Anda di halaman 1dari 10

KIMIA ANALISIS

Spektrofotometri UV, IR, dan AAS

Disusun oleh:
Nama
NIM

: Rizki Amalya
: 14334779

Dosen : Dra. Herdini, M.Si

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2015

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Kimia Medisinal Antibiotika dapat terlesaikan.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai Spektrofotometri UV, IR dan AAS
yang merupakan salah satu materi mata kuliah Kimia Medisinal pada semester ganjil.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun memperoleh banyak bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kesungguhan hati penyusun mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Herdini, M.Si selaku dosen mata kuliah
Kimia Analisis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam
penyusunan makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
rekan-rekan lainnya.

Jakarta, Desember 2015

Penyusun

Spektrofotometri UV adalah pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan


molekul atau atom dari suatu zat kimia. Jangkauan panjang gelombang untuk daerah ultraviolet
adalah 190-380 nm.
Sinar ultraviolet terbagi menjadi 2 jenis yaitu ultraviolet jauh dan ultraviolet dekat. Ultraviolet
jauh memiliki rentang panjang gelombang 10-200 nm, sedangkan ultraviolet dekat memilki rentang
panjang gelombang 200-400 nm. Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV
adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut tidak berwarna. Senyawa-senyawa organik sebagian
besar tidak berwarna sehingga spektrofotometer UV lebih banyak digunakan dalam analisis senyawa
organik khususnya dalam penentuan struktur senyawa organik.
Radiasi ultraviolet diabsorpsi oleh molekul organik aromatik, molekul yang mengandung
terkonjugasi dan atau atom yang mengandung elektron n, menyebabkan transisi elektron di orbital
terluarnya dari tingkat energi elektron dasar ke tingkat energi elektron tereksitasi lebih tinggi.
Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit yang mengasorpsi
sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah tampak disebut
khromofor dan hampir semua khromofor mempunyai ikatan tak jenuh. Pada khromofor jenis ini
transisi terjadi dari *, yang meyerap pada maks kecil dari 200 nm (tidak terkonjugasi), misalnya
pada >C=C< dan -CC-. Khromofor ini merupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung
elektron pada orbital molekulnya. Untuk senyawa yang mempunyai sistem konjugasi, perbedaan
energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan terjadi
pada panjang gelombang yang lebih besar.
Gugus fungsi seperti OH. NH2, dan Cl yang mempunyai elektron-elektron valensi bukan
ikatan disebut auksokhrom yang tidak menyerap radiasi pada panjang gelombang lebih besar dari 200
nm, tetapi menyerap kuat pada ultraviolet jauh. Bila suatu auksokhrom mengikat pada suatu
khromofor, maka pita serapan khromofor bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang (efek
batokhrom) dengan intensitas yang lebih kuat. Efek hipsokhrom adalah suatu pergeseran pita serapan
ke panjang gelombang yang lebih pendek yang sering terjadi bila muatan positif dimasukan kedalam
molekul dan bila pelarut berubah dari non polar ke pelarut polar.
Instrumen
Spektrofotometer terdiri atas :

Sumber radiasi

Sumber yang biasa digunakan lampu hidrogen atau deuterium untuk pengukuran UV dan lampu
tungsten untuk pengukuran cahaya tampak.

Monokromator

Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya berupa prisma ataupun
grating. untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian dapat
digunakan celah

Sel / Kuvet

Pada pengukuran di daerah sinar tampak kuvet kaca dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran
pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini.
Umumnya tebal kuvetnya adalah 1 cm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat
digunakan.

Detektor

Peranan detektor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang.

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi
molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 1.000
m atau pada Bilangan Gelombang 13.000 10 cm -1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama
kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang
elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak
lurus dengan arah rambatan.
Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan rentang panjang
gelombang tertentu. Spektrum lektromagnetik merupakan kumpulan spektrum dari berbagai panjang
gelombang. Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang sinar infra merah dibagi atas tiga
daerah, yaitu:
1.

Daerah Infra Merah dekat.

2.

Daerah Infra Merah pertengahan.

3.

Daerah infra Merah jauh.

Spektrum infra merah terletak pada daerah dengan panjang gelombang berkisar dari 0,78 sampai
1000 nm atau bilangan gelombang dari 12800 sampai 10 cm -7. Dilihat dari segi ap,likasi dan
instrumentasi spektrum infra merah dibagi kedalam tiga jenis radiasi yaitu infra merah dekat, infra
merah pertengahan, dan infra merah jauh. Daerah spektrum infra merah dapat dilihat pada tabel
berikut :

daerah

Dekat

Panjang

Bilangan

gelombang () m

gelombang () cm4

0.78-2.5

12800-4000

Frekuensi () Hz

3.8x1014

1.2x1014
Pertengahan

2.5-50

4000-200

1.2x1014-6.0x1012

Jauh

50-1000

200-10

6.0x1012-3.0x1011

Plot antara transmitan dengan bilangan gelombang atau frekuensi akan dihasilkan spektrum infra
merah seperti pada tabel di atas. Spektrum polistirena biasa digunakan untuk kalibrasi skala frekuensi
karena menunjukkan banyak puncak tajam yang mempunyai frekuensi tepat dan telah diketahui.
Aplikasi spektrofotometri infra merah sangat luas baik untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif. Penggunaaan yang paling banyak adalah pada daerah pertengahan dengan kisaran
bilangan gelombang 4000 sampai 670 cm-1 atau dengan panjang gelombang 2.3 sampai 15 m.
Kegunaan yang paling penting adalah untuk identifikasi senyawa organik karena spektrumnya sangat
kompleks terdiri dari banyak puncak-puncak. Dan juga spektrum infra merah dari senyawa organik
mempunyai sifat fisik yang karakteristik artinya kemungkinan dua senyawa mempunyai spektrum
sama adalah kecil sekali.
Ketika molekul terkena radiasi elektromagnetik didaerah IR akan bervibrasi atau berputar dan
setia molekul memiliki sejauh viasi dan rotasi tertentu pula.
Pengukuran dengan spektrofotometri (analiser IR) adalah pengukuran frekuensi dimana vibrasi
dan rotasi terjadi dan berhubungan dengan jumlah energi terserap pada frekuensi tersebut. Pengukuran
energi eterserap direkam sebagai transmitan sebagai fungsi panhjang gelombang. Spektra setiap
komponen senyawa adalah unik sehingga spekra IR disebut sidik jari dari komponen senyawa.
Sumber cahaya IR ada 3, yaitu :
1.

Globar, paling umum dan mempunyai maaksimum energi 1,8

2.

Nerast, paling umum dan mempunyai energi <1,4

3.

Ni-Cr, selektif wave length

Detektor IR
1.

Termokopel, digunakan pada pabrik operasi kontinyu

2.

Bolometer

3.

Fitikonduktif meter

4.

Golay detektor

Instrumentasi Infra Merah


Pada spektrosfotometer UV-VIS, komponen spektrofotometer infra merah (IR) terdiri dari lima
bagian pokok yaitu (1) sumber radiasi , (2) wadah sampel (3) monokhorometer (4) detector (5)
rekoder.
Terdapat dua macam spektrofotometer infra merah yaitu dengan berkas tunggal (single-beam)
dan berkas ganda ( double-beam).
Wadah sampel
kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan kebanyakan wadah sampel
adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah
meneruskan energy cahaya dalam daerah spektral yang diminati: jadi sel kaca melayani daerah
tampak, sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Dalam instrument, tabung
reaksi silindris kadang-kadang diginakan sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung
semacam itu diletakkan secara reprodusibel dengan membubuh kan tanda pada salah satu sisi tabunga
dan tanda itu selalu tetaparahnya tiap kali ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik bila permukaan
optisnya datar. Sel-sel harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya menembus larutan, dengan
meniscus terletak seluruhnya diatas berkas. Umumnya sel-sel ditahan pada posisinya dengan desain
kinematik dari pemegangnya atau dengan jepitan berpegas yang memastikan bahwa posisi tabung
dalam ruang sel (dari) instrument itu reprodusibel.
Sumber Radiasi
Radiasi infra merah dihasilkan dari pemanasan suatu sumber radiasi dengan listrik sampai suhu
antara 1500 dan 2000k. Sumber radiasi yang biasa digunakan berupa Nemst Glower, Globar, dan
kawat nikhrom.
Kawat nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan khrom (Cr). Kawat Ni-Khrom ini berbentuk
spiral dan mempunyai intensitas radiasi lebih rendah dari Nerst Glower dan Globar tapi umurnya
lebih panjang.

Monokhromator
Pada pemilihan panjang gelombang infra merah dapat digunakan filter,prisma, atau grating,
berkas radiasi terbagi dua yaitu sebagian melewati sampel dan sebagian melewati blanko. Setelah
kedua berkas twersebut bergabung kembali kemudian di lewatkan ke dalam monokromator.

Detector
Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai panjang gelombang Ada
beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum yang mudah
dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Banyak senyawa-senyawa organik
menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan
yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan
pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung
pada jumlah senyawa tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran
mengapa pelarut yang digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya! Tetapi berbeda,
senyawa-senyawa akan menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum
UV. Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan air pada gelombang
dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya
menggunakan panjang gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang
salah dari pelarut.

Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada proses
penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar (ground state).
Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat energi dasar sambil
mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi. Dalam AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai
bentuk energi seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. Interaksi
ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorpsi dan emisi (pancaran)
radiasi dan panas. Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena mempunyai panjang gelombang
yang karakteristik untuk setiap atom bebas (Basset, 1994).
Spektrrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-unsur yang
pemakaiannya sangat luas, diberbagai bidang karena prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisa
relatif murah, sensitif tinggi (ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan
standar, waktu analisa sangat cepat dan mudah dilakukan. Analisis AAS pada umumnya digunakan
untuk analisa unsur, teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis.ini disebabkan karena
sebelum pengukuran tidak selalu memerluka pemisahan unsur yang ditetukan karena kemungkinan
penentuan satu logam unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga
yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam. Sember
cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari elemen yang sedang
diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah terakomisasi,
kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator. Chopper digunakan untuk

membedakan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus ( DC ) dari
emisi nyala dan hanya mnegukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu
unsur padakeadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi dan
mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tingi atau tereksitasi.
Atom-atom dari sampel akan menyerpa sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
Penyerapan energi cahaya terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang
dibutuhkan oleh atom tersebut (Basset, 1994).
Hubungan kuantitatif antara intensitas radiasi yang diserap dan konsentrasi unsur yang ada dalam
larutan cuplikan menjadi dasar pemakaian SSA untuk analisis unsur-unsur logam. Untuk membentuk
uap atom netral dalam keadaan/tingkat energi dasar yang siap menyerap radiasi dibutuhkan sejumlah
energi. Energi ini biasanya berasal dari nyala hasil pembakaran campuran gas asetilen-udara atau
asetilen-N2O, tergantung suhu yang dibutuhkan untuk membuat unsur analit menjadi uap atom bebas
pada tingkat energi dasar (ground state). Disini berlaku hubungan yang dikenal dengan hukum
Lambert-Beer yang menjadi dasar dalam analisis kuantitatif secara SSA. Hubungan tersebut
dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut (Ristina, 2006).
I = Io . a.b.c
Atau,
Log I/Io = a.b.c
A = a.b.c
dengan,
A = absorbansi, tanpa dimensi
a = koefisien serapan, L2/M
b = panjang jejak sinar dalam medium berisi atom penyerap, L
c = konsentrasi, M/L3
Io = intensitas sinar mula-mula
I = intensitas sinar yang diteruskan
Pada persamaan diatas ditunjukkan bahwa besarnya absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi
atom-atom pada tingkat tenaga dasar dalam medium nyala. Banyaknya konsentrasi atom-atom dalam
nyala tersebut sebanding dengan konsentrasi unsur dalam larutan cuplikan. Dengan demikian, dari
pemplotan serapan dan konsentrasi unsur dalam larutan standar diperoleh kurva kalibrasi. Dengan

menempatkan absorbansi dari suatu cuplikan pada kurva standar akan diperoleh konsentrasi dalam
larutan cuplikan. Bagian-bagian AAS adalah sebgai berikut (Day, 1986).

Daftar Pustaka

Khopkar, S. M,. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-press.


http://www.wikipedia-AAS.org http://driverhutapadang.blogspot.com/2013/02/nitrit-no2.html

Anda mungkin juga menyukai