Anda di halaman 1dari 7

KOMBINASI DAUN TEH DAN MANGKOKAN

SEBAGAI PENUMBUH RAMBUT


COMBINATION OF TEH AND MANGKOKAN LEAVES EXTRACT
TO PROMOTE HAIR GROWTH
Indah Purwantini1, Rima Munawaroh2, Naniek Darwati, B.S.2
1
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
2
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK
Daun teh dan daun mangkokan telah terbukti secara ilmiah mampu mempercepat pertumbuhan rambut
kelinci, dan aktivitasnya setara dengan hair tonic yang terdapat adi pasaran. Penellitian ini dilakukan untuk
mencari kombinasi kedua ekstrak yang dapat memberikan aktivitas paling baik sehingga dapat menjadi
dasar bgi industri untuk mengembangkan formula hair tonic yang lebih baik, yang berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kedua ekstrak diperoleh dengan cara maserasi menggunakan etanol 70%. Sediaan uji dibuat dengan
mencampur kedua ekstrak tersebut dengan perbandingan ekstrak daun teh:ekstrak daun mangkokan 1:1, 1:2
dan 2:1. Sebagai pembanding/kontrol positif digunakan hair tonic kina produksi Mustika Ratu. Uji aktivitas
kombinasi ekstrak tersebut dalam mempercepat pertumbuhan rambut mengacu pada metode yang
dilakukan oleh Tanaka et al.
Hasil menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak daun teh dan daun mangkokan dengan 3 perbandingan di atas
mempunyai aktivitas yang lebih baik daripada ekstrak tunggalnya dan juga hair tonic kina yang beredar di
pasaran. Dari ketiga kombinasi tersebut, kombinasi ekstrak daun teh:ekstrak daun mangkokan 2:1
menunjukkan aktivitas yang paling baik.
Kata kunci: daun teh, mangkokan leaves, penumbuh rambut

ABSTRACT
Camellia sinensis (L.) O.K. and Nothopanax scutellarium Merr also known as teh and mangkokan had
reported that can promote rabbits hair growth as well as kina hair tonic (produced by Mustika Ratu). This
research was done to find out the combination of two extracts above that gave the highest activity.
The extracts were obtained by maceration method using ethanol 70% and then were mixed to give 3
combinations, i.e. 1:1, 1:2 and 2:1 (proportion of teh and mangkokan leaves extract). Kina hair tonic
(produced by Mustika Ratu)was used as positive controlin this study. The activity of the samples in
promote hair growth were conducted using method which had used by Tanaka et al.
Result showed that the activity of 3 combinations above were better than the each extract also positive
control, and combination 2:1 (proportion of teh and mangkokan leaves extracts) gave the best result.
Key words: teh leaves, daun mangkokan, hair tonic

PENDAHULUAN
Rambut mempunyai peran dalam
proteksi terhadap lingkungan yang merugikan,
antara lain suhu dingin atau panas, dan sinar
ultraviolet. Selain itu, rambut juga berfungsi
melindungi kulit terhadap pengaruh-pengaruh
buruk; misalnya alis mata melindungi mata
agar keringat tidak mengalir ke mata,
sedangkan bulu hidung menyaring udara.
Rambut juga berfungsi sebagai pengatur suhu,
pendorong penguapan keringat, dan sebagai
indera peraba yang sensitif (Harahap, 2000).
Bagi manusia yang mempunyai sifat suka
dengan keindahan, menjadikan rambut ini
sebagai penunjang penampilan seseorang.
Bahkan ada ungkapan yang menunjukkan
betapa pentingnya rambut bagi penampilan
seseorang, yaitu : rambut adalah mahkota
kecantikan seseorang (Dalimartha dan
Soedibyo, 1999). Perawatan rambut tidak
cukup hanya dengan menggunakan shampo
dan condisioner saja, karena rambut
merupakan sel yang hidup maka perlu
dipelihara, dirawat dan diberi pupuk sehingga
dapat hidup sehat dan indah. Salah satu
caranya adalah dengan menggunakan hair
tonic (Wasitaatmadja, 1997).
Dalimartha (1999) mencatat ada
beberapa tanaman yang secara empirik
digunakan oleh masyarakat untuk merangsang
pertumbuhan rambut, dan banyak yang
didasarkan secara ilmiah. Penelitian-penelitian
dalam usaha mencari tanaman yang potensial
untuk digunakan sebagai hair tonic juga sudah
dilakukan, diantaranya adalah daun teh dan
mangkokan.
Tanaman
teh
secara
tradisional
mempunyai banyak khasiat yaitu digunakan
untuk mengatasi sakit kepala, diare, kolesterol
dan darah tinggi, kencing manis, infeksi
saluran cerna, mengurangi terbentuknya
karang gigi, penyubur dan penghitam rambut
(Dalimartha, 1999). Santana-Rios et al.
(2001), menyatakan bahwa teh merupakan
tanaman yang mempunyai potensi sebagai
antimutagen. Aktivitas tersebut disumbangkan
oleh 9 senyawa aktif yang bekerja sinergis
yang diduga terkait dengan aktivitas
antioksidannya. Sebagai antioksidan, teh
diketahui mampu menghambat oksidasi basa
DNA 8-hidroksi-2 deoksiguanosin (Frei dan

Higdon, 2003). Selain hal tersebut, dilaporkan


juga bahwa teh mempunyai aktivitas sebagai
anti kolesterol (Yokozawa et al., 2002), anti
inflamasi (Chattophadyay, 2004), mengurangi
aterosklerosis (Chyu et al., 2004), antidiare
(Besra, 2003), menghambat pembentukan
karies gigi (Linke dan LeGeros, 2003), dan
anti tripanosoma (Paveto, 2004). Terkait
pemanfaatannya terhadap rambut, sudah ada
klaim paten yang menyatakan bahwa tanaman
teh dapat digunakan untuk pewarna rambut
maupun penumbuh rambut (US Patent, 2005).
Penelitian yang dilakukan oleh Herlin (2004)
menunjukkan bahwa maserat daun teh
mempunyai efek mempercepat pertumbuhan
rambut. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan Prasetya (2005) yang juga
menyatakan bahwa seduhan daun teh mampu
mempercepat pertumbuhan rambut.
Tanaman mangkokan diduga berkhasiat
untuk mengatasi luka, sukar kencing, radang
payudara dan membantu pertumbuhan rambut
(Dalimartha, 1999). Kenji telah mengklaim
bahwa tanaman ini berpotensi sebagai
penumbuh rambut (European Patent, 2008).
Sigit (2005) menunjukkan bahwa daun
mangkokan mempunyai efek mempercepat
pertumbuhan rambut pada kelinci jantan.
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan
Bahan uji, adalah daun teh dan daun
mangkokan segar yang diambil pada bulan
April 2006 dari Balai Penelitian Tanaman
Obat (BPTO), Tawangmangu, Karanganyar;
etanol 70% dari Brataco, Hair tonic kina dari
Mustika Ratu dengan Batch no : 5Po2 TBB
POM CD 0604500114 (sebagai kontrol
positif/pembanding), dan kelinci jantan putih
galur Australia, umur 4 - 5 bulan, berat 2 - 3
kg.
Alat
Maserator, alat-alat gelas (pyrex),
neraca elektrik, cawan porselin, kompor, kain
flanel, gunting, pisau cukur, pinset, selotip,
jangka sorong (Vernier calipers), disposable
injection tanpa jarum.

Jalannya Penelitian
a. Pembuatan ekstrak
Daun teh dan mangkokan yang akan
digunakan dikeringkan terlebih dahuku di
bawah sinar matahari secara tidak langsung
(ditutupi kain hitam). Setelah betul-betul
kering, kemudian diserbuk, dan masingmasing daun diekstraksi. Serbuk daun
sebanyak 200 gram direndam dalam 1500 ml
etanol 70% kemudian disimpan selama 5 hari
sambil sering diaduk. Kemudian disaring
menggunakan kain flanel, filtrat yang
diperoleh disimpan (Filtrat A). Sisa endapan
direndam kembali dalam 500 ml etanol 70%
selama 1 hari sambil sering diaduk kemudian
disaring menggunakan kain flanel sehingga
diperoleh filtrat B dan endapan. Filtrat B
dicampur dengan filtrat A lalu didiamkan
selama semalam dan dipekatkan dengan cara
dipanaskan diatas panci berisi air yang
dididihkan diatas kompor sampai pelarut
menguap sempurna sampai kental dan pelarut
menguap sempurna. Masing-masing ekstrak
yang diperoleh disimpan dalam botol ekstrak.
b. Pembuatan sediaan uji
Ekstrak daun teh diambil sebanyak 25
gram kemudian ditambah etanol 70% sampai
volume 100 ml. Hal yang sama juga dilakukan
terhadap
ekstrak
daunmangkokan.
Penggunaan konsentrasi 25% ini mengacu
pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Setyoningsih (2004), yang melaporkan
bahwa pada konsentrasi tersebut sudah
memberikan efek dalam mempercepat
pertumbuhan rambut.
Pembuatan campuran ekstrak dengan
berbagai seri perbadingan:
1. Campuran ekstrak daun teh dan
mangkokan dengan perbandingan 1 :
2, dibuat dengan cara ekstrak daun teh
konsentrasi 25% diambil sebanyak 1
ml dicampur dengan 2 ml ekstrak
daun mangkokan konsentrasi 25%.
2. Campuran ekstrak daun teh dan
mangkokan dengan perbandingan 2 :
1, dibuat dengan cara ekstrak daun teh
konsentrasi 25% diambil sebanyak 2
ml dicampur dengan 1 ml ekstrak
daun mangkokan konsentrasi 25%.

3. Campuran ekstrak daun teh dan


mangkokan dengan perbandingan 1 :
1, dibuat dengan cara ekstrak daun teh
konsentrasi 25% diambil sebanyak 1
ml dicampur dengan 1 ml ekstrak
daun mangkokan konsentrasi 25%.
c. Uji aktivitas sediaan uji dalam
mempercepat pertumbuhan rambut kelinci
Pengujian aktivitas daun teh dan daun
mangkokan terhadap pertumbuhan rambut
kelinci jantan menggunakan metode Tanaka et
al (1980). Punggung kelinci dibersihkan dari
rambut dengan cara dicukur hingga bersih,
dibagi menjadi 8 bagian yang masing-masing
berbentuk segi empat 2 x 2,5 cm dan jarak
antar daerah 1 cm. Setelah pencukuran dan
sebelum dilakukan pengolesan, punggung
kelinci yang telah dibagi diolesi dengan etanol
70% sebagai antiseptik.
Bagian-bagian daerah tersebut adalah
1. Daerah I diolesi hair tonic sebagai kontrol
positif.
2. Daerah II diolesi etanol 70% sebagai
kontrol negatif.
3. Daerah III diolesi ekstrak daun teh
konsentrasi 25%.
4. Daerah IV diolesi ekstrak daun
mangkokan konsentrasi 25%.
5. Daerah V tidak diolesi apapun sebagai
blangko.
6. Daerah VI diolesi campuran ekstrak daun
teh dan ekstrak daun mangkokan dengan
perbandingan 1 : 1.
7. Daerah VII diolesi campuran ekstrak daun
teh dan ekstrak daun mangkokan dengan
perbandingan 2 : 1.
8. Daerah VIII diolesi campuran ekstrak
daun teh dan ekstrak daun mangkokan
dengan perbandingan 1: 2.
Sebelum diberi perlakuan kelinci
diadaptasikan dahulu selama seminggu
supaya tidak terjadi stres. Pengolesan
dilakukan tiap hari dua kali yaitu pada pagi
dan sore hari dengan volume 1 ml pada
masing-masing
bagian.
Hari
pertama
pengolesan dianggap hari ke-0. Pengamatan
dilakukan selama 18 hari. Penentuan daerah
pengolesan dilakukan secara acak karena
kemungkinan
tiap
daerah
memiliki

pertumbuhan rambut yang berbeda-beda.


Dengan pengacakan ini diharapkan aktivitas
pertumbuhan rambut semua daerah dengan
perlakuan yang berbeda dapat terwakili.
Pengamatan
dilakukan
dengan
mengambil 6 helai rambut kelinci pada tiap
bagian setiap 3 hari sekali, dihitung pada hari
ketiga, keenam,
kesembilan, keduabelas,
kelimabelas dan kedelapanbelas. Rambut
yang telah diambil dengan cara dicabut,
diluruskan, dan ditempelkan pada selotip,
kemudian diukur dengan menggunaan jangka
sorong.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daun teh dan daun
mangkokan. Bahan yang telah terkumpul
dibersihkan dan dikeringkan di bawah sinar
matahari secara tidak langsung dengan ditutup
kain hitam. Hal tersebut dilakukan supaya
pemanasan lebih maksimal dan cepat, dan juga
menghindari terjadinya bahan yang rusak
karena sinar UV dari sinar matahari. Tujuan
pengeringan adalah untuk mengurangi kadar
air sehingga pertumbuhan jamur dan
mikroorganisme dapat dicegah, menghentikan
reaksi enzimatis serta mencegah terjadinya
perubahan kimiawi. Sehingga dapat disimpan
dalam waktu lama dan tidak rusak.
Tabel 1. Hasil ekstraksi daun teh
Maserasi
Bobot bahan awal (g)
ke
1
200
2
200
3
200
4
200
Rata-rata

Simplisia yang telah kering kemudian


diserbuk. Hal tersebut dilakukan supaya luas
permukaan simplisia menjadi lebih besar
sehingga kontak antara permukaan simplisia
dengan cairan penyari menjadi lebih besar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah maserasi karena metode ini merupakan
metode yang paling sederhana, yaitu dengan
merendam simplisia ke dalam larutan penyari.
Metode ini memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya yaitu cara kerja dan alat yang
digunakan cukup sederhana dan cocok untuk
senyawa tidak tahan panas. Disamping itu
metode ini juga memiliki kekurangan yaitu
memerlukan waktu lama dan penyari yang
diperlukan cukup banyak. Pada maserasi perlu
dilakukan pengadukan yang cukup sering
untuk menghindari kejenuhan sehingga zat
aktif yang terkandung dapat tersari secara
maksimal.
Dari beberapa kali maserasi, diperoleh
hasil bahwa rendemen ekstrak daun
mangkokan yang diperoleh lebih besar
daripada ekstrak daun teh. Rendemen ini
terkait dengan banyak sedikitnya senyawa
yang terdapat dalam daun tersebut sehingga
dengan hasil ini dapat diketahui bahwa
senyawa yang dapat disari dengan etanol 70%
pada daun mangkokan lebih banyak terdapat
dalam daun teh.

Bobot ekstrak (g)

Rendemen (%)

31,58
31,48
30,67
30,45

15,79
15,74
15,34
15,23
15,55

Tabel 2. Hasil ekstraksi daun mangkokan


Maserasi
Bobot bahan awal (g)
Bobot ekstrak (g)
ke
1
200
59,73
2
200
61,17
Rata-rata

Rendemen (%)
29,79
30,74
30,23

Uji aktivitas mengacu pada metode


Tanaka et al., (1980). Sebelum dilakukan
perlakuan kelinci diadaptasikan terlebih
dahulu selama 7 hari agar kelinci tidak
mengalami stres yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan rambut. Selama pengadaptasian
kelinci
diperlakukan
sama.
Sebagai
pembanding dalam penelitian ini digunakan
hair tonic kina yang sudah ada di pasaran.

Hair tonic ini mengandung alkaloid quinin


yang
merupakan
iritan
yang
dapat
meningkatkan pertumbuhan rambut dan
memperbesar tangkai rambut karena suplai zat
makanan bertambah. Dari data pengukuran
panjang rambut yang didapat kemudian
dihitung harga purata panjang rambut dari 5
ekor kelinci yang dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. data uji aktivitas kombinasi ekstrak dalam mempercepat pertumbuhan rambut

Hari

Hair tonic

Etanol
70%

Purata panjang rambut SE (mm)


Ekstrak Teh Ekstrak
Tanpa Campuran ekstrak dengan perbandingan
Mangkokan pengolesan ( ekstrak teh : ekstrak mangkokan )
1:1

3
6
9
12
15
18

3,000,19
5,390,15
8,030,11
10,680,13
13,530,12
17,600,13

2,240,07
3,400,09
4,690,07
6,220,12
7,860,15
9,910,15

2,730,06 2,600,05 2,220,08


4,710,12 4,440,14 3,450,08
6,900,11 6,720,17 4,730,11
9,450,17 9,110,36 6,040,16
12,130,09 11,700,13 7,160,13
15,510,08 15,050,11 9,770,14

2:1

1:2

3,540,21 3,790,14 3,360,10


5,750,19 6,430,21 5,680,12
8,860,24 9,330,27 8,350,21
12,650,20 13,000,33 12,190,16
15,960,36 16,450,27 15,390,27
20,390,21 21,760,14 19,220,16

Gambar 1. Grafik hubungan antara purata panjang rambut (mm) dan hari pengamatan karena pengaruh pemberian
ekstrak daun teh dan daun mangkokan
Tabel 4. Data AGD (Average Growth Daily gain) 5 ekor kelinci dengan masing- masing kelompok perlakuan
selama 18 hari setelah pemberian ekstrak teh dan ekstrak mangkokan
Kelinci

Hair
tonic

Etanol
70%

Ekstrak
Teh

1
2
3
4
5
x

0,98
0,98
0,99
0,97
0,95
0,97

0,52
0,52
0,52
0,51
0,49
0,51

0,85
0,85
0,86
0,85
0,84
0,85

Ekstrak
Tanpa
Mangkokan pengolesan

0,83
0,83
0,85
0,82
0,82
0,83

Pada gambar 1 menunjukkan bahwa


selama pengamatan 18 hari, semua kelompok
perlakukan mengalami pertumbuhan rambut
yang terlihat dari grafik yang mengalami
kenaikan. Pertumbuhan rambut normal yang
direpresentasikan oleh kelompok tanpa
perlakuan, menunjukkan pertumbuhan paling
lambat. Begitu juga halnya dengan kontrol
negatif
(etanol
70%)
menunjukkan
pertumbuhan lambat ( dari grafik terlihat
hampir berhimpit dengan pertumbuhan rambut

0,51
0,51
0,51
0,50
0,49
0,50

Campuran ekstrak dengan


perbandingan
(ekstrak teh : ekstrak mangkokan)
1:1
2:1
1:2
1,12
1,12
1,14
1,14
1,11
1,12

1,20
1,19
1,21
1,19
1,19
1,16

1,05
1,05
1,07
1,06
1,05
1,06

normal), sehingga dapat disimpulkan bahwa


etanol 705 yang digunakan dalam penelitian
ini tidak mempunyai efek mempercepat
pertumbuhan rambut. Apabila sediaan uji
mampu mempercepat pertumbuhan rambut
dapat dipastikan bahwa efek tersebut bukan
disebabkan oleh pelarutnya.
Ekstrak daun teh maupun ekstrak daun
mangkokan
tunggal
terlihat
mampu
mempercepat pertumbuhan rambut, akan
tetapi aktivitasnya lebih kecil dibandingkan

dengan kontrol positif (hair tonic kina). Hasil


ini tidak jauh berbeda dengan penelitian
sebelumnya yang secara statistik menunjukkan
kedua ekstrak tersebut mempunyai aktivitas
sama dengan kontrol positif. Kombinasi kedua
ekstrak dengan 3 perbandingan mempunyai
aktivitas yang lebih baik daripada ekstrak
tunggalnya dan juga lebih daripada kontrol
positif. Diduga hasil ini disebabkan oleh
adanya interaksi antara senyawa-senyawa
yang terdapat dalam ekstrak tersebut yang
memberikan hasil baik ketika kedua ekstrak
tersebut dikombinasikan. Mungkin ada
senyawa yang mampu menjadi enhancer bagi
senyawa lain, sehingga aktivitasnya lebih baik
atau senyawa-senyawa tersebut bekerja
sinergis untuk menguatkan aktivitasnya.
Kombinasi yang memberikan aktivitas paling
besar adalah kombinasi ekstrak daun
teh:ekstrak daun mangkokan 2:1. Dari
penelitian yang dilakukan oleh Pittman
(2007), dilaporkan bahwa senyawa kafein,
salah satu komponen dalam ekstrak daun teh,
merupakan
senyawa
yang
mampu
menstimulasi pertumbuhan rambut pada kasus
klinik allopecia (kebotakan) yang disebabkan
oleh pengaruh hormonal maupun keturunan.
Dalam penelitian ini, diduga senyawa kafein
ini merupakan senyawa yang paling berperan
dalam mempercepat pertumbuhan rambut
dibandingkan senyawa-senyawa lain yang
terdapat dalam kedua ekstrak sehingga
kombinasi ekstrak dengan kadar kafein yang
paling tinggi (kandungan ekstrak daun teh
yang terbesar) memberikan efek yang paling
tinggi. Hasil uji aktivitas terseubt selain dapat
disimpulkan dari gambar 1 juga dapat dilihat
dari harga Average Growth Daily (AGD) pada
tabel 4. Harga AGD didapat dari purata
panjang rambut pada hari ke-18 dikurangi hari
ke-3 dibagi selisih hari dilakukannya
pengamatan yakni 15 hari.
Dari tabel 4 terlihat dengan jelas
bahwa rata-rata AGD paling besar adalah pada
kelompok perlakuan kombinasi ekstrak daun
teh:ekstrak daun mangkokan 2:1. AGD adalah
panjang rata-rata pertumbuhan rambut per
hari.
Untuk mempertegas kesimpulan,
dilakukan analisis statistic terhadap data AGD.
Dari ujianpendahuluan menggunakan analisis

Kolmogorov-Smirnow diperoleh harga D


hitung = 0,177, sedangkan D tabel ( p = 95; p
= 0,05; n = 40) 0,210. Hasil uji menunjukkan
harga D hitung lebih kecil dari pada harga D
tabel, ini berarti sampel diambil dari suatu
populasi yang terdistribusi normal. Sehingga
dilanjutkan dengan analisis varian satu jalan
untuk
mengetahui
perbedaan
efek
pertumbuhan rambut antar perlakuan. Dari
hasil analisis diperoleh harga F hitung =
2611,132, sedang F tabel ( p = 95% ; p = 0,05
; db1 = 7 ; db2 = 32 ) 2,32. Harga F hitung
lebih besar dari harga F tabel, hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
bermakna antar perlakuan.
Pengujian dilanjutkan dengan Post Hoc
Test (LSD = Least Significant Difference)
antar dua perlakuan. Uji tersebut digunakan
untuk mengetahui adanya perbedaan yang
bermakna antar 2 perlakuan. Kriteria
pengujian dalam analisis ini, jika p 0,05
maka dapat diartikan ada perbedaan yang
bermakna dan jika p 0,05, maka dapat
diartikan tidak ada perbedaan yang bermakna
antara kedua perlakuan.
Dari analisis tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa etanol 70% tidak
memberikan efek mempercepat pertumbuhan
rambut karena harga AGDnya tidak berbeda
signifikan dengan harga AGD pertumbuhan
rambut normal.
Kombinasi ekstrak
memberikan percepatan pertumbuhan rambut
yang lebih baik dibandingkan dengan control
positifnya, dengan perbedaan yang signifikan.
KESIMPULAN
Aktivitas mempercepat pertumbuhan
rambut kelinci jantan kombinasi ekstrak daun
teh dan ekstrak daun mangkokan lebih baik
daripada ekstrak tunggalnya. Kombinasi
tersebut juga memberikan efek yang lebih baik
dibandingkan dengan hair tonic kina yang
beredar di pasaran. Kombinasi ekstrak daun
teh:ekstrak daun mangkokan 2:1 menunjukkan
efek yang paling baik dibandingkan dengan
kombinasi yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Besra SE, Gomes A, Ganguly DK, Vedasiromoni
JR., 2003, Antidiarrhoeal activity of hot
water extract of black tea (Camellia

sinensis), Phytother Res., Apr;17(4):3804.


Chattopadhyay P, Besra SE, Gomes A, Das M, Sur
P, Mitra S, Vedasiromoni JR., 2004, Antiinflammatory activity of tea (Camellia
sinensis) root extract, Life Sci., Feb
27;74(15):1839-49.
Chyu KY, Babbidge SM, Zhao X, Dandillaya R,
Rietveld AG, Yano J, Dimayuga P,
Cercek B, Shah PK., 2004, Differential
effects of green tea-derived catechin on
developing
versus
established
atherosclerosis in apolipoprotein E-null
mice, Circulation., May 25;109(20):244853.
Dalimartha, S., 1999, Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia, Jilid I, 86-89, 150-153, Trubus
Agriwijaya, Jakarta.
Dalimartha, S., dan Soedibyo M., 1999, Perawatan
Rambut Dengan Tumbuhan Obat dan Diet
Suplemen, 1-10, 28-33, Swadaya, Jakarta.
European Patent, 2008, EP1915997: Agent For
Hair Growth
Frei B, Higdon JV., 2003, Antioxidant activity of
tea polyphenols in vivo: evidence from
animal
studies,
J
Nutr.,
Oct;133(10):3275S-84S
Harahap, M., 2000, Ilmu Penyakit Kulit, Cetakan I,
2, 159-160, Hipokrates, Jakarta.
Herlin, K., 2004, Efek Ekstrak Daun Teh (Camellia
sinensis [L.] O.K.) Terhadap Uji
Pertumbuhan Rambut Pada Kelinci Jantan,
Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Setia Budi, Surakarta.
Linke HA, LeGeros RZ., 2003, Black tea extract
and dental caries formation in hamsters,
Int J Food Sci Nutr., Jan;54(1):89-95.
Paveto C, Gida MC, Esteva MI, Martino V,
Coussio J, Flawi MM, Torres HN., 2004,
Anti-Trypanosoma cruzi activity of green
tea
(Camellia
sinensis)
catechins,
Antimicrob
Agents
Chemother.,
Jan;48(1):69-74.
Pittman, S., 2007, Further Evidence Points to
Coffeine as Hair Saver, diterima pada 25
Mei 2007, dari http://www.cosmetics
design.com
Prasetya, A.P., 2005, Pengaruh Seduhan daun Teh
(Camellia sinensis [L.] O.K.) terhadap
Kecepatan pertumbuhan rambut Kelinci
Jantan dan Profil Kromatogram Lapis
Tipisnya, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Santana-Rios, G., Orner, G.A., Amantana, A.,


Provost C, Wu, S.Y., Dashwood, R.H.,
2001, Potent antimutagenic activity of
white tea in comparison with green tea in
the Salmonella assay, Mutat Res., Aug
22;495(1-2):61-74.
Setyoningsih, 2004, Efek Ekstrak Soxhletasi Daun
Mangkokan (Nothopanax Scutellarium
Folium) Terhadap Uji Pertumbuhan
Rambut Pada Kelinci Jantan, Skripsi,
Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi,
Surakarta.
Sigit, H., 2005, Pengaruh Ekstrak Etanol Daun
Mangkokan (Nothopanx scutellarium L.)
terhadap kecepatan Pertumbuhan Rambut
Kelinci Jantan dan Profil Kromatogram
Lapis Tipisnya, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tanaka, S., Saito, M., Tabasa, M., 1980, Bioassay
of Crude Drugs for Hair Growth
Promoting Activity in Mice by a New
Simple Method, 84-90, Planta Medica,
Japan.
US Patent, 2005, 7172632
Hair coloring
composition
Wasitaatmadja, S. M., 1997, Penuntun Ilmu
Kosmetik Medik, Cetakan I, 202 -211,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Yokozawa T, Nakagawa T, Kitani K., 2002,
Antioxidative activity of green tea
polyphenol in cholesterol-fed rats, J Agric
Food Chem., Jun 5;50(12):3549-52.
Alamat korespondensi
Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM
Yogyakarta
e-mail : iin_hs@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai