12 PDF
12 PDF
Vol. 01 No. 01
(122 132)
ISSN : 2303-3959
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pertumbuhan rumput laut (K. alvarezii) khususnya strain coklat yang
ditanam secara vertikultur di perairan Pulau Bawulu Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara. Penelitian
berlangsung selama lebih kurang 2 bulan (Maret-Mei 2012). Dalam penelitian ini digunakan dua faktor yaitu,
Panjang tali vertikultur (100 cm, 200 cm dan 300 cm) dan Bobot bibit (40 g, 50 g, dan 60 g). Sebagai parameter
uji pertumbuhan adalah Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS), kadar karagenan (Kr) dan gangguan hama dan
penyakit rumput laut dan dianalisis menggunakan ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian ini, Laju Pertumbuhan
Spesifik rata-rata pada faktor A diperoleh nilai tertinggi pada panjang tali vertikultur 100 cm taraf (A1) yaitu
3,911% dan untuk faktor B pada bobot bibit 40 g taraf (B1) yaitu 3,903%. Kadar karagenan tertinggi untuk
faktor A diperoleh pada panjang tali vertikultur 100 cm taraf (A1) yaitu 44,068%, dan untuk faktor B nilai
tertinggi diperoleh pada bobot bibit 50 g taraf (B2) yaitu 45,704%. Sedangkan nilai yang diperoleh untuk
gangguan hama dan penyakit yang tertinggi pada masing-masing perlakuan ditemukan pada panjang tali
vertikultur 100 cm taraf (A1) yaitu 6,802% dan hama dan penyakit yang tertinggi untuk bobot bibit 50 g taraf
(B2) yaitu 6,943%. Interaksi kedua taraf faktor tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan pada semua
parameter uji.
Kata Kunci : Rumput laut, K. alvarezii, pertumbuhan, karaginan, gangguan hama dan penyakit, panjang tali
vertikultur, bobot bibit.
Abstract
This study aimed to examine the growth of seaweed (K. alvarezii) brown strain planted using verticulture
method in Bawulu island, Lasolo, North Konawe. The study was conducted for two months (March-May 2012)
using two factors i.e. length of verticulture rope (LVR) consisted of three treatments (100 cm, 200 cm and 300
cm, respectively) and weight of seedlings (WS) (40 g, 50 g and 60 g, respectively). Parameters used Specific
Growth Rate (SGR), carrageenan content and pests were analyzed using ANOVA. Pests and diseases during this
study was also observed. Results showed that the highest SGR on LVR was 100 cm (3.911%) and the highest
WS was 40 g (3.903%). In addition, the highest carrageenan content for LVR was 100 cm (44.068%), and the
highest WS was 50 g (45.704%). A larger pests and diseases were dominantly in 100 cm LVR (6.802%) and for
WS reaching 50 g (6.943%). Interaction factor of all parameters showed there was no significantly different.
Key words: Growth, carrageenan content, length of verticulture rope (LVR), weights of seedlings (WR), pests
and diseases.
Pendahuluan
Budidaya rumput laut (Kappaphycus
alvarezii) merupakan komoditas ekspor yang saat
ini banyak dibudidayakan oleh masyarakat
pesisisr karena pelaksanaan budidayanya mudah
dan tidak memerlukan modal investasi yang
tinggi serta memiliki nilai ekonomis penting yang
mana sebagai komoditas hasil perikanan yang
sumber utama penghasil karaginan yang banyak
dimanfaatkan dalam industri makanan, kosmetik,
farmasi, dan industri lainnya seperti industri
kertas, tekstil, fotografi, pasta dan pengalengan
ikan. Saat ini permintaan pasar akan rumput laut
Persiapan Lokasi
Pemilihan
lokasi
budidaya
mempertimbangkan lokasi pesisir pantai yang
tidak tercemar sampah industri, limbah rumah
tangga dan lainnya yang dapat meningkatkan
kekeruhan air, karena kondisi tersebut
dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas air
laut, yang pada akhirnya akan menurunkan daya
dukung lingkungan terhadap perkembangan
rumput laut yang dikembangkan. Selain itu,
lokasi harus terhindar dari aktifitas arus dan
Persiapan Bibit
Metode Penanaman
Rancangan Percobaan
dimana:
SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%)
Wt = Bobot rumput laut pada waktu t (g)
Wo = Bobot rata-rata bibit pada waktu awal (g)
t
= Periode pengamatan (hari)
2. Kadar Karaginan
Untuk menentukan kadar karaginan
digunakan rumus Munoz, et al., (2004) yaitu :
Kr =
Wc
X 100%
Wm
dengan :
Kr = Kadar karaginan (%)
Wc = Berat karaginan ekstrak (g)
Wm = Berat rumput laut kering (g)
3. Gangguan Hama dan Penyakit
dengan:
G = Gangguan hama/penyakit
Untuk mengetahui pengaruh setiap perlakuan
terhadap variabel yang akan diamati maka
dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA). Jika
analisis menunjukkan pengaruh nyata maka
dilanjutkan uji beda nyata terkecil (BNT) dengan
taraf kepercayaan 95%. Untuk memudahkan,
digunakan software statistika (SPSS 16).
Hasil
1. Laju pertumbuhan spesifik (LPS)
LPS rumput laut berdasarkan pengaruh
panjang tali vertikultur, dapat dilihat pada
Gambar 1. Hasil LPS rata-rata pada faktor A
tertinggi pada panjang tali vertikultur 100 cm
(3,91%) kemudiaan pada perlakuan panjang tali
vertikultur 200 cm (3,69%) dan terendah pada
perlakuan panjang tali vertikultur 300 cm
(3,32%).
SGR = Ln Wt - Ln Wo X 100%
t
124
Jurnal Mina Laut Indonesia, Januari 2013 @FPIK UNHALU
LPS (%)
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
100
200
300
LPS (%)
4
3
2
1
0
40
50
60
BOBOTBIBIT
BOBOTBIBIT
47.00
BOBOT BIBIT 40 gr
BOBOT
BOBOT
BIBITBIBIT
50 gr 40 gr
BOBOT
BIBITBIBIT
60 gr 50 gr
BOBOT
44.00
3.900
3.600
3.300
3.000
43.00
PANJANG TALI
PANJANG TALI
PANJANG TALI
VERTIKULTUR 100 CM VERTIKULTUR 200 CM VERTIKULTUR 300 CM
3.900
3.600
3.300
PANJANG TALI
VERTIKULTUR 300 CM
3.900
3.600
3.300
3.000
BOBOT BIBIT 40 gr
3.000
PANJANGTALIVERTIKULTUR
42.00
4.200
Estimated Marginal Means
45.00
4.200
BOBOT BIBIT 60 gr
46.00
4.200
PANJANG TALI
PANJANG
TALI
VERTIKULTUR
100 CM
VERTIKULTUR 100 CM
PANJANG TALI
VERTIKULTUR
200 CM
PANJANG
TALI
PANJANG
TALI
VERTIKULTUR
200 CM
VERTIKULTUR 300 CM
BOBOT BIBIT 50 gr
BOBOTBIBIT
BOBOT BIBIT 60 gr
Gambar 3. A. Grafik pengaruh interaksi laju pertumbuhan spesifik rumput laut K. alvarezii faktor A
terhadap faktor B.
B.
Grafik pengaruh
interaksi laju pertumbuhan
K. alvarezii
faktor B terhadap
BOBOT BIBIT 40spesifik
gr
BOBOTrumput
BIBIT 50 gr laut
BOBOT
BIBIT 60 gr
PANJANG TALI
PANJANG TALI
PANJANG TALI
faktor200
A.CM VERTIKULTUR 300 CM
VERTIKULTUR 100 CM VERTIKULTUR
BOBOTBIBIT
PANJANGTALIVERTIKULTUR
125
Jurnal Mina Laut Indonesia, Januari 2013 @FPIK UNHALU
Karaginan (%)
2. Kadar Karaginan
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
100
200
300
Karaginan (%)
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
40
50
60
126
Jurnal Mina Laut Indonesia, Januari 2013 @FPIK UNHALU
EstimatedEstimated
MarginalMarginal
MeansMeans
of KARAGENAN
of KARAGENAN
45.00
44.00
46.00
45.00
44.00
43.00
43.00
42.00
PANJANG
TALITALI
PANJANG
VERTIKULTUR
100100
CM CM
VERTIKULTUR
PANJANG TALI
PANJANG
TALI
VERTIKULTUR 200 CM
VERTIKULTUR 200 CM
PANJANG TALI
PANJANG TALI
VERTIKULTUR
300 CM
46.00
46.00
VERTIKULTUR 300 CM
45.00
45.00
44.00
44.00
43.00
43.00
42.00
PANJANG TALI
PANJANG TALI
PANJANG TALI
VERTIKULTUR 100 CM VERTIKULTUR 200 CM VERTIKULTUR 300 CM
42.00
47.0047.00
BOBOT BIBIT
40 40
gr gr
BOBOT
BIBIT
BOBOT BIBIT
50 50
gr gr
BOBOT
BIBIT
BOBOT BIBIT 60 gr
BOBOT
BIBIT 60 gr
Estimated Marginal Means
PANJANG TALI
42.00
PANJANGTALIVERTIKULTUR
PANJANG TALI
PANJANG TALI
BOBOT BIBIT 40 gr
BOBOT BIBIT 40 gr
BOBOT BIBIT 50 gr
BOBOTBIBIT
BOBOT BIBIT 50 gr
BOBOT BIBIT 60 gr
BOBOT BIBIT 60 gr
3.
46.00
PANJANGTALIVERTIKULTUR
PANJANGTALIVERTIKULTUR
BOBOTBIBIT
BOBOTBIBIT
47.00
47.00
Estimated
KARAGENAN
EstimatedMarginal
MarginalMeans
Means of KARAGENAN
8
7
6
5
4
3
2
1
0
100
200
300
127
Jurnal Mina Laut Indonesia, Januari 2013 @FPIK UNHALU
8
7
6
5
4
3
2
1
0
40
50
60
Gambar 8. Histogram hama dan penyakit berdasarkan bobot bibit rumput laut
Interaksi of
faktor
A dan faktor B pada hama dan penyakit berdasarkan bobot bibit rumput laut
Estimated Marginal
HAMADANPENYAKIT
EstimatedMeans
Marginal Means
of HAMADANPENYAKIT
Estimated
Marginal
Means
of HAMADANPENYAKIT
Estimated
Marginal
Means
of HAMADANPENYAKIT
adalah sebagai berikut:
7.00
6.00
5.00
BOBOTBIBIT
BOBOTBIBIT 10.00
9.00
BOBOT
BOBOT BIBIT
BIBIT 4040g g
BOBOT
g
BOBOT BIBIT
BIBIT 5050g9.00
BOBOT
BIBIT
60
BOBOT BIBIT 60 g g
8.00
7.00
6.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
5.00
PANJANGTALIVERTIKULTUR
PANJANGTALIVERTIKULTUR
10.00
8.00
10.00
9.00
10.00
PANJANG TALI
VERTIKULTUR
PANJANG
TALI 100 CM
PANJANG TALI
VERTIKULTUR
100 CM
VERTIKULTUR 200 CM
PANJANG
TALI
PANJANG TALI
VERTIKULTUR
200300
CM CM
VERTIKULTUR
PANJANG TALI
VERTIKULTUR 300 CM
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
BOBOT BIBIT 40 g
BOBOT BIBIT 50 g
BOBOT BIBIT 60 g
BOBOTBIBIT
4.00
4.00
PANJANG TALI
PANJANG
PANJANGPANJANG
TALI TALI
PANJANG
TALI TALI PANJANG TALI
VERTIKULTUR 100 CMVERTIKULTUR
VERTIKULTUR
CM VERTIKULTUR
300 CM300 CM
100 CM200
VERTIKULTUR
200 CM VERTIKULTUR
PANJANGTALIVERTIKULTUR
PANJANGTALIVERTIKULTUR
4.00
BOBOT BIBIT 40 g
BOBOT BIBIT 50 g
BOBOT BIBIT 60 g
BOBOTBIBIT
means arefaktor
not plotted A terhadap faktor B.
Non-estimable
means are
not plotted
Non-estimable
means
are not plotted
Gambar
9. A. Grafik
pengaruh
interaksi hama dan penyakit rumput lautNon-estimable
K. alvarezii
B. Pengaruh interaksi hama dan penyakit rumput laut K. alvarezii faktor B terhadap faktor A.
Pembahasan
1. Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS)
LPS rata-rata pada faktor A tertinggi
adalah pada panjang tali vertikultur 100 cm
(3,911%) kemudiaan pada panjang tali vertikultur
200 cm (3,691%) dan panjang tali vertikultur 300
cm merupakan LPS terendah yaitu (3,319%).
Berdasarkan analisis ANOVA terhadap
laju pertumbuhan spesifik rumput laut pada
faktor A, menunjukan adanya pengaruh yang
Simpulan
Dari hasil penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
Laju pertumbuhan spesifik pada panjang
tali vertikultur menunjukkan adanya pengaruh
yang nyata, sedangkan pada bobot bibit
menunjukan adanya perbedaan yang signifikan
atau berbeda nyata.
Kadar karaginan rumput laut K. alvarezii
pada panjang tali vertikultur tidak menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan atau tidak
berbeda nyata pula, sedangkan bobot bibit
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
atau berbeda nyata.
Hama dan penyakit pada panjang tali
vertikultur rumput laut tidak menunjukkan
pengaruh yang nyata atau tidak memiliki
perbedaan yang signifikan sedangkan bobot bibit
terhadap hama dan penyakit rumput laut tidak
menunjukkan pula pengaruh yang nyata atau
tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Persantunan
Ucapan terimakasih kepada Bapak Prof.
Dr. Ir. La Ode Muh. Aslan, M.Sc sebagai Dekan
FPIK yang selalu memberikan motivasi dan
dorongan demi kesuksesan penulis dan juga
kepada Bapak Ir. Abdul Rahman, M.Si sebagai
pembimbing I dan Ruslaini, S.Pi., M.P sebagai
pembimbing II yang selalu ikhlas dalam
memberikan petunjuk, arahan dan bimbingannya.
Daftar Pustaka
Anggadiredja, T.J., Achmad, E., Purwanto, H dan
Sri,
I.,
2006.
Rumput
Laut
Pembudidayaan,
Pengolahan
dan
Pemasaran Komoditas Perikana. Penebar
Swadaya, Jakarta. 274 hal.
Asnawati, S., 2010. Pengaruh Jarak Kedalaman
Tali Ris
Yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan dan Kadar Rumput Laut
Varietas Merah (Kappaphycus Alvarezii)
Dengan Metode Long Line Di Desa ToliToli
Kecamatan
Lalonggasmeeto
Kabupaten Konawe. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Unhalu.
Kendari. 49 hal.
Dawes, C.J., Lluis, A.O. Trono, G.C., 1994.
Laboratory and Field growth studies of
commercial
stains
of
Eucheuma
denticulatus and Kappaphycus alvarezii in
the Philippines. Applied Phycology. 6: 2124.
132
Jurnal Mina Laut Indonesia, Januari 2013 @FPIK UNHALU