Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika Fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku fluida baik dalam
keadaan diam (static) maupun bergerak (dinamik) serta akibat interaksi dengan media
batasnya (zat padat atau fluida dengan yang lain). Ilmu mekanika fluida sudah
terpikirkan sejak zaman pra sejarah, hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa
hal yang berkaitan dengan permasalahan fluida. Seperti adanya kapal layar yang
dilengkapi dengan dayung dan system pengairan.
Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah
penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke
daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas
penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim
hujan. Selain itu, sistem penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk
memperlambat kerusakan alat serta mempertahankan kondisi kerja yang aman,
sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada daerah tersebut mempunyai umur
yang lama.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu sistem penyaliran tambang?
2. Apa itu Mine Drainage ?
3. Apa itu Mine Dewatering ?
4. Apa saja hal yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang ?
5. Bagaimana penanganan penyaliran pada tambang bawah tanah ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu penyaliran tambang
2. Untuk mengetahui cara penanganan penyaliran tambang bawah tanah
3. Untuk mengetahui hal apa saja yang bisa mempengaruhi sistem penyaliran
tambang
4. Untuk mengetahui metode apa saja yang ada pada penyaliran tambang
5. Untuk mengetahui apa mine drainage dan metode drainage
6. Untuk mengetahui apa itu mine dewatering dan metode mine dewatering
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Sistem Penyaliran Tambang
sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada
daerahpenambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang
masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah
terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan,
terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran tambang ini juga
dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta mempertahankan kondisi
kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada daerah tersebut
mempunyai umur yang lama.

2.2 Mine Drainage


Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah penambangan. Hal
ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber
air permukaan. Adapun metode mine drainage seabagai berikut :
2.2.1 Metode Siemens
Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian ke
dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi lubang-
lubang.Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga airtanah terkumpul
pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah
penambangan.

2.2.2 Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump)


Metode ini digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas rendah
dan jenjang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian dimasukkan pompa
ke dalam lubang bor dan pompa akan bekerja secara otomatis jika tercelup air.
Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60 meter.
2.2.3 Metode Elektro Osmosis
Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemen-
elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada atoda(disumur
besar)dinetralisir menjadi air dan terkumpu pada sumur lalu dihisap dengan pompa.

2.2.3 Small Pipe With Vacuum Pump


Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang impermiabel (jumlah air sedikit)
dengan membuat lubang bor. Kemudian di masukkan pipa yang ujung bawahnya
diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor diberi kerikil-
kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter kerikil lebih
besar dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat
supaya saat ada isapan pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air
akan terserap kedalam lubang bor.
2.3 Mine Dewatering

2.2 Penanganan Penyaliran Pada Tambang Bawah Tanah


Penanganan masalah air pada tambang bawah tanah umumnya dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Dengan Tunnel (Terowongan)
Penyaliran dengan cara ini adalah dengan membuat tunnel atau aditbila
topografi daerahnya memungkinkan dimana terowongan atau adit ini dibuat sebagai
level pengeringan tersendiri untuk mengeluarkan air tambang bawah tanah. Cara ini
relatif murah dan ekonomis bila dibandingkan dengan sistem penyaliran
menggunakan cara pemompaan air ke luar tambang.
2. Dengan Pemompaan
Penyaliran tambang bawah tanah dengan sistem pemompaan adalah untuk
mengeluarkan air yang terkumpul pada dasar shaf atau sumuran bawah tanah yang
sengaja dibuat untuk menampung air dari permukaan maupun air rembesan air bawah
tanah.

2.3 Hal Yang Mempengruhi Sistem Penyaliran Tambang Bawah Tanah


1. Permeabilitas
Disamping parameter-parameter lain, permeabilitas merupakan salah satu yang
perlu diperhitungkan. Secara umum permeabilitas dapat diartikan sebagai kemapuan
suatu fluida bergerak melalui rongga pori massa batuan.

2. Rencana Kemajuan Tambang


Rencana kemajuan tambang nantinya akan mempengaruhi pola alir saluran
yang akan dibuat, sehingga saluran tersebut menjadi efektif dan tidak menghambat
sistem kerja yang ada.
3. Curah Hujan
Sumber utama air yang masuk ke lokasi penambangan adalah air hujan,
sehingga besar kecilnya curah hujan yang terjadi di sekitar lokasi penambangan akan
mempengaruhi banyak sedikitnya air tambang yang harus dikendalikan. Data curah
hujan biasanya disajikan dalam data curah hujan harian, bulanan, dan tahunan yang
dapat berupa grafik atau tabel. Analisa curah hujan dilakukan dengan menggunakan
Metode Gumbel yang dilakukan dengan mengambil data curah hujan bulanan yang
ada, kemudian ambil curah hujan maksimum setiap bulannya dari data tersebut, untuk
sampel dapat dibatasi jumlahnya sebanyak data.

Anda mungkin juga menyukai