Anda di halaman 1dari 5

Beginilah jalan dakwah

mengajarkan kepada kami apa arti


sebuah kematian dalam
perjuangan ^_^
Posted on Juli 27, 2009 by adivictoria1924

Di antara orang-orang mumin itu ada


orang-orang yang (jujur) menepati apa yang mereka
janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang
gugur (syahid). Dan di antara mereka ada (pula) yang
menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merobah
(janjinya). (Qs. 33:23)
masih teringat ana dengan saudara seperjungan yang telah
melakukan perniagaan dengan Allah yakni menjual dirinya
kepadaNya. tak terasa air mata mengalir di pipi jika
mengingat mereka, bukan karena sedih, namun karena
merindukan juga akan hal itu. merindukan kesyahidan
dalam perjuangan ini.
masih ingatkah kita akan Ukhti Masmuah pada saat
mengemban amanah untuk kebutuhan KKI. Sekitar jam
19.30, terjadi kecelakaan yang menimpa almarhumah,
ketika perjalanan pulang seusai menyelesaikan amanahnya.
Almarhumah saat itu terpilih menjadi tim medis bagi
rombongan peserta KKI Pasuruan.
Subhanallah pengabdian dan perhatiannya begitu besar
terhadap dakwah. Hari-hari semasa hidupnya dipenuhi
dengan amal kebaikan dan perjuangan demi tegaknya
Syariah dan Khilafah. Bahkan sebelum kepergiannya,
almarhumah berada dalam kebaikan amal dari pagi hingga

malam. Sehabis isya menjelang kepergiannya,


almarhumah mempersiapkan keperluan medis utk
perjalanan KKI, juga menyiapkan kebutuhan orangtua
selama ditinggal KKI, juga sempat mengambil ArRoya dan
AlLiwa utk KKI, dan Subhanallah akhirnya beliau
meninggal dengan indah karena bendera ArRoya
menyelimuti tubuhnya tepat saat terjadi kecelakaan
tersebut.
Orang-orang yang lewatpun memandang dengan takjub
dengan kejadian tersebut. Mereka yakin bahwa Ukhti
Masmuah telah syahid, karena dua kalimat toyyibah telah
mendekap jasadnya. Sungguh, kami iri dengan kebaikan
amal perjuangannya, sehingga Allah memanggilnya dalam
keadaan yang mulia. Selamat jalan duhai ukhtiengkau
telah berjuang utk menyambut Bisyaroh dari Rasul. saw;
Khilafah Rosyidah Kedua.
masih ingatkah kita dengan Baghdady ? Sosok muda yang
sholeh, santun dan berakhlaq menawan ini, sempat dekat
dengan jamaah Salafiyah di Pekanbaru. Namun tidak
berapa lama dia bergabung dengan jamaah Tarbiyah
(Ikhwanul Muslimin). Rupanya anak muda ini begitu aktif
dan terus mencari dan mencari. Setelah lama bergelut
dengan Ikhwanul Muslimin, akhirnya tahun 2001 dia
bertemu dengan para aktifis Hizbut Tahrir. Mulailah dia
mengikuti kajian-kajian umum, membaca buletin Al-Islam
dan jurnal Al-Waie. Pertama-tama dia dibina oleh Ustadz
Jabir Ardiansyah, MAg. Tidak lama kemudian diapun ikut
kajian intensif sebagai daris dibina oleh Ustadz
Muhammadun dan Ustadz Muhammad Farhan, hingga
tahun 2003, Pemuda yang rajin shalat tahajjud dan jarang
meninggalkan shaum senin kamis ini memutuskan
bergabung menjadi anggota Hizbut tahrir. Ternyata dia
merasa puas. Inilah harokah yang benar-benar sesuai
dengan garis perjuangan Rasulullah, inilah pernyataan
dia berkali-kali pada penulis dan teman-temannya. Hatinya
merasa tenang, akalnya terpuaskan. Api semangat dakwah

pada suami Amirah Nur Azizah ini semakin menyala-nyala.


Puluhan pemuda dia rekrut. Hari-harinya hanya sibuk
dengan dakwah dan perjuangan Islam. Bahkan tak jarang
dia kurang perhatian terhadap kesehatannya. Dia yakin
betul Daulah Khilafah akan segera tegak. Ketia saya
sodorkan hasil analisa NIC, tentang scenario dunia tahun
2020, pejuang muda yang juga ketua umum Gerakan
Mahasiswa Pembebasan Riau dengan penuh keyakinan
menjawab, Pertolongan Allah sudah dekat Ustadz,
Allahu Akbar, ana yakin sebelum 2020 Khilafah Islamiyah
sudah tegak.
Aktifitas yang sangat mencengangkan para mahasiswa di
Pekanbaru adalah dakwah keliling secara terbuka dengan
mengibar-ngibarkan Arroya dan Al-Liwa. Dengan mengajak
8 orang teman-nya menggunakan sepeda motor hampir
tiap hari sabtu, para aktifis muda ini berkeliling kampus
IAIN, UNRI dan UIR. Kamudian mereka duduk melingkar,
saling bertausiyah, bendera-bendera itupun mereka
tancapkan mengelilingi halaqah terbuka mereka.
Cita-cita utama baghdady adalah tegaknya syariah dan
Khilafah. Bagi dia solusi ini tidak bias ditawar-tawar. Darah
dangingnya telah menyatu dengan tujuan mulia ini. Segala
potensi dia kerahkan untuk perjuangan ini.
Namun, Allah mungkin begitu menyayangi sang pejuang
Khilafah ini. Disaat semangatnya berada di Puncak. Setelah
letih mengisi daurah, menyiapkan Acara Seminar Khilafah di
Masjid Agung tanggal 27 maret 2005,dll. Ditengah-tengah
perbincangan bersama teman-temannya tentang
perjuangan umat Islam, Allah SWT memanggilnya. Jam
21.45 hari Sabtu tanggal 26 Maret 2005. Innalillahi wainna
ilaihi rajiun.
Semua tersentak, anak-anak, jamaah ibu-ibu di beberapa
masjid di Pekanbaru menangis, tokoh-tokoh Islam yang

sering almarhum kontak pun terisak. Umat telah kehilangan


salah seorang pejuang terbaiknya.
Beberapa keajaiban dapat disaksikan oleh beberapa orang
pada jasad almarhum. Saya merasakan bau bunga yang
sangat harum, di bekas tempat dia ditidurkan. Jamaah
masjid Firdaus malihat muka almarhum begtu bercahaya,
dan begitu ringan jasadnya. Selanjutnya almarhum
dimakamkan di Kompleks Pemakaman Syekh Abdul Wahab
Rokan, Langkat, Sumatera utara.
Semoga Allah SWT menempatkan Almarhum sejajar dengan
para syuhada, sholihin dan shiddiqien. Dan semoga Allah
menggantikannya dengan para pejuang lain. Amin.
Mereka adalah sedikit diantara pejuang khilafah dan syariah
yang telah memenuhi janji kepada TuhanNya akan
keikhlasan dalam berjuang demi kemuliaan ini.
tidakkah kita hanya menjadi penonton saja?
tidakkah kita ingin menjadi bagian dalam perjuangan ini?
apa yang kita cari? uang? harta? wanita? atau tahta?
ingatlah kematian akan selalu menyertai kita, dimanapun
kita berada.
tidakkah kita ingin kematian yang mulia?
bukan kematian pada saat bermaksiat kepada Allah?
naudzubillahi mindzalik
namun kematian pada saat memperjuangkan hukumhukumnya
saudaraku, kita hanya mampir sejenak di bumi ini.
kematian adalah hal yang pasti dan tidak bisa ditunda
ataupun dimajukan.
Maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak bisa
meminta ditunda sesaatpun, dan tidak bisa (pula) meminta
dimajukan (Al-Araf:34)
Sauadaramu,

Adi Victoria

Anda mungkin juga menyukai