Anda di halaman 1dari 244

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING

STRES HOMOSEKSUAL DI JAKARTA

Oleh:
ANDI SUTANDI
106070002213

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN


COPING STRES HOMOSEKSUAL DI JAKARTA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar
Sarjana Psikologi

Oleh :
ANDI SUTANDI
NIM : 106070002213

Di Bawah Bimbingan :

Pembimbing I

Pembimbing II

Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi

Yufi Adriani, M.Psi

NIP. 19730328 200003 203

NIP. 19820918 200901 2 000

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011M
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRES


HOMOSEKSUAL DI JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7 Februari
2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
psikologi.
Jakarta, 7 Februari 2011
Sidang Munaqasyah

Dekan/

Pembantu Dekan/

Ketua merangkap Anggota

Sekretaris merangkap Anggota

Jahja Umar, Ph.D

Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si

NIP.130 885 522

NIP.19561223 198303 2001


Anggota

Ikhwan Lutfi, M. Psi

Neneng Tati Sumiati, M.Si.,Psi

NIP. 19730710 200501 1 006

NIP. 19730328 200003 203

Yufi Adriani, M.Psi


NIP. 19820918 200901 2 000

iii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Andi Sutandi
NIM

: 106070002213

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Dukungan Sosial
dengan Coping Stres Homoseksual di Jakarta adalah benar merupakan karya
saya dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut.
Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya
cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan UndangUndang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari
karya orang lain
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, 7 Februari 2011


Yang Menyatakan

Andi Sutandi
NIM : 106070002213

iv

MOTTO

My life is meaningful if we
share together
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya,
Bapak Endang & Ibu Nani yang menyayangi saya dengan sepenuh
hati serta selalu mendoakan saya dalam kebaikan.

ABSTRAK
A)
B)
C)
D)
E)

Fakultas Psikologi
7 Februari 2011
Andi Sutandi
Hubungan Dukungan Sosial dengan Coping Stres Homoseksual di Jakarta
Jumlah halaman i-xvii halaman + 154 Halaman (belum termasuk lampiran)

F)

Penelitian ini membahas masalah homoseksualitas yaitu jenis Gay.


Homoseksual menurut kamus psikologi adalah daya tarik terhadap individu
dari jenis kelamin yang sama. Penelitian ini membahas mengenai hubungan
dukungan sosial dengan coping stres yang dikhususkan kepada positif coping
homoseksual di Jakarta. Dukungan sosial menjadi faktor penting yang dapat
membuat individu khususnya homoseksual dapat mengatasi stres yang timbul
karena masalah eksternal maupun internal yang ada sepanjang rentang
kehidupan mereka.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, kuantitatif, dan metode
penelitian korelasional. Teknik sampling yang digunakan adalah non
probability sampling yaitu purposive sampling. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah gay berusia sekitar 18-22 tahun, sebanyak 31
orang, berdomisili di Jakarta dan pernah menjalin hubungan sesama jenis.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, yaitu skala
dukungan sosial terdapat 30 item valid dan skala coping stress 31 item valid.
Hasil penelitian ini memiliki koefisien korelasi 0,00 yang artinya ada
hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan coping stres pada
homoseksual di Jakarta.
Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dengan coping stres pada homoseksual di Jakarta (sig.0.000
KD = 33,3%). Artinya dukungan sosial pada homoseksual di Jakarta
berhubungan secara signifikan dengan coping stres homoseksual tersebut dan
variabel dukungan sosial mempengaruhi variabel coping stres sebesar 33,3%.
Dari hasil penelitian untuk dimensi dukungan emosional (IV1), dukungan
Instrumental (IV2), dukungan penghargaan (IV3), dukungan informatif (IV4) ,
didapat kelas dukungan sosial tertinggi yaitu dukungan instrumental dan
dukungan informatif (48,4%), dan kelas dukungan sosial terendah adalah
dukungan penghargaan dan dukungan informatif (19,3%), dan untuk dimensi
menceritakan dan menuliskan masalah (Y1), menemukan hikmah dari
masalah (Y2), mengambil respon positif ketika kehilangan (Y3), mencari
kebermaknaan hidup (Y4), humor (Y5), meditasi (Y6), kerohanian (Y7) di
dapat dua kelas coping stres tertinggi menemukan hikmah dari masalah
(64,5%) dan mencari kebermaknaan hidup (41,9%), dua kelas coping stres
terendah menceritakan dan menuliskan masalah dan humor (19,4%), dan
vi

kerohanian (16,1%). Hasil penelitian lain didapat sebagian besar terdapat


hubungan diantara kedua variabel dan adapun yang tidak terdapat hubungan
adalah antara dukungan emosional dengan coping mengambil respon positif
ketika kehilangan, antara dukungan emosional dengan coping humor, antara
dukungan penghargaan dengan coping humor, antara dukungan informatif
dengan coping humor, antara dukungan emosional dengan coping meditasi,
antara dukungan informatif dengan coping meditasi, antara dukungan
emosional dengan coping kerohanian, dan antara dukungan penghargaan
dengan coping kerohanian pada homoseksual di Jakarta.
Mengingat pentingnya peran dukungan sosial bagi kehidupan homoseksual,
sudah sepantasnya kaum heteroseksual mampu memberikan dukungan yang
baik dan bijak, dan juga diharapkan melalui dukungan sosial yang diberikan,
kaum homoseksual dapat kembali kepada jalan hidup sebagai heteroseksual.
Dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat semua sampel penelitian adalah
homoseksual yang pernah menjalin hubungan dengan sesama jenis dengan
mayoritas responden menjalin hubungan sesama homoseksual sebanyak lebih
dari tiga kali, dan mayoritas responden pun sudah berada dalam komunitas
dalam rentangan lebih dari lima tahun, maka dapat disimpulkan homoseksual
yang menjadi responden penelitian ini adalah homoseksual yang sudah terjun
ke dalam status homoseksualnya sejak lama dan akan sulit bagi mereka untuk
kembali ke jalan heteroseksual jika dibiarkan berlarut-larut. Jika dilihat
rendahnya coping menceritakan dan menuliskan masalah, humor serta
kerohanian maka diharapkan hendaknya lingkungan terdekat homoseksual itu
sendiri memberikan dukungan sosial yang tepat agar ketiga coping terendah
tersebut khususnya coping kerohanian dapat lebih dilakukan oleh kaum
homoseksual sehingga dengan coping tersebut khususnya coping kerohanian
kaum homoseksual itu sendiri dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
sehingga mereka dapat diharapkan kembali kepada lingkungan sebagai
heteroseksual sebagaimana mestinya.
G)

28 Bahan Bacaan Buku + 7 Referensi Internet + 1 Jurnal+ 6 Skripsi + 1 Paper

vii

ABSTRACT

A)
B)
C)
D)

E)
F)

Psychology Faculty
February 7th, 2011
Andi Sutandi
Relationship between Social Support with Coping Stress on Homosexuals in
Jakarta. (Hubungan Dukungan Sosial dengan Coping Stres Homoseksual di
Jakarta)
Number of pages i-xvii pages + 154 pages (not include attachments)
This study discusses the problem of homosexuality that is kind Gay. Gay,
according to the dictionary of psychology is the appeal to individuals of the
same gender. This study discusses the relationship of social support with
stress coping which is devoted to the positive coping homosexuals in Jakarta.
Social support is an important factor that can make individuals, especially
homosexual can overcome the stress arising from external and internal
problems that exist throughout their life span.
This research is descriptive research, quantitative and correlational research
methods. The sampling technique used was non-probability sampling, name
purposive sampling. The sample used in this study were approximately 1822 years old gay, as many as 31 peoples, based in Jakarta and had same sex
relationships. Data collection techniques used was questionnaires, which
scale contained of social support was 30 items valid and stress coping scale
was 31 items valid. The result of this study is, there was a significant
correlation between social supports with coping stress on homosexuals in
Jakarta because a result of correlation coefficient is 0.000.
The result of this study is, there was a significant correlation between social
support with coping stress on homosexuals in Jakarta (sig.0.000 KD =
33,3%). Its means that the social support on homosexuals in Jakarta is
significantly associated with homosexual stress coping and social support
variables influencing stress coping variables of 33.3%. From the research to
the dimensions of emotional support (IV1), instrumental support (IV2),
support award (IV3), and informational support (IV4), obtained the highest
grade of social support namely instrumental support and informational
support (48.4%), and lowest class is support award (IV3) and informational
support (19.3%), and for the dimension of share and write the problem (Y1),
find the wisdom of the problem (Y2), taking a positive response when
losing (Y3), seek meaningfulness of life (Y4), humor (Y5), meditation (Y6),
viii

and spirituality (Y7), obtained two classes of highest stress coping, there are
find the wisdom of the problem (64.5%) and seek meaningfulness of life
(41.9%), the lowest two classes of stress coping is share and write the
problem, and humor (19.4%), and spirituality (16.1%). Result of other studies
have found most of the relationship between two variables, and there is no
relationship between emotional support and taking a positive response when
losings coping, between emotional support and humors coping, between
support award and humors coping, between informational support and
humors coping, between emotional support and meditations coping,
between informational support and meditations coping, between emotional
support and spiritualitys coping, and between support award and
spiritualitys coping on homosexuals in Jakarta.
Given the important role of social support for homosexual life, it is
appropriate that the heterosexuals are able to provide good support and wise,
and also expected through the social support provided, homosexuals can go
back to the way of life as a heterosexuals. From the results of this study also
can be seen that all the research sample is a homosexual who had relationship
with same-sex with majority of respondents fellow homosexual relationship
by more than three times, and already in the community in a span of more
than five years, so it can be concluded that a homosexual whose be a
homosexual respondents of this research has been plunged into a homosexual
status for a long time and it would be difficult for them to return to the right
road if they left a heterosexual way. If seen from the lowest coping; share and
write the problem, humor, and spirituality, it is expected that the nearest
environment homosexual providing appropriate social support, so the third
lowest of coping stress particularly spiritually coping, can more be done by
homosexuals, so with these coping, homosexuals can get closer to God so
they can return to the environment as heterosexuals as they should.
G)

28 Books + 7 Internet References + 1 Journal + 6 Thesis + 1 Paper

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kembali penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala
kemudahan, kelancaran, dan kekuatan yang telah diberikan kepada penulis, dan
salam kepada Nabi besar junjungan kita Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan yang diharapkan.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Psikologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Skripsi ini diselesaikan
dengan judul Hubungan Dukungan Sosial dengan Coping Stres Homoseksual di
Jakarta. Inti dari skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran akan hubungan
dukungan sosial dengan coping stres pada homoseksual di Jakarta.
Selesainya skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan dan bimbingan orangorang di sekitar penulis. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Kedua orang tua penulis yaitu bapak Endang Adi dan mama Nani Parida serta
kedua adik penulis Dewi Puspita dan Riki Junaedi yang dengan penuh kasih
sayang, perhatian, dan pengorbanannya telah berdoa, membantu, memberi
semangat dan membimbing penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
Tanpa adanya doa, bimbingan dan dukungan dari mereka, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan semua ini,
2.
Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi, Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si,
Pembantu Dekan I, beserta seluruh jajaran dekanat lainnya, yang Insya Allah
tiada henti berusaha menciptakan lulusan-lulusan Fakultas Psikologi yang
semakin baik dan berkualitas.
3.
Neneng Tati Sumiati, M.Si.,Psi selaku dosen pembimbing skripsi I dan Yufi
Adriani, M.Psi selaku dosen pembimbing II atas bimbingan, dorongan, serta
kesediaan meluangkan waktunya kepada penulis sehingga penulis terdorong
dan termotivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan cepat,
4.
Ikhwan Luthfi, M.Psi, sebagai penguji I, Liany Luzvinda, M.Si selaku dosen
pembimbing akademik, atas kesabarannya dalam membimbing penulis selama
kuliah sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
5.
Para dosen dan staf UIN Syarif Hidayatullah yang telah banyak membantu
sehingga mempermudah jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Khususnya bagi para dosen, terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan
selama penulis menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah, sehingga
mempermudah mendapatkan materi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
skripsi ini,
6.
Eneng Renapatria Apriane, S.Ikom yang telah sabar menemani dan mendengar
keluhan, amarah, memberikan dorongan dan motivasi, serta mengajarkan
banyak hal kepada penulis, sejak pertama kali skripsi ini dibuat sehingga
penulis mendapatkan banyak pengetahuan baru terkait dengan penelitian yang
penulis lakukan,
7.
Para responden yang telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk
membagi pengalamannya dan juga mengisi kuesioner yang penulis berikan.

8.

Tanpa bantuan dari kalian, penulis tidak akan bisa menyelesaikan penelitian ini
dengan baik dan lancar,
Kepada sahabat penulis Winda Febrina, S.Psi, Nurma Pradipta AMKep, Ditha
Anafthia Naftha, SE, Adi Putranto SE, Anbiya Ayu S.Ikom, Dwiriane
Ismawati, S.Psi Firanti Handayani S.Psi, Amirul Mukminin, S.Psi. Ardina
Sirait S.Psi atas bantuan, nasihat, dan kerjasamanya sehingga penulis dapat
mencari data penelitian dengan mudah serta bantuan-bantuan lain yang
mempermudah penulis menyelesaikan skripsi ini,

Penulis sadar, terdapat banyak keterbatasan dalam menyelesaikan skripsi ini,


antara lain keterbatasan waktu, biaya, dan fisik penulis. Oleh sebab itu, penulis sadar
bahwa skripsi ini masih jauh untuk dikatakan sempurna. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat dan digunakan dengan sebagaimana mestinya bagi orang lain, dan
khususnya bagi penulis sendiri. Semoga skripsi ini dapat memberikan acuan bagi
peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih baik. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun, penulis harapkan untuk menambah kesempurnaan
dari skripsi ini.

Jakarta, 7 Februari 2011

Penulis

xi

DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................... i
Lembar Persetujuan..................................................................................... ii
Lembar Pengesahan Sidang ........................................................................ iii
Pernyataan ................................................................................................... iv
Motto........................................................................................................... v
Abstrak ........................................................................................................ vi
Abstrack ...................................................................................................... viii
Kata Pengantar ............................................................................................ x
Daftar Isi...................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................ xv
Daftar Lampiran .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 1
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 10
1.2.1 Pembatasan Masalah....................................................... 10
1.2.2 Perumusan Masalah ........................................................ 11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 11
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................ 11
1.3.2 Manfaat Penelitian .......................................................... 12
1.4 Sistematika Penulisan................................................................ 13
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 15
2.1 Stres.......................................................................................... 15
2.1.1 Definisi Stres .................................................................. 15
2.1.2 Sumber-Sumber Stres ..................................................... 16
2.1.3 Reaksi Umum Pada Stres................................................ 17
2.1.3.1 Reaksi Psikologis Pada Stres .............................. 17
2.1.3.2 Reaksi Fisik Pada Stres dan Kesehatan .............. 18
2.1.4 Situasi yang Berpotensi Menyebabkan Stres ................. 19
2.1.5 Langkah Penyesuaian Diri Terhadap Stres..................... 20
2.1.6 Stres dan Dukungan Sosial ............................................. 21
2.2 Coping Stres ............................................................................. 22
2.2.1 Definisi Coping Stres...................................................... 22
2.2.2 Jenis Coping.................................................................... 23
2.2.3 Strategi Coping ............................................................... 24
2.3 Coping Stres (Psikologi Positif) ............................................ 25
2.3.1 Menceritakan dan Menuliskan Masalah ......................... 25
2.3.2 Menemukan Hikmah dari Masalah................................. 27
2.3.3 Mengambil Respon yang Positif Ketika Kehilangan...... 28
2.3.4 Mencari Kebermaknaan Hidup....................................... 29
2.3.5 Humor ............................................................................. 31
xii

2.3.6 Melakukan Meditasi ....................................................... 35


2.3.7 Mendekatkan Diri Kepada Tuhan (Kerohanian) ............ 41
2.4 Dukungan Sosial ....................................................................... 42
2.4.1 Pengertian Dukungan Sosial ........................................... 42
2.4.2 Jenis-Jenis Dukungan Sosial ........................................... 43
2.4.3 Aspek Dukungan Sosial .................................................. 44
2.5 Homoseksual ............................................................................. 45
2.5.1 Pengertian Homoseksual ................................................. 45
2.5.2 Jenis Homoseksual .......................................................... 47
2.5.3 Penyebab Individu Menjadi Homoseksual...................... 48
2.5.4 Identitas dan Perilaku Homoseksual ............................... 49
2.5.5 Ekspresi Homoseksual Laki-Laki (Gay) ......................... 50
2.5.6 Perilaku Seks Homoseksual Laki-Laki (Gay)................. 50
2.6 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja Akhir....................... 51
2.6.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik (Jasmani) pada Remaja
Akhir ............................................................................... 51
2.6.2 Pertumbuhan Kelenjar-Kelenjar Seks dan Perkembangan Seksual
pada Remaja Akhir ......................................................... 53
2.6.3 Pertumbuhan Otak dan Perkembangan Kemampuan Fikir pada
Remaja Akhir.................................................................. 54
2.6.4 Perkembangan Sikap, Perasaan, Emosi pada Remaja
Akhir ............................................................................... 54
2.6.5 Perkembangan Minat/Cita-Cita pada Remaja Akhir....... 55
2.6.6 Perkembangan Pribadi, Sosial, dan Moral pada Remaja
Akhir ............................................................................... 56
2.7 Beberapa Panelitian yang Terkait ............................................. 58
2.8 Kerangka Berikir ....................................................................... 62
2.9 Hipotesis.................................................................................... 66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 69
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 69
3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................... 70
3.1.1.1 Pendekatan Penelitian .................................... 70
3.1.1.2 Metode Penelitian .......................................... 70
3.1.2 Variabel-Variabel Penelitian......................................... 71
3.1.3 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ............ 71
3.1.3.1 Definisi Konseptual........................................ 72
3.1.3.2 Definisi Operasional ...................................... 72
3.2 Subjek Penelitian ................................................................... 75
3.2.1 Populasi dan Sampel .................................................... 75
3.2.1.1 Populasi.......................................................... 75
3.2.1.2 Sampel............................................................ 75
3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel........................................ 76
3.2.3 Karakteristik Sampel .................................................... 77
3.3 Teknik Pengumpulan Data..................................................... 77
3.3.1 Instrumen Data Kuantitatif ........................................... 78

xiii

3.4 Teknik Analisis Data Statistik ................................................ 84


3.4.1 Teknik Uji Instrumen.................................................... 86
3.4.1.1 Teknik Uji Validitas ......................................... 86
3.4.1.2 Teknik Uji Reliabilitas ..................................... 87
3.5 Prosedur Penelitian ................................................................. 88
3.5.1 Tahap Persiapan............................................................ 88
3.5.2 Tahap Pelaksanaan........................................................ 89
3.5.3 Tahap Pengolahan Data ................................................ 89
BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................ 90
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian...................................... 90
4.2 Analisis Deskriptif ................................................................. 92
4.2.1 Kategorisasi Skor Coping Stres.................................... 93
4.2.2 Kategorisasi Skor Dukungan Sosial ............................. 95
4.3 Uji Instrumen Penelitian ........................................................ 97
4.3.1 Uji Validitas Item ......................................................... 97
4.3.2 Uji Reliabilitas Data ..................................................... 105
4.4 Hasil Analisis Data Penelitian ............................................... 106
4.4.1 Analisis Hipotesis Mayor ............................................. 107
4.4.2 Analisis Hipotesis Minor.............................................. 108
4.4.2.1 Analisis Korelasional ..................................... 108
4.4.2.2 Analisis Regresi.............................................. 118
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN................................. 148
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 148
5.2 Diskusi ................................................................................... 148
5.3 Saran ...................................................................................... 152
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Bobot Nilai Skala ........................................................................ 79


Tabel 3.2 Blue Print Skala Dukungan Sosial .............................................. 80
Tabel 3.3 Blue Print Skala Coping Stres..................................................... 82
Tabel 4.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Usia............................................... 90
Tabel 4.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Lama Berada dalam Komunitas ... 91
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pernah atau Tidak Menjalin
Hubungan Sesama Pria............................................................... 91
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Jumlah Hubungan Sesama Pria ........... 92
Tabel 4.5 Descriptive Statistics................................................................... 93
Tabel 4.6 Descriptive Statistics................................................................... 94
Tabel 4.7 Distribusi Skor Coping Stres ...................................................... 94
Tabel 4.8 Distribusi Skor Klasifikasi Coping Stres .................................... 95
Tabel 4.9 Descriptive Statistics................................................................... 96
Tabel 4.10 Distribusi Skor Dukungan Sosial.............................................. 96
Tabel 4.11 Distribusi Skor Klasifikasi Dukungan Sosial ........................... 97
Tabel 4.12 Hasil Uji Instrument yang Valid Skala Dukungan Sosial......... 98
Tabel 4.13 Distribusi Penyebaran Item Valid Skala Dukungan Sosial....... 99
Tabel 4.14 Hasil Uji Instrument yang Valid Skala Coping Stres ............... 101
Tabel 4.15 Distribusi Penyebaran Item Valid Skala Coping Stres ............. 103
Tabel 4.16 Correlations............................................................................... 107
Tabel 4.17 Model Summaryb ...................................................................... 107
Tabel 4.18 Coefficientsa .............................................................................. 107
Tabel 4.19 Matrix Korelasi ......................................................................... 108
Tabel 4.20 Coefficientsa .............................................................................. 118
Tabel 4.21 Model Summaryb ...................................................................... 118
Tabel 4.22 Model Summaryb ...................................................................... 119
Tabel 4.23 Model Summaryb ...................................................................... 120
Tabel 4.24 Model Summaryb ...................................................................... 120
Tabel 4.25 Model Summaryb ...................................................................... 121
Tabel 4.26 Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y1 ................. 121
Tabel 4.27 Coefficientsa .............................................................................. 122
Tabel 4.28 Model Summaryb ...................................................................... 123
Tabel 4.29 Model Summaryb ...................................................................... 124
Tabel 4.30 Model Summaryb ...................................................................... 124
Tabel 4.31 Model Summaryb ...................................................................... 125
Tabel 4.32 Model Summaryb ...................................................................... 125
Tabel 4.33 Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y2 ................. 126
Tabel 4.34 Coefficientsa .............................................................................. 127
Tabel 4.35 Model Summaryb ...................................................................... 127
Tabel 4.36 Model Summaryb ...................................................................... 128
Tabel 4.37 Model Summaryb ...................................................................... 129
Tabel 4.38 Model Summaryb ...................................................................... 129
xv

Tabel 4.39 Model Summaryb ...................................................................... 130


Tabel 4.40 Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y3 ................. 130
Tabel 4.41 Coefficientsa .............................................................................. 131
Tabel 4.42 Model Summaryb ...................................................................... 132
Tabel 4.43 Model Summary........................................................................ 133
Tabel 4.44 Model Summary........................................................................ 133
Tabel 4.45 Model Summary........................................................................ 134
Tabel 4.46 Model Summary........................................................................ 134
Tabel 4.47 Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y4 ................. 135
Tabel 4.48 Coefficientsa .............................................................................. 136
Tabel 4.49 Model Summaryb ...................................................................... 136
Tabel 4.50 Model Summary........................................................................ 137
Tabel 4.51 Model Summary........................................................................ 137
Tabel 4.52 Model Summary........................................................................ 138
Tabel 4.53 Model Summary........................................................................ 138
Tabel 4.54 Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y5 ................. 139
Tabel 4.55 Coefficientsa .............................................................................. 140
Tabel 4.56 Model Summaryb ...................................................................... 140
Tabel 4.57 Model Summary........................................................................ 141
Tabel 4.58 Model Summary........................................................................ 141
Tabel 4.59 Model Summary........................................................................ 142
Tabel 4.60 Model Summary........................................................................ 142
Tabel 4.61 Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y6 ................. 143
Tabel 4.62 Coefficientsa .............................................................................. 144
Tabel 4.63 Model Summaryb ...................................................................... 144
Tabel 4.64 Model Summary........................................................................ 145
Tabel 4.65 Model Summary........................................................................ 145
Tabel 4.66 Model Summary........................................................................ 146
Tabel 4.67 Model Summary........................................................................ 146
Tabel 4.68 Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y7 ................. 147

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Kuesioner


Lampiran 2 Data SPSS

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari empat subbab. Subbab pertama membahas latar belakang
masalah. Subbab kedua membahas tentang pembatasan dan perumusan masalah.
Subbab ketiga membahas tentang tujuan dan manfaat penelitian. Dan Subbab
Terakhir, subbab keempat membahas mengenai sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa berikut dengan kelebihan dan
kekurangannya. Untuk itu manusia membutuhkan manusia lain untuk saling mengisi
masing-masing kekurangannya. Hal ini masih terkait dengan kehidupan sebagai
karunia dari Tuhan bagi manusia yang wajib disyukurinya. Kewajiban bagi manusia
untuk mengisi kehidupan tersebut setiap harinya dengan meningkatkan kualitas diri
agar bertambah baik dari hari ke hari.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang diberikan Tuhan, sebagai seorang
umat manusia sudah seharusnya dapat menyikapinya dengan bijak sehingga antara
kelebihan dan kekurangan menjadi seimbang. Dalam hal menyikapi ini, kebanyakan
manusia tidak dapat menyeimbangkan keadaan dirinya. Mereka lebih cenderung
menonjolkan kelebihan dan menutupi kekurangan. Padahal kekurangan yang dimiliki
dapat disikapi dengan hal yang lebih positif.

Pada penelitian ini akan dibahas masalah homoseksualitas. Yang juga secara
tradisional, psikologi cenderung mengabaikan masyarakat lesbian dan gay, atau
menganggap mereka sebagai orang abnormal. Bahkan, sampai tahun 1974,
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (sistem untuk menjelaskan
dan mendiagnosa gangguan mental) memasukkan homoseksualitas sebagai gangguan
mental (Matt Jarvis, 2009: 200). Homoseksual menurut kamus psikologi adalah daya
tarik terhadap individu dari jenis kelamin yang sama; psikoanalisis menerapkan
istilah homosexual neuroses kepada sekelompok cacat, yang dipandang oleh mereka
itu sebagai berasal dari kecenderungan-kecenderungan seksual yang ditekan (Henry
Sitanggang, 1994: 184). Sehingga dari fenomena ini sangat dimungkinkan seorang
homoseksual akan menyembunyikan identitas dirinya sebagai homoseksual
dikarenakan opini masyarakat yang masih menganggap mereka sebagai kaum
abnormal yang patut diabaikan.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pola pikir dari
masyarakat tentang homoseksual pun berubah, sebagian masyarakat tidak lagi
memandang homoseksual sebagai sesuatu yang abnormal, tentu saja perubahan sikap
yang terjadi dewasa ini membangun wacana baru tentang homoseksualitas, sehingga
banyak pula penelitian-penelitian seputar penjelasan mengapa ada orang tertentu
menjadi homoseks. Keadaan ini tetap mengidentifikasikan bahwa homoseksual
masih perlu diperjelas alasannya.
Homoseksual itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu gay dan lesbian. Gay diartikan
sebagai laki-laki yang homoseksual dan lesbian adalah wanita yang homoseksual
(Henry Sitanggang, 1994: 236). Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah kaum

homoseksual jenis gay. Mengingat kemudahan peneliti dalam hal pengambilan


sampel penelitian.
Dari berbagai stigma dan dukungan masyarakat tentang homoseksual khususnya
gay baik itu stigma dan dukungan positif maupun stigma dan dukungan negatif
memunculkan berbagai sikap dan perilaku dari kaum homoseksual gay itu sendiri.
Sikap dan perilaku yang dimunculkan oleh kaum gay pun beraneka ragam, seperti
yang diberitakan dalam sebuah website berita kompas. Sabtu, 7 Maret 2009 di
Sydney, Australia, pada saat itu sedikitnya 300.000 orang berikut 130 kendaraan
hias berkeliling memadati jalan Oxford Street, mereka berkumpul, dan melakukan
parade untuk merayakan Mardi Gras, yaitu perayaan tahunan untuk homoseksual dan
lesbian. Karena sudah sejak setahun dari perayaan ini pemerintahaan Australia
melegalisasikan peraturan kesetaraan antara pasangan homoseksual, termasuk
lesbian dan heteroseksual. Tema yang diambil dalam parade ini bertajuk Nation
United yang dimana tema ini diambil untuk menghormati kaum homoseksual
diseluruh dunia. Khususnya bagi kaum homoseksual yang masih tinggal di negaranegara yang belum memperkenankan kaum homoseksual hidup secara terbuka.
(http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/03/07/2124527/australia.peringati.m
ardi.gras).
Dari berita tersebut tergambar bahwa masyarakat homoseksual khususnya di
Australia dapat dengan mudah menunjukkan jati diri mereka sebagai seorang
homoseksual tanpa merasa takut atau malu karena status mereka sebagai seorang
homoseksual, sehingga sikap dan perilaku mereka sebagai seorang homoseksual
lebih terbuka pada masyarakat sekitarnya. Faktor penyebab lainnya yang dapat

memunculkan sikap dan perilaku terbuka dari homoseksual diantaranya adalah


bahwa kaum homoseks memang lebih liberal, tidak cepat merasa bersalah dalam
perilaku seksual mereka, (Crowden & Koch dalam Sarlito, 2002: 187), mereka pun
lebih berperilaku saling menolong, (Salais & Fischer dalam Sarlito, 2002: 187), dan
dibeberapa kalangan memang makin banyak pendapat yang mengatakan bahwa
homoseksual tidak dapat dinilai melanggar etika atau moral, (Murphy dalam Sarlito,
2002: 187).
Namun, tidak semua stigma dan dukungan yang positif dapat memunculkan sikap
dan perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sekitar kaum homoseksual tersebut.
Misalnya keinginan lingkungan sekitar mereka yang menginginkan mereka untuk
kembali hidup sebagai seorang heteroseksual. Dan jika dukungan positif telah
diberikan namun kaum homoseksual tersebut tidak dapat melakukan apa yang
diharapkan lingkungan sekitarnya hal ini mungkin disebabkan karena mereka ingin
kembali tetap wajar, dapat meneruskan keturunan, tapi mereka tidak mampu, karena
sudah terlalu jauh tenggelam dalam komplikasi yang dihadapinya (Zakiah Darajat,
2001: 47).
Selain stigma dan dukungan yang positif, stigma dan dukungan yang negatif pun
memberikan efek yang berbeda, seperti yang terjadi di Indonesia saat ini, berbagai
pertentangan muncul untuk kaum homoseksual. Salah satu bentuk pertentangan
tersebut tergambar dalam sebuah berita yang baru-baru ini terjadi yang diambil dari
akses website berita di Jawa Timur http://m.beritajatim.com. Yaitu, belasan jamaah
Front Pembela Islam berkumpul di loby Hotel Oval, para jemaah ini beniat mengusir
para peserta gay dan lesbian dalam kongres ILGA (International, Lesbian, Gay,

Biseksual, Transgender and Interseks Association) yang diadakan di Hotel Oval


tersebut. Kongres ILGA ini adalah acara rutin yang dilakukan sejak tahun 2002,
untuk tahun ganjil digelar konfrensi tingkat dunia, dan untuk tahun genap dilakukan
konferensi regional seperti yang digelar di jawa timur tersebut. Dalam kesempatan
itu baik dari pihak ILGA maupu FPI belum menemukan titik temu dan masih
melakukan perundingan.
Dari berita tersebut tergambar jelas secara umum bahwa masyarakat di
Indonesia

kurang

mendukung

atau

bahkan

menentang

keberadaan

kaum

homoseksual. Namun akibat dari pertentangan-pertentangan yang terjadi tidak lantas


membuat kaum homoseksual tersebut menjadi sadar akan penyimpangan seksual
yang ada pada diri mereka. Berdasarkan hasil observasi langsung yang di lakukan
oleh peneliti, banyak diantara mereka yang bersikap acuh bahkan dengan sadar
menunjukkan pada masyarakat bahwa mereka adalah seorang homoseks, meskipun
ada pula yang menjadi takut atau bahkan membenci pihak-pihak yang menentang
keberadaan mereka. Keanekaragaman sikap homoseksual dalam menunjukkan jati
dirinya tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang salah satunya adalah faktor
pengaruh dukungan sosial. Lingkungan sosial dapat membentuk perilaku dan sikap
yang diharapkan dalam suatu lingkungan budaya. Maka dari itu pemberian dukungan
yang tepat dan bermakna diharapkan dapat memberikan efek yang positif dan efek
yang diharapkan dari homoseksual tersebut.
Selain itu dukungan dari lingkungan sosial juga dapat mengurangi hambatanhambatan yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan hidup yang ada dalam rentang
kehidupan kaum gay, namun kebutuhan-kebutuhan tidak selalu dapat terpenuhi

dengan lancar. Sehingga seringkali terjadi hambatan dalam pemuasan suatu


kebutuhan, motif dan keinginan. Keadaan terhambat dalam mencapai tujuan
dinamakan frustrasi. Keadaan frustrasi yang berlangsung terlalu lama dan tidak dapat
diatasi oleh seseorang akan menimbulkan stres. Stres adalah suatu keadaan di mana
beban yang dirasakan seseorang tidak sepadan dengan kemampuan untuk mengatasi
beban itu. Seseorang melakukan bermacam-macam cara penyesuaian diri (Coping)
untuk mengatasi berbagai macam stres. Setiap manusia mempunyai cara-cara
penyesuaian diri yang khusus, tergantung dari kemampuan-kemampuan yang
dimiliki, pengaruh-pengaruh lingkungan, pendidikan, dan bagaimana ia dapat
mengembangkan dirinya (Suprapti, 2003: 35-36).
Pentingnya perlakuan lingkungan sosial bagi daya tahan manusia terhadap
stress juga tergambar dalam eksperimen yang dilakukan oleh Bernstein (Suprapti,
2003: 42) pada sekelompok tikus yang diperlakukan secara berbeda. Ada
sekelompok tikus yang sering dibelai (extra handling group/ EH), ada kelompok
tikus yang tidak dibelai sama sekali (non-handling/NH), dan ada yang jarang dibelai
(IH). Dalam maze learning, ternyata tikus pada kelompok EH persentase
keberhasilannya lebih tinggi dan daya tahan tikus EH lebih besar daripada kelompok
lainnya. Dari eksperimen tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa cara lingkungan
sosial memperlakukan individu dapat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan
daya tahan individu terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini
perlakuan dan dukungan yang baik dari lingkungan sosial diharapkan dapat
mengurangi stres yang terjadi sepanjang rentang kehidupan individu homoseksual,
juga dapat membuat individu homoseksual tersebut lebih berkembang dan

berperilaku sesuai dengan harapan lingkungannya. Salah satunya adalah kembali ke


dalam status heteroseksual yang sudah dikodratkan kepada mereka sejak mereka
diciptakan, sebagaimana yang tertulis dalam firman Allah dalam Al-Quran surat AnNahl ayat 72:

Artinya :
Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki
dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari nikmat Allah?".

Dan juga dalam firman Allah dalam Al-Quran surat Ar-Rum ayat 21:



Artinya :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteriisteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Dari dua firman Allah tersebut jelas sekali homoseksual merupakan dosa besar
dalam Islam karena bertentangan dengan norma agama, norma susila dan juga
menyalahi fitrah manusia. Allah menjadikan manusia terdiri dari pria dan wanita
agar dapat berpasang-pasangan sebagai suami istri untuk mendapatkan keturunan
yang sah dan untuk memperoleh ketenangan serta kasih sayang. Seluruh umat Islam
sepakat bahwa homoseksual termasuk dosa besar. Karena perbuatan yang
diharamkan inilah Allah kemudian memusnahkan kaum nabi Luth A.S dengan cara
yang sangat mengerikan. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:

Artinya:
Barangsiapa kamu temui melakukan perbuatan kaum Luth (Homoseksual),
maka bunuhlah al-fail dan al-maful bi (kedua-duanya).

Dari sabda rasulullah di atas ancaman hukuman terhadap pelaku homoseksual


jauh lebih berat dibandingkan dengan hukuman bagi pelaku pezina. Di dalam
perzinahan, hukuman dibagi menjadi dua yaitu bagi yang sudah menikah dihukum
rajam, sedangkan bagi yang belum menikah dicambuk 100 kali dan diasingkan
selama satu tahun. Adapun dalam praktek homoseksual tidak ada pembagian
tersebut. Asalkan sudah dewasa dan berakal (bukan gila) maka hukumannya sama
saja atau tidak ada perbedaan hukuman bagi yang sudah menikah atau yang belum
menikah (http://kozam.wordpress.com/).
Karena hal di atas, sebagai masyarakat yang baik sudah seharusnya kita
merangkul kaum homoseksual agar tidak terjerumus dalam dosa besar, memberikan
dukungan yang sesuai agar mereka kembali ke jalan yang sudah dikodratkan kepada
mereka, bukan dengan cara menghujat namun dengan cara bersahabat agar terjalin
kesadaran tanpa rasa takut ataupun cemas.
Namun apakah setiap dukungan yang positif akan menimbulkan cara
penyesuaian diri terhadap stres (Coping) yang baik, mengingat seperti yang
disebutkan sebelumnya berdasarkan fakta yang terdapat dikehidupan sehari-hari di
Indonesia khususnya bahwa tidak semua dukungan yang positif akan menimbulkan
sikap dan perilaku yang baik serta tidak semua dukungan negatif dapat menimbulkan
sikap dan perilaku yang negatif pula. Sikap dan perilaku di sini termasuk pula sikap
dan perilaku penyesuaian diri terhadap stres (Coping).

10

Maka dari itu dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana
hubungan antara dukungan sosial terhadap coping stres (usaha individu untuk
menghadapi sumber-sumber stres dan dikhususkan kepada problem focus coping
yaitu positif coping) pada homoseksual. Di mana penelitian ini juga dibuat
mengingat banyaknya fenomena-fenomena khususnya fenomena kriminalitas yang
dilakukan oleh kaum homoseksual di Indonesia yang mungkin disebabkan oleh
tingkat stres yang tinggi dan dukungan sosial yang tidak tepat sasaran. Dan juga dari
observasi awal yang dilakukan peneliti, sebagian homoseksual yang ditemui banyak
diantaranya yang tidak percaya diri, rendah diri, bahkan ada yang sering melakukan
percobaan bunuh diri dikarenakan tuntutan lingkungan dalam hidup mereka yang
tidak dapat terpenuhi dan pada akhirnya mempengaruhi sikap dan perbuatan mereka
di tengah-tengah masyarakat. Dan melalui fenomenafenomena tersebut penelitian
ini diberi judul HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING
STRES HOMOSEKSUAL DI JAKARTA

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah


1.2.1 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti memberikan batasan-batasan
dalam membahas masalah penelitian, pembatasan masalah itu adalah sebagai berikut:
1. Pria homoseksual yang dimaksud di sini adalah pria homoseksual yang
berdomisili di Jakarta, dalam rentang usia remaja akhir yaitu berusia sekitar 18-22
tahun, dan pernah menjalin hubungan dengan sesama pria.

11

2. Coping stres yang dimaksud adalah usaha individu antara aksi reaksi dengan intra
fisik untuk menghadapi sumber-sumber stres dan atau reaksi kontrol individu
terhadap sumber stres. Coping stres disini coping stress dalam psikologi positif
yang kemudian dibagi menjadi tujuh bagian yaitu menceritakan dan menuliskan
masalah, menemukan hikmah dari masalah, mengambil respon yang positif ketika
kehilangan, mencari kebermaknaan hidup, humor, melakukan meditasi, dan
mendekatkan diri kepada tuhan (kerohanian).
3. Dukung sosial yang dimaksud adalah informasi atau nasehat verbal dan non
verbal yang diberikan oleh suatu jaringan sosial tersebut dan mempunyai manfaat
perilaku bagi penerima. Yang kemudian dukungan sosial tersebut dibagi menjadi
empat

yaitu,

dukungan

emosional,

dukungan

penghargaan,

dukungan

instrumental, dan dukungan informatif.

1.2.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial yang terdiri
dari dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan penghargaan, dan
dukungan informatif dengan coping stres yang terdiri dari menceritakan dan
menuliskan masalah, menemukan hikmah dari masalah, mengambil respon positif
ketika kehilangan, mencari kebermaknaan hidup, humor, meditasi, dan kerohanian
pada homoseksual di Jakarta?

12

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang hubungan
antara dukungan sosial yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan
instrumental, dukungan penghargaan, dan dukungan informatif dengan coping stres
yang terdiri dari menceritakan dan menuliskan masalah, menemukan hikmah dari
masalah, mengambil respon positif ketika kehilangan, mencari kebermaknaan hidup,
humor, meditasi, dan kerohanian pada homoseksual di Jakarta.

1.3.2 Manfaat Penelitian


Ada beberapa yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain meliputi :
A. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan kontribusi untuk berkembangnya ilmu pengetahuan,
khususnya bidang ilmu psikologi klinis dan psikologi sosial.
B. Manfaat Praktis
1. Bagi kaum homoseksual, sebagai bahan informasi agar dapat memotivasi diri
mereka sehingga dapat mengubah jalan hidupnya menjadi lebih baik dan
menjadi seseorang yang dapat diandalkan bagi lingkungan sosial dan diri sendiri.
2. Bagi orang tua, mengingat pentingnya dukungan sosial dan arahan yang positif,
maka diharapkan pihak keluarga khususnya orang tua dapat memilih jenis-jenis
dukungan yang paling dibutuhkan oleh anaknya serta tetap mendukung anaknya
sehingga dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan ke arah yang
lebih positif.

13

3. Bagi para pembaca, diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan tentang


pentingnya dukungan sosial bagi para homoseksual untuk mengembangkan
potensi mereka secara maksimal.
4. Manfaat lainnya, untuk memberikan sumbangan yang bermanfaat di dalam
dunia psikologi terutama sebagai bahan referensi penelitian-penelitian
selanjutnya dan mendorong minat teman-teman lainnya yang berkecimpung di
bidang psikologi untuk melakukan penelitian

yang berkaitan dengan

homoseksual, sehingga masih banyak hal yang dapat digali mengenai faktorfaktor yang dapat mempengaruhi homoseksual.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini memuat latar belakang masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Dalam bab kajian teori ini memuat tentang stres yang meliputi definisi stres,
sumber-sumber stres, reaksi umum pada stres, reaksi psikologis terhadap stres, reaksi
fisik pada stres dan kesehatan, situasi yang berpotensi menyebabkan stres, langkah
penyesuaian diri terhadap stres, stres dan dukungan sosial. Perilaku coping yang
meliputi definisi coping, jenis coping, strategi coping. Coping dalam psikologi positif
meliputi menceritakan dan menuliskan masalah,menemukan hikmah dari masalah,
mencari kebermaknaan hidup, humor, meditasi, mendekatkan diri kepada tuhan

14

(kerohanian). Dukungan sosial meliputi pengertian dukungan sosial, jenis-jenis


dukungan sosial, sumber dukungan sosial. Homoseksual meliputi pengertian
homoseksual, jenis homoseksual, penyebab individu menjadi homoseksual, identitas
dan perilaku homoseksual, ekspresi homoseksual laki-laki (gay), perilaku
homoseksual laki-laki (gay), pertumbuhan dan perkembangan remaja akhir yang
meliputi pertumbuhan dan perkembangan fisik pada remaja akhir, pertumbuhan
kelenjar-kelanjar seks dan perkembangan seksual pada remaja akhir, pertumbuhan
otak dan perkembangan kemampuan pikir pada remaja akhir, perkembangan sikap,
perasaan, emosi pada remaja akhir, perkembangan minat/cita-cita remaja akhir,
perkembangan pribadi, sosial, dan moral remaja akhir, beberapa penelitian terkait,
kerangka berfikir, dan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab metodologi penelitian ini memuat jenis penelitian, pendekatan
penelitian, metode penelitian, variable-variable penelitian, definisi konseptual
variable, definisi operasional variable, subjek penelitian yang meliputi populasi dan
sample, tehnik pengambilan sample, karakteristik sample, tehnik pengumpulan data,
instrument data kuantitatif, tehnik analisis data statistik, tehnik uji instrument, tehnik
uji validitas, tehnik uji reliabilitas, prosedur penelitian yang meliputi tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam bab hasil penelitian ini memuat gambaran umum subyek penelitian,
analisis deskriptif yang meliputi kategori skor dukungan sosial dan kategori skor
coping stress, uji instrument penelitian, uji validitas item, uji reliabilitas item, hasil

15

analisa data penelitian yang meliputi analisis hipotesis mayor dan analisis hipotesis
minor.
BAB V PENUTUP
Dalam bab penutup ini memuat kesimpulan, diskusi, dan saran.

BAB II
KAJIAN TEORI

Bab ini terdiri dari sembilan subbab. Subbab pertama membahas tentang
stres. Subbab kedua membahas tentang coping stres. Subbab ketiga membahas
tentang coping stress dalam psikologi positif. Subbab keempat membahas tentang
dukungan sosial. Subbab kelima membahas tentang homoseksual. Subbab keenam
membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja akhir. Subbab tujuh
membahas tentang penelitian-penelitian yang terkait. Subbab delapan membahas
tentang kerangka berfikir. Terakhir, subbab sembilan adalah hipotesis.

2.1 Stres
2.1.1 Definisi Stres
Menurut Baum, stres adalah pengalaman emosional yang negatif yang
disertai dengan gejala biokimia, psikologis, kognitif, dan perubahan perilaku yang

16

dapat dilihat secara langsung diantara perubahan keadaan stres atau penyesuaian diri
terhadap stres ke efek dari stres tersebut (Baum, dalam Taylor, 2003: 179).
Cannon yang dikutip oleh Bart Smet (1994: 107) mendeskripsikan stres
dengan suatu keadaan ketika organisme merasakan adanya ancaman, maka secara
cepat tubuh akan terangsang dan termotivasi melalui sistem saraf simpatetik dan
endokrin. Respon fisiologis ini mendorong organisme untuk menyerang ancaman
tadi atau melarikan diri.
Sementara itu menurut Sarafino (dalam Bart Smet 1994: 112) stres adalah
suatu kondisi disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan yang
menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang beraal dari situasi dengan
sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis, dan sosial dari seseorang.
Jadi, dari beberapa pengertian tentang stres tersebut dapat disimpulkan bahwa
stres adalah pengalaman emosional yang dirasakan individu saat adanya ancaman, di
mana ancaman tersebut disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan
sekitarnya.

2.1.2 Sumber-Sumber Stres


Menurut Sarafino (dalam Smet, 1994: 115-116) membedakan sumber-sumber
stres menjadi tiga sumber stres yaitu,
1) Sumber stres dalam diri seseorang
Terkadang sumber stres ada di dalam diri seseorang, salah satunya melalui
kesakitan. Tingkatan stres yang muncul tergantung pada keadaan rasa sakit dan
umur individu (Sarafino, dalam Smet, 1994: 115). Stres juga akan muncul dalam

17

diri seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila
seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stres yang utama.
Menurut teori Kurt Lewin (dalam Smet, 1994: 115) kekuatan motivasional yang
melawan menyebabkan dua hal yaitu, pertama, kecenderungan yang melawan
dan yang kedua perdekatan dan penghindaran.

2) Sumber-sumber stres di dalam keluarga


Stres di sini dapat bersumber dari interaksi diantara para anggota keluarga
seperti: perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh,
tujuan yang saling berbeda, dll.
3) Sumber-sumber stres di dalam komunitas dan lingkungan
Interaksi subjek di luar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stres.
Contohnya, pengalaman stres anak di sekolah dan di beberapa kejadian
kompetitif seperti olah raga. Sedangkan beberapa pengalaman stres orang tua
bersumber dari pekerjaan dan lingkungan yang stressful sifatnya.

2.1.3 Reaksi Umum Pada Stres


Ketika kita dalam keadaan stres, kita akan merasakan dan beraksi terhadap
stres itu. Untuk mendapat keuntungan dari stres, kita harus mengerti dua hal penting
yang menjadi penyebab stres (Lahey, 2007: 443-446):

18

1. Pertama, bereaksi terhadap stres seperti selayaknya. Reaksi pada stres ini
biasanya disebabkan oleh reaksi psikologis dan reaksi fisiologis bukan salah
satu, namun keduanya.
2. Kedua, reaksi psikologis dan reaksi tubuh kita terhadap stres sangatlah biasa,
baik itu stres fisik ataupun stres psikologis.

2.1.3.1

Reaksi Psikologis Terhadap Stres


Stres diawali dari banyaknya perubahan pada aspek psikologis dan proses

perubahan ini termasuk perubahan emosi, motifasi, dan kognisi. Dalam keadaan stres
kita merasakan gabungan dari emosi yang buruk, depresi, kemarahan, iritabilatas
(Cano & OLeary, 2000, dalam Lahey, 2007: 444).

2.1.3.2

Reaksi Fisik Pada Stres dan Kesehatan


Meskipun semua orang mengetahui keadaan stres didapat dari emosi

mereka, namun mereka masih saja terkejut dalam mempelajari penyebab stres yang
dapat mempengaruhi fungsi fisik di dalam tubuh mereka. Untuk memahami akibatakibat stres pada tubuh kita, pertama-tama kita mempelajari aspek umum pada tubuh
ketika merespon keadaan stres.
The General Adaptation Syndrome. Hans Selye yang pertama kali
memberikan pemahaman kepada kita mengenai reaksi tubuh terhadap stres
psikologis memiliki cara yang sama terhadap reaksi tubuh ketika terserang infeksi
atau demam. Tubuh melakukan general adaptation syndrome (GAS) untuk
mempertahankan diri dari serangan stres. Tiga tahapan dalam GAS ini adalah,

19

1. Alarm Reaction (Reaksi Alarm).


Tubuh pertama kali merespon dengan reaksi ini terhadap beberapa gejala,
termasuk gejala stres psikologis, yang kemudian dilanjutkan untuk dicari
penyebabnya.
2. Resistence Stage (Tahap Resistensi)
Selama tahap kedua pada GAS ini, tubuh telah benar-benar bekerja, dan tingkat
resistensi terhadap stres telah tinggi (Segerstrom & Miller, 2004, dalam Lahey,
2007: 445).

3. Exhaustion Stage
Jika stres berlanjut, reaksi pada individu dapat berupa kelelahan, resistensi, dan
infeksi menurun (Ray, 2004, dalam Lahey 2007: 445).

2.1.4 Situasi Yang Berpotensi Menyebabkan Stres


Berikut ini beberapa situasi yang berpotensi menyebabkan stres dalam diri
individu (Taylor, 2003: 187-189):
a.

Situasi yang negatif.


Situasi negatif banyak memengaruhi produksi stres daripada situasi yang positif.
Banyak situasi yang berpotensi untuk mengakibatkan stres karena situasi
tersebut membuat seseorang bekerja dan berfikir lebih keras.

b.

Situasi yang tidak terkontrol


Situasi yang tidak dapat dikontrol atau tidak dapat diprediksi lebih banyak
menghasilkan stres dari pada situasi yang terkontrol atau terprediksi. Situasi

20

negatif seperti gangguan, keramaian, atau ketidaknyamanan membuat keadaan


menjadi lebih stres, tapi penelitian mengenai stres tetap konsisten menunjukkan
bahwa keadaan yang tidak terkontrol lebih membuat keadaan menjadi stres
daripada keadaan yang terkontrol.
c.

Situasi yang ambigu


Situasi ambigu lebih mengakibatkan keadaan stres daripada keadaan yang sudah
jelas. Ketika keadaan menjadi ambigu, seseorang akan mengambil tindakan. Dia
harus lebih mengeluarkan energinya untuk memahami penyebab stres yang ada
di sekitarnya, di mana akan memakan waktu lebih banyak untuk melihat
penyebabnya.

d.

Situasi yang melebihi batas


Seseorang memiliki batas dalam hidupnya. Ketika keadaan melebihi batas, akan
menybabkan stres bagi seseorang. Contohnya, salah satu penyebab dari stres
dalam pekerjaan adalah pekerjaan yang terlalu menumpuk.

2.1.5 Langkah Penyesuaian Diri Terhadap Stres


Secara berturut turut, langkah yang dilakukan utuk penyesuaian diri terhadap
stres adalah (Suprapti, 2008: 37):
a)

Menilai situasi stres, yaitu menggolongkan jenis stres (kategorisasi), dan


memperkirakan bahaya yang berkaitan dengan stres itu.

b) Merumuskan alternatif tindakan yang dapat dilakukan dan menentukan tindakan


yang paling mungkin untuk dilakukan.
c)

Melaksanakan tindakan adalah langkah yang paling sukar untuk dilakukan.

21

d) Melihat feedback.
Jika langkah-langkah pertama berhasil maka diteruskan, kalau tidak segera
lakukan alternatif lain. Tindakan yang diambil orang yang mengalami stres
kemungkinan hanya berfungsi untuk melindungi diri terhadap kemungkinan
disorganisasi. Tindakan-tindakan ini merupakan tingkah laku yang sifatnya defensif.
Reaksi defensi tidak diarahkan pada sumber stres sehingga menghabiskan energi
secara tidak efisien. Reaksi defensif juga tidak objektif tetapi subjektif dan emosional
(tidak rasional). Reaksi defensif terjadi secara otomatis atau tidak disadari (Suprapti,
2008: 38).

2.1.6 Stres dan Dukungan Sosial


Banyak penelitian yang menunjukkan manfaat dukungan sosial, diantaranya
penelitian (Cohen & Hebert, dalam Aliyah, 2008: 84) yang mengadakan riset tentang
sistem kekebalan, riset ini menunjukkan bahwa hubungan pernikahan yang buruk
dan dukungan sosial yang rendah memiliki akibat terhadap kesehatan seseorang.
Penelitian lain dilakukan oleh Kiecolt Glaser (dalam Aliyah, 2008: 84)
menunjukkan bahwa pasangan pernikahan muda (rata-rata 25 tahun) yang memiliki
interaksi negatif atau permusuhan memiliki hubungan dengan bertambahnya tingkat
norepinephrine, epinephrine, hormone pertumbuhan, dan ACTH yang kesemuanya
berfungsi pada sistem kekebalan tubuh, 24 jam setelah interaksi negatif.
Menurut Thomas, (dalam Aliyah, 2008: 84), individu yang merasa mereka
memiliki seseorang yang memberi keyakinan dan tempat berbagi pikiran dan

22

perasaan akan memiliki fungsi kekebalan yang lebih baik daripada yang tidak
memiliki.
Dari hal di atas, tidak ada keraguan bahwa dukungan sosial mempengaruhi
kesehatan. Banyak penelitian memusatkan pengaruh dukungan sosial pada stres
sebagai variable penengah dalam perilaku kesehatan dan hasil kesehatan. Ada dua
teori pokok yang diusulkan (Gottlieb, dalam Bart Smet, 1994: 137-139):

a.

Hipotesis Penyangga (Buffer Hypothesis)


Menurut hipotesis ini, dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan
melindungi orang itu dari efek negatif dari stres yang berat. Fungsi yang bersifat
melindungi ini hanya atau terutama efektif kalau orang itu menjumpai stres yang
kuat.

b.

Hipotesis Efek Langsung (Direct Effect Hypothesis)


Hipotesis ini berpendapat bahwa dukungan sosial itu bermanfaat bagi kesehatan
dan kesejahteraan, tidak perduli banyaknya stres yang dialami orang-orang.
Menurut hipotesis ini, efek dukungan sosial yang positif sebanding di bawah
intensitas-intensitas stres tinggi dan rendah. Contohnya, orang-orang dalam
dukungan sosial yang tinggi dapat memiliki penghargaan diri yang lebih tinggi,
yang membuat mereka tidak begitu mudah diserang stres.

2.2 Coping Stres


2.2.1 Definisi Coping Stres

23

Menurut Lazarus dan Olkman, dalam Taylor (2003: 219) mendefinisikan


coping stres dengan:
the process of managing demands (eksternal or internal) that resources of the
person.
Atau dapat diartikan sebagai suatu proses dimana individu mencoba untuk
mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik tuntutan yang berasal dari
individu maupun dari lingkungan) dengan sumber daya yang mereka gunakan dalam
menghadapi situasi stressful.
Menurut

Lazarus

dan

Launier,

1978

(dalam

Taylor,

2003:

219)

mendefinisikan coping stres sebagai:


coping consists off efforts, both action-oriented and intrapsychic, to manage
(master, tolerate, reduce, minimize) environmental and internal demands and
conflicts among them
Yaitu bahwa coping mengacu kepada usaha antara aksi reaksi dengan intra
fisik untuk memanage (konflik utama, toleransi terhadap konflik, melubur konflik,
meminimalisir konflik) lingkungan dan tuntutan internal serta konflik diantara
keduanya.
Selain itu menurut (Lahey, 2007: 456) coping stres merupakan :
attempts by individual to deal with the source of stress and/or control their reaction
to it.
Yaitu bahwa coping merupakan usaha individu untuk menghadapi sumbersumber stres dan atau reaksi kontrol diri individu tersebut terhadap sumber stres.
Jadi dapat disimpulkan coping stres adalah usaha individu antara aksi reaksi
dengan intra fisik untuk menghadapi sumber-sumber stres dan atau reaksi kontrol
individu terhadap sumber stres.

24

2.2.2 Jenis Coping


Menurut Lazarus dkk (dalam Taylor 2003: 229) strategi coping dibagi
menjadi dua tipe umum yaitu:
1.

Emotional-focused coping, yaitu digunakan untuk mengatur respon emotional


terhadap stres. Pengaturan ini melalui perilaku individu bagaimana meniadakan
fakta-fakta yang tidak menyenangkan melalui strategi kognitif. Dan bila individu
tidak mampu mengubah kondisi yang stressful, individu akan cenderung untuk
mengatur emosinya.

2.

Problem-solving coping, yaitu untuk mengurangi stresor, individu akan


mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan yang baru. Individu
akan cenderung menggunakan strategi ini, bila dirinya yakin akan dapat
mengubah situasi.

2.2.3 Strategi Coping


Berdasarkan penelitian-penelitian lanjutan yang dilakukan Lazarus dkk
(1986), kedua jenis coping yaitu emotion focused coping dan problem - solving
coping, dibagi lagi menjadi delapan bagian strategi coping (Lazarus dkk, 1986 dalam
Taylor, 2003: 230).
Kedelapan strategi coping tersebut yaitu:
1.

Planful problem solving (problem focused coping)

25

Individu menganalisa situasi yang dihadapi hingga memperoleh cara-cara yang


diperlukan untuk mengatasi masalah kemanusiaan melakukan tindakan nyata
untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
2.

Controntatif coping (problem focused coping)


Ciri dari tindakan ini adalah adanya tindakan asertif, yang pada akhitnya
seringkali berubah menjadi tindakan agresif untuk merubah situasinya.

3.

Seeking social support (emotion or problem coping)


Individu akan berusaha memperoleh informasi atau dukungan emosional dari
orang lain.

4.

Distancing (emotion focused coping)


Usaha individu untuk menghindar atau menjauhkan diri dari situasi stresful atau
usaha dari sudut pandang yang positif.

5.

Escape-avoindance (emotion focused coping)


Individu berharap agar permasalahan yang ada segera berakhir atau bertindak
secara nyata atau melarikan diri dari permasalahannya tersebut.

6.

Possitive repraisal (Emotion focused coping)


Usaha individu untuk mencari sisi positif dari situasi, yang bertujuan untuk
mencapai pertumbuhan pribadi yang terkadang dikaitkan dengan hal-hal yang
bersifat rohani (religi).

7.

Self control (emotion focused coping)


Usaha seseorang untuk mengatur tindakan dan emosi yang berkaitan dengan
situasi yang dihadapi.

8.

Accepting responsinillity (emotion focused coping)

26

Pengakuan masalah yang dibuat individu sehingga masalah-masalah itu terjadi.

2.3 Coping Stres


Ada beberapa bagian yang termasuk ke dalam coping stres dalam psikologi
positif (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).

2.3.1 Menceritakan dan Menuliskan Masalah


Peristiwa traumatik sering mengisolasi kehidupan sosial. Tetapi dengan
berbicara dengan orang lain (lisan atau tulisan) tentang pengalaman traumatis, secara
otomatis akan membangun hubungan sosial yang lebih luas antara individu. Maka
dari itu komunikasi menjadi hal yang penting di bidang kesehatan mental. Dukungan
sosial telah dikaitkan dengan kesehatan mental dan fisik, sebagai bentuk pemulihan
lebih cepat dari penyakit, walaupun dengan kemungkinan stres yang masih akan
terjadi (Cf. Holahan et al, dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
Pentingnya hubungan sosial karena dalam kelompok-kelompok sosial itu sendiri
menawarkan tempat untuk tumbuh, melakukan eksperimen sosial, dan perubahan.
Dalam studi ditemukan bahwa dukungan sosial adalah cara yang signifikan
yang diberikan masyarakat untuk mengubah perilaku mereka ke arah yang lebih
sehat (Davison, Pennebaker, & Dickerson, dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez,
2005: 573-659). Pengalaman traumatis, kegelisahan dan ketidakpastian individu
dapat dikurangi melalui pertukaran interpersonal. Di sisi lain memiliki kepedulian
yang sama memberikan suatu kekuatan agar dapat menjadi cermin bagi diri mereka
sendiri, serta untuk berbagi pikiran dan perasaan atas kondisi yang dihadapi.

27

Selain itu dengan komunikasi yang baik dapat memfasilitasi hubungan dan
ikatan sosial antara individu, sehingga memudahkan integrasi sosial. Seperti sisi
mata uang, individu satu dengan yang lain harus saling memahami, harus ada yang
menjadi pendengar dalam sebuah pembicaraan. Maka dari itu interaksi harus
disinkronkan, namun meskipun demikian masih sering terdapat hambatan dalam
berkomunikasi, ketidakmampuan untuk mengungkapkan masalah dengan orang lain
menimbulkan masalah dalam berkomunikasi, mungkin karena takut tidak dipahami
atau diterima oleh orang lain. Maka dari itu disinilah peran menuliskan masalah
dapat dilihat (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
Meskipun menulis bukanlah suatu obat mujarab, dan memiliki potensi untuk
mengganggu kehidupan. Sebagai contoh, seorang peserta baru-baru ini mengatakan
kepada kita bahwa, setelah menulis, dia revaluasi hidupnya dan pernikahannya. Dia
kemudian bercerai dengan suaminya dalam 8 tahun usia pernikahan mereka dan
dipaksa untuk pindah bersama anak-anaknya ke sebuah apartemen yang jauh lebih
kecil. Meskipun dia melaporkan yang lebih bahagia dan sehat karena tulisan,
beberapa mungkin berpendapat bahwa menulis memiliki beberapa efek samping
yang sangat negatif (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
Walaupun demikian menulis tentang pengalaman traumatis dapat memiliki
manfaat bagi kesehatan secara signifikan, dalam arti individu tersebut didorong
untuk memikirkan kesengsaraan dalam hidup mereka, dan bertanggung jawab atas
hidup mereka sendiri (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).

2.3.2 Menemukan Hikmah Dari Masalah

28

Menemukan manfaat memiliki hubungan erat dengan kesehatan fisik dan


psikologis, dan hal itu berhubungan dengan teori adaptasi kognitif yang bekerja
ketika ada bahaya dilingkungan sekitar (Janoff Bulman, 1992 & Taylor, dalam C. R.
Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659), pertumbuhan setelah traumatik (Tedeschi
& Calhoun, dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659), pertumbuhan
psikologis (Epel, McEwen & Ickovics, dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005:
573-659). Menurut Snyder dan McCullough (2000) menemukan manfaat dari
masalah tergantung pada kekuatan manusia itu sendiri, dan dorongan itu sampai
memunculkan apa yang ada dalam paradigm psikologi positif (C. R. Snyder & Shane
J. Lopez, 2005: 573-659).
Menurut Lazarus dan Folkman (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005:
573-659) menemukan hikmah dalam setiap masalah termasuk ke dalam emotion
focused coping. Sebagai contoh perubahan atau pertumbuhan adalah sebuah jalan
kehidupan yang baik, pengalaman yang datang dan pergi menjadikan manusia lebih
baik dari hari ke hari, memiliki suatu keyakinan yang baru, dan pengetahuan adalah
sesuatu yang penting dalam hidup. Teori coping ini membedakan antara perilaku
adaptif yang alami, kepercayaan, dan strategi coping. Meskipun tidak semua peneliti
dan teori menyetejui bahwa segala sesuatu mengenai coping adalah pilihan yang
disengaja (Haan, dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659). Dari
perspektif ini ditemukan bukti bahwa pencarian hikmah dari suatu masalah adalah
sebuah coping individu (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).

2.3.3 Mengambil Respon Yang Positif Ketika Kehilangan

29

Mengambil respon positif ketika kehilangan berarti, menemukan makna


dalam setiap masalah dan kembali bangkit diatas pengalaman yang pahit. Yang juga
berarti merasionalkan segala bentuk kehilangan dan mencari manfaat sebagai
pengalaman dari sebuah peristiwa kehilangan serta mendorong dan memudahkan
terjadinya proses atau pertumbuhan atau perubahan kearah yang positif.

Jadi

menemukan manfaat dari sebuah peristiwa kehilangan dengan menemukan makna


dari sebuah peristiwa kehilangan memerlukan proses yang nyata, pertama, mereka
tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, kedua, dua hal itu datang dalam waktu
yang berlainan atau tidak datang dalam waktu yang bersamaan. Individu yang
menemukan makna dengan cepat dari sebuah peristiwa setelah dia kehilangan dan
setelah itu menemukan makna yang positif dari peristiwa kehilangan tersebut akan
memiliki emosi yang lebih baik dibandingkan dengan individu yang menemukan
manfaat dari peristiwa kehilangan yang lebih lama. Pada kesimpulannya penemuan
manfaat ini berkaitan dengan penyesuaian diri yang lebih positif terhadap lingkungan
ketika manfaat itu telah ditemukan (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).

2.3.4 Mencari Kebermaknaan Dalam Hidup


Makna berarti menghubungkan. Makna akan menghubungkan dua pemikiran
yang terpisah meskipun terdapat perbedaan. Seperti misalnya pemikiran tersebut
dalam kategori yang sama, dimiliki oleh individu yang sama, atau keduanya
digunakan untuk menuju satu tujuan. Hubungan keduanya bukan bagian dari
perubahan fisik dan jadi hal tersebut hanya bisa dihasilkan dari pemikiran seseorang
(atau beberapa pikiran lain dalam proses pemaknaan). Oleh kerena itu, makna adalah

30

sebuah realitas yang berbentuk non fisik. Hal tersebut nyata dan bersifat alami yang
memiliki hubungan sebab-akibat, dan tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip
yang ada (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
Baumeister (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659) memasukkan
penelitian tentang kebermaknaan hidup agar lebih memahami apa yang dimaksud
dengan kebermaknaan hidup. Terdapat empat kebutuhan utama dalam menemukan
kebermaknaan hidup dan berhubungan dengan motivasi yang mendorong individu
untuk membuat hidup mereka lebih bermakna. Seseorang merasa puas dengan empat
kebutuhan tersebut seperti menemukan hidup mereka menjadi lebih bermakna. Yang
membedakannya, seseorang yang tidak puas dengan satu atau lebih dari kebutuhan
tersebut merasa seperti tidak memilki makna dalam hidup mereka. Kebutuhan
tersebut adalah:
1. Kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan
Maksud dari kebutuhan ini adalah seseorang dapat menggambarkan hubungan
saat ini dengan masa depan mereka. Tujuan dapat dibagi menjadi dua jenis.
Pertama adalah tujuan sederhana, hasil masih objektif atau bagian-bagiannya
masih berupa keinginan, dan belum tentu menjadi nyata, dan dengan begitu
individu akan melakukan aktifitas yang lebih bermakna sebagai jalan untuk
memahami situasi yana diinginkan dimasa yang akan datang. Kedua, tujuan yang
lebih kompleks, di mana lebih bersifat subjektif daripada objektif. Hidup
berorientasi kepada tindakan antisipasi masa depan, seperti hidup bahagia
selamanya, dicintai atau masuk surga.
2. Kebutuhan bernilai

31

Di mana dapat mengambil kebaikan atau hidup yang positif dan dapat mengambil
tindakan yang benar. Nilai membuat indivuidu dapat menentukan mana yang baik
dan mana yang buruk, nilai akan menjaga kita dalam konteks kepercayaan yang
akan membuat kita untuk berfikir dengan baik, dan akan meminimalisir rasa
bersalah, kegelisahan, penyesalan dan beberapa hal lain yang menyangkut moral
yang dapat mengakibatkan stres.

3. Kebutuhan untuk dipercaya


Kebutuhan ini mempercayai bahwa setiap orang dapat membuat perubahan.
Hidup mempunyai tujuan tapi tanpa adanya kepercayaan sangatlah menyedihkan.
Setiap orang mengetahui apa yang mereka butuhkan tetapi tidak selalu dapat
diperoleh dari pengetahuan tersebut. Hal ini cukup sering terjadi pada seseorang
yang mengontrol lingkungan mereka (dan pastinya diri merka sendiri: dalam
Baumeister, 1998), dan kontrol yang buruk dapat membuat masalah seseorang
menjadi serius yang akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental mereka.
4. Kebutuhan akan harga diri
Hampir sebagian besar individu mencari alasan agar mereka dipercaya sebagai
individu yang baik, dan menjadi orang yang berguna. Harga diri dapat membuat
individu meraih makna dalam hidupnya (dalam Wood, 1989). Hal ini dapat diraih
dengan mengumpulkan seperti ketika seseorang menggambarkan penghargaan
diri yang bermakna dari beberapa kelompok mereka atau orang-orang lain yang
mereka anggap penting dan hormati.

32

2.3.5 Humor
Dalam tulisan awal yang dibuat Plato dalam Philebus (dalam C. R. Snyder &
Shane J. Lopez, 2005: 573-659), Aristoteles dalam Poetics (dalam C. R. Snyder &
Shane J. Lopez, 2005: 573-659), Hobbes dalam Leviathan (dalam C. R. Snyder &
Shane J. Lopez, 2005: 573-659), dan Rousseau dalam Lettre a. M. D'alembert (dalam
C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659), humor ditandai sebagai bentuk dari
permusuhan. Bagi para filsuf tersebut, kualitas tertawa mengejek, paling sering
diarahkan untuk keburukan dan kekurangan orang lain. Hal ini membuat humor
menjadi sesuatu tidak diinginkan dan kejam. Tertawa dikatakan mencerminkan sifat
agresif yang lebih besar dari manusia yang mengakibatkan korban untuk orang lain.
Aristoteles mengatakan bahwa, "komedi bertujuan untuk mewakili manusia yang
lebih buruk lagi, tragedi seperti yang lebih baik daripada di kehidupan nyata" dan
yang menggelikan hanyalah bagian yang jeleknya (Piddington, 1963). Hal tersebut
menjadi pelajaran untuk mengingat kembali bahwa hingga akhir abad ke-19,
misalnya, hal rutin yang dilakukan dan menjadi kebiasaan dengan mengunjungi
rumah sakit jiwa untuk menikmati sambil tertawa melihat para narapidana
menyedihkan dan berantakan yang terikat dengan penjara mereka masing-masing (C.
R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
Pada abad ke-16, Joubert (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573659) menyatakan bahwa tertawa dapat melancarkan aliran darah yang dapat
membantu membuat kulit terlihat sehat dan wajah menjadi berseri-seri. Oleh karena

33

itu, tertawa dikatakan tepat untuk kekuatan proses penyembuhan yang memberikan
kontribusi yang baik untuk kesehatan pasien.
Tokoh psikologi yang memberikan kontribusi awal yang menggambarkan
efek positif dari humor adalah William McDougal (dalam C. R. Snyder & Shane J.
Lopez, 2005: 573-659), yang menyarankan bahwa dengan tertawa dapat mengurangi
dampak dari serangan sosial yang dapat digunakan sebagai perangkat untuk
mencegah simpati yang berlebihan dan untuk menahan diri kita dari depresi,
kesedihan, dan berpotensi merusak emosi lainnya. Posisi ini sejajar dengan tulisantulisan baru-baru ini mengenai humor sebagai cara untuk mengurangi tekanan
(rangsangan emosional).
Freud (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659), dalam
bukunya Jokes and Their Relation to the Unconscious (1905), dijelaskan bahwa
tertawa dapat digunakan sebagai pelepasan ketegangan defensif yang telah
terangsang oleh keadaan awal untuk tertawa. Ketegangan dikatakan menimbulkan
oleh sesuatu yang bisa menimbulkan perasaan atau pikiran terkait dengan kemarahan
dan seksualitas dalam situasi di mana ekspresi mereka akan disesuaikan. Ketika ego
pertahanan yang menghambat ekspresi emosional tersebut terbukti tidak diperlukan,
seperti ketika seorang melakukan lelucon dalam ceritanya dan dengan demikian
dapat meringankan emosi pendengarnya, energi dari emosional tersebut dapat
ditahan dengan tertawa. Dalam tulisan-tulisan Freud, sesuai dengan McDougall, dia
mengisyaratkan pada efek yang menguntungkan dari humor dalam membantu
mengurangi dampak tekanan emosional.

34

Freud juga menulis sebuah makalah singkat berjudul "Humor" (dalam C. R.


Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659), di mana ia menyajikan pandangan dari
"humor" yang membedakan dari "kecerdasan" dan "komik". Humor dikatakan dapat
mewakili internalisasi pengampunan orangtua yang memungkinkan seorang individu
untuk memperoleh perspektif dan bantuan dari emosi atas kekecewaan dan
kegagalan. Humor melibatkan interpretasi kegagalan sebagai sesuatu yang kurang
penting atau keseriusan dari kepercayaan yang sudah ada sebelumnya, sehingga
mengubah kegagalan tersebut menjadi seperti "permainan anak kecil". Dengan cara
ini, humor menjadi alat untuk bersahabat dengan kekecewaan dan menghindari
kecemasan episodic dan depresi. Ini adalah bentuk humor, yang dijelaskan oleh
Freud dan dijelaskan oleh McDougall, yang mencirikan banyak penelitian
kontemporer tentang humor sebagai pengurangan gangguan emosi.
Perilaku Coping Terkait Dengan Humor
Investigasi yang terkait dengan efek dari stres mengarahkan perhatian mereka
pada perilaku coping yang memfasilitasi atau menghambat fungsi optimal pada
kondisi yang membahayakan. Sering ditegaskan bahwa metode coping yang
melibatkan penghindaran atau penolakan dari pengalaman stres selanjutnya,
membuat seseorang menjadi lebih rentan dalam menghadapi stres yang melibatkan
kesadaran dan penyesuaian mereka terhadap stres (Lazarus; Janis dalam C. R. Snyder
& Shane J. Lopez, 2005: 573-659). Dalam serangkaian studi yang telah dilakukan,
humor ditemukan terkait dengan perilaku coping yang lebih aktif dan konfrontatif,
yang secara negatif juga berkaitan dengan penghindaran dan penyangkalan.

35

Humor juga telah ditemukan terkait dengan pendekatan perilaku coping


oleh Kuiper, Martin, dan Olinger (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573659) dalam studi mereka tentang respon siswa terhadap ujian akademik. Para penulis
tersebut menemukan CHS yang secara positif terkait dengan sejauh mana siswa
berhasil melakukan ujian sebagai tantangan daripada ancaman. Selain itu, CHS
tersebut ditemukan secara positif berkaitan dengan jarak dan serangan terhadap
coping, bagian dalam Ways of Coping Scale (Lazarus & Folkman, dalam C. R.
Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659). Temuan terakhir ini menunjukkan bahwa
orang-orang yang menggunakan humor sebagai mekanisme coping cenderung
terlibat dalam problem-focus coping dengan emosi sekecil mungkin selama mereka
berhubungan dengan stres. Untuk mendukung pendapat tersebut, penulis juga
menemukan bahwa CHS berhubungan negatif dengan ukuran dari Persepsi Tegangan
(Cohen, Kamarck, & Mermelstein, dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005:
573-659) dan Sikap Disfungsional (Cane, Olinger, Gotlib, & Kuiper, dalam C. R.
Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659), yang menilai bahwa disfungsi
kemampuan evaluatif diri berhubungan dengan kerentanan terhadap dysphoria.
Pembelajaran yang meneliti hubungan antara humor dengan perilaku coping
memberikan dukungan bagi penyelidikan penelitian sebelumnya yang menunjukkan
humor dapat berperan sebagai moderator stres. Perilaku coping yang berhubungan
dengan humor tampaknya merupakan jenis yang aktif menandakan konfrontasi
dengan pengalaman stres, membantu mengurangi stres, jika tidak segera dilakukan
maka ada cukup waktu yang memungkinkan untuk melakukan perubahan pada
perspektif yang ada (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).

36

2.3.6 Melakukan Meditasi


Hasil meditasi yang ditemukan oleh positif psikologi adalah sebagai berikut:
1.

Ingatan dan Kecerdasan


Meditasi tampaknya menghasilkan peningkatan kecerdasan, nilai di sekolah,

kemampuan belajar, dan ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang (Cranson
et al., 1991; Dillbeck, Assimakis, & Raimondi, 1986; Lewis, 1078 dalam C. R.
Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659). Penelitian pertama yang memeriksa efek
TM pada Culture Fair Intelligence Test (CFIT) atau tes kecerdasan budaya, dan
waktu reaksi (Reaction Time/RT) yang dihubungkan dengan kontrol kelompok.
Bahkan ketika kontrol dilakukan pada tingkat usia, tingkat pendidikan, kepentingan
pada meditasi, tingkat pendidikan orang tua, dan pendapatan tahunan, kelompok TM
meningkat secara signifikan pada kedua tindakan tersebut dibandingkan pada kontrol
kelompok. Para penulis menunjukkan bahwa meditasi TM nampaknya menjadi alat
"pendidikan yang menjanjikan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran untuk
belajar" (Cranson et al., dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
2. Kreativitas
Kreativitas adalah sesuatu yang bersifat kompleks, yang terdiri dari berbagai
sifat

dan

kemampuan,

termasuk

keterampilan

untuk

menilai/mempersepsi,

kelancaran ideasional, keterbukaan untuk melakukan, dan fleksibilitas emosional.


Dalam beberapa penelitian meditasi, satu atau lebih sifat-sifat tersebut telah
membaik. Cowger dan Torrance (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573659) mempelajari 24 mahasiswa perguruan tinggi yang diajarkan meditasi Zen dan

37

10 yang diajarkan relaksasi. Para meditator mencapai keuntungan yang signifikan


secara statistik dalam kreativitas seperti yang didefinisikan oleh kesadaran masalah
tingkat tinggi, perubahan persepsi, penemuan, pengalaman sensoris, ekspresi
emosional/perasaan, humor dan fantasi. Peneliti TM lain juga telah melaporkan
adanya hubungan antara TM dan kreativitas misalnya, Margid pada tahun 1986
(dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
3.

Peran Hubungan Interpersonal


Tloczynski dan Tantriella (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-

659) memeriksa efek dari meditasi napas sebagai proses relaksasi di perguruan
tinggi. 75 mahasiswa, masuk ke dalam awal kegelisahan, yang secara acak masuk ke
dalam meditasi, relaksasi, dan kelompok kontrol. Para siswa yang diterima hanya
diberikan waktu 1 jam instruksi untuk melakukan hal tersebut dengan teknik yang
baik. Menariknya, setelah 6 minggu, skor masalah interpersonal menurun secara
signifikan hanya pada kelompok meditasi, meskipun, kegelisahan dan depresi skor
menurun secara signifikan pada kedua kelompok meditasi dan relaksasi,
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
4.

Kepribadian dan Penghargaan Diri


Berdasarkan penemuan yang berhubungan dengan hal tersebut, meditasi

tampaknya terkait dengan karakteristik kepribadian positif. Misalnya, ketika


kelompok nonmeditators dicocokkan dengan kelompok pemula, meditasi jangka
pendek, dan meditasi jangka panjang dan hasilnya dibandingkan, hasil menunjukkan
peningkatan yang signifikan dalam pertumbuhan kepribadian yang positif sebagai
fungsi dari meditasi yang panjang (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).

38

Emavardhana dan Tori (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659),
memeriksa efek dari partisipasi meditasi yang dilakukan oleh pelatihan meditasi
Vipassana selama 7 hari yang dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sesuai.
Para meditator yang telah mundur mengalami peningkatan yang signifikan dalam
keseluruhan harga diri, perasaan dibutuhkan, kebajikan, dan penerimaan diri
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sesuai.
5.

Kebahagiaan dan Efek Yang Positif.


Smith, Compton, dan West (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-

659) menyelidiki dampak dari penambahan meditasi dalam Fordyces (dalam C. R.


Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659) Personal Happiness Enhancement
Program (PHEP) atau program peningkatan kebahagiaan pribadi. 36 materi pelajaran
diberikan secara acak kepada kelompok ekperimental atau kelompok kontrol yang
tidak diberikan pengobatan. Subjek percobaan dibagi menjadi dua kelompok, dimana
kedua-duanya diberikan instruksi dari PHEP, namun satu kelompok eksperimental
juga diajarkan latihan meditasi yang serupa yaitu Bensons Relaxation Responses
atau respon relaksasi dari Benson (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573659). Groups bertemu dalam 12 kali pertemuan, masing-masing 11/2 jam, selama 6
minggu. Kelompok meditasi yang ditambah dengan PHEP mengalami peningkatan
secara signifikan pada ukuran kebahagiaan, kecemasan, dan depresi, dibandingkan
dengan kelompok yang tidak menggunakan PHEP dan kelompok kontrol saja. Para
meditator juga melaporkan tingkat yang meningkat secara signifikan pada perilaku
positif, stres dan gejala penyakit yang menurun secara signifikan, tingkat kecemasan,

39

permusuhan, depresi, dan dysphoria yang juga menurun (Beauchamp Turner &
Levinson, dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
6.

Latihan Informal: Penilaian dalam Kehidupan Sehari-Hari


Meskipun masih sangat sedikit penelitian yang mengkhususkan untuk menguji

efek dari latihan meditasi dari waktu ke waktu mengenai pengalaman hidup seharihari (praktek informal), hal ini merupakan topik penelitian yang sangat penting.
Easterlin dan Cardena (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659)
mengevaluasi dampak dari awal meditasi Vipassana dalam kehidupan sehari-hari dan
meditasi lanjutannya. Peserta meditasi terdiri dari 43 meditator, diantaranya 19
meditator pemula, dan 24 lainnya adalah meditator yang lebih berpengalaman,
menjawab pertanyaan secara acak mengenai kesadaran, penerimaan, pengaruh, dan
gaya kognitif. Sehubungan dengan para pemula tersebut, pelaku meditasi yang lebih
berpengalaman tersebut melaporkan kesadaran yang lebih besar, suasana hati yang
positif, dan penerimaan dan tingkat kecemasan yang lebih rendah, serta tingkat stres
yang lebih rendah, dan akal sehat yang terkontrol.
7.

Ketahanan Menghadapi Stres dan Rasa Kecocokan


Ketahanan Menghadapi Stres (Kobasam dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez,

2005: 573-659) dan Rasa Kecocokan (Antonovsky) mengacu pada karakteristik


kepribadian yang relatif stabil yang memengaruhi bagaimana penerimaan seseorang
dan merasakan dunia. Ketahanan menghadapi stres terdiri dari tiga komponen
penting; komitmen, kontrol, dan tantangan. Rasa kecocokan mengacu pada
kemampuan seseorang untuk menemukan makna keduniawian, mengerti, dan
mengendalikannya. Kabat Zinn dan Skillings (dalam C. R. Snyder & Shane J.

40

Lopez, 2005: 573-659) memeriksa efek dari program pengurangan stres yang
dilakukan selama 8 minggu dalam program Ketahanan Menghadapi Stres dan Rasa
Kecocokan (Stress Hardiness and Sense of Coherence). Para peneliti menemukan
bahwa 6% - 7% nilai rata-rata peningkatan kedua hal tersebut yang diikuti oleh 582
pasien. Mereka yang melakukan peningkatan terbesar dalam mengikuti program
Sense of Coherence membuat perubahan yang besar pula dalam psikologi dan gejala
pengurangan fisik. Pada tiga tahun ke depannya (Kabat-Zinn & Skilling, 1992),
keuntungan program tersebut tetap dipertahankan, bahkan dilakukan perbaikan lebih
lanjut pada program Sense of Coherence tersebut.

8.

Sikap Empati
Seluruh kelompok meditasi telah menekankan perhatian mereka terhadap

kondisi orang lain yang dimaksudkan untuk mempromosikan sikap empati mereka
ke hal-hal yang dibuat yang mengarah kepada satu sama lain (Murphy, et al., dalam
C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659). Pada studi lain yang dilakukan oleh
Saphiro (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659) memeriksa efek dari
makna meditasi pada 78 siswa yang sakit dan sedang dalam pengobatan. Hasil
menunjukkan adanya peningkatan pada tingkat empati dan penurunan pada tingkat
kegelisahan dan depresi pada kelompok meditasi bila dibandingkan dengan daftar
tunggu kelompok kontrol.
9.

Aktualisasi Diri

41

Meditasi telah dideskripsikan sebagai cara untuk mengaktualisasikan dan


menyatukan kepribadian seseorang untuk memenuhi penggabungan pribadi
(Ferguson, dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
10. Kepercayaan Afiliatif dan Motivasi Keesaan
Weinberger, McLeod, McClelland, Santorelli, dan Kabat-Zinn (dalam C. R.
Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659) memberikan hipotesis bahwa MBSR akan
memberikan peningkatan pada kepercayaan afiliatif dan motivasi keesaan.
Kepercayaan afiliatif ditandai dengan rasa kepercayaan, keterbukaan, dan kepedulian
dan dapat memprediksi hasil kesehatan positif (McClelland, dalam C. R. Snyder &
Shane J. Lopez, 2005: 573-659).

11. Kerohanian
Shapiro dan teman-temannya (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573659) melakukan studi acak terkontrol untuk menguji efek meditasi kesadaran pada
siswa paramedis dan medis. Skor yang lebih tinggi terlihat secara signifikan
diperoleh oleh kelompok spiritual meditasi daripada kelompok kontrol. Selanjutnya,
hasil ini diulang ketika kelompok kontrol menerima intervensi yang sama. Astin
(dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659) juga menunjukkan
peningkatan yang signifikan dari kelompok spiritual setelah intervensi kesadaran
meditasi yang diberikan pada sekelompok mahasiswa.

2.3.7 Mendekatkan Diri Kepada Tuhan (Kerohanian)

42

Kerohanian adalah suatu proses yang mengatakan potensi terbaik dalam diri
kita. Kemampuan untuk membayangkan, mencari, berhubungan dan berpengangan,
serta berdoa mungkin yang menjadikan manusia unik dan berbeda dari mahluk
lainnya. Kerohanian, bagaimanapun juga, tidak dapat dihapuskan dari proses
biologis, psikologis, atau proses sosial tanpa menghilangkan karakter penting dari hal
tersebut (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659)
Dalam spiritualitas, kita dapat menemukan cara untuk memahami dan
berhubungan dengan kekurangan manusia, sesuatu yang menjadi batas kendali kita.
Sayangnya, bahasa-bahasa kerohanian seperti yang Kudus, transendensi, ikhlas,
kesabaran, penderitaan, iman, misteri, keterbatasan, pengorbanan, rahmat, dan
transformasi masih asing dalam psikologi. Meskipun demikian, mungkin masih
banyak yang bisa diperoleh dengan menjembatani pandangan dunia, metode, dan
nilai-nilai spiritualitas dengan orang-orang psikologi. Jadi, kerohanianlah yang
membantu kita untuk menerima batas-batas yang kita miliki meskipun bertentangan
psikologis yang seharusnya membuat kita mencoba untuk meningkatkan kekuatan
dan kontrol yang kita miliki (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
Para ahli sosial, pakar kesehatan, dan pakar kesehatan mental telah mulai
mengembangkan intervensi psikospiritual yang menggabungkan sumber daya
spiritual dengan klinis/kesehatan. Pendekatannya berorientasi pada spiritual yang
berhubungan

dengan

rasional-emotif,

terapi

kognitif-perilaku,

psikoanalisis,

perkawinan-keluarga, dan eksistensial (Shafranske, dalam C. R. Snyder & Shane J.


Lopez, 2005: 573-659).

43

2.4 Dukungan Sosial


2.4.1 Pengertian Dukungan Sosial
Dukungan sosial telah didefinisikan sebagai informasi dari orang lain yang
mencintai dan peduli, menghargai dan bernilai, dan bagian dari jaringan komunikasi
serta menjadi kewajiban bersama dari orang tua, pasangan, orang-orang yang
berkepentingan, teman-teman, lingkungan sosial, dan komunitas tertentu (seperti
komunitas gereja atau kelompok) (Rietschlin, 1998 dalam Taylor 2003: 235), atau
dengan binatang kesayangan sekalipun (J. M. Siegel, 1993 dalam Taylor, 2003: 235).
Menurut Sarafino, dukungan sosial mengacu kepada kesenangan yang
dirasakan, penghargaan akan kepedulian, atau membantu orang menerima dari
orang-orang atau kelompok-kelompok lain (dalam Smet, 1994: 136). (Gottlieb dalam
Smet, 1994: 135) mendefinisikan hal serupa, menurutnya dukungan sosial secara
operasional yaitu dukungan sosial yang terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan
non verbal yang diberikan oleh suatu jaringan sosial tersebut dan mempunyai
manfaat perilaku bagi penerima.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan
sosial adalah pemberian bantuan baik secara verbal maupun non-verbal seperti kasih
sayang, perhatian, penghargaan, atau pertolongan yang mempunyai manfaat dan
bernilai bagi penerimanya. Pemberian dukungan sosial dapat dilakukan oleh orang
tua, keluarga, teman-teman, lingkungan sosial, dan teman dalam komunitasnya.

2.4.2 Jenis-Jenis Dukungan Sosial

44

House (dalam Smet, 1994: 136-137) membedakan empat jenis dukungan


sosial, empat jenis dukungan sosial tersebut adalah sebagai berikut :
1) Dukungan emosional : mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian
terhadap orang yang bersangkutan (misalnya umpan balik, penegasan)
2) Dukungan perhargaan : terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif
untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan
individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, seperti misalnya
orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah
penghargaan diri)
3) Dukungan instrumental : mencakup bantuan langsung, seperti kalau orang-orang
member pinjaman uang kepada orang itu atau menolong dengan pekerjaan pada
waktu mengalami stres
4) Dukungan informatif : mencakup memberi nasihat, petunjuk-petunjuk, saransaran, atau umpan balik.
Jenis dukungan yang diterima dan diperlukan orang tergantung pada keadaankeadaan yang penuh stres. Dukungan instrumental akan lebih efektif untuk kesukaran
seperti kemiskinan. Dukungan informatif akan berfaedah kalau terdapat kekurangan
pengetahuan dan keterampilan, dan dalam hal yang amat tidak pasti tentang
persoalan yang terkait (misalnya prognosis penyakit yang berat). Untuk peristiwaperistiwa yang penuh stres, dimensi-dimensi lainnya nampaknya lebih penting
(Defares dan De Soomer, 1998, dalam Smet, 1994: 137).

2.4.3 Aspek Dukungan Sosial

45

Tidak ada pemahaman secara pasti bagaimana fungsi dari dukungan sosial
yang dapat menahan stres. Namun, terdapat dua aspek dalam dukungan sosial
tersebut. Dua aspek dalam dukungan sosial tersebut adalah (Lahey, 2007: 450-451):
1. Someone to talk to (seseorang untuk diajak berbicara).
Terkadang informasi dari seseorang mengakibatkan kita atau orang lain terlihat
buruk, dan akan lebih baik jika kita lebih selektif dalam mengungkapkan sesuatu
kepada seseorang (Kelly, dalam Lahey, 2007: 451). Dalam suatu kondisi tertentu,
tanda hubungan seseorang sudah dekat yaitu ketika seseorang telah menceritakan
masalahnya kepada orang lain yang dapat mengurangi rasa sakit dan depresinya
(Rose and others, dalam Lahey, 2007: 450-451).

2. Receiving advice and solace (memberikan saran dan masukan).


Terdapat hal menarik yang menyatakan dengan jelas macam-macam dukungan
sosial yang dapat merusak. Sedikitnya saran dan dukungan yang diterima dari
orang lain terkadang membuat ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi stres
mereka dan akhirnya membuat mereka merasa sakit dan depresi (Bolger and
Amarel, dalam Lahey, 2007: 451).

2.5 Homoseksual
2.5.1 Pengertian Homoseksual
Homoseksual adalah hal yang biasa dalam beberapa kultur, seperti yang
terjadi di kepulauan Malenesia di Pasifik Utara (King, 1996), tetapi tidak di Amerika

46

Serikat dan di negara-negara Barat lain. Dalam sebuah studi terhadap 38.000 siswa
Amerika tingkat 7 sampai 12, sekitar 88 persen menyatakan diri mereka
heteroseksual, dan hanya 1 persen yang menyatakan diri mereka homoseksual atau
biseksual. Sekitar 11 persen, sebagian besar siswa yang lebih muda, tidak pasti akan
orientasi seksual mereka (Remafedi, Resnick, Blum & Harris, 1992). Akan tetapi
stigma sosial dapat membiaskan laporan diri tersebut, dan meremehkan penyebaran
homoseksualitas dan biseksual. Riset terhadap orientasi seksual telah difokuskan
kepada upaya menjelaskan kondisi yang tidak biasa, yakni homoseksualitas.
Homoseksualitas pernah dianggap sebagai penyakit mental, akan tetapi beberapa
dekade riset telah menemukan tidak adanya asosiasi antara orientasi seksual dan
masalah emosional serta sosial (American Psyhological Association, tidak
bertanggal; C.J.Patterson, 1992, 1995a, 1995b). Temuan ini akhirnya mengarahkan
psikiatri untuk berhenti mengklasifikasikan homoseksualitas sebagai gangguan
mental (Diane E. Papalia dkk, 2008: 595).
Penjelasan

umum

tentang

homoseksualitas

lainnya

semuanya

dideskreditkan secara ilmiah mengarah kepada hubungan parental yang


terganggu; dorongan orang tua terhadap perilaku lintas-gender dan tidak biasa;
imitasi orang tua yang homoseksual; peluang untuk belajar melalui rayuan oleh
homoseksual. Banyak anak muda yang memiliki satu atau lebih pengalaman
homoseksual ketika mereka tumbuh, biasanya sebelum usia 15 tahun. Akan tetapi,
pengalaman yang terisolasikan, atau bahkan ketertarikan dan fantasi homoseksual,
tidak menentukan orientasi seksual (Diane E. Papalia dkk,2008: 595).

47

Homoseksual adalah relasi dengan jenis kelamin yang sama atau rasa tertarik
dan mencintai jenis kelamin yang sama (Kartini Karono, 1991: 247). Sedangkan
menurut Psychiatric Dictionary, homosexuality is the state of being in love with one
belonging to the same sex, yang berarti homoseksual adalah bagian dari perasaan
cinta pada seseorang dengan jenis kelamin yang sama. Sejak 20 tahun yang lalu,
homoseksual digeneralisasikan sebagai perilaku seksual yang tidak wajar.
Homoseksual mengacu kepada keinginan seksual atau aktivitas antara perilaku
seksual yang sama jenis kelaminnya, ketika peran seks ditukar dan mengarah kepada
peran seks yang lain, dan diawali dengan identitas psikologis dari lawan jenisnya.
Pada keadaan tertentu identitas gendernya akan berlangsung bersamaan namun
frekuensi satu sama lainnya berbeda (Leland & Robert Campbell, 1960: 342). Plato,
Michaelangelo, Leonardo Da Vinci, dkk, mendefinisikan homoseksual sebagai
keyakinan yang tidak menguntungkan tapi juga tidak memalukan dirinya, tidak
termasuk sifat buruk atau perbuatan jahat, bukan merupakan suatu penurunan, dan
tidak dapat diklasifikasikan sebagai keadaan sakit. Mereka menganggap itu sebagai
variasi fungsi seksual yang dihasilkan dari perkembangan seksual yang ditekan
secara pasti. Banyak hal yang mengakibatkan homoseksual dari jaman dulu sampai
sekarang, beberapa diantaranya adalah laki-laki yang berkualitas (Sarason, 1999:
216). Freud juga mengatakan bahwa banyak ketidakadilan yang mengatakan bahwa
homoseksual sebagai perbuatan kriminal dan juga kejahatan (Sarason, 1999: 216).
Homoseksual adalah individu di mana memiliki ikatan aktivitas seksual
dengan jenis kelamin yang sama dan berlangsung dalam waktu yang lama (Sarason,
1999: 217). Jadi, dari beberapa pengertian mengenai homoseksual tersebut, dapat

48

disimpulkan oleh penulis bahwa homoseksual adalah suatu aktivitas seksual yang
dilakukan oleh individu yang berjenis kelamin sama, ditandai dengan penukaran
peran seks, dan diawali dengan perubahan identitas psikologis semula menjadi
identitas psikologis lawan jenisnya.

2.5.2 Jenis Homoseksual


Di bawah ini adalah dua jenis homoseksual :
1) Homoseksual Laki-Laki
Hubungan erotis atau hubungan jenis kelamin antara dua atau lebih laki-laki.
Perilaku homoseksual ini merupakan pilihan seorang laki-laki sebagai objek
seksual ketika tidak terdapat wanita, mengindikasikan bahwa laki-laki tersebut
memiliki keinginan untuk menjadi pilihan objek homoseksual. Tetapi pada
kenyataannya seorang homoseksual sering tidak menganggap perempuan
sebagai objek pilihan seksual mereka. Freud mengatakan ketakutan akan tidak
memiliki keturunan, kedekatan seorang pria terhadap ibunya, narsisme dan
narsistik terhadap objek pilihan, dan sangat mencintai saudara kandung
perempuan, adalah faktor etiologi penting dalam pembentukan homoseksual
pada laki-laki (Leland & Robert Campbell, 1960: 343). Homoseksual laki-laki
disebut juga gay.
2) Homoseksual Perempuan
Adalah hubungan erotis seksual atau hubungan genital antara perempuan. Ketika
hal ini digeneralisasikan dipercaya bahwa homoseksual perempuan lebih banyak

49

jumlahnya daripada homoseksual laki-laki. Homoseksual perempuan disebut


juga lesbian atau Sapphic atau Sappho (Leland & Robert Campbell, 1960: 342).

2.5.3 Penyebab Individu Menjadi Homoseksual


Penyebab individu menjadi homoseksual (Kartini Kartono, 1989: 248):
A. Faktor herediter berupa ketidakseimbangan hormon-hormon seks;
B. Pengaruh lingkungan yang tidak baik atau tidak menguntungkan bagi
kematangan seksual yang normal;
C. Seseorang selalu mencari kepuasan relasi homoseks, karena ia pernah
menghayati pengalaman homoseksual yang menggairahkan pada masa remaja;
D. Seorang anak laki-laki pernah mengalami pengalaman traumatis dengan ibunya,
sehingga timbul kebencian atau antipati terhadap ibunya dan semua wanita. Lalu
muncul dorongan homoseks yang jadi menetap.
Penjara-penjara dan asrama-asrama putra, tempat para pemuda dan kaum pria
yang berdiam terpisah dari kaum wanita, banyak menelorkan homoseksual. Juga
relasi heteroseks (seks dengan lawan jenis) yang tidak memuaskan dan
meninggalkan bekas-bekas pengalaman yang traumatis, banyak mendorong
seseorang mencari pengalaman relasi homoseks.

2.5.4 Identitas dan Perilaku Homoseksual


Evolusi seksual (Dianne, dkk, 2008: 598) telah menimbulkan penerimaan
yang lebih besar terhadap homoseksualitas di Amerika Serikat. Pada 1995, 31% dari
240.082 mahasiswa baru dalam sebuah survey besar menyatakan relasi homoseksual

50

harusnya dilarang, turun 53% dari 1987 (Sax, Astin, Korn, dan Mahoney, 1996).
Akan tetapi, remaja yang secara terbuka mengidentifikasin sebagai gay atau lesbian
seringkali merasa terisolasi dalam lingkungan yang memusuhinya dan dapat menjadi
subjek prasangka buruk bahkan kekerasan (C. J. Petterson, 1995b).
Model usulan perkembangan identitas seksual gay dan lesbian yang tersebar
luas adalah sebagai berikut :
1. Kesadaran akan ketertarikan kepada jenis kelamin yang sama (dimulai pada usia 8
sampai 11 tahun)
2. Perilaku seksual satu jenis kelamin (usia 12 sampai 15 tahun)
3. Identifikasi sebagai gay dan lesbian (usia 15 sampai 18 tahun)
4. Membuka diri kepada orang lain (usia 17 sampai 19 tahun)
5. Membangun relasi satu jenis kelamin yang romantis.
Akan tetapi model ini tidak dapat secara akurat merefleksikan pengalaman
pria homoseksual yang lebih muda, banyak diantara mereka yang lebih bebas untuk
membuka identitasnya dibandingkan zaman dahulu; juga pengalaman wanita lesbian
dan biseksual, yang perkembangan identitas seksualnya lebih lambat dan fleksibel
dibandingkan dengan pria homoseksual; dan dari pengalaman minoritas etnis, di
mana komunitas dan kultur tradisional dapat mendukung keyakinan religius yang
kuat atau peran gender, yang mengarah kepada konflik internal dan keluarga
(Diamond, 1998; 2000; Dube & Savin-William, 1999).

2.5.5 Ekspresi Homoseksual Laki-Laki (Gay)


Ekspresi homoseksualitas ada tiga, yaitu (Kartini Kartono, 1989: 248):

51

a) Aktif, bertindak sebagai pria yang agresif


b) Pasif, bertingkah laku dan berperan pasif-feminin seperti wanita
c) Bergantian peranan, kadang-kadang memerankan fungsi wanita, kadang-kadang
menjadi laki-laki.

2.5.6 Perilaku Seks Homoseksual Laki-Laki (Gay)


Homoseksualitas pada pria dapat berlangsung dengan jalan memanipulasikan
alat kelamin partnernya dengan memasukkan penis ke dalam mulut, dan
menggunakan bibir, lidah, mulut untuk menggelitik. Ada oral erotism (oral = segala
sesuatu yang berkaitan dengan mulut). Stimulasi oral pada penis atau zakar disebut
fellatio (fellare = menghisap). Cara lain ialah bergantian melakukan senggama
melalui dubur. Jadi ada anal erotism (anal = segala sesuatu yang berhubungan
dengan anus atau dubur). Anal erotism disebut juga analisme seks atau sodomi.
Intercouse seksual atau senggama melalui anus yang dilakukan terhadap anak lakilaki atau pemuda cilik disebut pederasty (payderastia = cinta pada anak laki-laki).
Bisa

juga

senggama

dilakukan

dengan

jalan

interfemoral

coitus,

yaitu

memanipulasikan zakar disela-sela celah atau ruangan diantara kedua paha (Kartini
Kartono, 1989: 248-249).

2.6 Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja Akhir


Sebagai mana manusia pada umumnya, kaum homoseksualpun mengalami
pertumbuhan dan perkembangan semasa hidupnya. Berikut adalah penjelasan
pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja akhir.

52

2.6.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik (Jasmani) Pada


Remaja Akhir
Menjelang awal remaja akhir, pertumbuhan fisik remaja relatif kurang,
maksudnya tidak sepesat dalam masa remaja awal. Diungkapkan oleh E.B Hurlock
(dalam Andi Mappiare, 1982: 73) bahwa pada usia 18 bagi wanita dan usia 20 bagi
remaja pria keadaan tinggi badan mengalami pertumbuhan yang lambat, sehingga
penambahan tinggi badan, bila terjadi tidak begitu banyak. Penambahan berat badan
lebih banyak dibanding tinggi badan. Dan ternyata menurut pengamatan para ahli.
Hal

yang

terjadi

dalam

masa

remaja

akhir

ini

terutama

menyangkut

penyempurnaan bentuk-bentuk tubuh. Badan dan anggota badan menjadi


berimbang. Berat badan yang berkembang pesat pada masa ini mengimbangi
pesatnya pertumbuhan tinggi badan yang terjadi dalam masa remaja awal dan pada
masa pubertas. Pertumbuhan fisik lain yang menjadi sempurna adalah antara lain
wajah yang simetris, bentuk bahu yang berimbang dengan pinggul dan anggota
badan lain. Kesimpulannya, remaja pada masa ini mencapai bentuk tubuh serta
anggota-anggota tubuh orang dewasa. Penyakit-penyakit yang dialami, bahkan
mungkin kematian remaja-remaja dalam masa ini lebih banyak merupakan akibat
kecelakaan misalnya kecelakaan lalu lintas. Sering pula remaja akhir menunjukkan
rasa sakit pada saat tertentu, terutama jika ada tugas-tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepada mereka. Penyakit semacam ini pada remaja akhir merupaka
alasan sebagai pelarian dari rasa tidak mampunya. Sementara remaja masih merasa

53

takut dikatakan sebagai orang yang tidak mampu atau tidak tahu mengerjakan
pekerjaan yang ditinggalkannya itu (Andi Mappiare, 1982: 74).
Kaitannya dengan citra diri, keadaan jasmani yang berimbang dalam masa
remaja akhir ini mempunyai pengaruh positif terhadap penilaiannya terhadap diri
sendiri. Mereka pada umumnya puas dengan keadaan dirinya itu, pengecualian dari
keadaan ini misalnya bagi remaja yang memperoleh wajah kurang tampan atau
cantik. Akan tetapi karena ketenangan yang dimiliki remaja tersebut menerima
keadaan jasmaninya. Namun ada pula remaja yang tidak dapat menerima keadaan
dirinya, untuk keadaan ini remaja memerlukan bimbingan untuk dapat lagi
menumbuhkan dan menetapkan rasa percaya diri, agar mereka dapat menyadari
keadaan diri sebagaimana adanya, mengarahkan pemikirannya pada kelebihankelebihan yang dimiliki, serta dapat berbuat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat
dibanggakannya dan dibanggakan oleh orang lain (Andi Mappiare, 1982: 74-75).

2.6.2 Pertumbuhan Kelenjar-Kelenjar Seks dan Perkembangan


Seksual Pada Remaja Akhir
Perkembangan perilaku seks remaja akhir, merupakan akibat langsung dari
keadaan matang atau kemasakan kelenjar-kelenjar seks. Organ-organ seks pada pria
(=testis) menghasilkan sperma, oleh karena terus bekerjanya organ-organ seks itu,
maka bagi pria dalam masa remaja akhir ini masih mengalami mimpi polusi sebagai
bentuk pelimpahan sperma yang diproduksi oleh testis. Bentuk lain pelimpahan
sperma pada masa remaja akhir adalah masturbasi (Andi Mappiare, 1982: 75-76).
Penelitian Kinsey demikian juga penelitian Sorenson (dalam Andi Mappiare, 1982:
76) memberikan bukti-bukti bahwa dalam tahun-tahun akhir usia belasan (18-19

54

tahun) bagi pemuda Amerika Serikat yang belum menikah 90% diantaranya
melakukan masturbasi. Sebagian dari mereka mempraktekannya sekali atau lebih
dalam seminggu.
Kelenjar-kelenjar seks (gonads) yang tetap bekerja (seks primer) bukan saja
berpengaruh pada penyempurnaan tubuh (khususnya yang berhubungan dengan ciriciri seks sekunder), melainkan juga berpengaruh jauh pada kehidupan-kehidupan
psikis, moral dan sosial remaja. Kehidupan psikis yang mendapat pengaruh kuat
adalah minat remaja terhadap lawan jenis kelamin. Remaja akhir telah mengadakan
pola-pola kencan yang lebih serius dibandingkan dengan masa remaja awal mereka.
Mereka memilih pasangan kencan dan romans yang akan ditetapkannya sebagai
teman hidup. Dalam pelaksanaan minat mereka yang demikian kuat itu, memang
bervariasi intensitasnya, banyak bergantung pada kondisi-kondisi sosial-ekonomis,
sosial-kultural, dan citra diri mereka (Andi Mappiare, 1982: 77).

2.6.3 Pertumbuhan Otak dan Perkembangan Kemampuan Pikir


Pada Remaja Akhir
Bagi remaja akhir diharapkan memiliki kemampuan-kemampuan diantaranya
kemampuan menyusun rencana-rencana, menyusun alternatif pilihan, membuat
perhitungan untung rugi dalam memilih, serta mengadakan konsensus dengan
penguasa (misalnya orang tua), sehingga dia dapat menetapkan pilihannya.
Pilihan-pilihan yang diharapkan dilakukan oleh remaja akhir ini adalah antara lain
bersangkutan dengan pemilihan jurusan, kelanjutan studi, pemilihan jabatan, dan
teman hidup. Kemampuan yang dikemukakan di atas ini berlaku juga dalam proses
berfikir remaja dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Adalah

55

benar bahwa terdapat remaja akhir yang mendapat kesulitan dalam menyusun
rencana-rencana mereka serta menetapkan pilihan, demikian pula dalam pemecahan
persoalan yang dihadapinya. Hal yang demikian ini mungkin disebabkan oleh
kondisi-kondisi sosial, ekonomis atau aspek-aspek psikis lainnya seperti kondisi
emosi dan sikapnya. Bagi remaja yang mengalami kejadian semacam inilah sangat
diharapkan bimbingan dari pendidik dan lingkungan sekitarnya (Andi Mappiare,
1982: 81).

2.6.4 Perkembangan Sikap, Perasaan, Emosi Pada Remaja Akhir


Sikap remaja akhir relatif stabil, hal ini berarti bahwa remaja senang atau
tidak senang, suka atau tidak suka terhadap suatu obyek tertentu, didasarkan oleh
hasil pemikirannya sendiri. Walaupun dalam banyak hal remaja masih sering
digoyahkan pendiriannya oleh orang tua mereka, yang mungkin disebabkan oleh
masih adanya kebergantungan ekonomis pada orang tua mereka. Secara lebih umum,
dapat dikatakan bahwa pengaruh-pengaruh atau propaganda orang lain yang
berusaha mengarahkan atau mengubah sikap-pandangannya yang diyakini benar,
akan di nilainya berdasarkan ukuran baik-buruk, benar atau salah. Pertentanganpertentangan pendapat dalam hal tertentu dihadapinya dengan sikap tenang, sehingga
membuka adanya konsensus (Andi Mappiare, 1982: 82-83).

2.6.5 Perkembangan Minat/Cita-Cita Pada Remaja Akhir


Beberapa minat yang berkembang dan dikuatkan dalam masa remaja akhir ini
adalah minat terhadap lawan jenis, minat terhadap rekreasi dan pesta, serta minat

56

atau cita-cita terhadap pendidikan dan pekerjaan. Minat remaja akhir terhadap lawan
jenis diperkuat. Ini berarti bahwa remaja akhir tidak lagi menampakkan pemujaan
secara berlebihan terhadap seseorang lawan jenis, dan cinta monyet-pun tidak lagi.
Mereka benar-benar telah terpaut hatinya pada lawan jenis sehingga mereka terikat
oleh tali cinta yang kuat, mereka saling merindukan sehingga pergaulan kelmpok
besar teman sebaya menjadi agak mengendur (Andi Mappiare, 1982: 84-85).
Minat terhadap rekreasi dan pesta erat kaitannya dengan minat terhadap jenis
kelamin. Pesta dan rekreasi bagi remaja akhir ini pada umumnya merupakan forum
yang mempertemukannya dengan lawan jenis. Minat dan cita-cita pendidikan atau
jabatan pekerjaan dalam masa remaja akhir umumnya telah mantap dalam pilihan,
terutama akhir masa remaja akhir. Jadi dapat dikatakan bahwa jenis pekerjaan atau
jabatan yang dipilih seseorang remaja akhir dipengaruhi oleh minat, aspirasinya
sendiri, minat dan aspirasi orang tua, kesan-kesan (menyangkut gengsi) dari temanteman sebaya remaja yang bersangkutan. Bedanya dengan remaja awal, remaja akhir
telah melihat adanya peran-peran faktor kesempatan dalam memilih dan memasuki
pendidikan atau sekolah dan pekerjaan atau jabatan tertentu.

2.6.6 Perkembangan Pribadi, Sosial dan Moral Pada Remaja Akhir


Dijelaskan oleh E.L. Kelly (dalam Andi Mappiare, 1982: 89-90) dalam masa
remaja, seseorang mempersiapkan diri memasuki masa dewasa. Keadaan pribadi,
sosial dan moral remaja akhir berada dalam periode kritis atau critical period. Dalam
periode akhir masa remaja ini individu memiliki kepribadian tersendiri yang akan
menjadi pegangan (falsafah hidup) dalam alam kedewasaan. Perkembangan pribadi,

57

sosial, dan moral yang telah dimiliki remaja dalam masa remaja awal dan yang
dimantapkannya dalam masa remaja akhir, banyak mempengaruhi bahkan mendasari
dirinya memandang diri dan lingkungan dalam masa-masa selanjutnya.
Perkembangan sosial saling berhubungan dengan perkembangan pribadi dan
moral remaja akhir. Pandangan remaja terhadap masyarakat dan kehidupan bersama
dalam masyarakat, banyak dipengaruhi oleh kuat atau tidaknya pribadi, citra diri, dan
rasa percaya diri. Remaja yang memiliki penilaian diri kurang dalam hal itu tidak
diterimanya, maka remaja akhir ini sering memproyeksikan penolakan diri itu pada
keadaan atau tatanan masyarakatnya. Timbullah kemudian kritikan-kritikan remaja
terhadap tatanan dan adanya kepincangan-kepincangan sosial yang terjadi. Dalam hal
ini, moral dan pertimbangan-pertimbangan etis ikut memegang peranan. Hal-hal
penting dalam perkembangan pribadi, sosial, dan moral remaja akhir adalah (Andi
Mappiare, 1982: 91-92):
1.

Masa remaja akhir merupakan masa kritis pada pembentukan kepribadian.


Kritis disebabkan karena sikap, kebiasaan, dan pola perlakuan sedang
dimapankan, dan ada atau tidaknya kemampuan itu menjadi penentu apakah
remaja yang bersangkutan dapat menjadi dewasa, dalam arti memiliki keutuhan
atau tidak.

2.

Penerimaan dan penghargaan secara baik orang-orang sekitar terhadap diri


remaja, mendasari adanya pribadi yang sehat, citra diri positif, dan adanya rasa
percaya diri remaja. Demikian pula, pribadi sehat, citra diri positif, dan rasa
percaya diri yang mantap bagi remaja menimbulkan pandangan (persepsi)

58

positif terhadap masyarakatnya, sehingga remaja lebih berpartisipasi dalam


kehidupan sosial.
3.

Kemampuan mengenal diri sendiri disertai dengan adanya usaha memperoleh


citra diri yang stabil mencegah timbulnya tingkah laku yang over kompensasi
atau proyeksi sekaligus dapat menanamkan moral positif dalam diri remaja
akhir.

2.7 Beberapa Penelitian Yang Terkait


No

Nama peneliti

Beninda Febria Cinta Pada Pria Hasil penelitian dengan subjek


Latuihamallo
(2007)

Judul

Homoseksual

Hasil

sebanyak 3 orang menunjukkan


bahwa dalam menjalani hubungan
percintaan dengan pasangannya,
pria homoseksual melakukan hal
yang

sama

seperti

pria

pada

umumnya (mereka yang memiliki

59

orientasi seksual terhadap lawan


jenis). Dalam hubungan mereka,
pria homoseksual berusaha agar
unsur

intimacy,

passion

dan

commitment bisa berjalan dengan


seimbang. Ketiga subjek berusaha
untuk

membangun

yang

baik

komunikasi

dengan

pasangan

mereka, keterbukaan merupakan


kunci

agar

kedekatan

dapat
antara

pasangannya.

terciptanya
subjek

Kesetian

dan
juga

merupakan bagian dari komitmen


dalam

hubungan

yang

dijalani

oleh

subjek

sedang
dan

pasangannya masing-masing.

Dinda (2009)

Studi

Kasus Kesimpulan

Tentang

Kaum memaparkan

Homoseksual
Pria
Ditinjau

responden

(Gay) dalam
dari yang

dari

penelitian

ini

kemampuan

para

memanajemen

stres

menghadapi
menolak

lingkungan

keberadaannya.

Strategi

Coping Selain itu diungkap juga penyebab

Stres

Dalam responden menjadi gay dan juga

60

Kehidupannya

fenomena

yang

terjadi

dalam

kehidupan percintaan kaum gay.


Saran untuk para responden adalah
agar

ketiga

responden

dapat

menyadari berbagai konsekuensi


yang akan terjadi dan mereka dapat
mengantisipasi dengan baik.

Arwintya

Gambaran Stres Berdasarkan

Wilma Pertiwi dan


(2008)

penelitian

Perilaku permasalahan

utama

yang

Coping Seorang dikemukakan oleh ibu dari anak


Ibu

dalam hiperaktif adalah perilaku anaknya

Menghadapi

yang tidak bisa diam, sulit diatur,

Anak Hiperaktif

destruktif, sulit dikendalikan dan


sebagainya.
menjadi

Hal
salah

timbulnya

itulah
satu

yang
pemicu

stres.

Dalam

menghadapi anak hiperaktif, para


ibu berhasil mencari solusinya,
yaitu

dengan

menyelesaikan

masalah secara rasional (problem


solving
mengatur

focused

coping)

emosinya

dan
untuk

menyesuaikan diri dengan dampak

61

dari

tekanan

(Emotions

yang

focused

dialami
coping),

walaupun tidak sedikiti hambatan


yang mereka hadapi.

Selvia

Dukungan Sosial Dari hasil penelitian menunjukkan

Febrinita

Komunitas Xtra- adanya hubungan yang signifikan

(2009)

Citra antara dukungan sosial komunitas

dan

Tubuh

Wanita Xtra-L dengan citra tubuh wanita

yang Mengalami yang mengalami kegemukan.


Kegemukan

Hayatun Nisa Sikap


(2008)

dan Dari

penelitian

tersebut

Penerimaan

menandakan bahwa semakin tinggi

Sosial

atau positif sikap mereka terhadap

Mahasiswa

homoseks,

Lembaga

meningkat pula penerimaan sosial

maka

semakin

Dakwah Kampus mereka terhadap homoseks.


(LDK)
Forum
Mahasiswa
Ciputat
(FORMACI)
terhadap
Homoseksual

dan

62

Siti

Nur Peranan

Azizah (2008)

Berdasarkan

hasil

Dukungan Sosial disarankan


terhadap

hendaknya

penderita

sebagai

Manajemen Stres terdekat


Pada

lebih

Wanita dukungan.

kepada

keluarga
lingkungan

meningkatkan

Dokter

sebelum

hasil

diagnosis

Penderita Kanker memberitahu


Payudara

penelitian,

pasien

yang

menderita

kanker payudara harus terlebih


dahulu

melakukan

sosialisasi

tentang penyakit kanker payudara


dan pengobatannya agar pada saat
pasien menerima hasil diagnosis
seperti itu, tidak ada rasa ketakutan
atau cemas. Selain peran dukungan
sosial,

wanita

yang

menderita

kanker

payudara

memanage

stresnya

dengan

melakukan

berbagai kegiatan sehingga tidak


terus-menerus

memikirkan

penyakitnya. Hal lain yang dapat


dilakukan adalah berfikir positif
dan yakin pada diri sendiri bahwa
cobaan yang mereka alami dapat

63

dilewati dengan baik.

2.8 Kerangka Berfikir


Pada penelitian ini akan dibahas masalah homoseksualitas. Yang juga secara
tradisional, psikologi cenderung mengabaikan masyarakat lesbian dan gay. Atau
menganggap mereka sebagai orang abnormal. Bahkan, sampai tahun 1974,
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (sistem untuk menjelaskan
dan mendiagnosa gangguan mental) memasukkan homoseksualitas sebagai gangguan
mental (Matt Jarvis, 2009: 200). Yang dimaksud homoseksual itu sendiri adalah
relasi dengan jenis kelamin yang sama (Kartini Kartono, 1991: 247) dan dalam
penelitian ini akan difokuskan pada homoseksual laki-laki atau Gay.
Seiring perkembangan jaman, kaum homoseksual kini telah dapat menunjukkan
jati dirinya di depan khalayak umum, hal ini mungkin disebabkan karena opini
masyarakat dan dukungan masyarakat yang mengalami perubahan sehingga kaum
homoseksual tidak lagi dianggap sebagai orang abnormal bahkan ada yang
memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
Namun ada juga dari sebagian masyarakat yang masih menentang keberadaan
homoseksual karena alasan-alasan seperti melanggar nilai-nilai agama, moral dan
lain sebagainya. Maka dari keadaan tersebut ada dua hal yang dapat dilakukan
masyarakat terhadap kaum homoseksual yaitu memberi dukungan atau mengabaikan
kaum homoseksual dan tetap menganggap mereka sebagai seorang yang abnormal.
Pemberian dukungan yang dapat dilakukan oleh masyarakat seperti dukungan
emosional yang mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian. Dukungan

64

penghargaan yang mencakup penghargaan positif, dorongan untuk maju, dan


perbandingan positif. Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung, seperti
uang atau pekerjaan. Dukungan informatif yang mencakup

nasihat, petunjuk-

petunjuk, dan juga saran (House dalam Smet, 1994: 136-137). Semua bentuk
dukungan tersebut tidak lantas mengurangi stres yang akan mereka dapatkan, masih
ada beberapa hal diantaranya, ingin mendapatkan keturunan, ingin hidup dengan
normal kembali dan berbagai alasan lain yang dapat menjadi pemicu seorang
homoseksual menjadi stress (Zakiah Darajat, 2001: 47). Lalu bagaimana dengan
homoseksual yang tidak mendapat dukungan-dukungan tersebut dari masyarakatnya?
Dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat ada kaum homoseksual yang
mengalami stres karena tidak mendapatkan dukungan-dukungan tersebut, juga ada
diantara kaum homoseksual tersebut yang tidak merasa stres akan keadaan dirinya
walau tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar, kemungkinan fenomena
ini disebabkan karena kaum homoseksual tersebut sudah tidak peduli kepada opini
negatif dari masyarakat tentang diri mereka dan mereka tetap dapat menjalankan
aktifitas mereka selayaknya kaum heteroseksual.
Bagi kaum homoseksual yang menghadapi stres sudah pasti mereka melakukan
coping sebagai upaya penanggulangan diri terhadap stres yang dihadapinya. Dan dari
berbagai macam stres yang berbeda-beda yang disebabkan oleh dukungan sosial
masyarakat yang beraneka ragam dihadapi kaum homoseksual tersebut menimbulkan
reaksi coping yang berbeda pula. Homoseksual yang stres karena tidak mendapatkan
dukungan sosial mungkin akan merasakan hal-hal seperti gabungan emosi yang
buruk, depresi, kemarahan, iritabilitas (Cano & OLeary dalam Lahey, 2002: 444).

65

Dan begitu pula dengan homoseksual yang juga merasakan stress dalam dirinya
walaupun mereka mendapatkan dukungan sosial dari masyarakat sekitar mereka akan
melakukan aksi reaksi sebagai upaya penangulangan stres yang dirasakannya. Dan
dari berbagai macam coping yang ada, yang dilakukan homoseksual khususnya,
peneliti akan membatasi penelitian ini pada reaksi coping positif dalam psikologi
positif yaitu coping menceritakan dan menuliskan masalah, coping menemukan
hikmah dari masalah, coping mengambil respon positif ketika kehilangan, coping
mencari kebermaknaan hidup, coping humor, coping meditasi, dan coping
mendekatkan diri kepada tuhan atau kerohanian (C. R. Snyder & Shane J. Lopez,
2005: 573-659)
Jadi, secara sederhana dapat digambarkan, bahwa dukungan sosial yang
beraneka ragam berperan penting dalam kehidupan seorang homoseksual, termasuk
berperan dalam mempengaruhi stres yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari,
dari keadaan stres tersebut timbulah perilaku coping yang juga berbeda-beda dari
sinilah peneliti tertarik meneliti apakah ada hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dengan coping stres homoseksual yang dalam penelitian ini akan di
khususkan pada positif copingnya.

Bagan Kerangka Berfikir


Dari kerangka berfikir tersebut dapat digambarkan bagan kerangka berfikir
sebagai berikut:

Dukungan
Sosial

Coping Stres

66

Dukungan
Emosional

Menceritakan dan
Menuliskan Masalah
Menemukan Hikmah dari
Masalah

Dukungan
Instrumental

Dukungan
Penghargaan

Mengambil Respon
Positif Ketika Kehilangan
Mencari Kebermaknaan
Hidup

Humor
Dukungan
Informatif

Meditasi
Kerohanian

2.9 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Mayor : ada hubungan yang signifikan dukungan sosial dengan coping stres pada
homoseksual
Minor1 : ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
menceritakan dan menuliskan masalah pada homoseksual
Minor2: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
menceritakan dan menuliskan masalah pada homoseksual

67

Minor3: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
menceritakan dan menuliskan masalah pada homoseksual
Minor4: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
menceritakan dan menuliskan masalah pada homoseksual
Minor5: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual
Minor6: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual
Minor7: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual
Minor8: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual
Minor9: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
mengambil respon positif ketika kehilangan pada homoseksual
Minor10: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
mengambil respon positif ketika kehilangan pada homoseksual
Minor11: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
mengambil respon positif ketika kehilangan pada homoseksual
Minor12: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
mengambil respon positif ketika kehilangan pada homoseksual
Minor13: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual

68

Minor14: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual
Minor15: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual
Minor16: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual
Minor17: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
humor pada homoseksual
Minor18: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
humor pada homoseksual
Minor19: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
humor pada homoseksual
Minor20: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
humor pada homoseksual
Minor21: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
meditasi pada homoseksual
Minor22: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
meditasi pada homoseksual
Minor23: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
meditasi pada homoseksual
Minor24: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
meditasi pada homoseksual

69

Minor25: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
kerohanian pada homoseksual
Minor26: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
kerohanian pada homoseksual
Minor27: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
kerohanian pada homoseksual
Minor28: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
kerohanian pada homoseksual

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari lima subbab. Subbab pertama membahas jenis penelitian.
Subbab kedua membahas tentang subjek penelitian. Subbab ketiga membahas teknik
pengumpulan data. Subbab keempat membahas tentang teknik analisis data statistik.
Terakhir, subbab lima membahas mengenai prosedur penelitian.

70

3.1 Jenis Penelitian


Menurut Parson, penelitian adalah pencarian atas sesuatu atau in quiry secara
sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalahmasalah yang dapat dipecahkan (Moh. Nazir, 1996: 13). Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran,
atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Moh. Nazir, 2005: 54).

3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian


3.1.1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Adapun
pengertian dari data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan, harganya
berubah-ubah atau bersifat variable (Sudjana, 1975: 4).
Data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka, baik yang berasal dari
transformasi data kualitatif maupun sejak semula sudah bersifat kuantitatif (Hadari
Nawawi, 2003: 97).

71

3.1.1.2 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian korelasional, dimana penelitian korelasional adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui apakah dua atau lebih variabel yang dapat
dikuantifikasikan memiliki hubungan tertentu. Tujuan ditemukannya hubungan antar
variabel adalah menggunakan hubungan yang ada untuk membuat prediksi.
hubungan tidak sama dengan sebab akibat, karena ada kemungkinan factor ketika
yang menyebabkan adanya hubungan.
Dan penelitian ini akan menghubungkan variabel bebas (IV) yaitu dukungan
sosial yang terdiri dari dukungan emosional (IV1), dukungan instrumental (IV2),
dukungan penghargaan (IV3), dan dukungan informatif (IV4) dengan variabel terikat
(DV) yaitu coping stres yang terdiri dari menceritakan dan menuliskan masalah
(DV1), menemukan hikmah dari masalah (DV2), mengambil respon positif ketika
kehilangan (DV3), mencari kebermaknaan hidup (DV4), humor (DV5), meditasi
(DV6), dan kerohanian (DV7)

3.1.2 Variabel-Variabel Penelitian


Variabel adalah semua gejala yang mempunyai variasi nilai, sedangkan gejala
yang hanya memiliki satu nilai disebut konstanta (S. Sulistiyono, 2005: 8-9), dan
dalam penelitian ini variabel terikat (DV) adalah coping stres yang difokuskan pada
coping psikologi positif yang kemudian oleh peneliti dibagi kembali menjadi tujuh
yaitu menceritakan dan menuliskan masalah, menemukan hikmah dari masalah,
mengambil respon positif ketika kehilangan, mencari kebermaknaan hidup, humor,

72

meditasi, kerohanian. Dan variabel bebas penelitian adalah dukungan sosial (IV)
yang kemudian dibagi menjadi empat yaitu dukungan emosional, dukungan
instrumental, dukungan penghargaan dan dukungan informatif.

3.1.3 Definisi Konseptual dan Operasional Variable


Penelitian ini yang termasuk ke dalam variabel terikat penelitian adalah
coping stres yang difokuskan pada coping psikologi positif dan variabel bebas
penelitian adalah dukungan sosial. Definisi konseptual dan definisi operasional
variabel-variabel penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut :

3.1.3.1 Definisi Konseptual


1.

Dukungan Sosial
Informasi atau nasehat verbal dan non verbal yang diberikan oleh suatu jaringan
sosial tersebut dan mempunyai manfaat perilaku bagi penerima (Gottlieb dalam
Smet, 1994: 135).

2.

Coping Stres
Proses di mana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara
tuntutan-tuntutan (baik tuntutan yang berasal dari individu maupun dari
lingkungan) dengan sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi
situasi stressfull (Lazarus dan Olkman, dalam Taylor, 2003: 219).

73

3.1.3.2 Definisi Operasional


1.

Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat mempengaruhi stres dan coping stres pada homoseksual
dan bentuk dari dukungan tersebut menurut House (dalam Smet, 1994: 136-137)
dikelompokkan menjadi empat yaitu :
a. Dukungan Emosional: mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian
terhadap orang yang bersangkutan (misalnya umpan balik, penegasan)
b. Dukungan Penghargaan: terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif
untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau
perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain,
seperti misalnya orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk
keadaannya (menambah penghargaan diri)
c. Dukungan Instrumental: mencakup bantuan langsung, seperti kalau orangorang memberi pinjaman uang kepada orang itu atau menolong dengan
pekerjaan pada waktu mengalami stres
d. Dukungan Informatif: mencakup memberi nasihat, petunjuk-petunjuk, saransaran, atau umpan balik.

2.

Coping Stres
1.

Menceritakan dan Menuliskan Masalah


Berbicara dengan orang lain (lisan atau tulisan) tentang pengalaman
traumatis, secara otomatis akan membangun hubungan sosial yang lebih
luas antara individu.

74

2.

Menemukan Hikmah Dari Masalah


Menurut Lazarus dan Folkman (1984) menemukan hikmah dalam setiap
masalah termasuk ke dalam emotion focused coping. Sebagai contoh
perubahan atau pertumbuhan adalah sebuah jalan kehidupan yang baik,
pengalaman yang datang dan pergi menjadikan manusia lebih baik dari hari
ke hari, memiliki suatu keyakinan yang baru, dan pengetahuan adalah
sesuatu yang penting dalam hidup.

3.

Mengambil Respon Yang Positif Ketika Kehilangan


Mengambil respon positif ketika kehilangan berarti, menemukan makna
dalam setiap masalah dan kembali bangkit diatas pengalaman yang pahit.
Yang juga berarti merasionalkan segala bentuk kehilangan dan mencari
manfaat sebagai pengalaman dari sebuah peristiwa kehilangan serta
mendorong dan memudahkan terjadinya proses atau pertumbuhan atau
perubahan ke arah yang positif.

4.

Mencari Kebermaknaan dalam Hidup


Terdapat empat kebutuhan utama dalam menemukan kebermaknaan hidup
dan berhubungan dengan motivasi yang mendorong individu untuk
membuat hidup mereka lebih bermakna. Empat kebutuhan itu adalah
kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan, kebutuhan bernilai, kebutuhan
untuk dipercaya, kebutuhan akan harga diri.

5.

Humor

75

Humor digunakan sebagai mekanisme coping cenderung terlibat dalam


problem-focus coping dengan emosi sekecil mungkin selama mereka
berhubungan dengan stres.
6.

Melakukan Meditasi
Meditasi dasarnya dipahami sebagai sesuatu yang bersifat religious dan
filosofis dari spiritualitas ketimuran. Hasil meditasi yang ditemukan oleh
positif psikologi adalah sebagai berikut: Ingatan dan Kecerdasan,
kreativitas, peran dan hubungan interpersonal, kepribadian dan penghargaan
diri, kebahagiaan dan efek positif, latihan informal (penilaian dalam
kehidupan sehari-hari), ketahanan menghadapi stres dan rasa kecosokan,
sikap empati, aktualisasi diri, kepercayaan afiliatif dan motivasi keesaan,
kerohanian.

7.

Mendekatkan Diri Kepada Tuhan ( Kerohanian)


Kerohanian adalah suatu proses yang mengatakan potensi terbaik dalam diri
kita. Kemampuan untuk membayangkan, mencari, berhubungan dan
berpengangan, serta berdoa. Kerohanian, bagaimanapun juga, tidak dapat
dihapuskan dari proses biologis, psikologis, atau proses sosial.
Dalam spiritualitas, kita dapat menemukan cara untuk memahami dan
berhubungan dengan kekurangan manusia, sesuatu yang menjadi batas
kendali kita.

76

3.2 Subjek Penelitian


3.2.1 Populasi dan Sampel
3.2.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi fokus perhatian peneliti
dalam ruang lingkup dan waktu tertentu. Populasi ada yang terbatas atau tertentu dan
ada pula yang tidak terbatas. Populasi terbatas adalah populasi yang dengan jumlah
terbatas atau tertentu, sedang populasi tak terbatas adalah populasi yang tidak jelas
batas-batasnya atau tidak tentu atau tidak pasti (S. Sulistiyono, 2005: 6) dan dalam
penelitian ini menggunakan populasi terbatas yaitu populasi homoseksual di Jakarta

3.2.1.2 Sampel
Dengan alasan efisiensi, kepraktisan dan tidak mengabaikan ketelitian hasil,
pada umumnya penelitian tidak meneliti seluruh populasi, melainkan hanya sebagian
saja. Sebagai populasi yang benar-benar dikenai penelitian ini disebut sample atau
cuplikan (S. Sulistiyono, 2005: 6). Dalam penelitian ini sampel yang diteliti adalah
homoseksual yang berdomisili di Jakarta dalam rentangan usia 18 - 22 tahun
sebanyak 31 orang. Pengambilan sampel sebanyak 31 orang ini sesuai dengan tipe
penelitian yang dikemukakan Gay (1976) yang menyatakan bahwa penelitian
korelasi sampelnya sebanyak 30 subjek (S. Sulistiyono, 2005: 8).

3.2.2 Tehnik Pengambilan Sampel

77

Tehnik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability
sampling yaitu purposive sampling atau dikenal juga dengan sampling pertimbangan,
terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan
atau perorangan peneliti. Hanya mereka yang dianggap ahli yang patut memberikan
pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan. Purposive sampling akan
baik hasilnya di tangan seorang ahli yang mengenal populasi dan dapat segera
mengertahui lokasi masalah-masalah yang khas. Purposive sampling sering
dinamakan sampling non peluang karena pada waktu sampel diambil dari populasi,
peluang tidak diikutsertakan. Ketelitian dan kerepresentatifan sampel non peluang
tidak dapat ditaksir dan akibatnya tidak mungkin menggeneralisasikan hasil sampel
terhadap populasi dengan derajat keyakinan tertentu. Meskipun demikian, sampling
non peluang masih digunakan mengingat keperluan praktis dan sering dikehendaki
kesimpulan yang sementara dan kasar (Sudjana, 1975: 168-169).

3.2.3 Karakteristik Sample


Adapun karakteristik sample dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Homoseksual yang dimaksud adalah homoseksual laki-laki (gay) dan memiliki
aktivitas seksual dengan jenis kelamin yang sama dan berlangsung dalam waktu
yang lama (Sarason, 1999: 217).
2. Rentangan umur sample adalah usia remaja akhir antara 18-22 tahun. karena
pada rentang usia remaja akhir tersebut memiliki cirri-ciri pertumbuhan dan

78

perkembangan seperti ketertarikan terhadap lawan jenis yang sangat kuat,


kelenjar-kelenjar seks yang tetap bekerja bukan saja berpengaruh pada
penyempurnaan tubuh melainkan juga berpengaruh jauh pada kehidupankehidupan psikis, moral, dan sosial remaja itu sendiri. serta pada masa remaja
akhir ini merupakan awal dari perkembangan pribadi, sosial, dan moral yang
berasal dari pemikiran diri sendiri.
3. Sample berdomisili di Jakarta.

3.3 Tehnik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data yaitu, Kuesioner. Isi dari kuesioner adalah pertanyaan tentang
fakta-fakta yang dianggap dikuasai oleh responden. Fakta-fakta tersebut bisa saja
berhubungan dengan responden, dengan suatu keadaan ataupun dengan orang-orang
yang dikenal oleh responden sendiri (Moh. Nazir, 2005: 203). Di dalam kuesioner
yang akan dibagikan kepada responden terdapat dua skala, yaitu skala dukungan
sosial dan skala coping stres, dan kedua skala itu menggunakan skala model Likert,
di mana skala ini memilih item-item yang mempunyai distribusi yang baik, yang
dipilih dari hal-hal yang ingin diketahui. Skala model Likert menggunakan ukuran
ordinal, karenanya hanya dapat membuat ranking tetapi tidak diketahui berapa kali
satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya di dalam skala
(Moh. Nazir, 2005: 338-339).

3.3.1 Instrument Data Kuantitatif

79

Pada penelitian ini akan digunakan skala sebagai alat untuk mengumpulkan
data. Sebagai alat ukur skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang
membedakan nya dari berbagai bentuk alat pengumpulan data yang lain seperti
angket (questionnaire), daftar isian, inventori, dan lain-lain. Meskipun dalam
percakapan sehari biasanya istilah skala disamakan saja dengan istilah tes namun
dalam pengembangan instrument ukur umumnya istilah tes digunakan untuk
penyebutan alat ukur kemampuan kognitif sedangkan istilah skala lebih banyak
dipakai untuk menamakan alat ukur afektif (Saifuddin Azwar, 2000: 3).
Dalam skala model likert ini, skor akhir subjek adalah skor total dari jawaban
pada setiap pernyataan. Terdapat empat jawaban alternatif, yaitu sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Subjek diminta memilih
derajat ketidak setujuan untuk setiap pernyataan. Skoring yang digunakan untuk
setiap kategori pada setiap item dalam penelitian ini adalah berdasarkan norma pada
table di bawah ini.

Tabel 3.1
Bobot Nilai Skala
Skala

Favorable

Unfavorable

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

80

Peneliti juga membuat skala berdasarkan aspek yang berhubungan dengan


dukungan sosial dan coping stress yang dikhususkan pada positif coping. Skala
dukungan sosial terdiri dari dimensi : Dukungan emosional mencakup ungkapan
empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan (misalnya
umpan balik, penegasan), Dukungan perhargaan : terjadi lewat ungkapan hormat
(penghargaan) positif untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan
gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang
lain, seperti misalnya orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya
(menambah penghargaan diri), Dukungan instrumental : mencakup bantuan
langsung, seperti kalau orang-orang member pinjaman uang kepada orang itu atau
menolong dengan pekerjaan pada waktu mengalami stres, Dukungan informatif :
mencakup memberi nasihat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, atau umpan balik.

Table 3.2
Blue Print Skala Dukungan Sosial
Dimensi

Indikator

Favorable

Unfavorable

Ungkapan empati

8, 32

14, 26

Dukungan

Kepedulian

9, 31

7, 22

Emosional

Perhatian terhadap

19, 28

orang yang

81

bersangkutan
(misalnya umpan
balik, penegasan)
Ungkapan hormat

18, 33

6, 23

13, 34

5,24

2, 25

17

3, 27

12

Memberi nasihat

4, 11

15

Petunjuk-petunjuk

10, 29

21, 35

Saran-saran, atau

16

20, 30

(penghargaan) positif
untuk orang tersebut
Dorongan maju atau
Dukungan

persetujuan dengan

Perhargaan

gagasan atau
perasaan individu
Perbandingan positif
orang tersebut
dengan orang lain

Dukungan

Mencakup bantuan

Instrumental

langsung

Dukungan
Informatif
umpan balik.

Selanjutnya skor subjek pada setiap pernyataan dijumlahkan dan nilai total
menjadi skor setiap subjek. Makin tinggi skor subjek, maka dukungan sosial subjek

82

semakin positif dan apabila sebaliknya, yaitu semakin rendah skor subjek, maka
semakin negatif dukungan sosial yang mereka peroleh.
Adapun skala tentang coping stres yang dikhususkan kepada skala positif
coping diklasifikasikan sebagai berikut: Menceritakan dan menuliskan masalah
mencakup berbicara dengan orang lain secara lisan atau tulisan tentang pengalaman
traumatis. Menemukan hikmah dari masalah mencakup perubahan atau pertumbuhan
dari jalan kehidupan yang baik, pengalaman yang datang dan pergi menjadikan
manusia lebih baik dari hari ke hari, memiliki suatu keyakinan yang baru, dan
pengetahuan adalah sesuatu yang penting dalam hidup. Mengambil respon yang
positif ketika kehilangan mencakup penemuan makna dalam setiap masalah dan
kembali bangkit diatas pengalaman yang pahit. Yang juga berarti merasionalkan
segala bentuk kehilangan dan mencari manfaat sebagai pengalaman dari sebuah
peristiwa kehilangan serta mendorong dan memudahkan terjadinya proses atau
pertumbuhan atau perubahan kearah yang positif. Mencari kebermaknaan dalam
hidup mencakup kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan kebutuhan bernilai,
kebutuhan untuk dipercaya, kebutuhan akan harga diri. Humor mencakup ungkapan
emosi melalui tertawa. Melakukan meditasi mencakup religious dan filosofis dari
spiritualitas ketimuran. Mendekatkan diri kepada Tuhan (Kerohanian) mencakup
Kemampuan untuk membayangkan, mencari, berhubungan dan berpegangan, serta
berdoa.
Tabel 3.3
Blue Print Skala Coping Stres
Dimensi

Indikator

Favorable

Unfavorable

83

Menceritakan dan

Berbicara dengan orang

menuliskan masalah

lain secara lisan

tentang pengalaman

Berbicara dengan orang

traumatis.

lain secara tulisan

Menemukan hikmah

Menjadikan masalah

dari masalah

sebagai pengalaman

10, 35

19

20

12, 24

32

11

5, 29

22, 30

yang datang dan pergi


menjadikan manusia
lebih baik dari hari ke
hari
Menjadikan masalah
sebagai suatu yang
menimbulkan
keyakinan yang baru
Menjadikan masalah
sebagai suatu
pengetahuan yang
penting dalam hidup
Mengambil respon

Merasionalkan segala

yang positif

bentuk kehilangan dan


mencari manfaat
sebagai pengalaman
dari sebuah peristiwa

84

kehilangan serta
mendorong dan
memudahkan terjadinya
proses atau
pertumbuhan atau
perubahan kearah yang
positif
Mencari

Kebutuhan untuk

13, 31

kebermaknaan dalam

mencapai suatu tujuan

hidup

Kebutuhan bernilai

23

Kebutuhan untuk

14, 33

21

15, 34

25

16

28

17

27

dipercaya
Kebutuhan akan harga
diri
Humor

Ungkapan emosi
melalui tertawa.

Meditasi

Religious dan filosofis


dari spiritualitas
ketimuran

Mendekatkan diri

Kemampuan untuk

kepada Tuhan

membayangkan,

(Kerohanian)

mencari, berhubungan
dan berpegangan

85

Berdoa.

18

26

Selanjutnya skor subjek pada setiap pernyataan dijumlahkan dan dinilai total
menjadi skor setiap subjek. Makin tinggi skor subjek, maka coping stres subjek
semakin baik. Dan apabila sebaliknya, yaitu semakin rendah skor subjek, maka
semakin buruk pula coping stresnya.

3.4 Tehnik Analisis Data Statistik


Ada kalanya seorang peneliti ingin melihat hubungan yang terjadi antara satu
variable dengan variable lain. Derajat hubungan yang terjadi dinamakan korelasi
(Moh. Nazir, 2005: 450).
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa tehnik analisis data. Pertama,
tehnik analisis data menggunakan tehnik korelasi. Jika nilai-nilai suatu variable naik
sedangkan nilai-nilai variable lain menurun, maka kedua variable tersebut
mempunyai korelasi negatif. Sebaliknya, jika nilai-nilai suatu variable naik diikuti
pula dengan naiknya nilai variable lain atau menurunnya suaru variable diikuti
dengan menurunnya variable lain, kedua variable tersebut mempunyai korelasi
positif. Derajat atau tingkat hubungan antara dua variable diukur dengan indeks
korelasi yang disebut koefisien korelasi (Moh. Nazir, 2005: 450).
Tehnik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik korelasi
tunggal, yang mana digunakan untuk menggambarkan taraf dan arah hubungan
antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat (S. Sulistiyono, 2006:

86

111-112), rumus korelasi tunggal yang digunakan adalah rumus korelasi tunggal Karl
Pearson dan penghitungannya menggunakan program spss versi.16 yaitu:
Rumus korelasi Karl Pearson:

( ) (

Metode analisis kedua adalah metode analisis regresi linear sederhana, dimana
persamaan matematik pada regresi linear sederhana adalah:

Y = a + bX
Untuk menemukan harga A dan B dapat digunakan rumus sebagai berikut:

( ( 

(

) ( 

(

Metode analisis ketiga yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
regresi linear ganda, analisis regresi linear ganda ini mampu untuk menggarap
pertautan antara satu variabel kriterium dengan dua, tiga, empat, atau lebih variabel
prediktor, dengan persamaan garis regresi:
N prediktor :

Y = a + biXi + b2X2+.+bnXn

87

Untuk mengetahui koefisien determinasi (KD) atau (R2) antara variable tersebut
digunakan rumus:

KD = r2 x 100%

3.4.1 Teknik Uji Instrument


Sesuai dengan kaidah penelitian, maka peneliti mengadakan uji instrument
penelitian yang akan peneliti gunakan. Tahap awal peneliti membuat item skala yang
kemudian melakukan try out. Try out dilakukan untuk menguji validitas dan
reliabilitas dari skala yang dibuat.

3.4.1.1

Teknik Uji Validitas


Valid

berarti

sah

atau

layak

dipercaya.

Validitas

suatu

tes

menggambarkan sejauh mana tes tersebut mengukur apa yang ingin diukur (Tedjo,
2007: 193). Untuk menguji validitas dari setiap item pertanyaan dilakukan analisis
item, yaitu mengkorelasikan setiap item dengan skor total, koefisien korelasinya
diperhitungkan sebagai validitas item-item yang memiliki korelasi signifikan
langsung dipilih sebagai skala final dan dihitung, sedangkan item yang tidak
memiliki koefisien korelasi signifikan diabaikan. Penghitungan korelasi dilakukan
dengan

menggunakan

rumus

korelasi

Pearson-Product

Moment,

dan

penghitungannya menggunakan perangkat lunak SPSS 16.00


Estimasi validitas pada umumnya tidak dapat dituntut suatu koefisien
yang tinggi sekali sebagaimana halnya dalam interpretasi koefisien reliabilitas.
Koefisien validitas yang tidak begitu tinggi, katakanlah berada disekitar angka 0,50

88

akan lebih dapat diterima dan dianggap memuaskan daripada koefisien reliabilitas
dengan angka yang sama. Namun apabila koefisien validitas itu kurang daripada 0,30
biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Cronbach mengatakan mengenai
koefisien validitas yang memuaskan yaitu yang tertinggi yang dapat anda peroleh.
Hal ini dipertegas lagi olehnya dalam kaitan dengan fungsi tes untuk memprediksi
hasil suatu prosedur seleksi. Dikatakannya bahwa koefisien yang berkisar 0,30
sampai dengan 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi
suatu lembaga pelatihan (Saifuddin Azwar, 2000: 103).

3.4.1.2

Teknik Uji Reliabilitas


Borg dan Gall (dalam Tedjo, 2007: 189) mendefinisikan: Reliabilityis

the level of internal consistency or stability of the measuring devices over time.
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi atau stabilitas sarana pengukuran sejalan
dengan waktu. Bruce W. Tuckman mendefinisikan Reliability (is defined) as
consistency of a test score over items and over time kedua definisi tersebut
menunjukkan bahwa, antara instrument dan skor pengujian terdapat hubungan yang
erat untuk menentukan reliabilitas pengujian. (Tedjo, 2007: 189).
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan
hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang
tidak reliable akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan
skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh factor error (kesalahan)
daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliable tentu
tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu (Saifuddin Azwar, 2008: 83).

89

Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxy)


yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00 berarti semakin tinggi
koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas.
Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin
rendahnya reliabilitas. Dalam pengukuran psikologi, koefisien reliabilitas yang
mencapai rxy = 1,00 tidak pernah dijumpai.
Adapun untuk menghitung reliabilitas dari skala dukungan sosial dengan
coping stres ini dilakukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach. Alpha
Cronbach, yaitu dalam pengolahannya, penghitungan reliabilitas ini menggunakan
program komputer khusus untuk penghitungan data penelitian yaitu program
perangkat lunak SPSS 16.00.

3.5 Prosedur Penelitian


3.5.1 Tahap Persiapan.
Pada tahap persiapan ini peneliti memulainya dengan obsevasi partisipan, lalu
setelah terlihat fenomena yang dapat dijadikan masalah dalam penelitian, peneliti
merumuskan masalah dan menentukan variable yang akan diteliti. Kemudian peneliti
mencari serta menyusun teori, menentukan lokasi penelitian, membuat dua
instrument atau alat ukur penelitian berupa kuesioner berisi skala dukungan sosial
dan skala strategi coping, dan beberapa tambahan lain seperti menyusun daftar
pertanyaan untuk wawancara guna melengkapi data-data yang diperlukan.

90

Selain itu pula peneliti juga melakukan pendekatan personal kepada subjek
penelitian untuk mengetahui sejauh mana masalah dalam penelitian ini berhubungan
dengan kehidupan subjek penelitian itu sendiri.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan


Pada tahap kedua ini, peneliti mulai menentukan sampel penelitian dari
populasi yang ada, peneliti menggunakan tehnik purposive sampling untuk
mengambil sampel penelitian. Setelah itu peneliti memberikan penjelasan mengenai
tujuan penelitian dan meminta kesediaan subjek (homoseksual di Jakarta) untuk
mengisi kuesioner yang berisi skala penelitian. Setelah itu melaksanakan
pengambilan data dengan memberikan kuesioner yang berisi skala yang telah
disiapkan kepada subjek penelitian.

3.5.3 Tahap Pengolahan Data


Pada tahap terakhir ini, peneliti melakukan scoring terhadap hasil skala yang
telah diisi oleh subjek penelitian, kemudian menghitung dan membuat tabulasi data
yang dioperoleh. Selanjutnya peneliti membuat tabel data, dan terakhir melakukan
analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis
penelitian.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

91

Bab berikut ini akan membahas mengenai presentasi dan analisis data
meliputi gambaran umum responden, analisis deskriptif uji instrument penelitian
serta hasil analisa data penelitian.

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah homoseksual pria yang berada di Jakarta
sebanyak 31 orang, berada dalam rentang usia 18-22 tahun dan pernah berhubungan
sesama pria. Dan dari kriteria tersebut peneliti memaparkannya sebagai berikut,
jumlah sampel penelitian berdasarkan usia adalah:
Tabel 4.1
Jumlah Sampel Berdasarkan Usia
Cumulative

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Percent

18

9.7

9.7

9.7

19

9.7

9.7

19.4

20

12

38.7

38.7

58.1

21

25.8

25.8

83.9

22

16.1

16.1

100.0

Total

31

100.0

100.0

Dari tabel di atas responden dengan usia 20 tahun lebih dominan dalam
penelitian ini, yaitu sebanyak 12 responden (38,7%) dan responden dengan rentang
usia 18-19 tahun menjadi responden yang paling kecil jumlahnya yaitu sebanyak 3
responden per masing-masing usia atau (9,7%).

92

Berikut jumlah responden berdasarkan lama seorang homoseksual yang menjadi


responden penelitian berada dalam komunitas mereka:
Table 4.2
Jumlah Sampel Berdasarkan Lama Berada Dalam Komunitas
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

< 5 tahun

8.8

8.8

8.8

>10 tahun

11.8

11.8

20.6

5-10 tahun

27

79.4

79.4

100.0

Total

34

100.0

100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat responden yang berada dalam komunitas
mereka 5-10 tahun menjadi responden yang mendominasi penelitian ini yaitu
sebanyak 27 responden atau (79,4%) dan responden yang berada dalam komunitas
mereka kurang dari 5 tahun menjadi responden dengan jumlah terkecil yaitu 3
responden atau (8,8%).
Kriteria terakhir responden penelitian ini adalah responden pernah menjalin
hubungan sesama pria, gambaran responden tersebut terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Pernah Atau Tidak Menjalin
Hubungan Sesama Pria
Frequency
Valid

Ya

31

Percent
100.0

Valid Percent
100.0

Cumulative
Percent
100.0

Dari data tersebut semua responden menyatakan sudah pernah menjalin


hubungan sesama pria yaitu 31 responden atau (100%) dan tidak ada satupun
responden yang tidak pernah menjalin hubungan sesama pria.

93

Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Jumlah Hubungan Sesama Pria
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

>3 kali

27

87.1

87.1

87.1

2-3 kali

12.9

12.9

100.0

31

100.0

100.0

Total

Dari tabel di atas tergambar bahwa dalam penelitian ini semua responden yang
digunakan menyatakan pernah menjalin hubungan sesama pria antara dua sampai
tiga kali yaitu sebanyak 4 responden (12,9%) dan responden yang pernah menjalin
hubungan lebih dari tiga kali sebanyak 27 responden atau sebanyak 87,1%
responden. Dan tidak ada satupun responden yang hanya menjalin hubungan sesama
pria sebanyak satu kali.

4.2 Analisis Deskriptif


Berikut ini akan di uraikan nilai minimum, maksimum, mean, standar deviasi
coping stress dan dukungan sosial pada homoseksual

Tabel 4.5
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Coping Stres

31

61.00

120.00

98.9355

16.80463

Dukungan Sosial

31

67.00

129.00

106.65

15.72376

94

Tabel 4.5
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Coping Stres

31

61.00

120.00

98.9355

16.80463

Dukungan Sosial

31

67.00

129.00

106.65

15.72376

Valid N (listwise)

31

Berdasarkan data di atas, data yang didapat dengan sampel berjumlah 31


orang responden skor terendah skala coping stress adalah 61, skor tertinggi adalah
120, skor rata-rata sebesar 98,9355 dan standar deviasi sebesar 16,80463. sedangkan
untuk skala dukungan sosial dengan jumlah sampel berjumlah 31 orang responden
skor terendah adalah 67, skor tertinggi adalah 129, skor rata-rata sebesar 106.65 dan
standar deviasi sebesar 15.72376.

4.2.1

Kategorisasi Skor Coping Stres

Adapun untuk kategorisasi tinggi, sedang, rendahnya coping stres pada


Homoseksual yang diujikan pada 31 responden adalah sebagai berikut:

95

Tabel 4.6
Descriptive Statistics
N
Menceritakan dan

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

31

6.00

16.00

11.7742

2.45913

31

8.00

22.00

17.6129

3.92154

31

6.00

15.00

11.2581

2.23559

31

14.00

34.00

25.3226

4.69317

Humor

31

4.00

12.00

8.7419

1.98272

Meditasi

31

2.00

8.00

5.2581

1.29016

Kerohanian

31

7.00

15.00

11.6129

2.30474

Valid N (listwise)

31

Menuliskan Masalah
Menemukan Hikmah dari
Masalah
Mengambil Respon Positif
ketika Kehilangan
Mencari Kebermaknaan
Hidup

Tabel 4.7
Distribusi Skor Coping Stres

Kategori Rumus
Tinggi
Sedang
Rendah

X > 2 + min
+ min X 2 + min
X<

+ min

Rentangan
Raw Score
> 100, 33
80,67
10,33
< 80,67

Jumlah
Subjek
17

Persen
55 %

10

32 %

4
31

13 %
100%

= (nilai max - nilai min) : 3

Dari tabel distribusi skor 4.7 tersebut dapat diketahui bahwa dari 31
responden yang diujikan, 17 orang atau 55%
55 diantaranya memiliki skor coping stres
dalam kategori tinggi, 10 orang atau 32%
32 diantaranya memiliki skor coping stres
dalam kategori sedang dan 4 orang atau 13 % diantaranya memiliki skor coping stres

96

dalam kategori rendah. Terlihat bahwa mayoritas responden memiliki skor coping
stres tinggi.
Tabel 4.8
Distribusi Skor Klasifikasi Coping Stres
Klasifikasi Coping
Stres
Menceritakan dan
Menuliskan Masalah
Menemukan Hikmah
dari Masalah
Mengambil Respon
Positif Ketika
Kehilangan
Mencari
Kebermaknaan Hidup
Humor
Meditasi
Kerohanian

Tinggi
Jumlah Persen

Sedang
Jumlah Persen

Rendah
Jumlah Persen

12

38,7%

13

41,9%

19,4%

20

64,5%

22,6%

12,9%

29%

18

58%

13%

13

41,9%

15

48,4%

9,7%

10
0
12

32,2%
0%
38,7%

15
29
14

48,4%
93,5%
45,2%

6
2
5

19,4%
6,5%
16,1%

Dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dua kelas coping stres tertinggi
pada homoseksual adalah menemukan hikmah dari masalah sebanyak 20 orang atau
64,5%,dan mencari kebermaknaan hidup sebanyak 13 orang atau 41,9%.
Dua kelas coping stres terendah adalah menceritakan dan menuliskan
masalah dan humor sebanyak 6 orang atau 19,4% ,dan kerohanian sebanyak 5 orang
atau 16,1%.

4.2.2

Kategorisasi Skor Dukungan Sosial

Adapun untuk kategorisasi tinggi, sedang, rendahnya dukungan sosial pada


Homoseksual yang diujikan pada 31 responden adalah sebagai berikut:

97

Tabel 4.9
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Dukungan Emosional

31

19.00

39.00

30.9032

5.04219

Dukungan Penghargaan

31

16.00

35.00

27.1935

4.81954

Dukungan Instrumental

31

4.00

12.00

8.8387

1.98489

Dukungan Informatif

31

17.00

36.00

28.8710

4.91760

Valid N (listwise)

31

Tabel 4.10
Distribusi Skor Dukungan Sosial

Kategori Rumus
Tinggi
Sedang
Rendah

X > 2 + min
+ min X 2 + min
X<

+ min

Rentangan
Raw Score
> 108, 34
87,67
108,34
< 87,67

Jumlah
Subjek
14

Persen
45 %

15

48 %

2
31

7%
100%

= (nilai max - nilai min) : 3

Dari tabel distribusi skor 4.10 tersebut dapat diketahui bahwa dar
dari 31
responden yang diujikan, 14 orang atau 45%
45% diantaranya memiliki sk
skor dukungan
sosial dalam
lam kategori tinggi, 15 orang atau 48%
% diantaranya memiliki skor dukungan
sosial dalam
alam kategori sedang dan 2 orang atau 7%
% diantaranya memiliki skor
dukungan sosial dalam kategori rendah. Terlihat bahwa mayoritas responden
memiliki skor dukungan sosial sedang.
sedang

98

Tabel 4.11
Distribusi Skor Klasifikasi Dukungan Sosial
Tinggi
Klasifikasi Dukungan
Sosial
Jumlah Persen
Dukungan Emosional
14
45,2%
Dukungan Penghargaan
14
45,2%
Dukungan Instrumental
15
48,4%
Dukungan Informatif
15
48,4%

Sedang
Jumlah Persen
13
41,9%
11
35,5 %
13
41,9%
10
32,3%

Rendah
Jumlah Persen
4
12,9%
6
19,3 %
3
9,7%
6
19,3%

Dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, kelas dukungan sosial tertinggi


pada homoseksual di Jakarta adalah dukungan instrumental dan informatif yaitu
masing-masing sebanyak 15 orang atau 48,4%.
Kelas dukungan sosial terendah pada homoseksual adalah dukungan
penghargaan dan dukungan informatif masing-masing sebanyak 6 orang atau 19,3%.

4.3 Uji Instrumen Penelitian


Sebelum melakukan pengambilan data penelitian terlebih dahulu dilakukan uji
coba terhadap kedua instrument, yaitu skala dukungan sosial dan skala positif
coping. Uji coba ini dilakukan pada tanggal 26 s.d 27 Agustus 2010 dengan jumlah
sampel 31 orang.

4.3.1 Uji Validitas Item


Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam
pengukuran (Joko Suliyono, 2010: 40). Dari analisis uji coba penelitian yang
dilakukan terhadap instrument yang ada diperoleh hasil sebagai berikut:

99

A. Analisis Item
Pengujian validitas instrument menggunakan korelasi product moment pearson
dengan program SPSS 16.0 for windows diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Skala dukungan sosial sebanyak 35 item. Dari hasil uji validitas diperoleh item
valid 30 item dan 5 item gugur dengan koefisien validitas antara 0,304 sampai
0,851 dengan taraf signifikan p < 0,005. Gambaran item valid dan gugur dari
skala dukungan sosial dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12
Hasil Uji Instrument yang Valid (*) Skala Dukungan Sosial
Dimensi

Indikator

Favorable

Unfavorable

Ungkapan empati

8*, 32*

14*, 26

Kepedulian

9*, 31*

7*, 22*

Perhatian terhadap

1*

19*, 28

18*, 33*

6*, 23*

13*, 34*

5*,24*

Dukungan
orang yang
Emosional
bersangkutan
(misalnya umpan
balik, penegasan)
Ungkapan hormat
(penghargaan) positif
Dukungan

untuk orang tersebut

Perhargaan

Dorongan maju atau


persetujuan dengan
gagasan atau

100

perasaan individu
Perbandingan positif

2, 25

17*

3*, 27*

12*

Memberi nasihat

4*, 11*

15*

Petunjuk-petunjuk

10*, 29*

21*, 35*

Saran-saran, atau

16

20*, 30*

orang tersebut
dengan orang lain
Dukungan

Mencakup bantuan

Instrumental

langsung

Dukungan
Informatif
umpan balik.

Tabel 4.13
Distribusi Penyebaran Item Valid Skala Dukungan Sosial
Dimensi

Indikator

Favorable

Unfavorable

Ungkapan empati

8, 32

14

Kepedulian

9, 31

7, 22

Perhatian terhadap

19,28

18, 33

6, 23

Dukungan
orang yang
Emosional
bersangkutan
(misalnya umpan
balik, penegasan)
Dukungan

Ungkapan hormat

101

Perhargaan

(penghargaan) positif
untuk orang tersebut
Dorongan maju atau

13, 34

5,24

persetujuan dengan
gagasan atau
perasaan individu
Perbandingan positif

17

orang tersebut
dengan orang lain
Dukungan

Mencakup bantuan

3,27

12

Instrumental

langsung
Memberi nasihat

4, 11

15

Petunjuk-petunjuk

10, 29

21, 35

Dukungan
Saran-saran, atau

20, 30

Informatif
umpan balik.

2. Skala positif coping terdiri dari 35 item. dari hasil uji validitas diperoleh 31 item
valid dan 4 item gugur, dengan koefisien validitas antara 0,316 sampai 0,861
dengan taraf signifikansi p < 0.005. Gambaran distribusi item valid atau gugur
dari skala coping stres dapat dilihat pada table berikut :

102

Tabel 4.14
Hasil Uji Instrument yang Valid (*) Skala Coping Stres
Dimensi

Indikator

Favorable

Unfavorable

Menceritakan dan

Berbicara dengan orang

10*, 35*

19*

menuliskan masalah

lain secara lisan

tentang pengalaman

Berbicara dengan orang

3*

20

traumatis.

lain secara tulisan

Menemukan hikmah

Menjadikan masalah

1*

12*, 24*

dari masalah

sebagai pengalaman

2*

32

4*

11*

5*, 29*

22*, 30*

yang datang dan pergi


menjadikan manusia
lebih baik dari hari ke
hari
Menjadikan masalah
sebagai suatu yang
menimbulkan
keyakinan yang baru
Menjadikan masalah
sebagai suatu
pengetahuan yang
penting dalam hidup
Mengambil respon

Merasionalkan segala

yang positif

bentuk kehilangan dan

103

mencari manfaat
sebagai pengalaman
dari sebuah peristiwa
kehilangan serta
mendorong dan
memudahkan terjadinya
proses atau
pertumbuhan atau
perubahan ke arah yang
positif
Mencari

Kebutuhan untuk

kebermaknaan dalam

mencapai suatu tujuan

hidup

13*, 31*

Kebutuhan bernilai

7*

23*

Kebutuhan untuk

8*

14*, 33*

9*

21*

15*, 34*

25

16*

28*

17*

27*

dipercaya
Kebutuhan akan harga
diri
Humor

Ungkapan emosi
melalui tertawa.

Meditasi

Religious dan filosofis


dari spiritualitas
ketimuran

Mendekatkan diri

Kemampuan untuk

104

kepada Tuhan

membayangkan,

(Kerohanian)

mencari, berhubungan
dan berpegangan
Berdoa.

18*

26*

Tabel 4.15
Distribusi Penyebaran Item Valid Skala Coping Stres
Dimensi

Indikator

Favorable

Unfavorable

Menceritakan dan

Berbicara dengan orang

10, 35

19

menuliskan masalah

lain secara lisan

tentang pengalaman

Berbicara dengan orang

traumatis.

lain secara tulisan

Menemukan hikmah

Menjadikan masalah

dari masalah

sebagai pengalaman

12, 24

yang datang dan pergi


menjadikan manusia
lebih baik dari hari ke
hari
Menjadikan masalah

sebagai suatu yang


menimbulkan
keyakinan yang baru
Menjadikan masalah

11

105

sebagai suatu
pengetahuan yang
penting dalam hidup
Mengambil respon

Merasionalkan segala

yang positif

bentuk kehilangan dan

5, 29

22, 30

mencari manfaat
sebagai pengalaman
dari sebuah peristiwa
kehilangan serta
mendorong dan
memudahkan terjadinya
proses atau
pertumbuhan atau
perubahan ke arah yang
positif
Mencari

Kebutuhan untuk

13, 31

kebermaknaan dalam

mencapai suatu tujuan

hidup

Kebutuhan bernilai

23

Kebutuhan untuk

14, 33

21

15, 34

25

dipercaya
Kebutuhan akan harga
diri
Humor

Ungkapan emosi

106

melalui tertawa.
Meditasi

Religious dan filosofis

16

28

17

27

18

26

dari spiritualitas
ketimuran
Mendekatkan diri

Kemampuan untuk

kepada Tuhan

membayangkan,

(Kerohanian)

mencari, berhubungan
dan berpegangan
Berdoa.

4.3.2 Uji Reliabilitas Skala


Setelah dilakukan uji validitas, maka dilakukan uji realibilitas. Uji realibilitas
digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan
dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Joko
Sulistiyo, 2010; 46). Uji reliabilitas pada penelitian diuji dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach yang menggunakan Program SPSS versi 16.0. Hasil yang
diperoleh untuk skala dukungan sosial dengan 30 item valid, maka koefisien
reliabilitasnya 0,952 dan koefisien reliabilitas skala coping stres dengan 31 item
valid diperoleh sebesar 0,947. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan
bahwa kedua instrumen yang digunakan reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk
dijadikan sebagai alat ukur.

107

4.4 Hasil Analisa Data Penelitian


Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah
analisis regresi ganda. Di mana analisis regresi ganda ini mampu untuk menggarap
antara satu variabel kriterium dengan dua, tiga, empat atau lebih variabel prediktor,
dengan persamaan garis regresi (S. Sulistiyono, 2006: 100).
Penelitian ini berupa data ordinal dengan menggunakan uji statistic parametric
serta teknik penelitian korelasional. Adapun pengertian statistik parametrik adalah
metode analisis data dengan menggunakan parameter-parameter tertentu seperti
mean, median, standar deviasi, distribusi data normal, dan lain-lain (dalam Joko
Sulistiyo, 2010: 16). Dalam penghitungannya peneliti menggunakan program SPSS
16.0. dari hasil hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi antara dukungan sosial
yang terdiri dari dukungan emosional (X1), dukungan instrumental (X2), dukungan
penghargaan (X3), dukungan informatif (X4) dengan coping stres yang terdiri dari
menceritakan dan menuliskan masalah (Y1), menemukan hikmah dari masalah (Y2),
mengambil respon positif ketika kehilangan (Y3), mencari kebermaknaan hidup (Y4),
humor (Y5), meditasi (Y6), kerohanian (Y7) dan nilai korelasi dapat dijabarkan
sebagai berikut :

108

4.4.1 Analisis Hipotesis Mayor


Tabel 4.16
Correlations
Coping Stres
Pearson Correlation

Coping Stres

1.000

.577

.577

1.000

.000

.000

Coping Stres

31

31

Dukungan Sosial

31

31

Dukungan Sosial
Sig. (1-tailed)

Coping Stres
Dukungan Sosial

Dukungan Sosial

Tabel 4.17
Model Summaryb
Model
1

R Square

.577

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.333

.310

13.95448

a. Predictors: (Constant), Dukungan Sosial


b. Dependent Variable: Coping Stres

Tabel 4.18
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)
Dukungan Sosial

a. Dependent Variable: Coping Stres

Std. Error
33.122

17.461

.617

.162

Coefficients
Beta

.577

Sig.

1.897

.068

3.809

.001

109

Dari Tabel 4.16, 4.17, 4.18 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.

Nilai korelasi dukungan sosial dengan coping stres ada dalam taraf signifikansi
0,000. Dengan demikian hipotesis mayor yang menyatakan terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan sosial dengan coping stres pada homoseksual
diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang
signifikan antara dukungan sosial dengan coping stres pada homoseksual di
Jakarta.

2.

Nilai R-square sebesar 0,333 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 33,3% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan sosial mempengaruhi variabel Y
coping stres sebesar 33,3%.

3.

Persamaan garis regresi pada variabel ini adalah


Y = 33,122 + 0,617 X

4.4.2 Analisis Hipotesis Minor


4.4.2.1 Analisis Korelasional
Tabel 4.19
Matrix Korelasi

No

Pearson Correlation

Menceritakan dan
Menuliskan Masalah
Menemukan Hikmah
dari Masalah
Mengambil Respon
Positif Ketika Kehilangan
Mencari

Menceritakan

Menemukan

Mengambil
Respon

Mencari

dan
Menuliskan

Hikmah dari

Positif Ketika

Kebermaknaan

Masalah

Masalah

Kehilangan

Hidup

0,761

0,720

0,799
1

Dukungan

Dukungan

Dukungan

Dukungan

Humor

Meditasi

Kerohanian

Emosional

Instrumental

Penghargaan

Informatif

0,830

0,418

0,681

0,578

0,530

0,662

0,597

0,587

0,914

0,587

0,567

0,698

0,455

0,835

0,494

0,474

0,777

0,519

0,646

0,699

0,283

0,633

0,456

0,334

0,532

0,597

0,690

0,527

0,764

0,604

0,572

110

Kebermaknaan Hidup

Humor
Meditasi

0,340

0,568

0,047

0,607

0,030

0,000

0,494

0,245

0,459

0,313

0,231

0,186

0,722

0,271

0,288

0,401

0,894

0,920

0,307

0,319

Kerohanian
Dukungan

Emosional

Dukungan
Instrumental
Dukungan

Penghargaan

0,953

Dukungan

Informatif
Menceritakan dan
Menuliskan Masalah
Menemukan Hikmah
dari Masalah
Mengambil Respon
Positif Ketika Kehilangan
Mencari

Sig. (1-tailed)

Kebermaknaan Hidup
Humor
Meditasi
Kerohanian
Dukungan
Emosional

0,000

0,000

0,000

0.01

0,000

0,000

0,001

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,005

0,000

0,002

0,004

0,000

0,001

0,000

0,000

0,061

0,000

0,005

0,033

0,001

0,000

0,000

0,001

0,000

0,000

0,000

0,031

0,000

0,400

0,000

0,437

0,500

0,002

0,092

0,005

0,043

0,105

0,158

0,000

0,070

0,109

0,013

0,000

0,000

0,047

0,040

Dukungan
Instrumental
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Informatif

Dari matrix korelasi di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.

Nilai korelasi dukungan emosional dengan menceritakan dan menuliskan


masalah ada dalam taraf signifikansi 0,001. Dengan demikian hipotesis Minor
satu yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
emosional dengan coping menceritakan dan menuliskan masalah pada

0,000

111

homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan


yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping menceritakan dan
menuliskan masalah pada homoseksual di Jakarta.
2.

Nilai korelasi dukungan instrumental dengan menceritakan dan menuliskan


masalah ada dalam taraf signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis Minor
dua yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
instrumental dengan coping menceritakan dan menuliskan masalah pada
homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping menceritakan dan
menuliskan masalah pada homoseksual di Jakarta.

3.

Nilai korelasi dukungan penghargaan dengan menceritakan dan menuliskan


masalah ada dalam taraf signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis Minor
tiga yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
penghargaan dengan coping menceritakan dan menuliskan masalah pada
homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping menceritakan dan
menuliskan masalah pada homoseksual di Jakarta.

4.

Nilai korelasi dukungan informatif dengan menceritakan dan menuliskan


masalah ada dalam taraf signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis Minor
empat yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
informatif dengan coping menceritakan dan menuliskan masalah pada
homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan

112

yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping menceritakan dan


menuliskan masalah pada homoseksual di Jakarta.
5.

Nilai korelasi dukungan emosional dengan menemukan hikmah dari masalah ada
dalam taraf signifikansi 0,005. Dengan demikian hipotesis Minor lima yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional
dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual diterima.
Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan emosional dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada
homoseksual di Jakarta.

6.

Nilai korelasi dukungan instrumental dengan menemukan hikmah dari masalah


ada dalam taraf signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis Minor enam yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental
dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual diterima.
Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan instrumental dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada
homoseksual di Jakarta.

7.

Nilai korelasi dukungan penghargaan dengan menemukan hikmah dari masalah


ada dalam taraf signifikansi 0,002. Dengan demikian hipotesis Minor tujuh yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan
dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual diterima.
Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan penghargaan dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada
homoseksual di Jakarta.

113

8.

Nilai korelasi dukungan informatif dengan menemukan hikmah dari masalah ada
dalam taraf signifikansi 0,004. Dengan demikian hipotesis Minor delapan yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan informatif
dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual diterima.
Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan informatif dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada
homoseksual di Jakarta.

9.

Nilai korelasi dukungan emosional dengan mengambil respon positif ketika


kehilangan ada dalam taraf signifikansi 0,061. Dengan demikian hipotesis Minor
sembilan yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
emosional dengan coping mengambil respon positif ketika kehilangan pada
homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang didapat adalah tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
mengambil respon positif ketika kehilangan pada homoseksual di Jakarta.

10. Nilai korelasi dukungan instrumental dengan mengambil respon positif ketika
kehilangan ada dalam taraf signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis Minor
sepuluh yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
instrumental dengan coping mengambil respon positif ketika kehilangan pada
homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping mengambil respon
positif ketika kehilangan pada homoseksual di Jakarta.
11. Nilai korelasi dukungan penghargaan dengan mengambil respon positif ketika
kehilangan ada dalam taraf signifikansi 0,005. Dengan demikian hipotesis Minor

114

sebelas yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan


penghargaan dengan coping mengambil respon positif ketika kehilangan pada
homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping mengambil respon
positif ketika kehilangan pada homoseksual di Jakarta.
12. Nilai korelasi dukungan informatif dengan mengambil respon positif ketika
kehilangan ada dalam taraf signifikansi 0,033. Dengan demikian hipotesis Minor
dua belas yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
informatif dengan coping mengambil respon positif ketika kehilangan pada
homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping mengambil respon
positif ketika kehilangan pada homoseksual di Jakarta.
13. Nilai korelasi dukungan emosional dengan Mencari kebermaknaan hidup ada
dalam taraf signifikansi 0,001. Dengan demikian hipotesis Minor tiga belas yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional
dengan coping Mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual diterima. Maka
kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan emosional dengan coping mencari kebermaknaan hidup pada
homoseksual di Jakarta.
14. Nilai korelasi dukungan instrumental dengan mencari kebermaknaan hidup ada
dalam taraf signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis Minor empat belas
yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
instrumental dengan coping mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual

115

diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang


signifikan antara dukungan instrumental dengan coping mencari kebermaknaan
hidup pada homoseksual di Jakarta.
15. Nilai korelasi dukungan penghargaan dengan mencari kebermaknaan hidup ada
dalam taraf signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis Minor lima belas
yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
penghargaan dengan coping mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual
diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang
signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping mencari kebermaknaan
hidup pada homoseksual di Jakarta.
16. Nilai korelasi dukungan informatif dengan mencari kebermaknaan hidup ada
dalam taraf signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis Minor enam belas
yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan informatif
dengan coping Mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual diterima. Maka
kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan informatif dengan coping mencari kebermaknaan hidup pada
homoseksual di Jakarta.
17. Nilai korelasi dukungan emosional dengan humor ada dalam taraf signifikansi
0,400. Dengan demikian hipotesis Minor tujuh belas yang menyatakan terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping humor
pada homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang didapat adalah tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping humor
pada homoseksual di Jakarta.

116

18. Nilai korelasi dukungan instrumental dengan humor ada dalam taraf signifikansi
0,000. Dengan demikian hipotesis Minor delapan belas yang menyatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
humor pada homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
humor pada homoseksual di Jakarta.
19. Nilai korelasi dukungan penghargaan dengan humor ada dalam taraf signifikansi
0,437. Dengan demikian hipotesis Minor sembilan belas yang menyatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
humor pada homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang didapat adalah tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
humor pada homoseksual di Jakarta.
20. Nilai korelasi dukungan informatif dengan humor ada dalam taraf signifikansi
0,500. Dengan demikian hipotesis Minor dua puluh yang menyatakan terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping humor
pada homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang didapat adalah tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping humor
pada homoseksual di Jakarta.
21. Nilai korelasi dukungan emosional dengan meditasi ada dalam taraf signifikansi
0,092. Dengan demikian hipotesis Minor dua puluh satu yang menyatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
meditasi pada homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang didapat adalah tidak

117

terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping


meditasi pada homoseksual di Jakarta.
22. Nilai korelasi dukungan instrumental dengan meditasi ada dalam taraf
signifikansi 0,005. Dengan demikian hipotesis Minor dua puluh dua yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental
dengan coping meditasi pada homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang
didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental
dengan coping meditasi pada homoseksual di Jakarta.
23. Nilai korelasi dukungan penghargaan dengan meditasi ada dalam taraf
signifikansi 0,043. Dengan demikian hipotesis Minor dua puluh tiga yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan
dengan coping meditasi pada homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang
didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan
dengan coping meditasi pada homoseksual di Jakarta.
24. Nilai korelasi dukungan informatif dengan meditasi ada dalam taraf signifikansi
0,105. Dengan demikian hipotesis Minor dua empat yang menyatakan terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping meditasi
pada homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang didapat adalah tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping meditasi
pada homoseksual di Jakarta.
25. Nilai korelasi dukungan emosional dengan kerohanian ada dalam taraf
signifikansi 0,158. Dengan demikian hipotesis Minor dua puluh lima yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional

118

dengan coping kerohanian pada homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang


didapat adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
emosional dengan coping kerohanian pada homoseksual di Jakarta.
26. Nilai korelasi dukungan instrumental dengan kerohanian ada dalam taraf
signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis Minor dua puluh enam yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental
dengan coping kerohanian pada homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang
didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental
dengan coping kerohanian pada homoseksual di Jakarta.
27. Nilai korelasi dukungan penghargaan dengan kerohanian ada dalam taraf
signifikansi 0,070. Dengan demikian hipotesis Minor dua puluh enam yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan
dengan coping kerohanian pada homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang
didapat adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
penghargaan dengan coping meditasi pada homoseksual di Jakarta.
28. Nilai korelasi dukungan informatif dengan kerohanian ada dalam taraf
signifikansi 0,109. Dengan demikian hipotesis Minor dua empat yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan informatif
dengan coping kerohanian pada homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang
didapat adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
informatif dengan coping kerohanian pada homoseksual di Jakarta.

119

4.4.2.2 Analisis Regresi


1. Analisis Regresi X1-X4 dengan Y1
Tabel 4.20
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model

(Constant)

Std. Error
.444

1.897

-.261

.153

Dukungan Instrumental

.732

Dukungan Penghargaan
Dukungan Informasi

Dukungan Emosional

Coefficients
Beta

Sig.
.234

.817

-.536

-1.708

.100

.159

.591

4.608

.000

.249

.198

.488

1.257

.220

.213

.223

.427

.956

.348

a. Dependent Variable: Menceritakan dan Menuliskan Masalah

Tabel 4.21
Model Summaryb
Std. Error of the
Model

R Square

Adjusted R Square Estimate

Durbin-Watson

.806a

.649

.595

1.857

1.56512

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informasi, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional,


Dukungan Penghargaan

Dari tabel 4.20 dan 4.21 di atas, dapat diketahui beberapa hal berikut:
1.

Nilai R-square sebesar 0,649 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 64,9% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi

120

secara bersama-sama variabel menceritakan dan menuliskan masalah (Y1)


sebesar 64,9%.
2.

Persamaan garis regresi pada variabel ini adalah


Y = 0,444 0,261X1 + 0,732X2 + 0,249X3 + 0,213X4

3.

Nilai variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1), dukungan


instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)
mempengaruhi variabel menceritakan dan menuliskan masalah (Y1)

dapat

dilihat dalam tabel berikut :


Tabel 4.22
Model Summaryb
Change Statistics

Std. Error
R
Model
1

R
.530

Adjusted

Square R Square
a

.281

of the

R Square

Sig. F

Estimate

Change

Change

df1 df2 Change Watson

.257

2.12026

.281

11.356

29

Durbin-

.002

1.116

a. Predictors: (Constant), Dukungan


Emosional
b. Dependent Variable: menceritakan dan menuliskan
masalah

Dari tabel 4.22 variabel dukungan emosional (X1) mempengaruhi variabel


menceritakan dan menuliskan masalah (Y1) sebesar 0,257 atau sebesar 25,7%.

121

Tabel 4.23
Model Summaryb
Change Statistics

Std. Error

Model

.722

Adjusted R

of the

Square

Square

Estimate

.521

.487

R Square

Sig. F Durbin-

Change Change df1 df2 Change Watson

1.76114

.521 15.246

28

.000

1.477

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional
b. Dependent Variable: menceritakan dan menuliskan
masalah

Dari tabel 4.23 variabel dukungan instrumental (X2) mempengaruhi variabel


menceritakan dan menuliskan masalah (Y1) sebesar 0,521 - 0,257 = 0,24 atau sebesar
24%.
Tabel 4.24
Model Summaryb
Change Statistics
R
Model
1

R
.798

Adjusted Std. Error of

Square R Square the Estimate


a

.637

.596

1.56262

R Square

Change

Change

.637

df1

15.766

df2
3

27

Sig. F

Durbin-

Change

Watson

.000

1.709

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional
b. Dependent Variable: menceritakan dan menuliskan masalah

Dari tabel 4.24 variabel dukungan penghargaan (X3) mempengaruhi variabel


menceritakan dan menuliskan masalah (Y1) sebesar 0,637 0,521 = 0,116 atau
sebesar 11,6%

122

Tabel 4.25
Model Summaryb
Change Statistics

Model
1

R
.806

R Square
a

Adjusted R

Std. Error of

R Square

Square

the Estimate

Change

.649

.595

1.56512

F Change

.649

12.015

df1 df2
4

Sig. F

Durbin-

Change

Watson

26

.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional,


Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: menceritakan dan menuliskan masalah

Dari tabel berikut 4.25 dukungan Informatif (X4) mempengaruhi variabel


menceritakan dan menuliskan masalah (Y1) sebesar 0,649 - 0,637 = 0,012 atau
sebesar 1,2%
Ringkasan variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1),
dukungan instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)
mempengaruhi variabel menceritakan dan menuliskan masalah (Y1) dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 4.26
Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y1
No

Independent Variabel

R2

Fhitung

Ftabel

Signifikansi

Dukungan Emosional

0,281

10,41

4,17

Signifikan

Dukungan Instrumental

0,24

8,28

4,17

Signifikan

Dukungan Penghargaan

0,116

3,41

4,17

Tidak Signifikan

Dukungan Informatif

0,012

0,32

4,17

Tidak Signifikan

Jumlah

0,649

Dependent Variabel: Menceritakan Dan Menuliskan Masalah


fhtabel = R2/k : ((1-R2) : (N-1-k)

1.857

123

Dari tabel 4.26 dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap menceritakan dan menuliskan masalah adalah
adalah dukungan emosional sebesar 28,1% (Fhitung = 10,41 > Ftabel = 4,17), dukungan
instrumental sebesar 24% (Fhitung = 8,28 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan
dukungan emosional memberikan kontribusi terbesar dalam menceritakan dan
menuliskan masalah.

2.

Analisis Regresi X1-X4 dengan Y2


Tabel 4.27
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients

Model
1

Std. Error

(Constant)

-.254

2.281

Dukungan Emosional

-.403

.184

Dukungan Penghargaan

.433

Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif

Coefficients
Beta

Sig.
-.111

.912

-.518

-2.190

.038

.238

.532

1.815

.081

1.624

.191

.822

8.506

.000

.145

.268

.182

.541

.593

a. Dependent Variable: Menemukan hikmah dari masalah

124

Tabel 4.28
Model Summaryb
Adjusted
Model

.895

R Std. Error of the

R Square

Square

Estimate

Durbin-Watson

.800

.770

1.88160

2.449

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Menemukan hikmah dari masalah

Dari tabel 4.27 dan tabel 4.28 di atas, dapat diketahui beberapa hal berikut:
1.

Nilai R-square sebesar 0,800 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 80% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
secara bersama-sama variabel menemukan hikmah dari masalah (Y2) sebesar
80%.

2.

Persamaan garis regresi pada variabel ini adalah


Y = -254 0,403X1 + 0,433X2 + 1,624X3 + 0,145X4

3.

Nilai

variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1), dukungan

instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)


mempengaruhi variabel menemukan hikmah dari masalah (Y2) dapat dilihat
dalam tabel berikut :

125

Tabel 4.29
Model Summaryb
Change Statistics

Std. Error
R
Model

Adjusted

Square R Square

.455

.207

of the

R Square

Estimate

Change

.180

3.55202

Sig. F
F Change df1 df2

.207

7.567

Durbin-

Change Watson

29

.010

.819

a. Predictors: (Constant), Dukungan


Emosional
b. Dependent Variable: Menemukan Hikmah
dari Masalah

Dari tabel 4.29 variabel dukungan emosional (X1) mempengaruhi variabel


menemukan hikmah dari masalah (Y2) sebesar 0,207 atau sebesar 20,7%.
Tabel 4.30
Model Summaryb
Change Statistics
R
odel

Square
.845

.715

Adjusted R Std. Error of R Square


Square
.694

the Estimate
2.16760

Change
.715

F
Change df1
35.096

df2
28

Sig. F

Durbin-

Change

Watson

.000

1.875

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional
b. Dependent Variable: Menemukan Hikmah dari Masalah

Dari tabel 4.30 variabel dukungan instrumental (X2) mempengaruhi variabel


menemukan hikmah dari masalah (Y2) sebesar 0,715 0,207 = 0,508 atau sebesar
50,8%.

126

Tabel 4.31
Model Summaryb
Change Statistics

Model
1

R
.893

Adjusted R

Std. Error of

Square

Square

the Estimate

.798

.776

R Square

Change Change df1

1.85681

.798 35.605

df2

Sig. F

Durbin-

Change

Watson

27

.000

2.392

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional
b. Dependent Variable: Menemukan Hikmah dari Masalah

Dari tabel 4.31 variabel dukungan penghargaan (X3) mempengaruhi variabel


menemukan hikmah dari masalah (Y2) sebesar 0,798 - 0,715 = 0,083 atau sebesar
8,3%.
Tabel 4.32
Model Summaryb
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.895

Adjusted R

of the

Square

Square

Estimate

.800

.770

1.88160

R Square

Sig. F

Durbin-

Change Change df1 df2 Change Watson


.800 26.078

26

.000

2.449

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Menemukan Hikmah dari Masalah

Dari tabel 4.32 variabel dukungan informatif (X4) mempengaruhi variabel


menemukan hikmah dari masalah (Y2) sebesar 0,800 - 0,798 = 0,002 atau sebesar
0,2%.

127

Ringkasan variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1),


dukungan instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)
mempengaruhi variabel menemukan hikmah dari masalah (Y2) dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 4.33
Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y2
No

Independent Variabel

R2

Fhitung

Ftabel

Signifikansi

Dukungan Emosional

0,207

6,9

4,17

Signifikan

Dukungan Instrumental

0,508

26,74

4,17

Signifikan

Dukungan Penghargaan

0,083

2,37

4,17

Tidak Signifikan

Dukungan Informatif

0,002

0,053

4,17

Tidak Signifikan

Jumlah

0,800

Dependent Variabel : Menemukan hikmah dari masalah


fhtabel = R2/k : ((1-R2) : (N-1-k)

Dari tabel 4.33 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap menemukan hikmah dari masalah adalah dukungan
instrumental sebesar 50,8 % (Fhitung = 28,74 > Ftabel = 4,17), dukungan emosional
sebesar 20,7 % (Fhitung = 6,9 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan dukungan
instrumental memberikan kontribusi terbesar dalam menemukan hikmah dari
masalah.

128

3.

Analisis Regresi X1-X4 dengan Y3


Tabel 4.34
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients

Model

Std. Error

(Constant)

4.108

1.554

Dukungan Emosional

-.360

.125

Dukungan Penghargaan

.760

Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif

Coefficients
Beta

t
2.643

.014

-.812

-2.870

.008

.162

1.639

4.683

.000

.765

.130

.679

5.878

.000

-.318

.183

-.699

-1.737

.094

a. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika Kehilangan

Tabel 4.35
Model Summaryb
Adjusted
Model

.846

R Std. Error of the

R Square

Square

Estimate

Durbin-Watson

.715

.671

1.28212

2.349

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika Kehilangan

Dari tabel 4.34 dan tabel 4.35 di atas, dapat diketahui beberapa hal berikut :
1.

Sig.

Nilai R-square sebesar 0,715 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 71,5% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi

129

secara bersama-sama variabel mengambil respon positif ketika kehilangan (Y3)


sebesar 71,5%.
2.

Persamaan garis regresi pada variabel ini adalah


Y = 4,108 0,360X1 + 0,760X2 + 0,765X3 - 0,318X4

3.

Nilai

variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1), dukungan

instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)


mempengaruhi variabel mengambil respon positif ketika kehilangan (Y3) dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.36
Model Summaryb
Change Statistics
R
Model
1

R
.283

Square
a

.080

Adjusted R Std. Error of R Square


Square
.048

Sig. F Durbin-

the Estimate Change Change df1 df2 Change Watson


2.18071

.080

2.529

29

.123

1.108

a. Predictors: (Constant), Dukungan Emosional


b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika
Kehilangan

Dari tabel 4.36 variabel dukungan emosional (X1) mempengaruhi variabel


mengambil respon positif ketika kehilangan masalah (Y3) sebesar 0,080 atau sebesar
8%.

130

Tabel 4.37
Model Summaryb
Change Statistics

Std. Error
Adjusted
Model
1

of the

R Square

R Square R Square Estimate

.634

.402

.359

Sig. F Durbin-

Change Change df1

1.78958

.402

9.408

df2

Change Watson

28

.001

2.054

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional
b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika
Kehilangan

Dari tabel 4.37 variabel dukungan instrumental (X2) mempengaruhi variabel


mengambil respon positif ketika kehilangan masalah (Y3) sebesar 0,402-0,080 =
0,322 atau sebesar 32,2%.
Tabel 4.38
Model Summaryb
Change Statistics
R
Model
1

R
.826

Square
a

.682

Adjusted R Std. Error of


Square
.647

the Estimate
1.32917

R Square
Change
.682

F Change

df1

19.289

df2
3

27

Sig. F

Durbin-

Change

Watson

.000

2.378

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional
b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika Kehilangan

Dari tabel 4.38 variabel dukungan penghargaan (X3) mempengaruhi variabel


mengambil respon positif ketika kehilangan masalah (Y3) sebesar 0,682-0,402 = 0,28
atau sebesar 28%.

131

Tabel 4.39
Model Summaryb
Change Statistics

Std. Error
R
Model
1

R
.846

Adjusted

of the

R Square

Square R Square Estimate


a

.715

.671

Sig. F

Durbin-

Change Change df1 df2 Change Watson

1.28212

.715 16.303

26

.000

2.349

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika Kehilangan

Dari tabel 4.39 variabel dukungan informatif (X3) mempengaruhi variabel


mengambil respon positif ketika kehilangan masalah (Y3) sebesar 0,715-0,682 =
0,033 atau sebesar 3,3%.
Ringkasan variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1),
dukungan instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)
mempengaruhi variabel mengambil respon positif ketika kehilangan (Y3)
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.40
Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y3
No

Independent Variabel

R2

Fhitung

Ftabel

Signifikansi

Dukungan Emosional

0,080

2,280

4,17

Tidak Signifikan

Dukungan Instrumental

0,322

12,385

4,17

Signifikan

Dukungan Penghargaan

0,28

10

4,17

Signifikan

Dukungan Informatif

0,033

0,892

4,17

Tidak Signifikan

Jumlah

0,715

Dependent Variabel: Mengambil respon positif ketika kehilangan


fhtabel = R2/k : ((1-R2) : (N-1-k)

dapat

132

Dari tabel 4.40 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap mengambil respon positif ketika kehilangan adalah
dukungan instrumental sebesar 32,2 % (Fhitung = 12,385 > Ftabel = 4,17), dukungan
penghargaan sebesar 28 % (Fhitung = 10 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan
dukungan instrumental memberikan kontribusi terbesar dalam mengambil respon
positif ketika kehilangan.

4.

Analisis Regresi X1-X4 dengan Y4


Tabel 4.41
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients

Model
1

Std. Error

(Constant)

2.711

2.822

Dukungan Emosional

-.543

.228

Dukungan Penghargaan

.708

Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif

Coefficients
Beta

Sig.
.961

.345

-.583

-2.386

.025

.295

.727

2.402

.024

1.692

.236

.716

7.162

.000

.179

.332

.188

.540

.594

a. Dependent Variable: Mencari Kebermaknaan Hidup

133

Tabel 4.42
Model Summaryb
Adjusted
Model

.887

Std. Error of the Durbin-

R Square

R Square Estimate

Watson

.787

.754

2.403

2.32782

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Mencari Kebermaknaan Hidup

Dari tabel 4.41 dan tabel 4.42 di atas, dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut:
1.

Nilai R-square sebesar 0,787 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 78,7% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
secara bersama-sama variabel mencari kebermaknaan hidup (Y4) sebesar 78%.

2.

Persamaan garis regresi pada variabel ini adalah


Y = 2,711 0,543X1 + 0,708X2 + 1,692X3 + 0,179X4

3.

Nilai

variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1), dukungan

instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)


mempengaruhi variabel mencari kebermaknaan hidup (Y4) dapat dilihat dalam
tabel berikut :

134

Tabel 4.43
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.527

Adjusted R

of the

R Square

Square

Square

Estimate

Change

.277

.253

4.05740

F Change df1 df2 Sig. F Change

.277

11.138

29

.002

a. Predictors: (Constant), Dukungan


Emosional

Dari tabel 4.43 variabel dukungan emosional (X1) mempengaruhi variabel


mencari kebermaknaan hidup (Y4) sebesar 0,277 atau sebesar 27,7%.
Tabel 4.44
Model Summary
Change Statistics

Std. Error
R
Model
1

R
.801

Adjusted

Square R Square
a

.642

.616

of the

R Square

Estimate

Change

2.90687

.642

Sig. F
F Change df1 df2
25.100

28

Change
.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional

Dari tabel 4.44 variabel dukungan instrumental (X2) mempengaruhi variabel


mencari kebermaknaan hidup (Y4) sebesar 0,642 - 0,277 = 0,365 atau sebesar 36,5%.

135

Tabel 4.45
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.886

Adjusted R

of the

R Square

Square

Square

Estimate

Change

Change

.784

.760

2.29707

.784

df1 df2 Sig. F Change

32.743

27

.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan


Instrumental, Dukungan Emosional

Dari tabel 4.45 variabel dukungan penghargaan (X3) mempengaruhi variabel


mencari kebermaknaan hidup (Y4) sebesar 0,784 - 0,642 = 0,142 atau sebesar 14,2%.
Tabel 4.46
Model Summary
Change Statistics

Std. Error
R
Model
1

R
.887

Adjusted

of the

Square R Square Estimate


a

.787

.754

2.32782

R Square

Change Change
.787 23.986

df1

df2
4

Sig. F Change

26

.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Penghargaan, Dukungan


Emosional, Dukungan Instrumental

Dari tabel 4.46 variabel dukungan informatif (X4) mempengaruhi variabel


mencari kebermaknaan hidup (Y4) sebesar 0,787 0,784 = 0,003 atau sebesar 0,3%.
Ringkasan variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1),
dukungan instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)
mempengaruhi variabel mencari kebermaknaan hidup (Y4) dapat dilihat dalam tabel
berikut :

136

Tabel 4.47
Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y4
No

Independent Variabel

R2

Fhitung

Ftabel

Signifikansi

Dukungan Emosional

0,277

9,89

4,17

Signifikan

Dukungan Instrumental

0,365

14,96

4,17

Signifikan

Dukungan Penghargaan

0,142

4,3

4,17

Signifikan

Dukungan Informatif

0,003

0,08

4,17

Tidak Signifikan

Jumlah

0,787

Dependent Variabel: Mencari Kebermaknaan Hidup


fhtabel = R2/k : ((1-R2) : (N-1-k)

Dari tabel 4.47 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap mencari kebermaknaan hidup adalah dukungan
Instrumental sebesar 36,5 % (Fhitung = 14,96 > Ftabel = 4,17), dukungan emosional
sebesar 27,7 % (Fhitung = 9,89 > Ftabel = 4,17), dukungan penghargaan sebesar 14,2%
(Fhitung = 4,3 > Ftabel 4,17). jadi dapat disimpulkan dukungan instrumental
memberikan kontribusi terbesar dalam mencari kebermaknaan hidup.

137

5.

Analisis Regresi X1-X4 dengan Y5


Tabel 4.48
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients

Model

Std. Error

(Constant)

5.439

1.956

Dukungan Emosional

-.087

.158

Dukungan Penghargaan

.143

Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif

Coefficients
Beta

Sig.

2.781

.010

-.222

-.553

.585

.204

.348

.700

.490

.701

.164

.702

4.281

.000

-.141

.230

-.351

-.615

.544

a. Dependent Variable: Humor

Tabel 4.49
Model Summaryb
Adjusted
Model

.653

R Std. Error of the

R Square

Square

Estimate

Durbin-Watson

.426

.338

1.61340

1.124

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Humor

Dari tabel 4.48 dan 4.49 di atas, dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut :
1.

Nilai R-square sebesar 0,426 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 42,6% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
secara bersama-sama variabel humor (Y5) sebesar 42,6%.

138

2.

Persamaan garis regresi pada variabel ini adalah


Y = 5,439 0,087X1 + 0,143X2 + 0,701X3 - 0,141X4

3.

Nilai variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1), dukungan


instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)
mempengaruhi variabel humor (Y5) dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.50
Model Summary
Change Statistics

Std. Error
R
Model
1

R
.047

Adjusted

of the

Square R Square Estimate


a

.002

-.032

R Square

Change Change

2.01435

.002

df1

.065

df2
1

Sig. F Change

29

.800

a. Predictors: (Constant), Dukungan


Emosional

Dari tabel 4.50 variabel dukungan emosional (X1) mempengaruhi variabel


humor (Y5) sebesar 0,002 atau sebesar 0,2%.
Tabel 4.51
Model Summary
Change Statistics

Std. Error
R
Model
1

R
.644

Adjusted

of the

Square R Square Estimate


a

.415

.373

R Square

Change Change

1.56989

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional

.415

9.926

df1

df2
2

28

Sig. F Change
.001

139

Dari tabel 4.51 variabel dukungan instrumental (X2) mempengaruhi variabel


humor (Y5) sebesar 0,415 0,002 = 0,413 atau sebesar 41,3 %.
Tabel 4.52
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.646

Adjusted R

of the

R Square

Square

Square

Estimate

Change

Change

.418

.353

1.59470

.418

Sig. F
df1 df2

6.458

27

Change
.002

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional

Dari tabel 4.52 variabel dukungan penghargaan (X3) mempengaruhi variabel


humor (Y5) sebesar 0,418 - 0,415 = 0,003 atau sebesar 0,3%.
Tabel 4.53
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.653

Adjusted R

of the

R Square

Square

Square

Estimate

Change

Change

.426

.338

1.61340

.426

4.827

df1

df2 Sig. F Change


4

26

.005

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional,


Dukungan Instrumental

Dari tabel 4.53 variabel dukungan informatif (X4) mempengaruhi variabel


humor (Y5) sebesar 0,426 - 0,418 = 0,008 atau sebesar 0,8 %.
Ringkasan variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1),
dukungan instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)
mempengaruhi variabel humor (Y5) dapat dilihat dalam tabel berikut :

140

Tabel 4.54
Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y5
No

Independent Variabel

R2

Fhitung

Ftabel

Signifikansi

Dukungan Emosional

0,002

0,053

4,17

Tidak Signifikan

Dukungan Instrumental

0,413

17,96

4,17

Signifikan

Dukungan Penghargaan

0,003

0,08

4,17

Tidak Signifikan

Dukungan Informatif

0,008

0,21

4,17

Tidak Signifikan

Jumlah

0,426

Dependent Variabel: Humor


fhtabel = R2/k : ((1-R2) : (N-1-k)

Dari tabel 4.54 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap humor adalah dukungan instrumental sebesar 41,3
% (Fhitung = 17,96 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan dukungan instrumental
memberikan kontribusi terbesar dalam humor.

141

Analisis Regresi X1-X4 dengan Y6

6.

Tabel 4.55
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

Std. Error

(Constant)

2.144

1.387

Dukungan Emosional

-.057

.112

Dukungan Penghargaan

.279

Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif

Coefficients
Beta

Sig.

1.546

.134

-.224

-.511

.613

.145

1.044

1.927

.065

.294

.116

.453

2.535

.018

-.184

.163

-.702

-1.129

.269

a. Dependent Variable: Meditasi

Tabel 4.56
Model Summaryb
Adjusted
Model

.564

R Std. Error of the

R Square

Square

Estimate

Durbin-Watson

.318

.213

1.14451

1.979

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional,


Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Meditasi

Dari table 4.55 dan tabel 4.56 di atas, dapat diketahui beberapa hal berikut:
1.

Nilai R-square sebesar 0,318 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 31,8 % hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
secara bersama-sama variabel meditasi (Y6) sebesar 31,8%.

142

2.

Persamaan garis regresi pada variabel ini adalah


Y = -254 0,403X1 + 0,433X2 + 1,624X3 + 0,145X4

3.

Nilai variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1), dukungan


instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)
mempengaruhi variabel meditasi (Y6) dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.57
Model Summary
Change Statistics

Model

.245

Adjusted

Std. Error of

R Square

R Square R Square

the Estimate

Change

.060

.028

1.27229

Sig. F
F Change

.060

df1

1.849

df2
1

Change

29

.184

a. Predictors: (Constant), Dukungan Emosional

Dari tabel 4.57 variabel dukungan emosional (X1) mempengaruhi variabel


meditasi (Y6) sebesar 0,060 atau sebesar 6%.
Tabel 4.58
Model Summary
Change Statistics

Model
1

R
.464

Adjusted R

Std. Error of

R Square

Square

Square

the Estimate

Change

Change

.215

.159

1.18293

.215

3.843

Sig. F
df1

df2
2

28

Change
.034

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional

Dari tabel 4.58 variabel dukungan instrumental (X2) mempengaruhi variabel


meditasi (Y6) sebesar 0,215 - 0,060 = 0,155 atau sebesar 15,5%.

143

Tabel 4.59
Model Summary
Change Statistics

Model
1

R
.533

Adjusted R

Std. Error of

R Square

Square

Square

the Estimate

Change

Change

.285

.205

1.15029

.285

Sig. F
df1

3.580

df2
3

Change

27

.027

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional

Dari tabel 4.59 variabel dukungan penghargaan (X3) mempengaruhi variabel


meditasi (Y6) sebesar 0,285 - 0,215 = 0,07 atau sebesar 7%.
Tabel 4.60
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.564

Adjusted R

of the

R Square

Square

Square

Estimate

Change

Change

.318

.213

1.14451

.318

3.030

Sig. F
df1

df2
4

Change

26

.035

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional,


Dukungan Instrumental

Dari tabel 4.60 variabel dukungan informatif (X4) mempengaruhi variabel


meditasi (Y6) sebesar 0,318 - 0,285 = 0,033 atau sebesar 3,3 %.
Ringkasan variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1),
dukungan instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)
mempengaruhi variabel meditasi (Y6) dapat dilihat dalam tabel berikut :

144

Tabel 4.61
Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y6
No

Independent Variabel

R2

Fhitung

Ftabel

Signifikansi

Dukungan Emosional

0,06

1,67

4,17

Tidak Signifikan

Dukungan Instrumental

0,155

4,77

4,17

Signifikan

Dukungan Penghargaan

0,07

1,94

4,17

Tidak Signifikan

Dukungan Informatif

0,033

0,89

4,17

Tidak Signifikan

Jumlah

0,318

Dependent Variabel: Meditasi


fhtabel = R2/k : ((1-R2) : (N-1-k)

Dari tabel 4.61 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap meditasi adalah dukungan instrumental sebesar 15,5
% (Fhitung = 4,77 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan dukungan instrumental
memberikan kontribusi terbesar dalam meditasi.

145

7.

Analisis Regresi X1-X4 dengan Y7


Tabel 4.62
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients

Model

Std. Error

(Constant)

4.942

1.800

Dukungan Emosional

-.370

.145

Dukungan Penghargaan

.341

Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif

Coefficients
Beta

Sig.

2.746

.011

-.809

-2.546

.017

.188

.712

1.812

.082

.950

.151

.818

6.301

.000

.015

.212

.032

.071

.944

a. Dependent Variable: Kerohanian

Tabel 4.63
Model Summaryb

Model

.800

a.

Adjusted R

Std. Error of the

R Square

Square

Estimate

Durbin-Watson

.640

.585

1.48470

2.122

Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan

b.

Dependent variabel : kerohanian

Dari tabel 4.62 dan 4.63 di atas, dapat diketahui beberapa hal berikut :
1.

Nilai R-square sebesar 0,640 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 64% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
secara bersama-sama variabel kerohanian (Y7) sebesar 64%.

2.

Persamaan garis regresi pada variabel ini adalah


Y = 4,942 0,370X1 + 0,341X2 + 0,950X3 + 0,015X4

146

3.

Nilai variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1), dukungan


instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)
mempengaruhi variabel kerohanian (Y7) dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.64
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R Square

.186

Adjusted R

of the

R Square

Square

Estimate

Change

Change

.035

.001

2.30324

.035

df1

1.039

df2 Sig. F Change


1

29

.316

a. Predictors: (Constant), Dukungan Emosional

Dari tabel 4.64 variabel dukungan emosional (X1) mempengaruhi variabel


kerohanian (Y7) sebesar 0,035 atau sebesar 3,5%.
Tabel 4.65
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1
a.

R
.731

Adjusted R

of the

R Square

Square

Square

Estimate

Change

Change

.534

.501

1.62874

.534 16.035

df1

df2
2

28

Sig. F Change
.000

Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional

b.

Dependent variabel: kerohanian

Dari tabel 4.65 variabel dukungan instrumental (X2) mempengaruhi variabel


kerohanian (Y7) sebesar 0,534 0,035 = 0,499 atau sebesar 49,9%.

147

Tabel 4.66
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model

.800

R Square
a

.640

Adjusted R

of the

R Square

Square

Estimate

Change

Change

.600

1.45709

.640

df1

16.019

df2 Sig. F Change


3

27

.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional

Dari tabel 4.66 variabel dukungan emosional (X3) mempengaruhi variabel


kerohanian (Y7) sebesar 0,640 - 0,534 = 0,106 atau sebesar 10,6%.
Tabel 4.67
Model Summary
Change Statistics

Model

.800

R Square
a

.640

Adjusted R

Std. Error of

Square

the Estimate

.585

1.48470

R Square
Change F Change
.640

11.573

df1

df2 Sig. F Change


4

26

.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional,


Dukungan Instrumental

Dari tabel 4.67 variabel dukungan emosional (X4) mempengaruhi variabel


kerohanian (Y7) sebesar 0,640 - 0,640 = 0 atau sebesar 0 %.
Ringkasan variabel X masing-masing yaitu dukungan emosional (X1),
dukungan instrumental (X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4)
mempengaruhi variabel kerohanian (Y7) dapat dilihat dalam tabel berikut :

148

Tabel 4.68
Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y7
No

Independent Variabel

R2

Fhitung

Ftabel

Signifikansi

Dukungan Emosional

0,035

0,95

4,17

Tidak Signifikan

Dukungan Instrumental

0,499

26,26

4,17

Signifikan

Dukungan Penghargaan

0,106

3,12

4,17

Tidak Signifikan

Dukungan Informatif

4,17

Tidak Signifikan

Jumlah

0,640

Dependent Variabel: Kerohanian


fhtabel = R2/k : ((1-R2) : (N-1-k)

Dari tabel 4.68 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap kerohanian adalah dukungan instrumental sebesar
49,9 % (Fhitung = 4,77 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan dukungan instrumental
memberikan kontribusi terbesar dalam kerohanian.

149

BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah, pada hipotesa mayor, terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan coping stres pada
homoseksual di Jakarta.
Pada hipotesa minor, sebagian besar terdapat hubungan diantara kedua variabel
dan adapun yang tidak terdapat hubungan adalah antara dukungan emosional dengan
coping mengambil respon positif ketika kehilangan, antara dukungan emosional
dengan coping humor, antara dukungan penghargaan dengan coping humor, antara
dukungan informatif dengan coping humor, antara dukungan emosional dengan
coping meditasi, antara dukungan informatif dengan coping meditasi, antara
dukungan emosional dengan coping kerohanian, dan antara dukungan penghargaan
dengan coping kerohanian pada homoseksual di Jakarta.

5.2 Diskusi
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa terdapat hubungan
antara dukungan sosial dengan coping stres homoseksual di Jakarta. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan
coping stres atau usaha aksi reaksi dengan intra fisik untuk memanage konflik utama,
toleransi terhadap konflik, melebur konflik, meminimalisir konflik lingkungan dan

150

tuntutan internal serta konflik diantara keduanya (Lazarus dan Launier dalam Taylor,
2003: 219). Penelitian ini juga diperkuat oleh eksperimen yang dilakukan Bernstein
yang menunjukkan pentingnya perlakuan lingkungan sosial bagi daya tahan manusia
terhadap stres (Suprapti, 2003: 42) di mana eksperimen ini dilakukan pada
sekelompok tikus yang diperlakukan secara berbeda. Ada sekelompok tikus yang
sering dibelai (extra handling group/ EH), ada kelompok tikus yang tidak dibelai
sama sekali (non-handling/NH), dan ada yang jarang dibelai (IH). Dalam maze
learning, ternyata tikus pada kelompok EH persentase keberhasilannya lebih tinggi
dan daya tahan tikus EH lebih besar daripada kelompok lainnya. Dari eksperimen
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa cara lingkungan sosial memperlakukan
individu dapat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan daya tahan individu
terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Perlakuan dan dukungan yang baik dari
lingkungan sosial dapat membuat individu lebih berani dalam mengambil keputusan
hidupnya. Dan sebaliknya, perlakuan yang buruk dapat membuat individu takut
dalam mengambil keputusan hidupnya.
Selain eksperimen di atas banyak penelitian yang menunjukkan manfaat dari
dukungan sosial, diantaranya penelitian (Cohen & Hebert, dalam Aliyah, 2008: 84)
yang mengadakan riset tentang sistem kekebalan, riset ini menunjukkan bahwa
hubungan pernikahan yang buruk dan dukungan sosial yang rendah memiliki akibat
terhadap kesehatan seseorang. Penelitian lain dilakukan oleh Kiecolt Glaser (dalam
Aliyah, 2008: 84) menunjukkan bahwa pasangan pernikahan muda (rata-rata 25
tahun) yang memiliki interaksi negatif atau permusuhan memiliki hubungan dengan
bertambahnya tingkat norepinephrine, epinephrine, hormone pertumbuhan, dan

151

ACTH yang kesemuanya berfungsi pada sistem kekebalan tubuh, 24 jam setelah
interaksi negatif. Dan juga Menurut Thomas, (dalam Aliyah, 2008: 84), individu
yang merasa mereka memiliki seseorang yang memberi keyakinan dan tempat
berbagi pikiran dan perasaan akan memiliki fungsi kekebalan yang lebih baik
daripada yang tidak memiliki. Dari beberapa hal tersebut, tidak ada keraguan bahwa
dukungan sosial mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia khususnya pada
homoseksual. Bagi sebagian homoseksual dukungan sosial menjadikan mereka lebih
yakin dalam menjalankan kehidupan mereka serta dapat mengatasi konflik yang ada
dalam kehidupan mereka.
Dukungan sosial yang baik akan membantu homoseksual menjadi lebih
berharga, karena tidak lagi dikatakan sebagai perbuatan kriminal dan juga kejahatan
(Freud dalam Sarason, 1999: 216) serta dapat membantu homoseksual dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang dialami sepanjang rentang kehidupan
mereka dan juga dukungan sosial adalah kunci terbentuknya hubungan antara kaum
homoseksual dengan masyarakat luas, sehingga mereka mampu mengeluarkan
kemampuan mereka seluas-luasnya yang juga akan berguna bagi masyarakat luas.
Dari hasil data penunjang yang disebarkan, menunjukkan sebagian besar
responden dalam penelitian ini adalah homoseksual yang sudah lama memiliki
kelompok sosial sesama homoseksual dan pernah melakukan hubungan sesama pria
lebih dari tiga kali. Melihat hal tersebut kita sebagai masyarakat sudah sepantasnya
membantu mereka untuk kembali ke kehidupan heteroseksual, karena semakin lama
mereka berada dalam lingkungan tersebut, semakin lama pula mereka akan kembali
ke kehidupan sebagai heteroseksual.

152

Banyak kaum homoseksual yang merasa berdosa dan menyesal pada dirinya
walaupun lingkungan sosialnya memberikan stigma dan dukungan yang positif. Hal
ini disebabkan karena mereka ingin kembali tetap wajar, dapat meneruskan
keturunan, tapi ia tidak mampu, karena sudah terlalu jauh tenggelam dalam
komplikasi yang dihadapinya (Zakiah Darajat, 2001: 47), sebagaimana Allah
berfirman: Dan Luth ketika berkata kepada kaumnya: mengapa kalian mengerjakan
perbuatan faahisyah (keji) yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun sebelum
kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwat, bukan
kepada wanita; malah kalian ini kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak
lain hanya mengatakan: Usirlah mereka dari kotamu ini, sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami
selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orangorang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan
(batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.
[QS Al-A'raaf:80-84].
Jadi, untuk mengantisipasi semua kemungkinan buruk di mana kaum
homoseksual tidak dapat kembali pada kehidupan heteroseksual yang seharusnya,
dukungan sosial yang tepat harus diberikan sedini mungkin dari segala aspek
kehidupan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan homoseksual tersebut jauh
tenggelam dalam kehidupannya sebagai homoseksual dan dapat kembali hidup
dengan wajar sebagai heteroseksual serta terhindar dari dosa yang besar.

153

5.3Saran
Bertitik tolak pada hasil analisa data dan kesimpulan, maka saran-saran yang
diajukan pada penelitian ini adalah:
1.

Teoritis
Dari hasil penelitian, terdapat beberapa keterbatasan penelitian. Diantaranya

adalah sulitnya mencari responden sejumlah yang dipakai dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 31 orang responden, di mana pada saat penelitian berlangsung, peneliti
menutupi jumlah responden yang kurang dengan responden yang baru saja dikenal.
Akibat dari keterbatasan tersebut, peneliti kurang dapat mengkontrol data yang
dihasilkan dikarenakan kurangnya pendekatan personal antara peneliti dengan
responden. Oleh karena itu, disarankan kepada peneliti untuk penelitian selanjutnya
agar dapat lebih lama lagi dalam melakukan pendekatan personal dengan calon
responden untuk menghindari terjadinya faking good oleh responden sehingga data
yang diperoleh akan semakin akurat.

2.

Praktis

1.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dengan coping stres pada homoseksual di Jakarta. Maka
mengingat pentingnya peran dukungan sosial bagi kehidupan homoseksual,
sudah sepantasnya kita sebagai kaum heteroseksual mampu memberikan
dukungan yang baik dan bijak seperti dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif dan bentuk dukungan

154

lainnya, agar terciptanya hubungan baik antara kaum homoseksual dan kaum
heteroseksual serta kaum homoseksual itu sendiri dapat mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya dan juga diharapkan melalui dukungan sosial yang
diberikan, kaum homoseksual dapat kembali kepada jalan hidup sebagai
heteroseksual.
2.

Dari hasil penelitian juga dapat dilihat semua sampel penelitian adalah
homoseksual yang pernah menjalin hubungan dengan sesama jenis dengan
mayoritas responden menjalin hubungan sesama homoseksual sebanyak lebih
dari tiga kali, dan mayoritas responden pun sudah berada dalam komunitas
dalam rentangan lebih dari lima tahun, maka dapat disimpulkan homoseksual
yang menjadi responden penelitian ini adalah homoseksual yang sudah terjun ke
dalam status homoseksualnya sejak lama dan akan sulit bagi mereka untuk
kembali ke jalan heteroseksual. Jika dibiarkan berlarut-larut ada dalam
lingkungan seperti itu, dan jika dilihat rendahnya coping menceritakan dan
menuliskan masalah, humor serta kerohanian maka dapat diharapkan bagi
lingkungan terdekat homoseksual itu sendiri memberikan dukungan sosial yang
tepat agar ketiga coping terendah tersebut khususnya coping kerohanian dapat
lebih dilakukan oleh kaum homoseksual itu sendiri dengan baik sehingga jika
dengan ketika coping tersebut khususnya coping kerohanian kaum homoseksual
itu sendiri dapat lebih mendekatkan diri kepada tuhan sehingga mereka dapat
diharapkan kembali kepada lingkungan sebagai heteroseksual yang sebagaimana
mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Moller, Birgit, dkk. (2009). Gender Identity Disorder in Children And


Adolescents. Journal of Psychology, 39, 117-143.

Jarvis, Matt. (2009). Teori-Teori Psikologi, Bandung: Nusa Media.

Sitanggang, Henry. (1994). Kamus Psikologi, Bandung: CV. Armico.

Sarwono, Sarlito. (2002). Psikologi Sosial, Jakarta: Balai Pustaka.

Darajat, Zakiah. (2001). Kesehatan Mental, Jakarta: Toko Gunung Agung.

Slamet, Suprapti & Markam, Sumarno. (2008). Pengantar Psikologi Klinis,


Jakarta: Universitas Indonesia.

Shelley, Taylor. (2003). Health Psychology, New York: McGraw-Hill.

Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan, Jakarta: PT. Grasindo.

Lahey, Benjamin. (2003). Psychology an Introduction, New York: McGraw-Hill.

B, Aliyah. (2008). Pengantar Psikologi Kesehatan Islami, Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Lopez, Shane & Snyder, C.R. (2005). Handbook of Positive Psychology, New
York: Oxford University Press.

Papalia, Diane dkk. (2008). Human Development, Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Kartono, Kartini. (1989). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual, Jakarta:


PT. Mandar Maju.

Hinsie, Leland & Campbell, Robert. (1960). Psychiatric Dictionary, New York:
Oxford University Press.

Sarason, Irwin G. (1999). Abnormal Psychology, New Jersey: Prentice Hall.

Sarason, Irwin G. (1972). Abnormal Psychology, New Jersey: Prentice Hall.

Mappiare, Andi. (1982). Psikologi Remaja, Malang:Usaha Nasional.

Nawawi, Hadari. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia.

Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul Jannah. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif


Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika, Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:


Penerbit Alfabeta.

Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Reksoatmodjo, Tedjo N. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan,


Bandung: PT. Refika Aditama.

Sulistiyo, Joko. (2010). Enam Hari Jago SPSS Tujuh Belas, Jogjakarta:
Cakrawala.

Sulistiyono, S. (2006). Statistika Psikologi 1, Jakarta: Fakultas Psikologi


Universitas Persada Indonesia YAI.

Sulistiyono, S. (2006). Statistika Psikologi 2, Jakarta: Fakultas Psikologi


Universitas Persada Indonesia YAI.

Greene, Beverly, Gladys, L. Croom. (2000). Education, Research, and Practice in


Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgendered Psychology, California: Sage
Publications, Inc.

Dariyo, Agus. (2004). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: Grasindo.

Syafaruddin, M. (Maret 2010). FPI Sweeping Peserta Kongres Gay di Hotel Oval.
Diambil pada Agustus 13, 2010, dari http://m.beritajatim.com.

N.n. (Maret 2010). Peserta Kongres Gay Kecoh FUI. Diambil pada Agustus 13,
2010, dari http://www.Suaramedia.com.

N.n. (Maret 2009). Australia Peringati Mardi Gras. Diambil pada Agustus 13
2010, dari http://internasional.kompas.com.

Arif, Romy. (Desember 2007). Pria diputus Pria. Diambil pada Agustus 13,
2010, dari http://jawabali.com.

Joomla. (Desember 2009). Bagaimana Homoseksualitas Berkembang. Diambil


pada Agustus 13, 2010, dari http://penyelamat-cinta.org.

Anita, Rr. (September 2007). Suamiku Mengaku Homo. Diambil pada Agustus 13,
2010, dari http://jawabali.com.

Anita, Rr. (July 2007). Homokah adik saya?. Diambil pada Agustus 13,2010, dari
http://jawabali.com.

Febria, Beninda. (2007). Gambaran Cinta Pria Homoseksual Ditinjau dari Teori
Segitiga Cinta Strenberg. Skripsi Mahasiswa Gunadarma.

Dinda. (2009). Studi Kasus Tentang Kaum Homoseksual Pria (Gay) Ditinjau dari
Strategi Coping Stress Dalam Kehidupannya. Skripsi Mahasiswa UI.

Wilma, Arwintya. (2008). Gambaran Stress dan Perilaku Coping Seorang Ibu
dalam Menghadapi Anak Hiperaktif. Skripsi Mahasiswa UIN syarif
Hidayatullah.

Febrinita, Selvia. (2009). Dukungan Sosial Komunitas Xtra-L dan Citra Tubuh
Wanita yang Mengalami Kegemukan. Skripsi mahasiswa UIN syarif
Hidayatullah.

Azizah, Nur. (2008). Peranan Dukungan Sosial Terhadap Manajemen Stress


Pada Wanita Penderita Kanker Payudara. Skripsi mahasiswa UIN syarif
Hidayatullah.

Nisa, Hayatun. (2008). Sikap dan Penerimaan Sosial Mahasiswa Lembaga


Dakwah Kampus (LDK) & Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci) Terhadap
Homoseksual. Skripsi mahasiswa UIN syarif hidayatullah.

Nisa, Yunita Faela. (2008, Maret). Prinsip-Prinsip dalam Membuat Laporan


Penelitian. Paper di presentasikan pada saat materi perkuliahan metode
penelitian I, Jakarta.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dalam proses untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi (S1) di Universitas


Islam Negeri Syarif Hidayatullah, saya Andi Sutandi sebagai peneliti memohon
bantuan saudara untuk mengisi lembar kuesioner ini. Dimohon dalam pengisian
kuesioner ini saudara dapat mengisinya dengan benar berdasarkan fakta yang terjadi
pada kehidupan saudara sehari-hari. Sebelum mengisi lembar kuesioner, dimohon
saudara membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian kuesioner yang telah dibuat.

Identitas Umum Responden :


No kuisioner

Inisial Nama

Umur

(diisi oleh peneliti)

Pendidikan Terakhir :

Jakarta ,

2010

( Tanda tangan responden )

Pertanyaan Pendahuluan :

1. Apakah anda merasa diri anda seorang gay?


A. Ya, saya merasa diri saya seorang gay
B. Tidak, saya tidak merasa menjadi seorang gay
2. Jika anda merasa diri anda seorang gay sejak kapan anda bergabung dalam
komunitas anda sebagai seorang gay?
A. > 10 tahun
B. 5-10 tahun
C. < 5 tahun
3.

Apakah anda pernah menjalin hubungan cinta dengan sesama pria?


A. Ya, saya pernah menjalin hubungan dengan sesama pria
B. Tidak, saya tidak pernah menjalin hubungan sesama pria

4. Sudah berapa kali anda menjalin hubungan cinta dengan sesama pria?
A. 1 kali
B. 2-3 kali
C. > 3 kali

Skala Dukungan Sosial

Petunjuk Pengisian
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling mendekati kehidupan anda
sebenarnya, tidak ada jawaban yang baik/buruk, atau benar/salah dalam pernyataan
ini
Contoh:
NO

PERNYATAAN

SS

Saya merasa hidup seorang diri

PERNYATAAN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

TS

STS

TS

STS

:
PERNYATAAN

Sewaktu saya menceritakan masalah saya, teman-teman langsung


menunjukkan perhatiannya kepada saya
Saya selalu di beri pujian ketika dibandingkan dengan orang lain
Bantuan berupa materi sering kali saya terima dari teman-teman
Ketika sedang bercerita mengenai masalah yang dihadapi, temanteman tidak segan untuk memberikan nasihat yang membangun
Banyak teman yang tidak mengerti akan perasaan dan masalah
yang saya hadapi
Terkadang hinaan sering kali saya dapati ketika saya sedang
menghadapi masalah dalam hidup
Banyak teman yang kurang peduli akan masalah dan hidup saya
Pelukan hangat sering saya dapati ketika saya sedang
menceritakan masalah yang saya hadapi
Banyak teman yang peduli akan masalah yang saya hadapi
Mudah bagi saya untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk yang di
harapkan dari teman saya
teman bagi saya adalah tempat saya meminta nasihat yang
membangun, karena mereka sering memberikan hal itu kepada
saya
Saya tidak pernah menerima bantuan materi dari teman saya
Teman-teman selalu memberikan dorongan untuk maju dan
gagasan yang membangun bagi hidup saya
Sikap acuh sering kali ditunjukkan teman-teman terhadap
masalah yang sedang saya hadapi.
Sedikit sekali yang memberikan saya nasihat ketika saya sedang
ada masalah
Tanpa diminta orang-orang disekeliling saya sering kali
memberikan saran yang positif bagi hidup saya
Saya sering kali dicela ketika sedang dibandingkan dengan orang

SS

18
19
20

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

lain
Masyarakat sekitar menghormati kehidupan pribadi saya
Saya adalah individu yang kurang perhatian
Yang saya dapatkan bukan saran-saran yang membangun
melainkan saran-saran yang menjerumuskan ketika saya sedang
bercerita kepada teman
Saya merasa seperti hidup seorang diri, tanpa adanya petunjukpetunjuk yang biasanya orang lain dapatkan dari lingkungan
sekitarnya
Tanpa peduli akan masalah hidup saya, banyak teman yang
menjauh ketika saya menghadapi masalah
Saya tidak pernah merasa dihargai oleh orang lain
Banyak orang disekitar saya yang ingin menjerumuskan saya
Saya dijadikan contoh yang baik ketika sedang dibandingkan
oleh orang lain
Jarang sekali saya menemui teman yang ber empati terhadap
kehidupan saya
Sering kali teman-teman turun tangan langsung dalam
penyelesaian masalah yang saya hadapi
Kurangnya perhatian dari lingkungan sekitar sering kali
menyebabkan saya sulit mengambil keputusan dalam hidup
Petunjuk-petunjuk yang positif sering kali diberikan teman
kepada saya
Jarang saya menerima umpan balik yang membangun ketika saya
sedang menceritakan masalah yang saya hadapi
Kepedulian lingkungan sekitar terhadap saya sudah sesuai
dengan apa yang saya harapkan
Dengan dukungan dari lingkungan sekitar berupa sikap empati
terhadap masalah yang saya hadapi, saya merasa bahwa saya
tidak hidup seorang diri
Sikap menghargai dan menghormati saya dapatkan di lingkungan
sekitar saya
Lingkungan sekitar saya ikut berperan dalam kemajuan hidup
saya
Petunjuk-petunjuk atau arahan yang saya dapatkan bukan yang
positif melainkan yang negatif

Skala Coping Stres


Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan apa yang anda alami
Contoh :
Ketika saya sedang terpuruk saya menginginkan teman saya berada disamping saya
A. Sangat Setuju
C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
Silang lah jawaban A jika anda setuju dengan jawaban A, atau silang jawaban B/C/D jika
anda setuju dengan jawaban B/C/D
1. Masalah adalah pengalaman yang datang dan pergi dan menjadikan manusia lebih baik
dari hari kehari
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
2. Masalah memberikan saya pemahaman akan makna hidup
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
3. Ketika saya sedang ada masalah sering kali saya menceritakan masalah itu kepada teman
saya lewat sms
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
4. Jika tidak ada masalah, manusia tidak akan belajar dalam hidupnya
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
5. Kehilangan membuat saya bangkit dari keterpurukan
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
6. Tanpa adanya masalah dalam hidup manusia akan jauh lebih baik
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
7. Masalah memotivasi kita untuk jadi yang lebih baik
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
8. Penanganan masalah mempengaruhi kepercaayaan pihak lain kepada diri kita
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
9. Masalah memberi kita kebutuhan akan harga diri
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju

10. Sering kali saya menceritakan masalah saya kepada teman atau sahabat secara langsung
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
11. Pemahaman akan makna hidup tidak saya dapatkan melalui masalah-masalah yang saya
hadapi
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
12. Sering kali masalah tidak menjadikan hidup saya lebih baik malah bertambah buruk
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
13. Tujuan sulit tercapai karena adanya masalah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
14. Percaya/tidaknya seseorang tidak tergantung pada baik/buruknya cara kita menangani
masalah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
15. Tertawa dapat menghilangkan stress dalam hidup
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
16. Meditasi dapat menenangkan fikiran dan dapat membantu dalam pemecahan masalah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
17. Masalah adalah ujian Tuhan untuk umatnya agar umatnya menjadi lebih baik dari hari ke
hari
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
18. Saya berdoa agar Tuhan dapat membantu setiap masalah yang ada dalam hidup saya
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
19. Bercerita secara langsung mengenai masalah yang dihadapi kepada teman/sahabat tidak
membuat saya lega
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
20. Mengirimkan sms berisi cerita masalah hidup, tidak pernah saya lakukan karena membuat
saya takut akan di baca oleh orang lain yang tidak berkepentingan
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
21. Masalah membuat harga diri saya semakin rendah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
22. Kehilangan sering kali membuat saya terpuruk
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju

23. Masalah tidak memberikan nilai yang bermakna dalam hidup


A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
24. Masalah adalah kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
25. Tertawa, bersenda gurau, tidak dapat mengtasi masalah yang sedang dihadapi
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
26. Seringkali saya lupa untuk berdoa ketika masalah berat muncul
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
27. Saya sering berfikir pendek setiap kali ada masalah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
28. Meditasi tidak pernah saya lakukan karena saya kurang mempercayai meditasi dapat
membantu dalam pemecahan masalah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
29. Masalah memudahkan terjadinya proses perubahan hidup kearah yang lebih baik
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
30. Masalah yang sering muncul membuat saya tidak mengerti akan makna hidup yang
sebenarnya
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
31. Karena adanya masalah, tujuan sulit dicapai
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
32. Masalah membuat saya tidak yakin akan mencapai tujuan
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
33. Untuk dapat dipercaya orang lain, saya harus dapat mengatasi setiap tugas/masalah
dengan baik
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
34. Saya sering kali mengajak teman/sahabat untuk berkumpul dan tertawa bersama
menghilangkan kepenatan dalam hidup
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
35. Curhat bersama teman/sahabat secara langsung membuat saya lega dan dapat optimis
kembali
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju

Validity dan Reliability Skala Dukungan Sosial

Case Processing Summary


N
Cases

Valid
a

Excluded
Total

Reliability Statistics

%
31

100.0

.0

31

100.0

Cronbach's
Alpha
.943

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Item Statistics
Mean

Std. Deviation

N of Items

VAR00001

3.3548

.60819

31

VAR00002

2.5484

.72290

31

VAR00003

3.3226

.90874

31

VAR00004

3.4194

.71992

31

VAR00005

2.5806

.67202

31

VAR00006

3.0323

.91228

31

VAR00007

3.1613

.82044

31

VAR00008

3.0323

.79515

31

VAR00009

3.1613

.73470

31

VAR00010

3.1290

.80589

31

VAR00011

3.2581

.85509

31

VAR00012

2.4839

.81121

31

VAR00013

3.3226

.70176

31

VAR00014

2.9677

.60464

31

VAR00015

2.8710

.80589

31

VAR00016

2.9677

.60464

31

VAR00017

2.4194

.84751

31

VAR00018

3.2581

.77321

31

VAR00019

3.2258

.76200

31

VAR00020

3.3871

.71542

31

35

VAR00021

3.3548

.75491

31

VAR00022

3.2903

.69251

31

VAR00023

3.2581

.72882

31

VAR00024

3.0323

.98265

31

VAR00025

2.6452

.95038

31

VAR00026

2.6774

.83215

31

VAR00027

3.0323

.94812

31

VAR00028

2.6129

.80322

31

VAR00029

3.4194

.56416

31

VAR00030

2.7742

.80456

31

VAR00031

2.8065

.79244

31

VAR00032

3.2903

.64258

31

VAR00033

3.2581

.72882

31

VAR00034

3.0323

.60464

31

VAR00035

3.2581

.77321

31

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted

Total Correlation

Alpha if Item
Deleted

VAR00001

103.2903

232.413

.779

.939

VAR00002

104.0968

242.624

.182

.944

VAR00003

103.3226

237.026

.335

.943

VAR00004

103.2258

230.247

.754

.939

VAR00005

104.0645

234.996

.572

.941

VAR00006

103.6129

223.578

.837

.938

VAR00007

103.4839

225.591

.851

.938

VAR00008

103.6129

232.578

.578

.941

VAR00009

103.4839

227.991

.843

.938

VAR00010

103.5161

230.058

.676

.940

VAR00011

103.3871

231.178

.589

.941

VAR00012

104.1613

238.006

.342

.943

VAR00013

103.3226

233.492

.618

.940

VAR00014

103.6774

232.692

.769

.940

VAR00015

103.7742

230.447

.660

.940

VAR00016

103.6774

243.692

.168

.944

VAR00017

104.2258

238.247

.316

.943

VAR00018

103.3871

229.245

.743

.939

VAR00019

103.4194

230.452

.700

.940

VAR00020

103.2581

230.931

.726

.939

VAR00021

103.2903

227.880

.824

.939

VAR00022

103.3548

231.570

.721

.940

VAR00023

103.3871

229.045

.801

.939

VAR00024

103.6129

234.512

.391

.943

VAR00025

104.0000

247.000

-.022

.947

VAR00026

103.9677

238.966

.295

.943

VAR00027

103.6129

237.445

.304

.944

VAR00028

104.0323

239.432

.288

.943

VAR00029

103.2258

234.314

.730

.940

VAR00030

103.8710

237.183

.380

.942

VAR00031

103.8387

237.406

.377

.942

VAR00032

103.3548

234.437

.630

.940

VAR00033

103.3871

228.778

.813

.939

VAR00034

103.6129

236.645

.550

.941

VAR00035

103.3871

229.578

.728

.939

Scale Statistics
Mean
1.0665E2

Variance
247.237

Std. Deviation
15.72376

N of Items
35

Validitas dan Reliabilitas Dukungan Sosial

Case Processing Summary


N
Cases

Valid
a

Excluded
Total

Reliability Statistics

31

100.0

.0

31

100.0

Cronbach's
Alpha
.952

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Item Statistics
Mean

Std. Deviation

N of Items

VAR00001

3.3548

.60819

31

VAR00003

3.3226

.90874

31

VAR00004

3.4194

.71992

31

VAR00005

2.5806

.67202

31

VAR00006

3.0323

.91228

31

VAR00007

3.1613

.82044

31

VAR00008

3.0323

.79515

31

VAR00009

3.1613

.73470

31

VAR00010

3.1290

.80589

31

VAR00011

3.2581

.85509

31

VAR00012

2.4839

.81121

31

VAR00013

3.3226

.70176

31

VAR00014

2.9677

.60464

31

VAR00015

2.8710

.80589

31

VAR00017

2.4194

.84751

31

VAR00018

3.2581

.77321

31

VAR00019

3.2258

.76200

31

VAR00020

3.3871

.71542

31

VAR00021

3.3548

.75491

31

VAR00022

3.2903

.69251

31

VAR00023

3.2581

.72882

31

30

VAR00024

3.0323

.98265

31

VAR00027

3.0323

.94812

31

VAR00029

3.4194

.56416

31

VAR00030

2.7742

.80456

31

VAR00031

2.8065

.79244

31

VAR00032

3.2903

.64258

31

VAR00033

3.2581

.72882

31

VAR00034

3.0323

.60464

31

VAR00035

3.2581

.77321

31

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted

Total Correlation

Alpha if Item
Deleted

VAR00001

89.8387

209.540

.775

.950

VAR00003

89.8710

214.583

.306

.954

VAR00004

89.7742

206.514

.799

.949

VAR00005

90.6129

212.378

.548

.951

VAR00006

90.1613

200.806

.848

.948

VAR00007

90.0323

203.099

.846

.949

VAR00008

90.1613

208.473

.630

.951

VAR00009

90.0323

205.366

.838

.949

VAR00010

90.0645

206.929

.689

.950

VAR00011

89.9355

207.396

.627

.951

VAR00012

90.7097

214.946

.335

.953

VAR00013

89.8710

209.716

.657

.951

VAR00014

90.2258

209.847

.762

.950

VAR00015

90.3226

208.026

.640

.951

VAR00017

90.7742

214.447

.338

.953

VAR00018

89.9355

206.196

.755

.950

VAR00019

89.9677

207.966

.683

.950

VAR00020

89.8065

207.495

.755

.950

VAR00021

89.8387

204.740

.845

.949

VAR00022

89.9032

208.290

.740

.950

VAR00023

89.9355

206.596

.784

.949

VAR00024

90.1613

210.340

.430

.953

VAR00027

90.1613

215.540

.256

.955

VAR00029

89.7742

211.447

.719

.950

VAR00030

90.4194

215.185

.327

.953

VAR00031

90.3871

214.978

.342

.953

VAR00032

89.9032

211.624

.616

.951

VAR00033

89.9355

205.529

.837

.949

VAR00034

90.1613

212.940

.581

.951

VAR00035

89.9355

206.529

.739

.950

Scale Statistics
Mean

Variance

93.1935

Std. Deviation

223.561

N of Items

14.95197

30

Case Processing Summary


N
Cases

Valid
a

Excluded
Total

%
31

100.0

.0

31

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items
.949

27

Validitas dan reliabilitas skala coping stres


Case Processing Summary
N
Cases

Valid

Reliability Statistics

%
31

Cronbach's

100.0

Alpha
a

Excluded

.0

31

100.0

N of Items
.941

Total

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Item Statistics
Mean

Std. Deviation

VAR00001

3.3226

.90874

31

VAR00002

2.9355

.96386

31

VAR00003

2.5161

.72438

31

VAR00004

3.1935

.90992

31

VAR00005

2.8710

.88476

31

VAR00006

2.2581

.72882

31

VAR00007

3.0000

.93095

31

VAR00008

2.7097

.82436

31

VAR00009

2.8065

.74919

31

VAR00010

3.0323

.91228

31

VAR00011

2.4516

.80989

31

VAR00012

2.5484

.96051

31

VAR00013

2.2581

.81518

31

VAR00014

3.2581

.72882

31

VAR00015

3.1613

.96943

31

VAR00016

2.8710

.80589

31

VAR00017

3.4194

.80723

31

VAR00018

3.4194

.71992

31

VAR00019

3.1290

.80589

31

VAR00020

2.2903

.82436

31

VAR00021

2.8710

.49946

31

35

VAR00022

3.0323

.60464

31

VAR00023

2.8387

.77875

31

VAR00024

3.1613

.82044

31

VAR00025

2.1935

.98045

31

VAR00026

2.4839

.81121

31

VAR00027

2.2903

.82436

31

VAR00028

2.3871

.76059

31

VAR00029

3.0323

.79515

31

VAR00030

2.3226

.94471

31

VAR00031

2.4194

.84751

31

VAR00032

2.8065

.74919

31

VAR00033

3.1613

1.00322

31

VAR00034

3.3871

.80322

31

VAR00035

3.0968

.87005

31

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted

Total Correlation

Alpha if Item
Deleted

VAR00001

95.6129

256.512

.861

.936

VAR00002

96.0000

258.467

.742

.938

VAR00003

96.4194

264.852

.722

.938

VAR00004

95.7419

256.465

.861

.936

VAR00005

96.0645

260.129

.753

.938

VAR00006

96.6774

277.226

.191

.942

VAR00007

95.9355

257.329

.810

.937

VAR00008

96.2258

260.514

.797

.937

VAR00009

96.1290

267.316

.593

.939

VAR00010

95.9032

262.024

.662

.938

VAR00011

96.4839

271.325

.390

.941

VAR00012

96.3871

260.778

.667

.938

VAR00013

96.6774

271.759

.371

.941

VAR00014

95.6774

274.226

.316

.941

VAR00015

95.7742

261.447

.638

.939

VAR00016

96.0645

266.929

.563

.939

VAR00017

95.5161

268.191

.513

.940

VAR00018

95.5161

269.058

.543

.940

VAR00019

95.8065

271.628

.381

.941

VAR00020

96.6452

276.703

.183

.943

VAR00021

96.0645

273.329

.534

.940

VAR00022

95.9032

274.824

.359

.941

VAR00023

96.0968

267.957

.543

.940

VAR00024

95.7742

271.047

.395

.941

VAR00025

96.7419

275.531

.181

.943

VAR00026

96.4516

261.656

.765

.938

VAR00027

96.6452

271.770

.366

.941

VAR00028

96.5484

269.323

.501

.940

VAR00029

95.9032

265.090

.644

.939

VAR00030

96.6129

266.912

.473

.940

VAR00031

96.5161

261.725

.728

.938

VAR00032

96.1290

275.983

.235

.942

VAR00033

95.7742

263.247

.557

.939

VAR00034

95.5484

268.789

.492

.940

VAR00035

95.8387

263.206

.653

.939

Scale Statistics
Mean
98.9355

Variance
282.396

Std. Deviation
16.80463

N of Items
35

Validitas dan reliabilitas skala coping stress

Case Processing Summary


Reliability Statistics
N

Cronbach's

Alpha
Cases

Valid
a

Excluded
Total

31

100.0

.0

31

100.0

.947

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Item Statistics
Mean

N of Items

Std. Deviation

VAR00001

3.3226

.90874

31

VAR00002

2.9355

.96386

31

VAR00003

2.5161

.72438

31

VAR00004

3.1935

.90992

31

VAR00005

2.8710

.88476

31

VAR00007

3.0000

.93095

31

VAR00008

2.7097

.82436

31

VAR00009

2.8065

.74919

31

VAR00010

3.0323

.91228

31

VAR00011

2.4516

.80989

31

VAR00012

2.5484

.96051

31

VAR00013

2.2581

.81518

31

VAR00014

3.2581

.72882

31

VAR00015

3.1613

.96943

31

VAR00016

2.8710

.80589

31

VAR00017

3.4194

.80723

31

VAR00018

3.4194

.71992

31

VAR00019

3.1290

.80589

31

31

VAR00021

2.8710

.49946

31

VAR00022

3.0323

.60464

31

VAR00023

2.8387

.77875

31

VAR00024

3.1613

.82044

31

VAR00026

2.4839

.81121

31

VAR00027

2.2903

.82436

31

VAR00028

2.3871

.76059

31

VAR00029

3.0323

.79515

31

VAR00030

2.3226

.94471

31

VAR00031

2.4194

.84751

31

VAR00033

3.1613

1.00322

31

VAR00034

3.3871

.80322

31

VAR00035

3.0968

.87005

31

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted

Total Correlation

Alpha if Item
Deleted

VAR00001

86.0645

233.862

.852

.943

VAR00002

86.4516

234.923

.762

.944

VAR00003

86.8710

241.449

.729

.945

VAR00004

86.1935

233.628

.860

.943

VAR00005

86.5161

236.858

.761

.944

VAR00007

86.3871

234.912

.792

.944

VAR00008

86.6774

237.359

.801

.944

VAR00009

86.5806

243.585

.609

.946

VAR00010

86.3548

238.703

.668

.945

VAR00011

86.9355

248.729

.352

.948

VAR00012

86.8387

237.940

.659

.945

VAR00013

87.1290

248.249

.368

.948

VAR00014

86.1290

250.449

.321

.948

VAR00015

86.2258

238.847

.620

.946

VAR00016

86.5161

243.058

.584

.946

VAR00017

85.9677

244.566

.521

.946

VAR00018

85.9677

245.299

.557

.946

VAR00019

86.2581

247.331

.410

.947

VAR00021

86.5161

249.458

.550

.946

VAR00022

86.3548

250.370

.399

.947

VAR00023

86.5484

244.589

.541

.946

VAR00024

86.2258

247.247

.405

.947

VAR00026

86.9032

239.024

.745

.944

VAR00027

87.0968

248.357

.360

.948

VAR00028

87.0000

245.867

.500

.947

VAR00029

86.3548

241.303

.666

.945

VAR00030

87.0645

244.596

.436

.947

VAR00031

86.9677

238.899

.716

.945

VAR00033

86.2258

239.847

.564

.946

VAR00034

86.0000

245.267

.496

.947

VAR00035

86.2903

239.880

.658

.945

Scale Statistics
Mean
89.3871

Variance
258.378

Std. Deviation
16.07416

N of Items
31

Deskriptif SPSS Gambaran umum subjek penelitian


Berdasarkan usia
Statistics
usia
N

Valid

31

Missing

Mean

20.2903

Median

20.0000

Mode

20.00

Std. Deviation

1.16027

Variance

1.346

Range

4.00

Minimum

18.00

Maximum

22.00

Percentiles

25

20.0000

50

20.0000

75

21.0000

Usia
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

18

9.7

9.7

9.7

19

9.7

9.7

19.4

20

12

38.7

38.7

58.1

21

25.8

25.8

83.9

22

16.1

16.1

100.0

31

100.0

100.0

Total

Statistics
lama berada dalam komunitas
N

Valid

31

Missing

lama berada dalam komunitas


Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

< 5 tahun

19.4

19.4

19.4

>10 tahun

15

48.4

48.4

67.7

5-10 tahun

10

32.3

32.3

100.0

Total

31

100.0

100.0

Statistics
pernah atau tidak responden
menjalin hubungan sesama pria
N

Valid

31

Missing

pernah atau tidak responden menjalin hubungan sesama pria


Cumulative
Frequency
Valid

Ya

Percent

31

Valid Percent

100.0

100.0

Percent
100.0

Statistics
jumlah hubungan sesama pria
N

Valid

31

Missing

jumlah hubungan sesama pria


Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

>3 kali

27

87.1

87.1

87.1

2-3 kali

12.9

12.9

100.0

31

100.0

100.0

Total

TABEL KORELASI
1. Analisis Mayor

Descriptive Statistics
Mean
Coping Stres
Dukungan Sosial

Std. Deviation

98.9355

16.80463

31

1.0665E2

15.72376

31

Correlations
Coping Stres
Pearson Correlation

Coping Stres

1.000

.577

.577

1.000

.000

.000

Coping Stres

31

31

Dukungan Sosial

31

31

Dukungan Sosial
Sig. (1-tailed)

Coping Stres
Dukungan Sosial

Dukungan Sosial

Model Summary

Model
1

R
.577

R Square
a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.333

a. Predictors: (Constant), Dukungan Sosial


b. Dependent Variable: Coping Stres

.310

13.95448

Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)
Dukungan Sosial

Coefficients

Std. Error

Beta

33.122

17.461

.617

.162

.577

Sig.

1.897

.068

3.809

.001

a. Dependent Variable: Coping Stres

Residuals Statistics
Minimum
Predicted Value

Maximum

Mean

Std. Deviation

74.4694

112.7313

98.9355

9.70355

31

-2.521

1.422

.000

1.000

31

2.508

6.895

3.428

.917

31

69.4524

112.5397

98.8204

10.04856

31

-2.97716E1

16.52565

.00000

13.71994

31

Std. Residual

-2.133

1.184

.000

.983

31

Stud. Residual

-2.169

1.280

.004

1.016

31

-3.07718E1

20.54764

.11506

14.68657

31

-2.329

1.295

-.016

1.055

31

Mahal. Distance

.002

6.357

.968

1.216

31

Cook's Distance

.000

.265

.036

.062

31

Centered Leverage Value

.000

.212

.032

.041

31

Std. Predicted Value


Standard Error of Predicted
Value
Adjusted Predicted Value
Residual

Deleted Residual
Stud. Deleted Residual

a. Dependent Variable: Coping Stres

2. Menceritakan dan menuliskan masalah dengan dukungan emosional,


dukungan instrumental, dukungan penghargaan, dukungan informatif.
Descriptive Statistics

Mean

Std. Deviation

Menceritakan dan Menuliskan


11.7742

2.45913

31

30.9032

5.04219

31

Dukungan Instrumental

8.8387

1.98489

31

Dukungan Penghargaan

27.1935

4.81954

31

Dukungan Informasi

28.8710

4.91760

31

Masalah
Dukungan Emosional

Correlations

Pearson

Menceritakan dan

Dukungan

Dukungan

Dukungan

Dukungan

Menuliskan Masalah

Emosional

Instrumental

Penghargaan

Informasi

Menceritakan dan
1.000

.530

.662

.597

.587

Dukungan Emosional

.530

1.000

.401

.894

.920

Dukungan Instrumental

.662

.401

1.000

.307

.319

Dukungan Penghargaan

.597

.894

.307

1.000

.953

Dukungan Informasi

.587

.920

.319

.953

1.000

.001

.000

.000

.000

Dukungan Emosional

.001

.013

.000

.000

Dukungan Instrumental

.000

.013

.047

.040

Dukungan Penghargaan

.000

.000

.047

.000

Dukungan Informasi

.000

.000

.040

.000

31

31

31

31

31

Dukungan Emosional

31

31

31

31

31

Dukungan Instrumental

31

31

31

31

31

Dukungan Penghargaan

31

31

31

31

31

Dukungan Informasi

31

31

31

31

31

Correlation Menuliskan Masalah

Sig. (1-

Menceritakan dan

tailed)

Menuliskan Masalah

Menceritakan dan
Menuliskan Masalah

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables Removed

Method

Dukungan Informasi,
Dukungan Instrumental,
. Enter
Dukungan Emosional,
Dukungan Penghargaana

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Menceritakan dan Menuliskan Masalah


Model Summaryb
Std. Error of the
Model

R Square
.806a

Adjusted R Square

.649

Estimate

.595

Durbin-Watson

1.56512

1.857

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informasi, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional,


Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Menceritakan dan Menuliskan Masalah
ANOVAb
Model
1

Sum of Squares
Regression
Residual

Total

df

Mean Square

117.730

29.432

63.690

26

2.450

181.419

30

F
12.015

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informasi, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional, Dukungan


Penghargaan
b. Dependent Variable: Menceritakan dan Menuliskan Masalah

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Std. Error
.444

1.897

-.261

.153

Dukungan Instrumental

.732

Dukungan Penghargaan
Dukungan Informasi

Dukungan Emosional

Coefficients
Beta

Sig.
.234

.817

-.536

-1.708

.100

.159

.591

4.608

.000

.249

.198

.488

1.257

.220

.213

.223

.427

.956

.348

a. Dependent Variable: Menceritakan dan Menuliskan Masalah


Residuals Statisticsa

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Predicted Value

7.8640

15.4753

11.7742

1.98099

31

Std. Predicted Value

-1.974

1.868

.000

1.000

31

.375

.965

.611

.148

31

7.3816

15.9458

11.7878

2.01595

31

-2.45735

2.78298

.00000

1.45705

31

Std. Residual

-1.570

1.778

.000

.931

31

Stud. Residual

-1.777

2.028

-.004

1.020

31

-3.14931

3.61835

-.01361

1.75326

31

-1.860

2.167

.002

1.048

31

Mahal. Distance

.752

10.433

3.871

2.344

31

Cook's Distance

.000

.247

.041

.058

31

Centered Leverage Value

.025

.348

.129

.078

31

Standard Error of Predicted


Value
Adjusted Predicted Value
Residual

Deleted Residual
Stud. Deleted Residual

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Std. Error
.444

1.897

-.261

.153

Dukungan Instrumental

.732

Dukungan Penghargaan
Dukungan Informasi

Dukungan Emosional

Coefficients
Beta

Sig.
.234

.817

-.536

-1.708

.100

.159

.591

4.608

.000

.249

.198

.488

1.257

.220

.213

.223

.427

.956

.348

a. Dependent Variable: Menceritakan dan Menuliskan Masalah

3. Analisis Menemukan Hikmah Dari Masalah Dengan Dukungan


Emosional,

Dukungan

Instrumental,

Dukungan

Penghargaan,

Dukungan Informatif
Descriptive Statistics

Mean

Std. Deviation

Menemukan hikmah dari


17.6129

3.92154

31

Dukungan Emosional

30.9032

5.04219

31

Dukungan Penghargaan

27.1935

4.81954

31

Dukungan Instrumental

8.8387

1.98489

31

28.8710

4.91760

31

masalah

Dukungan Informatif

Correlations
Menemukan

Pearson

Menemukan hikmah

Correlation

dari masalah
Dukungan Emosional
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Instrumental
Dukungan Informatif

Sig. (1-tailed) Menemukan hikmah


dari masalah
Dukungan Emosional
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Instrumental
Dukungan Informatif
N

Menemukan hikmah
dari masalah
Dukungan Emosional
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Instrumental
Dukungan Informatif

hikmah dari

Dukungan

Dukungan

Dukungan

Dukungan

masalah

Emosional

Penghargaan

Instrumental

Informatif

1.000

.455

.494

.835

.474

.455

1.000

.894

.401

.920

.494

.894

1.000

.307

.953

.835

.401

.307

1.000

.319

.474

.920

.953

.319

1.000

.005

.002

.000

.004

.005

.000

.013

.000

.002

.000

.047

.000

.000

.013

.047

.040

.004

.000

.000

.040

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

Variables Entered/Removed

Model
1

Variables

Variables

Entered

Removed

Method

Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,

. Enter

Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Menemukan hikmah dari masalah

Model Summary

Model
1

R
.895

R Square
a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.800

.770

Durbin-Watson

1.88160

2.449

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Menemukan hikmah dari masalah

ANOVA
Model
1

Sum of Squares
Regression
Residual
Total

df

Mean Square

369.304

92.326

92.051

26

3.540

461.355

30

F
26.078

Sig.
.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional,


Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Menemukan hikmah dari masalah

Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

Coefficients

Std. Error

Beta

(Constant)

-.254

2.281

Dukungan Emosional

-.403

.184

Dukungan Penghargaan

.433

Dukungan Instrumental

Sig.
-.111

.912

-.518

-2.190

.038

.238

.532

1.815

.081

1.624

.191

.822

8.506

.000

.145

.268

.182

.541

.593

Dukungan Informatif

a. Dependent Variable: Menemukan hikmah dari masalah

Residuals Statistics
Minimum
Predicted Value

Maximum

Mean

Std. Deviation

10.1405

23.8100

17.6129

3.50858

31

-2.130

1.766

.000

1.000

31

.451

1.160

.735

.178

31

10.6979

24.3872

17.6451

3.57261

31

-3.90179

3.06871

.00000

1.75167

31

Std. Residual

-2.074

1.631

.000

.931

31

Stud. Residual

-2.205

1.755

-.007

1.023

31

-4.41012

3.55369

-.03215

2.12571

31

-2.397

1.833

-.008

1.053

31

Mahal. Distance

.752

10.433

3.871

2.344

31

Cook's Distance

.000

.314

.045

.063

31

Centered Leverage Value

.025

.348

.129

.078

31

Std. Predicted Value


Standard Error of Predicted
Value
Adjusted Predicted Value
Residual

Deleted Residual
Stud. Deleted Residual

a. Dependent Variable: Menemukan hikmah dari masalah

4. Analisis

Mengambil

Dukungan

Respon

Emosional,

Positif

Dukungan

Ketika

Kehilangan

Instrumental,

Dukungan

Penghargaan, Dukungan Informatif

Descriptive Statistics
Mean
Mengambil Respon Positif

Std. Deviation

11.2581

2.23559

31

Dukungan Emosional

30.9032

5.04219

31

Dukungan Penghargaan

27.1935

4.81954

31

Dukungan Instrumental

8.8387

1.98489

31

28.8710

4.91760

31

Ketika Kehilangan

Dukungan Informatif

Dengan

Correlations
Mengambil
Respon Positif

Dukungan

Dukungan

Dukungan

Dukungan

Ketika Kehilangan Emosional Penghargaan Instrumental


Pearson

Mengambil Respon

Correlation

Positif Ketika

Informatif

1.000

.283

.456

.633

.334

.283

1.000

.894

.401

.920

.456

.894

1.000

.307

.953

.633

.401

.307

1.000

.319

.334

.920

.953

.319

1.000

.061

.005

.000

.033

.061

.000

.013

.000

.005

.000

.047

.000

.000

.013

.047

.040

.033

.000

.000

.040

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

Kehilangan
Dukungan
Emosional
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Instrumental
Dukungan Informatif
Sig. (1-tailed) Mengambil Respon
Positif Ketika
Kehilangan
Dukungan
Emosional
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Instrumental
Dukungan Informatif
N

Mengambil Respon
Positif Ketika
Kehilangan
Dukungan
Emosional
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Instrumental
Dukungan Informatif

Variables Entered/Removed

Model
1

Variables

Variables

Entered

Removed

Method

Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,

. Enter

Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika Kehilangan

Model Summary

Model
1

R
.846

R Square
a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.715

.671

Durbin-Watson

1.28212

2.349

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika Kehilangan
b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares
Regression
Residual
Total

df

Mean Square

107.196

26.799

42.740

26

1.644

149.935

30

F
16.303

Sig.
.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional,


Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika Kehilangan

Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

Coefficients

Std. Error

Beta

(Constant)

4.108

1.554

Dukungan Emosional

-.360

.125

Dukungan Penghargaan

.760

Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif

Sig.

2.643

.014

-.812

-2.870

.008

.162

1.639

4.683

.000

.765

.130

.679

5.878

.000

-.318

.183

-.699

-1.737

.094

a. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika Kehilangan


a

Residuals Statistics
Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Predicted Value

7.0062

15.2187

11.2581

1.89029

31

Std. Predicted Value

-2.249

2.095

.000

1.000

31

.307

.790

.501

.121

31

7.2683

15.2778

11.2450

1.89698

31

-2.56423

2.29341

.00000

1.19359

31

Std. Residual

-2.000

1.789

.000

.931

31

Stud. Residual

-2.155

1.925

.004

1.011

31

-2.97794

2.65587

.01304

1.41037

31

-2.332

2.038

.008

1.039

31

Mahal. Distance

.752

10.433

3.871

2.344

31

Cook's Distance

.000

.150

.037

.042

31

Centered Leverage Value

.025

.348

.129

.078

31

Standard Error of Predicted


Value
Adjusted Predicted Value
Residual

Deleted Residual
Stud. Deleted Residual

Residuals Statistics
Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Predicted Value

7.0062

15.2187

11.2581

1.89029

31

Std. Predicted Value

-2.249

2.095

.000

1.000

31

.307

.790

.501

.121

31

7.2683

15.2778

11.2450

1.89698

31

-2.56423

2.29341

.00000

1.19359

31

Std. Residual

-2.000

1.789

.000

.931

31

Stud. Residual

-2.155

1.925

.004

1.011

31

-2.97794

2.65587

.01304

1.41037

31

-2.332

2.038

.008

1.039

31

Mahal. Distance

.752

10.433

3.871

2.344

31

Cook's Distance

.000

.150

.037

.042

31

Centered Leverage Value

.025

.348

.129

.078

31

Standard Error of Predicted


Value
Adjusted Predicted Value
Residual

Deleted Residual
Stud. Deleted Residual

a.

Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika Kehilangan

5. Analisis Mencari Kebermaknaan Hidup Dengan Dukungan Emosional,


Dukungan Instrumental, Dukungan Penghargaan, Dukungan Informatif
Descriptive Statistics
Mean
Mencari Kebermaknaan

Std. Deviation

25.3226

4.69317

31

Dukungan Emosional

30.9032

5.04219

31

Dukungan Penghargaan

27.1935

4.81954

31

Dukungan Instrumental

8.8387

1.98489

31

28.8710

4.91760

31

Hidup

Dukungan Informatif

Correlations
Mencari

Pearson

Mencari Kebermaknaan

Correlation

Hidup

Dukungan

Hidup

Emosional

Dukungan

Dukungan

Dukungan

Penghargaan Instrumental

Informatif

1.000

.527

.604

.764

.572

.527

1.000

.894

.401

.920

.604

.894

1.000

.307

.953

Dukungan Instrumental

.764

.401

.307

1.000

.319

Dukungan Informatif

.572

.920

.953

.319

1.000

.001

.000

.000

.000

.001

.000

.013

.000

.000

.000

.047

.000

Dukungan Instrumental

.000

.013

.047

.040

Dukungan Informatif

.000

.000

.000

.040

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

Dukungan Instrumental

31

31

31

31

31

Dukungan Informatif

31

31

31

31

31

Dukungan Emosional
Dukungan
Penghargaan

Sig. (1-tailed) Mencari Kebermaknaan


Hidup
Dukungan Emosional
Dukungan
Penghargaan

Kebermaknaan

Mencari Kebermaknaan
Hidup
Dukungan Emosional
Dukungan
Penghargaan

Variables Entered/Removed

Model
1

Variables

Variables

Entered

Removed

Method

Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,

. Enter

Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Mencari Kebermaknaan Hidup
b

Model Summary

Model
1

R
.887

R Square
a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.787

.754

Durbin-Watson

2.32782

2.403

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Mencari Kebermaknaan Hidup
b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

519.887

129.972

Residual

140.887

26

5.419

Total

660.774

30

F
23.986

Sig.
.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional,


Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Mencari Kebermaknaan Hidup

Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

Coefficients

Std. Error

Beta

(Constant)

2.711

2.822

Dukungan Emosional

-.543

.228

Dukungan Penghargaan

.708

Dukungan Instrumental

Sig.
.961

.345

-.583

-2.386

.025

.295

.727

2.402

.024

1.692

.236

.716

7.162

.000

.179

.332

.188

.540

.594

Dukungan Informatif

a. Dependent Variable: Mencari Kebermaknaan Hidup


a

Residuals Statistics
Minimum
Predicted Value

Maximum

Mean

Std. Deviation

16.5736

32.5867

25.3226

4.16288

31

-2.102

1.745

.000

1.000

31

.557

1.435

.909

.220

31

16.7230

32.7738

25.4007

4.25824

31

-4.07555

5.36881

.00000

2.16708

31

Std. Residual

-1.751

2.306

.000

.931

31

Stud. Residual

-2.224

2.482

-.014

1.034

31

-6.57375

6.21731

-.07809

2.69519

31

-2.423

2.786

-.015

1.082

31

Mahal. Distance

.752

10.433

3.871

2.344

31

Cook's Distance

.000

.606

.053

.112

31

Centered Leverage Value

.025

.348

.129

.078

31

Std. Predicted Value


Standard Error of Predicted
Value
Adjusted Predicted Value
Residual

Deleted Residual
Stud. Deleted Residual

a. Dependent Variable: Mencari Kebermaknaan Hidup

6. Analisis Humor Dengan Dukungan Emosional, Dukungan Instrumental,


Dukungan Penghargaan, Dukungan Informatif.
Descriptive Statistics
Mean
Humor

Std. Deviation

8.7419

1.98272

31

Dukungan Emosional

30.9032

5.04219

31

Dukungan Penghargaan

27.1935

4.81954

31

Dukungan Instrumental

8.8387

1.98489

31

28.8710

4.91760

31

Dukungan Informatif

Correlations
Dukungan
Humor
Pearson
Correlation

Humor

Emosional Penghargaan

Dukungan

Dukungan

Instrumental

Informatif

1.000

.047

.030

.607

.000

Dukungan Emosional

.047

1.000

.894

.401

.920

Dukungan Penghargaan

.030

.894

1.000

.307

.953

Dukungan Instrumental

.607

.401

.307

1.000

.319

Dukungan Informatif

.000

.920

.953

.319

1.000

.400

.437

.000

.500

Dukungan Emosional

.400

.000

.013

.000

Dukungan Penghargaan

.437

.000

.047

.000

Dukungan Instrumental

.000

.013

.047

.040

Dukungan Informatif

.500

.000

.000

.040

Humor

31

31

31

31

31

Dukungan Emosional

31

31

31

31

31

Dukungan Penghargaan

31

31

31

31

31

Dukungan Instrumental

31

31

31

31

31

Dukungan Informatif

31

31

31

31

31

Sig. (1-tailed) Humor

Dukungan

Variables Entered/Removed

Model
1

Variables

Variables

Entered

Removed

Method

Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,

. Enter

Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Humor
b

Model Summary

Model
1

R
.653

R Square
a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.426

.338

Durbin-Watson

1.61340

1.124

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Humor
b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

50.256

12.564

Residual

67.679

26

2.603

117.935

30

Total

F
4.827

Sig.
.005

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional,


Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Humor

Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

Coefficients

Std. Error

Beta

(Constant)

5.439

1.956

Dukungan Emosional

-.087

.158

Dukungan Penghargaan

.143

Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif

Sig.

2.781

.010

-.222

-.553

.585

.204

.348

.700

.490

.701

.164

.702

4.281

.000

-.141

.230

-.351

-.615

.544

a. Dependent Variable: Humor


a

Residuals Statistics
Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Predicted Value

5.2143

10.3982

8.7419

1.29430

31

Std. Predicted Value

-2.726

1.280

.000

1.000

31

.386

.995

.630

.153

31

5.8403

11.5550

8.7931

1.33922

31

-4.37431

2.89706

.00000

1.50199

31

Std. Residual

-2.711

1.796

.000

.931

31

Stud. Residual

-3.055

1.875

-.014

1.026

31

-5.55503

3.15955

-.05113

1.83172

31

-3.742

1.977

-.036

1.109

31

Mahal. Distance

.752

10.433

3.871

2.344

31

Cook's Distance

.000

.504

.046

.096

31

Centered Leverage Value

.025

.348

.129

.078

31

Standard Error of Predicted


Value
Adjusted Predicted Value
Residual

Deleted Residual
Stud. Deleted Residual

a. Dependent Variable: Humor

7. Analisis

Meditasi

Dengan

Dukungan

Emosional,

Dukungan

Instrumental, Dukungan Penghargaan, Dukungan Informatif.


Descriptive Statistics
Mean

Std. Deviation

Meditasi

5.2581

1.29016

31

Dukungan Emosional

30.9032

5.04219

31

Dukungan Penghargaan

27.1935

4.81954

31

Dukungan Instrumental

8.8387

1.98489

31

Dukungan Informatif

28.8710

4.91760

31

Correlations
Dukungan

Dukungan

Dukungan

Dukungan

Meditasi Emosional Penghargaan Instrumental


Pearson
Correlation

Meditasi

1.000

.245

.313

.459

.231

Dukungan Emosional

.245

1.000

.894

.401

.920

Dukungan Penghargaan

.313

.894

1.000

.307

.953

Dukungan Instrumental

.459

.401

.307

1.000

.319

Dukungan Informatif

.231

.920

.953

.319

1.000

.092

.043

.005

.105

Dukungan Emosional

.092

.000

.013

.000

Dukungan Penghargaan

.043

.000

.047

.000

Dukungan Instrumental

.005

.013

.047

.040

Dukungan Informatif

.105

.000

.000

.040

Meditasi

31

31

31

31

31

Dukungan Emosional

31

31

31

31

31

Dukungan Penghargaan

31

31

31

31

31

Dukungan Instrumental

31

31

31

31

31

Dukungan Informatif

31

31

31

31

31

Sig. (1-tailed) Meditasi

Informatif

Variables Entered/Removed

Model
1

Variables

Variables

Entered

Removed

Method

Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,

. Enter

Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Meditasi
b

Model Summary

Model
1

R
.564

R Square
a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.318

.213

Durbin-Watson

1.14451

1.979

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Meditasi
b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

15.878

3.970

Residual

34.057

26

1.310

Total

49.935

30

F
3.030

Sig.
.035

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional,


Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Meditasi

Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

Coefficients

Std. Error

Beta

(Constant)

2.144

1.387

Dukungan Emosional

-.057

.112

Dukungan Penghargaan

.279

Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif

Sig.

1.546

.134

-.224

-.511

.613

.145

1.044

1.927

.065

.294

.116

.453

2.535

.018

-.184

.163

-.702

-1.129

.269

a. Dependent Variable: Meditasi


a

Residuals Statistics
Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Predicted Value

3.6130

6.7632

5.2581

.72751

31

Std. Predicted Value

-2.261

2.069

.000

1.000

31

.274

.706

.447

.108

31

3.9941

6.9692

5.2539

.76248

31

-2.40089

2.19009

.00000

1.06548

31

Std. Residual

-2.098

1.914

.000

.931

31

Stud. Residual

-2.264

2.147

.002

1.026

31

-2.79568

2.75719

.00421

1.30114

31

-2.477

2.321

.000

1.064

31

Mahal. Distance

.752

10.433

3.871

2.344

31

Cook's Distance

.000

.239

.046

.066

31

Centered Leverage Value

.025

.348

.129

.078

31

Standard Error of Predicted


Value
Adjusted Predicted Value
Residual

Deleted Residual
Stud. Deleted Residual

a. Dependent Variable: Meditasi

8. Analisis

Kerohanian

Dengan

Dukungan

Emosional,

Dukungan

Instrumental, Dukungan Penghargaan, Dukungan Informatif

Descriptive Statistics
Mean

Std. Deviation

Kerohanian

11.6129

2.30474

31

Dukungan Emosional

30.9032

5.04219

31

Dukungan Penghargaan

27.1935

4.81954

31

Dukungan Instrumental

8.8387

1.98489

31

28.8710

4.91760

31

Dukungan Informatif

Correlations
Dukungan

Dukungan

Kerohanian Emosional Penghargaan


Pearson
Correlation

Kerohanian

Dukungan

Instrumental

Informatif

1.000

.186

.271

.722

.228

Dukungan Emosional

.186

1.000

.894

.401

.920

Dukungan Penghargaan

.271

.894

1.000

.307

.953

Dukungan Instrumental

.722

.401

.307

1.000

.319

Dukungan Informatif

.228

.920

.953

.319

1.000

.158

.070

.000

.109

Dukungan Emosional

.158

.000

.013

.000

Dukungan Penghargaan

.070

.000

.047

.000

Dukungan Instrumental

.000

.013

.047

.040

Dukungan Informatif

.109

.000

.000

.040

Kerohanian

31

31

31

31

31

Dukungan Emosional

31

31

31

31

31

Dukungan Penghargaan

31

31

31

31

31

Dukungan Instrumental

31

31

31

31

31

Dukungan Informatif

31

31

31

31

31

Sig. (1-tailed) Kerohanian

Dukungan

Variables Entered/Removed

Model
1

Variables

Variables

Entered

Removed

Method

Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,

. Enter

Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Kerohanian
b

Model Summary

Model
1

R
.800

R Square
a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.640

.585

Durbin-Watson

1.48470

2.122

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Kerohanian
b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares
Regression
Residual
Total

df

Mean Square

102.042

25.510

57.313

26

2.204

159.355

30

F
11.573

Sig.
.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional,


Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Kerohanian

Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

Coefficients

Std. Error

Beta

(Constant)

4.942

1.800

Dukungan Emosional

-.370

.145

Dukungan Penghargaan

.341

Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif

Sig.

2.746

.011

-.809

-2.546

.017

.188

.712

1.812

.082

.950

.151

.818

6.301

.000

.015

.212

.032

.071

.944

a. Dependent Variable: Kerohanian


a

Residuals Statistics
Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Predicted Value

7.5827

14.5460

11.6129

1.84429

31

Std. Predicted Value

-2.185

1.590

.000

1.000

31

.355

.915

.580

.141

31

6.9532

14.6934

11.6014

1.89893

31

-2.34953

2.93699

.00000

1.38218

31

Std. Residual

-1.582

1.978

.000

.931

31

Stud. Residual

-1.705

2.129

.004

1.020

31

-2.72860

3.40116

.01151

1.66335

31

-1.774

2.297

.015

1.054

31

Mahal. Distance

.752

10.433

3.871

2.344

31

Cook's Distance

.000

.192

.042

.053

31

Centered Leverage Value

.025

.348

.129

.078

31

Standard Error of Predicted


Value
Adjusted Predicted Value
Residual

Deleted Residual
Stud. Deleted Residual

a. Dependent Variable: Kerohanian

Tabel Korelasi Masing-Masing


Y1 dengan X1
b

Model Summary

Change Statistics
Adjusted R Std. Error of
Model
1

R Square

.530

Square

.281

the Estimate

.257

R Square

Change

Change

2.12026

.281

Sig. F
df1 df2

11.356

Change

29

Durbin-Watson

.002

1.116

a. Predictors: (Constant), Dukungan Emosional


b. Dependent Variable: menceritakan dan menuliskan
masalah

Y1 dengan X2
b

Model Summary

Change Statistics
Adjusted R
Model
1

R
.722

R Square
a

.521

Square
.487

Std. Error of the R Square


Estimate

Change

1.76114

Sig. F
F Change

.521

df1 df2 Change

15.246

28

.000

DurbinWatson
1.477

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional
b. Dependent Variable: menceritakan dan menuliskan masalah

Y1 dengan X3
b

Model Summary

Change Statistics
R
Model
1

R
.798

Adjusted Std. Error of

Square R Square the Estimate


a

.637

.596

1.56262

R Square

Change

Change

.637

Sig. F
df1

15.766

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional
b. Dependent Variable: menceritakan dan menuliskan masalah

df2
3

27

Change
.000

Durbin-Watson
1.709

Y1 dengan X4
b

Model Summary

Change Statistics

Model

R Square

.806

Adjusted R

Std. Error of

R Square

Square

the Estimate

Change

.649

.595

1.56512

F Change

.649

df1 df2

12.015

Sig. F

Durbin-

Change

Watson

26

.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan Emosional,


Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: menceritakan dan menuliskan masalah

Y2 dengan X1
b

Model Summary

Change Statistics
Adjusted R Std. Error of
Model

R Square

.455

Square

.207

R Square

the Estimate

.180

Change

3.55202

Change df1 df2

.207

7.567

Sig. F

Durbin-

Change

Watson

29

.010

.819

a. Predictors: (Constant), Dukungan Emosional


b. Dependent Variable: Menemukan Hikmah dari
Masalah

Y2 dengan X2
b

Model Summary

Change Statistics

Model
1

R
.845

Adjusted

Std. Error of

R Square R Square

the Estimate

.715

.694

2.16760

R Square

Sig. F

Durbin-

Change Change df1 df2

Change

Watson

.715 35.096

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional
b. Dependent Variable: Menemukan Hikmah dari Masalah

28

.000

1.875

1.857

Y2 dengan X3
b

Model Summary

Change Statistics

Model
1

R
.893

Adjusted R

Std. Error of

Square

Square

the Estimate

.798

.776

R Square

Change Change df1

1.85681

.798 35.605

df2

Sig. F

Durbin-

Change

Watson

27

.000

2.392

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional
b. Dependent Variable: Menemukan Hikmah dari Masalah

Y2 dengan X4
b

Model Summary

Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.895

Adjusted R

of the

Square

Square

Estimate

.800

.770

R Square

Sig. F

Durbin-

Change Change df1 df2 Change Watson

1.88160

.800 26.078

26

.000

2.449

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Menemukan Hikmah dari Masalah

Y3 dengan X1
b

Model Summary

Change Statistics

Std. Error

Model

.283

Adjusted R

of the

R Square

Square

Square

Estimate

Change

Change

.080

.048

2.18071

a. Predictors: (Constant), Dukungan Emosional


b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika
Kehilangan

.080

2.529

df1

df2
1

29

Sig. F

Durbin-

Change

Watson

.123

1.108

Y3 dengan X2
b

Model Summary

Change Statistics

Std. Error
Adjusted
Model
1

R
.634

of the

R Square

R Square R Square Estimate


a

.402

.359

Sig. F

Change Change df1

1.78958

.402

9.408

df2

Change Durbin-Watson

28

.001

2.054

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional
b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika
Kehilangan

Y3 dengan X3
b

Model Summary

Change Statistics

Model
1

R
.826

R Square
a

Adjusted R

Std. Error of

R Square

Square

the Estimate

Change

Change

.682

.647

1.32917

.682

df1

19.289

df2

Sig. F

Durbin-

Change

Watson

27

.000

2.378

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional
b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika Kehilangan

Y3 dengan X4
b

Model Summary

Change Statistics

Std. Error
R
Model
1

R
.846

Adjusted

Square R Square
a

.715

of the

R Square

Estimate

Change

Change

.671

1.28212

.715

16.303

Sig. F
df1
4

df2
26

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional, Dukungan Penghargaan
b. Dependent Variable: Mengambil Respon Positif Ketika Kehilangan

Change Durbin-Watson
.000

2.349

Y4 dengan X1
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.527

Adjusted R

of the

R Square

Square

Square

Estimate

Change

.277

.253

4.05740

F Change df1 df2 Sig. F Change

.277

11.138

29

.002

a. Predictors: (Constant), Dukungan


Emosional

Y4 dengan X2
Model Summary
Change Statistics

Std. Error
R
Model
1

R
.801

Adjusted

Square R Square
a

.642

.616

of the

R Square

Estimate

Change

2.90687

.642

Sig. F
F Change df1 df2
25.100

Change

28

.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional

Y4 dengan X3
Model Summary
Change Statistics
R
Model
1

R
.886

Adjusted Std. Error of R Square

Sig. F

Square R Square the Estimate Change Change df1 df2


a

.784

.760

2.29707

.784 32.743

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan


Instrumental, Dukungan Emosional

27

Change
.000

Y4 dengan X4
Model Summary
Change Statistics

Std. Error
R
Model
1

Adjusted

of the

Square R Square Estimate

.887

.787

.754

R Square

Change Change

2.32782

df1

.787 23.986

df2
4

Sig. F Change

26

.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Penghargaan, Dukungan


Emosional, Dukungan Instrumental

Y5 dengan X1
Model Summary
Change Statistics

Std. Error
R
Model
1

R
.047

Adjusted

of the

Square R Square Estimate


a

.002

-.032

R Square

Change Change

2.01435

.002

df1

.065

df2
1

Sig. F Change

29

.800

a. Predictors: (Constant), Dukungan


Emosional

Y5 dengan X2
Model Summary
Change Statistics

Std. Error
R
Model
1

R
.644

Adjusted

of the

Square R Square Estimate


a

.415

.373

R Square

Change Change

1.56989

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional

.415

9.926

df1

df2
2

28

Sig. F Change
.001

Y5 dengan X3
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.646

Adjusted R

of the

R Square

Square

Square

Estimate

Change

Change

.418

.353

1.59470

.418

Sig. F
df1 df2

6.458

Change

27

.002

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional

Y5 dengan X4
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.653

Adjusted R

of the

R Square

Square

Square

Estimate

Change

Change

.426

.338

1.61340

.426

df1

4.827

df2 Sig. F Change


4

26

.005

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional,


Dukungan Instrumental

Y6 dengan X1
Model Summary
Change Statistics

Model

.245

Adjusted

Std. Error of

R Square

R Square R Square

the Estimate

Change

.060

.028

1.27229

a. Predictors: (Constant), Dukungan Emosional

.060

Sig. F
F Change
1.849

df1

df2
1

29

Change
.184

Y6 dengan X2
Model Summary
Change Statistics

Model
1

R
.464

Adjusted R

Std. Error of

R Square

Square

Square

the Estimate

Change

Change

.215

.159

1.18293

.215

Sig. F
df1

3.843

df2
2

Change

28

.034

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional

Y6 dengan X3
Model Summary
Change Statistics

Model
1

R
.533

Adjusted R

Std. Error of

R Square

Square

Square

the Estimate

Change

Change

.285

.205

1.15029

.285

Sig. F
df1

3.580

df2
3

Change

27

.027

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional

Y6 dengan X4
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.564

Adjusted R

of the

R Square

Square

Square

Estimate

Change

Change

.318

.213

1.14451

.318

3.030

Sig. F
df1

df2
4

Change

26

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional,


Dukungan Instrumental

.035

Y7 dengan X1
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model
1

R
.186

R Square
a

Adjusted R

of the

R Square

Square

Estimate

Change

Change

.035

.001

2.30324

.035

df1

1.039

df2 Sig. F Change


1

29

.316

a. Predictors: (Constant), Dukungan Emosional

Y7 dengan X2
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model

.731

R Square
a

Adjusted R

of the

R Square

Square

Estimate

Change

Change

.534

.501

1.62874

df1

.534 16.035

df2
2

Sig. F Change

28

.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Instrumental, Dukungan


Emosional

Y7 dengan X3
Model Summary
Change Statistics

Std. Error

Model

.800

R Square
a

.640

Adjusted R

of the

R Square

Square

Estimate

Change

Change

.600

1.45709

.640

df1

16.019

a. Predictors: (Constant), Dukungan Penghargaan, Dukungan Instrumental,


Dukungan Emosional

df2 Sig. F Change


3

27

.000

Y7 dengan X4

Model Summary
Change Statistics

Model

.800

Adjusted R

Std. Error of

Square

the Estimate

R Square
a

.640

.585

R Square
Change F Change

1.48470

.640

11.573

df1

df2 Sig. F Change


4

26

.000

a. Predictors: (Constant), Dukungan Informatif, Dukungan Penghargaan, Dukungan Emosional,


Dukungan Instrumental

Korelasi faktor-faktor coping stres


Correlations
Menemu

Pearson

Menceritakan dan

Menceritaka

kan

Mengambil

n dan

hikmah

Respon

Menuliskan

dari

Masalah

Masalah

Mencari

Positif Ketika Kebermakn


Kehilangan

aan hidup

Humor Meditasi Kerohanian

1.000

.761

.720

.830

.418

.681

.578

.761

1.000

.799

.914

.587

.567

.698

.720

.799

1.000

.777

.519

.646

.699

.830

.914

.777

1.000

.532

.597

.690

Humor

.418

.587

.519

.532

1.000

.340

.568

Meditasi

.681

.567

.646

.597

.340

1.000

.494

Kerohanian

.578

.698

.699

.690

.568

.494

1.000

.000

.000

.000

.010

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

.000

Correlation Menuliskan Masalah


Menemukan hikmah
dari Masalah
Mengambil Respon
Positif Ketika
Kehilangan
Mencari
Kebermaknaan
hidup

Sig. (1-

Menceritakan dan

tailed)

Menuliskan Masalah
Menemukan hikmah
dari Masalah

Mengambil Respon
Positif Ketika

.000

.000

.000

.001

.000

.000

.000

.000

.000

.001

.000

.000

Humor

.010

.000

.001

.001

.031

.000

Meditasi

.000

.000

.000

.000

.031

.002

Kerohanian

.000

.000

.000

.000

.000

.002

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

31

Humor

31

31

31

31

31

31

31

Meditasi

31

31

31

31

31

31

31

Kerohanian

31

31

31

31

31

31

31

Kehilangan
Mencari
Kebermaknaan
hidup

Menceritakan dan
Menuliskan Masalah
Menemukan hikmah
dari Masalah
Mengambil Respon
Positif Ketika
Kehilangan
Mencari
Kebermaknaan
hidup

Anda mungkin juga menyukai