Eksternalisme Epistemologi
Eksternalisme adalah pandangan dalam epistemologi bahwa ada faktor-faktor lain selain
faktor internal untuk orang membuat percaya dan dapat mempengaruhi status membenarkan
sebuah keyakinan. Oleh karena itu, faktor-faktor yang dianggap "eksternal" (yang berarti di luar
keadaan psikologis yang memperoleh pengetahuan) dapat pengetahuan sehingga, jika fakta yang
relevan membenarkan proposisi eksternal, maka masih bisa diterima.
Epistemologi memusatkan perhatian pada jenis pengetahuan proposisional. Pengetahuan
manusia mengenai suatu objek selalu dinyatakan melalui bahasa dengan mengambil bentuk kata
(term) atau putusan (proposisi). Hanya pengetahuan yang dinyatakan dalam bentuk proposisilah
yang menjadi objek kajian epistemologi. Pertanyaan bagaimana manusia mengetahui sesuatu
hanya bisa dijawab dengan meneliti proposisi yang adalah ungkapan pengetahuan manusia.
Misalnya: Para wartawan Indonesia semakin tidak memihak kebenaran yang objektif, karena
pemberitaan mereka semakin tidak imparsial. Proposisi inilah yang kemudian menjadi objek
kajian epistemologi. Epistemologi akan meneliti kondisi-kondisi yang perlu dan memadai dalam
menghasilkan proposisi ini, objektivitasnya, dan seterusnya.
Meskipun pengetahuan manusia bersifat proposisional dan epistemologi berusaha
meneliti kondisi-kondisi pengetahuan proposisional tersebut, seorang filsuf tidak akan
meloloskan pikiran kritisnya dalam mempertanyakan kemampuan dirinya dalam mengetahui.
Apa sebenarnya yang membentuk pengetahuan? Apa yang maksudnya bagi seseorang jika dia
mengatakan bahwa dia mengetahui sesuatu? Apa beda dirinya dengan orang lain yang tidak
mengetahui sesuatu? Atau, apa perbedaan antara sesuatu yang diketahui dan sesuatu yang tidak
diketahuinya? Karena ruang lingkup pengetahuan itu begitu luas, dibutuhkan karakteristik umum
pengetahuan untuk bisa memahami pengetahuan itu. Karakteristik umum pengetahuan mengacu
kepada karakteristik yang dapat diterapkan dalam setiap jenis proposisi apa pun. Umumnya para
filsuf yang mendalami epistemologi mengambilalih tugas ini dengan mencari analisis yang tepat
dan benar mengenai konsep pengetahuan. Dengan kata lain, seperangkat kondisi yang memadai
yang sifatnya tunggal (individual) dan mencukupi sebenarnya dibutuhkan untuk menentukan
apakah seseorang itu benar-benar mengetahui sesuatu atau tidak.
Dalam epistemologi, pengetahuan adalah masalah yang amat penting, alat untuk mengetahui
pengetahuan ada 6 yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
menjawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan syarat-syarat yang
memungkinkan saya dapat tahu. Hal ini menunjukkan, bahwa epistemologi bukan untuk
memperoleh pengetahuan kendatipun keadaan ini tak bisa dihindari, akan tetapi yang menjadi
pusat perhatian dari tujuan epistemologi adalah lebih penting dari itu, yaitu ingin memiliki
potensi untuk memperoleh pengetahuan.
DAFTAR REFERENSI
.2014. Filsafat Budi. https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_budi [Diakses pada
tanggal 9 Desember 2015]
.2009. Teori Pembenaran. http://sambiyan.blogspot.co.id/2009/10/teoripembenaran.html [Diakses tanggal 9 Desember 2015]