2
2
2
3
3
4
4
4
5
5
5
5
5
6
6
6
6
7
10
11
11
11
1 PENDAHULUAN
1.1
Abstrak
1.2
Latar Belakang
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Polietilena
2.2 Serat karbon
2.3 Proses Melt-Spinning
2.4 Sulfonasi
2.5 Karbonisasi
3 METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Melt-Spinning Proccess
3.2.2 Sulfonasi
3.2.3 Karbonisasi
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Melt-Spinning Process
4.2 Stabilisasi Kimia ( Sulfonasi )
4.3 Karbonisasi
5 PENUTUP
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Tabel
1 Hasil Analisis Unsur Pada Serat Tersulfonasi....................................................9
Daftar Gambar
1 Struktur Polietilena.................................................................................... 3
2 Reaksi Substitusi Gugus Fungsi (-SO2OH-) pada rantai polietilena.........................7
3 Proses Sampling Serat Pada Variasi Suhu Dan Waktu Yang Berbeda.......................8
4. Hasil Sulfonasi Serat Polietilena...................................................................8
5. Pengaruh Waktu Sulfonasi Terhadap Entalpi Reaksi Spesifik................................9
6. Reaksi Karbonisasi Serat PE tersulfonasi......................................................10
PENDAHULUAN
1.1 Abstrak
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Polietilena
Polietilena (PE) merupakan salah satu jenis polimer yang paling banyak
dipakai dalam kehidupan sehari-hari seperti kantong plastik dan Polietilena adalah
bahan termoplastik yang transparan, berwarna putih yang mempunyai titik leleh
bervariasi antara 110-137oC. Polietilena adalahpolimer yangjuga termasuk dalam
polioefin (Curlee 1991). Umumnya polietilen bersifat resisten terhadap zat kimia.
Pada suhu kamar, polietilena tidak larut dalam pelarut organik dan anorganik
(Billmeyer1994). Berikut adalah struktur polietilena :
suhu di atas 1000C tapi hanya sedikit pelarut yang dapat melarutkannya pada atau
mendekati suhu kamar (Billmeyer 1984).
Polietilena massa jenis tinggi sebagian besar adalah padatan kristalin (di
atas 90%), mengandung kurang dari 1 rantai/200 atom karbon pada cabang utama.
Titik lelehnya di atas 1270C (atau 1350C) dan massa jenisnya antara 0,95 g/cm30,97 g/cm3 (Billmeyer, 1984). Reaksi adisi adalah sebuah reaksi dimana dua atau
lebih molekul bergabung membentuk suatu produk yang disertai dengan
pemutusan ikatan rangkap. Selama polimerisasi etilena, ada ribuan molekul
etilena yang bergabung bersama membentuk etilena.
2.2 Serat karbon
HDPE (High Density Poly Ethelene) merupakan bahan baku untuk jenis
Plastik HDPE dimana umumnya hasil produksi berbentuk plastik kantong, plastik
roll dan plastik lembaran.Reaksi sulfonasi merupakan reaksi dapat balik, dapat
terbentuk produk ataupun kembali Reaksi sulfonasi dengan oleum akan berjalan
lebih cepat dibandingkan dengan asam sulfat pekat pada benzena (Handayani
2002).
2.4 Sulfonasi
berupa oleum, asam sulfat pekat dan asam chlorosulfonat. Reaksi sulfonasi
merupakan reaksi dapat balik, dapat terbentuk produk ataupun kembali ke
reaktannya tergantung pada kondisi reaksi ( Sudarma dan Mulyanto 2008 ).
2.5 Karbonisasi
3 METODE
Alat-alat yang digunakan adalah batang pengaduk, spinneret, meltspinning semi-industrial plant, pengontrol suhu jenis Huber CC-K5, bejana reaksi,
pengaduk magnetik terlapisi PTFE, instrumen DSC (Differential Scanning
Calorimetry) danoven FRH-40-250-1500 G800.
Bahan-bahan yang digunakan adalah asam sulfat 95%, sampel plastik
HDPE ( High Density PolyEthylene), perekat PTFE (PolyTetraFlouroEthylene),
minyak silikon SilOil M20.195/235.20dan akuades.
3.2 Prosedur Percobaan
pada plastik HDPE (High Density Poly Ethylene) pada temperatur 200oC karena
titik leleh dari plastik HDPE (High Density Poly Ethylene) yaitu pada suhu 190oC,
sehingga plastik HDPE (High Density Poly Ethylene) dapat terlelehkan dengan
sempurna, setelah dilelehkan lalu dipintal oleh spinneret dengan spesifikasi 72
buah kapiler dengan diameter 0,25 mm, diameter dari spinneret akan
mempengaruh ukuran serat yang dihasilkan. Proses pemintalan serat harus
menggunakan kecepatan pelilitan yang tinggi karena jika menggunakan kecepatan
pelilitan yang rendah maka serat dapat memadat sebelum dapat dililit dan menjadi
serat karbon. Berdasarkan percobaan bahwa kecepatan pelilitan yang optimal bagi
plastik HDPE (High Density Poly Ethylene) berada pada 3,0 m/menit. Hasil serat
yang diperoleh berukuran 15 m-17m.
sulfonasi dibantu oleh daya mekanik dari pengaduk magnetik, pengaduk magnetik
yang telah dilapisi oleh PTFE (Poly Tetra Flouro Ethylene) dapat meratakan panas
yang dihasilkan oleh asam sulfat, sehingga distribusi panas dari asam sulfat dapat
merata.Serat yang belum tersulfonasi direkatkan pada batang pengaduk oleh
perekat yang telah dilapisi PTFE (Poly Tetra Flouro Ethylene), hal tersebut
mencegah terjadinya pengembangan ukuran dari serat yang telah disulfonasi.
Proses perekatan oleh PTFE (Poly Tetra Flouro Ethylene) mengakibatkan
pembentukan tegangan internal dalam serat, sehingga mempengaruhi sifat
mekanik dari serat yang dihasilkan (Dunbar et al 1992). Hasil sulfonasi yaitu
sebagai berikut.
Gambar 3 Proses Sampling Serat Pada Variasi Suhu Dan Waktu Yang Berbeda
Proses sulfonasi dilakukan selama 135 menit, 7 titik sampling dilakukan
pada suhu dan waktu yang berbeda, hal ini bertujuan membandingkan serat yang
dihasilkan dalam waktu sulfonasi yang berbeda, hasil dari sampling dianalisis
menggunakan instrumen DSC ( Differential Scanning Calorimetry ). Hasil serat
dari polietilena yang telah disulfonasi yaitu sebagai berikut.
135 menit mengandung total berat atom sulfur sebesar 3.40% dan total berat atom
oksigen sebesar 26.79%.
4.3 Karbonisasi
10
yang akan mengikat satu atom hidrogen pada rantai atom karbon sehingga terjadi
eliminasi kembali dengan terbentuknya asam sulfit dan 3-heptena yang akan
membentuk radikal bebas OH- dan SO2- kembali. Faktor yang mempengaruhi sifat
mekanik dari serat karbon yaitu temperatur dan waktu yang berpengaruh terhadap
produk serat karbon dan kekuatan dari serat karbon tersebut.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa tidak terjadi dekomposisi
senyawa pada suhu 450oC, sampel (d) tidak tersulfonasi secara sempurna karena
terjadi dekomposisi. Sampel (e) dan (f) mengalami pengembangan ukuran hingga
50%, pengembangan ukuran pada sampel (e) dan (f) setara dengan penurunan
volume pada serat. Sampel (g) mengalami pengembangan ukuran sebesar 30%,
tetapi mengalami penurunan massa serat hingga 45%. Sampel (g) mengandung
konsentrasi atom karbon paling tinggi sebesar 89% dan 11% adalah atom
hidrogen, kandungan sulfur pada sampel (g) tidak dapat diukur karena
konsentrasinya terlalu rendah, hal tersebut dapat menyatakan bahwa proses
karbonisasi dapat mengurangi kandungan unsur sulfur, hidrogen dan oksigen pada
serat sehingga menghasilkan serat dengan kandungan atom karbon yang tinggi.
5 PENUTUP
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Billmeyer F W. 1984. Textbook of Polymer Science. Third Edition. New York
(US): John Wiley and Sons.
Chang .2009. Kimia Dasar Konsep-Konseo Inti Jilid I edisi 3. Jakarta (ID):
Erlangga.
Cowd M A. 1991. Kimia Polimer. Bandung (ID) : Penerbit ITB.
11
Curlee TR.1991. Plastic waste managemen control, recycling, and diposal . New
Yeryes (US): Noyes Data Corp.
Dunbar J J, Weedon G C, Tam T Y T. 1982. Carbon Fibre and Proccess for its
Production. Us Patent. 1992 003 601 A3.
Handayani. 2012. Teknologi Pengolahan Dan Pengawetan Kemasan Bahan
Pangan. Bandung (ID):Alfabeta.
Inggaweni L dan Suyatno. 2015. Karakterisasi sifat mekanik plastik
biodegradable dari komposit High Density Polyethylene (HDPE) dari pati
singkong. [Prosiding]. Surabaya (ID): Universitas Negeri Surabaya.
Penning J P, Lagcher R, and Pennings A J. 1991. The Effect of Diameter on the
Mechanical Properties of Amorphous Carbon Fibres from Linear Low Density
Polyethylene.[Polymer Buletin]. Vol (25): 405-412.
Siahaan S, Melvha dan Rosdanelli. 2013. Penentuan Kondisi Optimum suhu dan
waktu karbonisasi pada pembuatan arang dari sekam Padi. Jurna Teknik Kimia.
2(1):26-3.
Younker J M, Saito T, Hunt M A, Naskar A K, and Beste A. 2013. Pyrolysis
Pathways Of Sulfonated Polyethylene, an Alternative Carbon Fibre Precursor.
Journal of the American Society.6130-6141.
12