Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

PUSKESMAS KUTABUMI
JL. Canna Raya No.1 Perumahan Pondok Indah Kel. Kutabumi
Telp. (021) 5928094

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KUTABUMI
NOMOR: 082/SK/UKP/PKM.KTB/V/2016
TENTANG
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS KUTABUMI,

Menimbang

: a.

bahwa dalam upaya tersedianya sarana kerja dan peralatan


dengan kondisi yang sesuai dengan persyaratan kesehatan

b.

dalam penyeleggaraan pelayanan kesehatan;


bahwa untuk mendukung atau melaksanakannya perlu
adanya kebijakan kepala Puskesmas Kutabumi sebagai
landasan bagi tata naskah dan pendokumentasian;
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu

c.

menetapkan

Keputusan

Kepala

Puskesmas

Kutabumi

tentang Pengendalian dan Pembuangan Limbah Berbahaya


Puskesmas Kutabumi;
Mengingat

: 1

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);

Permenkes No. 1691 / MENKES / PER / VIII / 2011 tentang


Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2013 tentang


Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 648)

Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat ;

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal


Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

MEMUTUSKAN
Menetapkan

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KUTABUMI TENTANG


PENGENDALIAN

DAN

PEMBUANGAN

LIMBAH

BERBAHAYA
Kesatu

Pedoman Pelaksanaan Pengendalian dan Pembuangan Limbah


Berbahaya sebagaimana yang tercantum dalam lampiran keputusan
ini.

Kedua

Pedoman sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu agar


digunakan

sebagai

menyelenggarakan

acuan
kegiatan

oleh

petugas

Pengendalian

Puskesmas
dan

untuk

Pembuangan

Limbah Berbahaya Puskesmas Kutabumi di wilayah kerjanya


Ketiga

Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kutabumi
Pada tanggal 23 Mei 2016
KEPALA PUSKESMAS KUTABUMI,

CH. Handar Mujati

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KUTABUMI
NOMOR NOMOR: /SK/PKM-KTB/2016

TENTANG PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH


BERBAHAYA

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Berkembangnya pusat-pusat layanan kesehatan di seluruh

pelosok daerah merupakan keuntungan yang sangat penting bagi


masyarakat kebanyakan. Pusat-pusat layanan kesehatan telah
menjadi ujung tombak di garis depan dalam pertahanan melawan
epidemi penyakit seperti AIDS, kolera, malaria maupun demam
berdarah. Kemudahan akses terhadap fasilitas kesehatan merupakan
salah

satu

indikator

penting

yang

menunjukkan

tingkat

kesejahteraan suatu kawasan. Akan tetapi, segala keuntungan


tersebut juga sepadan dengan resiko dampak dari operasional
kesehatan yang mungkin terjadi terhadap lingkungan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya (Depkes RI, 2002).
Puskesmas merupakan sarana kesehatan terdepan yang
berfungsi sebagai penggerak pembangunaan yang berwawasan
kesehatan,

yang

memberikan

pelayanaan

langsung

kepada

masyarakat.
Sebagai

sarana

pelayanan

umum

Puskesmas

wajib

memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan


standar dan persyaratan (Kepmenkes RI, 2006).
Operasional

pusat

layanan

kesehatan

akan

selalu

menimbulkan sampah medis yang apabila tidak didukung


perencanaan dan pengelolaan yang matang akan berpotensi
menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan lingkungan hidup.
Sampah medis adalah suatu material yang sangat berbahaya. Tanpa

operasioanal yang layak dalam penanganan, perlakuan dan


pengolahan/

pembuangan,

sampah

medis

justru

berpotensi

menimbulkan bahaya seperti tersebarnya penyakit, teracuninya


penduduk sekitar, hewan piaraan dan hewan liar, tanaman bahkan
seluruh ekosistem.
Limbah yang dihasilkan dalam bentuk padat, cair, dan gas.
Limbah padat adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai
akibat kegiatan puskesmas yang terdiri dari limbah medis padat
(sampah medis) dan non-medis. Limbah medis padat adalah limbah
padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi (Kepmenkes RI, 2004).
Penyebaran

penyakit

melalui

sampah

yang

terinfeksi

merupakan tantangan terbesar dalam penanganan sampah medis.


Jika sampah medis tidak tertangani dengan baik dalam artian
organisme patogen dalam sampah tidak dihilangkan/dimatikan,
berbagai vektor penyakit mikrokopik seperti virus, bakteri, parasit
maupun fungi akan tetap berada dalam sampah medis dan
berpotensi menyebarkan berbagai penyakit. Berbagai vektor ini
dapat masuk kedalam tubuh melalui luka di permukaan kulit
maupun membran mukosa seperti rongga mulut. Dalam hal ini
orang orang yang berhubungan langsung dengan sampah medis
seperti pekerja kesehatan, staf kebersihan, pasien, pembesuk,
petugas sampah, pemulung sampai dengan orang yang melakukan
daur ulang material medis akan berada dalam resiko yang lebih
besar.
Sedangkan beberapa peraturan atau kesepakatan internasional
yang terkait dengan pengelolaan limbah sebagai berikut (WHO,
2005):
1.

The Basel Convention, Konvensi ini membahas tentang

pergerakan limbah berbahya lintas negara. Hanya limbah berbahaya


resmi yang dapat diekspor dari negara yang tidak memiliki fasilitas
atau keahlian untuk memusnahkan limbah tertentu secara aman ke
negara lain
2.

The populler pays Principle, merupakan prinsip pencemar

yang membayar, dimana semua penghasil limbah secara hukum dan

finansial bertanggung jawab untuk menggunakan metode yang


aman dan ramah lingkungan di dalam pembuangan limbah yang
mereka hasilkan.
3.

The precautionary principle, merupakan sebuah prinsip

pencegahan, dimana prinsip kunci yang mengatur masalah


perlindungan kesehatan dan keselamatan.
4.

The duty of care principle, merupakan prinsip yang

menetapkan bahwa siapa saja yang menangani atau mengelola zat


berbahaya atau peralatan yang terkait dengannya, secara etik
bertanggung jawab untuk menerapkan kewaspadaan tinggi di dalam
menjalankan tugasnya.
5.

The proximity principle, sebuah prinsip kedekatan,

dimana penangananan pembuangan limbah berbahaya sebaiknya


dilakukan di lokasi yang sedekat mungkin dengan sumbernya untuk
meminimalkan risiko yang mungkin ada dalam pemindahannya.
Semua penduduk harus mendaur ulang atau membuang limbah yang
dihasilkan di dalam area lahan milik mereka.
.
1.

B. Tujuan
Tujuan umum
Mengetahui bagaimana sistem pengelolaan sampah medis pada
Puskesmas.

2.

Tujuan khusus
Diketahuinya tentang bagaimana cara penampungan sementara,
pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pemusnahan
sampah medis di Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian sampah medis


Sampah medis adalah sampah atau limbah yang langsung
dihasilkan dari tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap
pasien. Termasuk dalam kegiatan tersebut juga kegiatan medis di
ruang poliklinik, perawatan, bedah, kebidanan, otopsi, dan ruang
laboratorium. (Candra, 2005)

2.Pengertian pengelolaan sampah


Pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan
pengaturan

terhadap

penimbulan,

penyimpanan

(sementara),

pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pemprosesan dan


pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsipprinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik,
perlindungan alam, keindahan dan pertimbangan lingkungan dan
juga mempertimbangkan sikap masyarakat (Depkes RI, 1987)
3.Sumber penghasil sampah medis adalah unit kegiatan diPuskesmas
Kabupaten Tangerang yang melakukan kegiatan pengobatan, atau
pelayanan medis yang dalam kegiatannya menghasilkan bahan
buangan yang berbahaya.
4.Sampah medis yang terdiri dari sampah infeksius, patologi, benda
tajam, farmasi, sitotoksis, kimiawi, radioaktif, container bertekanan
dan sampah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
5.Timbulan sampah adalah kapasitas sampah medis yang dihasilkan
diukur dengan satuan berat (kg).
6.Karakteristik sampah medis adalah jenis sampah medis yang terdiri
dari sampah infeksius, sampah patologi, sampah benda tajam,
sampah farmasi, sampah sitotoksis, sampah kimiawi, sampah
radioaktif, sampah kontainer bertekanan dan sampah yang
mengandung logam berat.
7.Proses pengelolaan sampah medis adalah rangkaian tahapan kegiatan
penimbulan, penyimpanan (sementara), pengumpulan, pemindahan
dan pengangkutan, pemprosesan dan pembuangan sampah yang
akan dilaksanakan oleh pihak pengelola sampah.
8.Penampungan sementara adalah suatu wadah dari bahan plastik yang
digunakan untuk menyimpan sampah hasil dari kegiatan pelayanan
dan perawatan yang bersifat sementara, terdapat di dalam ruangan
sebelum dikelola lebih lanjut
9. Pengumpulan adalah kegiatan mengumpulkan sampah dari sumbersumber penghasil sampah yang merupakan kelanjutan dari
penampungan sementara yang dikumpulkan untuk dilakukan
pengangkutan ke tempat pemusnahan.
10.Pengangkutan sampah adalah kegiatan memindahkan sampah medis
dari

tempat

penampungan

sementara

menuju

ke

tempat

pengumpulan sampah untuk kemudian dimusnahkan dan biasanya

menggunakan kereta dorong sampah.


11.Pemusnahan sampah medis adalah kegiatan mereduksi volume
sampah dengan cara dibakar pada incinerator sehingga menjadi
residu/abu (dibakar).
B. Penggolongan Sampah Medis
Sampah layanan kesehatan mencakup semua hasil buangan yang
berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian dan
laboratorium. Klasifikasi limbah berbahaya yang berasal dari
layanan kesehatan ini terdiri dari :
1. 1. Kategori sampah (limbah) infeksius
Sampah

(limbah)

infeksius

adalah

limbah

yang

dicurigai

mengandung pathogen. Contoh: kultur laboratorium,limbah dari


bangsal isolasi, kapas,materi atau peralatan yang tersentuh pasien
yang terinfeksi,ekskreta dll.
2. 2. Kategori sampah patologis
Sampah patologis terdiri dari jaringan atau cairan tubuh manusia.
Contohnya bagian tubuh, darah, janin dan cairan tubuh lain.
3.

Kategori sampah farmasi

Limbah yang mengandung bahan farmasi. Contohnya obat-obatan


yang sudah kadaluarsa atau tidak diperlukan lagi, item yang
tercemar atau berisi obat (botol/kotak).
4. 4. Kategori sampah genotoksik
Sampah yang mengandung bahan dengan sifat genotoksik.
Contohnya limbah yang mengandung obat-obatan sitostatik (sering
dipakai dalam terapi kanker), zat kimia genotoksik.
5. Kategori sampah kimia

Sampah kimia adalah sampah yang mengandung zat kimia.


Contohnya reagent di laboratorium, film untuk rontgen, disinfektan
yang kadaluarsa atau sudah tidak diperlukan, solven.
6. Sampah yang mengandung logam berat
Sampah yang mengandung logam berat seperti limbah merkuri dari
bocoran peralatan kedokteran seperti baterai, termometer yang
pecah, alat pengukut tekanan darah, dan sebagainya.
7. Sampah kemasan bertekanan

Sampah kemasan bertekanan seperti tabung gas, cartridge dan


kaleng aerosol.
8. Sampah radioaktif
Sampah

radioaktif

adalah

limbah

yang

mengandungbahan

radioaktif. Contohnya cairan yang tidak terpakai dari terapi


radioaktif atau riset di laboratorium, peralatan kaca, kemasan,
kertasabsorben yang terkontaminasi, urine dan ekskreta dari pasien
yang diobati atau yang di uji dengan radionuklida yang terbuka,
sumber yang tertutup (Radyastuti, W. Prof. , Ir, 2006).

C. Sumber Sampah Medis


Setiap unit di dalam puskesmas menghasilkan limbah dengan
karakteristik berbeda sesuai dengan jenis sumbernya. Pada dasarnya
sumber limbah medis puskesmas berasal dari Unit poliklinik, rawat
inap, Unit layanan kesehatan lain, Laboratorium, Unit farmasi dan
penyimpanan bahan kimia, Unit Gawat Darurat, Unit penunjang
berupa sampah umum saja.

D. Jumlah Sampah
Salah satu langkah pokok pengelolaan sampah adalah
menentukan jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari. Penentuan
jumlah sampah dapat menggunakan ukuran berat atau volume.

Anda mungkin juga menyukai