Anda di halaman 1dari 12

Refleksi Kasus

RINITIS ATROFI

Disusun Oleh :
LDEO DWI INSANI EFIL PUTRA
30101206838

Pembimbing :
Kolonel CKM dr. Budi Wiranto, Sp.THT KL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016

LEMBAR PENGESAHAN
REFLEKSI KASUS

RINITIS ATROFI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas
Kepaniteraan Klinik Departemen THT Rumah Sakit Tk.II
dr. Soedjono Magelang

Oleh :

LDEO DWI INSANI EFIL PUTRA


30101206838
FK UNISSULA

Magelang, 29 November 2016


Telah dibimbing dan disahkan oleh,

Pembimbing

(Kolonel CKM dr. Budi Wiranto, Sp.THT KL)

REFLEKSI KASUS

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. F

Umur

: 22 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Kalitengah

Pekerjaan

: Ibu runah tangga

Tanggal Periksa

: 24 November 2016

No. CM

: 145254

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan tanggal 24 November 2016 (autoanamnesis), di poli
THT RST dr. Soedjono Magelang
2.1. Keluhan Utama:
Saat bernafas terasa bau.
2.2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RST dr. Soedjono Magelang dengan keluhan saat
bernafas terasa bau sejak 1 bulan yang lalu, keluhan tersebut timbul
sering sepanjang hari dikedua sisi, pasien mengaku baunya itu
seperti bau busuk. Bau busuk itu juga dirasakan oleh suami pasien.
Sebelum keluhan tersebut muncul, pasien mengaku pilek dan terasa
nyeri di daerah pipi tapi sekarang, keluhan tersebut tidak dirasakan.
Pasien juga merasakan hidung sebelah kiri terasa sedikit tersumbat.
Gejala lain seperti keluar cairan dari hidung dan tenggorok, bersin,
sakit kepala, dan perdarahan dari hidung disangkal pasien. Pasien
belum mengabati penyakitnya saat ini. Pasien belum pernah
mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Dari keluarga pasien tidak
ada yang mengalami sakit seperti ini.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Riwayat penyakit serupa
Riwayat hipertensi
Riwayat pilek
Riwayat alergi
Riwayat trauma
Riwayat Penyakit Keluarga:

: disangkal
: disangkal
: 1 minggu sebelum timbul keluhan
: disangkal
: disangkal

Tidak ada yang sakit serupa


Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien Ibu Rumah Tangga.
III.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis:
Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Aktifitas

: normoaktif

Kooperatif

: Kooperatif

Status gizi

: Cukup

BB

: 56 kg

Tanda tanda vital


Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 74 x/menit
Frekuensi nafas
: 22 x/menit
Suhu
: 36,3o C
Status Lokalis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan)
Kepala dan Leher
:
Kepala
: Mesocephale
Wajah
: Simetris
Leher
: Pembesaran kelenjar limfe (-)
Gigi dan mulut
Gigi geligi
: terdapat karies di Molar 2 kiri atas
Lidah
: Normal, kotor (-), tremor (-)

Hidung dan Sinus Paranasal:

Luar:

Kanan

Kiri

Bentuk

Normal

Normal

Sinus

Nyeri tekan (-)

Nyeri tekan (-)

Transluminasi
dilakukan)

(tidak Transluminasi

(tidak

dilakukan)

Inflamasi/tumor

(-)

(-)

Rhinoskopi

Kanan

Kiri

Anterior
Sekret

purulen

Mukosa

kehijauan (+)
hiperemis (-)

kehijaian (+)
hiperemis (-)

Konka Media

Hipertrofi (-)

Hipertrofi (-)

Konka Inferior

hipotrofi (+)
Hipertrofi (-)

hipotrofi (+)
Hipertrofi (-)

Tumor

hipotrofi (+)
(-)

hipotrofi (+)
(-)

(-)

Septum

kuning Purulen (-) krusta kuning

Deviasi (-)

Massa

(-)

Bagian Auricula
Auricula

Pre auricular

Retro auricular

Mastoid

krusta

(-)

Telinga
Dextra

Sinistra

Bentuk normal,

Bentuk normal

nyeri tarik (-)

nyeri tarik (-)

nyeri tragus (-)

nyeri tragus (-)

Bengkak (-)

Bengkak (-)

nyeri tekan (-)

nyeri tekan (-)

fistula (-)

fistula (-)

Bengkak (-)

Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Nyeri tekan (-)

Bengkak (-)

Bengkak (-)

Nyeri tekan (-)

Nyeri tekan (-)

CAE

Membran timpani

Serumen (-)

Serumen (-)

hiperemis (-)

hiperemis (-)

Sekret (-)

Sekret (-)

Intak

Intak

putih mengkilat

putih mengkilat

refleks cahaya (+)

refleks cahaya (+)

Faring:

Orofaring:

Kanan

Kiri

Mukosa

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Palatum mole

Ulkus (-)

Ulkus (-)

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Simetris (+)

Simetris (+)

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Arcus Faring

Uvula

Ditengah, Edema (-)

Tonsil:
Ukuran

T0

T0

Permukaan

Rata

Rata

Warna

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Kripte

Melebar (-)

Melebar (-)

(-)

(-)

Detritus

Nasofaring (rinoskopi posterior), dan Laringofaring (laringoskopi indirek) :


tidak dilakukan.
6

IV.

USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

Test sensitivitas

mengambil

sekret

untuk

diperiksa

bakteriologis.

Lab darah rutin

: mengetahui tanda-tanda infeksi

Tes infeksi jamur

: dengan pewarnaan KOH

Pemeriksaan histopatologi

: biopsi konka media

CT-Scan sinus paranasal

V.

RINGKASAN
5.1.

i.
5.2.

i.

Anamnesis
Nasal
Kakosmia (+)
Pemeriksaan Fisik
TTV : dalam batas normal
Pemeriksaan pada hidung:
Rinoskopi anterior
Dextra : krusta kuning kehijauan (+), mukosa hiperemis (-),

konka inferior dan media hipotrofi (+), massa (-)


ii. Sinistra: krusta kuning kehijauan (+), mukosa hiperemis (-),
konka inferior dan media hipptrofi (+), massa (-)
Otoskopi
i. Auris Sinistra : dalam batas normal
ii. Auris dextra :dalam batas normal
Pemeriksaan pada faring: dalam batas normal
VI.

DIAGNOSIS BANDING:
1. Rinitis atrofi
2. Sinusitis
3. Neoplasma
7

4. Terdapat Corpus alienum


VII.

DIAGNOSIS SEMENTARA
1. Rinitis Atrofi
2. Rhinosinusitis

VIII.
TERAPI:
Medikamentosa
- Antibiotik
- Obat cuci hidung :

: Rifampisin oral 600 mg 1x sehari selama 12 minggu


Larutan garam hipertonik
R/ NaCL
Na4 Cl
NaHCO3
aaa 9
Aqua ad cc 300
Bila sulit mendapatkan larutan tersebut bias melakukan pencucian hidung
dengan : 100cc air hangat yang dicampur dengan 1 sendok makan (15cc) larutan
betadin
Atau
Larutan garam dapur setengah sendok the dicampur segelas air hangat.
- Vitamin A 3x50.000 unit dan preparat Fe selama 2 minggu
IX.

PROGNOSA:
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad sanam
: ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam

PEMBAHASAN

Rinitis atrofi merupakan infeksi hidung kronik, yang ditandai oleh adanya
atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka.

Etiologi:

Infeksi oleh kuman spesifik : yang tersering ditemukan adalah


spesies Klebsiela, terutama klebsiela ozaena.

Kuman lain yang juga sering ditemukan : Stafilokokus,


Streptokokus, dan Pseudomonas aeruginosa.

Defisiensi Vit A

Sinusitis kronik

Kelainan hormonal

Penyakit kolagen, yang termasuk autoimun

Multifaktorial

Klasifikasi faringitis:

Faringitis akut:

Viral

Bakteri

Fungal

Faringitis kronik:

Hiperplastik

Atrofi

Faringitis kronik ialah penyakit yang sukar disembuhkan, hanya dapat


mengurangi keluhan penderita dengan menyembuhkan penyakit dasar.

Faringitis kronik hiperplastik


Terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak kelenjar limfa

di bawah mukosa faring dan lateral hiperplasi.

Faringitis kronik atrofi


Sering timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara

pernafasan tidak diatur suhu serta kelembapannya sehingga menimbulkan


rangsangan serta infeksi pada faring.

Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang bila diperlukan. Gejala yang timbul bervariasi
bergantung pada stadium dan usia pasien. Pasien biasanya mengeluh
tenggorokan kering dan tebal serta mulut berbau.

Pada anemnesis: Pasien mengeluh nyeri telan dan tarasa ada yang
mengganjal pada tenggorokannya seperti lendir. Pasien sudah pernah sakit
seperti ini kira-kira 1 bulan yang lalu disertai dengan batuk pilek. Dan
pasien sudah sering menderita penyakit seperti ini Faringitis kronik.

10

Pada

pemeriksaan:

Teknik

pemeriksaan

dapat

digunakan

untuk

menegakkan diagnosis Faringitis kronik atrofi, seperti pemeriksaan


melihat langsung pada faring dan penekanan pada lidah secara lembut
dengan spatel lidah. Memperhatikan arkus anterior dan posterior, tonsil,
dan dinding dorsal faring.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien febris (+), Pemeriksaan pada


faring: Lendir pada sebagian permukaan mukosa faring, hiperemis pada
tonsil (+), hiperemis pada palatum molle (+).

Penatalaksanaan:

Terapi Faringitis kronik hiperplastik

Terapi lokal kaustik faring (lar. Nitras argenti / listrik


elektrokauter)

Simtomatis (kumur atau hisap)

Obat batuk antitusif (dipenhidramin HCl 1-2 kapsul 25-50


mg/8jam)/ekspektoran(gliseril guaiakolat 1-2 tab 50 mg/8jam) (bila
perlu)

Terapi faringitis kronik atrofi

Ditujukan pada rinitis atrofi

Obat kumur (gargarisma)

Higine mulut

Diagnosis banding yang saya tetapkan adalah Faringitis kronik atrofi dan
Faringitis kronis hiperplastik.

Pada faringitis kronik atrofi biasanya pasien mengeluhkan tenggorkan


yang mengganjal. Sedangkan pada faringitis kronik hiperplastik pasien
merasa tenggorokan sangat kering serta gatal yang tidak ditemukan pada
pasien ini.

11

12

Anda mungkin juga menyukai