Anda di halaman 1dari 19

M U LTY G E N R E

I J U S T S H A R E D Y O U W H AT I K N O W.. C H E C K T H I S O U T..

Kamis, 07 Mei 2009

Jenis Limbah dan BahayaNya


Jenis Limbah dan bahayanya

1.

Limbah Asam
Asam dapat menyebabkan luka pada kulit, selaput lendir, selaput mata dan saluran pernafasan.

2.

Limbah Basa
Bahan bahan basa seperti ammonium hidroksida, potassium hidroksida, sodium hidroksida,
sodium sianida, sodium karbonat, sodium pryophospat, sodium silikat dan trisodium phispat tidak begitu
berbahaya bagi sistem saluran pernafasaan tetapi dapat mengiritasi kulit.

3.

Limbah Garam dan Senyawa Lainnya


Sianida sangat beracun dan dapat mematikan bila tertelan. Menyebabkan iritasi kerongkongan,
pusing, mabuk, mual, lemah dan sakit kepala dan bahkan berhenti bernafas.

Sumber Limbah Cair


Limbah cair industri pelapisan bermacam macam, bersifat asam atau basa yang mengandung sianida beracun dan
logam. Sumber limbah berupa larutan di dalam bejana itu sendiri atau air bilasan. Sumber utama air limbah adalah
larutan pembilas yang agak encer, dan sering mengandung 5 mg/L - 50 mg/L ion logam beracun.
Larutan dalam bejana yang berkonsentrasi tinggi jarang dibuang, akan tetapi jika dibuang, dampak racunnya terhadap
air penampungan limbah mungkin besar.
Pembuangan lemak dengan pelarut membuat pelarut itu sendiri menjadi limbah dan limbah di air bilasan. Kebanyakan
pelarut itu berbahaya bagi lingkungan karana mengandung: silene, tertrakloro-etilena, metilen klorida, aseton, keton,
dan lain lain. Larutan alkali pembersih pembersih mengandung sianida dan logam yang dilapisi.
Air cucian lantai sering tercemar oleh percikan, tetesan dan tumpahan larutan pembersih, larutan pengupas, dan
larutan pelapis.

Pengolahan limbah

1.

Pengolahan limbah Cair


Pengolahan limbah dalam industri pelapisan diutamakan pada penghilangan logam, asam, alkali, sianida

dan kadang kadang pelarut yang membahayakan lingkungan. Karena diperlukannya langkah terpisah untuk
menghilangkan masing masing komponen, maka aliran limbah harus dipisahkan sebelum diolah. Untuk operasi
kecil, pengolahan secara batch sering berhasil baik. Pengolahan secara batch memerlukan daya tampung untuk
penyamaan dan penetralan, baik sebelum dan sesudah pengolahan.
Biasanya pabrik pelapisan memisahkan aliran limbahnya menjadi limbah yang mengandung sianida,
limbah yang mengandung krom, dan sesudah pengolahan.
Sianida dihancurkan dengan oksidasi. Klorinasi basa dengan menggunakan kostik dan kemudian klor
( gas atau hipoklorit ) adalah cara efektif, tetapi harus diikuti penambahan tiosulfat untuk menghilangkan klor.
Ozonisasi, hydrogen peroksida dan oksidasi secara elekrolisis juga dipakai secara terbatas. Penghancuran
alamidengan menggunakan oksidasi dari udara di dalam kolam kolam besar dapat dugunakan jika tempat
tersedia. Pengendapan sianida dengan ferisulfat tidak boleh digunakan, karena efektivitasnya rendah dan
menghasilkan gas sianida bebas setelah mengalami pemecahan rumit selama beberapa waktu.
Krom dapat diendapakan sesudah direduksi menjadi bentuk bermartabat tiga, yang kurang beracun.
Pada pH rendah belerang dioksida, natrium bisulfit, ferosulfat atau metabisulfat dapat digunakan untuk mereduksi
krom bermartabat enam. Larutan krom tereduksi yang dihasilkan biasanya dicampur dengan larutan sianida yang
telah diolah dan limbah pelapis lainnya untuk diolah lebih lanjut.
Cara lain pengolahan krom adalah oksidasi langsung dan pengendapan dengan natrium hidrosulfat atau
hidrazin, reduksi elektrokimia, penguapan atau penukaran ion.
Logam diendapkan pada pH tinggi dengan penambahan kapur dan/ atau kostik. Logam yang berbeda
mengendap pada tingkat pH yang berbeda antara 811, sehingga agar pengolahan berlangsung efektif, perlu
dilakukan dalam polielektrilit sering digunakan untuk membantu pemisahan zat padat-cair.
Penjernihan perlu dirancang dengan benar agar lumpur hidroksida logam dapat dipisahkan dengan
tuntas. Untuk mengurangi volume lumpur digunakan operasi pengurangan air ( meningkatkan kadar padatan dari
2% menjadi 50% ).
Sitem Pengolahan Lain yang Telah Diterapkan pada Industri Elektroplating adalah

1.

Elektodialisis untuk memperoleh kembali ion logam dalam larutan pelapisan

2.

Osmosis balik digunakan untuk memperoleh kembali garam pelapisan dan larutan

3.

Penukaran ion ( proses lain untuk memperoleh kembali logam yang digunakan di banyak pabrik pelapisan ).

4.

Penguapan memerlukan modal dan biaya energi yang tinggi, tetapi telah dipakai di beberapa tempat untuk
menghemat biaya logam dan biaya bahan kimia

5.

Saringan pasir bekerja baik pada tahap penghalusan akhir sesudah pengendapan.

Penanganan Limbah cair / Proses penanganan Limbah Cair pada prinsipnya terdiri dari tiga tahap yaitu :

1.

Pengolah Primer ( Primary Treatment )


Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara
fisika. Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring ( bar
screen ). Metode disebut penyaringan ( screening ). Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan
ke suatu tangki ( grit chamber ) atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat
tersuspensi lain yang berukuran relatif besar. Kedua proses itu disebut sebagai tahap pengolahan awal
( pretreatment).
Setelah melalui proses pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan
yang biasa disebut sebagai metode pengendapan. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode
pengapungan ( flotation ).

2.

Pengolahan Sekunder ( Secondary Treatment )


Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan
melibatakan mikroogranisme yang menguraikan/ mendekradasi bahan organik. Mikroorganisme yang
digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan, yaitu metode penyaringan
dengan tetesan ( trickling filter ), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan
(treatment pond/lagoons)

Metode penyaringan dengan tetesan ( trickling filter )


Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik
melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik,
dengan ketebalan 1-3 m. Limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan
merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung
dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan
media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampungan dan kemudian disalurkan ke tangki

pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk
memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang
terbentuk akan mengalami proses pengolahan lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke
lingkungan atau saluran ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan.

Metode activated sludge


Pada metode ini, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan di dalamnya limbah
dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung di dalam
tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara untuk aerasi
(pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah.
Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan,
sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada
metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau
diproses lebih lanjut jika masih diperlukan.

Metode treatment ponds


Metode ini merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat.
Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam kolam terbuka. Algae yang tumbuh di
permukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian
digunakan oleh bakteri aerob untuk proses penguraian / terkadang juga kolam diaerasi. Selama
proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah
terdegradasi dan terbentuk endapan di dasar kolam, air dapat disalurkan untuk dibuang ke
lingkungan atau diolah lebih lanjut.
Teknik kolam ganggang atau lagoon merupakan cara pengolahan limbah cair dengan
memanfaatkan pertumbuhan ganggang fotosintesis dengan proses fakultatif anaerob serta
merupakan cara yang paling sederhana dibandingkan cara-cara lainnya. Cara ini sangat cocok
untuk negara berkembang. Kebutuhan oksigen hayati (BOD) dan kebutuhan oksigen kimia (KOK)
dapat dikurangi sampai 60-80%. Pada dasarnya teknik kolam ganggang terdiri atas banyak kolam
yang terbuat dari semen atau logam dengan kapasitas yang besar dan dilengkapi dengan berbagai
peralatan pengendali, pengatur kondisi untuk menumbuhkan ganggang, penyaring, sedimentasi,
denitrifikasi, dan klorinasi. Teknik ini dapat dimodifikasi sehingga menjadi peralatan yang sederhana
dengan biaya relatif murah bagi industri menengah ke bawah. Modifikasi tersebut pernah dikerjakan
di India pada tahun 1970-an dengan menggunakan dua kolam pengolah untuk mengolah limbah cair
di pedesaan. Kolam pertama untuk menumbuhkan ganggang dan yang kedua untuk penjernihan.
Meskipun demikian masih diperlukan beberapa alat seperti pompa dan bak penyaring.

3.

Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)


Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat
tertentu dalam limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat
khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat tersisa dalam limbah cair / air limbah.
Umumnya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder
adalah zat zat organik telarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam garaman.

Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatmnet). Pengolahan ini
meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan
adalah metode saringan pasir (sand filter), saringan multimedia, precoal filter, microstaning, vacum filter,
penyerapan (absorption) dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan
karena biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak
ekonomis.
Adapun Proses penanganan Limbah Cair dapat pula dilakukan dengan cara :

1.

Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme
patogen (penyebab penyakit) yang ada dalam limbah cair / air limbah. Mekanisme desinfeksi dapat secara
kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa / zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan
senyawa / zat untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

Daya racun zat

Waktu kontak yang diperlukan

Efektivitas zat

Kadar dosis yang digunakan

Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan

Tahan terhadap air

Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinisasi), penyinaran
dengan ultraviolet atau dengan ozon.
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai,
yaitu setelah pengolahan limbah primer, sekunder, atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.

2.

Pengolahan Lumpur ( Sludge Treatment )


Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer maupun tersier, akan menghasilkan endapan
polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih
lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/ dicerna secara

anaerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan
pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar ( incinerated).

Contoh Alat Penanganan Limbah Cair


System BioFiltration yang diterapkan oleh pemerintah DKI Jakarta mampu menurunkan 90% tingkat efisiensinya.
Sehingga Air buangan dari system BioFiltration sudah layak buang sesuai baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah
DKI Jakarta sbb : BOD< 50 mg/l
COD < 80 mg/l
Senyawa Biru Met < 2 mg/l
Minyak & LEmak < 20 mg/l
Amoniak < 10 mg/l
TSS < 50 mg/l
KMnO4 < 85 mg/l
PH 6 - 9
AHLI DALAM DESIGN, PERHITUNGAN, MANUFAKTUR, PABRIKASI, INSTALASI, ALAT / SISTEM PENGOLAHAN
AIR LIMBAH, INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH, INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, SEPTIC TANK,
TANGKI FRP, PENANGANAN LIMBAH CAIR KHUSUSNYA PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA ( DOMESTIC
WASTE) BAIK BLACK WATER (AIR KOTOR) ATAU GREY WATER( AIR BEKAS) , PENANGANAN MASALAH
SANITASI.
System BioFiltration mampu mengolah semua limbah rumah tangga dari segala jenis type bangunan termasuk :
Perumahan, hotel, Mall,Gedung perkantoran,Rumah sakit, Klinik, Apartemen, Pertokoan, Sekolahan, Tempat kerja
lainnya, Pabrik dan jenis/ tipe bangunan lainnya.
DIPOSKAN OLEH NIGHTMAREOFD'DARKNESS DI KAMIS, MEI 07, 2009

REAKSI:

0 KOMENTAR:
POS KAN KOMENTAR
LINK KE POSTING INI
Buat sebuah Link
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
GO OGLE TRANSLATE
VISITORS

LABELS

komputer (1)
part HVR (1)
standarisasi kelistrikan (1)
BLOG ARCHIVE

2014 (1)

2013 (1)

2011 (1)

2010 (1)

2009 (8)

Juni (1)

Mei (2)

pengendalian hama di pertanian

Jenis Limbah dan BahayaNya

April (3)

Maret (2)
ABOUT ME

NIGHTMAREOFD'DARKNESS

Andi Akmal Fadhil tapi biasa dipanggil akmal atau ake aja.. tinggal dan menetap
sendiri di Makassar, jauh dari orang tua, belajar hidup mandiri dan mencari arti hidup
yang sesungguhnya. sekarang masih sebagai pelajar di SMK Telkom Sandhy Putra 2
Makassar. Hidup itu adalah perjuangan yang tidak bisa dihindari, dan tergantng dari
individunya bagaimana menangani masalahnya. tetap senyum dan selalu positip=ve
thinking
L I H AT PR O F I L L E N G K A P K U

FOLLOWERS

Multy Genre. Design by Pocket

Home Posts RSS About Advertise Contact Me Privacy Archive Berita Dunia Info
Umum Pengetahuan Tambang Tips dan Cara Info Tambang Healthy Safety
Techno Home Pengelolaan JENIS-JENIS LIMBAH JENIS-JENIS LIMBAH Isya
Ansyari di 00:12 Pengelolaan No Comments Pengertian Dasar Limbah adalah
buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada
air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water) Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai
sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah adalah
bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika
tidak dikelola dengan baik. Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik)
apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan. Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya
keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik
limbah Penyakit yang terkait erat dengan dampak air limbah dapat
diklasifikasikan menjadi penyakit non infektius dan infektius. Penyakit non
infektius adalah penyakit akibat pencemaran limbah industri yang mengandung
logam-logam berat, seperti Mn, Pb (timbal), dan Fe dalam konsentrasi masingmasing sesuai dengan ambang batas. Penyakit infektius adalah penyakit akibat
pencemaran limbah rumah tangga yang mengandung mikroorganisasi, seperti
bakteri, virus, protozoa, dan parasit (pengganggu lainnya) Berdasarkan
karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen
pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan
buangan organik dan bahan buangan anorganik Limbah padat Limbah partikel
gas Limbah B3 Proses Pencemaran Udara Semua spesies kimia yang dimasukkan
atau masuk ke atmosfer yang bersih disebut kontaminan. Kontaminan pada
konsentrasi yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek negatif terhadap
penerima (receptor), bila ini terjadi, kontaminan disebut cemaran (pollutant).
Cemaran udara diklasifihasikan menjadi 2 kategori menurut cara cemaran masuk
atau dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan cemaran sekunder.

Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung dari sumber
cemaran. Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh proses kimia
di atmosfer. Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah
setiap kendaraan bermotor, fasilitas, pabrik, pertambangan, instalasi atau
aktivitas yang mengemisikan cemaran udara primer ke atmosfer. Ada 2 kategori
sumber antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source) seperti:
pembangkit energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga,jasa, dan lainlain dan sumber bergerak (mobile source) seperti: truk,bus, pesawat terbang,
dan kereta api Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan
lebih dari 90% pencemaran udara global adalah: a. Karbon monoksida (CO), b.
Nitrogen oksida (Nox), c. Hidrokarbon (HC), d. Sulfur oksida (SOx) e. Partikulat.
Selain cemaran primer terdapat cemaran sekunder yaitu cemaran yang
memberikan dampak sekunder terhadap komponen lingkungan ataupun
cemaran yang dihasilkan akibat transformasi cemaran primer menjadi bentuk
cemaran yang berbeda. Ada beberapa cemaran sekunder yang dapat
mengakibatkan dampak penting baik lokal,regional maupun global yaitu: a. CO2
(karbon monoksida), b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog), c.
Hujan asam, d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon), e. CH4 (metana). Limbah
Padat Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah
domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat
kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempattempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan,
plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll. Limbah B3 Sesuai
dengan kriteria yang tercantum dalam peraturan pemerintah No.18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah B3 terbagi
atas dua macam yaitu yang spesifik dan yang tidak spesifik. Perbedaan pokok
antara limbah B3 spesifik dan tidak spesifik terletak pada cara penggolongan
yaitu pada limbah spesifik digolongkan kedalam jenis industri, sumber
pencemaran, asal limbah, dan pencemaran utama sedangkan pada limbah tidak
spesifik penggolongannya atas dasar kategori dan bahan pencemar Polusi Udara
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat yang
mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen
oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah. Limbah Cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair
(PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair digolongkan sebagai berikut: a. Fisika
dan Sifat Agregat, Keasaman (Metoda Titrimetrik) b. Parameter Logam, Arsenik
(As) Metoda SSA c. Anorganik non Metalik, Amonia (NH3-N) Metoda Biru
Indofenol d. Organik Agregat, Biological Oxygen Demand (BOD) e.
Mikroorganisme, E Coli Metoda MPN f. Khusus, Asam Borat (H3 BO3) Metoda
Titrimetrik g. Air Laut, Tembaga (Cu) Metoda SPR-IDA-SSA Beberapa hal yang
berkaitan dengan pengertian dan kegiatan yang berhubungan dengan limbah
cair adalah : Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah
permukaan tanah, kecuali air laut dan fosil. Sumber air adalah wadah air yang
terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah seperti akuifer, mata air, sungai,
rawa, danau. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga
tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukkannya untuk menjamin
agar kualitas tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengendalian pencemaran air

adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan


kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Limbah cair adalah sisa dari suatu
hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Baku mutu limbah cair adalah
ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
dalam limbah cair yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari
suatu usaha atau kegiatan. Limbah cair adalah limbah yang berbentuk air,
karena umumnya limbah cair yang dihasilkan oleh voluters baik limbah rumah
tangga maupun industri adalah dalam bentuk air yang dibuang ke sungai.
Limbah Beracun Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang
dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah
tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat
berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada
yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Suatu limbah digolongkan sebagai limbah
B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan
konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang
termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun
yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses,
dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.
Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan
toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3. Macam-Macam Limbah Beracun
Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila
berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan
mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat
dalam waktu lama. Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran
karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang
tidak stabil dalam suhu tinggi. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung
racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat
menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan, kulit atau mulut. Limbah penyebab infeksi adalah limbah
laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman
penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh
manusia yang terkena infeksi. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang
menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama
atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5
untuk yang bersifat basa. Baca Juga (Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)) Baca Juga (Pengelolaan Limbah Tambang ) Google+ Facebook
Twitter LinkedIn Digg RELATED POSTS : Geohidrologi dan Sumber Daya Air

Aktivitas yang Dapat Merusak Ekosistem Perairan Pertambangan Batubara Pengelolaan Air Limbah Pengenalan Dasar Stabilitas Lereng Sejarah
Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pencegahan Pencemaran Lingkungan Jalan
Menuju Keamanan dan Keselamatan Penghargaan Pengelolaan Keselamatan &
Lingkungan Pertambangan Minerba Digital Radio to improve safety in mines
Debu Tambang ( Mine Dust ) Newer Post Older Post Home 0 komentar: Post
a Comment Tanggapan Anda selalu dihargai, tapi jangan : 1.) SP4M! 2.) H4TERS!
3.) PROMO! 4.) OUT TOPIC 5.) NOT P0RN0GRAPHY! Disini tidak ada Link atau Url
Aktif / Hidup! apabila tidak sesuai akan dianggap sampah dan dimasukkan ke
filter spm. Jadi mohon kerja samanya. SEARCH: POPULARRECENTRANDOM
Contoh Latar Belakang Makalah MAKALAH KEWIRAUSAHAAN MAKALAH
PENYALAHGUNAAN NARKOBA MAKALAH TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Istilah dalam Teknik Sipil dan
Konstruksi Karakteristik Tanah yang Mengandung Emas Penggolongan Bahan
Galian Industri Dasar Gambar Teknik Makalah Ekonomi Mikro dan Makro Alat
Berat Berita Dunia Crusher Machine Gambar Teknik Geologi Healthy Info
Tambang Info Umum Kamus Makalah Maps Mekanika Pengelolaan Perpetaan
Safety Sejarah Techno Tips dan Cara Kebijakan PrivasiTentang BlogPasang
IklanArsip BlogBerandaHubungi FACEBOOK FPAGE ADVERTISEMENT CATEGORIES
Info Tambang Safety Info Umum Batubara Alat Berat Techno Sejarah Tips dan
Cara Berita Dunia Pengelolaan Healthy Emas Geologi Makalah Mekanika Minyak
Perpetaan Gambar Teknik Maps Crusher Machine Aluminium Berlian Perak Kamus
Nikel Tembaga Uranium Copyright 2013-2016 Isya Ansyari Blog's | Powered by
Blogger Posts RSS Comments RSS. Back to Top

read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2013/06/jenis-jenis-limbah.html

limbah
Jumat, 24 April 2015

makalah limbah

MAKALAH K3LH
LIMBAH

DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
1.
2.
3.
4.

Fandi Dwi Ardiyanto


Lia Wahyu Wulandari
Nareswari Retno D
Ony Diyah Kusumawati
5. Yulia Trimawati

(09)
(12)
(16)
(18)
(31)

TAHUN PELAJARAN 2014/2015


SMK PELITA BANGSA BOYOLALI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Limbah ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Fenti selaku guru
K3LH
yang
telah
memberikan
tugas
ini
kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bagaimana pengolahan limbah yang baik. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Boyolali, 6 April 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar belakang

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkun gan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Tingkat bahaya keracunan yang
disebabkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah, baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang.
Limbah yang mengandung bahan pencemar akan mengubah kualitas lingkungan, bila
lingkungan tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada
padanya. Oleh karena itu sangat perlu diketahui sifat limbah dan komponen bahan pencemar yang
terkandung di dalam limbah tersebut.
Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan pencemar yang terbawa
oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi, yang terbuang dari sumber domestik
(perkantoran, perumahan, dan perdagangan), dan sumber industri.

B.

Rumusan Masalah

1. Pengertian limbah ?
2. Jenis-jenis limbah, Limbah domestic maupun limbah B3 ?
3. Contoh pengolahan limbah

C.

Tujuan
Dengan tersusunnya makalah ini semoga pembaca dapat menambah wawasan tentang

materi limbah dan agar limbah dapat di manfaatkan untuk hal-hal yang berguna.

PENGERTIAN
Pengertian limbah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999,
limbahdidefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia .
Pada dasarnya, orang akan menganggap bahwa limbah adalah sampah yang sama sekali tidak ada
gunanya dan harus dibuang, akan tetapi jika limbah terus ditumpuk maka akan menimbulkan
penumpukan sampah. Dan sejatinya, limbah tidak selamanya harus dibuang karena banyak juga
limbah yang masih bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat.
Bahkan beberapa macam limbah bisa menjadi sangat berguna dan juga mempunyai nilai jual tinggi
apabila diolah kembali secara baik dan benar.

Limbah yang tidak diolah kembali maka selanjutnya akan menyebabkan berbagai polusi baik itu
udara, air maupun tanah. Seperti misalnya, pada lingkungan yang dipakai sebagai tempat
pembuangan sampah maka udara disekitarnya tidak akan sehat dan baunya cenderung tak sedap.
Tak sampai di situ karena bisa saja sumber air di sekitar lingkungan tersebut akan terkontaminasi
dengan zat kimia limbah sehingga menyebabkan tanahnya menjadi tandus.

Image courtesy of worradmu / FreeDigitalPhotos.net

Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak
bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam, ada yang
limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah dari suatu kegiatan
tertentu. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju dan modern, peningkatan akan jumlah limbah
semakin meningkat. Logika yang mudah seperti ini; dahulunya manusia hanya menggunakan jeruk
nipis untuk mencuci piring, namun sekarang manusia sudah menggunakan sabun untuk mencuci
piring sehingga peningkatan akan limbah tak bisa di elakkan lagi.

Berdasarkan bentuknya dapat di bedakan menjadi 3, yaitu :


Berdasarkan wujudnya :
Pada pengelompokan limbah berdasarkan wujud lebih cenderung di lihat dari fisik limbha tersebut.
Contohnya limbah padat, disebut limbah padat karena memang fisiknya berupa padat, sedangkan
limbah cair dikarenakan fisiknya berbentuk cair, begitu pula dengan limbah gas.
Limbah Gas, merupakan jenis limbah yang berbentuk gas, contoh limbah dalam bentuk Gas antara
lain: Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), SO2,HCL,NO2. dan lain-lain.
Limbah cair, adalah jenis limbah yang memiliki fisik berupa zat cair misalnya: Air Hujan, Rembesan
AC, Air cucian, air sabun, minyak goreng buangan, dan lain-lain.
Limbah padat merupakan jenis limbah yang berupa padat, contohnya: Bungkus jajanan, plastik, ban
bekas, dan lain-lain.
2. Berdasarkan sumbernya
Pada pengelompokan limbah nomor 2 ini lebih difokuskan kepada dari mana limbah tersebut
dihasilkan. Berdasarkan sumbernya limbah bisa berasal dari:
Limbah industri; limbah yang dihasilkan oleh pembuangan kegiatan industri
Limbah Pertanian; limbah yang ditimbulkan karena kegiatan pertanian
Limbah pertambangan; adalah limbah yang asalnya dari kegiatan pertambangan
Limbah domestik; Yakni limbah yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan pemukimanpemukiman penduduk yang lain.
3. Berdasarkan senyawa
Berdasarkan senyawa limbah dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni limbah organik dan limbah
anorganik.
Limbah Organik, merupakan limbah yang bisa dengan mudah diuraikan (mudah membusuk), limbah
organik mengandung unsur karbon. Contoh limbah organik dapat anda temui dalam kehidupan
sehari-hari, contohnya kotoran manusia dan hewan.
Limbah anorganik, adalah jenis limbah yang sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk di uraikan
(tidak bisa membusuk), limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon. Contoh limbah anorganik
adalah Plastik dan baja.
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

JENIS-JENIS LIMBAH
1) Pengertian Limbah Domestik

Limbah domestik lebih kita kenal dengan istilah limbah rumah tangga. Limbah domestik ini berasal
dari pembuangan dalam rumah tangga, seperti sampah dan sejenisnya. Limbah ini dihasilkan dari
sisa pembuangan makanan, sisa barang-barang yang sudah tidak terpakai dan ingin segera dibuang,
air bekas mencuci atau mandi dan kotoran yang berasal dari tubuh manusia (feses dan urin).
Sejatinya limbah domestik tidak berbahaya seperti limbah industri. Akan tetapi jika pembuangannya
tidak tepat bisa menjadi sumber penyakit bagi masyarakat.
Pengertian Limbah Domestik Menurut Para Ahli
Pengertian limbah domestik secara pandangan umum sudah kita ketahui. Beberapa para ahli
berusaha menambahkan tentang pengertian limbah domestik sebagai berikut:
. Sugiharto (1987)
Limbah domestik dapat berupa cairan. Limbah cair yang dihasilkan dari rumah tangga ini cenderung
merupakan kotoran umum .
Stokes (1991)
Bila pembuangan limbah domestik tidak tepat, limbah itu dapat dikategorikan menjadi limbah
infeksius yang berarti limbah yang dapat menjadi penyebab munculnya penyakit.
Tchobanoglous dan Elliassen (1979)
Limbah domestik merupakan sampah yang terbawa air dan berasal dari rumah tangga.
Ir. Hieronymus Budi Santoso
Limbah domestik adalah bahan yang terbuang atau sengaja dibuang dari satu sumber yang berasal
dari aktivitas manusia dalam rumah. Limbah ini belum memiliki nilai ekonomi yang bermanfaat dan
bisa jadi malah berdampak negatif.
Cahyono Budi Utomo
Limbah domestik bisa berasal dari benda atau zat dari aktivitas manusia yang sudah tidak digunakan
lagi dan sengaja dibuang.
Darmadi
Produk akhir yang berasal dari proses pencucian atau metabolisme tubuh dapat dinamakan sebagai
limbah domestik. Bentunya bisa cair, padat atau setengah padat.

Berikut adalah klasifikasi limbah cair:


1.Limbah cair domestik (Domestic waste water)
yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), perkantoran, bangunan
perdagangan, dan saranasejenis.
Contoh : air deterjen sisa cucian.
2. Limbah cair industri (Industrial waste water)
Yaitu limbah cair hasil buangan industri.
Contoh : air sisa cucian daging, buah dan sayur dari industri pengolahanmakanan, cairan sisa
pewarna tekstil dari industri tekstil.
3. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow)
Yaitu limbah cair yang berasaldari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair
melaluirembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan.
Contoh : luapanair buangan talang atap, pendingin ruangan, pertanian atau perkebunan.
4. Air hujan ( storm water )
Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan diatas permukaan tanah.
2) Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah kelompok limbah yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan, kesehatan dan kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya.

a) Definisi limbah B3 menurut BAPEDAL (1995)


Limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity. dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
b) Definisi limbah B3 menurut Peraturan Pemerintah RI NO. 18 Tahun 1999
B3 adalah semua bahan/senyawa baik padat, cair ataupun gasyang mempunya potensi merusak
terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.
Selain pengelompokan limbah-limbah diatas masih ada lagi jenis limbah yang lain, yakni limbah B3.
Dari pengertian umumnya limbah merupakan suatu barang sisa yang bisa berupa padat, cair dan
gas. Limbah B3 sendiri merupakan jenis limbah yang sangat berbahaya, suatu limbah dapat
dikatakan sebagai limbah B3 jika mengandung bahan yang berbahaya serta beracun karena sifat dan
konsentrasinya bisa mencemari lingkungan dan membahayakan kehidupan manusia dan lingkungan.
Limbah B3 sendiri masih memiliki beberapa karateristik lagi yakni; Beracun, mudah meledak mudah
terbakar, bersifat korosif, bersifat reaktif, dapat menyebabkan infeksi dan masih banyak lagi.
2) Sifat limbah B3
Dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dikenal sampah spesifik, yaitu sampah
yang karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) mengandung satu atau lebih senyawa berikut ini :
-Mudah
meledak
(explosive)
-Pengoksidasi (oxidizing)
-Beracun
(moderatelytoxic)
-Berbahaya (harmful)
-Korosif
(corrosive)
-Bersifat
mengiritasi
(irritant)
-dll
3)Macam-macam limbah B3
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dikelompokkan menjadi :
a) Primary sludge
b) Chemicial sludge
c) Excess actived sludge
d) Digested sludge
Berdasarkan karakteristiknya tersebut, limbah B3 dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Limbah mudah meledak
b) Limbah mudah terbakar
c) Limbah reaktif
d) Limbah beracun
e) Limbah yang menyebabkan infeksi
f) Limbah yang bersifat korosif
4) Senyawa B3
Contoh limbah B3 antara lain logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat
kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol, dan lain sebagainya.
5) Limbah B3 dalam rumah tangga
Contoh produk limbah rumah tangga berpotensi B3, yaitu sebagai berikut :
a) Dapur : pembersih lantai, kompor gas, pembersih kaca, plastik, racun tikus, dan bubuk pembersih.
b) Tempat cucian : pembersih, detergen, pembersih lantai, bahan pencelup, dan pembuka sumbat
saluran air kotor.
c) Kamar mandi : aerosol, disifektan, hair spray, pewarna rambut, pembersih toilet, dan medicated

shampoo.
d) Kamar tidur : kamper, obat anti nyamuk, baterai, cat kuku, dan pembersih.
e) Garasi dan gudang : oli dan aki mobil, minyak rem, catwax, pembesih karburator, cat dan tiner,
lem, pembunuh tikus, semir sepatu, dan genteng asbes.
f) Ruang tamu : pembersih karpet, pembersih lantai, pembersih perabotan, pembersih kaca,
pengharum ruangan.
g) Taman : pupuk dan insektisida.
h) Ruang makan : bumbu dan obat.

Cara pembuangan limbah


Limbah, baik limbah cair, padat, gas dan limbah B3 memiliki cara tersendiri dalam penanganan
pembuangan. Limbah B3 tidak bisa disamakan pembuangannya dengan limbah cair ataupun limbah
padat begitu pula sebaliknya. Untuk penanganan limbah cair sendiri masih dibagi lagi menjadi
beberapa bagian, untuk lebih jelasnya perhatikan bagaimana cara penanganan limbah di bawah ini.
Penanganan limbah cair
Penanganan limbah Cair sangatlah sulit, setiap bahan yang berbeda harus ditangani dengan cara
yang berbeda pula. Dalam penanganan limbah cair terdapat beberapa cara yakni sebagai berikut ini:
Pengolahan primer
Pengolahan sekunder
Pengolahan tersier
Desinfeksi
Pengolahan lumpur

Pengolahan limbah padat


Pada pengolahan limbah padat berbeda dengan penanganan limbah cair, dalam penanganan limbah
padat dibagi dalam beberapa cara yakni:
Penimbunan terbuka
Sanitary landfill
Daur ulang
Insinerasi
Dijadikan kompos

Pengolahan limbah gas


Untuk penanganan limbah gas lebih ditekankan pada bagaimana mencegah gas pencemar tersebut
mencemari lingkungan, misalnya dengan memasang filter (penyaring) pada knalpot kendaraan
bermotor, pengendap siklon, mengontrol emisi gas buang dan masih banyak lagi.
Pengolahan limbah B3
Pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) memiliki cara yang berbeda, berhubung jenis
limbah ini bisa menimbulkan bahaya bagi lingkungan maka penanganan dengan benar haruslah
diperhatikan. Untuk pembuangan limbah B3 haruslah berhati-hati karena tidak bisa dibuang begitu
saja, limbah haruslah diolah terlebih dahulu baik melalui pengolahan fisik, biologi dan kimia dengan
tujuan dapat menghilangkan efek berbahaya yang terdapat didalam limbah. Berikut ini beberapa cara
pengolahan limbah B3:
Kolam penyimpanan (surface impoundments)
Sumur dalam/Sumur injeksi
Secure landfill/lanfill untuk limbah B3
Limbah telah menjadi persoalan penting di negeri ini, untuk menciptakan negeri yang bersih dan
sehat tentunya harus kita mulai dengan cara hidup bersih dan sehat pula. Untuk itu mulailah dengan
kehidupan sehari-hari misalnya saja membersihkan halaman rumah, selokan didepan rumah dan juga
sadarkan diri akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Kesadaran ini juga harus
dilakukan oleh semua pihak, terutama jangan lagi ada pabrik-pabrik yang membuang limbah di
sungai. Selain merugikan bagi kesehatan limbah yang di buang di sungai juga bisa membawa efek
yang lain, misalnya saja biota sungai seperti ikan, plankton dan tanaman air akan mati. Sungai yang
tercemar juga akan sangat buruk dipandang, mestinya sungai bisa kita manfaatkan sebagai tempat
rekreasi dan mencari rezeki namun jika sudah tercemar seperti ini mau bagaimana lagi. Semoga
kedepannya Indonesia menjadi negara yang bersih, sehat dan bersih dari limbah.

CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH

Pengolahan air limbah domestik


Contoh pengolahan air limbah domestik adalah dengan menggunakan bak penangkap minyak dan
lemak, bak pengendapan awal, bak aerasi, bak pengendapan akhir, filtrasi dan desinfeksi. Meski
demikian, sistem pengolahan air bersih maupun air limbah domestik yang digunakan dalam hunian
dibangun dengan menyesuaikan keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di
daerah tropis yang dapat dimanfaatkan. Konsultasikanlah dengan pihak terkait untuk mendapatkan
system pengolahan air bersih maupun air limbah domestik yang baik dalam hunian maupun
perusahaan Anda.

PENUTUP
A.

B.

Kesimpulan
Pada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan itu
mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi
untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah, meskipun demikian pada
kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya karena masih banyak pula kita jumpai
limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat pula menimbulkan banjir serta kerusakan
lingkungan lainnya
Saran
Bagi semua masyarakat pengelolahan limbah sejak dini merupakan tindakan yang baik
untuk masa depan. Marilah kita bersama-sama wujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
Diposkan oleh fandhi ardiyanto di 02.21
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

2 komentar:
1.
sufyan9 November 2015 16.48
masya ALLAH materinya, smoga ilmunya bermanfaat untuk smua
khalayak membacanya. amin
Balas

2.
Mah Yuli3 Agustus 2016 08.40
patut di contoh!!
Balas

Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

fandhi ardiyanto
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2015 (1)
o
April (1)

makalah limbah
Template Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai