Anda di halaman 1dari 4

Penampakan Senyawa Kimia (Auksokrom)

Penampakan noda pada sinar UV 254 nm dan 366 nm disebabkan karena


adanya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh ausokrom
yang terdapat pada noda tersebut. Gugus kromofor adalah gugus atom yang dapat
menyerap radiasi elektromagnetik (sinar UV) dan mempunyai ikatan rangkap tak jenuh
(terkonyugasi). Sedangkan gugus terkonyugasi adalah struktur molekul dengan ikatan
rangkap tak jenuh lebih dari satu yang berada berselang-seling dengan ikatan tunggal.
Flouresensi warna yang tampak tersebut merupakan emisi cahaya yang dipancarkan
oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke
tingkat energi tinggi. Perbedaan energi emisi yang dipancarkan pada saat kembali ke
energi dasar inilah yang menyebabkan perbedaan flouresensi warna yang dihasilkan
oleh tiap noda. Penampakan noda setelah lempeng disemprot dengan H2SO4 10%
disebabkan karena H2SO4 ini bersifat reduktor yang dapat memutuskan ikatan rangkap
sehingga panjang gelombangnya bertambah dan warna noda dapat dilihat pada cahaya
tampak. Mekanisme penampakan noda ini dapat disebabkan juga karena gugus OH
yang dimiliki H2SO4 sehingga berfungsi sebagai ausokrom, dimana ausokrom ini dapat
menyebabkan pergeseran batokromik yaitu pergeseran ke arah panjang gelombang
yang lebih panjang sedangkan pergeseran hipsokromik ke arah panjang gelombang
yang lebih pendek (ke arah UV hampa). Konsentrasi H2SO4 yang digunakan adalah
10% karena jika konsentrasinya terlalu pekat maka dapat merusak lempeng namun jika
konsentrasinya terlalu rendah maka kemampuan pemutusan ikatannya tidak maksimal.
Proses pemanasan pada pemanas listrik dimaksudkan untuk membantu proses
pemutusan ikatan pada H2SO4. Sinar UV yang digunakan adalah sinar UV dengan

panjang gelombang 254 nm karena berdasarkan literatur, bahwa banyak senyawa


organik yang dapat berflouresensi jika disinari UV 254 nm. Pada lampu UV 254 nm
noda yang tampak berwarna gelap (ungu) karena yang berflouresensi adalah
lempengnya yang mengandung indikator sedangkan sampelnya tidak. Pada lampu UV
366 nm warna noda yang tampak adalah terang atau tampak jelas karena lempengnya
tidak berflouresensi tetapi sampelnya.
Gugus ausokrom adalah gugus yang dapat meningkatkan intensitas pita
absorbsi kromofor jika kerikatan dengan gugus kromofor akibat pemutusan ikatan
rangkap, menyebabkan pergeseran panjang gelombang ke daerah ultra violet dekat
(190-380).
Gugus kromofor adalah gugusan

atom yang

dapat menyerap radiasi

elektromagnetik (sinar UV) dan mempunyai ikatan rangkap tak jenuh (terkonyugasi).
Gugus terkonyugasi adalah struktur molekul dengan ikatan rangkap tak jenuh
bila dari satu yang berada berselang-seling dengan ikatan tunggal.
Digunakan UV 254 karena UV 254 ini dianggap mewakili pendek (190-280) dan
digunakan UV 366 karena UV 366 ini dianggap mewakili panjang (280-380).

a. Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel
akan tampak berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254 nm
adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan indikator
fluoresensi yang terdapat pada lempeng. Fluoresensi cahaya yang
tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen
tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke
tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula
sambil melepaskan energi.

Penampakan noda pada UV 254 nm

b. Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan
berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah
karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor
yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda tersebut. Fluoresensi
cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh
komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi

dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan


semula sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada
lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak
berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.

c. Pereaksi Semprot H2SO4 10%


Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H2SO4 10% adalah
berdasarkan kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam
merusak gugus kromofor dari zat aktif simplisia sehingga panjang
gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih panjang (UV menjadi
VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata.

CH3COOC2H5. Etil asetat c2h5oh alkohol

Anda mungkin juga menyukai