Anda di halaman 1dari 8

Nama Peserta : dr.

Siti Robiya
Nama Wahana: RS.Arifin Numang
Topik: DBD Grade II
Tanggal (kasus) : 28-10-2016
Nama Pasien : Nn.N
No. RM :024997
Tanggal presentasi :
Pendamping: dr. Kasmawati
Tempat presentasi: RS. Arifi Numang
Obyek presentasi : Power Point
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi:
Tujuan: menegakkan diagnosis DBD Grade II dan pengobatannya.
Bahan
Tinjauan
Riset
Kasus
Audit
bahasan:
Cara
membahas:

pustaka
Diskusi

Presentasi dan

E-mail

Pos

diskusi

Data Pasien: Nama: Nn. N


No.Registrasi: 024997
Nama klinik
RS Arifin Numang
Data utama untuk bahan diskusi:
Diagnosis/gambaran klinis: Seorang perempuan 16 tahun mengeluhkan demam tinggi
lima hari yang lalu, terus menerus, pasien membeli obat penurun panas di apotek dan
pasien merasa demamnya berkurang namun kembali demam setelah beberapa jam minum
obat. demam tidak disertai menggigil, keringat dingin (+), otot dan persendian pegalpegal, mual (+), muntah (+) sebanyak 1 kali berupa makanan, nyeri pada ulu hati, pasien
juga mengeluhkan nyeri kepala, nyeri dirasakan berdenyut-denyut, dan nyeri di sekitar
mata. tidak ada keluhan adanya flu, batuk, nyeri menelan, serta sakit gigi. nafsu makan
berkurang, pasien merasa pahit jika menelan. BAB dan BAK lancar. Satu hari SMRS
pasien merasa keluhan semakin memberat, Timbul bintik-bintik merah pada kedua
pergelangan tangan, perdarahan gusi (+), perdarahan hidung (-), nyeri ulu hati dan nyeri
kepala masih dirasakan. BAB dan BAK lancar.
Riwayat pengobatan: Pasien berobat ke dokter umum dan didiagnosis demam berdarah
satu hari SMRS.
Riwayat kesehatan/penyakit sebelumnya:
Pasien baru pertama kali menderita sakit seperti ini.
Riwayat perdarahan lama, mudah berdarah dan mudah memar tidak ada.
1

Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama beberapa
minggu terakhir.
Riwayat pekerjaan: Pasien seorang siswi dan tidak mengetahui di lingkungan sekolah
maupun rumahnaya ada yang menderita seperti ini. Riwayat berpergian keluar kota tidak
ada.
Lain-lain: Daftar Pustaka:
1. Kementerian Kesehatan RI. Demam berdarah dengue. Buletin jendela epidemiologi,
volume 2; Agustus 2010
2. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2010. November
2011
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Jakarta. 2012
4. Chuansumrit A, Tangnararatchakit K. Pathophysiology and management of dengue
hemorrhagic fever. Department of Pediatrics, Faculty of Medicine, Ramathibodi Hospital,
Mahidol University, Bangkok, Thailand; 2005
5. Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
FK UI. 2001
6. Guideline for clinical management of dengue fever, dengue haemorrhagic fever and
dengue shock syndrome. Directorate on national vector borne desease control
programme; 2008
7. WHO. Dengue, Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. 2009.
8. Departemen kesehatan RI. Tatalaksana DBD. http://www.depkes.go.id/downloads/Tata
%20Laksana%20DBD.pdf
Hasil pembelajaran:
1. Kriteria DBD Grade II.
2. Penanganan DBD Grade II.

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:


1. Subyektif:
1. Diagnosis/gambaran klinis: Seorang perempuan 16 tahun mengeluhkan demam tinggi
lima hari yang lalu, terus menerus, pasien membeli obat penurun panas di apotek dan
pasien merasa demamnya berkurang namun kembali demam setelah beberapa jam minum
obat. demam tidak disertai menggigil, keringat dingin (+), otot dan persendian pegal2

pegal, mual (+), muntah (+) sebanyak 1 kali berupa makanan, nyeri pada ulu hati, pasien
juga mengeluhkan nyeri kepala, nyeri dirasakan berdenyut-denyut, dan nyeri di sekitar
mata. tidak ada keluhan adanya flu, batuk, nyeri menelan, serta sakit gigi. nafsu makan
berkurang, pasien merasa pahit jika menelan. BAB dan BAK lancar. Satu hari SMRS
pasien merasa keluhan semakin memberat, Timbul bintik-bintik merah pada kedua
pergelangan tangan, perdarahan gusi (+), perdarahan hidung (-), nyeri ulu hati dan nyeri
kepala masih dirasakan. BAB dan BAK lancar
2. Obyektif:
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan di IRD diperoleh:
Keadaan umum

Tampak sakit sedang

Kesadaran

Compos mentis

BB : 60kg

TB : 170cm

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg


Nadi

: 84x/menit (reguler)

Nafas

: 20x/menit

Suhu

: 37,1C (sudah diberi obat penurun panas)

Pemeriksaan khusus
Kepala dan leher
Kulit dan wajah

: Wajah tidak pucat

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, mata cekung (-)

Mulut

: Lidah tidak kotor, bibir kering, sianosis (-), gusi tidak ada
perdarahan, faring tidak hiperemis, pembesaran tonsil (-), gigi
berlobang (-)

Leher

: KGB tidak membesar.

Thorax
Paru

Inspeksi

: Pengembangan dada simetris kiri dan kanan, gerak nafas


3

simetris, tidak ada bagian yang tertinggal.

Palpasi

: Vokal fremitus kanan = kiri

Perkusi

: Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi

: Vesikuler kedua lapangan paru,ronki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Ictus cordis teraba pada SIK (sela interkosta) IV, 2 jari medial
garis linea midclavicularis sinistra

Perkusi

o Batas jantung kiri atas

: SIK III garis parasternal sinistra

o Batas jantung kiri bawah

: SIK IV 2 jari medial dari garis linea


midclavicularis sinistra

o Batas jantung kanan atas

: SIK III garis sternalis dextra

o Batas jantung kanan bawah

: SIK V garis sternalis dextra

Auskultasi

: Bunyi jantung I-II murni regular, gallop (-), murmur (-)

Abdomen

Inspeksi

: Perut datar, venektasi (-), distensi (-)

Auskultasi

: Bising usus (+), bunyi tambahan (-)

Perkusi

: Timpani

Palpasi

: Kenyal, nyeri

tekan (+) pada daerah

epigastrium

dan

hipocondrium dextra, hepar teraba 2 jari dari arcus costae,


konsistensi kenyal, permukaan rata, nyeri tekan (+), lien tidak
teraba
Ekstremitas
Ptekie (+) pada pergelangan tangan, akral hangat, capillary refilling time < 2 detik, edema tidak

ada, turgor kulit normal, uji tourniket : rumple leed (+)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium

Hemoglobin

: 16 gr/dl

Hematokrit

: 48,9 %

Leukosit

: 5.700/mm3

Trombosit

: 45.000/mm3

Eritrosit

: 5,56 juta/mm3

Glukosa

: 103 mg/dl

Ureum

: 18,7 mg/dl

Creatinin

: 0,85 mg/dl

AST

: 258 U/L

ALT
3. Assesment:
1.

: 154 U/L

Demam dengan perdarahan spontan


Dari anamnesis didapatkan pasien mengalami demam tinggi sejak 5 hari sebelum masuk

rumah sakit, timbul mendadak, terus menerus, gusi berdarah, badan terasa lemas, nyeri kepala,
otot dan persendian terasa pegal-pegal, petekie dan trombositopenia. Hal ini sesuai dengan
kepustakaan kriteria klinis dari demam berdarah dengue yaitu demam tinggi mendadak, tanpa
sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, disertai nyeri kepala, mialgia dan
atralgia, petekie, rumple leed positif dan trombositopenia (100.000/ mm 3 atau kurang) ditambah
dengan perdarahan spontan. Demam dapat disebabkan oleh karena invasi dari bakteri, virus,
ataupun parasit, pada pasien ini didapatkan demam tinggi dan mendadak, ini menandakan bahwa
kemungkinan besar pasien terinfeksi virus, hal ini didukung juga dengan tidak terjadinya
penurunan leukosit (leukopeni).
Pada pasien ini tidak mempunyai riwayat perdarahan lama, mudah berdarah dan mudah
memar. Pada awal perjalanan penyakit, DBD akan terlihat seperti penyakit infeksi bakteri, virus
atau infeksi parasit lain seperti demam tifoid, campak, influenza, demam chikungunya ataupun
leptospirosis. Adanya trombositopenia yang jelas dapat membedakan antara DBD dengan
5

penyakit lain.
Diagnosis demam chikungunya (DC) pada pasien ini dapat disingkirkan karena pada DC
nyeri pada persendian sangat hebat, terus menerus, bahkan anggota gerak akan sulit digerakkan.
Pada hari-hari pertama, diagnosis DC sulit dibedakan dengan penyakit DBD, namun pada DC
tidak dijumpai leukopenia, tidak dijumpai pergeseran ke kanan pada hitung jenis. Pada fase
penyembuhan DBD jumlah trombosit lebih cepat kembali ke normal daripada DC.
Pada demam tifoid yang membedakannya dengan DBD dalam minggu pertama suhu
tubuh meninggi secara bertingkat. Lebih tinggi pada sore dan malam hari,terdapat lidah putih
serta kotor, tepi lidah kelihatan merah. Demam thyfoid mungkin bisa dipikirkan karena pada
pasien ini didapatkan demam yang terjadi baru 5 hari SMRS. Namun pada pemeriksaan
laboratorium, IgM dan IgG terhadap dengue didapatkan positif.
2.

Hepatomegali
Hepatomegali terjadi karena peningkatan permeabilitas kapiler pada demam berdarah

dengue sehingga terjadi ekstravasasi cairan ke ekstravaskuler. Pada kasus ini terjadi ekstravasasi
cairan ke serosa hati. Ektravasasi cairan ini menimbulkan gangguan faal hati. Sehingga pada
hasil laboratorium didapatkan SGOT dan SGPT yang meningkat.
3.

Trombositopenia
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien didapatkan trombositopenia,

yaitu trombosit <100.000/mm3. Hal ini sesuai dengan criteria dari demam berdarah dengue.
Trombositopenia terjadi pada hari ke 3-8. Dalam kepustakaan menyebutkan trombositopenia
pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme supresi sumsum tulang, destruksi dan
pemendekan masa hidup trombosit. Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi
menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit.
4.

Mual, muntah dan nyeri ulu hati


Mual, muntah dan nyeri ulu hati juga merupakan gejala dari demam berdarah dengue.

Mual, muntah dan nyeri ulu hati ini disebabkan oleh infeksi yang menyerang tubuh akan
menyerang retikuloendotelial, sehingga sistem ini bisa terganggu dan menyebabkan reaksi
antigen antibodi yang merangsang hipotalamus, sehingga menimbulkan peningkatan suhu tubuh
6

serta mengaktivasi anafilaksis dan kompensasinya adalah mual, muntah dan nyeri ulu hati. Selain
itu nyeri ulu hati ini juga bisa terjadi akibat pengaruh mual, muntah dan anoreksia, dimana terjadi
gangguan asupan makanan dan cairan.
Diagnosis Sementara/Diagnosis Kerja
Demam berdarah dengue grade II
1 Plan:
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin tiap hari
RENCANA PENATALAKSANAAN ( protokol II = RL 2300 cc/24jam)
Farmakologi :

IVFD RL 2 kolf = 36 tpm/12jam


Dilanjutkan maintenace sisa RL 28 tpm

Paracetamol 1gr/8 jam/drips (bila suhu >38,5 C)

Ranitidin 50mg/12 jam/IV

Metoclopramide 10mg/12 jam/IV (bila muntah)

Non farmakologi :
Istirahat
Diet biasa
Minum yang cukup (1800cc atau 7 gelas/hari), jenis minuman : air putih, teh manis,
sirup, jus buah dan susu
2

Evaluation
Prognosis
Prognosis DBD bonam dan tidak menyebabkan kematian jika penanggulangan
dilakukan dengan tepat dan cepat.
Pendidikan:
Dokter menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Konsultasi:
Dijelaskan adanya konsultasi dengan spesialis interna untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit
7

dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai.


Peserta,

Pendamping,

dr.Siti Robiya

dr. Kasmawati

Anda mungkin juga menyukai