PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan atau
Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan.
Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau
penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari
seluruh dunia dan memiliki kandungan air cukup banyak di dalamnya sehingga
berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu
melembabkan wajah serta banyak dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi.
( Rukmana, R. 2004).
Pikel adalah hasil pengolahan buah atau sayuran dengan menggunakan garam
dan diawetkan secara asam, dengan atau tanpa penambahan gula dan rempah-rempah
sebagai bumbu. Banyak sayuran dan buah-buahan dapat dibuat pikel, seperti pikel
ketimun, pikel buah pear, pikel prem, pikel ubi-ubian, pikel buah persik, dan pikel
kacang-kacangan dengan keuntungan produk pikel tidak hanya dari harga, tetapi juga
dari flavor, daya simpan dan penganekaragaman produk (Vaughn, 1982).
Oleh karena itu praktikum ini dilakuakn untuk mengetahui perbedaan
konsentrasi garam yang diberikan dan lamafermentasi yang dilakukan apaakan
memberi efek yang berbeda pula.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui efek dari perbandingan konsentrasi garam dan lama
fermentasi yang di gunakan dalam proses pembuatan pikel berdasarkan perngukuran
rasa, warna dan tekstur.
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Cucurbitales
Famili
: Cucurbitaceae
Genus
: Cucumis
Spesies
: Cucumis sativusL.
Garam menarik air dan zat gizi dari jaringan kubis yang kemudian melengkapi
substrat untuk pertumbuhan bakteri asam laktat yang terdapat di permukaan kubis.
Garam dan asam yang dihasilkan dari proses fermentasi akan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan dan menunda pelunakan
jaringan kubis yang disebabkan oleh kerja enzim. Jika konsentrasi garam yang
digunakan untuk proses fermentasi terlalu rendah, maka terjadi proses pelunakan
jaringan buah dan sayur akibat dari aktivitas enzim pektinolitik. Enzim ini berfungsi
untuk mendegradasi molekul pektin yang banyak ditemukan pada sel tananaman.
Sebaliknya apabila jumlah garam yang terlalu banyak justru akan menunda
fermentasi alamiah, menyebabkan warna menjadi gelap, dan memungkinkan pula
pertumbuhan khamir (Buckle, 1987). Proses penggarama dimulai dengan
penambahan garam konsentrasi rendah kemudian ditambah secara bertahap sampai
pertumbuhan bakteri terhenti. Konsentrasi garam yang digunakan untuk pembuatan
pikel adalah 5-8%.
Sayur yang sudah digarami kemudian dimasukan kedalam toples hingga
padat. Permukaan ditutupi dengan lembaran plastik, lalu diletakan pemberat diatasnya
yang berisi larutan garam dengan kosentrasi sama. Fungsinya untuk mengurangi
udara dalam irisan sayur. Toples disimpan dalam ruangan gelap. Umumnya
fermentasi mencapai 2-3 minggu bila disimpan pada suhu 21-27. Fermentasi
dimulai oleh bakteri Leuconostoc mesenteroides yang kemudian dilanjutkan oleh
jenis yang lebih tahan asam diantaranya Lactobacillus brevis, Lactobacillus
plantarum dan Pediococcus cereviceae. Leuconostoc mesenteroides merupakan
mikroorganisme tahan garam dan memiliki fase lag yang pendek, dengan suhu
optimum pertumbuhan pada 15-180C. Gula diuraikan menjadi asam laktat dan asam
asetat melalui jalur heterofermentatif. Lingkungan asam akibat terbentuknya asam
laktat (0,6-0,9%) oleh L. mesenteroides tidak hanya menghambat mikroorganisme
non-asam laktat tapi memberikan kondisi yang menguntungkan untuk bakteri asam
Pengupasan
Penhilangan isi
Isi mentimun
Pemotongan
Pencucian
Larutan Garam 5%
Mentimun Bersih
Penutupan
Uji fisik
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
4.1.
Hasil Pengamatan
4.1.1. Fermentasi Tiga Hari
1. Uji Organoleptik
Nama/Usia
Hilda
Febrinda/19
Nurul
Ummah/21
Umi
Lutfiani/20
Pujiati/20
Sofin
Murdiana/20
Aisyah F./20
Dwi
Hidayani/21
Yuliani/20
Khafidotul/20
Faiza/20
2. Uji Fisik
Ulangan
Parameter Pengamatan
Warna
Tekstur
4
3
Aroma
3
4
3
5
4
3
2
3
4
2
3
2
2
3
3
4
2
3
3
3
3
4
Parameter Pengamatan
Warna
1
40,4
2
42,8
3
43,4
4
43,9
5
48,0
4.1.2. Fermentasi Tujuh Hari
1. Uji Organoleptik
Nama/Usia
M. Saka P./19
Nirmala Audria/21
Nurul Ummah/21
Sofin Murdiana/20
Syayyidah
Tekstur
106
113
118
105
109
Parameter Pengamatan
Warna
Tekstur
3
3
4
3
2
2
3
4
4
2
Aroma
3
3
2
3
3
Faizatul/20
Yuliani/20
Nugraha/22
Fiska Fibi/20
Hasna Amalia/20
Arma |Dwi/19
2. Uji Fisik
Ulangan
1
2
3
3
4
2
4
3
3
3
1
3
4
2
2
1
1
3
Parameter Pengamatan
Warna
Tekstur
21,4
20,7
20,3
58
58
63
4.2.
Hasil Perhitungan
4.2.1. Fermentasi Tiga Hari
1. Uji Organoleptik
Nama/Usia
Hilda
Febrinda/19
Nurul
Ummah/21
Umi
Lutfiani/20
Pujiati/20
Sofin
Murdiana/20
Aisyah F./20
Dwi
Hidayani/21
Yuliani/20
Khafidotul/20
Faiza/20
Rata-Rata
Parameter Pengamatan
Warna
Tekstur
4
3
Aroma
3
4
3
5
4
3
2
3
4
2
3
2
2
3
3
4
3,7
2
3
3
3,2
3
3
4
2,8
2. Uji Fisik
Parameter Pengamatan
Warna
Rata-Rata
43,7
Tekstur
110,2
Parameter Pengamatan
Warna
Tekstur
3
3
4
3
2
2
3
4
4
2
Aroma
3
3
2
3
3
3
4
2
4
3
3,2
2
2
1
1
3
2,3
3
3
1
3
4
2,8
2. Uji Fisik
Parameter Pengamatan
Warna
Tekstur
Rata-Rata
20,8
59,67
5.1.
5.1.1.
BAB 5. PEMBAHASAN
1Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
Perlakuan Pendahuluan
Pada pross pembuatan pikel bahan yang digunakan adalah mentimun, sebelum
digunakan mentimun dilakukan pengupasan terlebih dahulu untuk mengilangkan
kotoran dan membuang kulit mentimun, karena pada proses pembuatan pikel
keberadaan kulit tidak di kehendaki, selanjutnya dilakukan proses penghilangan isi
mrntimun, jika pada saat di frermentasi masih terdapat isi maka biji akan
terfermentasi dan menghasilkan lendir yang tidak di kehendaki, setelah itu dilakukan
pemotongan untuk memperluas daerah permukaan agar substrat bisa lebih cepat
terfermentasi, kemudian dilakukan pencucian untuk menghilangkan sisa-sisa lender
yang menmpel dan menghilangkan kotoran yang mungkin tersisa saat proses
pemotongan dan didapatkan mentimu bersih dan kemudian di tambahkan larutan
garan dengan konsentrasi 50% kemudian dilakukan pencempuran dalam toples dan
pengisian head space dengan menggunakan air garam yang dibungkus dengan plastic
untuk meminimalkan adanaya udara yang terdapat karena pada proses pembuatan
pikel ditumbukan bakteri anaerob kemudian di lakukan penutupan dan dilakukan
penyimpanan selama 3 hari dan 7 hari untuk mengetahui perbandingan waktu
fermentasi yang lebih baik antara 3 hari dengan 7 hari, kemudian dilakukan
pengamatan organoleptic untuk mengetahui perbedaan anatra fermentasi 7 hari dan 3
hari kemudian dilakukan pengujian fisik dengan parameter uji warna, rasa, tekstur
5.2.
5.2.1.
5.2.1.1.
Analisa Data
Uji organoleptik
Warna
Tekstur
Aroma
kondisi pikel menjadi asam serta berpengaruh terhadap betakaroten atau vitamin A
yang terkandung didalamnya, sehingga berpengaruh terhadap warna dan aroma yang
dihasilkan. Semkin lama waktu fermentasi maka akan semakin asam aroma yang
dihasilkan.
5.2.2.
Uji Fisik.
5.2.2.1.
Warna
Pada pengujian fisik yang dilakuakan pikel dengan lama waktu fermentasi 3
hari memperolah nilai 43,7 untuk warna, sedangkan pada fermentasi selama 7 hari
didapatkan nilai sebesar 20,0. Pada pengukura warna ini yang di ukur hanya nilai L
saja atau tingkat Lightness yang di peroleh. Menurut Rini (2009) menyatakan bahwa
lama fermentasi akan mempengaruhi jumlah asam laktat yang dihasilkan dan
menyebabkan kondisi pikel menjadi asam serta berpengaruh terhadap betakaroten
atau vitamin a yang terkandung didalamnya, sehingga berpengaruh terhadap warna
dan aroma yang dihasilkan.
5.2.2.2. Tekstur
Pikel dengan mengunakan mentimun yang difermentasi selama 3 hari dan
dilakukan uji organoleptic menggunakan Rheotex didapatkan hasil rata-rata nilai
untuk terkstur sebesar 110,2 sedangkan pada waktu fermentasi 7 hari didapatka nilai
rata-rata sebesar 59,67. Menurut Samsudin (2008) menyatakan bahwa suasana asam
dan pH dipengaruhi oleh pola fermentasi oleh bakteri asam laktat, semakin lama
proses fermentasi maka kondisi aka semakin menjadi asam dan air akan semakin
banyak yang masuk ke dalam jaringan sehigga tekstur akan semakin lunak.
BAB 6. PENUTUP
Kesimpulan
Bedasarakan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Lama waktu fermentasi akan mempengaruhi uji organoleptic maupun ji fisik
6.1.
yang didapatkan semakin lama fermentasi yang dilakukan kondisi piikel akan
semakin asam, warna semakin gelap dan tekstur semakin lunak.
DAFTAR PUSTAKA
Daulay, Djundjung dan Ansori, Rahman. 1992. Teknologi Fermentasi Sayuran dan
Buah-buahan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rukmana, R. 2004. Budidaya Mentimun. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sumanti, Debby.2010. Materi Teknologi Fermentasi dalam Pelatihan
Teknologi. IPB Bogor.