DUK SOS 35 Item - Unlocked
DUK SOS 35 Item - Unlocked
Oleh:
ANDI SUTANDI
106070002213
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar
Sarjana Psikologi
Oleh :
ANDI SUTANDI
NIM : 106070002213
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I
Pembimbing II
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011M
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dekan/
Pembantu Dekan/
iii
PERNYATAAN
: 106070002213
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Dukungan Sosial
dengan Coping Stres Homoseksual di Jakarta adalah benar merupakan karya
saya dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut.
Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya
cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan UndangUndang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari
karya orang lain
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Andi Sutandi
NIM : 106070002213
iv
MOTTO
My life is meaningful if we
share together
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya,
Bapak Endang & Ibu Nani yang menyayangi saya dengan sepenuh
hati serta selalu mendoakan saya dalam kebaikan.
ABSTRAK
A)
B)
C)
D)
E)
Fakultas Psikologi
7 Februari 2011
Andi Sutandi
Hubungan Dukungan Sosial dengan Coping Stres Homoseksual di Jakarta
Jumlah halaman i-xvii halaman + 154 Halaman (belum termasuk lampiran)
F)
vii
ABSTRACT
A)
B)
C)
D)
E)
F)
Psychology Faculty
February 7th, 2011
Andi Sutandi
Relationship between Social Support with Coping Stress on Homosexuals in
Jakarta. (Hubungan Dukungan Sosial dengan Coping Stres Homoseksual di
Jakarta)
Number of pages i-xvii pages + 154 pages (not include attachments)
This study discusses the problem of homosexuality that is kind Gay. Gay,
according to the dictionary of psychology is the appeal to individuals of the
same gender. This study discusses the relationship of social support with
stress coping which is devoted to the positive coping homosexuals in Jakarta.
Social support is an important factor that can make individuals, especially
homosexual can overcome the stress arising from external and internal
problems that exist throughout their life span.
This research is descriptive research, quantitative and correlational research
methods. The sampling technique used was non-probability sampling, name
purposive sampling. The sample used in this study were approximately 1822 years old gay, as many as 31 peoples, based in Jakarta and had same sex
relationships. Data collection techniques used was questionnaires, which
scale contained of social support was 30 items valid and stress coping scale
was 31 items valid. The result of this study is, there was a significant
correlation between social supports with coping stress on homosexuals in
Jakarta because a result of correlation coefficient is 0.000.
The result of this study is, there was a significant correlation between social
support with coping stress on homosexuals in Jakarta (sig.0.000 KD =
33,3%). Its means that the social support on homosexuals in Jakarta is
significantly associated with homosexual stress coping and social support
variables influencing stress coping variables of 33.3%. From the research to
the dimensions of emotional support (IV1), instrumental support (IV2),
support award (IV3), and informational support (IV4), obtained the highest
grade of social support namely instrumental support and informational
support (48.4%), and lowest class is support award (IV3) and informational
support (19.3%), and for the dimension of share and write the problem (Y1),
find the wisdom of the problem (Y2), taking a positive response when
losing (Y3), seek meaningfulness of life (Y4), humor (Y5), meditation (Y6),
viii
and spirituality (Y7), obtained two classes of highest stress coping, there are
find the wisdom of the problem (64.5%) and seek meaningfulness of life
(41.9%), the lowest two classes of stress coping is share and write the
problem, and humor (19.4%), and spirituality (16.1%). Result of other studies
have found most of the relationship between two variables, and there is no
relationship between emotional support and taking a positive response when
losings coping, between emotional support and humors coping, between
support award and humors coping, between informational support and
humors coping, between emotional support and meditations coping,
between informational support and meditations coping, between emotional
support and spiritualitys coping, and between support award and
spiritualitys coping on homosexuals in Jakarta.
Given the important role of social support for homosexual life, it is
appropriate that the heterosexuals are able to provide good support and wise,
and also expected through the social support provided, homosexuals can go
back to the way of life as a heterosexuals. From the results of this study also
can be seen that all the research sample is a homosexual who had relationship
with same-sex with majority of respondents fellow homosexual relationship
by more than three times, and already in the community in a span of more
than five years, so it can be concluded that a homosexual whose be a
homosexual respondents of this research has been plunged into a homosexual
status for a long time and it would be difficult for them to return to the right
road if they left a heterosexual way. If seen from the lowest coping; share and
write the problem, humor, and spirituality, it is expected that the nearest
environment homosexual providing appropriate social support, so the third
lowest of coping stress particularly spiritually coping, can more be done by
homosexuals, so with these coping, homosexuals can get closer to God so
they can return to the environment as heterosexuals as they should.
G)
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kembali penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala
kemudahan, kelancaran, dan kekuatan yang telah diberikan kepada penulis, dan
salam kepada Nabi besar junjungan kita Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan yang diharapkan.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Psikologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Skripsi ini diselesaikan
dengan judul Hubungan Dukungan Sosial dengan Coping Stres Homoseksual di
Jakarta. Inti dari skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran akan hubungan
dukungan sosial dengan coping stres pada homoseksual di Jakarta.
Selesainya skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan dan bimbingan orangorang di sekitar penulis. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Kedua orang tua penulis yaitu bapak Endang Adi dan mama Nani Parida serta
kedua adik penulis Dewi Puspita dan Riki Junaedi yang dengan penuh kasih
sayang, perhatian, dan pengorbanannya telah berdoa, membantu, memberi
semangat dan membimbing penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
Tanpa adanya doa, bimbingan dan dukungan dari mereka, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan semua ini,
2.
Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi, Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si,
Pembantu Dekan I, beserta seluruh jajaran dekanat lainnya, yang Insya Allah
tiada henti berusaha menciptakan lulusan-lulusan Fakultas Psikologi yang
semakin baik dan berkualitas.
3.
Neneng Tati Sumiati, M.Si.,Psi selaku dosen pembimbing skripsi I dan Yufi
Adriani, M.Psi selaku dosen pembimbing II atas bimbingan, dorongan, serta
kesediaan meluangkan waktunya kepada penulis sehingga penulis terdorong
dan termotivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan cepat,
4.
Ikhwan Luthfi, M.Psi, sebagai penguji I, Liany Luzvinda, M.Si selaku dosen
pembimbing akademik, atas kesabarannya dalam membimbing penulis selama
kuliah sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
5.
Para dosen dan staf UIN Syarif Hidayatullah yang telah banyak membantu
sehingga mempermudah jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Khususnya bagi para dosen, terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan
selama penulis menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah, sehingga
mempermudah mendapatkan materi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
skripsi ini,
6.
Eneng Renapatria Apriane, S.Ikom yang telah sabar menemani dan mendengar
keluhan, amarah, memberikan dorongan dan motivasi, serta mengajarkan
banyak hal kepada penulis, sejak pertama kali skripsi ini dibuat sehingga
penulis mendapatkan banyak pengetahuan baru terkait dengan penelitian yang
penulis lakukan,
7.
Para responden yang telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk
membagi pengalamannya dan juga mengisi kuesioner yang penulis berikan.
8.
Tanpa bantuan dari kalian, penulis tidak akan bisa menyelesaikan penelitian ini
dengan baik dan lancar,
Kepada sahabat penulis Winda Febrina, S.Psi, Nurma Pradipta AMKep, Ditha
Anafthia Naftha, SE, Adi Putranto SE, Anbiya Ayu S.Ikom, Dwiriane
Ismawati, S.Psi Firanti Handayani S.Psi, Amirul Mukminin, S.Psi. Ardina
Sirait S.Psi atas bantuan, nasihat, dan kerjasamanya sehingga penulis dapat
mencari data penelitian dengan mudah serta bantuan-bantuan lain yang
mempermudah penulis menyelesaikan skripsi ini,
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................... i
Lembar Persetujuan..................................................................................... ii
Lembar Pengesahan Sidang ........................................................................ iii
Pernyataan ................................................................................................... iv
Motto........................................................................................................... v
Abstrak ........................................................................................................ vi
Abstrack ...................................................................................................... viii
Kata Pengantar ............................................................................................ x
Daftar Isi...................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................ xv
Daftar Lampiran .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 1
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 10
1.2.1 Pembatasan Masalah....................................................... 10
1.2.2 Perumusan Masalah ........................................................ 11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 11
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................ 11
1.3.2 Manfaat Penelitian .......................................................... 12
1.4 Sistematika Penulisan................................................................ 13
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 15
2.1 Stres.......................................................................................... 15
2.1.1 Definisi Stres .................................................................. 15
2.1.2 Sumber-Sumber Stres ..................................................... 16
2.1.3 Reaksi Umum Pada Stres................................................ 17
2.1.3.1 Reaksi Psikologis Pada Stres .............................. 17
2.1.3.2 Reaksi Fisik Pada Stres dan Kesehatan .............. 18
2.1.4 Situasi yang Berpotensi Menyebabkan Stres ................. 19
2.1.5 Langkah Penyesuaian Diri Terhadap Stres..................... 20
2.1.6 Stres dan Dukungan Sosial ............................................. 21
2.2 Coping Stres ............................................................................. 22
2.2.1 Definisi Coping Stres...................................................... 22
2.2.2 Jenis Coping.................................................................... 23
2.2.3 Strategi Coping ............................................................... 24
2.3 Coping Stres (Psikologi Positif) ............................................ 25
2.3.1 Menceritakan dan Menuliskan Masalah ......................... 25
2.3.2 Menemukan Hikmah dari Masalah................................. 27
2.3.3 Mengambil Respon yang Positif Ketika Kehilangan...... 28
2.3.4 Mencari Kebermaknaan Hidup....................................... 29
2.3.5 Humor ............................................................................. 31
xii
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari empat subbab. Subbab pertama membahas latar belakang
masalah. Subbab kedua membahas tentang pembatasan dan perumusan masalah.
Subbab ketiga membahas tentang tujuan dan manfaat penelitian. Dan Subbab
Terakhir, subbab keempat membahas mengenai sistematika penulisan.
Pada penelitian ini akan dibahas masalah homoseksualitas. Yang juga secara
tradisional, psikologi cenderung mengabaikan masyarakat lesbian dan gay, atau
menganggap mereka sebagai orang abnormal. Bahkan, sampai tahun 1974,
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (sistem untuk menjelaskan
dan mendiagnosa gangguan mental) memasukkan homoseksualitas sebagai gangguan
mental (Matt Jarvis, 2009: 200). Homoseksual menurut kamus psikologi adalah daya
tarik terhadap individu dari jenis kelamin yang sama; psikoanalisis menerapkan
istilah homosexual neuroses kepada sekelompok cacat, yang dipandang oleh mereka
itu sebagai berasal dari kecenderungan-kecenderungan seksual yang ditekan (Henry
Sitanggang, 1994: 184). Sehingga dari fenomena ini sangat dimungkinkan seorang
homoseksual akan menyembunyikan identitas dirinya sebagai homoseksual
dikarenakan opini masyarakat yang masih menganggap mereka sebagai kaum
abnormal yang patut diabaikan.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pola pikir dari
masyarakat tentang homoseksual pun berubah, sebagian masyarakat tidak lagi
memandang homoseksual sebagai sesuatu yang abnormal, tentu saja perubahan sikap
yang terjadi dewasa ini membangun wacana baru tentang homoseksualitas, sehingga
banyak pula penelitian-penelitian seputar penjelasan mengapa ada orang tertentu
menjadi homoseks. Keadaan ini tetap mengidentifikasikan bahwa homoseksual
masih perlu diperjelas alasannya.
Homoseksual itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu gay dan lesbian. Gay diartikan
sebagai laki-laki yang homoseksual dan lesbian adalah wanita yang homoseksual
(Henry Sitanggang, 1994: 236). Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah kaum
kurang
mendukung
atau
bahkan
menentang
keberadaan
kaum
Artinya :
Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki
dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari nikmat Allah?".
Dan juga dalam firman Allah dalam Al-Quran surat Ar-Rum ayat 21:
Artinya :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteriisteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Dari dua firman Allah tersebut jelas sekali homoseksual merupakan dosa besar
dalam Islam karena bertentangan dengan norma agama, norma susila dan juga
menyalahi fitrah manusia. Allah menjadikan manusia terdiri dari pria dan wanita
agar dapat berpasang-pasangan sebagai suami istri untuk mendapatkan keturunan
yang sah dan untuk memperoleh ketenangan serta kasih sayang. Seluruh umat Islam
sepakat bahwa homoseksual termasuk dosa besar. Karena perbuatan yang
diharamkan inilah Allah kemudian memusnahkan kaum nabi Luth A.S dengan cara
yang sangat mengerikan. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
Artinya:
Barangsiapa kamu temui melakukan perbuatan kaum Luth (Homoseksual),
maka bunuhlah al-fail dan al-maful bi (kedua-duanya).
10
Maka dari itu dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana
hubungan antara dukungan sosial terhadap coping stres (usaha individu untuk
menghadapi sumber-sumber stres dan dikhususkan kepada problem focus coping
yaitu positif coping) pada homoseksual. Di mana penelitian ini juga dibuat
mengingat banyaknya fenomena-fenomena khususnya fenomena kriminalitas yang
dilakukan oleh kaum homoseksual di Indonesia yang mungkin disebabkan oleh
tingkat stres yang tinggi dan dukungan sosial yang tidak tepat sasaran. Dan juga dari
observasi awal yang dilakukan peneliti, sebagian homoseksual yang ditemui banyak
diantaranya yang tidak percaya diri, rendah diri, bahkan ada yang sering melakukan
percobaan bunuh diri dikarenakan tuntutan lingkungan dalam hidup mereka yang
tidak dapat terpenuhi dan pada akhirnya mempengaruhi sikap dan perbuatan mereka
di tengah-tengah masyarakat. Dan melalui fenomenafenomena tersebut penelitian
ini diberi judul HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING
STRES HOMOSEKSUAL DI JAKARTA
11
2. Coping stres yang dimaksud adalah usaha individu antara aksi reaksi dengan intra
fisik untuk menghadapi sumber-sumber stres dan atau reaksi kontrol individu
terhadap sumber stres. Coping stres disini coping stress dalam psikologi positif
yang kemudian dibagi menjadi tujuh bagian yaitu menceritakan dan menuliskan
masalah, menemukan hikmah dari masalah, mengambil respon yang positif ketika
kehilangan, mencari kebermaknaan hidup, humor, melakukan meditasi, dan
mendekatkan diri kepada tuhan (kerohanian).
3. Dukung sosial yang dimaksud adalah informasi atau nasehat verbal dan non
verbal yang diberikan oleh suatu jaringan sosial tersebut dan mempunyai manfaat
perilaku bagi penerima. Yang kemudian dukungan sosial tersebut dibagi menjadi
empat
yaitu,
dukungan
emosional,
dukungan
penghargaan,
dukungan
12
13
homoseksual, sehingga masih banyak hal yang dapat digali mengenai faktorfaktor yang dapat mempengaruhi homoseksual.
14
15
analisa data penelitian yang meliputi analisis hipotesis mayor dan analisis hipotesis
minor.
BAB V PENUTUP
Dalam bab penutup ini memuat kesimpulan, diskusi, dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini terdiri dari sembilan subbab. Subbab pertama membahas tentang
stres. Subbab kedua membahas tentang coping stres. Subbab ketiga membahas
tentang coping stress dalam psikologi positif. Subbab keempat membahas tentang
dukungan sosial. Subbab kelima membahas tentang homoseksual. Subbab keenam
membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja akhir. Subbab tujuh
membahas tentang penelitian-penelitian yang terkait. Subbab delapan membahas
tentang kerangka berfikir. Terakhir, subbab sembilan adalah hipotesis.
2.1 Stres
2.1.1 Definisi Stres
Menurut Baum, stres adalah pengalaman emosional yang negatif yang
disertai dengan gejala biokimia, psikologis, kognitif, dan perubahan perilaku yang
16
dapat dilihat secara langsung diantara perubahan keadaan stres atau penyesuaian diri
terhadap stres ke efek dari stres tersebut (Baum, dalam Taylor, 2003: 179).
Cannon yang dikutip oleh Bart Smet (1994: 107) mendeskripsikan stres
dengan suatu keadaan ketika organisme merasakan adanya ancaman, maka secara
cepat tubuh akan terangsang dan termotivasi melalui sistem saraf simpatetik dan
endokrin. Respon fisiologis ini mendorong organisme untuk menyerang ancaman
tadi atau melarikan diri.
Sementara itu menurut Sarafino (dalam Bart Smet 1994: 112) stres adalah
suatu kondisi disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan yang
menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang beraal dari situasi dengan
sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis, dan sosial dari seseorang.
Jadi, dari beberapa pengertian tentang stres tersebut dapat disimpulkan bahwa
stres adalah pengalaman emosional yang dirasakan individu saat adanya ancaman, di
mana ancaman tersebut disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan
sekitarnya.
17
diri seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila
seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stres yang utama.
Menurut teori Kurt Lewin (dalam Smet, 1994: 115) kekuatan motivasional yang
melawan menyebabkan dua hal yaitu, pertama, kecenderungan yang melawan
dan yang kedua perdekatan dan penghindaran.
18
1. Pertama, bereaksi terhadap stres seperti selayaknya. Reaksi pada stres ini
biasanya disebabkan oleh reaksi psikologis dan reaksi fisiologis bukan salah
satu, namun keduanya.
2. Kedua, reaksi psikologis dan reaksi tubuh kita terhadap stres sangatlah biasa,
baik itu stres fisik ataupun stres psikologis.
2.1.3.1
perubahan ini termasuk perubahan emosi, motifasi, dan kognisi. Dalam keadaan stres
kita merasakan gabungan dari emosi yang buruk, depresi, kemarahan, iritabilatas
(Cano & OLeary, 2000, dalam Lahey, 2007: 444).
2.1.3.2
mereka, namun mereka masih saja terkejut dalam mempelajari penyebab stres yang
dapat mempengaruhi fungsi fisik di dalam tubuh mereka. Untuk memahami akibatakibat stres pada tubuh kita, pertama-tama kita mempelajari aspek umum pada tubuh
ketika merespon keadaan stres.
The General Adaptation Syndrome. Hans Selye yang pertama kali
memberikan pemahaman kepada kita mengenai reaksi tubuh terhadap stres
psikologis memiliki cara yang sama terhadap reaksi tubuh ketika terserang infeksi
atau demam. Tubuh melakukan general adaptation syndrome (GAS) untuk
mempertahankan diri dari serangan stres. Tiga tahapan dalam GAS ini adalah,
19
3. Exhaustion Stage
Jika stres berlanjut, reaksi pada individu dapat berupa kelelahan, resistensi, dan
infeksi menurun (Ray, 2004, dalam Lahey 2007: 445).
b.
20
d.
21
d) Melihat feedback.
Jika langkah-langkah pertama berhasil maka diteruskan, kalau tidak segera
lakukan alternatif lain. Tindakan yang diambil orang yang mengalami stres
kemungkinan hanya berfungsi untuk melindungi diri terhadap kemungkinan
disorganisasi. Tindakan-tindakan ini merupakan tingkah laku yang sifatnya defensif.
Reaksi defensi tidak diarahkan pada sumber stres sehingga menghabiskan energi
secara tidak efisien. Reaksi defensif juga tidak objektif tetapi subjektif dan emosional
(tidak rasional). Reaksi defensif terjadi secara otomatis atau tidak disadari (Suprapti,
2008: 38).
22
perasaan akan memiliki fungsi kekebalan yang lebih baik daripada yang tidak
memiliki.
Dari hal di atas, tidak ada keraguan bahwa dukungan sosial mempengaruhi
kesehatan. Banyak penelitian memusatkan pengaruh dukungan sosial pada stres
sebagai variable penengah dalam perilaku kesehatan dan hasil kesehatan. Ada dua
teori pokok yang diusulkan (Gottlieb, dalam Bart Smet, 1994: 137-139):
a.
b.
23
Lazarus
dan
Launier,
1978
(dalam
Taylor,
2003:
219)
24
2.
25
3.
4.
5.
6.
7.
8.
26
27
Selain itu dengan komunikasi yang baik dapat memfasilitasi hubungan dan
ikatan sosial antara individu, sehingga memudahkan integrasi sosial. Seperti sisi
mata uang, individu satu dengan yang lain harus saling memahami, harus ada yang
menjadi pendengar dalam sebuah pembicaraan. Maka dari itu interaksi harus
disinkronkan, namun meskipun demikian masih sering terdapat hambatan dalam
berkomunikasi, ketidakmampuan untuk mengungkapkan masalah dengan orang lain
menimbulkan masalah dalam berkomunikasi, mungkin karena takut tidak dipahami
atau diterima oleh orang lain. Maka dari itu disinilah peran menuliskan masalah
dapat dilihat (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
Meskipun menulis bukanlah suatu obat mujarab, dan memiliki potensi untuk
mengganggu kehidupan. Sebagai contoh, seorang peserta baru-baru ini mengatakan
kepada kita bahwa, setelah menulis, dia revaluasi hidupnya dan pernikahannya. Dia
kemudian bercerai dengan suaminya dalam 8 tahun usia pernikahan mereka dan
dipaksa untuk pindah bersama anak-anaknya ke sebuah apartemen yang jauh lebih
kecil. Meskipun dia melaporkan yang lebih bahagia dan sehat karena tulisan,
beberapa mungkin berpendapat bahwa menulis memiliki beberapa efek samping
yang sangat negatif (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
Walaupun demikian menulis tentang pengalaman traumatis dapat memiliki
manfaat bagi kesehatan secara signifikan, dalam arti individu tersebut didorong
untuk memikirkan kesengsaraan dalam hidup mereka, dan bertanggung jawab atas
hidup mereka sendiri (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
28
29
Jadi
30
sebuah realitas yang berbentuk non fisik. Hal tersebut nyata dan bersifat alami yang
memiliki hubungan sebab-akibat, dan tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip
yang ada (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
Baumeister (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659) memasukkan
penelitian tentang kebermaknaan hidup agar lebih memahami apa yang dimaksud
dengan kebermaknaan hidup. Terdapat empat kebutuhan utama dalam menemukan
kebermaknaan hidup dan berhubungan dengan motivasi yang mendorong individu
untuk membuat hidup mereka lebih bermakna. Seseorang merasa puas dengan empat
kebutuhan tersebut seperti menemukan hidup mereka menjadi lebih bermakna. Yang
membedakannya, seseorang yang tidak puas dengan satu atau lebih dari kebutuhan
tersebut merasa seperti tidak memilki makna dalam hidup mereka. Kebutuhan
tersebut adalah:
1. Kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan
Maksud dari kebutuhan ini adalah seseorang dapat menggambarkan hubungan
saat ini dengan masa depan mereka. Tujuan dapat dibagi menjadi dua jenis.
Pertama adalah tujuan sederhana, hasil masih objektif atau bagian-bagiannya
masih berupa keinginan, dan belum tentu menjadi nyata, dan dengan begitu
individu akan melakukan aktifitas yang lebih bermakna sebagai jalan untuk
memahami situasi yana diinginkan dimasa yang akan datang. Kedua, tujuan yang
lebih kompleks, di mana lebih bersifat subjektif daripada objektif. Hidup
berorientasi kepada tindakan antisipasi masa depan, seperti hidup bahagia
selamanya, dicintai atau masuk surga.
2. Kebutuhan bernilai
31
Di mana dapat mengambil kebaikan atau hidup yang positif dan dapat mengambil
tindakan yang benar. Nilai membuat indivuidu dapat menentukan mana yang baik
dan mana yang buruk, nilai akan menjaga kita dalam konteks kepercayaan yang
akan membuat kita untuk berfikir dengan baik, dan akan meminimalisir rasa
bersalah, kegelisahan, penyesalan dan beberapa hal lain yang menyangkut moral
yang dapat mengakibatkan stres.
32
2.3.5 Humor
Dalam tulisan awal yang dibuat Plato dalam Philebus (dalam C. R. Snyder &
Shane J. Lopez, 2005: 573-659), Aristoteles dalam Poetics (dalam C. R. Snyder &
Shane J. Lopez, 2005: 573-659), Hobbes dalam Leviathan (dalam C. R. Snyder &
Shane J. Lopez, 2005: 573-659), dan Rousseau dalam Lettre a. M. D'alembert (dalam
C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659), humor ditandai sebagai bentuk dari
permusuhan. Bagi para filsuf tersebut, kualitas tertawa mengejek, paling sering
diarahkan untuk keburukan dan kekurangan orang lain. Hal ini membuat humor
menjadi sesuatu tidak diinginkan dan kejam. Tertawa dikatakan mencerminkan sifat
agresif yang lebih besar dari manusia yang mengakibatkan korban untuk orang lain.
Aristoteles mengatakan bahwa, "komedi bertujuan untuk mewakili manusia yang
lebih buruk lagi, tragedi seperti yang lebih baik daripada di kehidupan nyata" dan
yang menggelikan hanyalah bagian yang jeleknya (Piddington, 1963). Hal tersebut
menjadi pelajaran untuk mengingat kembali bahwa hingga akhir abad ke-19,
misalnya, hal rutin yang dilakukan dan menjadi kebiasaan dengan mengunjungi
rumah sakit jiwa untuk menikmati sambil tertawa melihat para narapidana
menyedihkan dan berantakan yang terikat dengan penjara mereka masing-masing (C.
R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
Pada abad ke-16, Joubert (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573659) menyatakan bahwa tertawa dapat melancarkan aliran darah yang dapat
membantu membuat kulit terlihat sehat dan wajah menjadi berseri-seri. Oleh karena
33
itu, tertawa dikatakan tepat untuk kekuatan proses penyembuhan yang memberikan
kontribusi yang baik untuk kesehatan pasien.
Tokoh psikologi yang memberikan kontribusi awal yang menggambarkan
efek positif dari humor adalah William McDougal (dalam C. R. Snyder & Shane J.
Lopez, 2005: 573-659), yang menyarankan bahwa dengan tertawa dapat mengurangi
dampak dari serangan sosial yang dapat digunakan sebagai perangkat untuk
mencegah simpati yang berlebihan dan untuk menahan diri kita dari depresi,
kesedihan, dan berpotensi merusak emosi lainnya. Posisi ini sejajar dengan tulisantulisan baru-baru ini mengenai humor sebagai cara untuk mengurangi tekanan
(rangsangan emosional).
Freud (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659), dalam
bukunya Jokes and Their Relation to the Unconscious (1905), dijelaskan bahwa
tertawa dapat digunakan sebagai pelepasan ketegangan defensif yang telah
terangsang oleh keadaan awal untuk tertawa. Ketegangan dikatakan menimbulkan
oleh sesuatu yang bisa menimbulkan perasaan atau pikiran terkait dengan kemarahan
dan seksualitas dalam situasi di mana ekspresi mereka akan disesuaikan. Ketika ego
pertahanan yang menghambat ekspresi emosional tersebut terbukti tidak diperlukan,
seperti ketika seorang melakukan lelucon dalam ceritanya dan dengan demikian
dapat meringankan emosi pendengarnya, energi dari emosional tersebut dapat
ditahan dengan tertawa. Dalam tulisan-tulisan Freud, sesuai dengan McDougall, dia
mengisyaratkan pada efek yang menguntungkan dari humor dalam membantu
mengurangi dampak tekanan emosional.
34
35
36
kemampuan belajar, dan ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang (Cranson
et al., 1991; Dillbeck, Assimakis, & Raimondi, 1986; Lewis, 1078 dalam C. R.
Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659). Penelitian pertama yang memeriksa efek
TM pada Culture Fair Intelligence Test (CFIT) atau tes kecerdasan budaya, dan
waktu reaksi (Reaction Time/RT) yang dihubungkan dengan kontrol kelompok.
Bahkan ketika kontrol dilakukan pada tingkat usia, tingkat pendidikan, kepentingan
pada meditasi, tingkat pendidikan orang tua, dan pendapatan tahunan, kelompok TM
meningkat secara signifikan pada kedua tindakan tersebut dibandingkan pada kontrol
kelompok. Para penulis menunjukkan bahwa meditasi TM nampaknya menjadi alat
"pendidikan yang menjanjikan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran untuk
belajar" (Cranson et al., dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
2. Kreativitas
Kreativitas adalah sesuatu yang bersifat kompleks, yang terdiri dari berbagai
sifat
dan
kemampuan,
termasuk
keterampilan
untuk
menilai/mempersepsi,
37
659) memeriksa efek dari meditasi napas sebagai proses relaksasi di perguruan
tinggi. 75 mahasiswa, masuk ke dalam awal kegelisahan, yang secara acak masuk ke
dalam meditasi, relaksasi, dan kelompok kontrol. Para siswa yang diterima hanya
diberikan waktu 1 jam instruksi untuk melakukan hal tersebut dengan teknik yang
baik. Menariknya, setelah 6 minggu, skor masalah interpersonal menurun secara
signifikan hanya pada kelompok meditasi, meskipun, kegelisahan dan depresi skor
menurun secara signifikan pada kedua kelompok meditasi dan relaksasi,
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
4.
38
Emavardhana dan Tori (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659),
memeriksa efek dari partisipasi meditasi yang dilakukan oleh pelatihan meditasi
Vipassana selama 7 hari yang dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sesuai.
Para meditator yang telah mundur mengalami peningkatan yang signifikan dalam
keseluruhan harga diri, perasaan dibutuhkan, kebajikan, dan penerimaan diri
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sesuai.
5.
39
permusuhan, depresi, dan dysphoria yang juga menurun (Beauchamp Turner &
Levinson, dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
6.
efek dari latihan meditasi dari waktu ke waktu mengenai pengalaman hidup seharihari (praktek informal), hal ini merupakan topik penelitian yang sangat penting.
Easterlin dan Cardena (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659)
mengevaluasi dampak dari awal meditasi Vipassana dalam kehidupan sehari-hari dan
meditasi lanjutannya. Peserta meditasi terdiri dari 43 meditator, diantaranya 19
meditator pemula, dan 24 lainnya adalah meditator yang lebih berpengalaman,
menjawab pertanyaan secara acak mengenai kesadaran, penerimaan, pengaruh, dan
gaya kognitif. Sehubungan dengan para pemula tersebut, pelaku meditasi yang lebih
berpengalaman tersebut melaporkan kesadaran yang lebih besar, suasana hati yang
positif, dan penerimaan dan tingkat kecemasan yang lebih rendah, serta tingkat stres
yang lebih rendah, dan akal sehat yang terkontrol.
7.
40
Lopez, 2005: 573-659) memeriksa efek dari program pengurangan stres yang
dilakukan selama 8 minggu dalam program Ketahanan Menghadapi Stres dan Rasa
Kecocokan (Stress Hardiness and Sense of Coherence). Para peneliti menemukan
bahwa 6% - 7% nilai rata-rata peningkatan kedua hal tersebut yang diikuti oleh 582
pasien. Mereka yang melakukan peningkatan terbesar dalam mengikuti program
Sense of Coherence membuat perubahan yang besar pula dalam psikologi dan gejala
pengurangan fisik. Pada tiga tahun ke depannya (Kabat-Zinn & Skilling, 1992),
keuntungan program tersebut tetap dipertahankan, bahkan dilakukan perbaikan lebih
lanjut pada program Sense of Coherence tersebut.
8.
Sikap Empati
Seluruh kelompok meditasi telah menekankan perhatian mereka terhadap
kondisi orang lain yang dimaksudkan untuk mempromosikan sikap empati mereka
ke hal-hal yang dibuat yang mengarah kepada satu sama lain (Murphy, et al., dalam
C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659). Pada studi lain yang dilakukan oleh
Saphiro (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659) memeriksa efek dari
makna meditasi pada 78 siswa yang sakit dan sedang dalam pengobatan. Hasil
menunjukkan adanya peningkatan pada tingkat empati dan penurunan pada tingkat
kegelisahan dan depresi pada kelompok meditasi bila dibandingkan dengan daftar
tunggu kelompok kontrol.
9.
Aktualisasi Diri
41
11. Kerohanian
Shapiro dan teman-temannya (dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573659) melakukan studi acak terkontrol untuk menguji efek meditasi kesadaran pada
siswa paramedis dan medis. Skor yang lebih tinggi terlihat secara signifikan
diperoleh oleh kelompok spiritual meditasi daripada kelompok kontrol. Selanjutnya,
hasil ini diulang ketika kelompok kontrol menerima intervensi yang sama. Astin
(dalam C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659) juga menunjukkan
peningkatan yang signifikan dari kelompok spiritual setelah intervensi kesadaran
meditasi yang diberikan pada sekelompok mahasiswa.
42
Kerohanian adalah suatu proses yang mengatakan potensi terbaik dalam diri
kita. Kemampuan untuk membayangkan, mencari, berhubungan dan berpengangan,
serta berdoa mungkin yang menjadikan manusia unik dan berbeda dari mahluk
lainnya. Kerohanian, bagaimanapun juga, tidak dapat dihapuskan dari proses
biologis, psikologis, atau proses sosial tanpa menghilangkan karakter penting dari hal
tersebut (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659)
Dalam spiritualitas, kita dapat menemukan cara untuk memahami dan
berhubungan dengan kekurangan manusia, sesuatu yang menjadi batas kendali kita.
Sayangnya, bahasa-bahasa kerohanian seperti yang Kudus, transendensi, ikhlas,
kesabaran, penderitaan, iman, misteri, keterbatasan, pengorbanan, rahmat, dan
transformasi masih asing dalam psikologi. Meskipun demikian, mungkin masih
banyak yang bisa diperoleh dengan menjembatani pandangan dunia, metode, dan
nilai-nilai spiritualitas dengan orang-orang psikologi. Jadi, kerohanianlah yang
membantu kita untuk menerima batas-batas yang kita miliki meskipun bertentangan
psikologis yang seharusnya membuat kita mencoba untuk meningkatkan kekuatan
dan kontrol yang kita miliki (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2005: 573-659).
Para ahli sosial, pakar kesehatan, dan pakar kesehatan mental telah mulai
mengembangkan intervensi psikospiritual yang menggabungkan sumber daya
spiritual dengan klinis/kesehatan. Pendekatannya berorientasi pada spiritual yang
berhubungan
dengan
rasional-emotif,
terapi
kognitif-perilaku,
psikoanalisis,
43
44
45
Tidak ada pemahaman secara pasti bagaimana fungsi dari dukungan sosial
yang dapat menahan stres. Namun, terdapat dua aspek dalam dukungan sosial
tersebut. Dua aspek dalam dukungan sosial tersebut adalah (Lahey, 2007: 450-451):
1. Someone to talk to (seseorang untuk diajak berbicara).
Terkadang informasi dari seseorang mengakibatkan kita atau orang lain terlihat
buruk, dan akan lebih baik jika kita lebih selektif dalam mengungkapkan sesuatu
kepada seseorang (Kelly, dalam Lahey, 2007: 451). Dalam suatu kondisi tertentu,
tanda hubungan seseorang sudah dekat yaitu ketika seseorang telah menceritakan
masalahnya kepada orang lain yang dapat mengurangi rasa sakit dan depresinya
(Rose and others, dalam Lahey, 2007: 450-451).
2.5 Homoseksual
2.5.1 Pengertian Homoseksual
Homoseksual adalah hal yang biasa dalam beberapa kultur, seperti yang
terjadi di kepulauan Malenesia di Pasifik Utara (King, 1996), tetapi tidak di Amerika
46
Serikat dan di negara-negara Barat lain. Dalam sebuah studi terhadap 38.000 siswa
Amerika tingkat 7 sampai 12, sekitar 88 persen menyatakan diri mereka
heteroseksual, dan hanya 1 persen yang menyatakan diri mereka homoseksual atau
biseksual. Sekitar 11 persen, sebagian besar siswa yang lebih muda, tidak pasti akan
orientasi seksual mereka (Remafedi, Resnick, Blum & Harris, 1992). Akan tetapi
stigma sosial dapat membiaskan laporan diri tersebut, dan meremehkan penyebaran
homoseksualitas dan biseksual. Riset terhadap orientasi seksual telah difokuskan
kepada upaya menjelaskan kondisi yang tidak biasa, yakni homoseksualitas.
Homoseksualitas pernah dianggap sebagai penyakit mental, akan tetapi beberapa
dekade riset telah menemukan tidak adanya asosiasi antara orientasi seksual dan
masalah emosional serta sosial (American Psyhological Association, tidak
bertanggal; C.J.Patterson, 1992, 1995a, 1995b). Temuan ini akhirnya mengarahkan
psikiatri untuk berhenti mengklasifikasikan homoseksualitas sebagai gangguan
mental (Diane E. Papalia dkk, 2008: 595).
Penjelasan
umum
tentang
homoseksualitas
lainnya
semuanya
47
Homoseksual adalah relasi dengan jenis kelamin yang sama atau rasa tertarik
dan mencintai jenis kelamin yang sama (Kartini Karono, 1991: 247). Sedangkan
menurut Psychiatric Dictionary, homosexuality is the state of being in love with one
belonging to the same sex, yang berarti homoseksual adalah bagian dari perasaan
cinta pada seseorang dengan jenis kelamin yang sama. Sejak 20 tahun yang lalu,
homoseksual digeneralisasikan sebagai perilaku seksual yang tidak wajar.
Homoseksual mengacu kepada keinginan seksual atau aktivitas antara perilaku
seksual yang sama jenis kelaminnya, ketika peran seks ditukar dan mengarah kepada
peran seks yang lain, dan diawali dengan identitas psikologis dari lawan jenisnya.
Pada keadaan tertentu identitas gendernya akan berlangsung bersamaan namun
frekuensi satu sama lainnya berbeda (Leland & Robert Campbell, 1960: 342). Plato,
Michaelangelo, Leonardo Da Vinci, dkk, mendefinisikan homoseksual sebagai
keyakinan yang tidak menguntungkan tapi juga tidak memalukan dirinya, tidak
termasuk sifat buruk atau perbuatan jahat, bukan merupakan suatu penurunan, dan
tidak dapat diklasifikasikan sebagai keadaan sakit. Mereka menganggap itu sebagai
variasi fungsi seksual yang dihasilkan dari perkembangan seksual yang ditekan
secara pasti. Banyak hal yang mengakibatkan homoseksual dari jaman dulu sampai
sekarang, beberapa diantaranya adalah laki-laki yang berkualitas (Sarason, 1999:
216). Freud juga mengatakan bahwa banyak ketidakadilan yang mengatakan bahwa
homoseksual sebagai perbuatan kriminal dan juga kejahatan (Sarason, 1999: 216).
Homoseksual adalah individu di mana memiliki ikatan aktivitas seksual
dengan jenis kelamin yang sama dan berlangsung dalam waktu yang lama (Sarason,
1999: 217). Jadi, dari beberapa pengertian mengenai homoseksual tersebut, dapat
48
disimpulkan oleh penulis bahwa homoseksual adalah suatu aktivitas seksual yang
dilakukan oleh individu yang berjenis kelamin sama, ditandai dengan penukaran
peran seks, dan diawali dengan perubahan identitas psikologis semula menjadi
identitas psikologis lawan jenisnya.
49
50
harusnya dilarang, turun 53% dari 1987 (Sax, Astin, Korn, dan Mahoney, 1996).
Akan tetapi, remaja yang secara terbuka mengidentifikasin sebagai gay atau lesbian
seringkali merasa terisolasi dalam lingkungan yang memusuhinya dan dapat menjadi
subjek prasangka buruk bahkan kekerasan (C. J. Petterson, 1995b).
Model usulan perkembangan identitas seksual gay dan lesbian yang tersebar
luas adalah sebagai berikut :
1. Kesadaran akan ketertarikan kepada jenis kelamin yang sama (dimulai pada usia 8
sampai 11 tahun)
2. Perilaku seksual satu jenis kelamin (usia 12 sampai 15 tahun)
3. Identifikasi sebagai gay dan lesbian (usia 15 sampai 18 tahun)
4. Membuka diri kepada orang lain (usia 17 sampai 19 tahun)
5. Membangun relasi satu jenis kelamin yang romantis.
Akan tetapi model ini tidak dapat secara akurat merefleksikan pengalaman
pria homoseksual yang lebih muda, banyak diantara mereka yang lebih bebas untuk
membuka identitasnya dibandingkan zaman dahulu; juga pengalaman wanita lesbian
dan biseksual, yang perkembangan identitas seksualnya lebih lambat dan fleksibel
dibandingkan dengan pria homoseksual; dan dari pengalaman minoritas etnis, di
mana komunitas dan kultur tradisional dapat mendukung keyakinan religius yang
kuat atau peran gender, yang mengarah kepada konflik internal dan keluarga
(Diamond, 1998; 2000; Dube & Savin-William, 1999).
51
juga
senggama
dilakukan
dengan
jalan
interfemoral
coitus,
yaitu
memanipulasikan zakar disela-sela celah atau ruangan diantara kedua paha (Kartini
Kartono, 1989: 248-249).
52
yang
terjadi
dalam
masa
remaja
akhir
ini
terutama
menyangkut
53
takut dikatakan sebagai orang yang tidak mampu atau tidak tahu mengerjakan
pekerjaan yang ditinggalkannya itu (Andi Mappiare, 1982: 74).
Kaitannya dengan citra diri, keadaan jasmani yang berimbang dalam masa
remaja akhir ini mempunyai pengaruh positif terhadap penilaiannya terhadap diri
sendiri. Mereka pada umumnya puas dengan keadaan dirinya itu, pengecualian dari
keadaan ini misalnya bagi remaja yang memperoleh wajah kurang tampan atau
cantik. Akan tetapi karena ketenangan yang dimiliki remaja tersebut menerima
keadaan jasmaninya. Namun ada pula remaja yang tidak dapat menerima keadaan
dirinya, untuk keadaan ini remaja memerlukan bimbingan untuk dapat lagi
menumbuhkan dan menetapkan rasa percaya diri, agar mereka dapat menyadari
keadaan diri sebagaimana adanya, mengarahkan pemikirannya pada kelebihankelebihan yang dimiliki, serta dapat berbuat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat
dibanggakannya dan dibanggakan oleh orang lain (Andi Mappiare, 1982: 74-75).
54
tahun) bagi pemuda Amerika Serikat yang belum menikah 90% diantaranya
melakukan masturbasi. Sebagian dari mereka mempraktekannya sekali atau lebih
dalam seminggu.
Kelenjar-kelenjar seks (gonads) yang tetap bekerja (seks primer) bukan saja
berpengaruh pada penyempurnaan tubuh (khususnya yang berhubungan dengan ciriciri seks sekunder), melainkan juga berpengaruh jauh pada kehidupan-kehidupan
psikis, moral dan sosial remaja. Kehidupan psikis yang mendapat pengaruh kuat
adalah minat remaja terhadap lawan jenis kelamin. Remaja akhir telah mengadakan
pola-pola kencan yang lebih serius dibandingkan dengan masa remaja awal mereka.
Mereka memilih pasangan kencan dan romans yang akan ditetapkannya sebagai
teman hidup. Dalam pelaksanaan minat mereka yang demikian kuat itu, memang
bervariasi intensitasnya, banyak bergantung pada kondisi-kondisi sosial-ekonomis,
sosial-kultural, dan citra diri mereka (Andi Mappiare, 1982: 77).
55
benar bahwa terdapat remaja akhir yang mendapat kesulitan dalam menyusun
rencana-rencana mereka serta menetapkan pilihan, demikian pula dalam pemecahan
persoalan yang dihadapinya. Hal yang demikian ini mungkin disebabkan oleh
kondisi-kondisi sosial, ekonomis atau aspek-aspek psikis lainnya seperti kondisi
emosi dan sikapnya. Bagi remaja yang mengalami kejadian semacam inilah sangat
diharapkan bimbingan dari pendidik dan lingkungan sekitarnya (Andi Mappiare,
1982: 81).
56
atau cita-cita terhadap pendidikan dan pekerjaan. Minat remaja akhir terhadap lawan
jenis diperkuat. Ini berarti bahwa remaja akhir tidak lagi menampakkan pemujaan
secara berlebihan terhadap seseorang lawan jenis, dan cinta monyet-pun tidak lagi.
Mereka benar-benar telah terpaut hatinya pada lawan jenis sehingga mereka terikat
oleh tali cinta yang kuat, mereka saling merindukan sehingga pergaulan kelmpok
besar teman sebaya menjadi agak mengendur (Andi Mappiare, 1982: 84-85).
Minat terhadap rekreasi dan pesta erat kaitannya dengan minat terhadap jenis
kelamin. Pesta dan rekreasi bagi remaja akhir ini pada umumnya merupakan forum
yang mempertemukannya dengan lawan jenis. Minat dan cita-cita pendidikan atau
jabatan pekerjaan dalam masa remaja akhir umumnya telah mantap dalam pilihan,
terutama akhir masa remaja akhir. Jadi dapat dikatakan bahwa jenis pekerjaan atau
jabatan yang dipilih seseorang remaja akhir dipengaruhi oleh minat, aspirasinya
sendiri, minat dan aspirasi orang tua, kesan-kesan (menyangkut gengsi) dari temanteman sebaya remaja yang bersangkutan. Bedanya dengan remaja awal, remaja akhir
telah melihat adanya peran-peran faktor kesempatan dalam memilih dan memasuki
pendidikan atau sekolah dan pekerjaan atau jabatan tertentu.
57
sosial, dan moral yang telah dimiliki remaja dalam masa remaja awal dan yang
dimantapkannya dalam masa remaja akhir, banyak mempengaruhi bahkan mendasari
dirinya memandang diri dan lingkungan dalam masa-masa selanjutnya.
Perkembangan sosial saling berhubungan dengan perkembangan pribadi dan
moral remaja akhir. Pandangan remaja terhadap masyarakat dan kehidupan bersama
dalam masyarakat, banyak dipengaruhi oleh kuat atau tidaknya pribadi, citra diri, dan
rasa percaya diri. Remaja yang memiliki penilaian diri kurang dalam hal itu tidak
diterimanya, maka remaja akhir ini sering memproyeksikan penolakan diri itu pada
keadaan atau tatanan masyarakatnya. Timbullah kemudian kritikan-kritikan remaja
terhadap tatanan dan adanya kepincangan-kepincangan sosial yang terjadi. Dalam hal
ini, moral dan pertimbangan-pertimbangan etis ikut memegang peranan. Hal-hal
penting dalam perkembangan pribadi, sosial, dan moral remaja akhir adalah (Andi
Mappiare, 1982: 91-92):
1.
2.
58
Nama peneliti
Judul
Homoseksual
Hasil
sama
seperti
pria
pada
59
intimacy,
passion
dan
membangun
yang
baik
komunikasi
dengan
pasangan
agar
kedekatan
dapat
antara
pasangannya.
terciptanya
subjek
Kesetian
dan
juga
hubungan
yang
dijalani
oleh
subjek
sedang
dan
pasangannya masing-masing.
Dinda (2009)
Studi
Kasus Kesimpulan
Tentang
Kaum memaparkan
Homoseksual
Pria
Ditinjau
responden
(Gay) dalam
dari yang
dari
penelitian
ini
kemampuan
para
memanajemen
stres
menghadapi
menolak
lingkungan
keberadaannya.
Strategi
Stres
60
Kehidupannya
fenomena
yang
terjadi
dalam
ketiga
responden
dapat
Arwintya
penelitian
Perilaku permasalahan
utama
yang
Menghadapi
Anak Hiperaktif
Hal
salah
timbulnya
itulah
satu
yang
pemicu
stres.
Dalam
dengan
menyelesaikan
focused
coping)
emosinya
dan
untuk
61
dari
tekanan
(Emotions
yang
focused
dialami
coping),
Selvia
Febrinita
(2009)
dan
Tubuh
dan Dari
penelitian
tersebut
Penerimaan
Sosial
Mahasiswa
homoseks,
Lembaga
maka
semakin
dan
62
Siti
Nur Peranan
Azizah (2008)
Berdasarkan
hasil
hendaknya
penderita
sebagai
lebih
Wanita dukungan.
kepada
keluarga
lingkungan
meningkatkan
Dokter
sebelum
hasil
diagnosis
penelitian,
pasien
yang
menderita
melakukan
sosialisasi
wanita
yang
menderita
kanker
payudara
memanage
stresnya
dengan
melakukan
memikirkan
63
64
nasihat, petunjuk-
petunjuk, dan juga saran (House dalam Smet, 1994: 136-137). Semua bentuk
dukungan tersebut tidak lantas mengurangi stres yang akan mereka dapatkan, masih
ada beberapa hal diantaranya, ingin mendapatkan keturunan, ingin hidup dengan
normal kembali dan berbagai alasan lain yang dapat menjadi pemicu seorang
homoseksual menjadi stress (Zakiah Darajat, 2001: 47). Lalu bagaimana dengan
homoseksual yang tidak mendapat dukungan-dukungan tersebut dari masyarakatnya?
Dari fenomena yang terjadi di tengah masyarakat ada kaum homoseksual yang
mengalami stres karena tidak mendapatkan dukungan-dukungan tersebut, juga ada
diantara kaum homoseksual tersebut yang tidak merasa stres akan keadaan dirinya
walau tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar, kemungkinan fenomena
ini disebabkan karena kaum homoseksual tersebut sudah tidak peduli kepada opini
negatif dari masyarakat tentang diri mereka dan mereka tetap dapat menjalankan
aktifitas mereka selayaknya kaum heteroseksual.
Bagi kaum homoseksual yang menghadapi stres sudah pasti mereka melakukan
coping sebagai upaya penanggulangan diri terhadap stres yang dihadapinya. Dan dari
berbagai macam stres yang berbeda-beda yang disebabkan oleh dukungan sosial
masyarakat yang beraneka ragam dihadapi kaum homoseksual tersebut menimbulkan
reaksi coping yang berbeda pula. Homoseksual yang stres karena tidak mendapatkan
dukungan sosial mungkin akan merasakan hal-hal seperti gabungan emosi yang
buruk, depresi, kemarahan, iritabilitas (Cano & OLeary dalam Lahey, 2002: 444).
65
Dan begitu pula dengan homoseksual yang juga merasakan stress dalam dirinya
walaupun mereka mendapatkan dukungan sosial dari masyarakat sekitar mereka akan
melakukan aksi reaksi sebagai upaya penangulangan stres yang dirasakannya. Dan
dari berbagai macam coping yang ada, yang dilakukan homoseksual khususnya,
peneliti akan membatasi penelitian ini pada reaksi coping positif dalam psikologi
positif yaitu coping menceritakan dan menuliskan masalah, coping menemukan
hikmah dari masalah, coping mengambil respon positif ketika kehilangan, coping
mencari kebermaknaan hidup, coping humor, coping meditasi, dan coping
mendekatkan diri kepada tuhan atau kerohanian (C. R. Snyder & Shane J. Lopez,
2005: 573-659)
Jadi, secara sederhana dapat digambarkan, bahwa dukungan sosial yang
beraneka ragam berperan penting dalam kehidupan seorang homoseksual, termasuk
berperan dalam mempengaruhi stres yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari,
dari keadaan stres tersebut timbulah perilaku coping yang juga berbeda-beda dari
sinilah peneliti tertarik meneliti apakah ada hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dengan coping stres homoseksual yang dalam penelitian ini akan di
khususkan pada positif copingnya.
Dukungan
Sosial
Coping Stres
66
Dukungan
Emosional
Menceritakan dan
Menuliskan Masalah
Menemukan Hikmah dari
Masalah
Dukungan
Instrumental
Dukungan
Penghargaan
Mengambil Respon
Positif Ketika Kehilangan
Mencari Kebermaknaan
Hidup
Humor
Dukungan
Informatif
Meditasi
Kerohanian
2.9 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Mayor : ada hubungan yang signifikan dukungan sosial dengan coping stres pada
homoseksual
Minor1 : ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
menceritakan dan menuliskan masalah pada homoseksual
Minor2: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
menceritakan dan menuliskan masalah pada homoseksual
67
Minor3: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
menceritakan dan menuliskan masalah pada homoseksual
Minor4: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
menceritakan dan menuliskan masalah pada homoseksual
Minor5: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual
Minor6: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual
Minor7: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual
Minor8: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual
Minor9: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
mengambil respon positif ketika kehilangan pada homoseksual
Minor10: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
mengambil respon positif ketika kehilangan pada homoseksual
Minor11: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
mengambil respon positif ketika kehilangan pada homoseksual
Minor12: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
mengambil respon positif ketika kehilangan pada homoseksual
Minor13: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual
68
Minor14: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual
Minor15: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual
Minor16: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
mencari kebermaknaan hidup pada homoseksual
Minor17: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
humor pada homoseksual
Minor18: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
humor pada homoseksual
Minor19: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
humor pada homoseksual
Minor20: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
humor pada homoseksual
Minor21: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
meditasi pada homoseksual
Minor22: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
meditasi pada homoseksual
Minor23: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
meditasi pada homoseksual
Minor24: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
meditasi pada homoseksual
69
Minor25: ada hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
kerohanian pada homoseksual
Minor26: ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
kerohanian pada homoseksual
Minor27: ada hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
kerohanian pada homoseksual
Minor28: ada hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping
kerohanian pada homoseksual
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari lima subbab. Subbab pertama membahas jenis penelitian.
Subbab kedua membahas tentang subjek penelitian. Subbab ketiga membahas teknik
pengumpulan data. Subbab keempat membahas tentang teknik analisis data statistik.
Terakhir, subbab lima membahas mengenai prosedur penelitian.
70
71
72
meditasi, kerohanian. Dan variabel bebas penelitian adalah dukungan sosial (IV)
yang kemudian dibagi menjadi empat yaitu dukungan emosional, dukungan
instrumental, dukungan penghargaan dan dukungan informatif.
Dukungan Sosial
Informasi atau nasehat verbal dan non verbal yang diberikan oleh suatu jaringan
sosial tersebut dan mempunyai manfaat perilaku bagi penerima (Gottlieb dalam
Smet, 1994: 135).
2.
Coping Stres
Proses di mana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara
tuntutan-tuntutan (baik tuntutan yang berasal dari individu maupun dari
lingkungan) dengan sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi
situasi stressfull (Lazarus dan Olkman, dalam Taylor, 2003: 219).
73
Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat mempengaruhi stres dan coping stres pada homoseksual
dan bentuk dari dukungan tersebut menurut House (dalam Smet, 1994: 136-137)
dikelompokkan menjadi empat yaitu :
a. Dukungan Emosional: mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian
terhadap orang yang bersangkutan (misalnya umpan balik, penegasan)
b. Dukungan Penghargaan: terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif
untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau
perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain,
seperti misalnya orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk
keadaannya (menambah penghargaan diri)
c. Dukungan Instrumental: mencakup bantuan langsung, seperti kalau orangorang memberi pinjaman uang kepada orang itu atau menolong dengan
pekerjaan pada waktu mengalami stres
d. Dukungan Informatif: mencakup memberi nasihat, petunjuk-petunjuk, saransaran, atau umpan balik.
2.
Coping Stres
1.
74
2.
3.
4.
5.
Humor
75
Melakukan Meditasi
Meditasi dasarnya dipahami sebagai sesuatu yang bersifat religious dan
filosofis dari spiritualitas ketimuran. Hasil meditasi yang ditemukan oleh
positif psikologi adalah sebagai berikut: Ingatan dan Kecerdasan,
kreativitas, peran dan hubungan interpersonal, kepribadian dan penghargaan
diri, kebahagiaan dan efek positif, latihan informal (penilaian dalam
kehidupan sehari-hari), ketahanan menghadapi stres dan rasa kecosokan,
sikap empati, aktualisasi diri, kepercayaan afiliatif dan motivasi keesaan,
kerohanian.
7.
76
3.2.1.2 Sampel
Dengan alasan efisiensi, kepraktisan dan tidak mengabaikan ketelitian hasil,
pada umumnya penelitian tidak meneliti seluruh populasi, melainkan hanya sebagian
saja. Sebagai populasi yang benar-benar dikenai penelitian ini disebut sample atau
cuplikan (S. Sulistiyono, 2005: 6). Dalam penelitian ini sampel yang diteliti adalah
homoseksual yang berdomisili di Jakarta dalam rentangan usia 18 - 22 tahun
sebanyak 31 orang. Pengambilan sampel sebanyak 31 orang ini sesuai dengan tipe
penelitian yang dikemukakan Gay (1976) yang menyatakan bahwa penelitian
korelasi sampelnya sebanyak 30 subjek (S. Sulistiyono, 2005: 8).
77
Tehnik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability
sampling yaitu purposive sampling atau dikenal juga dengan sampling pertimbangan,
terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan
atau perorangan peneliti. Hanya mereka yang dianggap ahli yang patut memberikan
pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan. Purposive sampling akan
baik hasilnya di tangan seorang ahli yang mengenal populasi dan dapat segera
mengertahui lokasi masalah-masalah yang khas. Purposive sampling sering
dinamakan sampling non peluang karena pada waktu sampel diambil dari populasi,
peluang tidak diikutsertakan. Ketelitian dan kerepresentatifan sampel non peluang
tidak dapat ditaksir dan akibatnya tidak mungkin menggeneralisasikan hasil sampel
terhadap populasi dengan derajat keyakinan tertentu. Meskipun demikian, sampling
non peluang masih digunakan mengingat keperluan praktis dan sering dikehendaki
kesimpulan yang sementara dan kasar (Sudjana, 1975: 168-169).
78
79
Pada penelitian ini akan digunakan skala sebagai alat untuk mengumpulkan
data. Sebagai alat ukur skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang
membedakan nya dari berbagai bentuk alat pengumpulan data yang lain seperti
angket (questionnaire), daftar isian, inventori, dan lain-lain. Meskipun dalam
percakapan sehari biasanya istilah skala disamakan saja dengan istilah tes namun
dalam pengembangan instrument ukur umumnya istilah tes digunakan untuk
penyebutan alat ukur kemampuan kognitif sedangkan istilah skala lebih banyak
dipakai untuk menamakan alat ukur afektif (Saifuddin Azwar, 2000: 3).
Dalam skala model likert ini, skor akhir subjek adalah skor total dari jawaban
pada setiap pernyataan. Terdapat empat jawaban alternatif, yaitu sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Subjek diminta memilih
derajat ketidak setujuan untuk setiap pernyataan. Skoring yang digunakan untuk
setiap kategori pada setiap item dalam penelitian ini adalah berdasarkan norma pada
table di bawah ini.
Tabel 3.1
Bobot Nilai Skala
Skala
Favorable
Unfavorable
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
80
Table 3.2
Blue Print Skala Dukungan Sosial
Dimensi
Indikator
Favorable
Unfavorable
Ungkapan empati
8, 32
14, 26
Dukungan
Kepedulian
9, 31
7, 22
Emosional
Perhatian terhadap
19, 28
orang yang
81
bersangkutan
(misalnya umpan
balik, penegasan)
Ungkapan hormat
18, 33
6, 23
13, 34
5,24
2, 25
17
3, 27
12
Memberi nasihat
4, 11
15
Petunjuk-petunjuk
10, 29
21, 35
Saran-saran, atau
16
20, 30
(penghargaan) positif
untuk orang tersebut
Dorongan maju atau
Dukungan
persetujuan dengan
Perhargaan
gagasan atau
perasaan individu
Perbandingan positif
orang tersebut
dengan orang lain
Dukungan
Mencakup bantuan
Instrumental
langsung
Dukungan
Informatif
umpan balik.
Selanjutnya skor subjek pada setiap pernyataan dijumlahkan dan nilai total
menjadi skor setiap subjek. Makin tinggi skor subjek, maka dukungan sosial subjek
82
semakin positif dan apabila sebaliknya, yaitu semakin rendah skor subjek, maka
semakin negatif dukungan sosial yang mereka peroleh.
Adapun skala tentang coping stres yang dikhususkan kepada skala positif
coping diklasifikasikan sebagai berikut: Menceritakan dan menuliskan masalah
mencakup berbicara dengan orang lain secara lisan atau tulisan tentang pengalaman
traumatis. Menemukan hikmah dari masalah mencakup perubahan atau pertumbuhan
dari jalan kehidupan yang baik, pengalaman yang datang dan pergi menjadikan
manusia lebih baik dari hari ke hari, memiliki suatu keyakinan yang baru, dan
pengetahuan adalah sesuatu yang penting dalam hidup. Mengambil respon yang
positif ketika kehilangan mencakup penemuan makna dalam setiap masalah dan
kembali bangkit diatas pengalaman yang pahit. Yang juga berarti merasionalkan
segala bentuk kehilangan dan mencari manfaat sebagai pengalaman dari sebuah
peristiwa kehilangan serta mendorong dan memudahkan terjadinya proses atau
pertumbuhan atau perubahan kearah yang positif. Mencari kebermaknaan dalam
hidup mencakup kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan kebutuhan bernilai,
kebutuhan untuk dipercaya, kebutuhan akan harga diri. Humor mencakup ungkapan
emosi melalui tertawa. Melakukan meditasi mencakup religious dan filosofis dari
spiritualitas ketimuran. Mendekatkan diri kepada Tuhan (Kerohanian) mencakup
Kemampuan untuk membayangkan, mencari, berhubungan dan berpegangan, serta
berdoa.
Tabel 3.3
Blue Print Skala Coping Stres
Dimensi
Indikator
Favorable
Unfavorable
83
Menceritakan dan
menuliskan masalah
tentang pengalaman
traumatis.
Menemukan hikmah
Menjadikan masalah
dari masalah
sebagai pengalaman
10, 35
19
20
12, 24
32
11
5, 29
22, 30
Merasionalkan segala
yang positif
84
kehilangan serta
mendorong dan
memudahkan terjadinya
proses atau
pertumbuhan atau
perubahan kearah yang
positif
Mencari
Kebutuhan untuk
13, 31
kebermaknaan dalam
hidup
Kebutuhan bernilai
23
Kebutuhan untuk
14, 33
21
15, 34
25
16
28
17
27
dipercaya
Kebutuhan akan harga
diri
Humor
Ungkapan emosi
melalui tertawa.
Meditasi
Mendekatkan diri
Kemampuan untuk
kepada Tuhan
membayangkan,
(Kerohanian)
mencari, berhubungan
dan berpegangan
85
Berdoa.
18
26
Selanjutnya skor subjek pada setiap pernyataan dijumlahkan dan dinilai total
menjadi skor setiap subjek. Makin tinggi skor subjek, maka coping stres subjek
semakin baik. Dan apabila sebaliknya, yaitu semakin rendah skor subjek, maka
semakin buruk pula coping stresnya.
86
111-112), rumus korelasi tunggal yang digunakan adalah rumus korelasi tunggal Karl
Pearson dan penghitungannya menggunakan program spss versi.16 yaitu:
Rumus korelasi Karl Pearson:
( ) (
Metode analisis kedua adalah metode analisis regresi linear sederhana, dimana
persamaan matematik pada regresi linear sederhana adalah:
Y = a + bX
Untuk menemukan harga A dan B dapat digunakan rumus sebagai berikut:
( (
(
) (
(
Metode analisis ketiga yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
regresi linear ganda, analisis regresi linear ganda ini mampu untuk menggarap
pertautan antara satu variabel kriterium dengan dua, tiga, empat, atau lebih variabel
prediktor, dengan persamaan garis regresi:
N prediktor :
Y = a + biXi + b2X2+.+bnXn
87
Untuk mengetahui koefisien determinasi (KD) atau (R2) antara variable tersebut
digunakan rumus:
KD = r2 x 100%
3.4.1.1
berarti
sah
atau
layak
dipercaya.
Validitas
suatu
tes
menggambarkan sejauh mana tes tersebut mengukur apa yang ingin diukur (Tedjo,
2007: 193). Untuk menguji validitas dari setiap item pertanyaan dilakukan analisis
item, yaitu mengkorelasikan setiap item dengan skor total, koefisien korelasinya
diperhitungkan sebagai validitas item-item yang memiliki korelasi signifikan
langsung dipilih sebagai skala final dan dihitung, sedangkan item yang tidak
memiliki koefisien korelasi signifikan diabaikan. Penghitungan korelasi dilakukan
dengan
menggunakan
rumus
korelasi
Pearson-Product
Moment,
dan
88
akan lebih dapat diterima dan dianggap memuaskan daripada koefisien reliabilitas
dengan angka yang sama. Namun apabila koefisien validitas itu kurang daripada 0,30
biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Cronbach mengatakan mengenai
koefisien validitas yang memuaskan yaitu yang tertinggi yang dapat anda peroleh.
Hal ini dipertegas lagi olehnya dalam kaitan dengan fungsi tes untuk memprediksi
hasil suatu prosedur seleksi. Dikatakannya bahwa koefisien yang berkisar 0,30
sampai dengan 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi
suatu lembaga pelatihan (Saifuddin Azwar, 2000: 103).
3.4.1.2
the level of internal consistency or stability of the measuring devices over time.
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi atau stabilitas sarana pengukuran sejalan
dengan waktu. Bruce W. Tuckman mendefinisikan Reliability (is defined) as
consistency of a test score over items and over time kedua definisi tersebut
menunjukkan bahwa, antara instrument dan skor pengujian terdapat hubungan yang
erat untuk menentukan reliabilitas pengujian. (Tedjo, 2007: 189).
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan
hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang
tidak reliable akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan
skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh factor error (kesalahan)
daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliable tentu
tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu (Saifuddin Azwar, 2008: 83).
89
90
Selain itu pula peneliti juga melakukan pendekatan personal kepada subjek
penelitian untuk mengetahui sejauh mana masalah dalam penelitian ini berhubungan
dengan kehidupan subjek penelitian itu sendiri.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
91
Bab berikut ini akan membahas mengenai presentasi dan analisis data
meliputi gambaran umum responden, analisis deskriptif uji instrument penelitian
serta hasil analisa data penelitian.
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
18
9.7
9.7
9.7
19
9.7
9.7
19.4
20
12
38.7
38.7
58.1
21
25.8
25.8
83.9
22
16.1
16.1
100.0
Total
31
100.0
100.0
Dari tabel di atas responden dengan usia 20 tahun lebih dominan dalam
penelitian ini, yaitu sebanyak 12 responden (38,7%) dan responden dengan rentang
usia 18-19 tahun menjadi responden yang paling kecil jumlahnya yaitu sebanyak 3
responden per masing-masing usia atau (9,7%).
92
Percent
Valid Percent
Percent
< 5 tahun
8.8
8.8
8.8
>10 tahun
11.8
11.8
20.6
5-10 tahun
27
79.4
79.4
100.0
Total
34
100.0
100.0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat responden yang berada dalam komunitas
mereka 5-10 tahun menjadi responden yang mendominasi penelitian ini yaitu
sebanyak 27 responden atau (79,4%) dan responden yang berada dalam komunitas
mereka kurang dari 5 tahun menjadi responden dengan jumlah terkecil yaitu 3
responden atau (8,8%).
Kriteria terakhir responden penelitian ini adalah responden pernah menjalin
hubungan sesama pria, gambaran responden tersebut terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Pernah Atau Tidak Menjalin
Hubungan Sesama Pria
Frequency
Valid
Ya
31
Percent
100.0
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
93
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Jumlah Hubungan Sesama Pria
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
>3 kali
27
87.1
87.1
87.1
2-3 kali
12.9
12.9
100.0
31
100.0
100.0
Total
Dari tabel di atas tergambar bahwa dalam penelitian ini semua responden yang
digunakan menyatakan pernah menjalin hubungan sesama pria antara dua sampai
tiga kali yaitu sebanyak 4 responden (12,9%) dan responden yang pernah menjalin
hubungan lebih dari tiga kali sebanyak 27 responden atau sebanyak 87,1%
responden. Dan tidak ada satupun responden yang hanya menjalin hubungan sesama
pria sebanyak satu kali.
Tabel 4.5
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Coping Stres
31
61.00
120.00
98.9355
16.80463
Dukungan Sosial
31
67.00
129.00
106.65
15.72376
94
Tabel 4.5
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Coping Stres
31
61.00
120.00
98.9355
16.80463
Dukungan Sosial
31
67.00
129.00
106.65
15.72376
Valid N (listwise)
31
4.2.1
95
Tabel 4.6
Descriptive Statistics
N
Menceritakan dan
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
31
6.00
16.00
11.7742
2.45913
31
8.00
22.00
17.6129
3.92154
31
6.00
15.00
11.2581
2.23559
31
14.00
34.00
25.3226
4.69317
Humor
31
4.00
12.00
8.7419
1.98272
Meditasi
31
2.00
8.00
5.2581
1.29016
Kerohanian
31
7.00
15.00
11.6129
2.30474
Valid N (listwise)
31
Menuliskan Masalah
Menemukan Hikmah dari
Masalah
Mengambil Respon Positif
ketika Kehilangan
Mencari Kebermaknaan
Hidup
Tabel 4.7
Distribusi Skor Coping Stres
Kategori Rumus
Tinggi
Sedang
Rendah
X > 2 + min
+ min X 2 + min
X<
+ min
Rentangan
Raw Score
> 100, 33
80,67
10,33
< 80,67
Jumlah
Subjek
17
Persen
55 %
10
32 %
4
31
13 %
100%
Dari tabel distribusi skor 4.7 tersebut dapat diketahui bahwa dari 31
responden yang diujikan, 17 orang atau 55%
55 diantaranya memiliki skor coping stres
dalam kategori tinggi, 10 orang atau 32%
32 diantaranya memiliki skor coping stres
dalam kategori sedang dan 4 orang atau 13 % diantaranya memiliki skor coping stres
96
dalam kategori rendah. Terlihat bahwa mayoritas responden memiliki skor coping
stres tinggi.
Tabel 4.8
Distribusi Skor Klasifikasi Coping Stres
Klasifikasi Coping
Stres
Menceritakan dan
Menuliskan Masalah
Menemukan Hikmah
dari Masalah
Mengambil Respon
Positif Ketika
Kehilangan
Mencari
Kebermaknaan Hidup
Humor
Meditasi
Kerohanian
Tinggi
Jumlah Persen
Sedang
Jumlah Persen
Rendah
Jumlah Persen
12
38,7%
13
41,9%
19,4%
20
64,5%
22,6%
12,9%
29%
18
58%
13%
13
41,9%
15
48,4%
9,7%
10
0
12
32,2%
0%
38,7%
15
29
14
48,4%
93,5%
45,2%
6
2
5
19,4%
6,5%
16,1%
Dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dua kelas coping stres tertinggi
pada homoseksual adalah menemukan hikmah dari masalah sebanyak 20 orang atau
64,5%,dan mencari kebermaknaan hidup sebanyak 13 orang atau 41,9%.
Dua kelas coping stres terendah adalah menceritakan dan menuliskan
masalah dan humor sebanyak 6 orang atau 19,4% ,dan kerohanian sebanyak 5 orang
atau 16,1%.
4.2.2
97
Tabel 4.9
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Dukungan Emosional
31
19.00
39.00
30.9032
5.04219
Dukungan Penghargaan
31
16.00
35.00
27.1935
4.81954
Dukungan Instrumental
31
4.00
12.00
8.8387
1.98489
Dukungan Informatif
31
17.00
36.00
28.8710
4.91760
Valid N (listwise)
31
Tabel 4.10
Distribusi Skor Dukungan Sosial
Kategori Rumus
Tinggi
Sedang
Rendah
X > 2 + min
+ min X 2 + min
X<
+ min
Rentangan
Raw Score
> 108, 34
87,67
108,34
< 87,67
Jumlah
Subjek
14
Persen
45 %
15
48 %
2
31
7%
100%
Dari tabel distribusi skor 4.10 tersebut dapat diketahui bahwa dar
dari 31
responden yang diujikan, 14 orang atau 45%
45% diantaranya memiliki sk
skor dukungan
sosial dalam
lam kategori tinggi, 15 orang atau 48%
% diantaranya memiliki skor dukungan
sosial dalam
alam kategori sedang dan 2 orang atau 7%
% diantaranya memiliki skor
dukungan sosial dalam kategori rendah. Terlihat bahwa mayoritas responden
memiliki skor dukungan sosial sedang.
sedang
98
Tabel 4.11
Distribusi Skor Klasifikasi Dukungan Sosial
Tinggi
Klasifikasi Dukungan
Sosial
Jumlah Persen
Dukungan Emosional
14
45,2%
Dukungan Penghargaan
14
45,2%
Dukungan Instrumental
15
48,4%
Dukungan Informatif
15
48,4%
Sedang
Jumlah Persen
13
41,9%
11
35,5 %
13
41,9%
10
32,3%
Rendah
Jumlah Persen
4
12,9%
6
19,3 %
3
9,7%
6
19,3%
99
A. Analisis Item
Pengujian validitas instrument menggunakan korelasi product moment pearson
dengan program SPSS 16.0 for windows diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Skala dukungan sosial sebanyak 35 item. Dari hasil uji validitas diperoleh item
valid 30 item dan 5 item gugur dengan koefisien validitas antara 0,304 sampai
0,851 dengan taraf signifikan p < 0,005. Gambaran item valid dan gugur dari
skala dukungan sosial dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12
Hasil Uji Instrument yang Valid (*) Skala Dukungan Sosial
Dimensi
Indikator
Favorable
Unfavorable
Ungkapan empati
8*, 32*
14*, 26
Kepedulian
9*, 31*
7*, 22*
Perhatian terhadap
1*
19*, 28
18*, 33*
6*, 23*
13*, 34*
5*,24*
Dukungan
orang yang
Emosional
bersangkutan
(misalnya umpan
balik, penegasan)
Ungkapan hormat
(penghargaan) positif
Dukungan
Perhargaan
100
perasaan individu
Perbandingan positif
2, 25
17*
3*, 27*
12*
Memberi nasihat
4*, 11*
15*
Petunjuk-petunjuk
10*, 29*
21*, 35*
Saran-saran, atau
16
20*, 30*
orang tersebut
dengan orang lain
Dukungan
Mencakup bantuan
Instrumental
langsung
Dukungan
Informatif
umpan balik.
Tabel 4.13
Distribusi Penyebaran Item Valid Skala Dukungan Sosial
Dimensi
Indikator
Favorable
Unfavorable
Ungkapan empati
8, 32
14
Kepedulian
9, 31
7, 22
Perhatian terhadap
19,28
18, 33
6, 23
Dukungan
orang yang
Emosional
bersangkutan
(misalnya umpan
balik, penegasan)
Dukungan
Ungkapan hormat
101
Perhargaan
(penghargaan) positif
untuk orang tersebut
Dorongan maju atau
13, 34
5,24
persetujuan dengan
gagasan atau
perasaan individu
Perbandingan positif
17
orang tersebut
dengan orang lain
Dukungan
Mencakup bantuan
3,27
12
Instrumental
langsung
Memberi nasihat
4, 11
15
Petunjuk-petunjuk
10, 29
21, 35
Dukungan
Saran-saran, atau
20, 30
Informatif
umpan balik.
2. Skala positif coping terdiri dari 35 item. dari hasil uji validitas diperoleh 31 item
valid dan 4 item gugur, dengan koefisien validitas antara 0,316 sampai 0,861
dengan taraf signifikansi p < 0.005. Gambaran distribusi item valid atau gugur
dari skala coping stres dapat dilihat pada table berikut :
102
Tabel 4.14
Hasil Uji Instrument yang Valid (*) Skala Coping Stres
Dimensi
Indikator
Favorable
Unfavorable
Menceritakan dan
10*, 35*
19*
menuliskan masalah
tentang pengalaman
3*
20
traumatis.
Menemukan hikmah
Menjadikan masalah
1*
12*, 24*
dari masalah
sebagai pengalaman
2*
32
4*
11*
5*, 29*
22*, 30*
Merasionalkan segala
yang positif
103
mencari manfaat
sebagai pengalaman
dari sebuah peristiwa
kehilangan serta
mendorong dan
memudahkan terjadinya
proses atau
pertumbuhan atau
perubahan ke arah yang
positif
Mencari
Kebutuhan untuk
kebermaknaan dalam
hidup
13*, 31*
Kebutuhan bernilai
7*
23*
Kebutuhan untuk
8*
14*, 33*
9*
21*
15*, 34*
25
16*
28*
17*
27*
dipercaya
Kebutuhan akan harga
diri
Humor
Ungkapan emosi
melalui tertawa.
Meditasi
Mendekatkan diri
Kemampuan untuk
104
kepada Tuhan
membayangkan,
(Kerohanian)
mencari, berhubungan
dan berpegangan
Berdoa.
18*
26*
Tabel 4.15
Distribusi Penyebaran Item Valid Skala Coping Stres
Dimensi
Indikator
Favorable
Unfavorable
Menceritakan dan
10, 35
19
menuliskan masalah
tentang pengalaman
traumatis.
Menemukan hikmah
Menjadikan masalah
dari masalah
sebagai pengalaman
12, 24
11
105
sebagai suatu
pengetahuan yang
penting dalam hidup
Mengambil respon
Merasionalkan segala
yang positif
5, 29
22, 30
mencari manfaat
sebagai pengalaman
dari sebuah peristiwa
kehilangan serta
mendorong dan
memudahkan terjadinya
proses atau
pertumbuhan atau
perubahan ke arah yang
positif
Mencari
Kebutuhan untuk
13, 31
kebermaknaan dalam
hidup
Kebutuhan bernilai
23
Kebutuhan untuk
14, 33
21
15, 34
25
dipercaya
Kebutuhan akan harga
diri
Humor
Ungkapan emosi
106
melalui tertawa.
Meditasi
16
28
17
27
18
26
dari spiritualitas
ketimuran
Mendekatkan diri
Kemampuan untuk
kepada Tuhan
membayangkan,
(Kerohanian)
mencari, berhubungan
dan berpegangan
Berdoa.
107
108
Coping Stres
1.000
.577
.577
1.000
.000
.000
Coping Stres
31
31
Dukungan Sosial
31
31
Dukungan Sosial
Sig. (1-tailed)
Coping Stres
Dukungan Sosial
Dukungan Sosial
Tabel 4.17
Model Summaryb
Model
1
R Square
.577
Adjusted R
Square
Estimate
.333
.310
13.95448
Tabel 4.18
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Dukungan Sosial
Std. Error
33.122
17.461
.617
.162
Coefficients
Beta
.577
Sig.
1.897
.068
3.809
.001
109
Dari Tabel 4.16, 4.17, 4.18 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.
Nilai korelasi dukungan sosial dengan coping stres ada dalam taraf signifikansi
0,000. Dengan demikian hipotesis mayor yang menyatakan terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan sosial dengan coping stres pada homoseksual
diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang
signifikan antara dukungan sosial dengan coping stres pada homoseksual di
Jakarta.
2.
Nilai R-square sebesar 0,333 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 33,3% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan sosial mempengaruhi variabel Y
coping stres sebesar 33,3%.
3.
No
Pearson Correlation
Menceritakan dan
Menuliskan Masalah
Menemukan Hikmah
dari Masalah
Mengambil Respon
Positif Ketika Kehilangan
Mencari
Menceritakan
Menemukan
Mengambil
Respon
Mencari
dan
Menuliskan
Hikmah dari
Positif Ketika
Kebermaknaan
Masalah
Masalah
Kehilangan
Hidup
0,761
0,720
0,799
1
Dukungan
Dukungan
Dukungan
Dukungan
Humor
Meditasi
Kerohanian
Emosional
Instrumental
Penghargaan
Informatif
0,830
0,418
0,681
0,578
0,530
0,662
0,597
0,587
0,914
0,587
0,567
0,698
0,455
0,835
0,494
0,474
0,777
0,519
0,646
0,699
0,283
0,633
0,456
0,334
0,532
0,597
0,690
0,527
0,764
0,604
0,572
110
Kebermaknaan Hidup
Humor
Meditasi
0,340
0,568
0,047
0,607
0,030
0,000
0,494
0,245
0,459
0,313
0,231
0,186
0,722
0,271
0,288
0,401
0,894
0,920
0,307
0,319
Kerohanian
Dukungan
Emosional
Dukungan
Instrumental
Dukungan
Penghargaan
0,953
Dukungan
Informatif
Menceritakan dan
Menuliskan Masalah
Menemukan Hikmah
dari Masalah
Mengambil Respon
Positif Ketika Kehilangan
Mencari
Sig. (1-tailed)
Kebermaknaan Hidup
Humor
Meditasi
Kerohanian
Dukungan
Emosional
0,000
0,000
0,000
0.01
0,000
0,000
0,001
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,005
0,000
0,002
0,004
0,000
0,001
0,000
0,000
0,061
0,000
0,005
0,033
0,001
0,000
0,000
0,001
0,000
0,000
0,000
0,031
0,000
0,400
0,000
0,437
0,500
0,002
0,092
0,005
0,043
0,105
0,158
0,000
0,070
0,109
0,013
0,000
0,000
0,047
0,040
Dukungan
Instrumental
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Informatif
Dari matrix korelasi di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.
0,000
111
3.
4.
112
Nilai korelasi dukungan emosional dengan menemukan hikmah dari masalah ada
dalam taraf signifikansi 0,005. Dengan demikian hipotesis Minor lima yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional
dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual diterima.
Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan emosional dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada
homoseksual di Jakarta.
6.
7.
113
8.
Nilai korelasi dukungan informatif dengan menemukan hikmah dari masalah ada
dalam taraf signifikansi 0,004. Dengan demikian hipotesis Minor delapan yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan informatif
dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada homoseksual diterima.
Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan informatif dengan coping menemukan hikmah dari masalah pada
homoseksual di Jakarta.
9.
10. Nilai korelasi dukungan instrumental dengan mengambil respon positif ketika
kehilangan ada dalam taraf signifikansi 0,000. Dengan demikian hipotesis Minor
sepuluh yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
instrumental dengan coping mengambil respon positif ketika kehilangan pada
homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping mengambil respon
positif ketika kehilangan pada homoseksual di Jakarta.
11. Nilai korelasi dukungan penghargaan dengan mengambil respon positif ketika
kehilangan ada dalam taraf signifikansi 0,005. Dengan demikian hipotesis Minor
114
115
116
18. Nilai korelasi dukungan instrumental dengan humor ada dalam taraf signifikansi
0,000. Dengan demikian hipotesis Minor delapan belas yang menyatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
humor pada homoseksual diterima. Maka kesimpulan yang didapat adalah
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan coping
humor pada homoseksual di Jakarta.
19. Nilai korelasi dukungan penghargaan dengan humor ada dalam taraf signifikansi
0,437. Dengan demikian hipotesis Minor sembilan belas yang menyatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
humor pada homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang didapat adalah tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan coping
humor pada homoseksual di Jakarta.
20. Nilai korelasi dukungan informatif dengan humor ada dalam taraf signifikansi
0,500. Dengan demikian hipotesis Minor dua puluh yang menyatakan terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping humor
pada homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang didapat adalah tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan informatif dengan coping humor
pada homoseksual di Jakarta.
21. Nilai korelasi dukungan emosional dengan meditasi ada dalam taraf signifikansi
0,092. Dengan demikian hipotesis Minor dua puluh satu yang menyatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dengan coping
meditasi pada homoseksual ditolak. Maka kesimpulan yang didapat adalah tidak
117
118
119
(Constant)
Std. Error
.444
1.897
-.261
.153
Dukungan Instrumental
.732
Dukungan Penghargaan
Dukungan Informasi
Dukungan Emosional
Coefficients
Beta
Sig.
.234
.817
-.536
-1.708
.100
.159
.591
4.608
.000
.249
.198
.488
1.257
.220
.213
.223
.427
.956
.348
Tabel 4.21
Model Summaryb
Std. Error of the
Model
R Square
Durbin-Watson
.806a
.649
.595
1.857
1.56512
Dari tabel 4.20 dan 4.21 di atas, dapat diketahui beberapa hal berikut:
1.
Nilai R-square sebesar 0,649 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 64,9% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
120
3.
dapat
Std. Error
R
Model
1
R
.530
Adjusted
Square R Square
a
.281
of the
R Square
Sig. F
Estimate
Change
Change
.257
2.12026
.281
11.356
29
Durbin-
.002
1.116
121
Tabel 4.23
Model Summaryb
Change Statistics
Std. Error
Model
.722
Adjusted R
of the
Square
Square
Estimate
.521
.487
R Square
Sig. F Durbin-
1.76114
.521 15.246
28
.000
1.477
R
.798
.637
.596
1.56262
R Square
Change
Change
.637
df1
15.766
df2
3
27
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.000
1.709
122
Tabel 4.25
Model Summaryb
Change Statistics
Model
1
R
.806
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
Change
.649
.595
1.56512
F Change
.649
12.015
df1 df2
4
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
26
.000
Independent Variabel
R2
Fhitung
Ftabel
Signifikansi
Dukungan Emosional
0,281
10,41
4,17
Signifikan
Dukungan Instrumental
0,24
8,28
4,17
Signifikan
Dukungan Penghargaan
0,116
3,41
4,17
Tidak Signifikan
Dukungan Informatif
0,012
0,32
4,17
Tidak Signifikan
Jumlah
0,649
1.857
123
Dari tabel 4.26 dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap menceritakan dan menuliskan masalah adalah
adalah dukungan emosional sebesar 28,1% (Fhitung = 10,41 > Ftabel = 4,17), dukungan
instrumental sebesar 24% (Fhitung = 8,28 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan
dukungan emosional memberikan kontribusi terbesar dalam menceritakan dan
menuliskan masalah.
2.
Model
1
Std. Error
(Constant)
-.254
2.281
Dukungan Emosional
-.403
.184
Dukungan Penghargaan
.433
Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif
Coefficients
Beta
Sig.
-.111
.912
-.518
-2.190
.038
.238
.532
1.815
.081
1.624
.191
.822
8.506
.000
.145
.268
.182
.541
.593
124
Tabel 4.28
Model Summaryb
Adjusted
Model
.895
R Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
.800
.770
1.88160
2.449
Dari tabel 4.27 dan tabel 4.28 di atas, dapat diketahui beberapa hal berikut:
1.
Nilai R-square sebesar 0,800 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 80% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
secara bersama-sama variabel menemukan hikmah dari masalah (Y2) sebesar
80%.
2.
3.
Nilai
125
Tabel 4.29
Model Summaryb
Change Statistics
Std. Error
R
Model
Adjusted
Square R Square
.455
.207
of the
R Square
Estimate
Change
.180
3.55202
Sig. F
F Change df1 df2
.207
7.567
Durbin-
Change Watson
29
.010
.819
Square
.845
.715
the Estimate
2.16760
Change
.715
F
Change df1
35.096
df2
28
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.000
1.875
126
Tabel 4.31
Model Summaryb
Change Statistics
Model
1
R
.893
Adjusted R
Std. Error of
Square
Square
the Estimate
.798
.776
R Square
1.85681
.798 35.605
df2
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
27
.000
2.392
Std. Error
Model
1
R
.895
Adjusted R
of the
Square
Square
Estimate
.800
.770
1.88160
R Square
Sig. F
Durbin-
26
.000
2.449
127
Independent Variabel
R2
Fhitung
Ftabel
Signifikansi
Dukungan Emosional
0,207
6,9
4,17
Signifikan
Dukungan Instrumental
0,508
26,74
4,17
Signifikan
Dukungan Penghargaan
0,083
2,37
4,17
Tidak Signifikan
Dukungan Informatif
0,002
0,053
4,17
Tidak Signifikan
Jumlah
0,800
Dari tabel 4.33 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap menemukan hikmah dari masalah adalah dukungan
instrumental sebesar 50,8 % (Fhitung = 28,74 > Ftabel = 4,17), dukungan emosional
sebesar 20,7 % (Fhitung = 6,9 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan dukungan
instrumental memberikan kontribusi terbesar dalam menemukan hikmah dari
masalah.
128
3.
Model
Std. Error
(Constant)
4.108
1.554
Dukungan Emosional
-.360
.125
Dukungan Penghargaan
.760
Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif
Coefficients
Beta
t
2.643
.014
-.812
-2.870
.008
.162
1.639
4.683
.000
.765
.130
.679
5.878
.000
-.318
.183
-.699
-1.737
.094
Tabel 4.35
Model Summaryb
Adjusted
Model
.846
R Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
.715
.671
1.28212
2.349
Dari tabel 4.34 dan tabel 4.35 di atas, dapat diketahui beberapa hal berikut :
1.
Sig.
Nilai R-square sebesar 0,715 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 71,5% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
129
3.
Nilai
R
.283
Square
a
.080
Sig. F Durbin-
.080
2.529
29
.123
1.108
130
Tabel 4.37
Model Summaryb
Change Statistics
Std. Error
Adjusted
Model
1
of the
R Square
.634
.402
.359
Sig. F Durbin-
1.78958
.402
9.408
df2
Change Watson
28
.001
2.054
R
.826
Square
a
.682
the Estimate
1.32917
R Square
Change
.682
F Change
df1
19.289
df2
3
27
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.000
2.378
131
Tabel 4.39
Model Summaryb
Change Statistics
Std. Error
R
Model
1
R
.846
Adjusted
of the
R Square
.715
.671
Sig. F
Durbin-
1.28212
.715 16.303
26
.000
2.349
Independent Variabel
R2
Fhitung
Ftabel
Signifikansi
Dukungan Emosional
0,080
2,280
4,17
Tidak Signifikan
Dukungan Instrumental
0,322
12,385
4,17
Signifikan
Dukungan Penghargaan
0,28
10
4,17
Signifikan
Dukungan Informatif
0,033
0,892
4,17
Tidak Signifikan
Jumlah
0,715
dapat
132
Dari tabel 4.40 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap mengambil respon positif ketika kehilangan adalah
dukungan instrumental sebesar 32,2 % (Fhitung = 12,385 > Ftabel = 4,17), dukungan
penghargaan sebesar 28 % (Fhitung = 10 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan
dukungan instrumental memberikan kontribusi terbesar dalam mengambil respon
positif ketika kehilangan.
4.
Model
1
Std. Error
(Constant)
2.711
2.822
Dukungan Emosional
-.543
.228
Dukungan Penghargaan
.708
Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif
Coefficients
Beta
Sig.
.961
.345
-.583
-2.386
.025
.295
.727
2.402
.024
1.692
.236
.716
7.162
.000
.179
.332
.188
.540
.594
133
Tabel 4.42
Model Summaryb
Adjusted
Model
.887
R Square
R Square Estimate
Watson
.787
.754
2.403
2.32782
Dari tabel 4.41 dan tabel 4.42 di atas, dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut:
1.
Nilai R-square sebesar 0,787 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 78,7% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
secara bersama-sama variabel mencari kebermaknaan hidup (Y4) sebesar 78%.
2.
3.
Nilai
134
Tabel 4.43
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
1
R
.527
Adjusted R
of the
R Square
Square
Square
Estimate
Change
.277
.253
4.05740
.277
11.138
29
.002
Std. Error
R
Model
1
R
.801
Adjusted
Square R Square
a
.642
.616
of the
R Square
Estimate
Change
2.90687
.642
Sig. F
F Change df1 df2
25.100
28
Change
.000
135
Tabel 4.45
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
1
R
.886
Adjusted R
of the
R Square
Square
Square
Estimate
Change
Change
.784
.760
2.29707
.784
32.743
27
.000
Std. Error
R
Model
1
R
.887
Adjusted
of the
.787
.754
2.32782
R Square
Change Change
.787 23.986
df1
df2
4
Sig. F Change
26
.000
136
Tabel 4.47
Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y4
No
Independent Variabel
R2
Fhitung
Ftabel
Signifikansi
Dukungan Emosional
0,277
9,89
4,17
Signifikan
Dukungan Instrumental
0,365
14,96
4,17
Signifikan
Dukungan Penghargaan
0,142
4,3
4,17
Signifikan
Dukungan Informatif
0,003
0,08
4,17
Tidak Signifikan
Jumlah
0,787
Dari tabel 4.47 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap mencari kebermaknaan hidup adalah dukungan
Instrumental sebesar 36,5 % (Fhitung = 14,96 > Ftabel = 4,17), dukungan emosional
sebesar 27,7 % (Fhitung = 9,89 > Ftabel = 4,17), dukungan penghargaan sebesar 14,2%
(Fhitung = 4,3 > Ftabel 4,17). jadi dapat disimpulkan dukungan instrumental
memberikan kontribusi terbesar dalam mencari kebermaknaan hidup.
137
5.
Model
Std. Error
(Constant)
5.439
1.956
Dukungan Emosional
-.087
.158
Dukungan Penghargaan
.143
Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif
Coefficients
Beta
Sig.
2.781
.010
-.222
-.553
.585
.204
.348
.700
.490
.701
.164
.702
4.281
.000
-.141
.230
-.351
-.615
.544
Tabel 4.49
Model Summaryb
Adjusted
Model
.653
R Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
.426
.338
1.61340
1.124
Dari tabel 4.48 dan 4.49 di atas, dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut :
1.
Nilai R-square sebesar 0,426 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 42,6% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
secara bersama-sama variabel humor (Y5) sebesar 42,6%.
138
2.
3.
Std. Error
R
Model
1
R
.047
Adjusted
of the
.002
-.032
R Square
Change Change
2.01435
.002
df1
.065
df2
1
Sig. F Change
29
.800
Std. Error
R
Model
1
R
.644
Adjusted
of the
.415
.373
R Square
Change Change
1.56989
.415
9.926
df1
df2
2
28
Sig. F Change
.001
139
Std. Error
Model
1
R
.646
Adjusted R
of the
R Square
Square
Square
Estimate
Change
Change
.418
.353
1.59470
.418
Sig. F
df1 df2
6.458
27
Change
.002
Std. Error
Model
1
R
.653
Adjusted R
of the
R Square
Square
Square
Estimate
Change
Change
.426
.338
1.61340
.426
4.827
df1
26
.005
140
Tabel 4.54
Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y5
No
Independent Variabel
R2
Fhitung
Ftabel
Signifikansi
Dukungan Emosional
0,002
0,053
4,17
Tidak Signifikan
Dukungan Instrumental
0,413
17,96
4,17
Signifikan
Dukungan Penghargaan
0,003
0,08
4,17
Tidak Signifikan
Dukungan Informatif
0,008
0,21
4,17
Tidak Signifikan
Jumlah
0,426
Dari tabel 4.54 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap humor adalah dukungan instrumental sebesar 41,3
% (Fhitung = 17,96 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan dukungan instrumental
memberikan kontribusi terbesar dalam humor.
141
6.
Tabel 4.55
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
Std. Error
(Constant)
2.144
1.387
Dukungan Emosional
-.057
.112
Dukungan Penghargaan
.279
Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif
Coefficients
Beta
Sig.
1.546
.134
-.224
-.511
.613
.145
1.044
1.927
.065
.294
.116
.453
2.535
.018
-.184
.163
-.702
-1.129
.269
Tabel 4.56
Model Summaryb
Adjusted
Model
.564
R Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
.318
.213
1.14451
1.979
Dari table 4.55 dan tabel 4.56 di atas, dapat diketahui beberapa hal berikut:
1.
Nilai R-square sebesar 0,318 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 31,8 % hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
secara bersama-sama variabel meditasi (Y6) sebesar 31,8%.
142
2.
3.
Model
.245
Adjusted
Std. Error of
R Square
R Square R Square
the Estimate
Change
.060
.028
1.27229
Sig. F
F Change
.060
df1
1.849
df2
1
Change
29
.184
Model
1
R
.464
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
Square
the Estimate
Change
Change
.215
.159
1.18293
.215
3.843
Sig. F
df1
df2
2
28
Change
.034
143
Tabel 4.59
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
.533
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
Square
the Estimate
Change
Change
.285
.205
1.15029
.285
Sig. F
df1
3.580
df2
3
Change
27
.027
Std. Error
Model
1
R
.564
Adjusted R
of the
R Square
Square
Square
Estimate
Change
Change
.318
.213
1.14451
.318
3.030
Sig. F
df1
df2
4
Change
26
.035
144
Tabel 4.61
Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y6
No
Independent Variabel
R2
Fhitung
Ftabel
Signifikansi
Dukungan Emosional
0,06
1,67
4,17
Tidak Signifikan
Dukungan Instrumental
0,155
4,77
4,17
Signifikan
Dukungan Penghargaan
0,07
1,94
4,17
Tidak Signifikan
Dukungan Informatif
0,033
0,89
4,17
Tidak Signifikan
Jumlah
0,318
Dari tabel 4.61 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap meditasi adalah dukungan instrumental sebesar 15,5
% (Fhitung = 4,77 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan dukungan instrumental
memberikan kontribusi terbesar dalam meditasi.
145
7.
Model
Std. Error
(Constant)
4.942
1.800
Dukungan Emosional
-.370
.145
Dukungan Penghargaan
.341
Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif
Coefficients
Beta
Sig.
2.746
.011
-.809
-2.546
.017
.188
.712
1.812
.082
.950
.151
.818
6.301
.000
.015
.212
.032
.071
.944
Tabel 4.63
Model Summaryb
Model
.800
a.
Adjusted R
R Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
.640
.585
1.48470
2.122
b.
Dari tabel 4.62 dan 4.63 di atas, dapat diketahui beberapa hal berikut :
1.
Nilai R-square sebesar 0,640 jadi nilai koefisien determinasi (KD) 64% hal ini
menunjukkan variabel X yaitu dukungan emosional (X1), dukungan instrumental
(X2), dukungan penghargaan (X3), dukungan informasi (X4) mempengaruhi
secara bersama-sama variabel kerohanian (Y7) sebesar 64%.
2.
146
3.
Std. Error
Model
1
R Square
.186
Adjusted R
of the
R Square
Square
Estimate
Change
Change
.035
.001
2.30324
.035
df1
1.039
29
.316
Std. Error
Model
1
a.
R
.731
Adjusted R
of the
R Square
Square
Square
Estimate
Change
Change
.534
.501
1.62874
.534 16.035
df1
df2
2
28
Sig. F Change
.000
b.
147
Tabel 4.66
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
.800
R Square
a
.640
Adjusted R
of the
R Square
Square
Estimate
Change
Change
.600
1.45709
.640
df1
16.019
27
.000
Model
.800
R Square
a
.640
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.585
1.48470
R Square
Change F Change
.640
11.573
df1
26
.000
148
Tabel 4.68
Ringkasan variabel X1,X2,X3,X4 mempengaruhi Y7
No
Independent Variabel
R2
Fhitung
Ftabel
Signifikansi
Dukungan Emosional
0,035
0,95
4,17
Tidak Signifikan
Dukungan Instrumental
0,499
26,26
4,17
Signifikan
Dukungan Penghargaan
0,106
3,12
4,17
Tidak Signifikan
Dukungan Informatif
4,17
Tidak Signifikan
Jumlah
0,640
Dari tabel 4.68 di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial yang signifikan
memberikan kontribusi terhadap kerohanian adalah dukungan instrumental sebesar
49,9 % (Fhitung = 4,77 > Ftabel = 4,17). Jadi dapat disimpulkan dukungan instrumental
memberikan kontribusi terbesar dalam kerohanian.
149
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah, pada hipotesa mayor, terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan coping stres pada
homoseksual di Jakarta.
Pada hipotesa minor, sebagian besar terdapat hubungan diantara kedua variabel
dan adapun yang tidak terdapat hubungan adalah antara dukungan emosional dengan
coping mengambil respon positif ketika kehilangan, antara dukungan emosional
dengan coping humor, antara dukungan penghargaan dengan coping humor, antara
dukungan informatif dengan coping humor, antara dukungan emosional dengan
coping meditasi, antara dukungan informatif dengan coping meditasi, antara
dukungan emosional dengan coping kerohanian, dan antara dukungan penghargaan
dengan coping kerohanian pada homoseksual di Jakarta.
5.2 Diskusi
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa terdapat hubungan
antara dukungan sosial dengan coping stres homoseksual di Jakarta. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan
coping stres atau usaha aksi reaksi dengan intra fisik untuk memanage konflik utama,
toleransi terhadap konflik, melebur konflik, meminimalisir konflik lingkungan dan
150
tuntutan internal serta konflik diantara keduanya (Lazarus dan Launier dalam Taylor,
2003: 219). Penelitian ini juga diperkuat oleh eksperimen yang dilakukan Bernstein
yang menunjukkan pentingnya perlakuan lingkungan sosial bagi daya tahan manusia
terhadap stres (Suprapti, 2003: 42) di mana eksperimen ini dilakukan pada
sekelompok tikus yang diperlakukan secara berbeda. Ada sekelompok tikus yang
sering dibelai (extra handling group/ EH), ada kelompok tikus yang tidak dibelai
sama sekali (non-handling/NH), dan ada yang jarang dibelai (IH). Dalam maze
learning, ternyata tikus pada kelompok EH persentase keberhasilannya lebih tinggi
dan daya tahan tikus EH lebih besar daripada kelompok lainnya. Dari eksperimen
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa cara lingkungan sosial memperlakukan
individu dapat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan daya tahan individu
terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Perlakuan dan dukungan yang baik dari
lingkungan sosial dapat membuat individu lebih berani dalam mengambil keputusan
hidupnya. Dan sebaliknya, perlakuan yang buruk dapat membuat individu takut
dalam mengambil keputusan hidupnya.
Selain eksperimen di atas banyak penelitian yang menunjukkan manfaat dari
dukungan sosial, diantaranya penelitian (Cohen & Hebert, dalam Aliyah, 2008: 84)
yang mengadakan riset tentang sistem kekebalan, riset ini menunjukkan bahwa
hubungan pernikahan yang buruk dan dukungan sosial yang rendah memiliki akibat
terhadap kesehatan seseorang. Penelitian lain dilakukan oleh Kiecolt Glaser (dalam
Aliyah, 2008: 84) menunjukkan bahwa pasangan pernikahan muda (rata-rata 25
tahun) yang memiliki interaksi negatif atau permusuhan memiliki hubungan dengan
bertambahnya tingkat norepinephrine, epinephrine, hormone pertumbuhan, dan
151
ACTH yang kesemuanya berfungsi pada sistem kekebalan tubuh, 24 jam setelah
interaksi negatif. Dan juga Menurut Thomas, (dalam Aliyah, 2008: 84), individu
yang merasa mereka memiliki seseorang yang memberi keyakinan dan tempat
berbagi pikiran dan perasaan akan memiliki fungsi kekebalan yang lebih baik
daripada yang tidak memiliki. Dari beberapa hal tersebut, tidak ada keraguan bahwa
dukungan sosial mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia khususnya pada
homoseksual. Bagi sebagian homoseksual dukungan sosial menjadikan mereka lebih
yakin dalam menjalankan kehidupan mereka serta dapat mengatasi konflik yang ada
dalam kehidupan mereka.
Dukungan sosial yang baik akan membantu homoseksual menjadi lebih
berharga, karena tidak lagi dikatakan sebagai perbuatan kriminal dan juga kejahatan
(Freud dalam Sarason, 1999: 216) serta dapat membantu homoseksual dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang dialami sepanjang rentang kehidupan
mereka dan juga dukungan sosial adalah kunci terbentuknya hubungan antara kaum
homoseksual dengan masyarakat luas, sehingga mereka mampu mengeluarkan
kemampuan mereka seluas-luasnya yang juga akan berguna bagi masyarakat luas.
Dari hasil data penunjang yang disebarkan, menunjukkan sebagian besar
responden dalam penelitian ini adalah homoseksual yang sudah lama memiliki
kelompok sosial sesama homoseksual dan pernah melakukan hubungan sesama pria
lebih dari tiga kali. Melihat hal tersebut kita sebagai masyarakat sudah sepantasnya
membantu mereka untuk kembali ke kehidupan heteroseksual, karena semakin lama
mereka berada dalam lingkungan tersebut, semakin lama pula mereka akan kembali
ke kehidupan sebagai heteroseksual.
152
Banyak kaum homoseksual yang merasa berdosa dan menyesal pada dirinya
walaupun lingkungan sosialnya memberikan stigma dan dukungan yang positif. Hal
ini disebabkan karena mereka ingin kembali tetap wajar, dapat meneruskan
keturunan, tapi ia tidak mampu, karena sudah terlalu jauh tenggelam dalam
komplikasi yang dihadapinya (Zakiah Darajat, 2001: 47), sebagaimana Allah
berfirman: Dan Luth ketika berkata kepada kaumnya: mengapa kalian mengerjakan
perbuatan faahisyah (keji) yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun sebelum
kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwat, bukan
kepada wanita; malah kalian ini kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak
lain hanya mengatakan: Usirlah mereka dari kotamu ini, sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami
selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orangorang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan
(batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.
[QS Al-A'raaf:80-84].
Jadi, untuk mengantisipasi semua kemungkinan buruk di mana kaum
homoseksual tidak dapat kembali pada kehidupan heteroseksual yang seharusnya,
dukungan sosial yang tepat harus diberikan sedini mungkin dari segala aspek
kehidupan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan homoseksual tersebut jauh
tenggelam dalam kehidupannya sebagai homoseksual dan dapat kembali hidup
dengan wajar sebagai heteroseksual serta terhindar dari dosa yang besar.
153
5.3Saran
Bertitik tolak pada hasil analisa data dan kesimpulan, maka saran-saran yang
diajukan pada penelitian ini adalah:
1.
Teoritis
Dari hasil penelitian, terdapat beberapa keterbatasan penelitian. Diantaranya
adalah sulitnya mencari responden sejumlah yang dipakai dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 31 orang responden, di mana pada saat penelitian berlangsung, peneliti
menutupi jumlah responden yang kurang dengan responden yang baru saja dikenal.
Akibat dari keterbatasan tersebut, peneliti kurang dapat mengkontrol data yang
dihasilkan dikarenakan kurangnya pendekatan personal antara peneliti dengan
responden. Oleh karena itu, disarankan kepada peneliti untuk penelitian selanjutnya
agar dapat lebih lama lagi dalam melakukan pendekatan personal dengan calon
responden untuk menghindari terjadinya faking good oleh responden sehingga data
yang diperoleh akan semakin akurat.
2.
Praktis
1.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dengan coping stres pada homoseksual di Jakarta. Maka
mengingat pentingnya peran dukungan sosial bagi kehidupan homoseksual,
sudah sepantasnya kita sebagai kaum heteroseksual mampu memberikan
dukungan yang baik dan bijak seperti dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif dan bentuk dukungan
154
lainnya, agar terciptanya hubungan baik antara kaum homoseksual dan kaum
heteroseksual serta kaum homoseksual itu sendiri dapat mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya dan juga diharapkan melalui dukungan sosial yang
diberikan, kaum homoseksual dapat kembali kepada jalan hidup sebagai
heteroseksual.
2.
Dari hasil penelitian juga dapat dilihat semua sampel penelitian adalah
homoseksual yang pernah menjalin hubungan dengan sesama jenis dengan
mayoritas responden menjalin hubungan sesama homoseksual sebanyak lebih
dari tiga kali, dan mayoritas responden pun sudah berada dalam komunitas
dalam rentangan lebih dari lima tahun, maka dapat disimpulkan homoseksual
yang menjadi responden penelitian ini adalah homoseksual yang sudah terjun ke
dalam status homoseksualnya sejak lama dan akan sulit bagi mereka untuk
kembali ke jalan heteroseksual. Jika dibiarkan berlarut-larut ada dalam
lingkungan seperti itu, dan jika dilihat rendahnya coping menceritakan dan
menuliskan masalah, humor serta kerohanian maka dapat diharapkan bagi
lingkungan terdekat homoseksual itu sendiri memberikan dukungan sosial yang
tepat agar ketiga coping terendah tersebut khususnya coping kerohanian dapat
lebih dilakukan oleh kaum homoseksual itu sendiri dengan baik sehingga jika
dengan ketika coping tersebut khususnya coping kerohanian kaum homoseksual
itu sendiri dapat lebih mendekatkan diri kepada tuhan sehingga mereka dapat
diharapkan kembali kepada lingkungan sebagai heteroseksual yang sebagaimana
mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Lopez, Shane & Snyder, C.R. (2005). Handbook of Positive Psychology, New
York: Oxford University Press.
Hinsie, Leland & Campbell, Robert. (1960). Psychiatric Dictionary, New York:
Oxford University Press.
Sulistiyo, Joko. (2010). Enam Hari Jago SPSS Tujuh Belas, Jogjakarta:
Cakrawala.
Syafaruddin, M. (Maret 2010). FPI Sweeping Peserta Kongres Gay di Hotel Oval.
Diambil pada Agustus 13, 2010, dari http://m.beritajatim.com.
N.n. (Maret 2010). Peserta Kongres Gay Kecoh FUI. Diambil pada Agustus 13,
2010, dari http://www.Suaramedia.com.
N.n. (Maret 2009). Australia Peringati Mardi Gras. Diambil pada Agustus 13
2010, dari http://internasional.kompas.com.
Arif, Romy. (Desember 2007). Pria diputus Pria. Diambil pada Agustus 13,
2010, dari http://jawabali.com.
Anita, Rr. (September 2007). Suamiku Mengaku Homo. Diambil pada Agustus 13,
2010, dari http://jawabali.com.
Anita, Rr. (July 2007). Homokah adik saya?. Diambil pada Agustus 13,2010, dari
http://jawabali.com.
Febria, Beninda. (2007). Gambaran Cinta Pria Homoseksual Ditinjau dari Teori
Segitiga Cinta Strenberg. Skripsi Mahasiswa Gunadarma.
Dinda. (2009). Studi Kasus Tentang Kaum Homoseksual Pria (Gay) Ditinjau dari
Strategi Coping Stress Dalam Kehidupannya. Skripsi Mahasiswa UI.
Wilma, Arwintya. (2008). Gambaran Stress dan Perilaku Coping Seorang Ibu
dalam Menghadapi Anak Hiperaktif. Skripsi Mahasiswa UIN syarif
Hidayatullah.
Febrinita, Selvia. (2009). Dukungan Sosial Komunitas Xtra-L dan Citra Tubuh
Wanita yang Mengalami Kegemukan. Skripsi mahasiswa UIN syarif
Hidayatullah.
Inisial Nama
Umur
Pendidikan Terakhir :
Jakarta ,
2010
Pertanyaan Pendahuluan :
4. Sudah berapa kali anda menjalin hubungan cinta dengan sesama pria?
A. 1 kali
B. 2-3 kali
C. > 3 kali
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling mendekati kehidupan anda
sebenarnya, tidak ada jawaban yang baik/buruk, atau benar/salah dalam pernyataan
ini
Contoh:
NO
PERNYATAAN
SS
PERNYATAAN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
TS
STS
TS
STS
:
PERNYATAAN
SS
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
lain
Masyarakat sekitar menghormati kehidupan pribadi saya
Saya adalah individu yang kurang perhatian
Yang saya dapatkan bukan saran-saran yang membangun
melainkan saran-saran yang menjerumuskan ketika saya sedang
bercerita kepada teman
Saya merasa seperti hidup seorang diri, tanpa adanya petunjukpetunjuk yang biasanya orang lain dapatkan dari lingkungan
sekitarnya
Tanpa peduli akan masalah hidup saya, banyak teman yang
menjauh ketika saya menghadapi masalah
Saya tidak pernah merasa dihargai oleh orang lain
Banyak orang disekitar saya yang ingin menjerumuskan saya
Saya dijadikan contoh yang baik ketika sedang dibandingkan
oleh orang lain
Jarang sekali saya menemui teman yang ber empati terhadap
kehidupan saya
Sering kali teman-teman turun tangan langsung dalam
penyelesaian masalah yang saya hadapi
Kurangnya perhatian dari lingkungan sekitar sering kali
menyebabkan saya sulit mengambil keputusan dalam hidup
Petunjuk-petunjuk yang positif sering kali diberikan teman
kepada saya
Jarang saya menerima umpan balik yang membangun ketika saya
sedang menceritakan masalah yang saya hadapi
Kepedulian lingkungan sekitar terhadap saya sudah sesuai
dengan apa yang saya harapkan
Dengan dukungan dari lingkungan sekitar berupa sikap empati
terhadap masalah yang saya hadapi, saya merasa bahwa saya
tidak hidup seorang diri
Sikap menghargai dan menghormati saya dapatkan di lingkungan
sekitar saya
Lingkungan sekitar saya ikut berperan dalam kemajuan hidup
saya
Petunjuk-petunjuk atau arahan yang saya dapatkan bukan yang
positif melainkan yang negatif
10. Sering kali saya menceritakan masalah saya kepada teman atau sahabat secara langsung
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
11. Pemahaman akan makna hidup tidak saya dapatkan melalui masalah-masalah yang saya
hadapi
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
12. Sering kali masalah tidak menjadikan hidup saya lebih baik malah bertambah buruk
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
13. Tujuan sulit tercapai karena adanya masalah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
14. Percaya/tidaknya seseorang tidak tergantung pada baik/buruknya cara kita menangani
masalah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
15. Tertawa dapat menghilangkan stress dalam hidup
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
16. Meditasi dapat menenangkan fikiran dan dapat membantu dalam pemecahan masalah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
17. Masalah adalah ujian Tuhan untuk umatnya agar umatnya menjadi lebih baik dari hari ke
hari
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
18. Saya berdoa agar Tuhan dapat membantu setiap masalah yang ada dalam hidup saya
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
19. Bercerita secara langsung mengenai masalah yang dihadapi kepada teman/sahabat tidak
membuat saya lega
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
20. Mengirimkan sms berisi cerita masalah hidup, tidak pernah saya lakukan karena membuat
saya takut akan di baca oleh orang lain yang tidak berkepentingan
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
21. Masalah membuat harga diri saya semakin rendah
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
22. Kehilangan sering kali membuat saya terpuruk
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
Valid
a
Excluded
Total
Reliability Statistics
%
31
100.0
.0
31
100.0
Cronbach's
Alpha
.943
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N of Items
VAR00001
3.3548
.60819
31
VAR00002
2.5484
.72290
31
VAR00003
3.3226
.90874
31
VAR00004
3.4194
.71992
31
VAR00005
2.5806
.67202
31
VAR00006
3.0323
.91228
31
VAR00007
3.1613
.82044
31
VAR00008
3.0323
.79515
31
VAR00009
3.1613
.73470
31
VAR00010
3.1290
.80589
31
VAR00011
3.2581
.85509
31
VAR00012
2.4839
.81121
31
VAR00013
3.3226
.70176
31
VAR00014
2.9677
.60464
31
VAR00015
2.8710
.80589
31
VAR00016
2.9677
.60464
31
VAR00017
2.4194
.84751
31
VAR00018
3.2581
.77321
31
VAR00019
3.2258
.76200
31
VAR00020
3.3871
.71542
31
35
VAR00021
3.3548
.75491
31
VAR00022
3.2903
.69251
31
VAR00023
3.2581
.72882
31
VAR00024
3.0323
.98265
31
VAR00025
2.6452
.95038
31
VAR00026
2.6774
.83215
31
VAR00027
3.0323
.94812
31
VAR00028
2.6129
.80322
31
VAR00029
3.4194
.56416
31
VAR00030
2.7742
.80456
31
VAR00031
2.8065
.79244
31
VAR00032
3.2903
.64258
31
VAR00033
3.2581
.72882
31
VAR00034
3.0323
.60464
31
VAR00035
3.2581
.77321
31
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
VAR00001
103.2903
232.413
.779
.939
VAR00002
104.0968
242.624
.182
.944
VAR00003
103.3226
237.026
.335
.943
VAR00004
103.2258
230.247
.754
.939
VAR00005
104.0645
234.996
.572
.941
VAR00006
103.6129
223.578
.837
.938
VAR00007
103.4839
225.591
.851
.938
VAR00008
103.6129
232.578
.578
.941
VAR00009
103.4839
227.991
.843
.938
VAR00010
103.5161
230.058
.676
.940
VAR00011
103.3871
231.178
.589
.941
VAR00012
104.1613
238.006
.342
.943
VAR00013
103.3226
233.492
.618
.940
VAR00014
103.6774
232.692
.769
.940
VAR00015
103.7742
230.447
.660
.940
VAR00016
103.6774
243.692
.168
.944
VAR00017
104.2258
238.247
.316
.943
VAR00018
103.3871
229.245
.743
.939
VAR00019
103.4194
230.452
.700
.940
VAR00020
103.2581
230.931
.726
.939
VAR00021
103.2903
227.880
.824
.939
VAR00022
103.3548
231.570
.721
.940
VAR00023
103.3871
229.045
.801
.939
VAR00024
103.6129
234.512
.391
.943
VAR00025
104.0000
247.000
-.022
.947
VAR00026
103.9677
238.966
.295
.943
VAR00027
103.6129
237.445
.304
.944
VAR00028
104.0323
239.432
.288
.943
VAR00029
103.2258
234.314
.730
.940
VAR00030
103.8710
237.183
.380
.942
VAR00031
103.8387
237.406
.377
.942
VAR00032
103.3548
234.437
.630
.940
VAR00033
103.3871
228.778
.813
.939
VAR00034
103.6129
236.645
.550
.941
VAR00035
103.3871
229.578
.728
.939
Scale Statistics
Mean
1.0665E2
Variance
247.237
Std. Deviation
15.72376
N of Items
35
Valid
a
Excluded
Total
Reliability Statistics
31
100.0
.0
31
100.0
Cronbach's
Alpha
.952
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N of Items
VAR00001
3.3548
.60819
31
VAR00003
3.3226
.90874
31
VAR00004
3.4194
.71992
31
VAR00005
2.5806
.67202
31
VAR00006
3.0323
.91228
31
VAR00007
3.1613
.82044
31
VAR00008
3.0323
.79515
31
VAR00009
3.1613
.73470
31
VAR00010
3.1290
.80589
31
VAR00011
3.2581
.85509
31
VAR00012
2.4839
.81121
31
VAR00013
3.3226
.70176
31
VAR00014
2.9677
.60464
31
VAR00015
2.8710
.80589
31
VAR00017
2.4194
.84751
31
VAR00018
3.2581
.77321
31
VAR00019
3.2258
.76200
31
VAR00020
3.3871
.71542
31
VAR00021
3.3548
.75491
31
VAR00022
3.2903
.69251
31
VAR00023
3.2581
.72882
31
30
VAR00024
3.0323
.98265
31
VAR00027
3.0323
.94812
31
VAR00029
3.4194
.56416
31
VAR00030
2.7742
.80456
31
VAR00031
2.8065
.79244
31
VAR00032
3.2903
.64258
31
VAR00033
3.2581
.72882
31
VAR00034
3.0323
.60464
31
VAR00035
3.2581
.77321
31
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
VAR00001
89.8387
209.540
.775
.950
VAR00003
89.8710
214.583
.306
.954
VAR00004
89.7742
206.514
.799
.949
VAR00005
90.6129
212.378
.548
.951
VAR00006
90.1613
200.806
.848
.948
VAR00007
90.0323
203.099
.846
.949
VAR00008
90.1613
208.473
.630
.951
VAR00009
90.0323
205.366
.838
.949
VAR00010
90.0645
206.929
.689
.950
VAR00011
89.9355
207.396
.627
.951
VAR00012
90.7097
214.946
.335
.953
VAR00013
89.8710
209.716
.657
.951
VAR00014
90.2258
209.847
.762
.950
VAR00015
90.3226
208.026
.640
.951
VAR00017
90.7742
214.447
.338
.953
VAR00018
89.9355
206.196
.755
.950
VAR00019
89.9677
207.966
.683
.950
VAR00020
89.8065
207.495
.755
.950
VAR00021
89.8387
204.740
.845
.949
VAR00022
89.9032
208.290
.740
.950
VAR00023
89.9355
206.596
.784
.949
VAR00024
90.1613
210.340
.430
.953
VAR00027
90.1613
215.540
.256
.955
VAR00029
89.7742
211.447
.719
.950
VAR00030
90.4194
215.185
.327
.953
VAR00031
90.3871
214.978
.342
.953
VAR00032
89.9032
211.624
.616
.951
VAR00033
89.9355
205.529
.837
.949
VAR00034
90.1613
212.940
.581
.951
VAR00035
89.9355
206.529
.739
.950
Scale Statistics
Mean
Variance
93.1935
Std. Deviation
223.561
N of Items
14.95197
30
Valid
a
Excluded
Total
%
31
100.0
.0
31
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.949
27
Valid
Reliability Statistics
%
31
Cronbach's
100.0
Alpha
a
Excluded
.0
31
100.0
N of Items
.941
Total
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
VAR00001
3.3226
.90874
31
VAR00002
2.9355
.96386
31
VAR00003
2.5161
.72438
31
VAR00004
3.1935
.90992
31
VAR00005
2.8710
.88476
31
VAR00006
2.2581
.72882
31
VAR00007
3.0000
.93095
31
VAR00008
2.7097
.82436
31
VAR00009
2.8065
.74919
31
VAR00010
3.0323
.91228
31
VAR00011
2.4516
.80989
31
VAR00012
2.5484
.96051
31
VAR00013
2.2581
.81518
31
VAR00014
3.2581
.72882
31
VAR00015
3.1613
.96943
31
VAR00016
2.8710
.80589
31
VAR00017
3.4194
.80723
31
VAR00018
3.4194
.71992
31
VAR00019
3.1290
.80589
31
VAR00020
2.2903
.82436
31
VAR00021
2.8710
.49946
31
35
VAR00022
3.0323
.60464
31
VAR00023
2.8387
.77875
31
VAR00024
3.1613
.82044
31
VAR00025
2.1935
.98045
31
VAR00026
2.4839
.81121
31
VAR00027
2.2903
.82436
31
VAR00028
2.3871
.76059
31
VAR00029
3.0323
.79515
31
VAR00030
2.3226
.94471
31
VAR00031
2.4194
.84751
31
VAR00032
2.8065
.74919
31
VAR00033
3.1613
1.00322
31
VAR00034
3.3871
.80322
31
VAR00035
3.0968
.87005
31
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
VAR00001
95.6129
256.512
.861
.936
VAR00002
96.0000
258.467
.742
.938
VAR00003
96.4194
264.852
.722
.938
VAR00004
95.7419
256.465
.861
.936
VAR00005
96.0645
260.129
.753
.938
VAR00006
96.6774
277.226
.191
.942
VAR00007
95.9355
257.329
.810
.937
VAR00008
96.2258
260.514
.797
.937
VAR00009
96.1290
267.316
.593
.939
VAR00010
95.9032
262.024
.662
.938
VAR00011
96.4839
271.325
.390
.941
VAR00012
96.3871
260.778
.667
.938
VAR00013
96.6774
271.759
.371
.941
VAR00014
95.6774
274.226
.316
.941
VAR00015
95.7742
261.447
.638
.939
VAR00016
96.0645
266.929
.563
.939
VAR00017
95.5161
268.191
.513
.940
VAR00018
95.5161
269.058
.543
.940
VAR00019
95.8065
271.628
.381
.941
VAR00020
96.6452
276.703
.183
.943
VAR00021
96.0645
273.329
.534
.940
VAR00022
95.9032
274.824
.359
.941
VAR00023
96.0968
267.957
.543
.940
VAR00024
95.7742
271.047
.395
.941
VAR00025
96.7419
275.531
.181
.943
VAR00026
96.4516
261.656
.765
.938
VAR00027
96.6452
271.770
.366
.941
VAR00028
96.5484
269.323
.501
.940
VAR00029
95.9032
265.090
.644
.939
VAR00030
96.6129
266.912
.473
.940
VAR00031
96.5161
261.725
.728
.938
VAR00032
96.1290
275.983
.235
.942
VAR00033
95.7742
263.247
.557
.939
VAR00034
95.5484
268.789
.492
.940
VAR00035
95.8387
263.206
.653
.939
Scale Statistics
Mean
98.9355
Variance
282.396
Std. Deviation
16.80463
N of Items
35
Cronbach's
Alpha
Cases
Valid
a
Excluded
Total
31
100.0
.0
31
100.0
.947
Item Statistics
Mean
N of Items
Std. Deviation
VAR00001
3.3226
.90874
31
VAR00002
2.9355
.96386
31
VAR00003
2.5161
.72438
31
VAR00004
3.1935
.90992
31
VAR00005
2.8710
.88476
31
VAR00007
3.0000
.93095
31
VAR00008
2.7097
.82436
31
VAR00009
2.8065
.74919
31
VAR00010
3.0323
.91228
31
VAR00011
2.4516
.80989
31
VAR00012
2.5484
.96051
31
VAR00013
2.2581
.81518
31
VAR00014
3.2581
.72882
31
VAR00015
3.1613
.96943
31
VAR00016
2.8710
.80589
31
VAR00017
3.4194
.80723
31
VAR00018
3.4194
.71992
31
VAR00019
3.1290
.80589
31
31
VAR00021
2.8710
.49946
31
VAR00022
3.0323
.60464
31
VAR00023
2.8387
.77875
31
VAR00024
3.1613
.82044
31
VAR00026
2.4839
.81121
31
VAR00027
2.2903
.82436
31
VAR00028
2.3871
.76059
31
VAR00029
3.0323
.79515
31
VAR00030
2.3226
.94471
31
VAR00031
2.4194
.84751
31
VAR00033
3.1613
1.00322
31
VAR00034
3.3871
.80322
31
VAR00035
3.0968
.87005
31
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
VAR00001
86.0645
233.862
.852
.943
VAR00002
86.4516
234.923
.762
.944
VAR00003
86.8710
241.449
.729
.945
VAR00004
86.1935
233.628
.860
.943
VAR00005
86.5161
236.858
.761
.944
VAR00007
86.3871
234.912
.792
.944
VAR00008
86.6774
237.359
.801
.944
VAR00009
86.5806
243.585
.609
.946
VAR00010
86.3548
238.703
.668
.945
VAR00011
86.9355
248.729
.352
.948
VAR00012
86.8387
237.940
.659
.945
VAR00013
87.1290
248.249
.368
.948
VAR00014
86.1290
250.449
.321
.948
VAR00015
86.2258
238.847
.620
.946
VAR00016
86.5161
243.058
.584
.946
VAR00017
85.9677
244.566
.521
.946
VAR00018
85.9677
245.299
.557
.946
VAR00019
86.2581
247.331
.410
.947
VAR00021
86.5161
249.458
.550
.946
VAR00022
86.3548
250.370
.399
.947
VAR00023
86.5484
244.589
.541
.946
VAR00024
86.2258
247.247
.405
.947
VAR00026
86.9032
239.024
.745
.944
VAR00027
87.0968
248.357
.360
.948
VAR00028
87.0000
245.867
.500
.947
VAR00029
86.3548
241.303
.666
.945
VAR00030
87.0645
244.596
.436
.947
VAR00031
86.9677
238.899
.716
.945
VAR00033
86.2258
239.847
.564
.946
VAR00034
86.0000
245.267
.496
.947
VAR00035
86.2903
239.880
.658
.945
Scale Statistics
Mean
89.3871
Variance
258.378
Std. Deviation
16.07416
N of Items
31
Valid
31
Missing
Mean
20.2903
Median
20.0000
Mode
20.00
Std. Deviation
1.16027
Variance
1.346
Range
4.00
Minimum
18.00
Maximum
22.00
Percentiles
25
20.0000
50
20.0000
75
21.0000
Usia
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
18
9.7
9.7
9.7
19
9.7
9.7
19.4
20
12
38.7
38.7
58.1
21
25.8
25.8
83.9
22
16.1
16.1
100.0
31
100.0
100.0
Total
Statistics
lama berada dalam komunitas
N
Valid
31
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
< 5 tahun
19.4
19.4
19.4
>10 tahun
15
48.4
48.4
67.7
5-10 tahun
10
32.3
32.3
100.0
Total
31
100.0
100.0
Statistics
pernah atau tidak responden
menjalin hubungan sesama pria
N
Valid
31
Missing
Ya
Percent
31
Valid Percent
100.0
100.0
Percent
100.0
Statistics
jumlah hubungan sesama pria
N
Valid
31
Missing
Percent
Valid Percent
Percent
>3 kali
27
87.1
87.1
87.1
2-3 kali
12.9
12.9
100.0
31
100.0
100.0
Total
TABEL KORELASI
1. Analisis Mayor
Descriptive Statistics
Mean
Coping Stres
Dukungan Sosial
Std. Deviation
98.9355
16.80463
31
1.0665E2
15.72376
31
Correlations
Coping Stres
Pearson Correlation
Coping Stres
1.000
.577
.577
1.000
.000
.000
Coping Stres
31
31
Dukungan Sosial
31
31
Dukungan Sosial
Sig. (1-tailed)
Coping Stres
Dukungan Sosial
Dukungan Sosial
Model Summary
Model
1
R
.577
R Square
a
Adjusted R
Square
Estimate
.333
.310
13.95448
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Dukungan Sosial
Coefficients
Std. Error
Beta
33.122
17.461
.617
.162
.577
Sig.
1.897
.068
3.809
.001
Residuals Statistics
Minimum
Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
74.4694
112.7313
98.9355
9.70355
31
-2.521
1.422
.000
1.000
31
2.508
6.895
3.428
.917
31
69.4524
112.5397
98.8204
10.04856
31
-2.97716E1
16.52565
.00000
13.71994
31
Std. Residual
-2.133
1.184
.000
.983
31
Stud. Residual
-2.169
1.280
.004
1.016
31
-3.07718E1
20.54764
.11506
14.68657
31
-2.329
1.295
-.016
1.055
31
Mahal. Distance
.002
6.357
.968
1.216
31
Cook's Distance
.000
.265
.036
.062
31
.000
.212
.032
.041
31
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mean
Std. Deviation
2.45913
31
30.9032
5.04219
31
Dukungan Instrumental
8.8387
1.98489
31
Dukungan Penghargaan
27.1935
4.81954
31
Dukungan Informasi
28.8710
4.91760
31
Masalah
Dukungan Emosional
Correlations
Pearson
Menceritakan dan
Dukungan
Dukungan
Dukungan
Dukungan
Menuliskan Masalah
Emosional
Instrumental
Penghargaan
Informasi
Menceritakan dan
1.000
.530
.662
.597
.587
Dukungan Emosional
.530
1.000
.401
.894
.920
Dukungan Instrumental
.662
.401
1.000
.307
.319
Dukungan Penghargaan
.597
.894
.307
1.000
.953
Dukungan Informasi
.587
.920
.319
.953
1.000
.001
.000
.000
.000
Dukungan Emosional
.001
.013
.000
.000
Dukungan Instrumental
.000
.013
.047
.040
Dukungan Penghargaan
.000
.000
.047
.000
Dukungan Informasi
.000
.000
.040
.000
31
31
31
31
31
Dukungan Emosional
31
31
31
31
31
Dukungan Instrumental
31
31
31
31
31
Dukungan Penghargaan
31
31
31
31
31
Dukungan Informasi
31
31
31
31
31
Sig. (1-
Menceritakan dan
tailed)
Menuliskan Masalah
Menceritakan dan
Menuliskan Masalah
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
Dukungan Informasi,
Dukungan Instrumental,
. Enter
Dukungan Emosional,
Dukungan Penghargaana
R Square
.806a
Adjusted R Square
.649
Estimate
.595
Durbin-Watson
1.56512
1.857
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
117.730
29.432
63.690
26
2.450
181.419
30
F
12.015
Sig.
.000a
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
.444
1.897
-.261
.153
Dukungan Instrumental
.732
Dukungan Penghargaan
Dukungan Informasi
Dukungan Emosional
Coefficients
Beta
Sig.
.234
.817
-.536
-1.708
.100
.159
.591
4.608
.000
.249
.198
.488
1.257
.220
.213
.223
.427
.956
.348
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Predicted Value
7.8640
15.4753
11.7742
1.98099
31
-1.974
1.868
.000
1.000
31
.375
.965
.611
.148
31
7.3816
15.9458
11.7878
2.01595
31
-2.45735
2.78298
.00000
1.45705
31
Std. Residual
-1.570
1.778
.000
.931
31
Stud. Residual
-1.777
2.028
-.004
1.020
31
-3.14931
3.61835
-.01361
1.75326
31
-1.860
2.167
.002
1.048
31
Mahal. Distance
.752
10.433
3.871
2.344
31
Cook's Distance
.000
.247
.041
.058
31
.025
.348
.129
.078
31
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
.444
1.897
-.261
.153
Dukungan Instrumental
.732
Dukungan Penghargaan
Dukungan Informasi
Dukungan Emosional
Coefficients
Beta
Sig.
.234
.817
-.536
-1.708
.100
.159
.591
4.608
.000
.249
.198
.488
1.257
.220
.213
.223
.427
.956
.348
Dukungan
Instrumental,
Dukungan
Penghargaan,
Dukungan Informatif
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
3.92154
31
Dukungan Emosional
30.9032
5.04219
31
Dukungan Penghargaan
27.1935
4.81954
31
Dukungan Instrumental
8.8387
1.98489
31
28.8710
4.91760
31
masalah
Dukungan Informatif
Correlations
Menemukan
Pearson
Menemukan hikmah
Correlation
dari masalah
Dukungan Emosional
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Instrumental
Dukungan Informatif
Menemukan hikmah
dari masalah
Dukungan Emosional
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Instrumental
Dukungan Informatif
hikmah dari
Dukungan
Dukungan
Dukungan
Dukungan
masalah
Emosional
Penghargaan
Instrumental
Informatif
1.000
.455
.494
.835
.474
.455
1.000
.894
.401
.920
.494
.894
1.000
.307
.953
.835
.401
.307
1.000
.319
.474
.920
.953
.319
1.000
.005
.002
.000
.004
.005
.000
.013
.000
.002
.000
.047
.000
.000
.013
.047
.040
.004
.000
.000
.040
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,
. Enter
Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan
Model Summary
Model
1
R
.895
R Square
a
Adjusted R
Square
Estimate
.800
.770
Durbin-Watson
1.88160
2.449
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
369.304
92.326
92.051
26
3.540
461.355
30
F
26.078
Sig.
.000
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
-.254
2.281
Dukungan Emosional
-.403
.184
Dukungan Penghargaan
.433
Dukungan Instrumental
Sig.
-.111
.912
-.518
-2.190
.038
.238
.532
1.815
.081
1.624
.191
.822
8.506
.000
.145
.268
.182
.541
.593
Dukungan Informatif
Residuals Statistics
Minimum
Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
10.1405
23.8100
17.6129
3.50858
31
-2.130
1.766
.000
1.000
31
.451
1.160
.735
.178
31
10.6979
24.3872
17.6451
3.57261
31
-3.90179
3.06871
.00000
1.75167
31
Std. Residual
-2.074
1.631
.000
.931
31
Stud. Residual
-2.205
1.755
-.007
1.023
31
-4.41012
3.55369
-.03215
2.12571
31
-2.397
1.833
-.008
1.053
31
Mahal. Distance
.752
10.433
3.871
2.344
31
Cook's Distance
.000
.314
.045
.063
31
.025
.348
.129
.078
31
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
4. Analisis
Mengambil
Dukungan
Respon
Emosional,
Positif
Dukungan
Ketika
Kehilangan
Instrumental,
Dukungan
Descriptive Statistics
Mean
Mengambil Respon Positif
Std. Deviation
11.2581
2.23559
31
Dukungan Emosional
30.9032
5.04219
31
Dukungan Penghargaan
27.1935
4.81954
31
Dukungan Instrumental
8.8387
1.98489
31
28.8710
4.91760
31
Ketika Kehilangan
Dukungan Informatif
Dengan
Correlations
Mengambil
Respon Positif
Dukungan
Dukungan
Dukungan
Dukungan
Mengambil Respon
Correlation
Positif Ketika
Informatif
1.000
.283
.456
.633
.334
.283
1.000
.894
.401
.920
.456
.894
1.000
.307
.953
.633
.401
.307
1.000
.319
.334
.920
.953
.319
1.000
.061
.005
.000
.033
.061
.000
.013
.000
.005
.000
.047
.000
.000
.013
.047
.040
.033
.000
.000
.040
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Kehilangan
Dukungan
Emosional
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Instrumental
Dukungan Informatif
Sig. (1-tailed) Mengambil Respon
Positif Ketika
Kehilangan
Dukungan
Emosional
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Instrumental
Dukungan Informatif
N
Mengambil Respon
Positif Ketika
Kehilangan
Dukungan
Emosional
Dukungan
Penghargaan
Dukungan
Instrumental
Dukungan Informatif
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,
. Enter
Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan
Model Summary
Model
1
R
.846
R Square
a
Adjusted R
Square
Estimate
.715
.671
Durbin-Watson
1.28212
2.349
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
107.196
26.799
42.740
26
1.644
149.935
30
F
16.303
Sig.
.000
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
4.108
1.554
Dukungan Emosional
-.360
.125
Dukungan Penghargaan
.760
Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif
Sig.
2.643
.014
-.812
-2.870
.008
.162
1.639
4.683
.000
.765
.130
.679
5.878
.000
-.318
.183
-.699
-1.737
.094
Residuals Statistics
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Predicted Value
7.0062
15.2187
11.2581
1.89029
31
-2.249
2.095
.000
1.000
31
.307
.790
.501
.121
31
7.2683
15.2778
11.2450
1.89698
31
-2.56423
2.29341
.00000
1.19359
31
Std. Residual
-2.000
1.789
.000
.931
31
Stud. Residual
-2.155
1.925
.004
1.011
31
-2.97794
2.65587
.01304
1.41037
31
-2.332
2.038
.008
1.039
31
Mahal. Distance
.752
10.433
3.871
2.344
31
Cook's Distance
.000
.150
.037
.042
31
.025
.348
.129
.078
31
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Residuals Statistics
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Predicted Value
7.0062
15.2187
11.2581
1.89029
31
-2.249
2.095
.000
1.000
31
.307
.790
.501
.121
31
7.2683
15.2778
11.2450
1.89698
31
-2.56423
2.29341
.00000
1.19359
31
Std. Residual
-2.000
1.789
.000
.931
31
Stud. Residual
-2.155
1.925
.004
1.011
31
-2.97794
2.65587
.01304
1.41037
31
-2.332
2.038
.008
1.039
31
Mahal. Distance
.752
10.433
3.871
2.344
31
Cook's Distance
.000
.150
.037
.042
31
.025
.348
.129
.078
31
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
a.
Std. Deviation
25.3226
4.69317
31
Dukungan Emosional
30.9032
5.04219
31
Dukungan Penghargaan
27.1935
4.81954
31
Dukungan Instrumental
8.8387
1.98489
31
28.8710
4.91760
31
Hidup
Dukungan Informatif
Correlations
Mencari
Pearson
Mencari Kebermaknaan
Correlation
Hidup
Dukungan
Hidup
Emosional
Dukungan
Dukungan
Dukungan
Penghargaan Instrumental
Informatif
1.000
.527
.604
.764
.572
.527
1.000
.894
.401
.920
.604
.894
1.000
.307
.953
Dukungan Instrumental
.764
.401
.307
1.000
.319
Dukungan Informatif
.572
.920
.953
.319
1.000
.001
.000
.000
.000
.001
.000
.013
.000
.000
.000
.047
.000
Dukungan Instrumental
.000
.013
.047
.040
Dukungan Informatif
.000
.000
.000
.040
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Dukungan Instrumental
31
31
31
31
31
Dukungan Informatif
31
31
31
31
31
Dukungan Emosional
Dukungan
Penghargaan
Kebermaknaan
Mencari Kebermaknaan
Hidup
Dukungan Emosional
Dukungan
Penghargaan
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,
. Enter
Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan
Model Summary
Model
1
R
.887
R Square
a
Adjusted R
Square
Estimate
.787
.754
Durbin-Watson
2.32782
2.403
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
519.887
129.972
Residual
140.887
26
5.419
Total
660.774
30
F
23.986
Sig.
.000
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
2.711
2.822
Dukungan Emosional
-.543
.228
Dukungan Penghargaan
.708
Dukungan Instrumental
Sig.
.961
.345
-.583
-2.386
.025
.295
.727
2.402
.024
1.692
.236
.716
7.162
.000
.179
.332
.188
.540
.594
Dukungan Informatif
Residuals Statistics
Minimum
Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
16.5736
32.5867
25.3226
4.16288
31
-2.102
1.745
.000
1.000
31
.557
1.435
.909
.220
31
16.7230
32.7738
25.4007
4.25824
31
-4.07555
5.36881
.00000
2.16708
31
Std. Residual
-1.751
2.306
.000
.931
31
Stud. Residual
-2.224
2.482
-.014
1.034
31
-6.57375
6.21731
-.07809
2.69519
31
-2.423
2.786
-.015
1.082
31
Mahal. Distance
.752
10.433
3.871
2.344
31
Cook's Distance
.000
.606
.053
.112
31
.025
.348
.129
.078
31
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Std. Deviation
8.7419
1.98272
31
Dukungan Emosional
30.9032
5.04219
31
Dukungan Penghargaan
27.1935
4.81954
31
Dukungan Instrumental
8.8387
1.98489
31
28.8710
4.91760
31
Dukungan Informatif
Correlations
Dukungan
Humor
Pearson
Correlation
Humor
Emosional Penghargaan
Dukungan
Dukungan
Instrumental
Informatif
1.000
.047
.030
.607
.000
Dukungan Emosional
.047
1.000
.894
.401
.920
Dukungan Penghargaan
.030
.894
1.000
.307
.953
Dukungan Instrumental
.607
.401
.307
1.000
.319
Dukungan Informatif
.000
.920
.953
.319
1.000
.400
.437
.000
.500
Dukungan Emosional
.400
.000
.013
.000
Dukungan Penghargaan
.437
.000
.047
.000
Dukungan Instrumental
.000
.013
.047
.040
Dukungan Informatif
.500
.000
.000
.040
Humor
31
31
31
31
31
Dukungan Emosional
31
31
31
31
31
Dukungan Penghargaan
31
31
31
31
31
Dukungan Instrumental
31
31
31
31
31
Dukungan Informatif
31
31
31
31
31
Dukungan
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,
. Enter
Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan
Model Summary
Model
1
R
.653
R Square
a
Adjusted R
Square
Estimate
.426
.338
Durbin-Watson
1.61340
1.124
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
50.256
12.564
Residual
67.679
26
2.603
117.935
30
Total
F
4.827
Sig.
.005
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
5.439
1.956
Dukungan Emosional
-.087
.158
Dukungan Penghargaan
.143
Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif
Sig.
2.781
.010
-.222
-.553
.585
.204
.348
.700
.490
.701
.164
.702
4.281
.000
-.141
.230
-.351
-.615
.544
Residuals Statistics
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Predicted Value
5.2143
10.3982
8.7419
1.29430
31
-2.726
1.280
.000
1.000
31
.386
.995
.630
.153
31
5.8403
11.5550
8.7931
1.33922
31
-4.37431
2.89706
.00000
1.50199
31
Std. Residual
-2.711
1.796
.000
.931
31
Stud. Residual
-3.055
1.875
-.014
1.026
31
-5.55503
3.15955
-.05113
1.83172
31
-3.742
1.977
-.036
1.109
31
Mahal. Distance
.752
10.433
3.871
2.344
31
Cook's Distance
.000
.504
.046
.096
31
.025
.348
.129
.078
31
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
7. Analisis
Meditasi
Dengan
Dukungan
Emosional,
Dukungan
Std. Deviation
Meditasi
5.2581
1.29016
31
Dukungan Emosional
30.9032
5.04219
31
Dukungan Penghargaan
27.1935
4.81954
31
Dukungan Instrumental
8.8387
1.98489
31
Dukungan Informatif
28.8710
4.91760
31
Correlations
Dukungan
Dukungan
Dukungan
Dukungan
Meditasi
1.000
.245
.313
.459
.231
Dukungan Emosional
.245
1.000
.894
.401
.920
Dukungan Penghargaan
.313
.894
1.000
.307
.953
Dukungan Instrumental
.459
.401
.307
1.000
.319
Dukungan Informatif
.231
.920
.953
.319
1.000
.092
.043
.005
.105
Dukungan Emosional
.092
.000
.013
.000
Dukungan Penghargaan
.043
.000
.047
.000
Dukungan Instrumental
.005
.013
.047
.040
Dukungan Informatif
.105
.000
.000
.040
Meditasi
31
31
31
31
31
Dukungan Emosional
31
31
31
31
31
Dukungan Penghargaan
31
31
31
31
31
Dukungan Instrumental
31
31
31
31
31
Dukungan Informatif
31
31
31
31
31
Informatif
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,
. Enter
Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan
Model Summary
Model
1
R
.564
R Square
a
Adjusted R
Square
Estimate
.318
.213
Durbin-Watson
1.14451
1.979
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
15.878
3.970
Residual
34.057
26
1.310
Total
49.935
30
F
3.030
Sig.
.035
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
2.144
1.387
Dukungan Emosional
-.057
.112
Dukungan Penghargaan
.279
Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif
Sig.
1.546
.134
-.224
-.511
.613
.145
1.044
1.927
.065
.294
.116
.453
2.535
.018
-.184
.163
-.702
-1.129
.269
Residuals Statistics
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Predicted Value
3.6130
6.7632
5.2581
.72751
31
-2.261
2.069
.000
1.000
31
.274
.706
.447
.108
31
3.9941
6.9692
5.2539
.76248
31
-2.40089
2.19009
.00000
1.06548
31
Std. Residual
-2.098
1.914
.000
.931
31
Stud. Residual
-2.264
2.147
.002
1.026
31
-2.79568
2.75719
.00421
1.30114
31
-2.477
2.321
.000
1.064
31
Mahal. Distance
.752
10.433
3.871
2.344
31
Cook's Distance
.000
.239
.046
.066
31
.025
.348
.129
.078
31
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
8. Analisis
Kerohanian
Dengan
Dukungan
Emosional,
Dukungan
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
Kerohanian
11.6129
2.30474
31
Dukungan Emosional
30.9032
5.04219
31
Dukungan Penghargaan
27.1935
4.81954
31
Dukungan Instrumental
8.8387
1.98489
31
28.8710
4.91760
31
Dukungan Informatif
Correlations
Dukungan
Dukungan
Kerohanian
Dukungan
Instrumental
Informatif
1.000
.186
.271
.722
.228
Dukungan Emosional
.186
1.000
.894
.401
.920
Dukungan Penghargaan
.271
.894
1.000
.307
.953
Dukungan Instrumental
.722
.401
.307
1.000
.319
Dukungan Informatif
.228
.920
.953
.319
1.000
.158
.070
.000
.109
Dukungan Emosional
.158
.000
.013
.000
Dukungan Penghargaan
.070
.000
.047
.000
Dukungan Instrumental
.000
.013
.047
.040
Dukungan Informatif
.109
.000
.000
.040
Kerohanian
31
31
31
31
31
Dukungan Emosional
31
31
31
31
31
Dukungan Penghargaan
31
31
31
31
31
Dukungan Instrumental
31
31
31
31
31
Dukungan Informatif
31
31
31
31
31
Dukungan
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
Dukungan
Informatif,
Dukungan
Instrumental,
. Enter
Dukungan
Emosional,
Dukungan
Penghargaan
Model Summary
Model
1
R
.800
R Square
a
Adjusted R
Square
Estimate
.640
.585
Durbin-Watson
1.48470
2.122
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
102.042
25.510
57.313
26
2.204
159.355
30
F
11.573
Sig.
.000
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
4.942
1.800
Dukungan Emosional
-.370
.145
Dukungan Penghargaan
.341
Dukungan Instrumental
Dukungan Informatif
Sig.
2.746
.011
-.809
-2.546
.017
.188
.712
1.812
.082
.950
.151
.818
6.301
.000
.015
.212
.032
.071
.944
Residuals Statistics
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Predicted Value
7.5827
14.5460
11.6129
1.84429
31
-2.185
1.590
.000
1.000
31
.355
.915
.580
.141
31
6.9532
14.6934
11.6014
1.89893
31
-2.34953
2.93699
.00000
1.38218
31
Std. Residual
-1.582
1.978
.000
.931
31
Stud. Residual
-1.705
2.129
.004
1.020
31
-2.72860
3.40116
.01151
1.66335
31
-1.774
2.297
.015
1.054
31
Mahal. Distance
.752
10.433
3.871
2.344
31
Cook's Distance
.000
.192
.042
.053
31
.025
.348
.129
.078
31
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of
Model
1
R Square
.530
Square
.281
the Estimate
.257
R Square
Change
Change
2.12026
.281
Sig. F
df1 df2
11.356
Change
29
Durbin-Watson
.002
1.116
Y1 dengan X2
b
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R
Model
1
R
.722
R Square
a
.521
Square
.487
Change
1.76114
Sig. F
F Change
.521
15.246
28
.000
DurbinWatson
1.477
Y1 dengan X3
b
Model Summary
Change Statistics
R
Model
1
R
.798
.637
.596
1.56262
R Square
Change
Change
.637
Sig. F
df1
15.766
df2
3
27
Change
.000
Durbin-Watson
1.709
Y1 dengan X4
b
Model Summary
Change Statistics
Model
R Square
.806
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
Change
.649
.595
1.56512
F Change
.649
df1 df2
12.015
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
26
.000
Y2 dengan X1
b
Model Summary
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of
Model
R Square
.455
Square
.207
R Square
the Estimate
.180
Change
3.55202
.207
7.567
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
29
.010
.819
Y2 dengan X2
b
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
.845
Adjusted
Std. Error of
R Square R Square
the Estimate
.715
.694
2.16760
R Square
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.715 35.096
28
.000
1.875
1.857
Y2 dengan X3
b
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
.893
Adjusted R
Std. Error of
Square
Square
the Estimate
.798
.776
R Square
1.85681
.798 35.605
df2
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
27
.000
2.392
Y2 dengan X4
b
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
1
R
.895
Adjusted R
of the
Square
Square
Estimate
.800
.770
R Square
Sig. F
Durbin-
1.88160
.800 26.078
26
.000
2.449
Y3 dengan X1
b
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
.283
Adjusted R
of the
R Square
Square
Square
Estimate
Change
Change
.080
.048
2.18071
.080
2.529
df1
df2
1
29
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.123
1.108
Y3 dengan X2
b
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Adjusted
Model
1
R
.634
of the
R Square
.402
.359
Sig. F
1.78958
.402
9.408
df2
Change Durbin-Watson
28
.001
2.054
Y3 dengan X3
b
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
.826
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
Change
Change
.682
.647
1.32917
.682
df1
19.289
df2
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
27
.000
2.378
Y3 dengan X4
b
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
R
Model
1
R
.846
Adjusted
Square R Square
a
.715
of the
R Square
Estimate
Change
Change
.671
1.28212
.715
16.303
Sig. F
df1
4
df2
26
Change Durbin-Watson
.000
2.349
Y4 dengan X1
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
1
R
.527
Adjusted R
of the
R Square
Square
Square
Estimate
Change
.277
.253
4.05740
.277
11.138
29
.002
Y4 dengan X2
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
R
Model
1
R
.801
Adjusted
Square R Square
a
.642
.616
of the
R Square
Estimate
Change
2.90687
.642
Sig. F
F Change df1 df2
25.100
Change
28
.000
Y4 dengan X3
Model Summary
Change Statistics
R
Model
1
R
.886
Sig. F
.784
.760
2.29707
.784 32.743
27
Change
.000
Y4 dengan X4
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
R
Model
1
Adjusted
of the
.887
.787
.754
R Square
Change Change
2.32782
df1
.787 23.986
df2
4
Sig. F Change
26
.000
Y5 dengan X1
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
R
Model
1
R
.047
Adjusted
of the
.002
-.032
R Square
Change Change
2.01435
.002
df1
.065
df2
1
Sig. F Change
29
.800
Y5 dengan X2
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
R
Model
1
R
.644
Adjusted
of the
.415
.373
R Square
Change Change
1.56989
.415
9.926
df1
df2
2
28
Sig. F Change
.001
Y5 dengan X3
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
1
R
.646
Adjusted R
of the
R Square
Square
Square
Estimate
Change
Change
.418
.353
1.59470
.418
Sig. F
df1 df2
6.458
Change
27
.002
Y5 dengan X4
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
1
R
.653
Adjusted R
of the
R Square
Square
Square
Estimate
Change
Change
.426
.338
1.61340
.426
df1
4.827
26
.005
Y6 dengan X1
Model Summary
Change Statistics
Model
.245
Adjusted
Std. Error of
R Square
R Square R Square
the Estimate
Change
.060
.028
1.27229
.060
Sig. F
F Change
1.849
df1
df2
1
29
Change
.184
Y6 dengan X2
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
.464
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
Square
the Estimate
Change
Change
.215
.159
1.18293
.215
Sig. F
df1
3.843
df2
2
Change
28
.034
Y6 dengan X3
Model Summary
Change Statistics
Model
1
R
.533
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
Square
the Estimate
Change
Change
.285
.205
1.15029
.285
Sig. F
df1
3.580
df2
3
Change
27
.027
Y6 dengan X4
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
1
R
.564
Adjusted R
of the
R Square
Square
Square
Estimate
Change
Change
.318
.213
1.14451
.318
3.030
Sig. F
df1
df2
4
Change
26
.035
Y7 dengan X1
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
1
R
.186
R Square
a
Adjusted R
of the
R Square
Square
Estimate
Change
Change
.035
.001
2.30324
.035
df1
1.039
29
.316
Y7 dengan X2
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
.731
R Square
a
Adjusted R
of the
R Square
Square
Estimate
Change
Change
.534
.501
1.62874
df1
.534 16.035
df2
2
Sig. F Change
28
.000
Y7 dengan X3
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
Model
.800
R Square
a
.640
Adjusted R
of the
R Square
Square
Estimate
Change
Change
.600
1.45709
.640
df1
16.019
27
.000
Y7 dengan X4
Model Summary
Change Statistics
Model
.800
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
R Square
a
.640
.585
R Square
Change F Change
1.48470
.640
11.573
df1
26
.000
Pearson
Menceritakan dan
Menceritaka
kan
Mengambil
n dan
hikmah
Respon
Menuliskan
dari
Masalah
Masalah
Mencari
aan hidup
1.000
.761
.720
.830
.418
.681
.578
.761
1.000
.799
.914
.587
.567
.698
.720
.799
1.000
.777
.519
.646
.699
.830
.914
.777
1.000
.532
.597
.690
Humor
.418
.587
.519
.532
1.000
.340
.568
Meditasi
.681
.567
.646
.597
.340
1.000
.494
Kerohanian
.578
.698
.699
.690
.568
.494
1.000
.000
.000
.000
.010
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Sig. (1-
Menceritakan dan
tailed)
Menuliskan Masalah
Menemukan hikmah
dari Masalah
Mengambil Respon
Positif Ketika
.000
.000
.000
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.000
.000
Humor
.010
.000
.001
.001
.031
.000
Meditasi
.000
.000
.000
.000
.031
.002
Kerohanian
.000
.000
.000
.000
.000
.002
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Humor
31
31
31
31
31
31
31
Meditasi
31
31
31
31
31
31
31
Kerohanian
31
31
31
31
31
31
31
Kehilangan
Mencari
Kebermaknaan
hidup
Menceritakan dan
Menuliskan Masalah
Menemukan hikmah
dari Masalah
Mengambil Respon
Positif Ketika
Kehilangan
Mencari
Kebermaknaan
hidup