Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UJIAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Program Studi Profesi Kedokteran
Bagian Ilmu Penyakit THT-KL
Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong

Disusun oleh:
Dhanu Enggar Wirahadi
1161050146
Penguji:
dr. H.R. Krisnabudhi Sp.THT-KL
Pembimbing:
Dr.Martinus
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT
PERIODE 3 OKTOBER 2016 5 NOVEMBER 2016
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN
INDONESIA
2016

1. Perbedaan struktur anatomi 1/3 luar dan 2/3 dalam liang telinga?
Pada liang telinga 1/3 luar struktur yang mendasarinya adalah
tulang rawan, sementara 2/3 dalam struktur yang mendasarinya tulang
sejati. Folikel rambut banyak terdapat pada 1/3 bagian luar liang telinga,
pendek dan tersebar secara tidak teratur,tetapi tidak begitu banyak pada
2/3 liang telinga bagian dalam. Kelenjar sebasea banyak terdapat pada
liang telinga luar bagian tulang rawan, dimana kelenjar ini berhubungan
dengan rambut. Pada bagian luar liang telinga bagian tulang rawan,
kelenjar sebasea menjadi lebih kecil, berkurang jumlahnya dan lebih
jarang atau tidak ada sama sekali pada kulit liang telinga bagian tulang.1
2. Pemeriksaan otoskop siegel pada penyakit
Otoskop pneumatik adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk
melihat mobilitas membran timpani pasien dalam menanggapi perubahan
tekanan.2 Pada keadaan normal membrane timpani dapat bergerak sekitar
1mm kearah medial dan lateral saat tekanan pada meatus akustikus
eksternus meningkat dan berkurang. Beberapa factor yang dapat
mempengaruhi derajat mobilitas membrane adalah adanya efusi pada
telinga tengah, adanya cairan berupa mukus, darah, pus pada telinga
tengah,

perubahan tekanan negatif atau positif pada telinga tengah,

perubahan pada membran seperti penebalan, timpanosklerosis atau


perforasi.3 Pneumatik otoskop dapat membantu dalam mendiagnosa
perforasi membran timpani. Pada pemeriksaan pneumatic otoskop,
membrane timpani immobile tanpa adanya tanda efusi pada telinga
tengah.3 Namun pemeriksaan pneumatic otoskop ini sendiri pada pasien
dengan membrane timpani yang tipis harus dilakukan secara hati-hati dan
menggunakan tekanan yang lebih rendah untuk menghindari terjadinya
perforasi.2
Pada efusi dari telinga tengah membrane timpani tidak bergerak
saat diberi tekanan positif dan negatif dan terkadang pemeriksaan ini dapat

memperjelas gambaran air-fluid level pada efusi dari telinga tengah.2 Pada
otitis media akut, pemeriksaan dengan otoskop pneumatic terjadi
penurunan mobilitas dari membrane timpani yang biasanya disertai dengan
efusi pada telinga tengah disertai tanda-tanda radang akut seperti eritem,
dan membrane timpani yang bulging.3
Pada miringitis berdasarkan penelitian dapat terjadi penebalan dari
membran timpani, sklerosis dan terbentuknya jaringan granuler sehingga
pada pemeriksaan dengan pneumatik otoskop akan terjadi penurunan
mobilitas dari membrane.4
Pada retraksi membran timpani yang diakibatkan oleh tekanan
negatif pada telinga tengah, pergerakan membran timpani dapat dilihat
saat pompa dilepaskan sehingga menimbulkan tekanan negatif, sedangkan
saat dilakukan pemompaan pergerakan membran timpani akan terbatas
atau tidak mengalami pergerakan.3

DAFTAR PUSTAKA
1. Voll M, Wesker K. Ear and vestibular apparatus.In: Voll M, Wesker K.
Atlas of Anatomy Head and Neuroanatomy. Stuttgart : Thieme publishing
group; 2007.p.140-3
2. Gunasekera H, O'Connor TE, Vijayasekaran S, et al. Primary care
management of otitis media among Australian children. Med J Aust
2009;191(9 Suppl):S559
3. StoolSE,BergAO,BermanS,etal.Otitismediawitheffusioninyoung
children.ClinicalPracticeGuideline,No.12.AHCPRPublicationNo.
940622.Rockville,Md:AgencyforHealthCarePolicyandResearch,
PublicHealthService,USDepartmentofHealthandHumanServices,
July1994.
4. Blevins N, Karmody C. Chronic Myringitis: Prevalence, Presentation,
and Natural History. Otology & Neurology Inc;2001.

Anda mungkin juga menyukai