Anda di halaman 1dari 5

JUDUL LAPORAN : Pengukuran Sederhana Menggunakan Alat Kompas dan

Pita Ukur
Tujuan :
- melatih keterampilan mahasiswa dalam menggunakan
-kompas dan pita ukur untuk pemetaan sederhana.
-Melatih keterampilan mahasiswa dalam menentukan sudut azimuth dengan
menggunakan kompas bidik.
-Melatih mahasiswa dalam mengukur jarak dengan menggunakan pita ukur
-Melatih keterampilan mahasiswa dalam membuat peta sederhana hasil
pengukuran di kertas millimeter.
ALAT DAN BAHAN : 1. Kompas
2. pita ukur (meteran)
3. patok
4. cat pilok
5. alat tulis dan gambar ( penggaris, busur derajat,
penghapus, kertas millimeter).
DASAR TEORI
Pita ukur
Pita ukur disebut juga sebagai meteran atau tape atau bisa disebut juga sebagai
rol meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau panjang.
Meteran juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan
juga dapat digunakan untuk membuat lingkaran. Satuan yang digunakan dalam
meteran adalah mm atau cm, feet tau inch. Pita ukur atau meteran tersedia
dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30 meter sampai 50 meter. Pita ukur
biasanya dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm.
Ada tiga jenis meteran atau pita ukur yaitu :
1. Meteran atau pita ukur dari kain ( Metalic Cloth ) yaitu meteran atau pita ukur
ini terbuat dari kain linen dan anyaman kawat halus yang terbuat dari tembaga
atau kuningan.
2. Meteran atau pita ukur baja ( Steel Tape ) yaitu meteran atau pita ukut ini
terbuat dari bahan baja.
3. Meteran atau pita ukur baja aloy ( Stell Alloy ) yaitu meteran atau pita ukur ini
terbuat dari bahan campuran antara baja dan nikel.
Gambar Meteran :
Kompas
Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya jarum dan lingkaran
berskala. Salah satu ujung jarumnya dibuat dari besi berani atau magnit yang
ditengahnya terpasang pada suatu sumbu, sehinngga dalam keadaan mendatar
jarum magnit dapat bergerak bebas ke arah horizontal atau mendatar menuju
arah utara atau selatan.
Berikut ini adalah arah mata angin yang dapat ditentukan kompas.
Utara (disingkat U atau N)
Barat (disingkat B atau W)
Timur (disingkat T atau E)
Selatan (disingkat S)
Barat laut (antara barat dan utara, disingkat NW)
Timur laut (antara timur dan utara, disingkat NE)
Barat daya (antara barat dan selatan, disingkat SW)
Tenggara (antara timur dan selatan, disingkat SE)

Kompas yang lebih baik dilengkapi dengan nivo, cairan untuk menstabilkan
gerakan jarum dan alat pembidik atau visir.
Kegunaan
Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan
magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh bendabenda yang mengandung logam, seperti pisau, golok, karabiner, jam tangan dan
lainnya. Kehadiran benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas
sehingga ketepatannya akan berkurang.
Kegunaan utama atau yang umum dari kompas adalah untuk menentukan arah
mata angin terutama arah utara atau selatan sesuai dengan magnit yang
digunakan. Kegunaan lain yang juga didasarkan pada penunjukkan arah utara
atau selatan adalah (1) penentuan arah dari satu titik/tempat ke titik/tempat
lain, yang ditunjukkan oleh besarnya sudut azimut, yaitu besarnya sudut yang
dimulai dari arah utara atau selatan, bergerak searah jarum jam sampai di arah
yang dimaksud, (2) mengukur sudut horizontal (3) membuat sudut siku-siku.(4)
untuk menentukan letak orientasi. (5) mencari arah utara magnetis.(6) Untuk
mengukur besarnya sudut peta
Jenis Kompas
Secara garis besar dapat dikelompokan kedalam 2 jenis, yaitu :
(1). Kompas tangan, yaitu kompas yang pada saat digunakan cukup
dipegang dengan tangan
(2). Kompas statif, yaitu kompas yang pada saat digunakan perlu dipasang
pada kaki tiga atau statif. Salah satu contoh kompas ini adalah kompas
Bousol.
3. Patok
Patok dalam pekerjaan pemetaan digunakan sebagai penanda titik yang akan
dan telah diukur. Misalnya batas kapling tanah, tanah batas jalan, batas kebun
dan lain-lain. Patok ini biasa terbuat dari bambu atau kayu ukuran 30-40 cm.
Ujung patok dibuat runcing untuk memudahkan dalam pemasanga diatas tanah.
Tapi patok yang kami gunakan adalah salah satu teman kami menggantikan
patok kayu.
4.Cat Pilok
Cat pilok adalah pewarna koloid yang digunakan untuk menendai daerah yang
telah dibidik dengan kompas dan diukur dengan pita ukur.
5.
Alat tulis dan gambar
Penggaris digunakan mengukur dan menggaris peta di kertas millimeter, busur
derajat digunakan untuk mengukur dan meletakan titik sudut dilapangan ke
kertas millimeter, penghapus digunakan untuk mengahapus, dan kertas
melimetaer digunakan untuk menggambarkan peta yang dila[pangan ke kertas
millimeter.
CARA KERJA:
Metode pengukuran yang digunakan adalah metode pengukuran langsung di
lapangan
(teristis) dengan menggunakan kompas dan pita ukur.
Metode Pengukuran
a.
Pengukuran sudut
Pengukuran sudut di lapangan dengan menggunakan kompas, jadi besaran sudut
selalu dimulai dari arah kutub magnet bumi yaitu arah utara dan selatan.

Kompas yang digunakan adalah kompas yang memakai sistem Azimuth dengan
sudut total 360o.
Cara Menggunakan Kompas Bidik adalah sebagai berikut.
1. Buka tutup kompas dan posisikan tutupnya hingga tegak lurus
2. Tarik cincin untuk jempol.
3. Masukan ruas pertama jempol kanan ke dalam cincin tersebut.
4. Telunjuk sejajar dan memegang penutup yang berdiri tegak, jari-jari lain
memegang penutup kompas.
5. Lengan lurus ke depan.
6. Bisa juga meletakan kompas pada tongkat statis.
7. Dekatkan kompas ke depan mata.
http://4.bp.blogspot.com/efVgPrehFkU/UIZ9jq3xPUI/AAAAAAAABIc/ealswIN03YM/s400/789.png
8. Untuk mencari tanda/titik yang dijadikan patokan dalam membidik pilih benda
yang jauh tetapi jelas terlihat dan tidak terhalang, hasil bidikan angkanya bisa
dilihat pada kompas.
misalnya angka 40 maka di sebut azimut 40
9. Kemudian bergerak menuju titik yang telah di bidik oleh kompas tadi.
10. Setelah sampai di titik yang dituju kemudian bidik titik berikutnya, demikian
seterusnya secara berulang.
Kompas bidik memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
http://3.bp.blogspot.com/-FlRS0GoblzU/UIZ9V0gkXRI/AAAAAAAABIE/OJMtgkNGLw/s400/123.png
1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata
angin.
2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
4. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat
membidik.
http://3.bp.blogspot.com/-ZrqlTPkaOJg/UIZ9bzIiF4I/AAAAAAAABIM/WSMdu5kkU0/s400/456.png
Azimuth Dan Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang
pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Bila kita berjalan dari satu titik
ke titik lain dengan sudut kompas tetap (potong kompas), maka harus
diusahakan agar lintasan perjalanan berupa satu garis lurus. Untuk itu digunakan
tehnik Back Azimuth.
Setelah titik-titik pengamatan yang akan diukur ditentukan dan ditandai dengan
penancapan patok,maka kompas diarahkan dari titik awal ke titik pengamatan
berikutnya, sehingga arah ( besar sudutnya ) dapat diketahui.
b.
Pengukuran jarak
Cara menggunakan alat ini relatif sederhana, cukup dengan merentangkan
meteran ini dari ujung satu ke ujung lain dari objek yang diukur. Namun demikian
untuk hasil yang lebih akurat cara menggunkan alat ini sebaiknya dilakukan
sebagai berikut:

a. Lakukan oleh 2 orang


b. Seorang memegang ujung awal dan meletakan angka nol meteran di titik
yang pertama
c. Seorang lagi memegang rol meter menuju ke titik pengukuran lainnya, tarik
meteran selurus mungkin dan letakan meteran di titik yang dituju dan baca
angka meteran yang tepat di titik tersebut.
rg.png
Pada pengukuran jarak, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan
yaitu :
Pita ukur harus diregangkan dan tidak boleh kendur.
Jarak yang diukur adalah jarak mendatar bukan mengikuti garis kontur.
Jika panjang pita ukur tidak mencukupi panjang jarak yang diukur, maka
teknik pelurusan diatas dapat digunakan.
Setelah mengukur besarnya sudut antar titik kemudian ukur jarak kedua titik
tersebut. Maka gunakan cat pilok sebagai tanda dengan cara
menyemprotkannya di titik sesuai jarak dan letak sudutnya. Jangan lupa untuk
membuat sketsa titik-titik pengamatan dan apabila ada catatan yang perlu
ditambahkan dapat ditambahkan pada kolom keterangan.
Langkah-langkah pengukuran ini dilakukan dari titik awal pengukuran sampai
titik akhir pengukuran. Objek yang diukur dapat berupa rute jalan, sungai, rumah
penduduk, persawahan, perkarangan, kantor dan lain-lain. \
Setelah sketsa kecil dibuat, lalu pindahkan kenampakan dilapangan ke selembar
kertas millimeter ukuran A3 untuk peta sederhana denga ngan mengguanak
penggaris dan busur derajat untuk menyesuaikan dengan kenampakan
dilapangan , untuk mempermudah guanakn skala, skala yang kami gunakan
adalah skala 1 : 2000.
c.
Gabungan jalan FIK dan Fmipa unp
Titik Pengamatan
Titik bidik
Sudut Azimuth (o)
Jarak ( meter )

VII.

Perhitungan dan Penggambaran Hasil

Metode Penggambaran
Data dan sketsa hasil pengukuran yang tercatat dalam Formulir Daftar Isian
akan dipindahan menjadi peta.
Tahap penggambaran :
a.
Kertas untuk penggambaran peta sebaiknya digunakan kertas milimeter,
hal ini sangat memudahkan dalam penggambaran, kertas millimeter yang kami
gunakan adalah kertas millimeter
b.
Tetapkan skala yang akan digunakan dengan memperhatikan panjang dan
lebar bidang kertas milimeter. Misal : kertas milimeter yang ada ukuran A4 yang
memiliki ukuran 20 cm x 15 cm, sedangkan panjang dan lebar wilayah yang
dipetakan ukurannya 3 km x 2 km, maka digunakan rumus :

Skala = jarak di peta / jarak di lapangan


Skala = 2,5/50 meter
= 2,5/5000
= 1/2000
c.
Tempatkan titik awal pengukuran dengan memperhatikan kesesuaian
antara bidang kertas dengan sketsa yang ada.
d.
Untuk memindahkan sudut azimuth dari Titik awal kr Titik berikutnya,
gunakan bantuan busur derajat. Impitkan busur pada 0o dengan garis yang
menunjukan arah utara ( sejajar dengan garis tepi peta yang vertikal ). Pusat
busur derajat letakkan tepat pada titik pengamatan. Plotkan besar sudutnya
pada peta.
e.
Setelah arahnya diketahui, maka hasil pengukuran jarak yang telah di
skalakan dapat diplotkan ke peta.
Apabila besar sudutnya ( arah ) dan jarak sudah di plotkan kedalam peta, maka
jadilah Peta Hasil Pengukuran.
VIII.
KESULITAN KESULITAN YANG DIALAMI DI LAPANGAN
Kesulitan yang kami hadapi dalam pelaksanaan pengukuran dan pemetaan
sederhana :
1.
Alat yang digunakan mudah rusak salah satunya pita ukur, sehingga
banyak terbuang waktu dalam pelaksanaan dilapangan
2.
Keramaian pengguna jalan menyebabkan sedikit terhambat saat
pembidikan sudut dan pengukuran
3.
Adanya perbedaan data yang menyebabkan pengukuran ulang
4.
Dalam pembuatan laporan tidak dapat dilampirkan dokumentasi karena
foto dokumenter nya hilang.
5.
Dalam membuat sketsa di laporan sedikit sulit
6.
Penyelarasan letak sketsa dipeta yang tekadang keluar dari batas lembar
millimeter.
http://agusbagusok.blogspot.co.id/2014/11/pemetaan-sederhana-denganmenggunakan.html
http://mugnisulaeman.blogspot.co.id/2013/01/arti-pengertian-pemetaan.html

Anda mungkin juga menyukai