Bagaimana menyadarkan
masyarakat agar berperilaku , hidup bersih , dan sehat Menteri Kesehatan
Repubilk Indonesia Prof. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp. M
Dengan luas wilayah yang mencapai hampir dua juta kilometer persegi yang
juga dipisahkan oleh lautan dan jumlah penduduk yang lebih dari dua ratus
juta orang, menyelesaikan permasalah kesehatan bukanlah perkara mudah
bagi Indonesia. Adanya biaya berobat gratis seperti Kartu Indonesia Sehat
(KIS) juga tidak menjamin kesehatan seluruh penduduk Indonesia. Rektor
Universitas Padjadjaran yang juga menjadi dosen di Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr. berpendapat
bahwa pola berpikir penduduk Indonesia terhadap isu kesehatan seolah
berganti menjadi isu kesakitan. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya kesehatan.
Kesadaran akan pentingnya kesehatan tentu menjadi hal yang masih asing
bagi penduduk Indonesia. Dengan mayoritas penduduknya yang tinggal di
lingkungan lingkungan yang tidak sehat serta memiliki pola hidup yang
tidak teratur, tentu Indonesia jauh dari kata sehat. Coba bandingkan dengan
Islandia. Negara ini dinobatkan sebagai negara paling sehat di dunia oleh
Majalah Forbes. Negara dengan luas yang terletak di ujung barat daya benua
eropa ini selain didukung oleh lingkungan dengan tingkat polusi yang rendah,
Penduduknya yang berjumlah lebih dari tiga ratus ribu jiwa juga lebih sering
bekerja di luar rumah dan pergi berolahraga. Jika melihat dari luas wilayah
dan jumlah penduduk, tentu Islandia negara yang kecil jika dibandingkan
dengan Indonesia. Namun, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi
Indonesia untuk meningkatkan tingkat kesehatan penduduknya.
Selain peran pemerintah dan praktisi dari bidang kesehatan, dibutuhkan juga
peran dari bidang ilmu lain untuk menyelesaikan permasalahan permalahan
kesehatan yang begitu rumit. Salah satunya adalah Ilmu Komunikasi. Dalam
rangka Dies Natalisnya yang ke 55 , Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjadjaran mengadakan Simposium Komunikasi Kesehatan 2015 pada Rabu,
16 September 2015 . Sejak pagi, Rektorat Universitas Padjadjaran sudah
diramaikan banyak orang. baik itu mahasiswa, wartawan, dosen, dan
akademisi lain sudah berkumpul di sekitar Bale Sawala tempat Simposium
Komkes2015 ini berlangsung. Acara langsung dimulai saat rombongan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia termasuk di dalamnya Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Prof. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp. M. masuk
ke dalam Bale Sawala. Setelah pembacaan doa dan sambutan dari Rektor
Unpad Tri Hanggono Achmad , Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjadjaran Deddy Mulyana , dan Ketua Pelaksana Acara Simposium Komkes
2015 yang sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Dra. Siti Karlinah, M.Si. , Menkes RI Nila Djuwita F. Moeloek pun maju sebagai
pembicara.
Selain itu, Ilmu Komunikasi yang mempelajari bagaimana cara yang tepat
untuk menyampaikan pesan tentu dalam kajian kesehatan dapat menjadi
sarana yang diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya hidup yang sehat. (Rifqi Maulana)