BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gipsum
Gipsum merupakan mineral alami yang telah digunakan sebagai model
gigitiruan sejak 1756.20 Gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah
kalsium sulfat dihidrat murni (CaSO4 . 2H2O) yang dipanaskan pada suhu 110-1200C
sehingga terbentuk kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4 . H2O).1,2 Proses pengerasan
gipsum terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama berupa larutnya hemihidrat dan
tahap kedua berupa presipitasi dihidrat yaitu kristal dihidrat mulai terbentuk hingga
seluruh adonan dipenuhi oleh kristal dihidrat.3,17
2.1.1 Kegunaan
Beberapa kegunaan gipsum dalam kedokteran gigi antara lain:3,4,5
a. Model dan die
b. Bahan cetak
c. Bahan tanam
d. Refractory investment
e. Pencatatan oklusal
2.1.2 Klasifikasi
Menurut Spesifikasi ADA (American Dental Association) No. 25, gipsum dapat
diklasifikasikan menjadi:6,8
a. Tipe I Impression Plaster
Tipe ini sering juga disebut soluble plaster.21 Digunakan untuk mencetak
daerah edentulus, perbaikan gigitiruan dan pencatatan oklusal.20 Gipsum yang
digunakan untuk mencetak tidak memerlukan kekuatan yang besar sehingga gipsum
tipe ini dicampur dengan rasio air bubuk yang lebih besar. Gipsum tipe ini
kualitas gipsum. Gipsum tipe III dihasilkan dari gipsum yang dipanaskan pada suhu
1250C dibawah tekanan atmosfer sehingga mengalami dehidrasi dan kandungan
airnya akan berkurang. Setelah melalui proses dehidrasi, maka akan dihasilkan kristal
-hemihidrat yang lebih padat, kecil dan seragam. Kekuatan kompresi gipsum tipe III
adalah 20,7 MPa (3000 psi) sampai 34,5 MPa (5000 psi). Gipsum tipe III lebih kuat
dan tahan terhadap abrasi dibandingkan dengan gipsum tipe II. Setting time gipsum
tipe III berkisar antara 12 4 menit dengan setting ekspansi antara 0,00 hingga
0,20%.1,8,21
d. Tipe IV Die Stone: High Strength
Gipsum tipe IV digunakan sebagai die. Gipsum tipe IV dihasilkan dengan
memanaskan gipsum kedalam larutan CaCl2 30% pada suhu 1200-1300C yang
terkandung didalamnya sehingga dihasilkan kristal -hemihidrat yang lebih padat,
lebih besar dan lebih kuboidal daripada gipsum tipe III.8 Pada pencampuran gipsum
tipe IV ini penggunaan air lebih sedikit dibandingkan dengan gipsum tipe III
sehingga kekerasan gipsum ini lebih besar dari gipsum tipe III.6
e. Tipe V Die Stone: High Strength, High Expansion
Gipsum tipe V merupakan gipsum yang memiliki ekspansi yang lebih besar
yaitu sekitar 0,1%-0,3% yang digunakan sebagai die untuk mengimbangi pengerutan
casting logam pada saat pendinginan setelah pemanasan pada suhu tinggi.3,9 Proses
pembuatan gipsum tipe IV dan V adalah sama, yang membedakannya adalah pada
gipsum tipe IV dilakukan penambahan garam tambahan untuk mengurangi setting
ekspansinya. Gipsum tipe V mempunyai kekuatan kompresi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan gipsum tipe IV. Partikel gipsum tipe V sangat halus dan
memiliki rasio air bubuk yang lebih rendah sehingga dihasilkan kekuatan kompresi
gipsum yang lebih tinggi.8
2.1.3 Karakteristik
Karakteristik gipsum meliputi:
a. Perubahan Dimensi
Perubahan dimensi dipengaruhi oleh setting ekspansi dari gipsum. Semakin
tinggi atau besar nilai setting ekspansi maka perubahan dimensi semakin besar.
Normalnya toleransi setting ekspansi untuk gipsum keras adalah 0,08% sampai
dengan 0,1%.10
b. Kekuatan Kompresi
Kerapuhan gipsum disebabkan oleh pengerutan volume gipsum selama proses
hidrasi dan kandungan air yang terlalu banyak. Model gigitiruan harus menggunakan
gipsum yang tahan terhadap fraktur dan abrasi.3,16
c. Setting Time
Hidrasi gipsum dipengaruhi oleh banyaknya kandungan air. Penambahan air
pada pemanipulasian gipsum berguna untuk proses pengerasan gipsum, namun bila
kandungan air terlalu besar akan menyebabkan setting time menjadi panjang.3,16
Setting
Setting
Bubuk
Time
Ekspansi
(ml/gr)
(menit)
(%)
0,40-0,75
41
0,45-0,50
Tipe Gipsum
I. Impression Plaster
Kg/cm2
Psi
0,00-0,15
40 20
580290
12 4
0,00-0,30
min. 90
1300
0,28-0,30
12 4
0,00-0,20
min. 210
3000
0,22-0,30
12 4
0,00-0,10
min. 350
5000
0,18-0,22
12 4
0,10-0,30
min. 490
7000
10
2.1.4 Manipulasi
Manipulasi yang tepat dari bahan gipsum dapat mempengaruhi kinerja dari
gipsum. Manipulasi dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu pengukuran bubuk dan
air, pengadukan, penuangan, dan desinfeksi.10,17
Setiap bahan gipsum memiliki rasio air bubuk yang dianjurkan. Rasio air bubuk
mempengaruhi konsistensi campuran, kekuatan material, setting time dan setting
expansi. Oleh karena itu, proporsi air dan bubuk yang benar sangat penting. Jumlah
air dapat diukur dengan menggunakan silinder pengukur volume sedangkan bubuk
diukur dengan satuan massa dan bukan berdasarkan volume.
Tindakan mencampur bubuk dan air bersama-sama disebut pengadukan.
Pengadukan bahan gipsum dapat dilakukan dengan tangan atau mekanis. Bahan
plaster biasanya diaduk dengan tangan dalam mangkuk karet fleksibel. Bahan stone
dapat diaduk secara mekanis atau dengan tangan, namun bahan dental stone highstrength hampir selalu dengan metode pengadukan mekanis. Saat gipsum diaduk
dengan tangan, bubuk dan air diaduk menggunakan spatula dengan kecepatan sekitar
2 putaran per detik selama sekitar 1 menit. Jika gipsum dicampur dengan mixer,
operator harus mengaduk bubuk dan air dengan tangan selama beberapa detik untuk
memastikan bahwa pengadukan mekanik akan bekerja secara efektif. Terlepas dari
metode yang digunakan untuk mencampur bahan, vibrator hampir selalu digunakan
untuk membantu menghilangkan gelembung yang terbentuk selama pencampuran.
Biasanya, campuran tersebut digetarkan selama 10 sampai 15 detik untuk memaksa
gelembung ke atas campuran. Getaran juga digunakan untuk memudahkan
memindahkan gipsum ke bahan cetak atau wadah lainnya.
Ada beberapa metode umum untuk menuangkan model atau cor. Metode
pertama, lembaran lilin lunak yang disebut boxing wax dilekatkan di pinggir cetakan
kira-kira 1 cm di luar sisi jaringan hasil cetakan untuk memberikan dasar pada model.
Metode kedua dimulai dengan menuangkan gipsum pada gigi dan permukaan
jaringan lunak hasil cetakan. Cetakan yang telah diisi kemudian dibuatkan basis
modelnya dengan cara menempatkan cetakan pada tumpukan campuran gipsum yang
diletakkan di atas permukaan nonabsorbent seperti kaca. Metode ketiga untuk
11
menuangkan model ini mirip dengan metode kedua tetapi menggunakan wadah yang
disebut rubber base untuk membentuk dasar cetakan.
Model dan die dapat didesinfeksi dengan semprotan iodophor sesuai instruksi
pabrik atau dengan cara merendamnya dalam larutan natrium hipoklorit 5% dengan
pengenceran 1:10 selama 30 menit. Model yang telah didesinfeksi harus diperiksa
dengan cermat untuk melihat kerusakan permukaan, karena tidak semua desinfektan
kompatibel dengan produk gipsum.
Memperbesar
Setting Time
rasio
Kekentalan
Setting
Kekuatan
Ekspansi
Kompresi
Meningkat
Meningkat
Menurun
Menurun
Menurun
Menurun
Meningkat
Tidak ada
air/bubuk
Meningkatkan
kecepatan pengadukan
Meningkatkan
efek
Menurun
dari
Menurun
Meningkat
Tidak ada
efek
230
hingga 300C
12
(CaSO4)2.H2O + 3H2O
Jika kalsium sulfat hemihidrat dicampur dengan air, reaksi sebaliknya terjadi
dan kalsium sulfat hemihidrat diubah kembali menjadi kalsium sulfat dihidrat. Oleh
karena itu, dehidrasi parsial dari batu gipsum dan rehidrasi dari kalsium sulfat
hemihidrat merupakan reaksi reversibel. Secara kimiawi, reaksi dinyatakan seperti di
bawah ini.10
CaSO4 . H2O + 1 H2O
Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm yang menghasilkan panas. Bila 1 g mol
kalsium sulfat hemihidrat bereaksi dengan 1,5 g mol air, maka akan dihasilkan 1 g
mol kalsium sulfat dihidrat dan 3900 kalori dalam bentuk panas akan dilepaskan.10
Pada tahap pengelolaan, dapat dilakukan proses pencampuran yaitu untuk
mendapatkan bahan yang lebih bermanfaat, misalnya sejenis limbah dicampur dengan
bahan lain.23 Penambahan bahan lain, misalnya calcium chloride, dilakukan agar
diperoleh peningkatan pada kekuatan kompresi bahan gipsum.24
13
14
15
yang saling terkait, di antaranya adalah mikroporus dan porus yang mengandung air
berlebih. Air tersebut diperlukan ketika pengadukan. Namun, ketika mengering,
kelebihan air tersebut menghilang dan ruangan kosong meningkat.9 Agar dapat
menghasilkan model atau die yang akurat, setting ekspansi dari dental gipsum harus
tetap dikendalikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi setting ekspansi pada dental
gipsum adalah:
a.
Semakin tinggi rasio air bubuk maka akan semakin sedikit nukleus kristalisasi
per unit volume sehingga ruangan antar nukleus lebih besar pada keadaan tersebut.
Akibatnya, pertumbuhan internal kristalkristal dihidrat akan semakin sedikit,
demikian juga dengan dorongan keluar dari kristalkristal tersebut. Hal itulah yang
menyebabkan semakin tinggi rasio air bubuk, maka semakin rendah nilai setting
ekspansinya. Sebaliknya, penurunan rasio air bubuk meningkatkan setting ekspansi
dengan cara meningkatkan jumlah nukleus kristalisasi dari partikel dihidrat.9 Selain
menyebabkan setting ekspansi yang tinggi, penurunan rasio air bubuk juga
menyebabkan lebih banyak panas yang dilepaskan.26 Namun menurut Michalakis
(2009) setting ekspansi lebih dipengaruhi oleh bahan dan waktu dibandingkan dengan
penambahan air.27
b.
16
c.
Penambahan bahan kimia dalam bentuk akselerator atau retarder, yang biasanya
ditambahkan oleh pabrik untuk mengatur setting time, juga mempunyai efek untuk
menurunkan nilai setting ekspansi dengan cara mengubah bentuk kristal dihidrat yang
terbentuk. Oleh karena itu, akselerator atau retarder disebut juga sebagai
antiexpantion agent. Bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai akselerator
adalah potassium sulfat, sedangkan yang digunakan sebagai retarder adalah boraks.17
d.
Lama Penyimpanan
17
Air
Gipsum
(CaSO4 . H2O)
Klasifikasi
Tipe I
Tipe II
Tipe III
Tipe IV
Kekuatan
Kompresi
w/p
Ratio
reversibel
Fungsi
Karakteristik
Setting
Ekspansi
Tipe V
Model Kerja
(CaSO4 . 2H2O)
Setting
Time
Limbah
Dipengaruhi
oleh:
Lama
Pengadukan
Aselerator
dan Retarder
w/p Ratio
Gipsum
Daur Ulang
Perubahan
Dimensi
Faktor yang
Mempengaruhi
Air
Mekanisme
Syarat
Karakteristik
Setting
Ekspansi
Kekuatan
Kompresi
Perubahan
Dimensi
w/p
Ratio
Setting
Time
Apakah terdapat perbedaan perubahan dimensi pada gipsum tipe III komersial
dengan gipsum tipe III daur ulang sebagai bahan model kerja gigitiruan pada 2, 24,
72 jam dan 2 minggu setelah pencampuran?
18
Mineral Gipsum
(CaSO4 . 2H2O)
dehidrasi
Gipsum Komersial
(CaSO4 . H2O)
hidrasi
Model Kerja
(CaSO4 . 2H2O)
daur ulang
Pertikel hemihidrat
dehidrasi
Bereaksi dengan
molekul air
Anusavice KJ (2003)
Kristal berkontak satu dengan
yang lain dan terjadi dorongan
keluar dari kristal gipsum
19
2.7 Hipotesis
Ada perbedaan perubahan dimensi pada gipsum tipe III komersial dengan
gipsum tipe III daur ulang pada 2, 24, 72 jam dan 2 minggu setelah pencampuran.