Anda di halaman 1dari 47

Margareth Bertie

Beranda

Tentang Saya
Nama saya Margaretha Bertie Riyani, saya biasa dipanggil Retha. :)
saya seorang mahasiswi Pendidikan Biologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
saya berasal dari Lampung, propinsi yang ditakuti banyak orang.. hahaa

Sejarah Blog
sejarah diadakannya blog ini adalah sebagai syarat untuk mengumpulkan tugas dalam suatu mata
kuliah. jujur, saya tak suka menulis, apa lagi sampai memiliki blog. :)

About
Resources
Bookmarks
Diberdayakan oleh Blogger.

Beranda

Blog Archive

2015 (1)

2013 (3)

2012 (10)
o Desember (3)

Laporan Praktikum Radioaktivitas

Laporan Praktikum Radioaktivitas

Laporan Praktikum Radioaktivitas

o November (2)
o Oktober (1)
o September (3)
o Agustus (1)

Followers
Mengenai Saya

Etha Margaretha
Lihat profil lengkapku

Archive

2015 (1)

2013 (3)

2012 (10)
o Desember (3)

Laporan Praktikum Radioaktivitas

Laporan Praktikum Radioaktivitas

Laporan Praktikum Radioaktivitas

o November (2)
o Oktober (1)
o September (3)
o Agustus (1)

Daily Calendar..
Laporan Praktikum Radioaktivitas
Submitted by Etha Margaretha di 12:53:00 PM

LAPORAN PRAKTIKUM
RADIOAKTIVITAS
MATA KULIAH: BIOFISIKA

Dosen Pengampu: Ign. Edi Santosa

Oleh:
Margaretha Bertie Riyani

101434011

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
A. ACARA PRAKTIKUM
Judul praktikum

: Radioaktivitas

Hari, tanggal

: Rabu, 26 September 2012

Waktu

: 13.00 15.00 WIB

Tempat

: Laboratorium Fisika Universitas Sanata Dharma

B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini antara lain:
1. Mahasiswa dapat mempelajari cara mendeteksi sinar radioaktif dengan detektor Geiger Muller.
2.

Mahasiswa mampu melakukan pencacahan dengan detektor Geiger Muller untuk beberapa
sumber radioaktif dengan jarak yang berbeda-beda.

3. Mahasiswa mengetahui pengaruh jarak terhadap pencacahan sumber radioaktif.


4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh radiasi terhadap makhluk hidup.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan ini adalah:
1. Tabung Geiger Muller

2. Sumber tegangan tinggi


3. Counter
4. Sumber radioaktif Cs 137
5. Sumber radioaktif C 14
6. Kain lampu
7. Penghapus karet
D. DASAR TEORI
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak stabil untuk memancarkan radiasi
dan berubah menjadi inti yang stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan, dan inti atom yang
tak stabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif.
Radioaktivitas melibatkan transmutasi unsur-unsur. Peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif
dari sebuah inti atom yang tidak mantap secara spontan disebut radioaktivitas. Gejala
radiokativitas sangat berperan dalam pengembangan Fisika nuklir.
Detektor Geiger Muller adalah alat pencacah radiasi yang berfungsi untuk mendeteksi
dan mencacah radiasi. Detektor Geiger terdiri dari tabung silinder yang pada pusatnya
memanjang dipasang kawat anoda dan pada selubung silinder bagian dalam dipasang kulit
sebagai katoda. Detektor Geiger Muller berfungsi untuk menentukan atau mencacah banyaknya
radiasi sinar radioaktif. Cara kerja dari detektor Geiger Muller adalah mendeteksi radiasi dari
suatu sumber atau bahan radioaktif.
Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan terjadinya
bumi, yang tersebar secara luas dan disebut radionuklida alam. Radionuklida alam banyak
terkandung dalam berbagai macam materi dalam lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan,
kayu, bebatuan, dan bahan bangunan. Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam
tubuh manusia. Radiasi dari sinar radioaktif memang dapat memberikan dampak yang buruk
bagi tubuh, antara lain dapat terjadi mutasi gen karena akan terjadi perubahan struktur zat serta
pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup sehingga makhluk hidup dapat
mengalami kecacatan fisik.
Selain itu, seseorang yang terkena radiasi akan merasa pusing, nafsu makan berkurang,
diare, demam, berat badan menurun, kanker darah atau leukemia, denyut nadi meningkat, serta
daya tahan tubuh berkurang yang dapat menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit.

Radiasi akan membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah dan dapat menyebabkan kejang dan
kematian mendadak. Radiasi dengan kekuatan yang tinggi dapat membuat rambut menghilang
dengan cepat. Dan radiasi dapat membuat seseorang mengalami kemandulan karena sistem
reproduksi yang terganggu.
Proses penyebaran partikel radioaktif dapat terjadi melalui udara, air dan tanah. Secara
umum jenis radiasi yang terpancar dari bahan radioaktif baik pada fasilitas PLTN atau yang
berhubungan dengan fasilitas nuklir lainnya dan keluar ke lingkungan terdiri dua tipe, yaitu
paparan eksternal dan paparan internal. Tipe radiasi paparan luar (eksternal) atau paparan
langsung yang terjadi melalui kontak dengan tubuh kita dari luar tubuh. Tipe radiasi paparan
dalam (internal) yaitu paparan yang terjadi di dalam tubuh akibat zat atau partikel radioaktif
terserap atau masuk kedalam tubuh baik lewat aktifitas pernafasan, makan atau minum keluar
dari reaktor.
E. PROSEDUR
1. Pencacahan sumber radioaktif pada jarak x dengan jenis sumber radioaktif yang berbeda
a.

Menyusun rangkaian dengan menghubungkan tabung Geiger Muller, counter, dan sumber
tegangan tinggi pada tempat yang sesuai.

b.

Menyalakan pengukur tegangan dan diatur voltasenya, mengatur waktu untuk pengukuran
pencacahan sumber radioaktif (60 detik).

c.

Memasukkan salah satu sumber radioaktif ke dalam detector Geiger Muller ke dalam suatu jarak
tertentu.

d. Memulai pengukuran dengan menunggu selama 60 detik, sampai lampu pada penunjuk cacahan
menyala dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 (tiga) kali.
e.

Hasil yang diperoleh dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel hasil percobaan.

f.

Mengulangi langkah 3 sampai 5 untuk beberapa sumber radioaktif yang telah disediakan (masih
dalam jarak yang sama).

2. Pencacahan sumber radioaktif tertentu dengan jarak yang bervariasi


a.

Rangakaian untuk percobaan 1 masih digunakan

b.

Sumber radioaktif yang telah ditentukan (Cs 137 dengan aktivitas 10,7 Ci) dimasukkan ke
dalam detektor Geiger Muller dan diukur jaraknya dengan tabung Geiger Muller.

c.

Dilakukan pengulangan sebanyak tiga (3) kali.

d. Hasil cacahan yang diperoleh dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel.


e.

Langkah 2 sampai 4 diulangi untuk jarak yang berbeda-beda.

f.

Sumber radioaktif yang lain seperti kain lampu dan tanpa sumber juga dihitung dengan langkah
yang sama.

F. DATA HASIL PERCOBAAN


Dari hasil percobaan, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Untuk jarak (x) = 1 cm
Tegangan (v) = 420 volt
Waktu (t) = 60 detik
Sumber
Cs 137
Cs 137
Cs 137
Cs 137
C 14
Penghapus

Aktivitas ( Ci)
10,7
10
9,8
9
10

karet
Kain lampu
Tanpa
sumber

3069
1208
1022
2326
70

Cacahan
2766
1078
949
1649
72

2692
1072
937
1650
83

Rata-rata
2842,3
1119,3
969,3
1875
75

36

39

32

35,7

379

354

380

371

197

122

201

173,3

2. Untuk sumber Cs 137 dengan aktivitas 10,7 Ci


Tegangan (v) = 420 volt
Waktu (t) = 60 detik
Jarak (x dalam cm)
1
2,4
3,7
5,1
6,4
7,8

3. Untuk tanpa sumber


Tegangan (v) = 420 volt
Waktu (t) = 60 detik

2836
1436
773
566
366
315

Cacahan
2692
1293
706
435
286
246

2711
1365
672
484
273
249

Rata-rata
2746,3
1364,7
717
495
308,3
270

Jarak (x dalam cm)


1
2,4
3,7
5,1
6,4
7,8

218
118
76
73
47
37

Cacahan
185
116
89
56
0
45

200
105
84
64
73
56

Rata-rata
201
113
83
64,3
40
46

G. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan, dapat diketahui bahwa semua sumber radioaktif yang
diujikan menghasilkan radiasi meski dengan besaran cacahan yang berbeda-beda. Besarnya
cacahan yang berbeda tersebut tergantung pada jarak dimana sumber radioaktif tersebut
diletakkan dengan tabung Geiger Muller serta jenis sumber radioaktif yang diujikan. Semakin
besar jarak sumber radioaktif dengan detektor maka semakin kecil radiasi yang diberikan (dalam
hal ini angka cacahan yang diperoleh semakin kecil), dan begitu sebaliknya dimana semakin
dekat jarak sumber radioaktif dengan tabung detektor maka cacahan yang terlihat di counter
semakin besar.
Sementara jenis sumber radioaktif yang diujikan dapat memberikan hasil yang berbeda
karena adanya aktivitas yang dihasilkan oleh sumber radioaktif tersebut. Semakin tinggi aktivitas
yang dimiliki oleh sumber radioaktif, semakin besar radiasi yang dipancarkan. Hal ini
dikarenakan semakin besar aktivitasnya semakin banyak inti atom yang meluruh tiap detiknya
sehingga inti atom tersebut akan terus memancarkan radiasi sampai atom tersebut berada dalam
keadaan yang stabil.
Radiasi dapat tercipta tidak hanya dari sumber radioaktif yang terdapat di laboratorium,
tetapi juga terdapat dalam lingkungan sekitar kita seperti pada kain lampu dan penghapus karet
yang dijadikan salah satu sampel dalam percobaan. Setiap benda yang ada di sekitar kita
menghasilkan radiasi, walau dalam jumlah yang sangat kecil dan tidak sebanding dengan
beberapa sumber radioaktif yang terdapat di laboratorium (seperti Cs 137 dan C 14). Adanya
radiasi dalam lingkungan kita membuat kita harus selalu berhati-hati dalam melakukan segala
sesuatu, tetapi juga jangan terlalu takut untuk melakukannya selama itu tidak begitu berbahaya
dan sejalan dengan kelangsungan hidup kita.
Seperti yang telah dijelaskan dalam dasar teori bahwa radiasi memiliki dampak yang
berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan tubuh makhluk hidup. Radiasi pada radioaktif
memiliki daya tembus yang tinggi sehingga dapat menimbulkan panas dan menghasilkan
perubahan-perubahan kimia, termasuk dalam tubuh makhluk hidup. Radiasi yang dapat
membahayakan bagi tubuh jika radiasi yang dipancarkan tersebut dalam jumlah yang besar, jika
dalam jumlah yang kecil, radiasi tersebut juga berdampak kecil bagi kesehatan tubuh, seperti
pusing, demam dan berat badan menurun.

H. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Semakin tinggi aktivitas dari suatu sumber radioaktif, semakin besar pula radiasi yang dihasilkan
(dipancarkan).
2. Semakin jauh jarak sumber radioaktif dengan detector, cacahan yang diperoleh semakin kecil.
Dan begitu sebaliknya, semakin dekat jarak sumber radioaktif dengan detector, cacahan yang
diperoleh semakin besar.
3. Benda-benda di sekitar kita seperti penghapus karet dan kain lampu juga menimbulkan radiasi
(terdapat cacahan) meskipun dalam jumlah yang sedikit.
4.

Pada tabung detector tidak terdapat sumber (kosong), terdapat cacahan yang terukur. Hal ini
menunjukkan bahwa di udara juga terdapat radiasi meski dalam jumlah yang kecil.

5. Radiasi yang dipancarkan dalam jumlah yang besar dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan
keselamatan makhluk hidup, seperti terserang penyakit atau bahkan menyebabkan kematian.

Rustam Hafid's Blog


Blogger Muda yang Ingin Berbagi Ilmu dan Informasi

Home

Business
o
o
o

Downloads
o
o
o

Parent Category
o

o
o
o

Featured

Health
o
o

Uncategorized

Laporan Fisika Modern - Aktivitas Zat Radioaktif


Posted by Rustam Hafid | 14:26 | No Comments |

AKTIVITAS ZAT RADIOAKTIF


Rustam Hafid, Muhammad Amin, Andi Asliani, Nur Awa, Riningsih
Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Abstrak. Tujuan percobaan ini adalah untuk menyelidiki karakteristik pancaran radioaktivitas beberapa zat
radioaktif, menyelidiki dan membandingkan daya tembus sinar , , dan , menyelidiki kemampuan berbagai
material (bahan) dalam menyerap radiasi, dan menyelidiki hubungan antara jarak sumber radioaktif dengan aktivitas
sumber. Dari hasil praktikum diperoleh data bahwa berdasarkan daya tembus berbagai sumber radiasi yang dimiliki,
lebih kecil dari dan , dimana tingkat daya tembus terbesar dapat dilihat pada radiasi . Namun hal tersebut
berkebalikan dengan aktivitas zatnya, dimana Beta () merupakan zat radioaktif yang paling aktif dibuktikan dengan

nilai cps rata-ratanya yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan zat lainnya pada kegiatan 1. Pada praktikum ini
juga diperoleh bahwa daya tembus masing-masing radiasi berbanding terbali terhadap jenis penghalangnya, dimana
jenis penghalang yang digunakan adalah Al (Aluminium) dan Lead. Merujuk pada tujuan keempat dari praktikum
ini, ternyata semakin besar jarak (jauh) sumber radiasi maka aktivitas sumbernya akan semakin kecil. Semua
pernyataan tersebut disimpulkan berdasarkan perolehan data yang diplot dalam grafik dan melihat standar
deviasinya.

KATA KUNCI: radioaktivitas, peluruhan, radiasi , , dan

PENDAHULUAN
Tujuan percobaan untuk mengetahui karakteristik dari radioaktivitas yang dipancarkan
zat radioaktif, menyelidiki dan membandingkan daya tembus dari , , dan , untuk menyelidiki
kemampuan dari berbagai material (bahan) untuk menyerap radiasi, dan menyelidiki hubungan
jarak antara sumber sumber radioaktif dengan aktivitas sumber. Penelitian ini penting karena
akan menambah pengetahuan kita terutama tentang daya tembus yang berbeda dari , , dan
dan kita tahu apakah radiasi ini memiliki perilaku sebagaimana hukum kuadrat terbalik atau
tidak. Fenomena Radioaktivitas ditemukan oleh Antonie Henri Bescuerel, seorang ilmuwan
Perancis yang lahir pada 15 Desember 1852. Pada awalnya Becquerel bereksperimen dengan
menggunakan bahan-bahan berpendar. Teknik percobaan ini cukup sederhana. Becquerel
membungkus pelat fotografi dengan menggunakan kertas hitam, untuk melindunginya dari
cahaya, dan kemudian meletakkannya di atas bahan berpendar. Becquerel kemudian
menyinarinya dengan sinar matahari langsung sesaat sebelum mencuci pelat. Karena diketahui
bahwa sinar-x dapat menembus kertas, pelat fotografi yang terbungkus kertas akan menghitam
jika terbentuk dalam proses sinar-x. Awalnya, hasil bereksperimen ini negatif. Namun dengan
menggunakan kalium uranil disulfat K2UO2 (SO 4) 2 2 H2O ia menemukan gejala radioaktif
[3].
TEORI
Salah satu sifat unik yang dimiliki oleh atom adalah kemampuannya untuk secara spontan
berubah dari inti dengan Z dan N ke nilai-nilai inti tertentu lainnya. Peristiwa ini disebut
peluruhan. Sifat tersebut dimiliki inti yang tidak stabil dan inti ini disebut radioaktif. Ada tiga
jenis radiasi yang dapat dipancarkan dalam peluruhan, yaitu radiasi , , dan . Masing-masing
bahan radioaktif memiliki karakteristik yang unik. Selain itu peristiwa ini tidak dapat dideteksi
oleh indera, proses peluruhan ini juga terjadi secara acak, meskipun dapat diperkirakan[4].
Inti radioaktif adalah inti yang memancarkan sinar radiokatif (sinar , , atau ). Akibat
pemancaran sinar ini, inti radioaktif makin lama makin kecil (meluruh). Laju perubahan inti
radioaktif dinamakan aktifitas inti. Semakin besar aktifitasnya semakin banyak inti atom yang
meluruh tiap detiknya (catatan aktifitas hanya berhubungan dengan jumlah peluruhan tiap detik,
tidak tergantung pada sinar apa yang dipancarkan). Satuan aktifitas inti adalah curie:
1
curie
(Ci)
=
3,7
x
10
10
peluruhuan
/detik
Aktifitas inti (R), sering dinyatakan dalam besaran yang menyatakan probabilitas (peluang)
meluruhnya inti tiap detik;
R=N
(1)
Dengan N menyatakan banyaknya inti, Jadi jika ada 1023 inti radioaktif dan peluang tiap inti
meluruh per detik adalah 10-12 maka aktifitas intinya adalah 1023 x 10-12 = 1011 inti/detik atau
sama
dengan
2,7
Ci.
Aktifitas inti R dapat juga dipandang sebagai laju perubahan inti radiokatif.
R = - dN/dt
(2)
Tanda negatif menunjukkan bahwa semakin lama N semakin kecil.
Dari persamaan (1) dan (2) kita peroleh :
N = - dN/dt
atau

dt = - dN/N
(3)
Anggap ketika t = 0 banyaknya inti adalah No dan pada waktu t banyak inti adalah N.
Dengan mengintegrasi persamaan (3) kita peroleh :
N = No e
(4)
Persamaan (4) dinamakan persamaan peluruhan radioaktif eksponensial. Dimana dinamakan
konstanta peluruhan. Persamaan ini menunjukkan bagaimana sejumlah bahan radiokatif meluruh
terhadap
waktu.
Untuk menghitung No suatu inti radioaktif tidaklah mudah oleh karena itu bentuk persamaan (4)
haruslah diubah kedalam besaran yang dapat diukur.
Kalikan kedua ruas persamaan (4) dengan .
N = No e
(5)
dengan Ro = No merupakan aktifitas awal dan
R = N
(6)
Besaran R dan Ro dapat diukur dengan alat pencacah yaitu dengan mengukur berapa banyak
radiasi yang terjadi tiap detiknya[2]
Sinar alfa, beta dan gamma memiliki beberapa perbedaan karekteristik mulai dari daya
tembus dampai ionisasinya. Perbandingan sifat-sifatnya yakni:

GAMBAR 1. Daya tembus radiasi sinar , dan


Sifat sinar alfa

Dibelokkan oleh medan listrik dan magnet. Pembelokan kurang tajam jika dibandingkan dengan
partikel beta, karena partikel alfa mempunyai massa lebih besar.
Mempengaruhi plat fotografi, dan menyebabkan fluoresensi pada bahan fluorescent.
Mengionisasi gas yang dilalui.
Massa partikel alpha adalah 6,643 x 10-27 kg atau kira-kira empat kali massa proton. Muatan
partikel alfa adalah +3,2 x 10-19 C (dua kali muatan proton).
Sebuah partikel alpha terdiri dari dua proton dan dua neutron.
Kecepatan sebuah partikel adalah 107m/s.
Daya tembus yang sangat kecil.
Memiliki energi kinetik yang besar.
Menghancurkan sel-sel hidup dan menyebabkan kerusakan biologis.
Mereka bisa tersebar saat melewati mika tipis atau emas foil.
Sifat sinar beta

Dibelokkan oleh medan listrik dan magnetik. Defleksi besar karena partikel beta lebih ringan
daripada a-partikel.
Mempengaruhi pelat fotografi.
Mengionisasi gas yang mereka lalui.
Massa partikel beta adalah 9,1 x 10-31 kg dan muatannya adalah +1,6x10-19 C.
Kecepatannya adalah 108 m/s.
Daya tembus partikel beta adalah lebih dari partikel alfa.
Menyebabkan fluoresensi bahan fluorescent.
Menghasilkan sinar-X ketika dihentikan oleh logam yang mempunyai nomor atom dan titik
leleh tinggi seperti tungsten.
Menyebabkan kerusakan radiasi yang lebih besar karena dapat dengan mudah melewati kulit
tubuh.
Sifat sinar gamma

Tidak dibelokkan oleh medan listrik dan magnetik.


Mempengaruhi pelat fotografi.
Kekuatan ionisasi sangat rendah dibandingkan dengan partikel alfa maupun beta.
Sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik seperti sinar-X dan sinar tampak. Panjang
gelombang sinar gamma lebih pendek dari sinar-X.
Kecepatan sinar gamma sama dengan kecepatan cahaya.
Daya tembus tinggi.
Menyebabkan fluoresensi pada bahan fluorescent.
Terdifraksi oleh kristal.
Meskipun sinar-X dan sinar gamma memiliki sifat yang mirip, asal keduanya berbeda. Sinar-X
berasal dari awan elektron di luar inti, dimana sinar gamma berasal dari inti.
Dapat dengan mudah melewati tubuh manusia dan menyebabkan kerusakan biologis yang
besar[2].
Ketika peluruhan terjadi, akan terjadi pancaran radiasi dari sinar radioaktif, yaitu radiasi
, , dan . Radiasi ini memiliki kemampuan untuk menembus bahan yang berbeda untuk setiap
jenis. Penetrasi radiasi ini umumnya memenuhi persamaan
(7)
dimana It = aktivitas zat radioaktif ke penghalang, I 0 = aktivitas radioaktif tanpa penghalang, t =
ketebalan bahan penghalang, dan = koefisien permeabilitas bahan. Penyelidikan permeabilitas
bahan akan dilakukan pada percobaan bagian II.
Salah satu hukum alam yang paling umum adalah hukum kuadrat terbalik. Seorang ilmuwan
menyatakan bahwa hukum kuadrat terbalik adalah karakteristik dari apa yang akan datang dari
sumber titik dan terus bergerak lurus. Cahaya dan suara berperilaku sesuai dengan hukum
kuadrat terbalik ketika keluar dari sumber titik. Intensitas cahaya dan suara seperempat lebih
kecil ketika bergerak 2 kali jauh dari sumber. Inilah sebabnya mengapa hubungan ini dikenal
sebagai hukum kuadrat terbalik. Apakah radiasi ini akan berperilaku seperti itu pula? Untuk
menemukan jawabannya, akan dilakukan pada kegiatan 3 [4].

METODOLOGI EKSPERIMEN

a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.

Dalam penelitian ini, kita menggunakan peralatan: Geiger-Muller (GM) Tube, Ratemeter,
Komputer, sumber radioaktif, sample holder, dan Mikrometer sekrup. Dan berbagai bahan yang
kita digunakan dalam penelitian ini adalah:
Sumber Radioaktif
Radiasi (); Po-210, 138 d, 0.1 Ci
Radiasi (); Sr-90, 28.6 y, 0.1 Ci
Radiasi (); Co-60, 5.27 y, 1 Ci
Lead dengan ketebalan
0,190 cm
0,248 cm
0,358 cm
0,705 cm
Al dengan ketebalan
0,201 cm
0,242 cm
0,274 cm
0,335 cm
Dalam percobaan ini, terdapat tiga kegiatan. Kegiatan pertama adalah menyelidiki
aktivitas zat radioaktif, kegiatan kedua mengukur daya tembus sinar , , dan , dan kegiatan
ketiga adalah hukum kuadrat terbalik.
Sebelum menggunakan alat ini untuk melakukan penyelidikan eksperimental aktivitas zat
radioaktif, kita perlu memperhatikan tegangan operasional (tegangan kerja) GM detektor yang
akan digunakan sehingga dapat bekerja dengan baik. Tegangan kerja peralatan ini dapat dipilih
dalam kisaran tegangan pada daerah plato dari alat. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
sebelumnya, daerah plato GM di kisaran 400 volt - 900 volt, di mana wilayah pencacahan
hampir konstan untuk semua tegangan. Bila perangkat dioperasikan di daerah plato maka
kemungkinan pencacahan akan meledak dan tidak stabil dan menyebabkan kerusakan pada
peralatan. Daerah ini disebut daerah discharge. Sehingga agar detektor bekerja dengan benar dan
aman, pilihlah tegangan kerja 500 volt atau sekitar 25% di daerah bawah plato.
Selanjutnya, sebelum praktikum, kita memeriksa apakah seluruh perangkat (GM tabung,
ratemeter, dan komputer) telah terhubung dengan benar, maka kita beralih ke ratemeter dengan
memutar tombol ratemeter dari posisi off ke posisi HV dan mengaktifkan program radiation
detector di komputer. Berikutnya, kita putar kenop regulator tegangan pada tombol ratemeter
untuk mendapatkan penunjukan tegangan 500 volt pada skala ratemeter. Sementara itu, radiation
detector dalam program komputer, kita memilih pilihan com 1 atau com 2 pada jendela program
yang muncul. (Pemilihan com 1 atau 2 tergantung mana yang digunakan dalam komputer).
Kemudian, pilih com dalam pelaksanaan (setelah menekan enter) kita memilih pilihan count
yang muncul di layar dan kemudian tekan enter. Kemudian kita menekan tombol ESC pada
keyboard komputer untuk kembali ke scaler tersebut. Kita menekan tombol F1 untuk mengisi
waktu pencacahan (misalnya 1 detik atau 2 detik), dan kemudian masukkan. Kemudian kita
menekan F2 untuk mengisi jumlah yang diinginkan dari data (misalnya 30 kali). Sekarang
ratemeter siap mencacah hasil deteksi tabung GM dan menampilkan data hasil bacaannya pada
monitor komputer.

Dalam kegiatan pertama, kita ingin mengidentifikasi aktivitas zat radioaktif. Yang
pertama, kita memastikan komputer telah dalam keadaan siap untuk merekam data. Dan
kemudian, kita menempatkan sumber radioaktif (misalnya sumber ) pada rak sampel.
Kemudian putar tombol ratemeter HV ke posisi count. Setelah itu, kita tekan enter pada
komputer agar cacahan terrekam pada komputer dan catat hasil yang tertulis pada komputer ke
dalam tabel. Kemudian, kita mengulangi langkah-langkah untuk sumber radiasi yang berbeda
dan radiasi latar belakang. (Untuk radiasi latar belakang, kita tidak perlu menempatkan sumber
radiasi di rak sampel).
Dalam kegiatan kedua, kita ingin mengetahui daya tembus dari , , dan sinar. Yang
pertama, kita memastikan bahwa komputer dengan program radiation detector dalam posisi siap
untuk merekam data. Dan kita menempatkan sumber radioaktif (misalnya sumber beta) dari rak
sampel. Kemudian, pilih bahan penghalang (misalnya Lead) yang tersedia mulai dari yang paling
tipis dan menempatkannya di posisi sampel rak 1. Pertama-tama kita perlu untuk mengukur
ketebalan hambatan yang akan digunakan dengan menggunakan mikrometer. Kemudian,
memutar tombol ratemeter ke posisi HV. Memutar perlahan tombol HV adjust sampai jarum
menunjukkan angka tegangan 500 V (terdengar bunyi yang cukup beraturan) kemudian
memindahkan tombol ratemeter ke posisi count. Berikutnya, tekan enter pada komputer agar
cacahan terrekam pada komputer kemudian mencatat hasil yang tampil pada komputer ke dalam
tabel pengamatan. Kemudian, kita ulangi untuk bahan Lead dengan ketebalan yang berbeda dan
langkah-langkah berulang tapi dengan mengganti Lead dengan Al. Kemudian ulangi langkah
menggunakan sumber radiasi gamma. Dan yang terakhir, pengamatan merekam data ke dalam
tabel pengamatan.
Kegiatan ketiga, kita akan menyelidiki hukum kuadrat terbalik. Langkah-langkah dalam
kegiatan ini adalah pertama, kita memastikan bahwa komputer dengan program radiation
detector dalam posisi merekam data. Kemudian, menempatkan sumber radioaktif (misalnya
sumber beta) dari sampel rak posisi 1. Kemudian, kita mengukur jarak sampel dari ujung tabung
GM. Berikutnya, Ratemeter posisi HV. Dan dengan perlahan kita mengubah HV menyesuaikan
tombol sampai jarum menunjukkan tegangan nomor 500 V (terdengar bunyi yang beraturan)
kemudian memindahkan tombol ratemter ke posisi count. Selanjutnya, kita tekan enter pada
komputer untuk merekamnya pada komputer. Kemudian, kita ulangi langkah 2-4 untuk
mengubah posisi rak sampel dari 1 sampai 3, 5, dan seterusnya. Dan jangan lupa setiap
memindahkan rak sampel, komputer harus siap untuk merekam data. Kemudian, kita ulangi
langkah-langkah untuk sumber-sumber lain. Dan yang terakhir, kita mencatat data yang muncul
pada komputer dalam tabel pengamatan.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA

Kegiatan 1: Menyelidiki aktivitas zat radioaktif


Sumber radiasi beta
(cps)
114
88
102
102
94
113
109
96
105
106
112
109
94
103
95
94
109
111

84
72
101
98
91
86
102
107
Cps Maksimum
Cps rata-rata
Standar Deviasi

80
110
93
98
114
99,27
10,26

Sumber radiasi gamma


(cps)
9
16
14
17
16
21
10
21
15
20
18
17
10
16
17
21
18
27
16
19
9
22
21
11
14
25
14
9
17
13
Cps Maksimum
27
Cps rata-rata
16.43
Standar deviasi
4,60
Sumber radiasi alfa
(cps)
3
0
1
2
2
2
3
0
1
1
4
2
1
3
2
0
0
2
1
3
1
2
1
0
0
0
0
2
0
1
Cps Maksimum
3
Cps rata-rata
1.33
Standar deviasi
1,14
GAMBAR 1. Grafik hubungan antara cps maksimum dan cps rata-rata radiasi , , and .
Berdasarkan histogram di atas, menunjukkan bahwa cps maksimum, cps rata-rata dan
standar deviasi untuk setiap sumber radiasi, sumber radiasi beta cps maksimal 114, rata-rata cps
99.27, standar deviasi 0.73, sumber radiasi gamma, cps maksimum 27 , cps rata-rata 16,43 dan

standar deviasi 6.49. untuk radiasi radiasi alfa, cps maksimum 3, standar deviasi 7.65 dengan
rata-rata 1.33 cps. Adapun sumber radiasi gamma () adalah sumber yang paling aktif dari
radiasi, terlihat pada kegiatan cps maksimum aktivitas 80 cps dan rata-rata adalah 55,93.
Kegiatan 2: Mengukur daya tembus sinar , , dan
Sumber radiasi
:
Waktu paruh
: 0,38 s
Aktivitas mula-mula: 0.1 Ci
Jenis penghalang
: Aluminium dan lead
Untuk Aluminium :
Ketebalan = 0,242 cm
(Q)
2
1
1
3
1
0
1
4
1
2
0
0
2
2
4
2
0
1
3
6
1
6
2
1
1
3
3
2
2
0
Cps rata-rata
1.9
Standar deviasi
1,56
Ketebalan = 0,201 cm
(R)
2
5
1
1
3
0
1
3
2
2
3
4
3
3
4
1
2
2
2
5
3
1
0
6
2
1
1
1
1
3
Cps rata-rata
2,27
Standar deviasi
1,46
ketebalan = 0,274 cm (S)
2
2
3
3
3
0

0
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
0
1
2
0
Cps rata-rata
Standar deviasi

3
4
2
3
3
2
3
4
1.97
1,08

ketebalan = 0,335 cm
(T)
3
0
6
1
2
1
1
5
3
5
0
0
2
6
0
0
2
1
0
1
2
1
0
1
2
1
0
2
1
0
Cps rata-rata
1.63
Standar deviasi
1,76

GAMBAR 2. Grafik hubungan antara ketebalan Aluminium (m) and cps rata-rata dari sumber
radiasi alfa ().
Untuk Lead:
Ketebalan = 0.119 cm
(Q)
1
4
0
1
1
0
0
1
0
2
3
1
0
0
4
0
0
0
1
2
2
0
2
1
1
3
1
0
3
0
Cps rata-rata
1,13

Standar deviasi

1,23

Ketebalan = 0.248 cm
(R)
1
3
3
1
1
0
2
1
0
2
0
2
4
3
2
2
1
1
1
2
4
2
0
3
0
0
1
2
0
0
Cps rata-rata
1.47
Standar Deviasi
1,20
Ketebalan = 0.358 cm
(S)
0
0
0
3
1
3
3
3
1
1
3
1
2
3
3
0
2
1
1
2
2
0
2
0
0
0
1
1
3
2
Cps rata-rata
1.47
Standar Deviasi
1,15
Ketebalan = 0.705 cm
(T)
1
0
1
1
2
0
0
4
4
0
0
0
0
2
1
0
0
2
1
1
2
0
1
0
1
1
1
2
0
1
Cps rata-rata
0.97

Standar deviasi

1,08

GAMBAR 3. Grafik hubungan antara ketebalan Lead (m) cps rata-rata sumber radiasi alfa ()

Sumber Radiasi
:
Waktu paruh
: 0,5 s
Aktivitas mula-mula :
enghalang
: Lead and Aluminium
Untuk Aluminium :
Ketebalan = 0.242 cm
(M)
2
4
7
8
5
8
5
10
7
6
4
5
4
5
3
8
4
7
4
4
2
5
8
8
4
4
6
4
5
2
Cps rata-rata
5,27
Standar Deviasi
2,02
Ketebalan = 0.201 cm
(N)
2
3
4
2
3
4
3
5
1
5
1
1
8
6
5
4
3
3
9
9
3
3
4
7
4
3
4
4
3
2
Cps rata-rata
3,93
Standar Deviasi
2,08
Ketebalan = 0.274 cm
(O)
3
2
7
2
4
4

3
4
3
3
3
7
2
2
1
0
4
3
1
4
5
3
Cps rata-rata
Standar Deviasi

5
2
0
5
1
1
1
0
2,83
1,83

Ketebalan = 0.335 (P)


2
1
3
1
1
4
4
1
1
0
2
1
3
2
1
0
0
0
1
3
2
3
2
3
2
3
5
2
0
1
Cps rata-rata
1,80
Standar Deviasi
1,30
GAMBAR 4. Grafik hubungan antara ketebalan Aluminium (m) and cps rata-rata dari sumber
radiasi beta ().
Untuk Lead :
Ketebalan = 0.119 cm
(Q)
2
1
3
3
3
2
3
0
2
4
3
3
0
2
1
1
3
0
2
1
2
0
1
1
4
1
1
2
4
5
Cps rata-rata
2,00
Standar Deviasi
5,09

Ketebalan = 0.248 cm
(R)
3
3
2
1
4
1
0
0
4
6
4
3
5
2
6
2
3
0
1
0
2
1
1
1
3
2
3
0
3
0
Cps rata-rata
2,20
Standar Deviasi
1,72
Ketebalan = 0.358 cm
(S)
2
4
4
4
2
2
3
2
1
1
3
1
0
6
3
4
1
3
1
2
1
2
0
8
0
2
0
0
2
1
Cps rata-rata
2,16
Standar Deviasi
1,81
Ketebalan = 0.705 cm
(S)
2
3
2
1
3
2
2
2
0
3
2
5
0
3
1
2
3
2
5
1
2
2
1
4
3
4
3
0
3
1
Cps rata-rata
2,23
Standar Deviasi
1,28

GAMBAR 5. Grafik hubungan antara ketebalan Lead (m) dan cps rata-rata sumber radiasi beta
()

Sumber Radiasi
:
Waktu paruh
: 5.27 y
Aktivitas mula-mula
: 0.1 Ci
ang
: Aluminium dan Lead
Untuk Aluminium :
Ketebalan = 0.242 cm
(M)
9
6
8
4
10
9
9
9
6
12
10
11
5
4
3
10
7
12
2
7
9
4
9
6
10
2
13
8
9
7
Cps rata-rata
7,67
Standar Deviasi
2,91
Ketebalan = 0.201 cm
(N)
9
9
12
9
6
8
8
7
5
6
11
9
5
12
8
8
10
8
10
4
11
16
0
6
5
6
12
9
8
4
Cps rata-rata
8,37
Standar Deviasi
2,70
Ketebalan = 0.274 cm
(O)
6
5
10
10
6
9
7
6
9

9
6
6
6
9
6
10
13
6
5
13
10
16
8
Cps rata-rata
Standar Deviasi

9
13
8
4
5
7
15
8,40
3,06

Ketebalan = 0.335 cm
(P)
2
8
13
11
11
14
7
11
11
8
5
14
6
7
7
4
9
6
7
6
10
10
5
5
9
12
1
11
8
10
Cps rata-rata
8,27
Standar Deviasi
3,23
GAMBAR 6. Grafik hubungan antara ketebalan Aluminium (m) cps rata-rata dari sumber radiasi
gamma ()
Untuk Lead :
Ketebalan = 0.119 cm
(Q)
10
8
7
8
10
11
7
9
11
11
11
8
3
9
9
11
8
6
6
4
5
10
6
11
11
6
7
7
10
9
Cps rata-rata
8,30
Standar Deviasi
2,24

Ketebalan = 0.248 cm
(R)
9
12
9
5
4
5
9
10
7
9
9
5
7
5
8
11
11
7
7
10
14
6
10
9
12
7
9
9
9
4
Cps rata-rata
8,27
Standar Deviasi
2,42
Ketebalan = 0.358 cm
(S)
7
2
2
7
8
10
6
7
4
9
8
5
4
5
6
7
9
11
9
7
6
9
10
4
9
10
7
12
2
9
Cps rata-rata
7,03
Standar Deviasi
2,62
Ketebalan = 0.705 cm
(T)
7
4
4
6
7
6
7
5
10
3
6
8
8
5
8
9
5
6
10
7
7
11
3
5
3
4
7
10
6
6
Cps rata-rata
6,43
Standar Deviasi
2,14

GAMBAR 7. Grafik hubungan antara ketebalan Lead (m) dan cps rata-rata sumber radiasi
gamma ()
Berdasarkan sumber radiasi grafik di atas yang memiliki daya tembus terbesar adalah
gamma sumber radiasi dengan energi ionisasi terkecil dibandingkan dengan alfa dan beta.
Berdasarkan GAMBAR tersebut, cps rata-rata radiasi sumber alfa () dengan ketebalan
Lead (cm) adalah 1,66; 1,96; dan 1,73 maka cps rata-rata radiasi sumber alfa () dengan
ketebalan Al (cm) adalah 1,63; 1,56; dan 2,06. The cps rata radiasi sumber beta () dengan
ketebalan Lead (cm) adalah 1,73; 1.76; dan 1,76 maka cps rata-rata radiasi sumber beta ()
dengan ketebalan Al (cm) adalah 2,86; 1,86; dan 1.53. The cps rata radiasi sumber gamma ()
dengan ketebalan Lead (cm) adalah 21,53; 19,10; 16,03 maka cps rata-rata radiasi sumber
gamma () dengan ketebalan Al (cm) adalah 24,23; 22,46; dan 4,03. Jadi, kita mendapatkan nilai
lebih tinggi dari cps rata-rata radiasi sumber gamma (), rata-rata rata-rata gamma besar daripada
yang lain. Yang berarti bahwa radiasi sumber gamma () memiliki daya tembus lebih tinggi dari
sumber radiasi alfa () dan radiasi sumber beta (). Dan daya tembus terendah adalah radiasi
sumber alfa ().
Nilai untuk setiap ketebalan bahan adalah:
Alfa
Untuk Aluminium

Untuk Lead

Beta
Untuk Aluminium

Untuk Lead

Gamma
Untuk Aluminium

Untuk Lead

Kegiatan 3. Hukum kebalikan kuadrat


TABEL 1. Analisis hukum kebalikan kuadrat dari sumber alfa (), beta (), dan gamma ()
sumber

ALFA

BETA

GAMM
A

jara
k

jarak
kuadra
t

cps
rata2

cps
rata2 x
D^2

1/D^2

0,01

0,00

17,40

0,00

10000,0
0

0,03

0,00

1,83

0,00

1111,11

0,05

0,00

1,67

0,00

400,00

0,07

0,00

1,53

0,01

204,08

0,09

0,01

1,37

0,01

123,46

0,01

0,00

258,90

0,03

10000,0
0

0,03

0,00

93,37

0,08

1111,11

0,05

0,00

48,37

0,12

400,00

0,07

0,00

30,17

0,15

204,08

0,09

0,01

20,93

0,17

123,46

0,01

0,00

38,47

0,00

10000,0
0

0,03

0,00

15,17

0,01

1111,11

0,05

0,00

9,47

0,02

400,00

0,07

0,00

6,37

0,03

204,08

0,09

0,01

4,80

0,04

123,46

Alfa
GAMBAR 8. hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber dari tabung GM untuk sumber
Alfa
GAMBAR 9. Hubungan antara cps rata-rata dengan kebalikan jarak kuadrat (1/D2) sumber Alfa
GAMBAR 10. Hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber ke tabung GM sumber Alfa
dalam logaritma.
Beta

GAMBAR 11. hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber dari tabung GM untuk
sumber Beta
GAMBAR 12. Hubungan antara cps rata-rata dengan kebalikan jarak kuadrat (1/D 2) sumber
Beta.
GAMBAR 13. Hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber ke tabung GM sumber Beta
dalam logaritma.
.Gamma
GAMBAR 13. hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber dari tabung GM untuk
sumber Gamma
GAMBAR 14. Hubungan antara cps rata-rata dengan kebalikan jarak kuadrat (1/D 2) sumber
Gamma
GAMBAR 15. Hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber ke tabung GM sumber
Gamma dalam logaritma.
Dalam percobaan yang berfungsi untuk menyerap radiasi adalah Al dan Lead. Al dan
Lead memiliki tingkat penyerapan yang sama berdasarkan penggunaan cahayanya. Berdasarkan
hukum kuadrat terbalik bahwa karakteristik sesuatu datang dari sumber titik dan terus bergerak
lurus. Dari tabel 1. Analisis hukum kuadrat terbalik dari sumber radiasi alfa (), beta (), dan
gamma (), cps rata-rata x D2 hampir konstan untuk sumber radiasi alfa tapi yang lain tidak.
Dari data hasil percobaan yang diperoleh, untuk kegiatan pertama yakni sumber radiasi
beta () adalah sumber yang paling aktif dari radiasi, terlihat pada aktivitas cps maksimumnya
yang cukup tinggi yakni 114 dan cps rata-ratanya adalah 99,27. Untuk kegiatan kedua, sumber
radiasi gamma () yang memiliki daya tembus lebih tinggi dari sumber radiasi alfa () dan
sumber radiasi beta (). Pada kegiatan 3, perilaku sumber radiasi radioaktivitas sesuai dengan
hukum kuadrat terbalik .Berdasarkan hukum kuadrat terbalik bahwa karakteristik suatu benda
berasal dari sumber titik dan terus bergerak lurus. Dari tabel 1. Analisis hukum kuadrat terbalik
sumber radiasi alfa () beta () dan gamma, () Cps rata-rata x D2 hampir konstan untuk sumber
radiasi alfa tetapi tidak pada sumber radiasi yang lain. Dalam hal ini data yang diperoleh sesuai
dengan teori yakni sumber radiasi gamma lebih besar dari alfa dan sumber radiasi beta. kegiatan
kedua membuktikan bahwa radiasi yang memiliki daya tembus paling besar adalah gamma dan
yang terkecil adalah alfa..
SIMPULAN
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk beberapa zat yang memancarkan
radiasi radioaktivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk sumber radiasi yang digunakan
serta ketebalan dari bahan penyerap zat radioaktif. Daya tembus sinar gamma yang lebih besar
daripada tembur sinar alfa dan sinar beta. Radiasi berperilaku sesuai dengan hukum kuadrat
terbalik yakni semakin besar jarak sumber radiasi maka aktivitas sumbernya semakin berkurang.

REFERENSI
[1]Anonim. 2013. http://aktivitas-zat-radioaktif.html. Makassar: diakses pada tanggal 20 oktober
2014
[2]Anonim. 2014. http://www.ilmukimia.org. Makassar: diakses pada tanggal 20 oktober 2014
[3]Cottingham, W.N., Greenwood, D.A. 2004, Introduction to Nuclear Physics 2 nd edition,
Cambridge University Press, UK.
[4]Momang Y, Andi dkk. 2014. Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika I. Unit Laboratorium
Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA UNM.

Laporan Eksperimen Fisika Aktivitas Zat Radioaktif

AKTIVITAS ZAT RADIOAKTIF


Heri Setiawan, Alimuddin Hamsah P., Anuhgraini Jumaru, Nurfadia Adlina, Nur Fitrah H.,
Yuliastuti
Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Abstrak. Telah dilakukan praktikum tentang Aktivitas Zat Radioaktif. Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki
karakteristik pancaran radioaktivitas beberapa zat radioaktif, membandingkan daya tembus sinar , , dan ,
kemampuan berbagai material (bahan) dalam menyerap radiasi, hubungan antara jarak sumber radioaktif dengan
aktivitas sumber. Pengambilan data pada paraktikum ini dilakukan dengan cara mengatur waktu pencacahan pada
komputer dan menentukan jumlah waktu pencacahan. Dari hasil analisis grafik diperoleh bahwa karakteristik
pancaran radioaktivitas beberapa zat berbeda. Terjadinya perbedaan daya tembus yang diperoleh secara praktikum
dengan secara teori, dimana secara teori daya tembus yang paling besar berturut-turut, gamma, beta, dan alfa.
Kemampuan berbagai material dalam menyerap energy bergantung ketebalan bahan Hubungan antara jarak sumber
radioaktif dengan aktivitas sumber adalah berbanding terbalik disebut Hukum kebalikan kuadrat, dimana hanya
berlaku pada sinar beta dan gamma saja sedangkan untuk alfa tidak berlaku hokum kebalikan kuadrat .

KATA KUNCI: radioaktivitas, radioaktif, aktivitas zat radioaktif, daya tembus sumber
radioaktif.

PENDAHULUAN
Awalnya, hasil eksperimen ini negatif. Tetapi ketika Becquerel menggunakan potasium
uranil disulfat K2UO2(SO4)22H2O, akhirnya dia mengamati gejala tersebut yang dilaporkannya ke
Akademi pada tanggal 24 Februari. Beberapa Minggu kemudian, pada tanggal 2 Maret 1896,
Becquerel kembali membuat laporan ke Akademi. Dalam laporan inilah tercantum penemuan

tentang radioaktivitas yang akan membuat namanya terkenal. Dalam laporan tersebut Becquerel
menuliskan, Sebuah pelat fotografi, gelatin dengan perak bromida, dibungkus dalam sebuah
tempat yang kedap cahaya dalam sebuah kain hitam, pada salah satu sisinya ditutupi dengan
aluminium; jika kita menyinarinya dengan cahaya matahari penuh, bahkan selama seharian
penuh, pelat fotografi itu tak akan menghitam. Tetapi jika kita menempatkan pada lembar
aluminium tersebut, di bagian luarnya, lapisan garam uranium [...] kemudian kita sinari selama
beberapa jam di bawah sinar matahari, kita akan segera melihat, setelah pelat fotografi dicuci
seperti biasa, bayangan lapisan kristal akan tampak hitam di atas pelat peka tersebut.
Bahwa penemuan Becquerel itu tidak diduga olehnya, tersirat dalam dua paragraf berikutnya
pada laporan itu. Saya sangat yakin bahwa fakta berikut ini terutama bagi saya sangatlah
penting dan berada di luar fenomena yang diharapkan akan teramati: lapisan kristal yang sama,
ditempatkan pada pelat fotografi dengan cara yang sama [...] tetapi tetap dijaga dalam keadaan
gelap, juga akan menghasilkan cetakan fotografi yang sama. Saya sampai pada hasil pengamatan
ini setelah melalui kegiatan ini: Berdasarkan hasil eksperimen saya sebelumnya yang telah saya
persiapkan pada hari Rabu tanggal 26 dan Kamis tanggal 27 Februari, dan karena pada hari-hari
itu, matahari hanya muncul sebentar-sebentar saja, saya menyimpan kembali bahan-bahan
eksperimen yang telah saya siapkan itu ke dalam laci yang gelap, dengan tetap membiarkan
lapisan garam uranium di dekatnya. Karena matahari tidak juga bersinar setelah beberapa hari
kemudian, saya kemudian mencuci plat fotografi itu dengan dugaan akan terdapat gambar yang
samar-samar. Gambar itu memang tampak, tetapi berbeda dengan harapan saya, gambar itu
memiliki intensitas yang tinggi.
Becquerel lalu meneruskan eksperimennya dalam tempat yang betul-betul gelap dan masih
diperoleh hasil yang sama. Ini berarti, di samping sinar X, pastilah terdapat jenis sinar jenis baru
lainnya yang tampaknya terpancar tanpa disebabkan oleh sebuah bahan fosforesens. Dalam tahun
1896 Becquerel terus mempelajari sinar baru itu. Masih pada bulan Maret, Becquerel
menemukan bahwa sinar-sinar ini dapat mengosongkan muatan elektroskop. Artinya, sinar
tersebut menyebabkan udara bersifat konduktif. Becquerel kemudian menemukan bahwa semua
campuran uranium, bersifat fosforesens atau tidak, yang telah ditelitinya selama ini,
memancarkan sinar itu. Dia menyimpulkan bahwa logam murni uranium haruslah memancarkan
radiasi yang paling kuat yang kemudian dibuktikannya melalui eksperimen. Di penghujung tahun
1896, Becquerel melaporkan tentang kemampuan serap berbagai material terhadap sinar ini.
Meskipun fenomena radioaktivitas ini ditemukan oleh Becquerel, nama radioaktivitas itu sendiri
diberikan oleh Marie Curie, penemu unsur radioaktif lainnya selain uranium, yaitu polonium dan
radium.
Atas temuan radioaktivitas ini, Antoine Henri Becquerel, bersama-sama dengan pasangan suami
istri Pierre Curie dan Marie Curie dianugerahi hadiah nobel fisika pada tahun 1903, lima tahun
sebelum Becquerel meninggal dunia. .[1]
TEORI
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak stabil untuk
memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti yang stabil. Proses
perubahan ini disebut peluruhan, dan inti atom yang tak stabil disebut
radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif.
Radioaktivitas melibatkan transmutasi unsur-unsur. Peristiwa pemancaran
sinar-sinar radioaktif dari sebuah inti atom yang tidak mantap secara

spontan disebut radioaktivitas. Gejala radiokativitas sangat berperan dalam


pengembangan Fisika nuklir. Ada tiga jenis radiasi yang mungkin dipancarkan dalam
sebuah peristiwa peluruhan, yaitu radiasi sinar , , dan .[2]
Dalam peluruhan alfa, sebuah inti tidak stabil meluruh menjadi dua inti
ringan dan sebuah partikel alfa ( sebuah inti 4He), menurut reaksi :
X dan X menyatakan jenis inti yang berbeda, yang digambarkan sebagai
berikut:

GAMBAR 1. Peluruhan alfa sebuah inti X menghasilkan sebuah inti X dan


sebuah partikel alfa.[3]
Untuk peluruhan beta, sebuah neutron berubah menjadi sebuah proton
atau sebuah proton menjadi sebuah neutron. Jadi, Z dan N masing-masing
berubah sebanyak satu satuan, tetapi A tidak berubah. Pada peluruhan beta
paling utama, sebuah neutron meluruh menjadi sebuah proton dan sebuah
elektron:
. Menyusul peluruhan alfa dan beta, inti akhir dapat
berada pada suatu keadaan eksitasi. Seperti halnya atom, inti akhir itu akan
mencapai keadaan dasar setelah memancarkan satu atau lebih foton yang
dikenal sebagai sinar gamma inti.[4]
Detektor Geiger Muller adalah alat pencacah radiasi yang berfungsi untuk
mendeteksi dan mencacah radiasi. Detektor Geiger terdiri dari tabung
silinder yang pada pusatnya memanjang dipasang kawat anoda dan pada
selubung silinder bagian dalam dipasang kulit sebagai katoda. Detektor
Geiger Muller berfungsi untuk menentukan atau mencacah banyaknya

radiasi sinar radioaktif. Cara kerja dari detektor Geiger Muller adalah
mendeteksi radiasi dari suatu sumber atau bahan radioaktif. [5]
Laju peluruhan radioaktif disebut aktivitas (activity lambang A). Semakin besar
aktivitasnya , semaikin banyak inti atom yang meluruh per detik. Aktivitas tidak bersangkutpaut
dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan cuplikan, atau dengan energy radiasi yang
dipancarkan . Aktivitas hnya ditentukan oleh jumlah peluruhan per detik. [6]
Satuan dasar untuk mengukur aktivitas adalah curie.
1 curie ( Ci) = 3,7 x 1010 peluruhan /detik
Satu curie didefinisikan sebagai banyaknya peluruhan yang dilakukan oleh satu gram radium
dalam waktu satu sekon. Satu curie adalah bilangan yang besar sehingga kita lebih sering bekerja
dengan satuan millicurie (mCi) dan mikrocurie (Ci). Dalam SI, satuan aktivitas radiasi
dinyatakan dalam Bequerel (Bq) .
1 curie = 3,7 x 1010 peluruhan/sekon = 3,7 x10 10 Bq
1 mCi = 10-3 Ci
1 Ci = 10-6 Ci [7]
Jika peluang untuk meluruh disebut tetapan paluruhan (lambang ), maka aktivitas bahan
bergantung pada banyak inti radioaktif dalam bahan ( N ) dan . Secara matematis ditulis
A = N .(1)
Tetapan peluruhan memiliki harga berbeda untuk inti yang berbeda tetapi konstan terhadap
waktu. Makin banyak inti yang meluruh per satuan waktu, makin besar A. Secara matematis
dinyatakan oleh
A = - dNdt .(2)
Tanda negative kita berikan karena Neutron berkurang terhadap waktu , sedang kita
menginginkan atom berharga positif.
Hukum peluruhan radioaktif
N = N0e-t .(3)
Dengan N0 = banyak inti radioaktif saat t= 0
N = banyak inti pada selang waktu t
e = bilangan natural = 2,718
= tetapan peluruhan (satuan s-1)
banyaknya inti induk dalam suatu contoh berkurang secara eksponensial terhadap waktu. Kita
tidak dapat mengukur banyaknya inti radioaktif Neutron, tetapi kita dapat menyatakan dalam
persamaan aktivitas, yaitu dengan menggalikan kedua ruasnya dengan sehingga memberikan
N = N0e-t .(4)
aktivitas radioaktif
A = A0e-t .(5)
Dengan A0= aktivitas awal pada t= 0

A = aktivitas setelah selang waktu t[7]


Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan
dengan terjadinya bumi, yang tersebar secara luas dan disebut radionuklida
alam. Radionuklida alam banyak terkandung dalam berbagai macam materi
dalam lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan
bahan bangunan. Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam
tubuh manusia. Radiasi dari sinar radioaktif memang dapat memberikan
dampak yang buruk bagi tubuh, antara lain dapat terjadi mutasi gen karena
akan terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak
sel-sel tubuh makhluk hidup sehingga makhluk hidup dapat mengalami
kecacatan fisik. [8]
Selain itu, seseorang yang terkena radiasi akan merasa pusing, nafsu
makan berkurang, diare, demam, berat badan menurun, kanker darah atau
leukemia, denyut nadi meningkat, serta daya tahan tubuh berkurang yang
dapat menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit. Radiasi akan
membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah dan dapat menyebabkan
kejang dan kematian mendadak. Radiasi dengan kekuatan yang tinggi dapat
membuat rambut menghilang dengan cepat. Dan radiasi dapat membuat
seseorang mengalami kemandulan karena sistem reproduksi yang
terganggu.
Proses penyebaran partikel radioaktif dapat terjadi melalui udara, air dan
tanah. Secara umum jenis radiasi yang terpancar dari bahan radioaktif baik
pada fasilitas PLTN atau yang berhubungan dengan fasilitas nuklir lainnya
dan keluar ke lingkungan terdiri dua tipe, yaitu paparan eksternal dan
paparan internal. Tipe radiasi paparan luar (eksternal) atau paparan
langsung yang terjadi melalui kontak dengan tubuh kita dari luar tubuh. Tipe
radiasi paparan dalam (internal) yaitu paparan yang terjadi di dalam tubuh
akibat zat atau partikel radioaktif terserap atau masuk kedalam tubuh baik
lewat aktifitas pernafasan, makan atau minum keluar dari reaktor. [9]
METODOLOGI EKSPERIMEN
Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki karakteristik pancaran radioaktivitas beberapa
zat radioaktif, menyelidiki dan membandingkan daya tembus sinar , , dan , menyelidiki
kemampuan berbagai material (bahan) dalam menyerap radiasi, serta menyeldiki hubungan
antara jarak sumber radioaktif dengan aktivitas sumber.
Untuk melakukan kegiatan tersebut yang sesuai dengan tujuan, alat-alat yang dibutuhkan
diantaranya tabung Geiger-Muller, Ratemeter, Komputer, sumber radioaktif, sampe holder,
sejumlah bahan penyerap ( Pb dan Al) dengan ketebalan berbeda, serta mikrometer sekrup.
Karena pada praktikum ini alat yang akan digunakan telah dirangkai, maka langkah yang paling
awal untuk dilakukan adalah menyalakan komputer, menyalakan ratemeter dengan memutar
tombol ratemeter dari posisi off ke posisi HV dan mengaktifkan program radiation detection
pada komputer.
Pada ratemeter, tombol pengatur tegangan diputar sampai diperoleh penunjukan tegangan
500 volt dan pada program radiation detection pilih com 1. Setelah melakukan pemilihan com,

pilihlah count kemudian tekan enter. Untuk mengatur computer agar kembali pada posisi scaler,
tekan esc pada keyboard. Tombol F1 dan F2 masing-masing berfungsi untuk mengisi waktu
pencacahan ( 1 sekon atau 2 sekon) dan mengisi jumlah data yang diinginkan.
Setelah semua yang dibutuhkan siap, langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan
1(mengenal aktivitas zat radioaktif) dengan cara meletakkan salah satu sumber radioaktif ( latar
belakang, beta, dan gamma) pada rak sampel. Kemudian memutar tobol HV ke posisi count lalu
tekan enter maka komputer akan merekam cacahan yang ada pada komputer. Tidak jauh berbeda
dengan kegiatan 1, pada kegiatan 2 selain menggunakan sumber radioaktif ( alfa, beta dan
gamma), juga digunakan bahan penghalang Pb dan Al. Bahan penghalang tersebut bertujuan
untuk mengetahui daya tembus dari sumber radioaktif yang digunakan. Jika pada kegiatan 2
yang dimanipulasi adalah jenis penghalangnya, untuk kegiatan 3 yang dimanipulasi adalah jarak
penempatan sumber radioaktif pada rak sampel.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA
Hasil Pengamatan :
Kegiatan 1 : Mengenal aktivitas zat radioaktif

Gambar 2. Grafik histogram hubungan antara sumber radiasi dengan cps rata-rata
Kegiatan 2 : Mengukur daya tembus sinar ,, dan
Jenis Penghalang Timah (Pb)
Sumber radiasi
: Alfa
Waktu paruh
: 138 d
Aktivitas mula-mula : 0,1 ci
Io= (0,1 x 10-6) x (3,7 x 1010 cps)
Io= 3700 c

Gambar 3. Grafik hubungan antara ketebalan timah dengan cps rata-rata


Analisis Grafik
y = mx + C
m = 0,0399
=m
= 0,0399
R = 0,608
R = DK
KR = 1 DK

Sumber radiasi
: Beta
Waktu paruh
: 28,6 yrs
Aktivitas mula-mula : 0,1 ci
Io= (0,1 x 10-6) x (3,7 x 1010 cps)
Io= 3700 cps

Gambar 4. Grafik hubungan antara ketebalan timah dengan cps rata-rata


Analisis Grafik
y = mx + C
m = 0,0396
=m
= 0,0396

R = 0,5058
R = DK
KR = 1 DK

Sumber radiasi
: Gamma
Waktu paruh
: 5,27 yrs
Aktivitas mula-mula : 1 ci
Io= (1 x 10-6) x (3,7 x 1010 cps)
Io= 37000 cps

Gambar 5. Grafik hubungan antara ketebalan timah dengan cps rata-rata


Analisis Grafik
y = mx + C
m = 1,5844
=m
= 1,5844
R = 0,8405
R = DK
KR = 1 DK

Jenis Penghalang Aluminium


Sumber radiasi
: Alfa
Waktu paruh
: 138 d
Aktivitas mula-mula : 0,1 ci
Io= (0,1 x 10-6) x (3,7 x 1010 cps)
Io= 3700 cps

Gambar 6. Grafik hubungan antara ketebalan timah dengan cps rata-rata


Analisis Grafik
y = mx + C
m = 0,0631
=m
= 0,0631
R = 0,0864
R = DK
KR = 1 DK

Sumber radiasi
: Beta
Waktu paruh
: 28,6 yrs
Aktivitas mula-mula : 0,1 ci
Io= (0,1 x 10-6) x (3,7 x 1010 cps)
Io= 3700 cps

Gambar 7. Grafik hubungan antara ketebalan timah dengan cps rata-rata


Analisis Grafik
y = mx + C
m = -1,3632
=m
= -1,3632
R = 0,9913

R = DK
KR = 1 DK

Sumber radiasi
: Gamma
Waktu paruh
: 5,27 yrs
Aktivitas mula-mula : 1 ci
Io= (1 x 10-6) x (3,7 x 1010 cps)
Io= 37000 cps

Gambar 8. Grafik hubungan antara ketebalan timah dengan cps rata-rata


Analisis Grafik
y = mx + C
m = -0,0787
=m
= 0,0787
R = 0,8733
R = DK
KR = 1 DK

Kegiatan 3 : Hukum Kebalikan Kuadrat


Tabel 1
Hubungan Antara Jarak Sumber dan Aktivitas Sumber

cps
cps rataD
ratarata x D
rata
1
1
11,8
11,8
3
9
10,8
1,2
Alpha
5
25
1,5
37,5
7
49
1,7
83,3
9
81
1,6
129,6
255,
1
1
255,0
0
3
9
95,6
860,4
Beta
5
25
46,9
1172,5
7
49
30,2
1479,8
9
81
20,4
1652,4
1
1
24,2
24,2
3
9
10,9
98,1
Gamm
5
25
6,6
165,0
a
7
49
4,5
220,5
9
81
3,8
307,8
Grafik hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber dari tabung GM
Sumber radiasi alfa
Sumb
er

D
(cm)

Gambar 9. Grafik hubungan antara jarak sumber dengan cps rata-rata


Sumber radiasi beta

Gambar 10. Grafik hubungan antara jarak sumber dengan cps rata-rata
Sumber radiasi gamma

Gambar 11. Grafik hubungan antara jarak sumber dengan cps rata-rata
Plot hubungan antara cps rata-rata dengan kebalikan jarak kuadrat (1/D2)
Sumber radiasi alfa

Gambar 12. Grafik hubungan antara kebalikan jarak kuadrat dengan cps rata-rata
Sumber radiasi beta

Gambar 13. Grafik hubungan antara kebalikan jarak kuadrat dengan cps rata-rata
Sumber radiasi gamma

Gambar 14. Grafik hubungan antara kebalikan jarak kuadrat dengan cps rata-rata
Plot hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber ke tabung GM menggunakan
grafik logaritma
Sumber radiasi alfa

Gambar 15. Grafik hubungan antara jarak sumber dengan cps rata-rata
Sumber radiasi beta

Gambar 16. Grafik hubungan antara jarak sumber dengan cps rata-rata
Sumber radiasi gamma

Gambar 17. Grafik hubungan antara jarak sumber dengan cps rata-rata
Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu Percobaan Aktivitas Zat Radioaktif dimana bertujuan untuk
Menyelidiki karakteristik pancaran radioaktivitas beberapa zat radioaktif, menyelidiki dan
membandingkan gaya tembus , , dan , menyelidiki kemampuan berbagai material (bahan)
dalam menyerap radiasi, serta untuk menyelidiki hubungan antara jarak sumber radioaktif
dengan aktivitas sumber. Percobaan ini dibagi atas tiga kegiatan yakni kegiatan pertama
Mengenal Aktivitas Zat Radioaktif, kegiatan kedua Mengukur daya tembus sinar alfa, beta dan
gam , , dan , dan kegiatan ketiga Hukum kebalikan kuadrat.
Kegiatan pertama yaitu Mengenal Aktivitas Zat Radioaktif, dimana kita buatkan grafik
histogram antara ketiga , , dan . Dari hasil plot histogram yang diperoleh dapat kita lihat
bahwa aktivitas zat (bahan) yang paling aktif berturut-turut adalah , dan . Hal tersebut sesuai
dengan teori yang ada.
Kegiatan kedua yaitu Mengukur daya tembus sinar , , dan . Dimana pada kegiatan ini
kita menggunakan dua jenis penghalang yaitu Pb dan Al dengan masing-masing ketebalan yang
berbeda-beda serta 3 jenis sumber radiasi. Dari hasil analisis grafik hubungan antara ketebalan
bahan dengan cps rata-rata yang diperoleh nilai koefisien daya tembus untuk setiap sumber
radiasi, dimana untuk sumber radiasi dengan jenis penghalang Pb sebesar
sedangkan
untuk
jenis
penghalang
Al
sebesar
; untuk sumber radiasi dengan jenis penghalang Pb sebesar
sedangkan

untuk

jenis

penghalang

Al

sebesar

; untuk sumber radiasi dengan jenis penghalang Pb sebesar


sedangkan

untuk

jenis

penghalang

Al

sebesar

. Adanya perbedaan antara hasil yang diperoleh dengan teori yang ada
dimana secara teori daya tembus yang paling besar itu berturut-turut gamma, beta, dan alfa.
Sedangkan hasil analisis grafik yang didapatkan berbeda dimana untuk jenis penghalang Pb daya
tembus paling besar berturut-turut adalah beta, alfa, gamma; sedangkan untuk jenis penghalang
Al daya tembus paling besar berturut-turut adalah gamma, alfa, beta. Hal demikian terjadi
mungkin karena pada saat pengambilan data terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat
mempengaruhi hasil yang diperoleh.
Pada kegiatan ketiga yaitu hokum kebalikan kuadrat dimana kita telah memplot grafik
hubungan antara cps rata-rata dengan jarak sumber dari tabung G-M, hubungan antara cps rata-

rata dengan kebalikan jarak kuadrat. Dari hasil plot tersebut didapatkan bahwa yang bersesuaian
dengan hukum kebalikan kuadrat adalah beta dan gamma sedangkan alfa tidak. Dimana semakin
besar jarak sumber radiasi, maka semakin kecil cps rata-ratanya. Hal tersebut berlaku untuk sinar
beta dan gamma.
SIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat dismpulkan bahwa: karakteristik
pancaran radioaktivitas beberapa zat itu berbeda-beda. Daya tembus yang diperoleh tidak sesuai
teori yang ada yakni daya tembus yang paling besar berturut-turut, gamma, beta, dan alfa.
Dimana kemampuan berbagai material dalam menyerap energy bergantung ketebalan bahan.
Hubungan antara jarak sumber radioaktif dengan aktivitas sumber adalah berbanding terbalik
disebut hokum kebalikan kuadrat dimana hanya berlaku pada sinar beta dan gamma saja
sedangkan untuk sinar alfa tidak.
REFERENSI
[1]Subaer, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika I Unit Laboratorium Fisika
Modern Jurusan Fisika FMIPA UNM.
[2]http://bertiemargaretha.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-radioaktivitas.html. Diakses
pada tanggal 18 November 2014 di Makassar.
[3] Kenneth S. Krane. 1992.Fisika Modern. Jakarta: UI-Press
[4] Kenneth S. Krane. 1992.Fisika Modern. Jakarta: UI-Press
[5]http://bertiemargaretha.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-radioaktivitas.html. Diakses
pada tanggal 18 November 2014 di Makassar.
[6] Kenneth S. Krane. 1992.Fisika Modern. Jakarta: UI-Press
[7] (http://atophysics.wordpress.com). Diakses pada tanggal 18 November 2014 di Makassar.
[8] (http://atophysics.wordpress.com). Diakses pada tanggal 18 November 2014 di Makassar.
[9]http://bertiemargaretha.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-radioaktivitas.html. Diakses
pada tanggal 18 November 2014 di Makassar.

Anda mungkin juga menyukai