PENGERTIAN HUKUM
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat.
Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada hukum EropaNederlandsch-Indie).
Hukum Agama, karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari'at
Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku
sistem hukum Adat yang diserap dalam perundang-undangan atau yurisprudensi, yang merupakan penerusan dari
aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.
Kata hukum secara etimologis biasa diterjemahkan dengan kata law (Inggris), recht (Belanda), loi atau
droit (Francis), ius (Latin), derecto (Spanyol), dirrito (Italia). Dalam bahasa Indonesia, kata hukum diambil
dari bahasa Arab yaitu , yang berarti ( memutuskan sebuah perkara). Berikut
merupakan pengertian hukum menurut 50 pakar :
1. Baruch Spinoza : Adalah hukum kodrat
sebagaimana yang diterapkan pada manusia
tidak didasarkan nalar yang benar, hal itu
merupakan suatu pencerminan dari hukum.
2.
3. Piere Dubois : Hukum adalah sesuatu aturan
yang harus diterima secara terus-menerus dan
bukan sesuatu yang statis.
4.
5. Puchta : Hukum merupakan pencerminan dari
jiwa rakyat, hukum tumbuh bersama-sama
dengan pertumbuhan rakyat dan menjadi kuat
bersama-sama kekuatan rakyat dan pada
akhirnya ia mati jika bangsa itu kehilangan
kebanggannya.
6.
7. Huijbers: Hukum ditemukan sebagai gejala
dalam hidup bersama manusia guna mengatur
hidup bersama itu baik dalam hubungan politik
maupun privat.
8.
9. Paul Scholten: Bahwa hukum adalah suatu
petunjuk tentang apa yang layak dilakukan dan
apa yang tidak layak untuk dilakukan, jadi
hukum itu bersifat suatu perintah.
10.
11. Mac Iver: Hukum adalah masyarakat sebagai
sarang laba-laba diatur oleh berbagai kaidah
yang mengatur hubungan antar individu
dengan tujuan tercapainya kedamaian,
ketertiban dan kesejateraan.
12.
13. Jhon Stuar Mill: Memandang hukum, bahwa
tindakan itu hendaknya di tujukan terhadap
pencapaian kebahagian dan adalah keliru jika
ia menghasilkan sesuatu yang merupakan
kebalikan dari kebahagian.
14.
15. John Locke: hukum adalah sesuatu yang
ditentukan oleh warga masyarakat pada
umumnya tentang tindakan mereka untuk
menilai mana yang merupakan perbuatan yang
jujur dan mana yang merupakan perbuatan
yang curang.
16.
17. Hans Kelsen: hukum adalah suatu keharusan
yang mengatur tingkahlaku manusia sebagai
mahluk rasional, bahwa hukum harus
dibersihkan dari unsur-unsur nonyuridis.
Hukum adalah sebuah ketentuan sosial yang
mengatur perilaku mutual antar manusia, yaitu
sebuah ketentuan tentang serangkaian
peraturan yang mengatur perilaku tertentu
manusia dan hal ini berarti sebuah sistem
norma. Jadi hukum itu sendiri adalah
ketentuan.
18.
19. John Langshaw Austin: hukum adalah
sejumlah perintah yang keluar dari seorang
yang berkuasa dalam negara secara memaksa
dan yang biasanya ditaati. Ia menegaskan
bahwa hukum merupakan suatu sistem
peraturan yang bersifat memaksa dan berlaku
umum serta bersumber pada pemegang kuasa
pemerintah yang di dalamnnya mencakup
kewenangan pembuatan undang-undang.
Hukum adalah perintah baik langsung atau
tidak langsung dari pihak yang berkuasa
kepada warga masyarakatnya yang merupakan
masyarakat politik yang independen, dimana
otoritasnya (pihak yang berkuasa) merupakan
otoritas tertinggi.
20.
21. Henry Summer Maine: Hukum adalah produk
adaptasi sosial. Dalam masyarakat yang statis
hukum bertugas meneguhkan hubungan antara
status, sebaliknya pada masyarakat yang
progresif, hukum berfungsi sebagai media
kontrak antar prestasi.
22.
23. Gottfried Wilhelm Leibuiz: Hukum adalah
hubungan-hubungan kepentingan antara
pribadi yang kian menonjol.
24.
25. Saitnt Simon : Hukum adalah pertentangan
antara masyarakat dan ekonomi dan blok besar
dari kelompok-kelompok lokal dan ekonomi
merupakan pusatnya, lenyapnya nergara
27.
29.
31.
33.
35.
37.
39.
41.
43.
59.
61.
63.
65.
67.
69.
71.
73.
75.
77.
79.
81.
83.
85.
87.
89.
90.
91. Magnis Suseno: Berpendapat bahwa jawabanjawaban filasafat itu memang tidak pernah
abadi. Karena itu filsafat tidak pernah selesai
dan tidak pernah sampai pada akhir sebuah
masalah. Filsafat tidak menyelisiki salah satu
segi dari kenyataan saja melainkan apa-apa
saja yang menarik perhatian manusia, artinya
masalah manusia itu banyak dan tidak hanya
beberapa saja yang dikaji oleh filsafat. Yang
menarik lagi karena jawaban yang diberikan
filsafat tidak pernah abadi, kenyataan itu
menyebabkan masalah-masalah yang dikaji
filsafat seringkali terbesar dan begitu-begitu
saja. Boleh jadi pendapat ini ada benarnya,
tetapi jelas tidak benar seluruhnya. (Darji
Darmodiharjo, 1995 :3).
92.
100.
101. Dengan demikian, pengertian dari Hukum yaitu, sekumpulan peraturan yang berisi perintah dan
larangan yang dibuat oleh pihak yang berwenang sehingga dapat dipaksakan pemberlakuannya berfungsi untuk
mengatur masyarakat demi terciptanya ketertiban disertai dengan sanksi bagi pelanggarnya.
102. Setiap orang berkewajiban untuk bertindak sedemikian rupa dalam masyarakat, sehingga tata-tertib
dalam masyarakat itu tetap terpelihara dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, hukum meliputi berbagai peraturan
yang menentukan dan mengatur perhubungan orang yang satu dengan yang lainnya, yakni peraturan-peraturan
hidup bermasyarakat yang dinamakan dengan Kaedah Hukum.
103. Barangsiapa yang dengan sengaja melanggar suatu Kaedah Hukum akan dikenakan sanksi (sebagai
akibat pelanggaran Kaedah Hukum) yang berupa hukuman. Pada dasarnya, hukuman atau pidana itu berbagai
jenis bentuknya. Akan tetapi, sesuai dengan Bab II (PIDANA), Pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) adalah:
a. Pidana pokok :
1. Pidana mati,
2. Pidana penjara,
3. Pidana kurungan,
4. Pidana denda,
5. Pidana tutupan.
b. Pidana tambahan :
1. Pencabutan hak-hak tertentu,
2. Perampasan barang-barang tertentu,
3. Pengumuman putusan hakim.
B. TUJUAN HUKUM
104.
Sesuai dengan banyaknya pendapat tentang pengertian hukum, maka tujuan hukum juga terjadi
perbedaan pendapat antara satu ahli dengan ahli yang lain. Berikut ini beberapa pendapat ahli hukum tentang
tujuan hukum :
1. Prof. L. J. Van Apeldoorn : Tujuan hukum
adalah mengatur tata tertib dalam masyarakat
secara damai dan adil. Demi mencapai
kedamaian hukum harus diciptakan
masyarakat yang adil dengan mengadakan
perimbangan antara kepentingan yang
bertentangan satu sama lain, dan setiap orang
harus memperoleh (sedapat mungkin) apa
yang menjadi haknya. Pendapat Apeldorn ini
dapat dikatakan jalan tengah antara dua teori
tujuan hukum, teori etis dan utilitis.
2.
3. Aristoteles : Tujuan hukum menghendaki
keadilan semata-mata dan isi dari hukum
10.
11. J.H.P. Bellefroid : Bellefroid
menggabungkan dua pandangan ekstrem
tersebut. Menurut Bellefroid, isi hukum harus
ditentukan menurut dua asas yaitu asas
keadilan dan faedah.
12.
13. Prof. J Van Kan : Tujuan hukum adalah
menjaga kepentingan tiap-tiap manusia
supaya kepentingan-kepentingannya tidak
dapat diganggu. Dengan tujuan ini, akan
dicegah terjadinya perilaku main hakim
sendiri terhadap orang lain, karena tindakan
itu dicegah oleh hukum.
14.
15.
Berdasarkan pada beberapa tujuan hukum yang dikemukakan para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa tujuan hukum itu memiliki dua hal, yaitu :
1. Untuk mewujudkan keadilan
2. Semata-mata untuk mencari faedah atau manfaat.
16. Selain tujuan hukum, ada juga tugas hukum, yaitu :
1. Menjamin adanya kepastian hukum.
2. Menjamin keadilan, kebenaran, ketentraman dan perdamaian.
3. Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam pergaulan masyarakat.
C. CIRI-CIRI HUKUM
17.
Hukum memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakannya dengan yang lain. Misalnya, adanya
perintah atau larangan dan adanya keharusan untuk mematuhi atau menaati hukum. Hukum sangat diperlukan
dalam kehidupan. Terlebih lagi dalam kehidupan masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia. Masyarakat yang
majemuk terdiri atas bermacam-macam agama, tradisi, adat istiadat, dan norma. Hukum harus mampu mengatasi
keanekaragaman yang terjadi sehingga penegakan keadilan dapat diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
18. Dengan demikian ciri-ciri hukum yaitu :
1. Terdapat perintah ataupun larangan, dan
2. Perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi oleh setiap orang
D. SIFAT HUKUM
19.
Agar peraturan hidup kemasyarakatan agar benar-benar dipatuhi dan di taati sehingga menjadi kaidah
hukum, peraturan hidup kemasyarakatan itu harus memiliki sifat mengatur dan memaksa. Bersifat memaksa agar
orang menaati tata tertib dalam masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa
yang tidak mau patuh menaatinya.
20.
21. Berikut merupakan sifat-sifat hukum, yaitu :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
22.
E. MACAM-MACAM PENGGOLONGAN HUKUM
23.
Para ahli hukum mengalami kesulitan pada saat membuat pengertian hukum yang singkat dan meliputi
berbagai hal. Ini dikarenakan kompleksnya hukum yang berlaku dalam suatu Negara. Untuk memudahkan dalam
membedakan hukum yang satu dengan yang lainnya, C.S.T. Kansil, membuat penggolongan hukum seperti
berikut :
24.
1. Menurut Sumbernya :
a. Hukum undang-undang ; yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan.
b. Hukum kebiasaan (adat); yaitu hukum yang terletak di dalam peraturan-peraturan kebiasaan (adat).
c. Hukum traktat (perjanjian) ; yaitu hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara dalam suatu perjanjian
antar Negara.
d. Hukum Yurisprudensi ; yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
25.
2. Menurut Bentuknya :
a. Hukum Tertulis ; yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan.
b. Hukum Tidak Tertulis ; yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis,
namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundangan. Hukum tidak tertulis disebut juga sebagai
suatu kebiasaan.
26.
3. Menurut Tempat Berlakunya (ruang) :
a. Hukum Nasional ; merupakan hukum yang berlaku dalam suatu Negara.
b. Hukum Internasional ; merupakan hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia internasional.
c. Hukum Gereja ; merupakan kumpulan norma-norma yang ditetapkan.
d. Hukum Asing ; merupakan hukum yang berlaku dalam Negara lain.
27.
4. Menurut Waktu Berlakunya :
a. Ius Constitutium (Hukum positif/berlaku sekarang) ; hukum yang berlaku sekarang bagi masyarakat
tertentu dalam suatu daerah tertentu (hukum yang berlaku dalam masyarakat pada suatu waktu, dalam
suatu tempat tertentu).
b. Ius Constituendum (berlaku masa lalu) ; hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang.
c. Antar Waktu (hukum asasi/hukum alam) ; hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan
untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selamalamanya (abadi) terhadap siapapun juga di seluruh tempat.
28.
5. Menurut Cara Mempertahankannya (Tugas & Fungsi) :
a. Hukum Materil (KUH Perdata, KUH Pidana, KUH Dagang).
b. Hukum Formal (Pidana Formal, Perdata Formal).
29.
6. Menurut Sifatnya :
a. Hukum Memakasa (imperative) ; Hukum yang dalam keadaan bagaimana pun juga harus dan mempunyai
paksaan mutlak.
b. Hukum Mengatur (fakultatif/pelengkap) ; Hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang
bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.
30.
7. Menurut Isinya :
a. Hukum Privat/Perdata (hukum pribadi, hukum kekayaan, hukum waris).
b. Hukum Publik (Hukum tata Negara, hukum administrasi Negara, hukum pidana, hukum acara, hukum
internasional)
31.
8. Menurut Pribadi :
a. Hukum Satu Golongan
b. Hukum Semua Golongan
c. Hukum Antar Golongan.
9. Menurut Wujudnya :
a. Hukum Objektif ; Hukum dalam suatu Negara yang berlaku umum dan tidak mengenai orang atau
golongan tertentu.
b. Hukum Subjektif ; Hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap seorang tertentu atau
lebih. Hukum subjektif disebut juga hak.
32.
F.URUTAN PERATURAN HUKUM DI INDONESIA
33.
Sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatankekutatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang jika dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan
nyata. Sumber hukum dapat ditinjau dari segi :
1. Sumber hukum material, sumber hukum yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, misalnya ekonomi,
sejarah, sosiologi, dan filsafat. Seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog) akan menyatakan bahwa yang menjadi
sumber hukum adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Demikian sudut pandang yang
lainnya pun seterusnya akan bergantung pada pandangannya masing-masing bila kita telusuri lebih jauh.
34.
2. Sumber hukum formal, membagi sumber hukum menjadi :
1) Undang-undang (statue), yaitu suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa Negara.
a) Dalam arti material adalah setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang dilihat dari
isinya mengikat secara umum seperti yang diatur dalam TAP MPRS No. XX/MPRS/1966.
b) Dalam arti formal adalah keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang karena bentuknya dan
dilibatkan dalam pembuatannya disebut sebagai undang-undang. Misanya :
i.
UU No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas Jalan Raya.
ii.
UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM.
iii.
UU. No. 31 Tahun 2002 Tentang Parpol.
iv.
UU No. 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu.
v.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
vi.
UU No. 22 Tahun 2003 Tentang Susduk MPR-DPR-DPRD-DPD.
vii.
UU No. 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi.
35.
37.3.
2) Kebiasaan (custom/adat), perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang
sama kemudian diterima dan diakui oleh masyarakat. Apabila ada tindakan atau perbuatan yang
berlawanan dengan kebiasaan tersebut, hal ini dirasakan sebagai pelanggaran.
3) Keputusan Hakim (Jurisprudensi); adalah keputusan hakim terdahulu yang dijadikan dasar
keputusan oleh hakim-hakim lain dalam memutuskan perkara yang sama.
4) Traktat (treaty); atau perjanjian yang mengikat warga Negara dari Negara yang bersangkutan. Traktat
juga merupakan perjanjian formal antara dua Negara atau lebih. Perjanjian ini khusus menyangkut
bidang ekonomi dan politik.
5) Pendapat Sarjana Hukum (doktrin); merupakan pendapat para ilmuwan atau para sarjana hukum
terkemuka yang mempunyai pengaruh atau kekuasaan dalam pengambilan keputusan.
36. Sumber dari segala sumber hukum RI adalah Pancasila.
Tata Urutan Peraturan Perundangan RI :
40.
41. KESIMPULAN
42.
Pengertian hukum itu sangat banyak karena terdapat banyak sisi pandang terhadap hukum. Akan
tetapi, sebuah definisi bagi hukum yang dapat menjadi pedoman adalah Hukum itu adalah himpunan peraturanperaturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata-tertib suatu masyarakat dan karena itu
harus ditaati oleh masyarakat, apabila tidak ditaati atau di langgara akan mendapat hukuman atau sanksi hukum.
43.
Unsur-unsur hukum adalah peraturan tingkah laku manusia yang diadakan oleh badan resmi, bersifat
memaksa, terdapat sanksi tegas bagi pelanggarnya. Ciri-cirinya adalah terdapat perintah dan atau larangan serta
harus dipatuhi setiap orang. Sedangkan sifatnya adalah mengatur dan memaksa. Fungsi hukum adalah sebagai alat
pengatur tata tertib, sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin, sebagai sarana penggerak
pembangunan, sebagai penentuan alokasi wewenang, sebagai alat penyelesaian sengketa, berfungsi memelihara
kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan yang berubah. Dengan tujuan
mengatur tata tertib dalam masyarakat secara damai dan adil, dapat melayani kehendak negara yaitu mendatangkan
kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyat, demi keadilan dan atau berfaedah bagi rakyat yang mana dapat
menjaga kepentingan rakyat.
44.