Kumpulan Uu
Kumpulan Uu
II
III
UNDANG - UNDANG
NO 21 TAHUN 2000
TENTANG
SERIKAT PEKERJA / BURUH
PERLINDUNGAN UPAH
TENTANG
KEPMEN 16/MEN/2001
KEPMEN 187/MEN/2004
IURAN ANGGOTA SP / SB
PERMEN 06/MEN/2004
KEPMEN 255/MEN/2003
PP 21 TAHUN 1954
PERMEN 02/MEN/1995
KEPMEN 48/MEN/2004
KEPMEN 100/MEN/2004
KEPMEN 101/MEN/2004
KEPMEN 220/MEN/2004
SE MENTRI 643/2005
PENCEGAHAN PHK
KEPMEN 08/MEN/2006
PP 08 TAHUN 1981
PERLINDUNGAN UPAH
SE 01 TAHUN 1982
PERMEN 03/MEN/1987
SE 07 TAHUN 1990
PERMEN 04/MEN/1994
UPAH MINIMUM
KEPMEN 231/MEN/2003
KEPMEN 49/MEN/2004
II
NO 3 TAHUN 1992
PERMEN 17/MEN/2005
PER.PEMERINTAH 14/1993
PERMEN 04/MEN/1993
III
NO 01 TAHUN 1970
KESELAMATAN KERJA
IV
NO 07 TAHUN 1981
KEPMEN 147/MEN/1998
KEPMEN 224/MEN/2003
KEPMEN 232/MEN/2003
KEPMEN 233/MEN/2003
KEPMEN 102/MEN/2004
KEPMEN 228/MEN/2003
UNDANG - UNDANG
NO 13 TAHUN 2003
TENTANG
KETENAGA KERJAAN
BAB
TENTANG
PSL
46
IX
50
Hubungan Kerja
51
54
55
56
57
58
59
62
Perlindungan,Pengupahan
dan Kesejahteraan
1. Waktu Kerja
77
79
85
GAN KETENAGAKERJAAN
AYAT
1
ISI
Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan
yang mengurusi dan/atau jabatan2 tertentu
Hubungan kerja terjadi adanya perjanjian kerja
antara pengusaha dan pekerja
1
2
1
2
1
2
2
3
4
1
2
1
2
1
2
UNDANG - UNDANG
NO 13 TAHUN 2003
TENTANG
KETENAGA KERJAAN
BAB
X
TENTANG
Pengupahan
PSL
AYAT
90
91
92
1
2
Peraturan Perusahaan
108
109
110
1
2
111
2
3
4
113
114
116
117
123
1
2
3
4
124
2
3
126
1
2
3
127
1
2
128
132
1
2
Mogok Kerja
137
138
KETENAGAKERJAAN
ISI
Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari
upah minimum sebagaimana dalam psl 89
KEPMEN / PP / PERMEN
Peraturan Pemerintah No 8/81
TENTANG
Perlindungan Upah
Permen 03/Men/1987
Pengelompokan Komponen
Upah dan Pendapatan Non
Upah
Permen 01/men/1999
Upah Minimum
PSL
AYAT
ISI
10
19
katan
b. Tunjangan Tetap adalah suatu pem
bayaran yang teratur berkaitan dg pe
kerjaan yang diberikan secara tetap
untuk pekerja dan keluarganya serta
dibayarkan dalam satuan waktu yang
sama dengan pembayaran upah pokok
seperti tunjangan istri,tunjangan anak
tunjangan perumahan,tunjangan kema
tian tunjangan daerah dll
c. Tunjangan Tidak Tetap adalah suatu
pembayaran yang secara langsung atau
tidak langsung berkaitan dg pekerja yg
diberikan secara tidak tetap untuk
pekerja dan keluarganya serta dibayar
kan menurut satuan waktu yang tidak
sama dg waktu pembayaran upah pokok
seperti tunjangan transport,tunjangan
makan
2
17
18
19
UNDANG - UNDANG
NO 03 TAHUN 1992
TENTANG
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
BAB
TENTANG
PSL
Ketentuan Umum
20
22
26
29
NGAN KETENAGAKERJAAN
AYAT
1
1
2
ISI
Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tena
ga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti
sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelaya
nan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh
tenaga kerja berupa kecelakaan kerja,hamil,sakit,bersalin,hari tua
dan meninggal dunia.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan kerja yang terjadi berhubung
dengan hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul karena
hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam per
jalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja,dan pulang ke
rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui
KEPMEN / PP / PERMEN
Surat Edaran Dirjen Pembinaan
HI dan Pengawasan Ketenaga
Kerjaan
Kepmen 49/Men/2004
Permen 17/Men/2005
PERMEN 02/MEN/1995
TENTANG
PSL
AYAT
ISI
Terhadap karyawati yang menjalankan
cuti hamil dan bersalin,upahnya tetap di
bayarkan dengan tidak membatasi kelahi
ran, perusahaan hanya dapat membatasi
bantuan bagi kelahiran anak ke 3 dst
10
13
UNDANG - UNDANG
NO 13 TAHUN 2003
TENTANG
KETENAGA KERJAAN
BAB
TENTANG
PSL
140
141
143
144
XII
151
152
153
156
158
160
ANGAN KETENAGAKERJAAN
AYAT
1
ISI
Sekurang kurangnya dlm waktu 7 hari kerja sebelum mogok
kerja dilaksanakan,pekerja dan serikat pekerja wajib memberitahu
kan secara tertulis kepada pengusaha dan instansi yang ber
tanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 sekurang
kurangnya memuat :
a. Waktu ( hari,tanggal,dan jam ) dimulai dan diakhiri mogok kerja
b. Tempat mogok kerja
c. Alasan dan sebab-sebab mengapa harus mogok kerja dan
d. Tanda tangan ketua dan sekretaris dan/atau masing-masing
ketua dan sekretaris serikat pekerja sebagai penanggungjawab
mogok kerja
Dalam hal mogok kerja dilakukan tidak sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 maka demi menyelamatkan alat produksi dan aset
perusahaan pengusaha dapat mengambil tindakan sementara
dengan cara :
a. Melarang para pekerja yang mogok kerja berada di lokasi
kegiatan proses produksi atau
b. bila dianggap perlu melarang pekerja yang mogok kerja berada
di lokasi perusahaan
Instansi Pemerintah dan pihak perusahaan yang menerima surat
pemberitahuan mogok kerja sebagaimana dimaksud dlm pasal
140 wajib memberitahukan tanda terima
Sebelum dan selama mogok kerja berlangsung instansi yang ber
tanggung jawab dibidang ketenagakerjaan wajib menyelesaikan
masalah yang menyebabkan timbulnya pemogokan dengan mem
pertemukan dan merundingkan dengan para pihak yg berselisih
Dalam hal perundingan sebagaiman dimaksud dlm ayat 2 meng
hasilkan kesepakatan maka harus dibuatkan perjanjian bersama
yang ditandatangani oleh para pihak dan pegawai dari instansi
yg bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan sebagai saksi
Dalam hal perundingan sebagaiman dimaksud dlm ayat 2 tidak
menghasilkan kesepakatan maka pegawai dari instansi yang ber
tanggung jawab dibidang ketenagakerjaan segera menyerahkan
masalah yang menyebabkan terjadinya mogok kerja kepada lem
baga PPHI yang berwenang
Dalam hal perundingan tidak menghasilkan kesepakatan sebagai
mana dimaksud dlm ayat 4 maka atas dasar perundingan antara
pengusaha dengan sp atau penanggung jawab mogok kerja,mogok
kerja dapat diteruskan atau dihentikan untuk sementara atau di
hentikan sama sekali
Siapapun tidak dapat menghalang-halangi pekerja dan serikat pe
kerja untuk menggunakan hak mogok kerja yang dilakukan secara
sah,tertib,dan damai
1
2
1
2
UNDANG - UNDANG
NO 13 TAHUN 2003
TENTANG
KETENAGA KERJAAN
BAB
XII
TENTANG
Pemutusan Hubungan Kerja
PSL
160
161
167
XII
NGAN KETENAGAKERJAAN
AYAT
6
7
ISI
PHK sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 dan ayat 5 dilakukan
tanpa penetapan lembaga PPHI
Pengusaha wajib membayar kepada pekerja yang mengalami PHK
sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 dan ayat 5 uang penghar
gaan mk 1 kali ketentuan psl 156 ayat 3 dan uang penggantian
hak sesuai ketentuan psl 156 ayat 4
Dalam hal pekerja melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur
dalam perjanjian kerja, PP, PKB pengusaha dapat melakukan phk
setelah kepada pekerja ybs diberikan surat pertama,kedua,ketiga
secara berturut turut
Pekerja yang mengalami PHK dengan alasan sebagaimana dimak
sud dalam ayat 1 memperoleh uang pesangon sebesar 1 kali
ketentuan psl 156 ayat 2, uang penghargaan mk sebesar 1 kali
ketentuan psl 156 ayat 3 dan uang penggantian hak sesuai keten
tuan psl 156 ayat 4
KEPMEN / PP / PERMEN
KEP-48/MEN/IV/2004
TENTANG
BAB
PSL
AYAT
II
IV
N KETENAGAKERJAAN
ISI
Isi dari peraturan perusahaan adalah syarat
kerja yang belum diatur dalam peraturan
perundang-undangan dan rincian pelaksana
an ketentuan dalam peraturan perundangundangan
Dalam hal peraturan perusahaan akan meng
atur kembali materi dari perauran perundang
an maka ketentuan dalam peraturan perusa
haan tersebut harus lebih baik dari ketentu
an dalam peraturan perundang-undangan
Peraturan perusahaan sebagaimana dimak
sud dalam pasal 2 dibuat dan disusun oleh
pengusaha dengan memperhatikan saran
dan pertimbangan dari wakil pekerja diperu
sahaan ybs
Wakil pekerja atau serikat pekerja sebagai
mana dimaksud dalam ayat 1 dapat tidak
memberikan saran dan pertimbangan terha
dap peraturan perusahaan yang diajukan
oleh pengusaha.
Pembuatan peraturan perusahaan merupa
kan kewajiban dan menjadi tanggung jawab
pengusaha, sedangkan masukan yang di
sampaikan oleh serikat pekerja dan/atau
wakil pekerja bersifat saran dan pertimbang
an sehingga pembuatan peraturan perusaha
an tidak dapat diperselisihkan.
Pengusaha harus memnyampaikan naskah
rancangan peraturan perusahaan kepada wa
kil pekerja dan/atau serikat pekerja untuk
mendapatkan saran dan pertimbangan
Saran dan pertimbangan dari wakil pekerja
atau serikat pekerja terhadap naskah ran
cangan peraturan perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 harus sudah diterima
oleh pengusaha dalam waktu 14 hari kerja
sejak tanggal diterimanya naskah rancangan
peraturan perusahaan oleh wakil pekerja.
AYAT
TENTANG
32
51
54
59
60
61
66
AYAT
146
151
TENTANG
160
167
168
NO
1
suatu kondisi tertentu. Apabila pekerjaan itu merupakan pekerjaan yang terus menerus
tidak terputus putus tidak dibatasi waktu dan merupakaan bagian dari suatu proses
produksi tetapi tergantung cuaca atau pekerjaan itu dibutuhkan karena adanya suatu
kondisi tertentu maka pekerjaan tsb merupakan pekerjaan musiman yang tidak ter
masuk pekerjaan tetap sehingga dapat menjadi objeck perjanjian kerja waktu tertentu.
Syarat masa percobaan kerja harus dicantumkan dalam perjanjian kerja.Apabila per
janjian kerja dilakukan secara lisan maka syarat masa percobaan kerja harus diberita
hukan kepada pekerja ybs dan dicantumkan dalam surat pengangkatan.Dalam hal
tidak dicantumkan dalam perjanjian kerja atau dalam surat pengangkatan maka keten
tuan masa percobaan kerja dianggap tidak ada
Yang dimaksud hak-hak yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku atau
hak-hak yang telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian
kerja bersama adalah hak-hak yang harus diberikan yang lebih baik dan menguntung
kan pekerja ybs.
Pada pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan usaha pokok atau kegiatan yang
berhubungan langsung dengan proses produksi pengusaha hanya diperbolehkan mem
perkerjakan pekerja dengan perjanjian kerja waktu tertentu dan/atau pkwtt
Yang dimaksud kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan lang
sung dengan proses produksi adalah kegiatan yang berhubungan di luar usaha pokok
(core busines ) suatu perusahaan.Kegiatan tsb antara lain :usaha pelayanan kebersi
han ( cleaning service ), usaha pengamanan ( security ), usaha jasa penunjang di per
tambangan dan perminyakan serta usaha penyediaan angkutan pekerja.
C. Perlindungan upah dan kesejahteraan,syarat-syarat kerja maupun penyelesaian
perselisihan antara penyedia jasa tenaga kerja dengan pekerja harus sesuai dengan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku.Pekerja yang bekerja pada perusahaan
penyedia jasa pekerja memperoleh hak yang sama sesuai dengan perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama atas perlindungan upah dan
kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul dengan pekerja lain
nya di perusahaan pengguna jasa pekerja.
Keluarga pekerja yang menjadi tanggungan adalah istri/suami, anak atau orang yang syah
menjadi tanggungan pekerja berdasarkan perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.
Contoh dari ayat ini :
- Misalnya uang pesangon yang seharusnya diterima pekerja adalah rp.10.000.000 dan
besarnya jaminan pensiun menurut program pensiun adalah rp.6.000.000 serta dalam
pengaturan program pensiun tersebut telah ditetapkan premi yang ditanggung oleh pengu
saha 60% dan oleh pekerja 40% maka perhitungan hasil dari premi yang sudah dibayar
oleh pengusaha adalah 60% x Rp. 6.000.000 = Rp. 3.600.000
- Besarnya santunan yang preminya dibayar oleh pekerja adalah sebesar 40%xRp.6.000.
000 = Rp. 2.400.000
- Jadi kekurangan yang masih harus dibayar oleh pengusaha sebesar Rp.10.000.000 di
kurangi Rp. 3.600.000 =Rp. 6.400.000
- Sehingga uang yang diterima oleh pekerja pada saat phk karena pensiun tsb adalah :
# Rp.3.600.000 ( santunan dari penyelenggara program pensiun yang preminya 60% di
bayar oleh pengusaha )
# Rp.6.400.000 ( berasal dari kekurangan pesangon yg harus dibayar oleh pengusaha )
# Rp.2.400.000 ( santunan dari penyelengara program pensiun yg preminya 40% dibayar
oleh pekerja )
Yang dimaksud dengan dipanggil secara patut dalam ayat ini adalah pekerja telah dipang
gil secara tertulis yang ditujukan pada alamat pekerja sebagaimana tercatat di perusahaan
berdasarkan laporan pekerja.Tenggang waktu antara pemanggilan pertama dan kedua pa
ling sedikit 3 hari kerja.
AYAT
78
79
88
92
94
100
104
111
114
TENTANG
116
124
137
140
143
145
Pembuatan perjanjian kerja bersama harus dilandasi dengan itikad baik yang berarti ha
rus ada kejujuran dan keterbukaan para pihak serta kesukarelaan/kesadaran yang artinya
tanpa ada tekanan dari satu pihak terhadap pihak lain.
Dalam hal perjanjian kerja bersama dibuat dalam bahasa indonesia dan diterjemahkan
dalam bahasa lain, apabila terjadi perbedaan penafsiran maka yang berlaku perjanjian
kerja bersama yang menggunakan bahasa indonesia.
Yang dimaksud tidak boleh bertentangan peraturan perundang-undangan yang berlaku
adalah kualitas dan kuantitas isi perjanjian kerja bersama tidak boleh lebih rendah dari
peraturan perundang-undangan.
Yang dimaksud dengan gagalnya perundingan dalam pasal ini adalah tidak tercapainya
kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang dapat disebabkan kare
na pengusaha tidak mau melakukan perundingan atau perundingan mengalami jalan buntu
B. Tempat mogok kerja adalah tempat-tempat yang ditentukan oleh penanggung jawab
pemogokan yang tidak menghalangi pekerja lain untuk bekerja.
Yang dimaksud dengan menghalang-halangi dalam ayat ini antara lain dengan cara :
a. Menjatuhkan hukuman
b. Mengintimidasi dalam bentuk apapun atau
c. Melakukan mutasi yang merugikan.
Yang dimaksud dengan sungguh-sungguh melanggar hak normatif adalah pengusaha seca
ra nyata tidak bersedia memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud dan/atau ditetap
dalam perjanjian kerja,peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama atau peraturan per
undang-undangan ketenagakerjaan meskipun sudah ditetapkan dan diperintahkan oleh
pejabat yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
Pembayaran upah pekerja yang mogok dalam pasal ini tidak menghilangkan ketentuan
pengenaan sanksi terhadap pengusaha yang melakukan pelanggaran ketentuan normatif
RENCANA KERJA
I
Maret
II
II
IV
April
II
II
Mei
IV
II
II
2
3
4
5
6
7
BULAN
NO
RENCANA KERJA
I
4
5
6
7
September
II
II
IV
October
II
II
IV
November
II
II
BIDANG PENDIDKAN
BIDANG
BULAN
Mei
IV
Juni
II
II
Juli
IV
Desember
II
II
IV
II
II
IV
January 2011
II
II
IV
Agustus
II
II
IV
BULAN
November
IV
February 2011
II
II
IV