Anda di halaman 1dari 14

6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gipsum
Gipsum merupakan mineral alami yang telah digunakan sebagai model
gigitiruan sejak 1756.20 Gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah
kalsium sulfat dihidrat murni (CaSO4 . 2H2O) yang dipanaskan pada suhu 110-1200C
sehingga terbentuk kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4 . H2O).1,2 Proses pengerasan
gipsum terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama berupa larutnya hemihidrat dan
tahap kedua berupa presipitasi dihidrat yaitu kristal dihidrat mulai terbentuk hingga
seluruh adonan dipenuhi oleh kristal dihidrat.3,17

2.1.1 Kegunaan
Beberapa kegunaan gipsum dalam kedokteran gigi antara lain:3,4,5
a. Model dan die
b. Bahan cetak
c. Bahan tanam
d. Refractory investment
e. Pencatatan oklusal

2.1.2 Klasifikasi
Menurut Spesifikasi ADA (American Dental Association) No. 25, gipsum dapat
diklasifikasikan menjadi:6,8
a. Tipe I Impression Plaster
Tipe ini sering juga disebut soluble plaster.21 Digunakan untuk mencetak
daerah edentulus, perbaikan gigitiruan dan pencatatan oklusal.20 Gipsum yang
digunakan untuk mencetak tidak memerlukan kekuatan yang besar sehingga gipsum
tipe ini dicampur dengan rasio air bubuk yang lebih besar. Gipsum tipe ini

Universitas Sumatera Utara

memerlukan konsistensi yang lebih tebal dan kaku sehingga menurunkan


kemungkinan gipsum mengalir keluar dari sendok cetak saat dimasukkan ke dalam
mulut.8 Untuk akurasi yang lebih baik setting ekspansi dari bahan ini harus rendah,
sehingga produsen menambahkan aselerator atau retarder yang dapat mengendalikan
setting ekspansi dan juga setting time.21
b. Tipe II Model Plaster
Gipsum tipe II digunakan pada tahap laboratoris seperti untuk membuat studi
model dan untuk menyatukan model kerja dengan artikulator. Gipsum tipe II
dihasilkan dari gipsum yang dipanaskan pada suhu 1100-1200C sehingga
menghasilkan kristal -hemihidrat yang poreus, mempunyai bentuk yang sangat tidak
teratur dan jarak antar partikel yang besar sehingga menyebabkan reaksi pengerasan
memerlukan banyak air.8
c. Tipe III Dental Stone
Gipsum tipe III biasanya digunakan sebagai model kerja dan sebagai lawan dari
gigitiruan pada artikulator dalam pembuatan gigitiruan sebagian lepasan.8 Gipsum
tipe III awalnya berwarna putih sehingga sulit dibedakan dengan gipsum tipe I dan II
sehingga pabrik biasanya memberi warna kekuningan atau warna kapur lainnya,
namun

perlu diketahui bahwa pemberian warna pada gipsum tidak menentukan

kualitas gipsum. Gipsum tipe III dihasilkan dari gipsum yang dipanaskan pada suhu
1250C dibawah tekanan atmosfer sehingga mengalami dehidrasi dan kandungan
airnya akan berkurang. Setelah melalui proses dehidrasi, maka akan dihasilkan kristal
-hemihidrat yang lebih padat, kecil dan seragam. Kekuatan kompresi gipsum tipe III
adalah 20,7 MPa (3000 psi) sampai 34,5 MPa (5000 psi). Gipsum tipe III lebih kuat
dan tahan terhadap abrasi dibandingkan dengan gipsum tipe II. Setting time gipsum
tipe III berkisar antara 12 4 menit dengan setting ekspansi antara 0,00 hingga
0,20%.1,8,21
d. Tipe IV Die Stone: High Strength
Gipsum tipe IV digunakan sebagai die. Gipsum tipe IV dihasilkan dengan
memanaskan gipsum kedalam larutan CaCl2 30% pada suhu 1200-1300C yang
terkandung didalamnya sehingga dihasilkan kristal -hemihidrat yang lebih padat,

Universitas Sumatera Utara

lebih besar dan lebih kuboidal daripada gipsum tipe III.8 Pada pencampuran gipsum
tipe IV ini penggunaan air lebih sedikit dibandingkan dengan gipsum tipe III
sehingga kekerasan gipsum ini lebih besar dari gipsum tipe III.6
e. Tipe V Die Stone: High Strength, High Expansion
Gipsum tipe V merupakan gipsum yang memiliki ekspansi yang lebih besar
yaitu sekitar 0,1%-0,3% yang digunakan sebagai die untuk mengimbangi pengerutan
casting logam pada saat pendinginan setelah pemanasan pada suhu tinggi.3,9 Proses
pembuatan gipsum tipe IV dan V adalah sama, yang membedakannya adalah pada
gipsum tipe IV dilakukan penambahan garam tambahan untuk mengurangi setting
ekspansinya. Gipsum tipe V mempunyai kekuatan kompresi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan gipsum tipe IV. Partikel gipsum tipe V sangat halus dan
memiliki rasio air bubuk yang lebih rendah sehingga dihasilkan kekuatan kompresi
gipsum yang lebih tinggi.8

2.1.3 Karakteristik
Karakteristik gipsum meliputi:
a. Perubahan Dimensi
Perubahan dimensi dipengaruhi oleh setting ekspansi dari gipsum. Semakin
tinggi atau besar nilai setting ekspansi maka perubahan dimensi semakin besar.
Normalnya toleransi setting ekspansi untuk gipsum keras adalah 0,08% sampai
dengan 0,1%.10
b. Kekuatan Kompresi
Kerapuhan gipsum disebabkan oleh pengerutan volume gipsum selama proses
hidrasi dan kandungan air yang terlalu banyak. Model gigitiruan harus menggunakan
gipsum yang tahan terhadap fraktur dan abrasi.3,16
c. Setting Time
Hidrasi gipsum dipengaruhi oleh banyaknya kandungan air. Penambahan air
pada pemanipulasian gipsum berguna untuk proses pengerasan gipsum, namun bila
kandungan air terlalu besar akan menyebabkan setting time menjadi panjang.3,16

Universitas Sumatera Utara

d. Rasio Air Bubuk (W/P)


Rasio air bubuk tiap jenis gipsum berbeda-beda tergantung pada jarak, ukuran
dan bentuk dari kristal kalsium sulfat hemihidratnya. Gipsum tipe II membutuhkan
lebih banyak air pada pengadukan dikarenakan bentuk partikel gipsum tipe II tidak
beraturan dan lebih poreus. Gipsum tipe III membutuhkan lebih sedikit air daripada
gipsum tipe II namun gipsum tipe III membutuhkan lebih banyak air dari pada
gipsum tipe IV. Jika air yang ditambahkan terlalu banyak, adonan menjadi lebih tipis
dan lebih mudah dituang ke dalam mold tetapi setting time akan lebih panjang dan
gipsum cenderung lebih lemah.1
e. Setting Ekspansi
Selama proses pengerasan gipsum, seluruh tipe gipsum akan mengalami
ekspansi, namun hal ini harus dihindari semaksimal mungkin dalam pembuatan
model gigitiruan karena dapat mempengaruhi perubahan dimensi gipsum. Cara yang
paling efektif dalam mengontrol setting ekspansi adalah dengan penambahan bahan
kimia. Setting ekspansi dapat dikurangi dengan menambahkan K2SO4, NaCl atau
boraks.1
Tabel 1. Karakteristik Gipsum7,8
Kekuatan Kompresi
Rasio Air

Setting

Setting

Bubuk

Time

Ekspansi

(ml/gr)

(menit)

(%)

0,40-0,75

41

II. Model Plaster

0,45-0,50

III. Dental Stone

Tipe Gipsum

I. Impression Plaster

IV. Die Stone: High


Strength

Kg/cm2

Psi

0,00-0,15

40 20

580290

12 4

0,00-0,30

min. 90

1300

0,28-0,30

12 4

0,00-0,20

min. 210

3000

0,22-0,30

12 4

0,00-0,10

min. 350

5000

0,18-0,22

12 4

0,10-0,30

min. 490

7000

V. Die Stone: High


Strength, High
Expansion

Universitas Sumatera Utara

10

2.1.4 Manipulasi
Manipulasi yang tepat dari bahan gipsum dapat mempengaruhi kinerja dari
gipsum. Manipulasi dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu pengukuran bubuk dan
air, pengadukan, penuangan, dan desinfeksi.10,17
Setiap bahan gipsum memiliki rasio air bubuk yang dianjurkan. Rasio air bubuk
mempengaruhi konsistensi campuran, kekuatan material, setting time dan setting
expansi. Oleh karena itu, proporsi air dan bubuk yang benar sangat penting. Jumlah
air dapat diukur dengan menggunakan silinder pengukur volume sedangkan bubuk
diukur dengan satuan massa dan bukan berdasarkan volume.
Tindakan mencampur bubuk dan air bersama-sama disebut pengadukan.
Pengadukan bahan gipsum dapat dilakukan dengan tangan atau mekanis. Bahan
plaster biasanya diaduk dengan tangan dalam mangkuk karet fleksibel. Bahan stone
dapat diaduk secara mekanis atau dengan tangan, namun bahan dental stone highstrength hampir selalu dengan metode pengadukan mekanis. Saat gipsum diaduk
dengan tangan, bubuk dan air diaduk menggunakan spatula dengan kecepatan sekitar
2 putaran per detik selama sekitar 1 menit. Jika gipsum dicampur dengan mixer,
operator harus mengaduk bubuk dan air dengan tangan selama beberapa detik untuk
memastikan bahwa pengadukan mekanik akan bekerja secara efektif. Terlepas dari
metode yang digunakan untuk mencampur bahan, vibrator hampir selalu digunakan
untuk membantu menghilangkan gelembung yang terbentuk selama pencampuran.
Biasanya, campuran tersebut digetarkan selama 10 sampai 15 detik untuk memaksa
gelembung ke atas campuran. Getaran juga digunakan untuk memudahkan
memindahkan gipsum ke bahan cetak atau wadah lainnya.
Ada beberapa metode umum untuk menuangkan model atau cor. Metode
pertama, lembaran lilin lunak yang disebut boxing wax dilekatkan di pinggir cetakan
kira-kira 1 cm di luar sisi jaringan hasil cetakan untuk memberikan dasar pada model.
Metode kedua dimulai dengan menuangkan gipsum pada gigi dan permukaan
jaringan lunak hasil cetakan. Cetakan yang telah diisi kemudian dibuatkan basis
modelnya dengan cara menempatkan cetakan pada tumpukan campuran gipsum yang
diletakkan di atas permukaan nonabsorbent seperti kaca. Metode ketiga untuk

Universitas Sumatera Utara

11

menuangkan model ini mirip dengan metode kedua tetapi menggunakan wadah yang
disebut rubber base untuk membentuk dasar cetakan.
Model dan die dapat didesinfeksi dengan semprotan iodophor sesuai instruksi
pabrik atau dengan cara merendamnya dalam larutan natrium hipoklorit 5% dengan
pengenceran 1:10 selama 30 menit. Model yang telah didesinfeksi harus diperiksa
dengan cermat untuk melihat kerusakan permukaan, karena tidak semua desinfektan
kompatibel dengan produk gipsum.

Tabel 2. Efek beberapa variabel pada proses manipulasi terhadap karakteristik


gipsum10
Karakteristik Gipsum
Variabel

Memperbesar

Setting Time

rasio

Kekentalan

Setting

Kekuatan

Ekspansi

Kompresi

Meningkat

Meningkat

Menurun

Menurun

Menurun

Menurun

Meningkat

Tidak ada

air/bubuk
Meningkatkan
kecepatan pengadukan
Meningkatkan

efek
Menurun

temperatur air yang akan


dicampur

dari

Menurun

Meningkat

Tidak ada
efek

230

hingga 300C

2.2 Gipsum Daur Ulang


Daur ulang merupakan suatu proses pengelolaan limbah sehingga dapat
digunakan kembali untuk fungsi yang sama maupun fungsi yang lain.22 Beberapa
prinsip pada proses daur ulang yaitu:
A. Syarat
Limbah yang akan di daur ulang harus sejenis, sehingga perlu dilakukan proses
pemisahan dan pengelompokan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara manual
(dilakukan dengan tangan manusia secara langsung) maupun secara mekanis
(dilakukan oleh mesin).13,23 Tahapan berikutnya adalah pemurnian yaitu untuk

Universitas Sumatera Utara

12

mendapatkan bahan/elemen semurni mungkin, baik melalui proses fisik, kimia,


biologi, atau termal. Pemurnian secara fisik misalnya dapat dilakukan dengan
menggunakan magnet untuk memisahkan limbah gipsum dari bahan logam.13
B. Mekanisme atau Pengelolaan
Mekanisme atau pengelolaan yaitu proses mengolah limbah menjadi bahan
yang siap pakai. Pada penelitian Ibrahim (1995) dan Abidoye (2010) proses
pengelolaan dilakukan dengan cara pemanasan kembali limbah gipsum. Pada
penelitiannya Abidoye (2010) melakukan pemanasan dengan menggunakan oven
pada suhu 1600 C selama 40 menit. Berdasarkan penelitian tersebut dinyatakan bahwa
gipsum tersebut dapat didaur ulang dan menunjukkan keadaan mikrostruktural jarum
kristal yang mirip dengan gipsum komersial, tetapi terdapat molekul air yang
terperangkap pada kisi kristal.11,13 Sebagian besar produk gipsum diperoleh dari batu
gipsum alami. Gipsum merupakan bentuk dihidrat dari kalsium sulfat (CaSO4.2H2O)
yang pada pemanasannya akan kehilangan 1,5 gr mol dari H2O dan diubah menjadi
kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4 . H2O).
2CaSO4.2H2O + pemanasan

(CaSO4)2.H2O + 3H2O

Jika kalsium sulfat hemihidrat dicampur dengan air, reaksi sebaliknya terjadi
dan kalsium sulfat hemihidrat diubah kembali menjadi kalsium sulfat dihidrat. Oleh
karena itu, dehidrasi parsial dari batu gipsum dan rehidrasi dari kalsium sulfat
hemihidrat merupakan reaksi reversibel. Secara kimiawi, reaksi dinyatakan seperti di
bawah ini.10
CaSO4 . H2O + 1 H2O

CaSO4. 2H2O + 3900 kal/g mol

Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm yang menghasilkan panas. Bila 1 g mol
kalsium sulfat hemihidrat bereaksi dengan 1,5 g mol air, maka akan dihasilkan 1 g
mol kalsium sulfat dihidrat dan 3900 kalori dalam bentuk panas akan dilepaskan.10
Pada tahap pengelolaan, dapat dilakukan proses pencampuran yaitu untuk
mendapatkan bahan yang lebih bermanfaat, misalnya sejenis limbah dicampur dengan
bahan lain.23 Penambahan bahan lain, misalnya calcium chloride, dilakukan agar
diperoleh peningkatan pada kekuatan kompresi bahan gipsum.24

Universitas Sumatera Utara

13

C. Faktor yang Mempengaruhi


Lama penyimpanan dan keadaan lingkungan penyimpanan (suhu dan
kelembapan) dapat mempengaruhi jumlah kandungan air dalam limbah gipsum.13
Sasaran utama adalah bagaimana mendapatkan bahan yang sebaik mungkin sesuai
fungsi dari bahan daur ulang tersebut. Upaya pertama daur ulang adalah bagaimana
memisahkan limbah di sumbernya yang sebetulnya merupakan kegiatan yang mudah
dilaksanakan.23

2.3 Model Gigitiruan


Model gigitiruan merupakan replika yang mencakup jaringan keras dan lunak
dari permukaan rongga mulut. Model ini digunakan sebagai media untuk menentukan
diagnosis, menjelaskan rencana perawatan dan proses perawatan kepada pasien, serta
media pembuatan gigitiruan.25

2.3.1 Model Studi


Model studi merupakan salah satu jenis dari model gigitiruan. Model studi
disebut juga dengan model diagnostik digunakan oleh dokter gigi untuk mengamati
dan mempelajari keadaan rongga mulut pasien. Umumnya model studi terbuat dari
dental plaster atau gips tipe II.16,25 Kegunaan studi model adalah sebagai berikut:3
a. Memperlihatkan gambaran tiga dimensi dari keadaan jaringan keras dan
lunak rongga mulut.
b. Sebagai media pembelajaran tentang relasi oklusal dari lengkung rahang.
c. Sebagai media pembelajaran tentang ukuran gigi, letak dan bentuk serta
hubungan rahang.
d. Sebagai media pembelajaran tentang jaringan keras dan lunak dalam
pandangan lingual ketika gigi dioklusikan.
e. Sebagai media perbandingan antara keadaan sebelum dan sesudah dilakukan
perawatan.
f. Sebagai media pembelajaran kepada pasien.

Universitas Sumatera Utara

14

g. Sebagai media rekaman legal mengenai lengkung rahang pasien untuk


keperluan asuransi, gugatan hukum dan forensik.

2.3.2 Model Kerja


Model kerja merupakan replika dari struktur rongga mulut yang digunakan
sebagai media pembuatan gigitiruan. Model kerja umumnya terbuat dari dental stone
atau gips tipe III yang memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan selama
prosedur laboratoris.25 Sifat-sifat ideal model kerja adalah sebagai berikut:2
a. Model harus kuat dan keras.
b. Stabilitas dimensi harus dipertahankan selama dan setelah proses pengerasan.
c. Tidak melengkung atau mengalami distorsi.
d. Tidak pecah atau rusak selama proses laboratoris atau proses pengukiran
malam.
e. Cocok dengan semua jenis bahan cetak.
f. Resisten terhadap abrasi dan fraktur.

2.4 Perubahan Dimensi


Perubahan dimensi biasanya dinyatakan sebagai persentase dari panjang semula
atau volume. Perubahan dimensi dipengaruhi oleh setting ekspansi dan ekspansi
higroskopis. Ekspansi massa gipsum dapat dideteksi selama perubahan dari partikel
hemihidrat menjadi partikel dihidrat. Setting ekspansi dapat dijelaskan berdasarkan
mekanisme kristalisasi. Proses kristalisasi digambarkan sebagai suatu pertumbuhan
kristalkristal dihidrat dari nukleus yang saling berikatan satu dengan yang lainnya.
Bila proses ini terjadi pada ribuan kristalkristal selama pertumbuhan, suatu tekanan
atau dorongan keluar dapat terjadi dan menghasilkan ekspansi massa keseluruhan
sehingga gipsum mengalami perubahan dimensi. Tumbukan atau gerakan dari
kristalkristal ini menyebabkan terbentuknya mikroporus. Volume eksternal hasil
reaksi gipsum yang lebih besar daripada volume kristalin menyebabkan terbentuknya
porus. Oleh karena itu, struktur gipsum yang telah mengeras terdiri dari kristalkristal

Universitas Sumatera Utara

15

yang saling terkait, di antaranya adalah mikroporus dan porus yang mengandung air
berlebih. Air tersebut diperlukan ketika pengadukan. Namun, ketika mengering,
kelebihan air tersebut menghilang dan ruangan kosong meningkat.9 Agar dapat
menghasilkan model atau die yang akurat, setting ekspansi dari dental gipsum harus
tetap dikendalikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi setting ekspansi pada dental
gipsum adalah:
a.

Rasio Air Bubuk

Semakin tinggi rasio air bubuk maka akan semakin sedikit nukleus kristalisasi
per unit volume sehingga ruangan antar nukleus lebih besar pada keadaan tersebut.
Akibatnya, pertumbuhan internal kristalkristal dihidrat akan semakin sedikit,
demikian juga dengan dorongan keluar dari kristalkristal tersebut. Hal itulah yang
menyebabkan semakin tinggi rasio air bubuk, maka semakin rendah nilai setting
ekspansinya. Sebaliknya, penurunan rasio air bubuk meningkatkan setting ekspansi
dengan cara meningkatkan jumlah nukleus kristalisasi dari partikel dihidrat.9 Selain
menyebabkan setting ekspansi yang tinggi, penurunan rasio air bubuk juga
menyebabkan lebih banyak panas yang dilepaskan.26 Namun menurut Michalakis
(2009) setting ekspansi lebih dipengaruhi oleh bahan dan waktu dibandingkan dengan
penambahan air.27
b.

Lama Pengadukan (mixing time)

Sebagian kristal gipsum terbentuk langsung ketika gipsum berkontak dengan


air. Begitu pengadukan dimulai, pembentukan kristal ini meningkat. Pada saat yang
sama, kristal-kristal tersebut diputuskan oleh spatula (pengaduk) dan didistribusikan
merata dalam adukan dengan hasil pembentukan lebih banyak nukleus kristalisasi.
Dalam jangka limitnya, semakin lama waktu pengadukan, maka akan meningkatkan
jumlah nukleus kristalisasi dari partikel dihidrat. Akibatnya, jalinan ikatan kristalin
yang terbentuk akan semakin banyak, pertumbuhan internal dan dorongan keluar dari
kristal-kristal dihidrat meningkat. Hal inilah yang menyebabkan setting ekspansi
gipsum meningkat sejalan dengan semakin lamanya waktu pengadukan untuk batasan
waktu tertentu.9

Universitas Sumatera Utara

16

c.

Penambahan Akselerator atau Retarder

Penambahan bahan kimia dalam bentuk akselerator atau retarder, yang biasanya
ditambahkan oleh pabrik untuk mengatur setting time, juga mempunyai efek untuk
menurunkan nilai setting ekspansi dengan cara mengubah bentuk kristal dihidrat yang
terbentuk. Oleh karena itu, akselerator atau retarder disebut juga sebagai
antiexpantion agent. Bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai akselerator
adalah potassium sulfat, sedangkan yang digunakan sebagai retarder adalah boraks.17
d.

Lama Penyimpanan

Menurut Michalakis (2009) sangat dipengaruhi oleh waktu dibandingkan


dengan suasana lingkungan saat dilakukan pengukuran setting ekspansi. Hal ini
dikarenakan adanya pertumbuhan kristal yang berlangsung terus menerus selama
material gipsum yang telah mengeras dibiarkan diudara. Pertumbuhan kristal ini
diakibatkan oleh masuknya uap air ke dalam mikroporeus yang mengakibatkan
menurunnya tegangan permukaan sehingga kristal dapat tumbuh bebas. Pada saat
seluruh hemihidrat telah berubah menjadi dihidrat maka air yang terdapat pada
gipsum akan menguap dan jumlah air akan berkurang sehingga akan terjadi
pengerutan pada gipsum.27,28

Universitas Sumatera Utara

17

2.5 Kerangka Teori


Mineral Gipsum
(CaSO4 . 2H2O)
dehidrasi

Air

Gipsum
(CaSO4 . H2O)
Klasifikasi

Tipe I

Tipe II

Tipe III

Tipe IV

Kekuatan
Kompresi

w/p
Ratio

reversibel

Fungsi

Karakteristik
Setting
Ekspansi

Tipe V

Model Kerja
(CaSO4 . 2H2O)

Setting
Time

Limbah
Dipengaruhi
oleh:
Lama
Pengadukan
Aselerator
dan Retarder
w/p Ratio

Gipsum
Daur Ulang
Perubahan
Dimensi

Faktor yang
Mempengaruhi

Air

Mekanisme

Syarat

Gipsum Daur ulang


(CaSO4 . H2O)

Karakteristik
Setting
Ekspansi

Kekuatan
Kompresi

Perubahan
Dimensi

w/p
Ratio

Setting
Time

Apakah terdapat perbedaan perubahan dimensi pada gipsum tipe III komersial
dengan gipsum tipe III daur ulang sebagai bahan model kerja gigitiruan pada 2, 24,
72 jam dan 2 minggu setelah pencampuran?

Universitas Sumatera Utara

18

2.6 Kerangka Konsep


reversibel

Mineral Gipsum
(CaSO4 . 2H2O)

dehidrasi

Gipsum Komersial
(CaSO4 . H2O)

hidrasi

Model Kerja
(CaSO4 . 2H2O)

daur ulang

Pertikel hemihidrat

dehidrasi

Gipsum Daur ulang


(CaSO4 . H2O)

Abidoye LK dan Bello RA (2010)


Sisa molekul air yang terperangkap
dalam kisi kristal

Bereaksi dengan
molekul air

Lebih banyak ruang untuk


pertumbuhan kristal

Kristal dihidrat mulai


bertumbuh

Bereaksi dengan molekul


air

Anusavice KJ (2003)
Kristal berkontak satu dengan
yang lain dan terjadi dorongan
keluar dari kristal gipsum

Kristal bertumbuh lebih bebas,


interaksi antar kristal sedikit,
dorongan keluar sedikit

Semakin lama dibiarkan uap air akan masuk ke mikroporus


Perubahan dimensi
18
Universitas Sumatera Utara

19

2.7 Hipotesis
Ada perbedaan perubahan dimensi pada gipsum tipe III komersial dengan
gipsum tipe III daur ulang pada 2, 24, 72 jam dan 2 minggu setelah pencampuran.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai