Anda di halaman 1dari 11

M IX

HUMPREY SPIRAL

9.1

Tujuan
Tujuan dari percobaan humprey spiral adalah:
1. Memisahkan antara mineral berharga dengan mineral pengotornya yang
didasarkan pada perbedaan massa jenis;
2. Menentukan recovery (Perolehan) mineral berharga; dan
3. Menentukan ratio of concentration mineral berharga (Konsentrat).

9.2

Landasan Teori
Humprey

Spiral

termasuk

dalam

gravity

concentration

yang

menggunakan water impulse, dan terdiri dari spiral curved bottom launder
dengan diameter spiral yang sama mengelilingi satu sumbu vertikal.
Spiral ini terbuat dari besi cor yang terdiri dari beberapa putaran (Turun)
yang dapat disambung-sambung, jumlah putaran dari spiral ini tergantung pada
material yang dikerjakan, biasanya 3 sampai 6 putaran.
Feed berupa campuran partikel mineral beserta air dimasukkan ke dalam
feed box dibagian atas spiral. Karena daya dorong dari air, maka partikel mineral
ikut terbawa mengalir ke bawah mengikuti saluran spiral.
Pemisahan mineral-mineral dengan menggunakan humprey spiral dasar
utamanya adalah aliran fluida horizontal. Gaya-gaya yang berpengaruh dalam
proses ini adalah gaya dorong air, gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya
sentrifugal. Gaya-gaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mengakibatkan terjadinya pemisahan dari partikel-partikel:

Perbedaan berat jenis;


Kemiringan dari spiral;
Roughness of spiral;
Gaya sentrifugal;
Besar butiran; dan
Jumlah feed.
Akibat semua gaya-gaya yang berlaku terhadap partikel, mengakibatkan

pemisahan antara partikel berat mengalir sebelah dalam spiral launder dan
dikeluarkan melalui lubang lalu disalurkan ke saluran konsentrat, partikel-partikel
ringan mengalir sebelah luar dari spiral launder dan ditampung pada ujung

bawah dari spiral launder sebagai tailing. Humprey spiral merupakan jenis alat
yang umumnya digunakan dalam pemisahakan mineral berharga dengan berat
jenis yang lebih berat dari mineral pengotornya. Hasil yang didapat menjadi
maksimal bila menerapkan prinsip tersebut. Bila terdapat tailing pada konsentrat
yang didapat, maka terdapat kekurangan pada proses pemisahan mineral
berharga dan pengotornya.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam mekanisme kerja humprey spiral
ini adalah:

Tinggi/panjang launder;
Kemiringan dari launder;
Diameter bukaan launder;
Keseragaman ukuran butiran material;
Kecepatan aliran air sebagai wash water; dan
Fluida yang digunakan sebagai media pemisahan mineral.
Kelebihan yang didapat pada pemisahan mineral dengan menggunakan

alat humprey spiral antara lain:

Ongkos instalasi;
Ongkos operasi rendah;
Ongkos perawatan rendah; dan
Mampu memisahkan mineral berharga dengan mineral tidak berharga
dalam jumlah yang besar, kadar konsentrat yang diperoleh bisa mencapai
80%.
Kekurangan

yang

dihadapi

pada

pemisahan

mineral

dengan

menggunakan alat humprey spiral ini adalah:

Ukuran feed yang perbolehkan terbatas, biasanya ukuran feed antara 14

dan 400 mesh, tetapi bijih besi bisa di atas 10 sampai 10 mesh; dan
Diperlukan suplay air yang cukup atau sirkulasi air dan pengolahannya
yang digunakan pada proses pemisahan mineral sebagai medium wash
water.

9.3

Alat dan Bahan


9.3.1
Alat
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Sendok;
2. Nampan;
3. Timbangan (Neraca);

Sumber: Kegiatan Praktikum PBG 2016, Kelompok 2

Foto 9.1
Timbangan

4. Mikroskop / loope;

Sumber: Kegiatan Praktikum PBG 2016, Kelompok 2

Foto 9.2
Mikroskop / Loope

5. Papan Grain Counting;

Sumber: Kegiatan Praktikum PBG 2016, Kelompok 2

Foto 9.3
Papan Grain Counting

6. Pemanas (Oven);

Sumber: Kegiatan Praktikum PBG 2016, Kelompok 2

Foto 9.4
Pemanas (Oven)
7. Humprey Spiral.

Sumber: Kegiatan Praktikum PBG 2016, Kelompok 2

Foto 9.5
Humprey Spiral

9.3.2

Bahan
1. Mineral Kasiterit (SnO2), dengan ukuran 40 +70#;
2. Mineral kuarsa (SiO2), dengan ukuran 40 +70#; dan
3. Total berat kuarsa dan kasiterit sebanyak 500 gr.

9.4

Prosedur
1.

Lakukan mixing antara kasiterit dengan kuarsa;

2.

Lakukan coning dan quartering;

3.

Tentukan kadar feed dengan grain counting;

4.

Ukur debit air yang digunakan;

5.

Campur kasiterit dan kuarsa di atas dengan air dan aduk sampai
merata (Feed);

6.

Atur penggunaan humprey spiral, sesuaikan penggunaan debit air


yang masuk;

7.

Masukkan feed diatas pada humprey spiral setiap 15 detik;

Sumber: Kegiatan Praktikum PBG 2016, Kelompok 2

Foto 9.6
Pemberian Feed Pada Humprey Spiral

8.

Atur kecepatan air hingga feed habis seluruhnya;

9.

Ambil konsentrat, kemudian saring;

Sumber: Kegiatan Praktikum PBG 2016, Kelompok 2

Foto 9.7
Pengambilan Konsentrat, Produkta Humprey Spiral

10.

Masukkan ke papan pemanas dan keringkan pada suhu 100 0 C


sampai 1050 C sampai airnya hilang;

Sumber: Kegiatan Praktikum PBG 2016, Kelompok 2

Foto 9.8
Pemanasan Konsentrat pada Pan Pemanas

11.

Timbang berat konsentrat;

12.

Tentukan kadar konsentrat (Kasiterit) dengan grain counting; dan

Sumber: Kegiatan Praktikum PBG 2016, Kelompok 2

Foto 9.9
Perhitungan Kadar Konsentrat dengan Grain Counting

13.

9.5

Tentukan berat tailing (T) dan kadarnya (t).

Rumus Rumus yang Digunakan


9.5.1
Material Balance
F =C + T

9.5.2
K=

F
C

9.5.3
R=

Ratio of Concentration

Recovery

C c
100%
F f

9.5.4

Metallurgical Balance

Ff=Cc+Tt

9.6

Keterangan:
F = Berat feed (Gram);
f = Kadar feed (%);
C = Berat konsentrat (Gram);
c = Kadar konsentrat (%);
T = Berat tailing (Gram); dan
t = Kadar tailing (%).

Data Hasil Percobaan


Percobaan humprey spiral dilakukan untuk memisahkan antara mineral

yang diinginkan (Mineral Kasiterit) dengan mineral yang tidak diinginkan (Mineral
Kuarsa) dengan memanfaatkan gaya sentrifugal akibat gaya dorong air terhadap
feed dan gaya gesek feed terhadap permukaan. Mineral kasiterit yang didapat
pada konsentrat, kemudian dihitung kadarnya melalui tahapan grain counting.
Tabel 9.1
Hasil Grain Counting Mineral Kasiterit dan Kuarsa

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

SnO2
12
12
7
6
17
10
6
14
9
4
3
11
15
11
4
0
4
5
10
4
4
14
15

SiO2
9
8
9
6
11
12
7
11
15
13
2
11
10
17
14
12
7
6
12
7
10
17
19

No
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

SnO2
7
14
5
12
20
10
18
15
3
8
7
10
1
9
11
8
15
19
10
10
8
17
10

SiO2
5
15
3
11
12
8
26
20
10
11
10
8
11
17
15
10
16
18
14
16
14
23
8

24
25

12
15

16
15

49
50

20
9

22
7

Sumber: Data Hasil Kegiatan Praktikum PBG 2016, Kelompok 2

9.7

Berat mineral Mineral Kasiterit (SnO2) dan Mineral Kuarsa (SiO2): 500 gr;
Total Mineral Kasiterit (SnO2): 500; dan
Total Mineral Kuarsa (SiO2): 608.

Pengolahan Data
Berdasarkan hasil grain counting yang didapat, kemudian dihitung untuk

mengetahui kadar dan berat dari masing masing mineral di dalam konsentrat
dan tailing. Kadar dan berat yang sudah didapat, digunakan untuk menghitung
recovery kasiterit dan ratio of concentration.
Tabel 9.2
Pengolahan Data Grain Counting

Feed (F)
Mineral
SnO2
SiO2

Berat (gr)
500

190,35
309,65

Kadar
(%)
38,07%
61,93%

Konsentrat (C)
Kadar
Berat (gr)
(%)
147,232
68,48
215
67,768
31,52

Tailing (T)
Berat (gr)
285

43,092
241,908

Kadar
(%)
15,12
84,88

Sumber: Data Hasil Kegiatan Praktikum PBG 2016, Kelompok 2

Data yang ada pada kolom feed merupakan data yang didapat pada
percobaan grain counting untuk mengetahui kadar awal feed yang digunakan.
9.7.1
Konsentrat
Kadar Mineral Kasiterit (SnO2)

n SnO2 SnO2
100%
= ( n SnO2 SnO2 ) + ( n SiO2 SiO2 )

500 7
100%
= ( 500 7 ) + ( 608 x 2,65 )

Kadar Mineral Kasiterit: 68,48%.


Kadar Mineral Kuarsa (SiO2)
= 100% - Kadar Mineral Kasiterit
= 100% - 68,48%
Kadar Mineral Kuarsa: 31,52%.
Berat Mineral Kasiterit (SnO2)
= Kadar Kasiterit x Berat Konsentrat
= 68,48% x 215 gr
Berat Mineral Kasiterit: 147,232 gram.
Berat Mineral Kuarsa (SiO2)
= Kadar Kuarsa x Berat Konsentrat
= 31,52% x 215 gr
Berat Mineral Kuarsa: 67,768 gram.

9.7.2

Tailing

R (%)

77,34

2,32

Kadar Mineral Kasiterit (SnO2)


=

Ff=Cc+Tt

500 gr 38,07% = 215 gr 68,48% + 285 gr t

=t=

500 gr 38,07% - 215 gr 68,48%


285 gr

Kadar Mineral Kasiterit: 15,12%


Kadar Mineral Kuarsa (SiO2)

Ff=Cc+Tt

500 gr 61,93% = 215 gr 31,52% + 285 gr t

=t=

500 gr 61,93% - 215 gr 31,52%


285 gr

Kadar Mineral Kasiterit: 84,88%

Berat Mineral Kasiterit (SnO2)


= Kadar Kasiterit x Berat Tailing
= 15,12% x 285 gr
Berat Mineral Kasiterit: 43,092 gram.

Berat Mineral Kuarsa (SiO2)


= Kadar Kuarsa x Berat Tailing
= 84,88% x 285 gr
Berat Mineral Kuarsa: 241,908 gram.
Recovery Kasiterit (SnO2)

9.7.3

R=

C c
100%
F f

R=

215 gr 68,48%
100%
500 gr 38,07%

Recovery Kasiterit = 77,34%


9.7.4
Ratio Of Concentration
K=

F
C

K=

500 gr
215 gr

Ratio of Concentration = 2,32

9.8

Analisa

Percobaan pada humprey spiral memiliki prinsip percobaan yang sama


dengan hydrocyclone dimana memanfaatkan gaya sentrifugal dalam pemisahan
mineral berat dan mineral ringan. Alat uji humprey spiral yang digunakan memiliki
beberapa kekurangan yang berakibat terhadap hasil konsentrat yang didapat.
Pertama, dimensi spiral pada alat uji tidak sesuai sehingga aliran air saat
bergerak menuruni spiral tumpah keluar dari spiral. Bila air yang keluar dari spiral
membawa feed yang mengandung mineral berharga maka hasil konsentrat yang
didapat menjadi tidak maksimal. Bentuk spiral yang digunakan seharusnya tidak
berbentuk setengah lingkaran tetapi lingkaran guna menanggulangi aliran air
yang bergerak cepat menuruni spiral.
Kedua, debit air yang digunakan tidak cukup untuk mengalirkan aliran air
hingga mencapai dasar humprey spiral. Pengurangan debit air yang digunakan
disebabkan karena dimensi spiral yang tidak sesuai dan tekanan air yang
tersedia pada saat praktikum tidak mencukupi. Saat debit air tidak cukup, maka
gaya sentrifugal menjadi tidak terbentuk dan proses pemisahan mineral berat
dan ringan menjadi tidak maksimal.
Ketiga, lubang pada spiral sebagai tempat mengalirnya konsentrat tidak
berada pada kondisi yang prima. Lubang tersebut bertujuan untuk mengalirkan
konsentrat, sementara kondisi selang yang menghubungkan lubang dengan pipa
konsentrat berada pada posisi yang terlipat. Dengan kondisi tersebut, terdapat
kemungkinan bagi konsentrat untuk tidak sepenuhnya terkumpul pada tray
konsentrat.
Berdasarkan poin poin diatas, hal tersebut menjadi faktor kendala
dalam mendapatkan hasil yang sesuai pada proses pemisahan mineral kasiterit
dan kuarsa. Penyesuaian dengan kondisi yang sesuai dapat menghasilkan
konsentrat yang lebih banyak dan meningkatkan nilai recovery dan ratio of
concentration.

9.9

Kesimpulan
Proses pengolahan bahan galian dengan humprey spiral memanfaatkan

gaya sentrifugal pada feed akibat gaya dorong air terhadap feed untuk
memisahkan mineral kasiterit dan mineral kuarsa Mineral. Mineral berat
(Kasiterit) berada pada bagian dalam spiral dan mineral ringan (Kuarsa) berada
pada bagian luar spiral. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan
mineral kasiterit sebagai mineral yang diinginkan dan mineral kuarsa adalah
mineral pengotornya. Oleh karena itu perlu diketahui perolehan (Recovery) dan

ratio of concentration dari mineral kasiterit yang didapat. Berikut nilai yang
didapat:
Perolehan (Recovery) mineral kasiterit: 77,34%.
Ratio of concentration: 2,32.

DAFTAR PUSTAKA

Alfonsus, erik. 2012. Humprey Spiral. http://erickalfonsus.blogspot.com/


2012/01/humprey-spiral.html. Diakses pada 20 Mei 2016 pada pukul
18.00 WIB (Online)
Anonim, 2011. Pengolahan Bahan Galian. www.adra.biz. Diakses pada 20 Mei
2016 pada pukul 18.10 WIB (Online)
Aswin. 2012. Pengolahan Bahan Galian (Mineral Dressing). http://aswin63.
blogspot.com. Diakses pada 20 Mei 2016 pada pukul 18.13 WIB (Online)

Anda mungkin juga menyukai