pasien dibawa ke ruang IGD rumah sakit X dari pemeriksaan fisik
didaptkan nadi 110x/menit, pernafasan 30x/menit, suhu 37,5C, tekanan darah 130/100mmHg,
BB 85 kg, TB 170cm. Di ruang IGD klien mendapat terapi O2 dengan kecepatan 3 liter/menit
dengan posisi tidur semi fowler dan. Setelah kondisi pasien mulai stabil pasien lalu dipindah ke
ruang kamboja.

Riwayat kesehatan dahulu:


Pasien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit yang sama.

Riwayat kesehatan keluarga:


Pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita penyakit jantung.

Riwayat kesehatan lingkungan:


Pasien mengatakan lingkungan tempat tinggal cukup bersih.

B. POLA FUNGSI KESEHATAN


a. Persepsi terhadap kesehatan:
Pasien mengatakan jika sakit selalu berobat ke rumah sakit dan takut penyakitnya bertambah
berat jika membeli obat tanpa resep dokter. Pasien mengetahui kebiasaan merokok dan pola
makannya memperberat penyakitnya namun pasien sulit mengubah kebiasaan tersebut.

b. Pola aktivitas latihan:

Sebelum sakit pasien mampu melakukan aktifitasnya sendiri/mandiri.Selama sakit pasien tidak
dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri tetapi dibantu keluarga.
c. Pola istirahat tidur
Pasien mengatakan sebelum sakit sehari tidur 6-7 jam/hari namun sejak sakit pasien mengatakan
sulit tidur akibat nyeri yang dirasakan.

d. Pola nutrisi metabolik


Pasien mengatakan sebelum sakit sehari makan 2-3 x dengan diet lauk ,jarang makan sayur serta
buah dan suka mengonsumsi junk food (makanan berkolesterol tinggi) seperti pizza, friedchicken
serta suka ngemil. Sejak sakit pasien tidak bisa makan seperti biasa dan hanya mengkonsumsi
diet yang diberikan RS.
Kajian A B C D E
A : Antropometri

BB

: 85 kg

TB

: 170 cm

B : Biomecanical
C : Clinical

: pasien tampak lemas, masih menahan nyeri, mukosa bibir kering

D : Diit

: pasien diberikan diit bubur halus rendah garam dan air putih

E : Energi

: pasien terlihat lemas, dan masih bed rest akibat nyeri

e. Pola eliminasi
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB hanya 1x/hari, konsistensi lembek warna kuning,
bau khas dan BAK 5-7x/hari warna jernih kekuningan. Saat sakit BAB pasien 1 x sehari dengan
konsistensi lembek warna kuning bau khas , BAK 2x/hari. 100 cc warna kuning.

f. Pola kognitif perceptual


Pasien mampu berbicara namun tidak jelas karena menahan sakit.

g. Pola konsep diri


1. Harga diri

: pasien mengatakan tidak malu dengan penyakit yang

dideritanya saat

ini.
2.

Ideal diri

: pasien mengatakan ingin segera sembuh dan segera melanjutkan

pekerjaan yang sudah tertunda akibat sakit.


3. Identitas diri

: pasien mampu menyebutkan identitas dirinya dengan benar (nama, umur,

dll).
4.

Gambaran diri

: pasien mengatakan cemas dan timbul perasaan takut akan kematian

akibat nyeri berat yang dirasakan hilang setelah minum obat dan kambuh beberapa saat
kemudian.
5. Peran diri

: Pasien merasa sedih karena tidak mampu melakukan perannya sebagai

manager perusahaan dan sebagai kepala keluarga dan ayah dari anaknya.
h. Pola koping
Pasien mengatakan dalam mengatasi masalahnya pasien meminta saran dan dukungan dari istri
dan orang terdekatnya.
i.

Pola seksual reproduksi


Pasien sudah menikah 25 tahun dan memiliki 2 orang anak.

j.

Pola peran hubungan


Pasien adalah suami dan ayah dari 2 orang anak. Hubungan terbina baik dan pasien mengatakan
selalu dirawat oleh keluarganya dan mendapat motivasi kuat untuk segera sembuh.

k. Pola nilai dan kepercayaan


Pasien beragama islam, sebelum sakit pasien selalu melakukan aktivitas ibadahnya dengan
melaksanakan sholat 5 waktu, namun karena sakit, pasien sulit untuk melakukan aktivitas
ibadahnya seperti biasa.
C. PEMERIKSAAN FISIK (head to toe)
a)

Keadaan umum

KU: cukup, wajah menyeringai menahan nyeri

P : Pasien mengatakan nyeri menetap dengan aktivitas


Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan
R : Pasien mengatakan nyeri di dada sebelah kiri dan menjalar ke bahu kiri dan lengan
S : Pasien mengatakan skala nyerinya 7
T : Pasien mengatakan nyeri menetap selama lebih dari 30 menit

1. Tanda-tanda vital
suhu

: 37,5 0 C

nadi

: 110 x/menit

TD

: 130/100 mmHg

Pernafasan

: 30 x/menit

BB

: 85 kg

TB

: 170 cm

a. Kepala
Inspeksi : Muka simetris,rambut warna putih, kulit kepala kotor, tak ada lesi, wajah menyeringai
menahan nyeri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan/benjolan/massa pada kulit kepala
b. Kulit, Rambut, Kuku
Inspeksi : warna kulit sawo matang,
Rambut jarang, distribusi rata
Bentuk kuku normal
Palpasi : kulit teraba dingin
Kelembapan

: kulit lembab

Tekxtur

: kasar

Turgor kulit

: tidak elastisitas

Cavilary refill

: 4 detik

c. Mata
Inspeksi : mata simetris, konjungtiva anemis
Pupil isokor
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bola mata

2. Telinga
Inspeksi : telinga simetris, ada kotoran pada lubang telinga, tidak ada Lesi pada telinga
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kedua telinga

3. Hidung
Inspeksi : hidung tampak simetris, hidung agak kotor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada lubang, tidak ada massa pada hidung

4. Mulut
Inspeksi : Mulut tampak simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir tampak
Kering, gigi tidak lengkap
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada mulut dan tidak ada massa pada mulut
5. leher
Inspeksi : leher tampak simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

6. Dada
Inspeksi

: terjadi retraksi dada, pengunaan otot bantu pernafasan,

Tidak ada lesi pada dada

Palpasi

: tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada massa pada dada, fokal

Premitus kanan dan kaki berbeda, pasien mengalami palpitasi


Perkusi

: Paru-paru suaranya sonor

Auskultasi: Paru-paru vesikuler, jantung suaranya redup


Jantung terdengar suara jantung S2 galop

7. Abdomen
Inspeksi

: Abdomen tampak simetris,

Auskultasi : bising usus normal 35 x/menit


Perkusi

: Suara perkusi perut tympani

Palpasi

: tidak terdapat nyeri tekan pada perut

8. Ektremitas atas dan bawah


- Ekstremitas atas : tidak mampu bergerak bebas dan sangat lemah, tangan kiri terpasang infuse
Dektrosa 5%, NaCl 0,9 15 tetes/menit, kulit pucat dan dingin.
- Ekstremitas bawah mampu bergerak bebas, tidak ada lesi tidak ada udema

9. Anus dan Rektum


Tidak terdapat hemoroid baik interna maupun eksterna

10. Genetalia
Normal, pasien tidak terpasang kateter urin

11. Kekuatan otot

Keterangan:
0 = paralisis total
1 = tidak ada gerakan, teraba atau terlihat adanya kontraksi oto
2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan
3 = gerakan normal menentang gravitasi
4 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit penahanan
5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan pen

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
ST elevasi pada lead II, III, aVF
1. Pemeriksaan Laboratorium

Range

RBC : 5,47 106/mm3 3,80 5,80


HGB : 6 g/dl

11,5 16,00??????????

HCT : 36,5 %

37,0 47.0

MCV : 67 m3 80 100
WBC

: 12,5 h 103/mm3 4 10

NEU : 75 lt

40,0 74,0

PCT : 0,426 %

0.150 0,500

PDW : 9,81 %

11,0 18,0

MPV : 7 m3 6,0 11,0


PLT : 605 103/mm3 150 500
RDW : 15,7 %

11,0 16,0

MCHC: 32,7 g/dl

32 36

CKMB : 100
LDH : 4000

ANALISA DATA
NO
1

DATA FOKUS
DS:

Pasien mengatakan sakit


kepala saat bangun
Pasien mengatakan sulit
bernafas
Pasien mengatakan nyeri dada
kiri sampai ke bahuhingga
lengan kiri
Pasien mengatakan suka
makanan mengandung
kolesterol
Pasien mengatakan merokok

DO:

2
DS=

Warna kuliat terlihat pucat


Nafas cuping hidung
Pasien terlihat gelisah
Hipertensi
Pernafasan abnormal
N =110x/mnt
RR=30x/mnt
Td =130/100mmHg
EKG= ST elevasi

ETIOLOGY
Ventilasi perfusi

PROBLEM
Gangguan pertukaran
gas

P : Pasien mengatakan nyeri


menetap dengan aktivitas
Q : Pasien mengatakan nyeri
seperti tertekan
R : Pasien mengatakan nyeri di
dada sebelah kiri dan menjalar
ke bahu kiri dan lengan
S : Pasien mengatakan skala
nyerinya 7
T : Pasien mengatakan nyeri
menetap selama lebih dari 30
menit

DO=

Pasien nampak meringis


kesakitan
Pasien terlihat melimdungi
area nyeri
Pasien terlihat gelisah
Pasien terlihat lemah
TTV=
S=37,5C
TD=130/100mmHg
RR=30x/mnt
N=110x/mnt
EKG= ST elevasi

3.

Tidak mengetahui
sumber sumber
informasi

DS=

Pasien selalu menanyakan


penyakitnya
Pasien merasa cemas tentang
penyakitnya

DO=

Pasein tampak gelisa karena


tidak tahu penyakitnya

Kurang pengetahuan

INTERVENSI
Hari/tgl

Rabu
10/10/201
3

N
o
dx
1

Tujuan KH

Intervensi

Stelah dilakukan tindakan Airway Management


keperawatan
3x24jam Buka jalan nafas, guanakan
diharapkan pertukaran gas
teknik chin lift atau jaw
jadi normal
thrust bila perlu
Kriteria Hasil :
Posisikan pasien untuk
Mendemonstrasikan
memaksimalkan ventilasi
peningkatan ventilasi Identifikasi pasien perlunya
dan oksigenasi yang
pemasangan alat jalan nafas
adekuat
buatan
Memelihara
Pasang mayo bila perlu
kebersihan paru paru
Lakukan fisioterapi dada
dan bebas dari tanda
jika perlu
tanda
distress
Keluarkan sekret dengan
pernafasan
batuk atau suction
Mendemonstrasikan
Auskultasi suara nafas,
batuk efektif dan
catat
adanya
suara
suara nafas yang
tambahan
bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu Lakukan suction pada
mayo
(mampu
Berika bronkodilator bial
mengeluarkan
perlu
sputum,
mampu
bernafas
dengan Barikan pelembab udara
mudah, tidak ada Atur intake untuk cairan
pursed lips)
mengoptimalkan
Tanda tanda vital dalam
keseimbangan.
Monitor respirasi dan status
rentang normal
O2
Respiratory Monitoring
Monitor rata rata,
kedalaman, irama dan
usaha respirasi
Catat
pergerakan
dada,amati
kesimetrisan,
penggunaan otot tambahan,
retraksi otot supraclavicular
dan intercostal
Monitor suara nafas, seperti

Paraf

dengkur
Monitor pola nafas :
bradipena,
takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
Catat lokasi trakea
Monitor kelelahan otot
diagfragma
(gerakan
paradoksis)
Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara
tambahan
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskultasi crakles dan
ronkhi pada jalan napas
utama
auskultasi
suara
paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya

Setelah dilakukan tindakan Pain Management


keperawatan selama 3x24 Lakukan pengkajian nyeri
secara
komprehensif
jam.diharapkan
nyeri
termasuk
lokasi,
berkurang dengan
karakteristik,
durasi,
frekuensi, kualitas dan
Kriteria Hasil :
faktor presipitasi
Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
nyeri,
mampu
teknik
menggunakan tehnik Gunakan
komunikasi
terapeutik
nonfarmakologi
untuk
mengetahui
untuk
mengurangi
pengalaman nyeri pasien
nyeri,
mencari
Kaji
kultur
yang
bantuan)
Melaporkan bahwa
mempengaruhi
respon
nyeri
nyeri
berkurang
dengan menggunakan Evaluasi pengalaman nyeri
manajemen nyeri
masa lampau
Mampu
mengenali Evaluasi bersama pasien
nyeri
(skala,
dan tim kesehatan lain
intensitas, frekuensi
tentang
ketidakefektifan
dan tanda nyeri)
kontrol nyeri masa lampau

Menyatakan
rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal

Bantu pasien dan keluarga


untuk
mencari
dan
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan
dan
kebisingan
Kurangi faktor presipitasi
nyeri
Pilih
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non
farmakologi
dan
inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan
dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan
nyeri
tidak
berhasil
Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
Tentukan
lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat
nyeri
sebelum
pemberian obat
Cek
instruksi
dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih
analgesik
yang
diperlukan atau kombinasi

Setelah dilakukan tindakan


3

dari
analgesik
ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung
tipe
dan
beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)

Teaching : disease Process


1. Berikan penilaian tentang
diharapkan
pengetahuan
tingkat pengetahuan pasien
tentang proses penyakit
pasien bertambah
yang spesifik
Kriteria Hasil :
2. Jelaskan patofisiologi dari
Pasien dan keluarga
penyakit dan bagaimana hal
menyatakan
ini berhubungan dengan
pemahaman tentang
anatomi dan fisiologi,
penyakit, kondisi,
dengan cara yang tepat.
prognosis dan program
3. Gambarkan tanda dan
pengobatan
gejala yang biasa muncul
Pasien dan keluarga
pada penyakit, dengan cara
mampu melaksanakan
yang tepat
prosedur yang
4. Gambarkan
proses
dijelaskan secara benar
penyakit, dengan cara yang
Pasien dan keluarga mampu
tepat
keperawatan

3x24

jam

menjelaskan kembali apa


yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya

5. Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengna cara
yang tepat
6. Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
7. Hindari
harapan
yang
kosong
8. Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang
tepat
9. Diskusikan perubahan gaya
hidup
yang
mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
proses
pengontrolan
penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
11. Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan
second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup
atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang
tepat
14. Instruksikan
pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi
perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat

IMPLEMENTASI
Hari/tgl

No
dx

Implementasi

Respon

Paraf

Rabu
10/10/2013

1. Memantau

karakteristik 1. Nyeri seperti ditekan-

nyeri.
tekan, nyeri datang bila
2. Memberikan informasi.
bernafas, skala nyeri di
3. Memonitor TTV.
4. Mengajarkan
teknik daerah dada
distraksi relaksasi.
2. Pasien kooperatif.
5. Memberikan
lingkungan
3. TD : 130/90 mmHg
yang nyaman.
N : 100 x/ menit
6. Mengatur
posisi
yang
R : 28 x/ menit
nyaman.
7. Berkolaborasi
pemberian
S : 36C
analgetik

4. pasien kooperatif
5. pasien nyaman dengan
suasana tenang
6. Pasien nyaman denggan
posisi semifowler.
7.

Pasien

diberi

obat

ketorolac

1.
2.
3.
4.
5.

mengkaji RR
1.RR : 28
memposisikan semifoler
2.pasien nyman dengan
mengkaji bunyi nafas
memberikan terapi oksigen
posisi semifowler
mengajarkan tehnik nafas
3.pemberian
terapi
dalam
terlaksana,pasien kooperatif
6. mengkolaborasi pemberian
4.pasien kooperatif
obat
5.pasien kooperatif
6.pemberian obat terlaksana
-

Memonitor TTV
Memonitor suara jantung

Memonitor

pernafasan
Memonitor aktifitas yang
menyebabkan
meningkat

frekuensi

TTV

TD : 130/90
S :36C

N : 100 x/menit,
R : 28x/menit
Masih ada bunyi

tambahan
Pasien di
keluarga
aktifitas

bantu
saat

Mencatat adanya tanda dan


gejala

penurunan

output
Melakukan EKG

cardiac

Tidak ada gejala


Ekg
masih
menunjukan
ketidaknormalan

EVALUASI
HARI/TGL

No

Evaluasi

dx
Rabu

A
P

: Pasien lebih suka tiduran, nyeri pada luka operasi


didaerah abdomen seperti ditusuk-tusuk tidak
menyebar,nyeri datang bila bergerak.
: Pasien tampak menahan sakit didaerah dada,nyeri
bertambah jika bergerak, skala 7
: Masalah keperawatan belum diatasi.
: Lanjutan intervensi

S
O
A
P

: Pasien mengatakan masih sesak nafas


: Pasien nyaman dengan posisi semi fowler
: Masalah keperawatan belum teratasi
: Lanjutan intervensi

10/10/2013
O

Paraf

Anda mungkin juga menyukai