Siti Robiya
Nama Wahana: RS.Arifin Numang
Topik: DBD Grade II
Tanggal (kasus) : 28-10-2016
Nama Pasien : Nn.N
No. RM :024997
Tanggal presentasi :
Pendamping: dr. Kasmawati
Tempat presentasi: RS. Arifi Numang
Obyek presentasi : Power Point
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi:
Tujuan: menegakkan diagnosis DBD Grade II dan pengobatannya.
Bahan
Tinjauan
Riset
Kasus
Audit
bahasan:
Cara
membahas:
pustaka
Diskusi
Presentasi dan
Pos
diskusi
Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama beberapa
minggu terakhir.
Riwayat pekerjaan: Pasien seorang siswi dan tidak mengetahui di lingkungan sekolah
maupun rumahnaya ada yang menderita seperti ini. Riwayat berpergian keluar kota tidak
ada.
Lain-lain: Daftar Pustaka:
1. Kementerian Kesehatan RI. Demam berdarah dengue. Buletin jendela epidemiologi,
volume 2; Agustus 2010
2. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2010. November
2011
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Jakarta. 2012
4. Chuansumrit A, Tangnararatchakit K. Pathophysiology and management of dengue
hemorrhagic fever. Department of Pediatrics, Faculty of Medicine, Ramathibodi Hospital,
Mahidol University, Bangkok, Thailand; 2005
5. Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
FK UI. 2001
6. Guideline for clinical management of dengue fever, dengue haemorrhagic fever and
dengue shock syndrome. Directorate on national vector borne desease control
programme; 2008
7. WHO. Dengue, Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. 2009.
8. Departemen kesehatan RI. Tatalaksana DBD. http://www.depkes.go.id/downloads/Tata
%20Laksana%20DBD.pdf
Hasil pembelajaran:
1. Kriteria DBD Grade II.
2. Penanganan DBD Grade II.
pegal, mual (+), muntah (+) sebanyak 1 kali berupa makanan, nyeri pada ulu hati, pasien
juga mengeluhkan nyeri kepala, nyeri dirasakan berdenyut-denyut, dan nyeri di sekitar
mata. tidak ada keluhan adanya flu, batuk, nyeri menelan, serta sakit gigi. nafsu makan
berkurang, pasien merasa pahit jika menelan. BAB dan BAK lancar. Satu hari SMRS
pasien merasa keluhan semakin memberat, Timbul bintik-bintik merah pada kedua
pergelangan tangan, perdarahan gusi (+), perdarahan hidung (-), nyeri ulu hati dan nyeri
kepala masih dirasakan. BAB dan BAK lancar
2. Obyektif:
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan di IRD diperoleh:
Keadaan umum
Kesadaran
Compos mentis
BB : 60kg
TB : 170cm
Tanda-tanda vital
: 84x/menit (reguler)
Nafas
: 20x/menit
Suhu
Pemeriksaan khusus
Kepala dan leher
Kulit dan wajah
Mata
Mulut
: Lidah tidak kotor, bibir kering, sianosis (-), gusi tidak ada
perdarahan, faring tidak hiperemis, pembesaran tonsil (-), gigi
berlobang (-)
Leher
Thorax
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
: Ictus cordis teraba pada SIK (sela interkosta) IV, 2 jari medial
garis linea midclavicularis sinistra
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: Timpani
Palpasi
: Kenyal, nyeri
epigastrium
dan
Hemoglobin
: 16 gr/dl
Hematokrit
: 48,9 %
Leukosit
: 5.700/mm3
Trombosit
: 45.000/mm3
Eritrosit
: 5,56 juta/mm3
Glukosa
: 103 mg/dl
Ureum
: 18,7 mg/dl
Creatinin
: 0,85 mg/dl
AST
: 258 U/L
ALT
3. Assesment:
1.
: 154 U/L
rumah sakit, timbul mendadak, terus menerus, gusi berdarah, badan terasa lemas, nyeri kepala,
otot dan persendian terasa pegal-pegal, petekie dan trombositopenia. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan kriteria klinis dari demam berdarah dengue yaitu demam tinggi mendadak, tanpa
sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, disertai nyeri kepala, mialgia dan
atralgia, petekie, rumple leed positif dan trombositopenia (100.000/ mm 3 atau kurang) ditambah
dengan perdarahan spontan. Demam dapat disebabkan oleh karena invasi dari bakteri, virus,
ataupun parasit, pada pasien ini didapatkan demam tinggi dan mendadak, ini menandakan bahwa
kemungkinan besar pasien terinfeksi virus, hal ini didukung juga dengan tidak terjadinya
penurunan leukosit (leukopeni).
Pada pasien ini tidak mempunyai riwayat perdarahan lama, mudah berdarah dan mudah
memar. Pada awal perjalanan penyakit, DBD akan terlihat seperti penyakit infeksi bakteri, virus
atau infeksi parasit lain seperti demam tifoid, campak, influenza, demam chikungunya ataupun
leptospirosis. Adanya trombositopenia yang jelas dapat membedakan antara DBD dengan
5
penyakit lain.
Diagnosis demam chikungunya (DC) pada pasien ini dapat disingkirkan karena pada DC
nyeri pada persendian sangat hebat, terus menerus, bahkan anggota gerak akan sulit digerakkan.
Pada hari-hari pertama, diagnosis DC sulit dibedakan dengan penyakit DBD, namun pada DC
tidak dijumpai leukopenia, tidak dijumpai pergeseran ke kanan pada hitung jenis. Pada fase
penyembuhan DBD jumlah trombosit lebih cepat kembali ke normal daripada DC.
Pada demam tifoid yang membedakannya dengan DBD dalam minggu pertama suhu
tubuh meninggi secara bertingkat. Lebih tinggi pada sore dan malam hari,terdapat lidah putih
serta kotor, tepi lidah kelihatan merah. Demam thyfoid mungkin bisa dipikirkan karena pada
pasien ini didapatkan demam yang terjadi baru 5 hari SMRS. Namun pada pemeriksaan
laboratorium, IgM dan IgG terhadap dengue didapatkan positif.
2.
Hepatomegali
Hepatomegali terjadi karena peningkatan permeabilitas kapiler pada demam berdarah
dengue sehingga terjadi ekstravasasi cairan ke ekstravaskuler. Pada kasus ini terjadi ekstravasasi
cairan ke serosa hati. Ektravasasi cairan ini menimbulkan gangguan faal hati. Sehingga pada
hasil laboratorium didapatkan SGOT dan SGPT yang meningkat.
3.
Trombositopenia
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien didapatkan trombositopenia,
yaitu trombosit <100.000/mm3. Hal ini sesuai dengan criteria dari demam berdarah dengue.
Trombositopenia terjadi pada hari ke 3-8. Dalam kepustakaan menyebutkan trombositopenia
pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme supresi sumsum tulang, destruksi dan
pemendekan masa hidup trombosit. Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi
menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit.
4.
Mual, muntah dan nyeri ulu hati ini disebabkan oleh infeksi yang menyerang tubuh akan
menyerang retikuloendotelial, sehingga sistem ini bisa terganggu dan menyebabkan reaksi
antigen antibodi yang merangsang hipotalamus, sehingga menimbulkan peningkatan suhu tubuh
6
serta mengaktivasi anafilaksis dan kompensasinya adalah mual, muntah dan nyeri ulu hati. Selain
itu nyeri ulu hati ini juga bisa terjadi akibat pengaruh mual, muntah dan anoreksia, dimana terjadi
gangguan asupan makanan dan cairan.
Diagnosis Sementara/Diagnosis Kerja
Demam berdarah dengue grade II
1 Plan:
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin tiap hari
RENCANA PENATALAKSANAAN ( protokol II = RL 2300 cc/24jam)
Farmakologi :
Non farmakologi :
Istirahat
Diet biasa
Minum yang cukup (1800cc atau 7 gelas/hari), jenis minuman : air putih, teh manis,
sirup, jus buah dan susu
2
Evaluation
Prognosis
Prognosis DBD bonam dan tidak menyebabkan kematian jika penanggulangan
dilakukan dengan tepat dan cepat.
Pendidikan:
Dokter menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Konsultasi:
Dijelaskan adanya konsultasi dengan spesialis interna untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit
7
Pendamping,
dr.Siti Robiya
dr. Kasmawati