Anda di halaman 1dari 5

PERSEPSI

Persepsi adalah proses dimana kita memperoleh informasi mengenai dunia dengan
menggunakan panca indra yaitu indra penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa dan
penciuman. Manusia mempersepsikan sesuatu dengan menggunakan indra yang dimilikinya
untuk memperoleh pengetahuan. Terdapat dua fokus masalah pada bab ini yang membahas
mengenai hubungan antara indera tersebut dengan dunia. Fokus masalah pertama adalah apa saja
objek persepsi itu (fokus perhatian)? Kedua, kita harus beralih kepada justifikasi dari topik
kunci epistemologi dan ke hubungan antara pengalaman persepsi, kepercayaan persepsi dan
pengetahuan persepsi.
1. Realisme
Real berarti yang aktual atau yang ada,kata tersebut menunjuk kepada benda-benda atau
kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh,artinya yang bukan sekadar khayalan atau apa yang
ada dalam pikiran. Real menunjukkan apa yang ada. Realisme adalah paham filsafat yang
menerima fakta-fakta sebagaimana adanya tanpa idealisasi, spekulasi, atau idolasi. Dalam
pandangan realisme, apa yang dialami dan disadari oleh manusia adalah benda atau objek fisik
dengan kualitas indrawinya. Objek langsung ditangkap beserta dengan kualitas yang melekat
pada objek itu. Realisme menangkap objek tertentu ini lepas dari proses fisk, fisiologis dan
psikologis yang mungkin menjelaskan pengalaman indrawi tersebut. Aliran ini dapat dibagi dua
yaitu realisme langsung dan realisme tidak langsung. Realisme langsung berpandangan bahwa
yang kita sadari secara langsung atau yang kita cerap secara indrawi dan kita ketahui adalah
objek fisik itu sendiri dan bukan hanya gagasan atau representasi kita tentang objek tersebut.
Sementara itu, realisme tak langsung berpandangan bahwa pengetahuan tentang suatu objek fisik
hanya terjadi melalui representasi atau melalui gejala yang menampakkan diri kepada kita.
a. Realisme Langsung
Realisme langsung mengklaim bahwa objek tersebut yang kita lihat langsung; kita lihat;
cium; sentuh; rasakan itu benda-benda yang kita kenal. Realisme Langsung berpendapat bahwa
yang kita sadari secara langsung atau yang kita serap secara inderawi dan kita ketahui adalah
objek fisik itu sendiri dan bukan hanya gagasan atau representasi kita tentang objek tersebut.

Terdapa dua versi dari realisme langsung yaitu realisme langsung naif dan realisme langsung
ilmiah. Perbedaannya yaitu apa yang mereka miliki saat tidak dilihat.
Realime naif berpandangan bahwa objek fisik bukan hanya mempunyai keberadaan
sendiri lepas dari kegiatan pengindraan manusia tetapi adanya pada dirinya sendiri adalah persis
sama dengan objek fisik yang secara langsung dialami secara indrawi pada saat dan tempat
tertentu. Realisme naif menerima mentah-mentah pengalaman indrawi yang dialami.
Paham ini tidak memadai dan memiliki kelemahan sehingga tidak bisa digunakan begitu
saja sebagai dasar pengetahuan manusia. Realisme naif mengabaikan perbedaan antara apa yang
tampak pada si pengamat dan apa yang ada dalam kenyataan sesungguhnya. Kemungkinan
terjadi ketidakcocokkan sangat besar dan hal ciri-ciri yang kita tangkap dengan indra dapat tidak
melekat pada benda itu karena sangat tergantung pada subyek yang melihat.
Realisme ilmiah merupakan kritik atas realisme naif. Realisme ilmiah tidak hanya
menerima benda begitu saja tetapi mengakui adanya kualitas sekunder dari benda tersebut.
Realisme ilmiah dapat dibagi menjadi dua, yaitu realisme ilmiah fomal dan realisme ilmiah
virtual. Realisme ilmiah formal berpendapat bahwa kualitas indrawi baik yang primer maupun
yang sekunder, secara formal ada dalam objek fisik yang dicirikan oleh kualitas tersebut.
Realisme ini sedikit lebih maju dibanding dengan realisme naif. Pertama, paham ini tidak
mengabaikan kemungkinan adanya ketidakcocokkan antara apa yang secara langsung tampak
dan apa yang sesungguhnya ada pada objek itu sendiri. Kedua, realisme ini mampu memberi
penjelasan tentang alasan ketidakcocokkan tersebut. Namun, realisme ini masih memiliki
kelemahan sehingga sulit untuk dijadikan dasar pengetahuan manusia. Pertama, realisme ini
mengandaikan bahwa suatu kualitas indrawi dapat disebut objektif hanya jika ia harus terdapat
dalam suatu objek fisik, persis sama dengan yang tampak sebagai ciri objek itu sebagaimana
dialami. Dengan demikian, hal ini mempersempit kegiatan mengetahui hanya sebagai kegiatan
memandang dan melaporkan saja. Subjek pengamat cenderung pasif dan objek lebih aktif
menunjukkan dirinya. Kedua, objektivitas pengetahuan dipahami sebagai apa yang secara
empiris terberi sehingga mengurangi makna objektivitas yang mengandaikan adanya relasi
antara subjek yang mengamati dan objek yang diamati.
Realisme ilmiah virtual berpendapat bahwa sekurang-kurangnya kualitas sekunder
(contohnya warna, bau, bunyi) dari sesuatu tidak secara formal dalam objek fisik yang

dicirikan olehnya, tetapi secara virtual. Maksudnya, objek fisik itu memiliki daya dalam dirinya
untuk menunjukkan kepada kita pengalaman akan kualitas sekunder tersebut.
Jika dibandingkan dengan realisme ilmiah formal, realisme ilmiah virtual ini sudah lebih
maju. Penganut realisme ini melihat bahwa tidak semua kualitas indrawi secara formal ada dalam
objek fisik. Ada kualitas indrawi yang lebih banyak tergantung dari subjek pengamat.
Kelemahan realisme ini yaitu, pertama, adanya pembedaan kualitas primer dan kualitas
sekunder. Kualitas primer dibedakan dari kualitas sekunder padahal kualitas primer dan kualitas
sekunder merupakan dua hal yang saling terkait dan mendukung.

Kedua, objektivitas

pengetahuan dipahami sebagai apa yang secara empiris terberi. Kegiatan mengetahui dipandang
sebagai kegiatan memandang dan melaporkan secara objektif dan impersonal. Dimensi aktif dan
konstruktif dari subjek diabaikan begitu saja. Padahal, objektivitas pengetahuan merupakan hasil
jalinan antara subjek dan objek. Objektivitas suatu pengetahuan haruslah bersifat terbuka dan
dapat diuji kebenarannya secara publik dan intersubjektif.
b. Realisme Tidak Langsung
Realisme tidak langsung mengatakan bahwa kita secara tidak langsung mengetahui objek
fisik sendiri, tetapi hanya melalui representasi kita tentang objek tersebut (representasionalisme)
atau hanya melalui gejala yang menampakkan diri kepada kita (fenomenalisme). Dalam
representasionalisme, ide-ide tentang suatu benda dalam benak menampilkan kriteria primer
benda tersebut. Ide-ide tersebut juga merupakan data subjektif. Beberapa tokoh yang ada dalam
aliran pemikiran ini adalah Locke, Descartes, Galileo, Hobbes, dan Newton. Salah satu
contohnya adalah menggambarkan sebuah bola sepak, digukaan penjelasan dalam bahasa,
seperti ide-ide bahwa bentuknya bulat, permukaannya licin, dll (mengandaikan punya
pengalaman atas hal itu). Namun, pandangan ini mengesampingkan sebuah masalah, yaitu
bagaimana kita bisa tahu sifat-sifat penyebab dari benda-benda tersebut jika kita tidak tahu
benda-bendanya hanya ide saja (kritik Berkeley)kenyataan objektif direduksi kepada
kumpulan dan gerakan dari benda-benda berkeluasan dan segalanya yang lain yang bersifat
subjektif.
Dalam Fenomenalisme, tindakan mengetahui sesuatu diperoleh melalui gejala-gejala
yang menampakkan diri misalnya seorang mengetahui bahwa di dapur ada sambel terasi dengan
mencium aroma x yang muncul dari dapur, yang bagi si Subjek, aroma ini menunjukkan
(bermakna) sambel terasi. Objek fisik atau benda pada dirinya sendiri tak dapat diketahui secara
langsung. Dengan demikian, kesadaran dipahami dari sudut pandang subjektifmakna subjektif

terhadap realitas objek. Fenomenalisme mempertahankan bahwa istilah dari suatu objek lebih
merupakan suatu konstruksi logis pikiran daripada sesuatu yang diberikan langsung di dalam
pengalaman.
Ini adalah simpulan dari argument argument ilusi, argument yang sangat berpengaruh,
salah satu yang mendukung realisme tidak langsung dan satu hal yang mana idealism,
fenomenalisme, dan intensionalisme dapat terlihat sebagai responnya.
b.1 Argumen dari Ilusi
Ilussi adalah ketika dunia tidak seperti apa yang kita lihat/rasakan.
Contoh:
1. Ketika sebuah pensil yang dimasukkan ke dalam air maka pensil tersebut tampak
bengkok (sementara faktanya batang tersebut lurus)
2. Piring jika dipandang dari hampir semua sudut akan tampak berbentuk oval
meskipun sejatinya bundar
Kita tetap percaya bahwa piring itu bundar dan batang tadi adalah lurus karena
pengetahuan kita tentang perspektif dan refraksi, namun objek-objek tersebut tetap terlihat
seperti elips dan bengkok jika kita bertahan. Selain berilusi kadangkala kita juga berhalusinasi
dan melihat benda-benda yang sama sekali tidak ada. Ilusi dan halusinasi merupakan argumen
kunci untuk indirect realism (realisme tidak langsung). Jika lidi yang bengkok bukan objek fisik
maka itu adalah sesuatu tentang mental. Mental items = sense data inilah yang kita rasakan pada
kasus ilusi dan halusinasi
b.2 Dualisme
Sense data adalah masalah metafisika. Sense data adalah objek dalam, objek yang
memiliki bagian seperti warna. Hal seperti ini tidak sebanding dengan pandangan materialis
pikiran. Materialis menjelaskan kerja pikiran dari segi ilmiah (keadaan otak atau struktur
komputasi). Jadi, karena sense data tidak diterima oleh kaum materialisme akan benda kuning
yang kita lihat pasti tidak ada di dunia material, namun di pikiran nonfisik. Realisme tidak
langsung melibatkan dualism, suatu teori yang menerima ontologi objek nonfisik seiring dengan
objek fisik. Masalah terbesar bagi dualis adalah bagaimana dia menerangkan interaksi antara
pikiran dan dunia fisik.
1. Dapatkah seekor tawon melihat bahwa toples selai itu terbuka; dapatkah ia melihat
toplesnya penuh; dapatkah ia melihat selainya?
Jawab:

Seekor tawon dapat melihat bahwa toples selai itu terbuka karena tawon memiliki indera
penglihatan dan indra penciuman yang tajam. Jadi tawon dapat melihat ada selai toples
yang terbuka dan mencium aroma selai yang terbuka.
Seekor tawon tidak dapat menentukan toples selai itu penuh karena tawon hanya bisa
melihat ada/tidaknya selai itu namun tidak dapat menentukan penuh atau tidaknya toples
tersebut.
Seekor tawon dapat melihat selai dalam toples karena tawon mempunyai mata untuk
melihat dan mencium aroma selai yang manis dan kemudian mendekati dan melihat selai
tersebut ada.

Anda mungkin juga menyukai