Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR BIMBINGAN

Nama

: HANA ELSA FAHRIZA

Kelas

: TEKNIK MESIN III C

Jurusan

: TEKNIK MESIN

Pembimbing

: DRAJAT SAMYONO ,M.T

Judul Laporan KKL : KULIAH KERJA LAPANGAN DI BADAN PENGKAJIAN DAN


PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT)
NO

TGL

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Mengetahui,
DosenPembimbingLapangan

MATERI BIMBINGAN

PARAF DOSEN

HALAMAN PENGESAHAN

LaporanKuliahKerjaLapangan Di BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN


TEKNOLOGI (BPPT) disusunSebagai Salah SatuSyaratPelaksanaanKurikulum Program
Studi Strata SatuTeknikIndustri/TeknikMesin

Nama

: HANA ELSA FAHRIZA

Npm

: 6414500096

Program studi : TEKNIK MESIN


Fakultas

: TEKNIK

Universitas

: PANCASAKTI TEGAK

Tegal, 20 Mei 2015


Mengetahui,
DekanFakultasTeknik

Dosenpembimbing

Mustaqim, ST, MEng

Nama Drajat Samyono,M.T

NIPY. 9050751970

NIPY.

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan intrakurikuler dengan bobot
SKS sebesar 1 sks, merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa semester
III

UNIVERSITAS

PANCASAKTI TEGAL.

Kegiatan

KKL ini

sebagian

besar

penyelenggaraannya dilaksanakan di luar kampus pada instansi-instansi baik pemerintah


maupun swasta yang relevan dengan usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia baik
melalui jalur pendidikan maupun non pendidikan.

B.

Tujuan
1.Melaksanakan program matakuliah kuliah kerja lapangan, sebagai syarat untuk
melaksanakan PKL.
2.Menambah ilmu pengetahuan dari hasil pengamatan yang sesuai program studi
masing-masing.

C. Manfaat Kegiatan

Kunjungan industri ini diharapkan akan memberikan manfaat:


1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimna cara pengujian kendaraan bermotor sebelum
keluar di pasaran
2. Mahasiswa dapat mengetahui alat alat apa saja yang digunakan dalam pengujian
kendaraan bermotor
3. Mahasiswa dapat mengetahui standarisasi pengujian kendaraan bermotor
4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis alat perkakas dan kegunaanya

C. Sistematika Laporan

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong Tangerang


Selatan - Banten
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) adalah kawasan penelitian
yang berlokasi di Kelurahan Setu, Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan (sebelum
pemekaran wilayah dahulu disebut Serpong Kabupaten Tangerang Provinsi Banten).
Berdirinya PUSPIPTEK berawal dari gagasan Menteri Riset

Prof. Dr. Sumitro

Djojohadikusumo, yang diwujudkan pelaksanaanya oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi
yaitu Prof. Dr.-Ing. B.J. Habibie. Yang selanjutnya melalui Keputusan Presiden (KEPRES)
Nomor 43 tahun 1976 didirikanlah Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
selanjutnya disingkat PUSPIPTEK.
Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK), merupakan sarana
terselenggaranya riset yang terarah dan terintegrasi sebagai penentu kebutuhan masyarakat
dan peningkatan kesadaran pengetahuan tentang peranan penelitian,ilmu pengetahuan, dan
teknologi dalam pembangunan nasional.
Perkembangan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK), dalam
kurun waktu kurang lebih 35 tahun telah memberikan pelayanan jasa teknis maupun hasil
inovasi riset dari laboratoria yang ada di dalam kawasan, akan tetapi belum banyak
termanfaatkan oleh industri terutama layanan teknis dan inovasi yang telah teruji secara
teknis dan ilmiah. Jadi secara generik masih terdapat kesenjangan antara kegiatan riset &
pelayanan teknis dengan kegiatan industri. Sebagai upaya mengatasi kesenjangan ini
diperlukan upaya-upaya komersialisasi yang selama ini belum ditangani dengan baik.
Komersialisasi ini diantaranya meliputi inkubasi bisnis, yang mematangkan suatu inovasi

yang telah teruji secara ilmiah, agar produk dari suatu inovasi tersebut mampu bersaing di
pasar bebas.
Semua sumberdaya laboratoria ini diarahkan agar secara langsung dapat difungsikan untuk
menghasilkan nilai tambah kepada perekonomian Indonesia sesuai dengan mekanisme pasar
yang nyata. Nilai tambahini secara langsung dihasilkan dalam bentuk peningkatan mutu dan
produktivitas yang merupakan kontribusi pelayanan teknis seperti pengujian, kalibrasi,
rekayasa & rancang bangun serta proyek percontohan pabrik dalam kerangka MSTQ
(Measurement, Testing & Quality Assurance). Sedangkan inovasi sebagai keluaran kegiatan
riset memberikan kontribusinya untuk diversifikasi produk, perintisan industri baru, dan
pengembangan untuk efisiensi yang lebih optimal.
Berbagai alternatif pengembangan kawasan telah dilakukan dan diharapkan dapat berproses
menjadi Kawasan yang merupakan kawasan industri teknologi tinggi baik industri perangkat
lunak, sensor dan instrumentasi, industri bioteknologi, jasa pelayanan teknis maupun industri
pendidikan tinggi pasca sarjana dan pendidikan professional, yang didukung oleh jejaring
cyber sebagai pendukung utama penyelenggaraannya yang disebut dengan Science-tech
Park,
Sebagai upaya melakukan terobosan maka Revitalisasi PUSPIPTEK sebagai model system
inovasi nasional dalam format Science Techno Park (STP) segera direalisasikan. STP adalah
sebuah organisasi yang dikelola oleh profesional khusus, tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menguatkan peran iptek dalam pembangunan
ekonomi dengan mempromosikan budaya inovasi dan daya saing usaha terkait serta lembagalembaga berbasis pengetahuan. Untuk mencapai tujuan tersebut STP merangsang dan
mengatur arus pengetahuan dan teknologi antar universitas, lembaga R&D, dan industri;
memfasilitasi penciptaan dan pertumbuhan perusahaan berbasis inovasi melalui inkubasi dan

proses spin-off; dan menyediakan layanan nilai tambah lainnya melalui penyediaan ruang dan
fasilitas berkualitas tinggi.
Semua upaya terobosan memerlukan permodalan yang tidak sedikit, SDM terdidik dan
terlatih serta teknologi padat modal. Dalam upaya memperingan beban pemerintah maka
selalu terbuka kemungkinan masuknya pemodal lain, untuk memulai peran aktifnya
bersinergi dalam Kawasan PUSPIPTEK. Sinergi dan pengayaan silang antara pelaku riset
dan teknologi dengan pelaku bisnis merupakan kunci keberhasilan optimalisasi pemanfaatan
dan pengusahaan dari PUSPIPTEK dengan semua sumberdaya baik asset fisik maupun
kekayaan intelektual didalamnya.
Peranan PUSPIPTEK dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, pemerintah
daerah bersama-sama dengan pemerintah pusat, industri dan perguruan tinggi harus
memberikan

suatu

dukungan

lingkungan

yang

kondusif,

seperti

mempermudah

perizinan/birokrasi, pembangunan sarana prasarana, subsidi sewa tanah, dan lain lain.
Rancangan untuk menjadi kawasan yang mensinergikan SDM terdidik dan terlatih, peralatan
penelitian dan pelayanan teknis yang paling lengkap di Indonesia. Untuk hal itu perubahan
mindset atau paradigma dan dengan pengelolaan yang lebih baik dan profesional
PUSPIPTEK di bawah organisasi non profit, STP adalah suatu terobosan wadah yang relatif
sinkron dan cocok bagi pertumbuhan ekonomi daerah berbasis iptek akan dapat memperkuat
jejaring dengan kelompok industri, sehingga PUSPIPTEK selain menjadi tempat untuk
mempromosikan pembangunan ekonomi dan daya saing dapat dijadikan sebagai ajang bisnis
berbasis IPTEK di Indonesia.
Keberhasilan

dalam

menjalankan

STP

sangat

dipengaruhi

oleh

implementasi,

kesinambungan, kontinuitas dan konsistensi dalam pelaksanaan program tersebut. Terutama


untuk melakukan perubahan sikap dan mindset dalam bekerja sama lintas sektoral ABG.

Faktor tersebut dapat meningkat kan efektivitas dan efisiensi kemajuan iptek sekaligus
perekonomian daerah.
Jika semua pihak yakni pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga litbang, perguruan
tinggi, dan industri bersinergi untuk melakukan pembangunan iptek dan ekonomi daerah ke
arah yang lebih baik. Sarana dan prasarana yang ada di Kawasan sejak perencanaannya telah
diarahkan untuk kegiatan penelitian & pelayanan teknis, kawasan industri teknologi tinggi
dan pendidikan tinggi strata pasca sarjana.
Pengembangan PUSPIPTEK tahap pertama berupa pengembangan area laboratoria telah
dilaksanakan lebih dari 35 tahun untuk membangun sarana dan prasarana bagi 47 Laboratoria
dengan peralatan yang bernilai tidak kurang dari 500 juta dolar.
Keseluruhan 47 Laboratorium telah beroperasi, dan merupakan koordinasi teknis antara
LIPI, BPPT, BATAN dari Kementerian Riset dan Teknologi serta dua laboratorium dibawah
Kementerian Lingkungan Hidup yaitu Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (Sarpedal),
dan Pusdiklat Lingkungan.
Dengan selesainya pembangunan dan pengoperasian dilanjutkan dengan pengusahaan dan
pemanfaatan semua sumberdaya Kawasan PUSPIPTEK, baik sumberdaya intelektual berupa
SDM, inovasi riset dan teknologi, sumberdaya teknologi berupa peralatan maupun aset fisik
yaitu lahan dan bangunan serta prasarana fisik lainnya. Penguasaan dan pemanfaatan ini
sudah selayaknya disertai dengan transformasi tugas pokok dan fungsi Pengelola Kawasan
agar kawasan ini berkinerja ekonomis, berkinerja ilmiah dan sosial yang tinggi. Asset yang
ada di PUSPIPTEK sangat luas dan beragam. SDM terdidik dan terlatih. Asset teknologi
berupa peralatan canggih yang bahkan beberapa diantaranya pada level tertinggi di negara
ini misainya Standar Nasional untuk Satuan Ukuran yang merupakan rujukan semua
pengukuran di Indonesia untuk satuan Panjang, Temperatur, Kuat Cahaya, Waktu dan

Tegangan listrik Reaktor Nukiir untuk Reaktor Riset G.A.Siwabessy, Terowongan Angin
kecepatan rendah, Standard Reference Material untuk pencemaran. Sedangkan asset fisik
berupa lahan strategis seluas 460 hektar, gedung pertemuan bertaraf internasional, Wisma
Tamu dan perumahan.
Hasil-hasil penelitian dan pelayanan teknis dari berbagai laboratoria ini dapat diterapkan
pada berbagai sektor misalnya untuk sektor Enersi : pencarian sumber enersi alternatif
diantaranya enersi surya, hybrid, angin, bio-massa. Gasifikasi dan pencairan batubara, fuel
cell dengan efisiensi konversi 60 % dan tanpa pencemaran. Demikian pula halnya dengan
teknologi tenaga pedesaan misalnya proyek percontohan desa surya, enersi dari etanol dan
produk pertanian lain. Pada sektor mekanik dan transportasi terdapat fasilitas untuk pengujian
berbagai jenis konstruksi dan bahan logam maupun non-logam (polimer) pada aspek
kekuatan, ketahanan, batas kelelahan, korosi.
Selanjutnya untuk jaminan mutu pesawat terbang, kapal dan kendaraan lain atau bangunan
terhadap angin , tersedia terowongan angin kecepatan rendah yang telah digunakan misalnya
untuk menguji berbagai bentuk sayap pesawat terbang, kapal, ketahanan bangunan tinggi
serta anjungan minyak lepas pantai.
Pada sektor industri pengolahan terdapat laboratoria standar nasional yang menjadi acuan
dari semua pengukuran di Indonesia yang telah ditugaskan Pemerintah kepada Puslit
Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi LIPI. Pada tingkat yang lebih rendah terdapat beberapa
laboratoria di PUSPIPTEK yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional Badan
Standardisasi Nasional (KAN-BSN) yang memberikan pelayanan jasa kalibrasi ke industri.
Instrumentasi dan pengendalian mutu yang diteliti dan dikernbangkan diantaranya adalah
SCADA (supervisory control and data acquisition) untuk distribusi daya listrik dan BBM.

Pada sektor bahan, tersedia teknologi pengolahan bahan logam, bukan logam maupun bahan
baru yang berasal dari hasil pertanian. Untuk bahan logarn, telah dikembangkan teknologi
pengolahan besi, laterit, pelapisan anti korosi untuk berbagai bahan bentuk dan ukuran yang
disebabkan karena udara, air laut, dan zat kimia.
Khusus untuk bahan polimer misainya plastik, terdapat satu laboratorium khusus untuk
pengujian, pengolahan, pembentukan dan pengembangan serta rekayasanya, sedangkan dari
hasil pertanian telah dikembangkan bahan bangunan berbentuk lembaran yang berasal dari
bambu komposit, bahan bangunan dari limbah kelapa sawit dlsb.
Pada fasilitas nuklir BATAN terdapat Reaktor Nuklir Serbaguna 60 Megawatt Siwabessy,
pusat produksi radio-isotop, produksi elemen bakar nukiir, instalasi keselamatan nuklir,
pengolahan lirnbah nuklir serta produksi radio-imuno assay dan radio-farmasi. Semua
peralatan radiasi di Indonesia harus dikalibrasi ke laboratoria BATAN untuk keselamatan
Penggunaannya, demikian juga dengan operator pesawat radiasi yang harus mendapatkan
pelatihan dan sertifikasi BATAN. Diantara laboratoria BATAN juga terdapat pusat penelitian
iptek bahan, pusat informatika serta pengembangan industri nuklir.
Pada sektor pangan, farmasi dan kedokteran dihasilkan teknologi pengolahan tempe menjadi
susu, eskrim, ekstraksi minyak atsiri, ekstraksi bahan-bahan berkhasiat untuk jarnu
tradisional, paket teknologi buah rnengkudu yang berkhasiat. Telah dikembangkan pula alat
penguji fungsi ginjal, kamera gamma dan aplikasi nuklir untuk kedokteran.
Pada sektor agro-industri telah dikembangkan rekayasa genetika untuk bibit pisang abaka
untuk bahan uang kertas, jati, kelapa sawit, lidah buaya, pupuk biologis, pestisida biologis,
antibiotika, enzim, eritromisin, vitamin B 12 dan penisilin, jasa teknik yang disediakan
diantaranya : sintesa DNA, Analisis pestisida, molecular marker. Kemudahan yang dapat

dimanfaatkan diantaranya : fermentator skala laboratorium dan skala pilot, Recovery


(pemisahan produk) skala pilot, ruang inkubasi Plantlet, dan aklimatisasi tanaman.
Untuk pemantauan, dan pengendalian lingkungan Kementerian lingkungan Hidup
membangun kemudahan untuk pemantauan kondisi lingkungan, pengukuran pencemaran,
pembuatan standard reference material serta penataran dan pelatihan lingkungan hidup.
Selamat bermitra untuk memberdayakan, mengusahakan, dan memanfaatkan asset yang
sangat bernilai di PUSPIPTEK. (humasPuspiptek)

BAB III

BTMP
Balai TMP telah dirintis sebagai Laboratorium Termodinamika, Motor dan Sistem Propulsi
sejak tahun 1978 melalui Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi no:
026/M/KP/XI/79 perihal pembentukan tim pengembangan LTMP. Melalui Surat Keputusan
tersebut Prof Wiranto Arismunandar diangkat sebagai ketua tim untuk menyusun konsep
dasar pengembangan LTMP. Setelah konsep dasar selesai disusun, dan dengan diperolehnya
dana bantuan dari pemerintah Perancis pada tahun 1985 , disusun suatu Master plan dengan
bekerjasama dengan Formation Internationale Aeronautique et Spatiale (FIAS). Kemudian
berdirilah Laboratorium Termodinamika dan Perpindahan Kalor.
Perancangan dan pembangunan infrastruktur dan sarana fisik dilaksanakan bersamaan dengan
pendidikan dan pelatihan seluruh sumber daya manusia yang dimiliki pada saat itu, sehingga
pada tahun 1991 saat sarana fisik mulai dibangun, sebagian besar personil yang telah
mengikuti program pendidikan dan pelatihan di Perancis telah kembali ke Jakarta. Sarana
fisik selesai dibangun pada tahun 1994, dan pada saat yang bersamaan seluruh personil yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan di Perancis kembali ke Indonesia. Sejak saat itu
Laboratorium Termodinamika dan Perpindahan Kalor mulai beroperasi.
Tahap berikutnya dalam pembangunan LTMP adalah pengembangan laboratorium Motor
Bakar. Berlainan dengan laboratorium sebelumnya, lab ini didanai dari pinjaman lunak
pemerintah Inggris yang dimulai sejak tahun 1995. Konsep dasar pengembangan
laboratorium pada saat awalnya adalah sebagai fasilitas uji untuk menunjang usaha
pelestarian lingkungan yang telah dirasakan sangat penting akibat polusi emisi gas buang.

Kendaraan bermotor. Dalam pengembangan selanjutnya yang dilaksanakan bersama-sama


konsultan Cussons Technology , dikembangkan suatu fasilitas uji untuk menguji kendaraan
bermotor. Fasilitas uji selain harus mampu menguji mesin kendaraan tersebut juga harus
mampu menguji komponennya, dan juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang untuk
mendukung kegiatan penelitian. Laboratorium Motor Bakar selesai dibangun dan siap
beroperasi pada tahun 1999.
Keseriusan LTMP dalam memperhatikan aspek lingkungan hidup dituangkan dalam program
utama yang telah dimulai sejak tahun 1999, berkaitan dengan pemanfaatan refrigeran
alternatif dan emisi gas buang kendaraan bermotor.
Sejak tahun 1996 LTMP telah mencanangkan penerapan sistem mutu sesuai standar ISO 9000
dan ISO 25 untuk beberapa fasilitas uji. Pada saat ini fasilitas kalibrasi telah diasses oleh
BSN dan dinyatakan telah memenuhi syarat yang ditentukan untuk akreditasi. Penyerahan
sertifikat BSN-01 oleh Badan Standarisasi Nasional ini menunjukkan bahwa LTMP telah
dapat melaksanakan kegiatan pengukuran kalibrasi sesuai dengan standar yang telah diakui
secara nasional serta tertelusur ke standar internasional. Dengan akreditasi fasilitas kalibrasi
yang merupakan bagian dari LTMP ini, pihak industri dapat memanfaatkan fasilitas LTMP
tanpa perlu melaksanakannya di luar negeri.
Pada tangal 4 April 2001, LTMP diresmikan sebagai Balai Termodinamika, Motor dan
Propulsi, dan untuk selanjutnya disebut sebagai Balai TMP. Sejalan dengan kebijaksanaan
pemerintah, Balai TMP berniat untuk turut mendorong pertumbuhan industri nasional serta
meningkatkan apresiasi terhadap kemampuan bangsa yang pada ahirnya dapat mensejajarkan
diri dengan industri maju di dunia secara kompetitif.

Di balai thermodinamika motor dan propulsi (BMPT) ini kami dijelaskan bagaimana cara uji
publik kendaraan bermotor roda dua ,standarisasi yang digunakan sebagai tolak ukur layak
atau tidaknya kendaraan bermotor tersebut turun ke pasaran baik standart nasional maupun
standart internasional yang telah di tentukan oleh tim penguji. Dari berbagai jenis pengujian
yang dapat dilakukan pada sebuah sepeda motor, dengan memperhatikan keluhan yang
muncul di masyarakat, serta setelah didiskusikan oleh tim teknis, dengan berbagai
pertimbangan ditetapkan untuk tahap awal uji publik sepeda motor meliputi 5 jenis uji yaitu ;
uji jalan, uji percepatan, uji jarak pengereman , uji unjuk kerja mesin , dan uji ketahanan
mesin.
Dari ke 5 jenis uji yang dilakukan oleh BMPT,hasil pengujianya bisa berupa sebuah dokumen
yang berisi tentang hasil pengujian tersebut ataupun sertifikat yang dikeluarkan BMPT
tergantung pada permintaan client. Di balai thermodinamika motor dan propulsi kendaraan
ini juga mampu melayani riset riset ataupun penelitian yang membutuhkan pengujian yang
akurat .
Sayangnya pada saat kuliah krerja nyata ini BMPT tidak memaparkan secara detail apa saja
yang di lakukan saat pengujian,hanya sekilas memaparkan alat-alat yang
digunakan,standarisasi yang digunakan dikarenakan kerahasiaan.

Anda mungkin juga menyukai