Nifas
Nifas
8 minggu
(Sumber : Mochtar,1998)
Sebesar normal
30 gr
2.
Endometrium
Perubahan-perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan
nekrosis ditempat inplantasi plasenta.
Hari I : Endometrium setebal 2-5 mm dengan permukaan yang kasar akibat
pelepasan desiduadan selaput janin.
Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel-sel dibagian yang mengalami
degenerasi.
3.
Involusi tempat plasenta
Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol
ke kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan diameter
kurang lebih 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6
minggu telah mencapai 24mm.
4.
Perubahan pada pembuluh darah uterus
Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus
khususnya di tempat implantasi plasenta menjadi besar setelah postpartum otototot berkontraksi, pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini akan
menghentikan darah setelah plasenta lahir.
5.
Perubahan serviks
Segera setelah postpartum serviks agak menganga seperti corong karna korpus
uteri mengadakan kontraksi. Sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga
perbatasan antara serviks dan korpus uteri berbentuk seperti cincin. Warna serviks
merah kehitaman karena pembuluh darah.
Segera setalah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2-3 jari
saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari kedalam kavum uteri.
6. Vagina dan pintu keluar panggul
Membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukuranya secara perlahan
menecil. Pada minggu ke-3 postpartum, hymen muncul beberapa jaringan kecil
dan menjadi corunculac mirtiformis.
7.
Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewktu
kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur ciut kembali. Ligmentum
latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil. (Mochtar,
1998)
5. Adaptasi Psikologi Masa Nifas
a. Masa Taking In
1)
Dimulai sejak dilahirkan sampai 2-3 hari
2)
Ibu bersifat pasif dn berorientasi pada diri sendiri.
3) Tingkat ketergantungan tinggi.
4)
Kebutuhan nutrisi dan istirahat tinggi
b. Masa taking hold
1)
berlangsung sampai dua minggu
2)
klien mulai tertarik pada bayi
3)
ibu berupaya melakukan perawatan mandiri
c. Masa taking go
1)
berlangsung pada minggu ke-3 sampai minggu ke-4
2)
perhatian pada bayi sebagai individu terpisah (Mochtar,1998)
6.aspek-aspek klinik masa nifas
a)
suhu badan dapat mengalami peningkatan setelah persalinan, tetapi tidak
lebih dari 380 C. Bila terjadi peningkatan lebih dari 2 hari berturut-turut,
kemungkinan terjadi infeksi.kontraksi uterus yang diikuti his pengiring
menimbulkan rasa nyeri ikutan (after pain) terutama pada multi para,masa
puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan endometrium serta sisa dari
implantasi plasenta yang disebut lochea
b)
pengeluaran lochea terdiri dari:
1.
lochea rubra :hari ke-1 sampai 2
Terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban,sel-sel desidua,sisa verniks
koseosa,lanugo, dan mekonium.
2.
Lochea sanguinolenta:hari ke-3 sampai 7
Terdiri dari darah bercampur lendir warna kecoklatan.
3.
Lochea serosa : hari ke-7 sampai 14
Berwarna kekuningan
4.
Lochea alba: hari ke-14 sampai selesai nifas
Merupakan cairan putih. Lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut dengan
lochea purulen.
c)
perubahan payudara
Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ pelvik, payudara
mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas, kecuali jika laktasi supresi
payudara akan lebih besar,kencang dan lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap
perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi.
Hari ke-2 postpartum sejumlah kolostrum cairan yang disekresi oleh
payudara selama 5 hari pertama setelah kelahiran bayi dapat diperas dari puting
susu. Kolostrum banyak mengandung protein yang sebagian besar globulin dan
lebih banyak mineral tapi gula dan lemak sedikit.
d) raktus urinarius
Buang air sering sulit selama dua jam pertama, karena mengalami kompresi antara
kepala dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12 sampai 36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar penurunan hormon estrogen yang
bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok, keadaan ini
menyebabkan diuresis.
e)
Sistem kardiovaskuler
Normalnya setelah kelahiran hb,hematokrit,dan hitungan eritrosit berfluktuasi
sedang akan tetapi umumnya, jika kadar ini turun jauh dibawah tingkat yang ada
tepat sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut kehilangan darah yang
cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran, volume darah kembali
mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang biasa.setelah 2 minggu
perubahan ini kembali normal. (Saifudin,2002)
7.Perawatan masa nifas
a)
Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi fundus
dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b)
Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c)
Memastikan ibu menyusui dan memperhatikan tanda-tanda penyakit.
d) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat.
c.
Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan
Tujuanya: sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan)
d.
Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalianan
Tujuanya:
a)
Menanyakan kepada ibu tentang penyakit yang dialami
b)
Memberikan konseling untuk KB secara dini ( Mochtar, 1998)
B. Sectio caesarea
1. Definisi
Istilah sectio caesarea berasal dari kata latin caedera artinya memotong.
Pengertian ini sering dijumpai dalam roman law (lex regia) dan emporers law
(lex caesare) yaitu undang-undang yang menghendaki supaya janin dalam
kandungan ibu-ibu yang meninggal harus dikeluarkan dari dalam rahim (mochtar,
1998).
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin diatas 500 gram (prawirohadjo, 2002)
2. Jenis-jenis sectio caesarea
a). Sectio caesarea transperitoneal
1) Sectio Caesarea kasik atau korporal
Yaitu dengan melakukan sayatan / insisi melintang dari kiri kekanan pada segmen
bawah rahim dan diatas tulang kemaluan.
2) Sectio Caesarea Ismika atau profunda
Yaitu melakukan sayatan / insisi melintang dari kiri kekanan pada segmen bawah
rahim dan diatas tulang kemaluan
b). Sectio Caesarea Ekstraperitoneal
yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka
kavum abdominal
3. Indikasi
Menurut (Prawirohardjo, 2002 Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal),
indikasi nya adalah :
a. Indikasi Ibu
a) Disproporsi kepala panggul /CPD/ FPD
b) Disfungsi uterus
c) Distosia Jaringan Lunak
d) Plasenta previa
b. Indikasi Anak
I. Janin besar
II. Gawat janin