Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MANDIRI

SINDROMA METABOLIK
Tn. B, 26 tahun karyawan swasta mengatakan bahwa berat badan semakin meningkat
sejak 1 tahun terakhir sehingga mengakibatkan cepat lelah setelah bekerja. Kerena
pekerjaannya yang menharuskanya sering bepergian, maka ia lebih sering makan di luar
rumah dan hampir tidak pernah berolahraga. Saat ini ia berobat ke dokter keluarga karena
mendapat informasi dari internet bahwa gemuk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg. Status antropometri
didapakan berat badan 95 kg, tinggi badan 175 cm dan indeks massa tubuh (IMT) 31 kg/m 2,
lingkar perut 112 cm. tidak didapatkan kelainan pada jantung, paru ataupun abdomen. Dokter
menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium, karena menduga bahwa pasien
tersebut sudah menderita sindroma metabolic.
Saat kunjungan kedua, Tn. B sudah mambawa hasil laboratorium yang memperlihatkan
glukosa darah puasa 116 mg/dl, 2 jam setelah makan 165 mg/dl, kolesterol total 226 mg/dl,
kolesterol LDL 138 mg/dl, kolesterol HDL 36 mg/dl, trigliserida 180 mg/dl dan asam urat 7,8
mg/dl
Melihat kondisi tersebut, maka dokter memberikan edukasi tentang perencanaan makan
dan jenis olahraga yang sesuai.
Tugas Mandiri
1. Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindroma metabolic
1.1 Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindroma metabolic
1.2 Menjelaskan tentang patofisiologi Sindroma Metabolik
1.3 Menjelaskan tentang bahaya yang terjadi akibat Sindroma Metabolik
1.4 Menjelaskan tentang penatalaksanaan holistic Sindroma Metabolik
2. Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien Sindroma Metabolik
2.1 Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis kelamin, usia, berat
badan, tinggi badan, aktivitas fisik dan faktor stress, dengan metoda Broca dan
Harris Benedict
2.2 Menjelaskan presentase komposisi makronutrien karbohidrat, protein, lemak, dan
menerjemahkannya dalam bentuk gram
2.3 Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein, lemak dalam bentuk bahan makanan
menggunakan daftar komposisi bahan makanan penukar (DKBM)
2.4 Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hari
2.5 Menjelaskan cara menyusun menu sepanjang hari
3.

Memberikan edukasi tentang olahraga kepada pasien Sindroma Metabolik


3.1 menjelaskan manfaat olahraga pada Sindroma Metabolik (berdasarkan biokim dan
fisiologi tubuh manusia)
3.2 menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yahng sesuai pada pasien Sindroma
Metabolik

4.

Memberikan edukasi tentang ajaran islam perihal makanan yang halal dan baik
4.1 menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram
4.2 menjelaskan tentang jenis, pengaturan dan cara makan yang baik sesuai ajaran islam

5.

Menghitung jumlah kalori bahan makanan yang dimakan satu hari yang lalu, termasuk
makan besar dan selingan.
1

1.

Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindroma metabolic


1.1 Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindroma metabolic
Definisi
Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan
langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik. Faktor risiko tersebut
antara lain terdiri dari dislipidemia atherogenik, peningkatan tekanan darah, peningkatan
kadar glukosa plasma, keadaan prototrombik, dan proinflamasi (Semiardji, 2004).
Sindrom metabolik (SM) adalah kondisi dimana seseorang memiliki tekanan darah
tinggi, obesitas sentral dan dislipidemia, dengan atau tanpa hiperglikemik. Ketika kondisikondisi tersebut berada pada waktu yang sama pada satu orang, maka orang tersebut memiliki
risiko yang tinggi terhadap penyakit macrovasculer (WHO, 1999). Berbagai organisasi telah
memberikan definisi yang berbeda, namun seluruh kelompok studi setuju bahwa obesitas,
resistensi insulin, dislipidemia dan hipertensi merupakan komponen utama SM. Jadi
meskipun SM memiliki definisi yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama yaitu
mengenali sedini mungkin gejala gangguan metabolik sebelum seseorang jatuh ke dalam
beberapa komplikasi (Grundy, 2004).
Berdasarkan the National Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel
(NCEP-ATP III) yang telah banyak diterima secara luas, Sindrom Metabolik adalah
seseorang dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut:
1 Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk pria > 102
cm);
2 Peningkatan kadar trigliserida darah ( 150 mg/dL, atau 1,69 mmol/ L);
3 Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L pada pria dan
pada wanita < 50 mg/dL atau <1,29 mmol/ L);
4 Peningkatan tekanan darah (tekanan darah sistolik 130 mmHg, tekanan darah
diastolik 85 mmHg atau sedang memakai obat anti hipertensi);
5 Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa 110 mg/dL, atau 6,10
mmol/ L atau sedang memakai obat anti diabetes) (Adult Treatment Panel III, 2001).

a
b

Etiologi
Etiologi Sindrom Metabolik belum dapat diketahui secara pasti. Suatu hipotesis
menyatakan bahwa penyebab primer dari Sindrom Metabolik adalah resistensi insulin
(Shahab, 2007).
Menurut pendapat Tenebaum (2003) penyebab sindrom metabolik adalah :
Gangguan fungsi sel dan hipersekresi insulin untuk mengkompensasi resistensi insulin. Hal
ini memicu terjadinya komplikasi makrovaskuler (Mis.komplikasi jantung)
Kerusakan berat sel menyebabkan penurunan progresif sekresi insulin, sehingga
menimbulkan hiperglikemia. Hal ini menimbulkan komplikasi mikrovaskuler (Mis:
nephropathy diabetica) (Anggraeni, 2007).
Overweight / obesitas
Meskipun deskripsi pertama kali sindrom metabolik baru ditemukan pada awal abad ke
21, epidemi kelebihan berat badan atau obesitas telah menjadi faktor pemicu untuk
dilakukannya penelitian terhadap sindrom metabolik lebih lanjut lagi. Deposit lemak menjadi
kunci utama pada sindrom metabolik ini, yang merefleksikan fakta bahwa prevalensi sindrom
metabolik ini diperkuat oleh adanya hubungan antara lingkar perut dan peningkatan deposit
lemak. Namun, disamping pentingnya faktor obesitas, pasien dengan berat badan normal juga
memiliki kemungkinan terjadinya resistensi insulin dan akhirnya terjadi sindrom metabolik.

Gaya hidup yang salah


Kurangnya aktifitas fisik seseorang dapat dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya
cardiovascular dissease dan juga kemungkinan kematian. Banyak komponen dari metabolik
sindrom yang dihubungkan dengan gaya hidup yang salah, termasuk diantaranya peningkatan
deposit lemak (terutama di perut); penurunan kadar kolesterol HDL; peningkatan kadar
trigliserida; peningkatan tekanan darah; dan juga peningkatan kadar glukosa dalam darah.
Bila dibandingkan antara seseorang yang menonton televisi atau menonton video atau bekerja
menggunakan komputer < 1 jam per hari, dengan seseorang yang menonton televisi atau
menonton video atau bekerja menggunakan komputer > 4 jam per hari maka orang kebiasaan
menonton televisi atau menonton video atau bekerja menggunakan komputer lebih dari 4 jam
per hari memiliki kemungkinan 2x lebih besar untuk terkena sindrom metabolik.
Usia
Angka kejadian sindrom metabolik pada populasi di Amerika Serikat, 44% terjadi pada
orang-orang dengan usia 50an. Pada rentang usia ini angka kejadian sindrom metabolik lebih
banyak terjadi pada wanita daripada pria. Faktor usia ini juga memiliki pengaruh yang sama
terhadap prevalensi munculnya sindrom metabolik ini di negara-negara lain di seluruh dunia.
Diabetes Mellitus
Faktor diabetes mellitus ini terdapat pada kriteria NCEP dan International Diabetes
Foundation (IDF) tentang definisi sindrom metabolik. Diperkirakan mayoritas besar 75%
pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 atau impaired glucose tolerance (IGT) memiliki
sindrom metabolik. Pada populasi yang mengidap diabetes melitus tipe 2 atau impaired
glucose tolerance (IGT) yang disertai dengan sindrom metabolik memiliki angka prevalensi
yang tinggi terhadap terjadinya cardiovascular dissease dibandingkan dengan populasi yang
mengidap diabetes mellitus tipe 2 atau impaired glucose tolerance (IGT) yang tidak disertai
dengan sindrom metabolik.
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Angka prevalensi dari pasien metabolik sindrom dengan penyakit jantung koroner
adalah 50%, dengan prevalensi sebesar 37% pasien mengalami penyakit jantung koroner
yang prematur (usia kurang dari 45 tahun), biasanya terdapat pada wanita. Dengan perawatan
jantung yang baik disertai dengan perubahan gaya hidup (misalnya nutrisi yang baik,
olahraga teratur, penurunan berat badan, dan pada beberapa kasus menggunakan agen
farmakologis) maka prevalensi dari sindrom metabolik dapat diturunkan.
Lipodistrofi
Gangguan lipodistrofi pada umunya dihubungkan dengan metabolik sindrom. Ada yang
secara genetik misalnya Berardinelli-Seip congenital lipodystrophy, Dunnigan familial partial
lipodystrophy atau didapat misalnya lipodistrofi pada pasien-pasien HIV yang diberikan
terapi antiretroviral dapat membentuk lipodistrofi yang dapat meningkatkan tingkat
keparahan resistensi insulin dan banyak lagi komponen sindrom metabolik.
1.2 Menjelaskan tentang patofisiologi Sindroma Metabolik
Obesitas merupakan komponen utama kejadian SM, namun mekanisme yang jelas
belum diketahui secara pasti. Obesitas yang diikuti dengan meningkatnya metabolisme lemak
akan menyebabkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) meningkat baik di sirkulasi
maupun di sel adiposa. Meningkatnya ROS di dalam sel adipose dapat menyebabkan
keseimbangan reaksi reduksi oksidasi (redoks) terganggu, sehingga enzim antioksidan
menurun di dalam sirkulasi. Keadaan ini disebut dengan stres oksidatif. Meningkatnya stres
3

oksidatif menyebabkan disregulasi jaringan adiposa dan merupakan awal patofisiologi


terjadinya SM, hipertensi dan aterosklerosis (Furukawa, et al, 2004).
Stres oksidatif sering dikaitkan dengan berbagai patofisiologi penyakit antara lain
diabetes tipe 2 dan aterosklerosis. Pada pasien diabetes melitus tipe 2, biasanya terjadi
peningkatan stress oksidatif, terutama akibat hiperglikemia. Stress oksidatif dianggap sebagai
salah satu penyebab terjadinya disfungsi endotel-angiopati diabetic, dan pusat dari semua
angiopati diabetik adalah hiperglikemia yang menginduksi stress oksidatif melalui 3 jalur,
yaitu; peningkatan jalur poliol, peningkatan auto-oksidasi glukosa dan peningkatan protein
glikosilat (Majalah Farmacia, 2007).
Pada keadaan diabetes, stres oksidatif menghambat pengambilan glukosa di sel otot dan
sel lemak serta menurunkan sekresi insulin oleh sel- pankreas. Stres oksidatif secara
langsung mempengaruhi dinding vaskular sehingga berperan penting pada patofisiologi
terjadinya diabetes tipe 2 dan aterosklerosis (Ceriello, 2004). Dari beberapa penelitian
diketahui bahwa akumulasi lemak pada obesitas dapat menginduksi keadaan stress oksidatif
yang disertai dengan peningkatan ekspresi Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphatase
(NADPH) oksidase dan penurunan ekspresi enzim antioksidan (Sartika, 2006)
ROS

Obesity

Oxidative Stress in WAT


NADPH Oxidase
Antioxidative Enzymes

Dysregulation of adipocytokines

ROS

Pal-1, TNF-, MCP-1


Oxidative Stress to remote tissues

Adiponectin

Insulin Resistace
Diabetes
Atherosclerosis
METABOLIC SINDROME

Gambar 1. Peningkatan produksi reactive oxidative stress (ROS) pada lemak yang
terakumulasi dan menyebabkan keadaan sindroma metabolik (Furukawa, 2004).
Pada kultur sel adiposa, peningkatan kadar asam lemak meningkatkan stres oksidatif
melalui aktivasi NADPH oksidase sehingga menyebabkan disregulasi sitokin proinflamasi
IL-6 dan MCP-1. Akumulasi peningkatan stres oksidatif pada sel adiposa dapat menyebabkan
disregulasi adipokin dan keadaan SM. Furukawa dkk (2004) menunjukkan bahwa kadar
adiponektin berhubungan terbalik dengan stres oksidatif secara sistemik.
Patofisiologi SM masih menjadi kontroversi, namun hipotesis yang paling banyak
diterima adalah resistensi insulin. Gambar 2 menunjukkan etiologi patofisiologi dari
resistensi insulin dan sindroma metabolik (Mahan, 2003).
Pengaruh
genetik

Resistensi
Insulin

Pengaruh lingkungan
Defisiensi zat-zat gizi
Intake kalori yang
berlebihan
Aktivitas fisik rendah

Hyperinsulin
emia

Peningkatan tekanan darah


Peningkatan lipogenesis

Intoleransi glukosa

Peningkatan Trygliserida
Peningkatan kolesterol
Penurunan
LDL kolesterol
Peningkatan
HDL
asam urat

Aterosklerosis

Gout

Diabetes

Obesitas

Hipertensi

Gambar 2. Etiologi patofisiologi resistensi insulin dan sindroma metabolik


1.3 Menjelaskan tentang bahaya yang terjadi akibat Sindroma Metabolik
Suatu hipotesis menyatakan bahwa penyebab primer dari sindrom metabolik adalah
resistensi insulin. Resistensi insulin mempunyai kolerasi dengan timbunan lemak yang dapat
ditemukan dengan pengukuran lingkar pinggang. Hubungan antara resistensi insulin dan
penyakit kardiovaskular di duga dimediasi oleh terjadinya stres oksidatif yang menimbulkan
disfungsi endotel yang akan menyebabkan kerusakan vaskular dan pembentukan atheroma.
Penyakit kardiovaskular
Risiko relatif untuk onset baru CVD pada pasien dengan sindrom metabolik, pada
pasien tanpa diabetes, rata-rata antara 1,5 dan tiga kali lipat 3. Dalam sebuah 8-tahun tindaklanjut dari laki-laki setengah baya dan wanita di Framingham Offspring Study (FOS), risiko
penduduk yang timbul pada pasien dengan sindrom metabolik untuk mengembangkan CVD
adalah 34% pada pria dan 16% pada wanita. Dalam studi yang sama, baik sindrom metabolik
dan diabetes stroke iskemik diprediksi dengan risiko lebih besar untuk pasien dengan sindrom
metabolik daripada untuk diabetes sendiri (19% vs 7%), khususnya pada wanita (27% vs
5%). Pasien dengan sindrom metabolik juga pada peningkatan risiko untuk penyakit
pembuluh darah perifer.
Diabetes mellitus type 2
Secara keseluruhan, resiko diabetes tipe 2 pada pasien dengan sindrom metabolik
adalah meningkat tiga sampai lima kali lipat 3. Dalam FOS's 8-tahun tindak-lanjut dari lakilaki setengah baya dan wanita, resiko populasi yang timbul untuk mengembangkan diabetes
tipe 2 62% pada pria dan 47% pada wanita.
Keadaan-keadaan lain yang menyertai sindrom metabolik
Selain fitur-fitur khusus yang terkait dengan sindrom metabolik, resistensi insulin
disertai dengan perubahan metabolisme lainnya. Ini termasuk peningkatan apoB dan C III,
asam urat, faktor protrombotik (fibrinogen, plasminogen activator inhibitor 1), viskositas
5

serum, dimethylarginine asimetris, homosistein, jumlah sel darah putih, sitokin pro-inflamasi,
CRP, mikroalbuminuria, penyakit hati berlemak nonalkohol ( NAFLD) dan / atau
steatohepatitis alkohol (NASH), penyakit ovarium polikistik (PCOS), dan apnea tidur
obstruktif (OSA).
Nonalkoholik fatty liver disease
Fatty liver adalah relatif umum. Namun, dalam NASH, akumulasi trigliserida baik dan
hidup berdampingan peradangan. NASH kini hadir di 2-3% dari populasi di Amerika Serikat
dan negara-negara Barat lainnya. Sebagai prevalensi kelebihan berat badan / obesitas dan
peningkatan sindrom metabolik, NASH dapat menjadi salah satu penyebab lebih sering dari
penyakit hati stadium akhir dan karsinoma hepatoseluler.
Hiperurisemia
Hyperuricemia mencerminkan defek dalam aksi insulin pada reabsorpsi tubular ginjal
asam urat, sedangkan peningkatan dimethylarginine asimetris, penghambat endogen oksida
nitrat sintase, berhubungan dengan disfungsi endotel. Mikroalbuminuria juga bisa disebabkan
oleh patofisiologi endotel diubah pada keadaan resisten insulin.
Sindrom ovarium polikistik
PCOS sangat berhubungan dengan sindrom metabolik, dengan prevalensi antara 40 dan
50%. Wanita dengan PCOS yang 2-4 kali lebih mungkin untuk memiliki sindrom metabolik
dibandingkan dengan wanita tanpa PCOS.
Obstructive Sleep Apnea
OSA umumnya terkait dengan obesitas, hipertensi, meningkatkan sirkulasi sitokin, IGT,
dan resistensi insulin. Dengan asosiasi, maka tidak mengherankan bahwa sindrom metabolik
sering hadir. Apalagi bila biomarker resistensi insulin dibandingkan antara pasien dengan
OSA dan-berat kontrol cocok, resistensi insulin lebih parah pada pasien dengan OSA. tekanan
udara Continuous positif (CPAP) pengobatan pada pasien OSA meningkatkan sensitivitas
insulin.
1.4 Menjelaskan tentang penatalaksanaan holistic Sindroma Metabolik
Diagnosis Sindroma Metabolik
Anamnesis
Riwayat keluarga dan penyakit sebelumnya.
Riwayat adanya perubahan berat badan.
Aktifitas fisik sehari-hari.
Asupan makanan sehari-hari
Pemeriksaan Fisik
Pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah
Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT)
Pengukuran lingkaran pinggang merupakan prediktor yang lebih baik terhadap risiko
kardiovaskular daripada pengukuran waist-to-hip ratio.
Pemeriksaan Penunjang Sindroma Metabolik
6

Laboratorium
Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa.
Pemeriksaan klem euglikemik atau HOMA (homeostasis modelassessment) untuk menilai
resistensi insulin secara akurat biasanyahanya dilakukan dalam penelitian dan tidak
praktis diterapkandalam penilaian klinis.
Highly sensitive C-reactive protein
Kadar asam urat dan tes faal hati dapat menilai adanya NASH.
USG abdomen diperlukan untuk mendiagnosis adanya fatty liverkarena kelainan ini dapat
dijumpai walaupun tanpa adanya gangguanfaal hati.

Penatalaksanaan Sindroma Metabolik


A TERAPI NON-MEDIKAMENTOSA
Terapi diet
Terapi diet direncanakan berdasarkan individu. Hal ini bertujuan untuk membuat deficit
500 hingga 1000kcal/hari menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program penurunan
berat badan apapun. Sebelum menganjurkan deficit kalori sebesar 500 hingga kcal/hari
sebaiknya diukur kebutuhan energy basal dapat menggunakan rumus dari Harris-Benedict:
Laki-laki: B.E.E = 66.5 + (13,75 kg) + (5.003 cm) (6.775 age)
Perempuan: B.E.E = 655.1 + (9.563 kg) + 1.850 cm) (4.676 age)
Kebutuhan kalori total sama dengan BEE dikali dengan jumlah factor stress dan aktivitas.
Factor stress ditambah aktivitas berkisar dari 1.2 sampai lebih dari 2. Disamping pengurangan
lemak jenuh, total lemak seharusnya kurang dan sama dengan 30 persen dari total kalori.
Pengurangan persentase lemak dalam menu sehari-hari saja tidak dapat menyebabkan
penurunan berat badan, kecuali total kalori juga berkurang. Ketika asupan lemak dikurangi,
prioritas harus diberikan untuk mengurangi lemak jenuh. Hal tersebut bermaksud untuk
menurunkan kolesterol-LDL.

Aktivitas Fisik
Peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen penting dari program penurunan berat
badan, walaupun aktivitas fisik tidak menyebabkan penurunan berat badan lebih banyak
dalam jangka waktu enam bulan. Kebanyakan penurunan berat badan terjadi karena
penurunan asupan kalori. Aktivitas fisik yang lama sangat membantu pada pencegahan
peningkatan berat badan. Keuntungan tambahan aktivitas fisik adalah terjadi pengurangan
risiko kardiovaskular dan diabetes lebih banyak dibandingkan dengan penguranan berat
badan tanpa aktivitas fisik saja. Aktivitas fisik yang berdasarkan gaya hidup cenderung lebih
berhasil menurunkan berat badan dalam jangka waktu panjang dibandingkan dengan program
latihan yang terstruktur.
Untuk pasien obes, terapi harus dimulai secara perlahan, dan intensitasnya sebaiknya,
ditingkatkan secara bertahap. Latihan dapat dilakukan seluruhnya pada satu saat atau secara
bertahap sepanjang hari. Pasien dapat memulai aktivitas fisik dengan berjalan selama 30
menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45
menit dengan jangka waktu 5 kali seminggu. Dengan regimen ini, pengeluaran energy
tambahan sebanyak 100 sampai 200 kalori per hari dapat dicapai. Regimen ini dapat
diadaptasi kedalam berbagai bentuk aktivitas fisik lain, tetapi jalan kaki lebih menarik karena
keamananya dan kemudahannya. Pasien harus dimotivasi untuk meningkatkan aktivitas
sehari-hari seperti naik tangga daripada naik lift. Seiring waktu, pasien dapat melakukan
aktivitas yang lebih berat.
Terapi perilaku
Untuk mencapai penurunan berat badan dan mempertahankannya diperlukan suatu
strategi untuk mengatasi hambatan yang muncul pada saat terapi diet dan aktivitas fisik.
Strategi yang spesifik meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan dan aktivitas
fisik, manajemen stress, stimulus control, pemecahan masalah, contingency management,
cognitive restructuring dan dukungan social.
Terapi Nutrisi
Selalu merupakan tahap awal penatalaksanaan seseorang dengan dislipidemia, oleh
karena itu disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi. Pada dasarnya adalah pembatasan
jumlah kalori dan jumlah lemak. Pasien dengan kadar kolesterol LDL atau kolesterol total
tinggi dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak jenuh, dan meningkatkan asupan lemak
tidak jenuh rantai tunggal dan ganda (mono unsaturate fatty acid = MUFA dan poly
unsaturated fatty acid = PUFA). Pada pasien dengan kadar trigliserida yang tinggi perlu
dikurangi asupan karbohidrat, alcohol dan lemak.
Komposisi Makanan untuk Hiperkolesterolemia
Makanan
Asupan yang Dianjurkan
Total lemak
20-25% dari kalori total
Lemak jenuh
<7% dari kalori total
Lemak PUFA
sampai 10% dari kalori total
Lemak MUFA
sampai 10% dari kalori total
Karbohidrat
60% dari kalori total (terutama KH kompleks)
Serat
30 gr per hari
Protein
sekitar 15% dari total kalori
Kolesterol
<200 mg/hari

Edukasi
Dokter - dokter keluarga mempunyai peran besar dalam penatalaksanaan pasien dengan
SindromMetabolik, karena mereka dapat mengetahui dengan pasti tentang gaya hidup pasien
serta hambatan - hambatan yang dialami mereka dalam usaha memodifikasi gaya hidup
tersebut.
B TERAPI MEDIKAMENTOSA
Obesitas
Dua obat yang dapat digunakan dalam menurunkan berat badan adalah subutramin dan
orlistat. Dengan mempertimbangkan peranan otak sebagai regulator berat badan, sibutramin
dapat dipertimbangkan dengan memperhatikan kemungkinan efek samping. Cara kerjanya di
central memberikan efek mengungi asupan energi melalui efek mempercepat rasa kenyang
dan mempertahankan pengeluaran energi setelah berat badan turun, dapat memberikan efek
tidak hanya penurunan berat badan namun juga mempertahankan berat badan yang sudah
turun. Demikian pula dengan efek metabolik, sebagai efek dari penurunan berat badan,
pemberian sibutramin setelah 24 minggu yang disertai dengan diet dan aktivitas fisik,
memperbaiki konsentrasi trigliserida dan kolesterol HDL.
Hipertensi
Beberapa studi menyarankan pemakaian ACE inhibitor sebagai lini pertama penyandang
hipertensi pada sindrom metabolik terutama bila ada DM. Angiotensin receptor blocker
(ARB) dapat digunakan apabula tidak toleran terhadap ACE inhibitor. Meski pemberian
diuretik tidak dianjurkan pada subjek dengan gangguan toleransi glukosa, namun pemberian
diuretik dosis rendah yang dikombinasi dengan regimen lain dapat lebih bermanfaat bila
dibandingkan efek sampingnya.
Gangguan toleransi glukosa
Tiazolidindion memiliki pengaruh yang ringan tetapi persisten dalam menurunkan
tekanan darah sistolik dan diastolik. Tiazolidindion dan metformin juga dapat menurunkan
konsentrasi asam lemak bebas. Dalam Diabetes Prevention Program, penggunaan metformin
dapat mengurangi progresi didabetes sebesar 31% dan efektif pada pasien muda dengan obes.
Dislipidemia
Apabila gagal dengan pengobatan non-farmakologis maka harus dimulai dengan
pemberian obat penurun lipid. Terapi dengan gemfibrozil tidak hanya memperbaiki profil
lipid, tetapi juga secara bermakna dapat menurunkan risiko kardiovaskular. NCEP-ATP III
menganjurkan sebagai obat pilihan untama adalah golongan HMG-CoA reductase inhibitor,
oleh karena sesuai dengan kesepakatan kadar kolesterol-LDL merupakan sasaran utama
pencegahan penyakit arteri koroner. Pada keadaan dimana kadar trigliserida tinggi misalnya >
400 mg/dl maka perlu dimulai dengan golongan asam fibrat untuk menurunkan kadar
trigliserida, oleh karena kadar trigliserida yang tinggi dapat mengakibatkan pancreatitis akut.
Apabila kadar trigliserida sudah turun dan kadar kolesterol-LDL belum mencapai sasaran
maka dapat diberikan pengobatan kombinasi dengan HMG CoA reductase inhibitor.
Kombinasi tersebut sebaiknya dipilih asam fibrat fenofobrat jangan gemfibrosil. Dengan
berkembangnya obat ombinasi dalam satu tablet (fixed dose combination), maka pilihan obat
akan mengalami perubahan. Sebagi contoh kombinasi lovostatin dan asam nikotinik lepas
lambat Niaspan) dikenal dengan Advicor telah dibuktikan jauh lebih efektif dibandingakn
dengan lovostatin sendiri atau asam nikotinik sendiri dalam dosis yang tinggi. Kombinasi
simvastatin dengan ezetimibe yaitu Vytorin, ternyata mempunyai efek lebih dibandingkan
dengan simvastatin dosis tinggi tunggal. Obat kombinasi dalam satu tablet mungkin akan
10

lebih banyak digunakan bagi mereka dimana kadar kolesterol-LDL harus sangat rendah atau
kolesterol-HDL perlu ditingkatkan.
Terapi bedah
Terapi bedah merupakan salah satu pilihan untuk menurunkan berat badan. Terapi ini
hanya memberikan pada pasien obesitas berat secara klinis dengan BMI 40 atau 35
dengan kondisi komorbid. Terapi bedah ini harus dilakukan dengan alternative terakhir untuk
pasien yang gagal dengan farmakoterapi dan menderita komplikasi obesitas yang ekstrem.
Bedah gastrointestinal (restriksi gastric [banding vertical gastric] atau bypass gastric [Rouxen Y]) adalah suatu intervensi penurunan berat badan pada subyek yang bermotivasi dengan
resiko operasi yang rendah. Suatu program yang terintegrasi harus dilakukan baik sebelum
maupun sesudah untuk memberikan panduan diet, aktivitas fisik, dan perubahan perilaku
serta dukungan social.
2. Memberikan edukasi cara menghitung kebutuhan kalori pada pasien Sindroma Metabolik
2.1 Menjelaskan perhitungan kebutuhan kalori total sesuai jenis kelamin, usia, berat
badan, tinggi badan, aktivitas fisik dan faktor stress, dengan metoda Broca dan
Harris Benedict
Diketahui:
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Berat Badan
: 95 kg
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Umur
: 26 tahun
Tinggi Badan
: 175 cm
Kebutuhan Kalori Total
Berat Badan Ideal

Status Gizi

= (Tinggi badan 100) 10%


= (175 100) 10%
= 75 7,5
= 67,5 kg
= BB aktual BB ideal x 100%
= 95 67,5 x 100%
= 140,7 (Gemuk)

11

Broca

Harris Benedict
Perempuan
=655+(9,6xBB)+(1,8xTB)-(4,7xU)
Laki-laki
=66+(13,7xBB)+(5xTB)-(6,8xU)
Keb Kal Total = Keb. Kal. Basal + Keb. Kal. Aktifitas + Keb. Kal. Resiko Penyakit
Keb Kal Aktifitas

Keb Kal Resiko Penyakit

Ringan : 10-15%
Sedang : 20%
Berat
: 30%

Ringan : 10-15%
Sedang : 20%
Berat
: >30%

Keb Kal Basal

= 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) - (6,8 x U)


= 66 + (13,7 x 67,5) + (5 x 175) (6,8 x 26)
= 66 + 924,75 + 875 176,8
= 1688,95

12

Keb Kal Total


Penyakit

= Keb. Kal. Basal + Keb. Kalori Aktifitas + Keb. Kal. Resiko


= 1688,95 +10%
= 1857,85 / 1900 kalori

2.2 Menjelaskan presentase komposisi makronutrien karbohidrat, protein, lemak, dan


menerjemahkannya dalam bentuk gram
Karbohidrat
= 60% x Jmlh Kalori Total
= 60% x 1900
= 1140 kalori : 4
285 gram
Protein
= 15% x Jmlh Kalori Total
= 15% x 1900
= 285 kalori : 4
71,25 gram
Lemak
= 25% x Jmlh Kalori Total
= 25% x 1900
= 475 kalori : 9
52,78 gram

Karbohidrat
:
1gram = 4 kalori
Protein : 1gram = 4 kalori
Lemak : 1gram = 9 kalori

Kebutuhan Makanan dalam Gram


2.3 Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein, lemak dalam bentuk bahan
makanan menggunakan daftar komposisi bahan makanan penukar (DKBM)
GOLONGAN 1 (Sumber Karbohidrat)
Satu satuan penukar mengandung:
40 g karbohidrat, 4 g protein, 175 kKalori
Bahan Makan
URT
Gram
Bengkuang
Bihun
Biskuit
Gadung
Ganyong
Gembili
Havermout
Jagung segar
Kentang
Kentang Hitam
Maizena
Makaroni
Mi basah
Mi Kering
Nasi Beras giling
Nasi beras giling
Nasir Ketan Hitam
Nasi ketan putih

2 bj bsr
gls
4 bh bsr
1 ptg
1 ptg
1 ptg
5 sdm
3 bj sdg
2 bh sdg
12 bj
10 sdm
gls
2 gls
1 gls
3/4 gls
3/4 gls
3/4 gls
3/4 gls

320 S+++
50
40 Na+
175 S++
185 S++
185 S++
45 S++
125 S++
210 K+
125 P50 P50 P200 Na+P50 Na+
100
100
100
100
13

Roti Putih
Roti warna coklat
Singkong
Sukun
Talas
Tape beras ketan
Tape singkong
Tepung Tapioka
Tepung beras
Tepung Hunkwee
Tepung sagu

3 iris
3 iris
1 ptg
3 ptg sdg
bj sdg
5 sdm
1 ptg sdg
8 sdm
8 sdm
10 sdm
8 sdm

70 Na+
70
120 K+,P-,S+
150 S++
125 S+
100
100 S++,P50 K+,P50
50
50 P-

Keterangan:
Na+ = Natrium 200-400 mg
P- = Rendah Protein
S++ = Serat >6 g
K+ = Tinggi Kalium
S+ = Serat 3-6 g
GOLONGAN II (SUMBER PROTEIN HEWANI)
1 Rendah Lemak
Satuan penukar mengandung:
7 g Protein, 2 g Lemak, 50 kKalori
Bahan Makanan
URT

Gram

Babat
Cumi-cumi
Daging asap
Daging ayam tanpa kulit
Daging kerbau
Dendeng daging sapi
Dideh sapi
Gabus Kering
Ikan asin kering
Ikan kakap
Ikan kembung
Ikan lele
Ikan Mas
Ikan Mujair
Ikan Peda
Ikan Pindang
Ikan segar
Kepiting
Kerang
Lemuru
Putih Telur ayam
Rebon kering
Rebon segar
Selar kering

40 Ko+ Pr+
45
20
40
35
15
35
10
15 Na+
35
30
40
45
30
35
35
40
50
90 Na+ Pr+
35
65
10
45
20

1 ptg sdg
1 ekor kcl
1 lembar
1 ptg sdg
1 ptg sdg
1 ptg sdg
1 ptg sdg
1 ptg sdg
1/3 ekor bsr
1/3 ekor sdg
1/3 ekor sdg
ekor sdg
1/3 ekor sdg
1/3 ekor kcl
1 ekor kcl
ekor sdg
1 ptg sdg
1/3 gls
gls
1 ptg
2 btr
2 sdm
2 sdm
1 ekor

14

Sepat kering
Teri kering
Teri nasi
Udang segar

1 ptg sdg
1 sdm
1/3 gls
5 ekor sdg

20
15
20
35 KO+

Keterangan:
Na+ = Natrium 200-400 mg
Ko+ = Tinggi Kolesterol
Pr+ = Tinggi Purin
2

Lemak Sedang
Satu satuan penukar mengandung:
7 g Protein, 5 g Lemak, 75 kKalori
Bahan Makanan
URT

Gram

Bakso
Daging anak sapi
Daging domba
Daging kambing
Daging sapi
Ginjal sapi
Hati ayam
Hati babi
Hti sapi
Otak
Telur ayam
Telur Bebek asin
Telur penyu
Telur puyuh
Usus Sapi

170
35
40
40
35 Ko+
45 Ko+Pr+
30 Pr+
35 Ko+ Pr+
35 Ko+ Pr+
60 Ko+ Pr+
55 Ko+
50 Ko+
60
55
50 Ko+ Pr+

10 bj sdg
1 ptg sdg
1 ptg sdg
1 ptg sdg
1 ptg sdg
1 ptg bsr
1 bh sdg
1 ptg sdg
1 ptg sdg
1 ptg bsr
1 btr
1 btr
2 btr
5 btr
1 ptg bsr

Keterngan:
Ko+ = Tinggi Protein
Pr+ = Tinggi Purin
3

Tinggi Lemak
Satu satuan penukar mengandung:
7 g Protein, 13 g Lemak, 150 kKalori
Bahan Makanan
URT

Gram

Bebek
Belut
Corned Beef
Daging ayam dengan kulit
Daging babi
Ham
Sardencis
Sosis
Kuning telur ayam

45 Pr50 45 Na+
55 Ko+
50 Ko+
40 Na++, Ko+, Pr+
35 Pr +
50 Na++
45 Ko+

1 ptg sdg
3 ekor kcl
3 sdm
1 ptg sdg
1 ptg sdg
1 ptg kcl
ptg sdg
ptg
4 btr

15

Telur bebek
Telur Ikan

1 btr
1 ptg sdg

55 Ko+
40 -

Keterangan:
Na+ = Natrium 200-400 mg
Na++ = Natrium >400 mg
GOLOGNGAN III (Sumber Protein Nabati)
Satu satuan penukar mengandung:
7 g Karbohidrat, 5 g Protein, 3 g Lemak, 75 kKalori
Bahan Makanan
URT
Kacang Hijau
2 sdm
Kacang kedele
2 sdm
Kacang merah
2 sdm
Kacang mente
1 sdm
Kacang tanah
2 sdm
Kacang tanah kupas
2 sdm
Kacang tolo
2 sdm
Keju kacang tanah
1 sdm
Kembang tahu
1 lembar
Oncom
2 ptg kcl
Pete segar
gls
Tahu
1 bj bsr
Tempe
2 ptg sdg
Sari dele bubuk
2 sdm
Keterangan:
S+ = Serat 3-6 g
S++ = Serat >6 g
Tj+ = Sumber Lemak Tidak Jenuh Tunggal
K+ = Tinggi Kalium

Gram
20 S++
25 S+
20 S+
15 Tj+
15 S+, Tj+
15 S+, Tj+
20
15 Tj+
20
40 S++
55
110
50 S+
25

2.4 Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hari


Nasi (100 g) Lauk
Sayur
atau
(100 g)
penukarnya Ikan (40 g) Tempe(50g) 1
Atau
Atau
mangkok
penukarny penukarny mateng
a
a
Pagi
1 nasi
1x ikan
x tempe
1mangko
k
Selinga n
Siang
2x nasi
1x ikan
1x tempe
1mangko
k
Selinga n
Malam
2x nasi
1x ikan
1x tempe
1mangko
k

Buah
Susu
1
1
gelas
Penukar Atau
penukarny
a
-

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

16

1
2
3

2.5 Menjelaskan cara menyusun menu sepanjang hari


Hitung kebutuhan kalori sehari anda
Lihat kebutuhan bahan makanan sehari sesuai kebutuhan kalori anda
Buat tabel seperti berikut

1
Waktu
Pagi

Selingan
Siang

Selingan
Malam

Contoh Menu Sehari ...... Kalori


2
3
Bahan Makanan
Penukar
...............
.. P karbohidrat
...............
.. P hewani
...............
.. P nabati
...............
.. P sayuran
...............
.. P buah
...............
.. P karbohidrat
...............
.. P hewani
...............
.. P nabati
...............
.. P sayuran
...............
.. P buah
...............
.. 1P buah
...............
.. P karbohidrat
...............
.. P hewani
...............
.. P nabati
...............
.. P sayuran
...............
.. P buah

4
Gram
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......

5
URT
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......

6
Contoh Menu
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........
- ..........

Pada tabel kolom 2: jenis bahan makanan


Kolom 3: jumlah penukar
Kolom 4 : berat bahan makanan dalam garam
Kolom 5 : banyaknya bahan makanan dalam ukuran rumah tangga (URT)
5 Menu dirulis pada kolom 6
Menu sebaiknya:
- Dalam satu hidangan satu saja yang berkuah
- Dalam satu hidangan tidak lebih dari satu macam lauk yang digoreng atau dengan
santan sehingga penggunaan minyak tidak berlebihan, lauk selebihnya dimasak dengan
sedikit minyak seperti sup, tumis, kukus, panggang, bakar, dll
- Sebaiknya penggunaan bahan makanan bervariasi sesuai dengan bahan makanan
penukar
6 Makanan keluarga
Menu makanan disesuaikan dengan kesukaan keluarga. Jumlah makanan yang dimasak
tentunya sesuai dengan banyaknya anggota keluarga yang kebutuhan kalorinya berbedabeda. Untuk memudahkan perkiraan kebutuhan gizi setiap anggota keluarga sebaiknya
potongan bahan makanan dibuat sesuai besar porsi makanan penukar.
3.

Memberikan edukasi tentang olahraga kepada pasien Sindroma Metabolik


3.1 menjelaskan manfaat olahraga pada Sindroma Metabolik (berdasarkan biokim dan
fisiologi tubuh manusia)
Olahraga secara teratur memberikan banyak manfaat pada tubuh. Latihan olahraga dapat
membantu meningkatkan sensitivitas tubuh Anda terhadap insulin, yang membantu menjaga
kadar gula darah tetap berada dalam kisaran normal. Menurut sebuah penelitian yang
dilakukan diikuti selama 10 tahun, untuk setiap 500 kkal yang dibakar per minggu melalui
17

latihan, ada penurunan 6% risiko relatif untuk pengembangan diabetes. Penelitian itu juga
mencatat manfaat yang lebih besar pada pria yang lebih gemuk. Dengan meningkatkan
olahraga, tubuh menggunakan insulin lebih efisien sampai 70 jam setelah latihan. Jadi,
berolahraga 3-4 kali seminggu akan bermanfaat pada kebanyakan orang. Penelitian
menunjukkan bahwa baik latihan aerobik dan latihan ketahanan dapat membantu
mengendalikan diabetes, tapi manfaat terbesar berasal dari program fitness yang meliputi
keduanya. Perlu diingat bahwa banyak manfaat olahraga yang independen terhadap
penurunan berat badan. Namun, bila dikombinasikan dengan penurunan berat badan,
keuntungannya meningkat secara substansial.
Olahraga Dapat Meningkatkan HDL
Banyak penelitian yang menganjurkan bahwa endurance exercise memiliki hubungan
positif dengan peningkatan kadar kolesterol HDL pada pria. Akan tetapi, pada wanita
hubungan antara endurance exercise dengan kolesterol HDL masih belum jelas. Respon
terhadar kadar kolesterol HDL akan berbeda tiap individu tergantung pada intensitas, durasi
dan frekuensi latihan, kadar kolesterol awal, dan lamanya periode latihan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Couillard endurance exercise yang dilakukan
secara reguler dapat sangat membantu terhadap pria dengan kadar kolesterol HDL yang
rendah, kadar trigliserid yang meningkat, dan obesitas tipe abdominal. Akan tetapi, pada
beberapa subjek penelitian yang diketahui memiliki kadar HDL yang rendah akibat dari
isolated hipoalfalipoproteinemia menunjukkan respon yang kurang. Jenis aktifitas fisik yang
dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL yaitu aktifitas fisik dengan intensitas sedang-berat
yang dilakukan selama minimal 30 menit dan 3 kali dalam seminggu. Berdasarkan hasil
meta-analysis yang dilakukan oleh Kodama, aktifitas fisik yang aerobik terbukti dapat
meningkatkan kadar HDL 2.53 mg/dl dan dengan kata lain dapat menurunkan risiko penyakit
jantung sekitar 5.1% pada pria dan 7.6% pada wanita. Akan tetapi pada penelitian ini
menunjukkan bahwa peningkatan kadar HDL pada subjek yang obesitas sangat sulit jika
hanya mengandalkan aktifitas fisik. Menurunkan berat badan yang dikombinasi dengan
pembatasan kalori dan aktifitas fisik merupakan cara yang lebih efektif.
Mekanisme bagaimana olahraga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL belum
sepenuhnya diketahui tetapi diyakini terdapat hubungan setidaknya dalam meningkatkan
ekspresi dari Lipoprotein Lipase (LPL). Aktifitas LPL sudah dikenal memiliki hubungan
positif dengan kadar kolesterol, dan olahraga juga diketahui dapat meningkatkan aktifitas
LPL trigliserid (Thompson and Rader, 2001).
LPL adalah suatu enzim yang memiliki peranan penting dalam metabolisme lipoprotein
dimana enzim ini dapat masuk ke dalam endothelium melalui heparin sulphate proteoglikan,
kemudian mengkatalisis proses hidrolisis dari trigliserida pokok (TGs) yang berasal dari
Triglyceride-rich Lipoportein (TGRL), seperti kilomikron dan VLDL, dan menghasilkan
asam lemak bebas. Setelah proses hidrolisis TGRL oleh LPL, kemudian kolesterol bebas,
fosfolipid, dan apolipoprotein pun dihasilkan, yang akhirnya akan beperan dalam proses
maturasi HDL (Glades et al, 1993).
Peningkatan kadar HDL kolesterol melalui olahraga diketahui menurunkan katabolisme
apolipoprotein HDL, tapi tidak terlalu rendah. Walaupun mekanisme penurunan katabolisme
HDL dengan olahraga juga mungkin berhubungan dengan aktifitas LPL mengingat LPL juga
memiliki peranan penting dalam mengatur fractional catabolic rate (FCR) apolipoprotein
HDL. Selain itu juga mungkin dikarenakan olahraga memiliki efek fisiologis lain yang dapat
mempengaruhi turnover dari HDL dan efek tersebut mungkin berbeda tergantung dari faktorfaktor metabolic, seperti adipositas visceral, resistensi insulin, dan kadar trigliserid
(Thompson and Rader, 2001).
Olahraga dapat menjaga kadar gula darah

18

3.2 menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yahng sesuai pada pasien Sindroma
Metabolik
Melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang lebih banyak, dapat membantu kadar gula
darah tetap dalam kondisi normal. Olahraga yang cocok untuk penderita sindroma metabolik
adalah olahraga yang ber-ritme, maksudnya gerakan dilakukan berulang-ulang seperti lari,
jalan kaki, bersepeda, berenang, dll. Selain itu olahraga harus dilakukan secara continue,
maksudnya jika anda memutuskan untuk olahraga lari selama 30 menit, maka dalam waktu
30 menit tersebut anda disarankan untuk tidak beristirahat. Agar anda bisa melakukan
olahraga secara continue lakukan dengan selang seling misalnya jalan cepat diselingi dengan
jalan lamban, hal ini untuk mengatur stamina anda agar anda bisa melakukan olahraga
tersebut selama 30 menit. Otot rangka merupakan jaringan yang paling sensitif terhadap
insulin di dalam tubuh dan merupakan target utama terjadinya resistensi insulin. Latihan fisik
terbukti dapat menurunkan kadar lipid dan resistensi insulin didalam otot rangka.
Pengguna insulin akan lebih efisien sampai 70 jam setelah olahraga, sehingga untuk
penderita sindrom metabolik dianjurkan untuk berolahraga 3-4 kali seminggu. Jadi aktifitas
fisik teratur hendaklah merupakan bagian dari usaha untuk memperbaiki resitensi insulin.
Pasien hendaklah diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan derajat aktifitas fisiknya.
Manfaat paling besar dapat diperoleh bila pasien menjalani latihan fisik sedang secara teratur
dalam jangka panjang. Kombinasi latihan fisik aerobik dan latihan fisik menggnakan beban
merupakan pilihan terbaik.
Latihan fisik yang dianjurkan antaralain;
Pasien hendaklah diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan derajat aktifitas
fisiknya secara teratur dalam jangka panjang.
Kombinasi latihan fisik aerobik dan latihan fisik menggunakan beban merupakan
pilihan terbaik.
Penggunan dumbbell ringan dan elastic exercise band merupakan pilihan terbaik
untuk latihan dengan menggunakan beban.
Jalan kaki dan jogging selama 1 jam perhari juga terbukti dapat menurunkan lemak
viseral secara bermakna pada laki-laki tanpa mengurangi jumlah kalori yang
dibutuhkan.
4.

Memberikan edukasi tentang ajaran islam perihal makanan yang halal dan baik
4.1 menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram

Makanan yang Halal


Halal artinya boleh, jadi makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk
dimakan menurut ketentuan syariat Islam. segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buahbuahan ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali apabila ada nash AlQuran atau Al-Hadits yang menghatamkannya. Ada kemungkinan sesuatu itu menjadi haram
karena memberi mudharat bagi kehidupan manusia seperti racun, barang-barang yang
menjijikan dan sebagainya.
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu
menyembah. (QS. Al-Baqarah : 17)
19

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. (QS.
Al-Baqarah : 168).

Menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk. (QS. Al-Araf : 157)

Dari Abu Hurairah RA. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah SWT
adalah Zat Yang Maha Baik, tidak mau menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah
telah memerintahkan orang-orang mumin sesuai dengan apa yang diperintahkan kepada para
Rasul. Allah Taala berfirman : Hai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan
kerjakanlah amal yang sholeh. Allah Taala berfirman : Hai orang-orang yang beriman,
makanlah dari rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kamu sekalian. (HR.
Muslim)

Rasulullah SAW, ditanya tentang minyak sanin, keju dan kulit binatang yang
dipergunakan untuk perhiasan atau tempat duduk. Rasulullah SAW bersabda : Apa yang
dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di dalam
Kitab-Nya adalah haram, dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu
termasuk yang dimaafkan. (HR. Ibnu Majah dan Turmudzi).
Berdasarkan firman Allah dan hadits Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
makanan yang halal ialah :
1
2
3
4

Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.


Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan
jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut maupun air tawar.

Makanan yang Haram


Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang
oleh syara untuk dimakan. Setiap makanan yang dilarang oleh syara pasti ada bahayanya
dan meninggalkan yang dilarang syara pasti ada faidahnya dan mendapat pahala.
Yang termasuk makanan yang diharamkan adalah :
20

Semua makanan yang disebutkan dalam firman Allah surat Al-Maidah ayat 3 dan
Al-Anam ayat 145 :
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. (QS. AlMaidah : 3)
Katakanlah: Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,
sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau
makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena
sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.
Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (QS. Al-Anam : 145)
Catatan
semua bangkai adalah haram kecuali
semua darah haram kecuali hati dan limpa.

bangkai

ikan

dan

:
belalang.

Semua makanan yang keji, yaitu yang kotor, menjijikan.


Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk. (QS. Al-Araf : 157)

Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat terhadap jiwa, raga,
akal, moral dan aqidah.
Katakanlah: Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak
atau pun yang tersembunyi (akibatnya), dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia
tanpa alasan yang benar. (QS. Al-Araf : 33).

Bagian yang dipotong dari binatang yang masih hidup.


Sabda Nabi SAW : Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup, maka
yang terpotong itu termasuk bangkai. (HR. Ahmad)

Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti makanan hasil curian,
rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain yang dilarang agama.

4.2 menjelaskan tentang jenis, pengaturan dan cara makan yang baik sesuai ajaran islam
Jenis makanan
Seperti firman Allah Swt dalam QS. Al Maidah ayat 88:
21

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Juga dalam QS. Al Baqarah ayat 168:

Hai manusia makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan
janganlah mengikuti langkah-langkah syaitan. Sungguh, syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.
Berdasarkan Firman Allah dan Hadist Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
makanan yang halal ialah :
Semua makanan yang baik, tidak kotor dan menjijikan
Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya
Semua makanan yang tidak mengandung mudharat, tidak membahayakan kesehatan
jasmani, dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut atau air tawar
Sedangkan menurut Syekh Yusuf Qardhawi ayat tersebut menyerukan secara khusus
kepada manusia supaya makan dari makanan yang baik yang telah disediakan oleh
Allah. Makanan hakekatnya beraneka macam, ada yang berupa makanan padat dan
ada juga yang berupa daging hewan. Makanan yang dinyatakan syara sebagai
makanan yang boleh sebagai berikut :
Binatang Laut
Binatang laut adalah semua binatang yang hidupnya di dalam air. Binatang laut
semuanya halal (boleh dimakan),baik diperoleh dalam keadaan bagaimanapun, apakah
waktu didapatnya dalam keadaan masih hidup atau menjadi bangkai. Selagi tidak
mengandung dzat (racun) yang berbahaya.
Hewan darat yang halal (bintang ternak)
Binatang ternak sesuai dengan Surah An-Nahl ayat 5, meliputi Unta, Sapi, kerbau,
kambing, domba dll
Burung yang tidak berkuku tajam.
Pengaturan
Jadwal ini harus sesuai dengan irama biologis kehidupan; lapar dan kenyang.Prinsipnya
sesuai hadis Rasulullah saw :
kami sebuah kaum tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
Dan Islam melarang mengkomsumsi makanan secara berlebihan (israf dan Tabdzir).Seperti
dijelaskan pada QS. Al-Isra : 26-27 Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
Setiap (memasuki) mesjid[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Cara / Etika Makan
Berdoa dan niat makan agar memiliki energi untuk melakukan ibadah.
22

Dengan membaca basmalah, Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, bahkan
lebih sempurnanya dengan berwudhu.
Makan makanan yang halal dan baik (thayyib), dilarang makan-makanan yang haram,
baik dari jenisnya atau dari cara mendapatkannya
Memakan makanan yang baik lagi bersih, tidak makan makanan yang kotor dan tidak
tertutupi
Makan dengan tangan kanan dengan memakai tiga jari (untuk jenis makanan yang
cukup hanya dengan menggunakan tiga jari) dan memakai sendok jika belum
mencucinya
Jika makan bersama, makan makanan yang berada terdekat dengan tempat duduk
dengan tidak memanjangkan tangan untuk mengambil yang ada di dekat orang lain.
Menyedikitkan atau mengecilkan suapan ke dalam mulut dan sempurna dalam
mengunyahnya serta tidak menyendok (mengambil suapan) lagi kecuali telah habis
suapan sebelumya
Tidak meniup makanan yang panas dan tidak juga makan makanan yang terlalu
dingin atau terlalu panas.
Hendaknya makan dalam posisi duduk tegak, tidak berdiri atau posisi miring, tdk
tiduran, atau berbaring.
Tidak mencela makanan, karena makanan itu adalah nikmat Allah.
Tidak menghamburkan atau menyia-nyiakan nikmat Allah walau hanya sedikit,
senantiasa menjaganya, dan hendaknya tidak membuang makanan seenaknya dengan
menyisakan makanan serta tidak membuangnya ke tempat sampah
Hendaknya tidak tertawa dan terbahak-bahak ketika makan atau mengejek seseorang
Hendaknya tidak langsung tidur sehabis makan, mandi, atau langsung beraktifitas,
bekerja atau belajar kecuali setelah istirahat beberapa saat.
Bersyukur dan berdoa kepada Allah setelah makan

23

Anda mungkin juga menyukai