Mekanika Fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku fluida baik dalam keadaan diam (static) maupun bergerak (dinamik) serta akibat interaksi dengan media batasnya (zat padat atau fluida dengan yang lain). Ilmu mekanika fluida sudah terpikirkan sejak zaman pra sejarah, hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan fluida. Seperti adanya kapal layar yang dilengkapi dengan dayung dan system pengairan. Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada daerah tersebut mempunyai umur yang lama.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa itu sistem penyaliran tambang? 2. Apa itu Mine Drainage ? 3. Apa itu Mine Dewatering ? 4. Apa saja hal yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang ? 5. Bagaimana penanganan penyaliran pada tambang bawah tanah ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apa itu penyaliran tambang 2. Untuk mengetahui cara penanganan penyaliran tambang bawah tanah 3. Untuk mengetahui hal apa saja yang bisa mempengaruhi sistem penyaliran tambang 4. Untuk mengetahui metode apa saja yang ada pada penyaliran tambang 5. Untuk mengetahui apa mine drainage dan metode drainage 6. Untuk mengetahui apa itu mine dewatering dan metode mine dewatering BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Penyaliran Tambang sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerahpenambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada daerah tersebut mempunyai umur yang lama.
2.2 Mine Drainage
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah penambangan. Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber air permukaan. Adapun metode mine drainage seabagai berikut : 2.2.1 Metode Siemens Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian ke dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi lubang- lubang.Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga airtanah terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah penambangan.
2.2.2 Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump)
Metode ini digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas rendah dan jenjang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian dimasukkan pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan bekerja secara otomatis jika tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60 meter. 2.2.3 Metode Elektro Osmosis Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemen- elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada atoda(disumur besar)dinetralisir menjadi air dan terkumpu pada sumur lalu dihisap dengan pompa.
2.2.3 Small Pipe With Vacuum Pump
Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang impermiabel (jumlah air sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian di masukkan pipa yang ujung bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor diberi kerikil- kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan terserap kedalam lubang bor. 2.3 Mine Dewatering
2.2 Penanganan Penyaliran Pada Tambang Bawah Tanah
Penanganan masalah air pada tambang bawah tanah umumnya dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Dengan Tunnel (Terowongan) Penyaliran dengan cara ini adalah dengan membuat tunnel atau aditbila topografi daerahnya memungkinkan dimana terowongan atau adit ini dibuat sebagai level pengeringan tersendiri untuk mengeluarkan air tambang bawah tanah. Cara ini relatif murah dan ekonomis bila dibandingkan dengan sistem penyaliran menggunakan cara pemompaan air ke luar tambang. 2. Dengan Pemompaan Penyaliran tambang bawah tanah dengan sistem pemompaan adalah untuk mengeluarkan air yang terkumpul pada dasar shaf atau sumuran bawah tanah yang sengaja dibuat untuk menampung air dari permukaan maupun air rembesan air bawah tanah.
2.3 Hal Yang Mempengruhi Sistem Penyaliran Tambang Bawah Tanah
1. Permeabilitas Disamping parameter-parameter lain, permeabilitas merupakan salah satu yang perlu diperhitungkan. Secara umum permeabilitas dapat diartikan sebagai kemapuan suatu fluida bergerak melalui rongga pori massa batuan.
2. Rencana Kemajuan Tambang
Rencana kemajuan tambang nantinya akan mempengaruhi pola alir saluran yang akan dibuat, sehingga saluran tersebut menjadi efektif dan tidak menghambat sistem kerja yang ada. 3. Curah Hujan Sumber utama air yang masuk ke lokasi penambangan adalah air hujan, sehingga besar kecilnya curah hujan yang terjadi di sekitar lokasi penambangan akan mempengaruhi banyak sedikitnya air tambang yang harus dikendalikan. Data curah hujan biasanya disajikan dalam data curah hujan harian, bulanan, dan tahunan yang dapat berupa grafik atau tabel. Analisa curah hujan dilakukan dengan menggunakan Metode Gumbel yang dilakukan dengan mengambil data curah hujan bulanan yang ada, kemudian ambil curah hujan maksimum setiap bulannya dari data tersebut, untuk sampel dapat dibatasi jumlahnya sebanyak data.