Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGGANTAR

Puji syukur patut kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rakhmat dan karunianya kami memperoleh kesempatan untuk belajar dan
mempraktekkan tentang ilmu pengetahuan alam berjurusan fisika.
Makalah ini di tulis untuk menunjukan bahwa kami telah mempelajari
dan mempraktekkan tentang pemahaman-pemahaman kajian fisika dengan alat bantu
tersendiri, dalam makalah ini semua orang akan bias mendapat ilmu meskipun ilmu itu
masih sedikit tapi cukuplah untuk bekal di masa depan mendatang, materi dalam
makalah ini di fokuskan pada praktek dan cara guna suatu bahan untuk menghasilkan
sesuatu yang di inginkan. Makalah ini memuat aspek tentang kajian fisika yang
tergolong sedikit tapi pasti dan dalam makalah ini terdapat latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, metodelogi, hasil percobaan dll.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada saat kita bermain sepak bola dengan menendang bola tersebut hingga
melambung maka tanpa disadari kita telah menerapkan gerak parabola dalam
permainan sepak bola tersebut dan penerapan gerak parabola juga terjadi pada saat kita
memasukkan bola basket kedalam ring. Maka tanpa kita sadari sebenarnya gerak
parabola sudah akrab dengan kehidupan sehari-hari kita. Namun kita jarang bahkan
tidak pernah menyadari hal tersebut. Selain gerak parabola juga gerak lain yang kita
temui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya adalah pada helicopter atau pesawat
terbang mini yang digerakkan oleh baling-baling. Dimana baling-baling pada
helicopter sangat berpengaruh pada keberhasilan penerbangan hal ini mencangkup :
kecepatan putaran baling-baling (berpengaruh pada penentuaan ketinggian terbang),
percepatan putaran, panjang baling-baling atau jari-jari lintasan dan lainsebagainya.
Pada kapal terbang mini yang tidak menggunakan mesin jet juga akan sangat
terpengaruh oleh kondisi putaran baling-baling.
Dari semua gerak parabola dan gerak melingkar di atas semuanya pasti bisa
dihitung dengan menggunakan rumus fisika. Ada beberapa variabel yang bisa kita cari
nilainya pada pelajaran gerak parabola dan gerak melingkar. Adapun vriabel yang bisa
dicari dari gerak parabola antara lain adalah jarak, tinggi, tinggi maksimum, jarak
tembakan maksimum. Sedangkan variabel yang bisa dicari dari gerak melingkar adalah
kecepatan sudut, percepatan sudut, periode dan besaran sudut. Tentu untuk mengetahui
hal-hal tersebut kita harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan gerak
parabola dan gerak melingkar. Adapun gerak parabola merupakan gerak benda dengan
lintasan berbertuk parabola (setengah lingkaran). Gerak parabola adalah gabungan dari
dua buah jenis gerakan yaitu gerak lurus beraturan (GLB) yang arahnya mendatar dan
gerak lurus berubah beraturan (GLBB) yang arahnya vertical. Sedangkan gerk
melingkar adalah gerak benda yang lintasanya membentuk lingkaran dengan laju
konstan.
Oleh karena itu penulis disisni akan membahas lebih dalam lagi tentang gerak
parabola dan kinematika gerak melingkar, bukan hanya sekedar pengertian dan contohcontoh dari gerak parabola dan gerak melingkar melainkan kami juga membahas
tentang besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar (posisi dan perpindahan,kecepatan

dan percepatan), hubungan antara besaran-besaran fisis gerk lurus dan besaran-besaran
fisis gerak melingkar. Disini kami juga membahas tentang GMB (gerak melingkar
beraturan)

yang

meliputi

definisi

dari

gerak

melingkar

beraturan,

periode,frekuensi,kecepatan linier dan kecepatan sudut, percepatan sentripetal,


persamaan gerak melingkar beraturan dan penerapan atau contoh-contohnya dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga kita bisa lebih memahami tentang gerak melingkar
dan gerak parabola. Selain itu kami juga melengkapi dengan formula-formula (rumusrumus) dari gerak parabola dan gerak melingkar beserta penyelesaian masalah dari
gerak parabola dan gerak melingkar itu sendiri.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang dibahas dalam
makalah ini yaitu:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan gerak parabola?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis Gerak Parabola dalam kehidupan sehari-hari?
1.2.3 Bagaimana penyelesaian masalah melibatkan Gerak Parabola?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan Gerak Melingkar?
1.2.5 Apa saja besaran-besaran fisis dalam Gerak Melingkar?
1.2.6 Bagaimana hubungan antara Gerak Lurus dan Gerak Melingkar?
1.2.7 Apa yang dimaksud dengan Gerak Melingkar Beraturan(GMB)?
1.2.8 Bagaimana penerapan Gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-hari?
1.2.9 Bagaimana penyelesaian masalah yang melibatkan GMB?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas adapun tujuan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Gerak Parabola
1.3.2 Mengetahui jenis-jenis Gerak Parabola dalam kehidupan sehari-hari
1.3.3 Mampu menyelesaikan masalah-masalah yang melibatkan Gerak Parabola
1.3.4 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Gerak Melingkar
1.3.5 Mengetahui besaran-besaran fisis yang terdapat pada Gerak Melingkar
1.3.6 Mengetahui hubungan antara Gerak Lurus dan Gerak Melingkar
1.3.7 Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Gerak Melingkar Beraturan(GMB)
1.3.8 Mengetahui penerapan Gerak Melingkar Beraturan (GMB) dalam kehidupan
1.3.9

sehari-hari
Dapat menyelesaikan masalah yang melibatkan Gerak Melingkar Beraturan (GMB)

1.4 MANFAAT
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :
1.4.1

Bagi Penulis
Manfaat yang penulis dapat dari penyusuna makalah ini adalah penulis

menjadi lebih giat belajar dan rajin mencari materi-materi yang berkaitan dengan

pembuatan makalah dari bebbagai sumber dan dengan terselaikannya penyusunan


makalah ini penulis mersa senang karena bisa bebrbagi pengetahuan kepada orang
lain dan memberikan onformasi-informasi yang orang lain belum ketahui tentang
1.4.2

gerak parabola dan gerak melingkar.


Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca yang telah membaca dan mempelajari bahkan memahami
makalah ini yaitu bisa menjadi lebih paham tentang gerak parabola dan gerak
melingkar. Selain itu pembaca juga akan bisa mendapatkan informasi-informasi
yang pembaca butuhkan yang berkaitan dengan gerak parabola dan kinematika
gerak melingkar serta mengaplikasikan rumus-rumusnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 GERAK PARABOLA


2.1.1

Pengertian Gerak Parabola.

Gerak parabola merupakan gerak benda dengan lintasan berbentuk parabola


(setengah lingkaran). Gerak parabola adalah gabungan dari 2 buah jenis gerakan
yaitu Gerak Lurus Beraturan (GLB) yang arahnya mendatar dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB) yang arahnya vertikal. Gerak vertikal dipengaruhi oleh
percepatan gravitasi sehingga kecepatannya akan selalu berubah. Atau lebih
singkatnya gerak parabola yaitu gerak yang lintasannya berbentu parabola atau
setengah lingkaran.
Untuk mempermudah mempelajari gerak parabola dari benda dilempar
dengan sudut tertentu maka diperlukan koordinat salib sumbu x dan y yang diletakan
pada titik penenbakan sehingga sumbu x membentuk sudut elevasi sebesar

titik

kecepatan awal.

Gerak sepanjang sumbu x


berupa

gera

lurus

beraturan

(GLB) karena benda ditembakan


dengan sudut elevasi

( )

terhadap horizontal dengan kecepatan awal (v0) maka

persamaan gerak sepanjang sumbu x menjadi:


vx = vox

x = vx . t

keterangan:
vo = kecepatan awal (m/s)

vx = kecepatan ke x (m/s)
x = jarak (m)
= sudut elevasi ( )
Gerak sepanjang sumbu y berupa gerak

lurus berubah beraturan

diperlambat dengan perambatan sebesar gravitasi bumi (g). pessaman gerak


sepanjang sumbu y menjadi:
vt = vo at
vy = voy - gt
voy = vo sin

x = vo.t at2

Keterangan:
y = jarak (m)
a = percepatan (m/s2)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
t = waktu (s)

Kecepatan benda selama dalam lintasna parabola berbentuk kecepatan


resultan yang besarnya ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
VR=

2
x

+ v y2

Untuk mengetahui bentuk persamaan dari lintasan parabola digunakan cara sebagai
berikut:
x = vo cos .t
t=

x
v o cos

Masukan hanya t kedalam persamaan y maka diperoleh:


y = vo sin . t g t2
y = vo sin .

x
v o cos

g(

v o cos

y = vo sin .

x
v o cos

g(

2
2
v o cos

y= tan

x g (

Keterangan:
y = tinggi (m)
a = percepatan (m/s2)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Perumusan tinggi maksimum:


Suatu benda yang ditembakan samapi benda yang ditembakan sampai titik
tertinggi dari lintasanya maka syaratnya vy

0 dengan demikian waktu yang

diperlukan untuk mencapai titik tertinggi dirumuskan sebagai berikut:


Vy = 0
Vo sin

g tm = 0

Vo sin

= g tm

ty

max

keterangan:
ty max = waktu tinggi maksimum

Jika perumusan ty max dimasukan keperumusan y = vo sin


maka diperoleh perumusan tinggi maksimum sebagai beriku:
y = vo sin . t g t2
hmax = vo sin .

V o sin t
g

hmax =

v o2 sin 2
g

-g

hmax =

v o2 sin 2
g

g(

v o2 sin2
g2

V o sin t

v o2 sin 2
2g

. t g t2

hmax = 2

v o2 sin 2
2g

hmax =

v o2 sin 2
2g

v o2 sin 2
2g

Keterangan:
hmax = tinggi maksimum (m)

Perumusan jarak tembak maksimum:


Supaya benda dapat mencapai jarak tembak sejauh-jauhnya maka syaratnya
y = 0 dengan demikian waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak tembakan
maksimum adalah:
y=0
vo sin . t g t2 = 0
vo sin . t = g t2
vo sin

= gt

2vo sin

= gt

Dimana tx max = 2 ty max

tx

max

tx

max

= waktu untuk mencapai jauh tembakan maksimum atau lamanya benda

diudara.
Dengan memasukan harga tx

max

kepersamaan x = vo

cos

.t maka

diperoleh persamaan untuk jarak jauh tembakan maksimum sebesar:


x = vo cos .t
xmax = vo cos

xmax =

xmax =

v 02
g

v0
g

2 V o sin
g

2 cos

sin

Keterangan:
xmax = jauh tembakan maksimum(m)

2.1.2 Jenis-jenis Gerak Parabola dalam kehidupan sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa jenis gerak parabola:
a. Pertama, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal
dengan sudut teta terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di
bawah. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak gerakan benda yang
berbentuk demikian. Beberapa di antaranya adalah gerakan bola yang ditendang
oleh pemain sepak bola, gerakan bola basket yang dilemparkan ke ke dalam

keranjang, gerakan bola tenis, gerakan bola volly, gerakan lompat jauh dan
gerakan peluru atau rudal yang ditembakan dari permukaan bumi.

b. Kedua, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal pada
ketinggian tertentu dengan arah sejajar horisontal, sebagaimana tampak pada
gambar di bawah. Beberapa contoh gerakan jenis ini yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, meliputi gerakan bom yang dijatuhkan dari pesawat atau
benda yang dilemparkan ke bawah dari ketinggian tertentu.

c. Ketiga, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dari
ketinggian tertentu dengan sudut tetap terhadap garis horisontal, sebagaimana
tampak pada gambar di bawah.

2.1.3 Penyelesaian Masalah Tentang Gerak Parabola


Permasalahan 1:
Sebuah peluru ditembakkan dengan sudut elevasi 30 dan kecepatan awal 60 m/s
jika percepatan gravitasi ditempat itu 10 m/s2 maka tentukan :
a. Waktu yang digunakan untuk mencapai titik tertinggi?
b. Tinggi maksimum yang dapat dicapai?
c. Lamanya peluru diudara?
d. Jarak terjauh yang dapat di capai peluru?
Penyelesaian:
Diketahui :

=30
V0= 60 m/s
g = 10 m/s2

Ditannya :
a. ty max=.... ?
b. hmax =.....?
c. tx max =.....?
d. xmax=......?
Jawab :
a. ty max =

V o sin 60 sin30
=
g
10

b. hmax =

v o2 sin 2
2g

900
20

1
2
10

60

60 sin 30
2.10

30
= 3 sekon
10

3600

1
2

()

3600

1
4

20

20

= 45 m

c. tx max = 2 ty max = 2 . 3 = 6 sekon

d. xmax =

180

v0
g

2.30 =

sin 2

3600
sin 60
10

602
sin
10

= 360 .

3 =

3 m

Permasalahan 2:
Seorang penembak ingin menembak burung yang bertengger pada pohon yang
berjarak 100 m dari penembak tersebut. Burung berada pada ketinggian 80m dari
tanah. Bila penembak mengarahkan senapannya membentuk sudut 450 terhadap
arah mendatar dan gravitasi bumi yaitu 10 m/s 2 maka berapakah kecepatan awal
peluru yang diperlukan supaya burung kena tembak?

Penyelesaian :
Diketahui :
x = 100m
y = 80 m

= 450

g = 10 m/s2
Ditannya :
v0 = .?
Jawab :

Y = tan

x2

xg(
v o2 cos2

80 = tan 45.100- . 10

80 = 1. 100 -

100000
1
2 v 02 2
2

100
2
2
2 v 0 cos 45

( )

80 = 100 -

100000
1
2 v 02 .2
4

80 = 100 -

100000
v o2

100000
= 100 80
v o2

100000
v o2

= 20

100000 = 20. v o2

100000
20

= v o2

5000 = v o2

5000 = vo
70,71m/ s = vo

Jadi kecepatan awal yang dialami adalah 70,71m/ s


2.2 KINEMATIKA GERAK MELINGKAR
2.2.1 Pengertian Gerak Melingkar
Gerak melingkar merupakan gerak benda yang lintasannya membentuk
lingkaran. Banyak contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari, seperti
gerakan komidi putar, gerak bandul yang diayunkan berputar, pelari yang
mengelilingi lapangan berbentuk lingkaran, atau gerakan akrobatik di pasar malam
"tong stan". Jika anda menggambar sebuah bangun berupa lingkaran, maka gerakan
pena anda merupakan gerak melingkar. Pada bab ini kita akan mengenal besaranbesaran yang berlaku dalam gerak melingkar yaitu, frekuensi putaran, periode
putaran, kecepatan linier, kecepatan sudut, dan percepatan sentripetal. Secara
khusus kita akan membahas dua gerak melingkar yaitu gerak melingkar beraturan
dan gerak melingkar berubah beraturan.
2.2.2

Besaran-Besaran Fisis dalam Gerak Melingkar


Dalam gerak lurus kita mengenal tiga besaran utama yaitu perpindahan
(linear), kecepatan (linear) dan Percepatan (linear). Gerak melingkar juga memiliki
tiga komponen tersebut, yaitu perpindahan sudut, kecepatan sudut dan
percepatan sudut. Pada gerak lurus kita juga mengenal Gerak Lurus Beraturan dan
Gerak Lurus Berubah Beraturan. Dalam gerak melingkar juga terdapat Gerak

Melingkar Beraturan (GMB) dan Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB).


Pembahasan dari besaran-besaran fisis gerak melingkar yaitu sebagai berikut:
a. Perpindahan Sudut
Jika

kita tinjau sebuah contoh gerak melingkar, misalnya gerak roda

kendaraan yang berputar. Ketika roda berputar, tampak bahwa selain poros (pusat
roda), bagian lain roda lain selalu berpindah terhadap pusat roda sebagai kerangka
acuan. Perpindahan pada gerak melingkar disebut perpindahan sudut. Ada tiga cara
menghitung sudut. Cara pertama adalah menghitung sudut dalam derajat ( ).
Satu lingkaran penuh sama dengan 360 . Cara kedua adalah mengukur sudut
dalam putaran. Satu lingkaran penuh sama dengan satu putaran. Dengan demikian,
satu putaran = 360 . Cara ketiga adalah dengan radian. Radian adalah satuan
Sistem Internasional (SI) untuk perpindahan sudut, sehingga satuan ini akan sering
kita gunakan dalam perhitungan.

Nilai radian dalam sudut adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari
roda r.
Jadi:
(rad )=

x
r

Perhatikan bahwa satu putaran sama dengan keliling lingkaran, sehingga dari
persamaan di atas, diperoleh :
(rad )=

2 r
r

=2

Berikut ini konversi sudut yang perlu di ketahui


1 putaran = 3600 = 2 rad

1 rad =

180

derajat = 57,30

Derajat, putaran dan radian adalah besaran yang tidak memiliki dimensi.
Jadi, jika ketiga satuan ini terlibat dalam suatu perhitungan, ketiganya tidak
mengubah satuan yang lain.
b. Kecepatan Sudut
Dalam gerak lurus, kecepatan gerak benda umumnya dinyatakan dengan
satuan km/jam atau m/s. Telah kita ketahui bahwa tiap bagian yang berbeda pada
benda yang melakukan gerak lurus memiliki kecepatan yang sama, misalnya bagian
depan mobil mempunyai kecepatan yang sama dengan bagian belakang mobil yang
bergerak lurus.
Dalam gerak melingkar, bagian yang berbeda memiliki kecepatan yang
berbeda. Misalnya gerak roda yang berputar. Bagian roda yang dekat dengan
poros bergerak dengan kecepatan linear yang lebih kecil, sedangkan bagian yang
jauh dari poros atau pusat roda bergerak dengan kecepatan linear yang lebih besar.
Oleh karena itu, bila kita menyatakan roda bergerak melingkar dengan kelajuan
10 m/s maka hal tersebut tidak bermakna, tetapi kita bisa mengatakan tepi roda
bergerak dengan kelajuan 10 m/s.
Pada gerak melingkar, kelajuan rotasi benda dinyatakan dengan putaran
per menit (biasa disingkat rpm revolution per minute). Kelajuan yang
dinyatakan dengan satuan rpm adalah kelajuan sudut. Dalam gerak melingkar, kita
juga dapat menyatakan arah putaran. misalnya kita menggunakan arah putaran
jarum jam sebagai patokan. Oleh karena itu, kita dapat menyatakan kecepatan
sudut, di mana selain menyatakan kelajuan sudut, juga menyatakan arahnya (ingat
perbedaan kelajuan dan kecepatan, mengenai hal ini sudah Gurumuda terangkan
pada Pokok bahasan Kinematika). Jika kecepatan pada gerak lurus disebut
kecepatan linear (benda bergerak pada lintasan lurus), maka kecepatan pada gerak
melingkar disebut kecepatan sudut, karena benda bergerak melalui sudut tertentu.
Terdapat dua jenis kecepatan pada Gerak Lurus, yakni kecepatan rata-rata
dan kecepatan sesaat. Kita dapat mengetahui kecepatan rata-rata pada Gerak
Lurus dengan membandingkan besarnya perpindahan yang ditempuh oleh benda

dan waktu yang dibutuhkan benda untuk bergerak . Nah, pada gerak melingkar,
kita dapat menghitung kecepatan sudut rata-rata dengan membandingkan
perpindahan sudut dengan selang waktu yang dibutuhkan ketika benda berputar.
Secara matematis kita tulis :
a. Kecepatan sudut rata-rata
Jika sudut yang ditempuh mengalami perubahan dari

ke

dalam

selang waktu t1 ke t2 maka kecepatan sudut rata-rata dari benda dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut.
Kecepatan sudut rata-rata =

Keterangan :

= Kecepatan sudut rata-rata

= Perpindahan sudut
t = Selang waktu

Contoh soal :
1. Posisi sudut suatu titik pada roda dinyatakan oleh

=( 2t 26 t +10 ) rad

dengan t dalam s. Maka tentukanlah kecepatan sudut rata-rata selama 10 s


pertama?
Diketahui : =( 2t 26 t +10 ) rad
Ditanya: kecepatan sudut rata-rata selama 10 s pertama?
Jawab:
Untuk menentukan kecepatan sudut rata-rata selama 10s pertama, terlebih
dahulu kita tentukan posisi sudut pada saat t = 0 sekon dan t = 10 sekon.
t= 0 sekon, maka =( 2t 26 t +10 )
=( 2(0)26( 0)+10 )
=10 rad

t = 10 sekon, maka =( 2t 26 t +10 )

=( 2(10)26(10)+10 )
= (20060+10 )
=150 rad

Jadi, untuk selang waktu t

21
t 2t 1

= 10 sekon, kecepatan sudut rata-rata adalah:

15010
100

140
10

= 14 rad

b. Kecepatan Sudut Sesaat


Kecepatan sudut sesaat dapat ditentukan dengan mengambil selang waktu
t

mendekati 0 sehingga kecepatan sudut sesaat dirumuskan sebagai berikut :


lim

x 0

sehingga
=

lim
x 0

Keterangan :
= kecepatan sudut sesaat
= perpindahan sudut

t = selang waktu
Contoh soal:
1. Sebuah piringan hitam dipasang pada sebuah pemutar, tepat pada bagian sumbu
putar. Piringan tersebut berputar dengan posisi sudut dan dinyatakan dengan
(t) =(0,25t2 + 0,5t -1) rad. Tentukan kecepatan sudut piring saat t = 1 sekon?
Diketahui : (t) =(0,25t2 + 0,5t -1) rad
Ditanya : kecepatan sudut piring saat t = 1 sekon?
Jawab :
d
=
dt
d (0,25 t 2+0,5 t1)
=
dt

= 0,5 t + 0,5
t = 1 sekon, maka = 0,5 t + 0,5
= 0,5 (1) + 0,5
= 1 rad/s
Sesuai dengan kesepakatan ilmiah, jika ditulis kecepatan sudut maka yang
dimaksud adalah kecepatan sudut sesaat. Kecepatan sudut termasuk besaran vektor.
Vektor kecepatan sudut hanya memiliki dua arah (searah dengan putaran jarum jam
atau berlawanan arah dengan putaran jarum jam), dengan demikian notasi vektor
omega dapat ditulis dengan huruf miring dan cukup dengan memberi tanda positif
atau negatif. Jika pada Gerak Lurus arah kecepatan sama dengan arah perpindahan,
maka pada Gerak Melingkar, arah kecepatan sudut sama dengan arah perpindahan
sudut.
c. Percepatan Sudut
Dalam gerak melingkar, terdapat percepatan sudut apabila ada perubahan
kecepatan sudut. Percepatan sudut terdiri dari percepatan sudut sesaat dan
percepatan sudut rata-rata. Percepatan sudut rata-rata diperoleh dengan
membandingkan perubahan kecepatan sudut dan selang waktu. Secara matematis
ditulis :
a. Percepatan Sudut Rata-Rata
Jika kecepatan sudut dari benda yang bergerak rotasi mengalami perubahan
maka di katakatakan benda itu mengalami percepatan sudut jadi dengan demikian
percepatan sudut rata-rata di rumuskan sebagai berikut :
Percepatan sudut rata-rata =

keterangan :

= percepatan sudut rata-rata

= perubahan kecepatan sudut


t = selang waktu

Contoh soal:
1. Sebuah roda berputar terhadap poros horizontal tetap yang berarah utaraselatan. Komponen komponen kecepatan sudut roda dinyatakan dengan ( t)
= (4t +3) rad/s. Tentukanlah percepatan sudut rata-rata selama 5 sekon pertama?
Diketahui : ( t) = (4t +3) rad/s
Ditanya : Tentukanlah percepatan sudut rata-rata selama 5 sekon pertama?
Jawab:
Untuk menentukan kecepatan sudut rata-rata selama 5 sekon pertama,
terlebih dahulu kita tentukan kecepatan sudut pada saat t = 0 sekon dan t = 5
sekon.
t = 0 sekon, maka ( t)=(4 t +3)rad /s
( 0) = (4(0) +3) rad/s
( 0) = 3 rad/s
t=5 sekon, maka ( t)
( 5)
( 5)
( 5)

Jadi, untuk selang waktu t

b.

2 1
t 2t 1

= (4t +3) rad/s


= (4(5) +3) rad/s
= (20+3) rad/s
= 23 rad/s

= 5 sekon, Percepatan sudut rata-rata adalah:

233
50

20
5

= 10 rad/s2

Percepatan Sudut Sesaat


Percepatan sudut sesaat diperoleh dengan mengambil selang waktu
t mendekati0

= lim

t 0

sehingga kecepatan sudut sesaat dirumuskan sebagai berikut :

d
dt

Keterangan:

= percepatan sudut sesaat

= perubahan kecepatan sudut


t = selang waktu

Contoh soal:
1. Sebuah roda berputar terhadap poros horizontal tetap yang berarah utara-selatan.
Komponen komponen kecepatan sudut roda dinyatakan dengan

( t)

= (4t +3)

rad/s, maka tentukanlah percepatan sudut sesaat roda tersebut ?


Diketahui : ( t) = (4t +3) rad/s
Ditanya : Tentukanlah percepatan sudut sesaat roda tersebut ?
Jawab:
=

d
dt

d (4 t +3)
dt

= 4 rad/s2

Satuan percepatan sudut dalam Sistem Internasional (SI) adalah rad/s 2


2.2.3 Hubungan antara Besaran Gerak Lurus dan Gerak Melingkar
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari tentang besaran fisis
Gerak Melingkar, meliputi Perpindahan Sudut, Kecepatan Sudut dan Percepatan
Sudut. Gerak Melingkar

memiliki hubungan dengan besaran fisis gerak lurus

(perpindahan linear, kecepatan linear dan percepatan linear).


Dalam gerak melingkar, arah kecepatan linear dan percepatan linear selalu
menyinggung lingkaran. Karenanya, dalam gerak melingkar, kecepatan linear dikenal
juga sebagai kecepatan tangensial dan percepatan linear disebut juga sebagai
percepatan tangensial.
1. Hubungan antara Perpindahan Linear dengan Perpindahan sudut
Pada gerak melingkar, apabila sebuah benda berputar terhadap pusat/porosnya
maka setiap bagian benda tersebut bergerak dalam suatu lingkaran yang berpusat
pada poros tersebut. Misalnya gerakan roda yang berputar atau bumi yang berotasi.
Ketika bumi berotasi, kita yang berada di permukaan bumi juga ikut melakukan
gerakan melingkar, di mana gerakan kita berpusat pada pusat bumi. Ketika kita
berputar terhadap pusat bumi, kita memiliki kecepatan linear, yang arahnya selalu
menyinggung lintasan rotasi bumi. Pemahaman konsep ini akan membantu kita
dalam melihat hubungan antara perpindahan linear dengan perpindahan sudut.

Adapun hubungan antara perpindahan linear dengan perpindahan sudut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :

Ketika benda berputar terhadap poros O, titik A memiliki kecepatan linear


(v) yang arahnya selalu menyinggung lintasan lingkaran.
Hubungan antara perpindahan linear titik A yang menempuh lintasan
lingkaran sejauh x dan perpindahan sudut

(dalam satuan radian), dinyatakan

sebagai berikut :
=

x
r

Di mana r merupakan jarak titik A ke pusat lingkaran/jari-jari lingkaran.


2. Hubungan antara Kecepatan Linier dengan Kecepatan sudut

Besarnya kecepatan linear (v) benda yang menempuh lintasan lingkaran sejauh
delta x dalam suatu waktu dapat dinyatakan dengan persamaan :
v=

x
persamaan 1
t

Dengan menggunakan persamaan yang menyatakan hubungan antara perpindahan


linier dengan perpindahan sudut ( =

x
r

atau x = r ), kita dapat menurunkan

antara besarnya posisi pada lintasan dan besarnya perpindahan sudut.


x

= r

Dimana x

persamaan 2
= perubahan posisi, r = jari- jari lingkaran dan

perpindahan sudut. Sekarang kita subtitusikan x

= besarnya

pada persamaan 2 ke dalam

persamaan 1
x
t

v=

karena

r
t

maka kita dapat menurunkan persamaan yang

menghubungkan kecepatan linier (v) dengan kecepatan sudut (


keterangan :
v = r(

)
t

v = r

Keterangan:
v = kecepatan linier
r = jari-jari lingkaran (lintasan)
= kecepatan sudut
Dari persamaan di atas tampak bahwa semakin besar nilai r (semakin jauh suatu
titik dari pusat lingkaran), maka semakin besar kecepatan linearnya dan semakin
kecil kecepatan sudutnya.
3. Hubungan antara Percepatan Linier dengan Percepatan Sudut
Besarnya percepatan tangensial untuk perubahan kecepatan linear selama
selang waktu tertentu dapat kita nyatakan dengan persamaan:
at

v
t

persamaan 1

Keterangan :
at
v

= percepatan tangensial
= perubahan kecepatan linier

= perubahan selangwaktu

Dengan menggunakan persamaan yang menyatakan hubungan antara kecepatan


linier dengan kecepatan sudut (v =

r ), kita dapat menurunkan hubungan

anatara besarnya perubahan kecepatan linier ( v


kecepatan sudut ( ) ,
v

dan besarnya perubahan

yakni :

= r persamaan 2

Sekarang kita subtitusikan nilai v pada persamaan 2 ke persamaan 1


=

v
t

at =

Karena

= , maka kita dapat menurunkan hubungan antara percepatan

at

r
t

tangensial ( at , dengan percepatan sudut ( .


at

= r (

at

Keterangan :
at

= percepatan tangensial

r = jarak ke pusat lingkaran (jari-jari lingkaran)


= percepatan sudut

Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa semakin jauh suatu titik dari
pusat lingkaran maka semakin besar percepatan tangensialnya dan semakin kecil
percepatan sudut. Semua persamaan yang telah diturunkan di atas kita tulis kembali
pada tabel di bawah ini:
Gerak Lurus
Besaran
x (jarak)
v (kecepatan )
at

Satuan

Gerak Melingkar
Besara Satuan SI

SI

M
m/s
m/s2

rad
rad/s
rad/s2

Hubungan antara
Gerak Lurus dan
Gerak Melingkar
x = r
v = r
at =
r

Catatan : Pada gerak melingkar, semua titik pada benda yang melakukan gerak
melingkar memiliki perpindahan sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut yang
sama, tetapi besar perpindahan linear, kecepatan tangensial dan percepatan tangensial
berbeda-beda, bergantung pada besarnya jari-jari (r)
2.3 Gerak Melingkar Beraturan
2.3.1 Definisi Gerak Melingkar Beraturan
Ketika sebuah benda bergerak membentuk suatu lingkaran dengan laju tetap
maka benda tersebut dikatakan melakukan Gerak Melingkar Beraturan atau GMB.
Gerak rotasi bumi (bukan revolusi), putaran jarum jam dan satelit yang bergerak
pada orbit yang melingkar merupakan beberapa contoh dari Gerak Melingkar
Beraturan. Kita mengatakan bahwa GMB merupakan gerakan yang memiliki
kecepatan linear tetap. Misalnya sebuah benda melakukan Gerak Melingkar
Beraturan, seperti yang tampak pada gambar di bawah. Arah putaran benda searah
dengan putaran jarum jam. Dan vektor kecepatannya seperti yang terlihat pada
gambar, arah kecepatan linear/tangensial di titik A, B dan C berbeda. Dengan
demikian arah kecepatan pada GMB selalu berubah (ingat perbedaan antara
kelajuan dan kecepatan, kelajuan adalah besaran skalar sedangkan kecepatan adalah
besaran vektor yang memiliki besar/nilai dan arah).

Pada gerak melingkar beraturan, besar kecepatan linear (v) tetap, karenanya besar
kecepatan sudut juga tetap (kecepatan linear memiliki keterkaitan dengan kecepatan
sudut yang dinyatakan dengan persamaan v = r di mana kecepatan linear v
sebanding dengan kecepatan sudut (), yang dikatakan di sini adalah besar, jadi
arah tidak termasuk. Jika arah kecepatan linear/kecepatan tangensial selalu berubah,
bagaimana dengan arah kecepatan sudut ? arah kecepatan sudut sama dengan arah
putaran partikel, untuk contoh di atas arah kecepatan sudut searah dengan arah
putaran jarum jam. Karena besar maupun arah kecepatan sudut tetap maka besaran

vektor yang tetap pada GMB adalah kecepatan sudut. Dengan demikian, kita bisa
menyatakan bahwa GMB merupakan gerak benda yang memiliki kecepatan sudut
tetap.
2.3.2

Periode dan Frekuensi pada Gerak Melingkar Beraturan


Pada gerak melingkar Periode (T) dari benda yang melakukan gerakan
melingkar merupakan waktu yang diperlukan oleh benda tersebut untuk
menyelesaikan satu putaran. Sedangkan, Frekuensi (f) adalah jumlah putaran
perdetik dalam gerak melingkar tersebut. Periode dan frekuensi pada gerak
melingkar memiliki hubungan yang erat, adapun hubungan antara periode dan
frekuensi tersebut dinyatakan dengan rumus:

1
T=
f

Atau
f=

1
T

Waktu yang diperlukan benda untuk menyelesaikan satu putaran penuh (T)
dinyatakan dalam sekon atau detik, sedangkan jumlah putaran perdetik (f)
dinyatakan dengan satuan

1
s

atau

s1

dan lebih sering dinyatakan dengan

Hertz (Hz).
2.3.3

Kecepatan Linier dan Kecepatan Sudut


Dalam satu putaran, benda menempuh lintasan linear sepanjang satu keliling
lingkaran (2 r), di mana r merupakan jarak tepi lingkaran dengan pusat
lingkaran. Kecepatan linear (v) merupakan perbandingan antara panjang lintasan
linear yang ditempuh benda dengan selang waktu tempuh yang dinyatakan dengan
satuan

m
. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
s
Kecepatan Linier=

Panjang Lintasan Linier


SelangWaktu Tempuh

v=

2 r
T

1
f

, karena T =

maka kecepatan linier juga dapat dinyatakan dengan

rumus v = 2 rf
secara umum kecepatan linier dinyatakan dengan rumus :
V=

dimana s adalah jarak dengan satuan meter (m) dan t adalah waktu dengan satuan
sekon (s).
Dalam satu putaran, benda menempuh lintasan sepanjang satu keliling
lingkaran yang besar sudut dalam satu putaran tersebut adalah

360

atau sering

dinyatakan dengan 2 . Pada saat itu benda mengalami Kecepatan sudut ( )


yang merupakan perbandingan antara besar perpindahan sudut yang ditempuh
dengan selang waktu. Kecepatan sudut ini dinyatakan dalam satuan

rad
s,

yang

secara matematis dapat ditulis:


Kecepatan Sudut=

2
, karena T =
T

rumus

1
f

Besar Sudut yang Ditempu h


Selang Waktu Tempu h

maka kecepatan sudut juga dapat dinyatakan dengan

= 2 f.

Secara umum kecepatan sudut dinyatakan dengan rumus:


=

Dimana adalah posisi sudut dengan satuan radian (rad) dan t adalah
waktu dengan satuan sekon (s).
2.3.4

Percepatan Sentripetal
Percepatan Sentripetal ( a sp

merupakan percepatan yang terjadi pada

gerak melingkar beraturan yang arahnya selalu menuju pada pusat lingkaran. Jika
suatu benda melakukan gerak dengan kelajuan tetap mengelilingi suatu lingkaran,

maka arah dari gerak benda tersebut mempunyai perubahan yang tetap. Dalam hal
ini maka benda harus mempunyai percepatan yang merubah arah dari kecepatan
tersebut. Arah dari percepatan ini akan selalu tegak lurus dengan arah kecepatan,
yakni arah percepatan selalu menuju kearah pusat lingkaran. Percepatan sentripetal
disebut juga percepatan radial karena mempunyai arah sepanjang radius atau jari
jari lingkaran.

Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa O x1 tegak lurus terhadap v1


dan O x2 tegak lurus terhadap v2. Dengan demikian yang merupakan sudut antara
O x1 dan O x2, juga merupakan sudut antara v1 dan v2. Dengan demikian, vektor
v1, v2 dan v

membentuk segitiga yang sama secara geometris dengan segitiga

O x1 x2 pada gambar di atas, seperti gambar di bawah ini :

Dengan menganggap

sangat kecil, sehingga besar

juga sangat

kecil, kita dapat merumuskan :


v
v

x
r

Semua kecepatan ditulis dengan v karena pada GMB kecepatan tangensial


benda sama (v1 = v2 = v). Karena hendak merumuskan persamaan percepatan
sesaat, di mana t
v =

v
r

mendekati nol, maka rumusan di atas dinyatakan dalam v

. x

Untuk memperoleh persamaan percepatan sentripetal


dengan t, di mana :
Karena
menjadi:

x
t

a sp =

v
t

= r

a sp

, kita bagi v

x
t

= v (kelajuan linear), maka persamaan di atas kita ubah


asp

=
2

v
r

Berdasarkan persamaan percepatan sentripetal tersebut, tampak bahwa nilai


percepatan sentripetal bergantung pada kecepatan tangensial dan radius/jarijari
lintasan (lingkaran). Dengan demikian, semakin cepat laju gerakan melingkar,
semakin cepat terjadi perubahan arah dan semakin besar radius, semakin lambat
terjadi perubahan arah. Arah vektor percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat
lingkaran, tetapi vektor kecepatan linear menuju arah gerak benda secara alami
(lurus), sedangkan arah kecepatan sudut searah dengan putaran benda. Dengan
demikian, vektor percepatan sentripetal dan kecepatan tangensial saling tegak lurus
atau dengan kata lain pada Gerak Melingkar Beraturan arah percepatan dan
kecepatan linear/tangensial tidak sama. Demikian juga arah percepatan sentripetal
dan kecepatan sudut tidak sama karena arah percepatan sentripetal selalu menuju ke
dalam/pusat lingkaran sedangkan arah kecepatan sudut sesuai dengan arah putaran
benda (untuk kasus di atas searah dengan putaran jarum jam).
Dapat disimpulkan bahwa dalam Gerak Melingkar Beraturan :
1) Besar kecepatan linear/kecepatan tangensial adalah tetap, tetapi arah kecepatan
linear selalu berubah setiap saat

2) Kecepatan sudut (baik besar maupun arah) selalu tetap setiap saat
3) Percepatan sudut maupun percepatan tangensial bernilai nol
4) Dalam GMB hanya ada percepatan sentripetal
2.3.5 Penerapan GMB dalam kehidupan sehari-hari
Beberapa masalah yang melibatkan Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
antara lain :
1. Komedi Putar

Kuda pada komidi putar akan berputar mengelilingi pusat putaran yakni tiang
komidi putar. Kuda-kuda akan bergerak berputar dalam waktu tertentu dengan
frekuensi tertentu pula.

2. Jarum jam

Ketiga jarum jam juga termasuk dalam salah satu contoh gerak melingkar.
Ketiga jarumnya akan berputar dengan kecepatan yang berbeda karena masingmasing jarum jam menunjukkan waktu yang berbeda (detik, menit dan jam).
Poros jarum jam yang berperan sebagai pusat lingkaran sementara jarum jam
akan berputar beraturan sesuai dengan fungsi waktu masing-masing jarum.

3. Ban motor

Ban motor tentu saja selalu berputar ketika morot dijalankan. Ban motor akan
melakukan gerak melingkar terhadap poros ban. Tak terhitung berapa frekuensi
putaran yang dihasilkan ban motor selama melakukan perjalanan. Kecepatannya
akan berubah sesuai dengan keinginan pengendara dengan menggunakan
bantuan rem dan gas.
Contoh Soal :
1. Sepeda mempunyai roda belakang dengan jari-jari 35 cm, Gigi roda belakang
dan roda putaran kaki, jari-jarinya masing-masing 5 cm dan 10 cm. Gigi roda
belakang dan roda putaran depan tersebut dihubungkan oleh rantai. Jika
kecepatan sepeda 10 km/jam, Hitunglah :
a. Kecepatan sudut roda belakang.
b. Kecepatan linier gigi roda belakang.
Penyelesaian :

r1 = 5 cm, r2 = 10 cm, r3 = 30 cm
v3 = 10 km/jam = 2,78 m/s = 278 cm/s
a. Roda belakang dan roda gigi belakang seporos.
v3
278
3 = r = 30 rad/s
3
278
b. 2 = 3 =
rad/s
30
v2
2 = r
2
278
2780
v2 = 2 . r2 = 30 x 10 = 30 cm/s

2. Sebuah bola bermassa 100 gram diikat pada ujung sebuah tali dan diputar
dengan kelajuan tetap sehingga gerakan bola tersebut membentuk lingkaran
horisontal dengan radius 0,1 meter. Jika bola menempuh 20 putaran dalam 10
detik, berapakah percepatan sentripetalnya ?
Penyelesaian:
Karena laju putaran bola belum diketahui, maka terlebih dahulu kita harus
menentukan laju bola (v). Apabila bola menempuh 20 putaran dalam 10 detik
maka satu putaran ditempuh dalam 2 detik, di mana ini merupakan periode
putaran (T). Jarak lintasan yang ditempuh benda adalah keliling lingkaran =2r,
di mana r = jarijari/radius lingkaran.
Dengan demikian, laju bola :
2 ( 3,14 )( 0,1 m)
2 r
v=
=
= 0,3 m/s
T
2s
Percepatan Sentripetal Bola adalah :
2
(0,3 m/s)2
a st = v
=
= 0,45 m/s2
r
0,2m
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah ini adalah:
1. Gerak parabola merupakan gerak benda dengan lintasan berbentuk parabola
(setengah lingkaran). Gerak parabola adalah gabungan dari 2 buah jenis gerakan
yaitu Gerak Lurus Beraturan (GLB) yang arahnya mendatar dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB) yang arahnya vertikal.
2. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa jenis gerak parabola yaitu:
Pertama, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal
dengan sudut teta terhadap garis horisontal, Kedua, gerakan benda berbentuk
parabola ketika diberikan kecepatan awal pada ketinggian tertentu dengan arah
sejajar horisontal, Ketiga, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan
kecepatan awal dari ketinggian tertentu dengan sudut tetap terhadap garis
horisontal.
3. Gerak melingkar merupakan gerak benda yang lintasannya membentuk lingkaran.
Banyak contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari, seperti gerakan
komidi putar, gerakan bandul yang diayunkan berputar, pelari yang mengelilingi
lapangan berbentuk lingkaran,dan masih banyak lagi contoh lainnya.

4. Gerak melingkar juga memiliki besaran-besaran fisis yaitu perpindahan sudut,


kecepatan sudut dan percepatan sudut.
5. Besaran fisis pada Gerak Melingkar memiliki hubungan dengan besaran fisis pada
gerak lurus (perpindahan linear, kecepatan linear dan percepatan linear).
6. Gerak Melingkar Beraturan merupakan gerakan benda pada lintasan yang
melingkar dengan kelajuan dan kecepatan sudut yang tetap.
7. Beberapa masalah yang melibatkan Gerak Melingkar Beraturan (GMB) dalam
kehidupan sehari-hari antara lain: perputaran jarum jam, pergerakan ban sepeda
motor dan perputaran komedi putar.

DAFTAR PUSTAKA
http://fisikasmadda-sby.blogspot.com/2011/09/gerak-melingkar.html
http://sofyanmohammed.wordpress.com/2011/11/08/gerak-melingkar/
http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/118/44/
http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/04/gerak-melingkar-beraturan-gmb.html

Anda mungkin juga menyukai