Pembimbing:
DR. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes
Disusun oleh:
Galdy Wafie
090 100 100
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN........................................................................
1.1.
1.2.
1.3.
Latar Belakang..............................................................
Tujuan............................................................................
Manfaat..........................................................................
1
2
2
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
2.1
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
Definisi ......................................................................... 3
Tujuan .......................................................................... 4
Langkah langkah dalam Critical appraisal................ 5
Nilai Uji Diagnostik...................................................... 7
Uji Diagnostik Baru dan Baku Emas............................ 8
Langkah-Langkah Uji Diagnostik................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Telaahkritisataucritical
appraisaladalahcaraataumetodeuntukmengkritisisecarailmiahterhadappenulisanil
miah.Telaahkritis
menjadisuatukeharusanbagiseorangklinisiuntukmenerapkanpengetahuanbarudala
mprakteksehari-hari.Telaahkritisdigunakanuntukmenilaivaliditas
(kebenaran)
pelayananmedismemberikanhasilklinis
yang
optimal
kepadapasien.Penggunaanbuktiilmiahdaririsetterbaikmemungkinkanpengambil
ankeputusanklinis yang lebihefektif, bisadiandalkan, aman, dan cost-effective.1
Pada masa lalu penentuan apakah seorang sakit atau tidak sakit sematamata dilakukan dengan dasar pemeriksaan klinis, yang terbukti banyak
menyebabkan kesalahan diagnosis. Kemudian berkembang amat pesat berbagai
pemeriksaan penunjang atau prosedur diagnostik, mulai dari pemeriksaan
laboratorium sederhana sampai pemeriksaan pencitraan yang canggih. Tidak dapat
dipungkiri bahwa kita memerlukan berbagai jenis uji diagnostik untuk
menegakkan diagnosis pada sebagian besar kasus.2
Uji diagnostik dapat dibagi berdasarkan pada kegunaannya misalnya untuk
skrining, untuk memastikan atau menyingkirkan diagnosis, untuk memantau
perjalanan penyakit, menentukan prognosis dan lain-lain. 1 Agar dapat digunakan
untuk membantu menegakkan diagnosis, mendeteksi atau memprediksi penyakit
pada sekelompok orang yang tampaknya sehat, tetapi mempunyai risiko terkena
suatu penyakit tertentu (population at risk) maka alat uji tersebut harus memiliki
tingkat akurasi yang tinggi hingga dapat diandalkan. Untuk memperoleh alat uji
yang dimaksud di atas dapat dilakukan uji tunggal seperti sensitivitas, spesifisitas
dan uji prediksi atau uji gabungan.3
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat secara
umumnya agar dapat lebih mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai
Critical Appraisaldan uji diagnostik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Criticals
appraisalatautelaahkritisadalahcaraataumetodeuntukmengkritisisecarailmiahterha
dappenulisanilmiah.Telaahkritis
menjadisuatukeharusanbagiseorangklinisiuntukmenerapkanpengetahuanbarudala
mprakteksehari-hari.Telaahkritisdigunakanuntukmenilaivaliditas
(kebenaran)
dasar
pentingbagiseorangklinisiuntukdapatmengetahuidanmenggunakan
Hal
ini
yang
data-data
2.2.
Tujuan
Secarasistematikmengevaluasiliteratureilmiah
Mengidentifikasi komplikasi
Menetapkan prognosis
penilaian
tentang
validitas
(validity),
kepentingan
tes
diagnostik
dipandang
penting
jika
mampu
3. Applicability
Bukti yang valid dan penting dari sebuah riset hanya berguna jika
bisa diterapkan pada pasien di tempat praktik klinis. Bukti terbaik dari
sebuah setting riset belum tentu bisa langsung diekstrapolasi
(diperluas) kepada setting praktik klinis dokter. Untuk memahami
pernyataan itu perlu dipahami perbedaan antara konsep efikasi (efficacy)
dan efektivitas (effectiveness). Efikasi (efficacy) adalah bukti tentang
kemaknaan efek yang dihasilkan oleh suatu intervensi, baik secara
klinis maupun statistik, seperti yang ditunjukkan pada situasi riset yang
sangat terkontrol. Situasi yang sangat terkontrol sering kali tidak sama
Tidak
positifbenar positifsalah
(a)
(b)
UJI
negtivesem negativeben
Negatif
u (c)
ar (d)
Gambar 2.1. Hubungan antara hasil uji diagnostik dan terjadinya penyakit.
Positif
Terdapat dua kemungkinan pada hasil uji untuk benar (true positive and
true negative) dan dua kemungkinan hasil uji adalah salah (false positive
and false negative)
2.5.
tidak beda dengan uji diagnostik referensi yang dipakai sebagai standar baku emas
(gold standard), prosedurnya lebih nyaman bagi pasien, hasilnya lebih cepat
diperoleh dan biaya lebih murah.4
Baku emas (gold standard) merupakan standar untuk pembuktian ada atau
tidaknya penyakit pada pasien, dan merupakan sarana diagnostik terbaik yang ada
(meskipun bukan yang termurah atau termudah). Baku emas yang ideal selalu
memberikan hasil positif pada semua subyek dengan penyakit dan selalu
memberikan hasil negatif pada semua subyek tanpa penyakit. Dalam praktik
hanya sedikit baku emas yang ideal, sehingga kita harus memakai uji diagnostik
terbaik yang ada, sebagai baku emas.2
Hasil uji diagnostik cukup banyak berupa skala dikotom seperti normal dan
abnormal, sakit dan sehat, positif dan negatif dan berbentuk tabel 2 x 2. Hasil uji
diagnostik umumnya berupa :4,8
Nilai prediktif positif (NPP), adalah persentase orang dengan uji tes positif
akan menderita penyakit di kemudian hari
Nilai prediktif negatif (NPN), adalah persentase orang dengan uji tes
negatif tidak akan menderita penyakit di kemudian hari
Rasio likelihood
10
UJI
Ya
Tidak
Jumlah
Positif
a+b
Negatif
c+d
Jumlah
a+c
b+d
a+b+c+d
11
NPN
= d/ (c + d)
LR+
= sensivisitas/ (1- spesifisitas)
LR= (1- sensitivisitas)/ spesifisitas
Pre-test probability/ prevalens = (a + c )/ (a +b +c +d )
Pre-test odds = prevalensi / (1 prevalensi)
Post-test odds = pre-tes odds x LR+
Post-tes probability = post-tes odds/ (post-test odds + 1)
2.6.
12
5. Melaksanakan pengukuran
Pengukuran terhadap variabel prediktor (alat diagnostik yang diuji)
maupun variabel efek (baku emas) harus dilakukan dengan cara
standar dan harus diusahakan pengukuran dilakukan secara tersamar
(masked, blinded), yakni pemeriksa variabel prediktor (uji tidak boleh
mengetahui hasil pemeriksaan variabel efek (baku emas) dan
sebaliknya.
6. Melakukan analisis
Laporkanlah sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif atau negatif
serta likelihood ratio-nya, masing-masing dengan interval kepercayaan
yang dipilih. Apabila hasil uji diagnostik berskala ordinal atau kontinu,
harus disertakan ROC.
13
BAB III
KESIMPULAN
3.
Kesimpulan
1. Criticals
appraisalatautelaahkritisadalahcaraataumetodeuntukmengkritisisecarailmi
ahterhadappenulisanilmiah.
2. Langkah langkahdalamCritical Apraisaldapatdisingkatdengan VIA
(Validity, Important, Applicability)
3. Critical
appraisal
dapat
berfungsi
sebagai,
cara
untuk
mengevaluasiliteratureilmiahsecarasistematik,
dapatmembantudalammemilihliterature yang diperlukan, memutuskan
artikel manakah yang akan mempengaruhipekerjaan yang akan dilakukan ,
memisahkan penghalang antara peneliti dengan hasil penelitian dan
mendukung perkembangan dari Evidence Based Medicine (EBM)
4. Uji diagnostik merupakan satu tindakan prosedur medis dengan maksud
menyingkirkan ketidakpastian tentang apakah suatu penyakit benar ada
atau tidak
5. Uji diagnostik bertujuan untuk menegakkan diagnosis, untuk keperluan
skrining, untuk pengobatan pasien, dan untuk studi epidemiologi.
6. Hasil uji diagnostik berupa sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif ,
nilai prediksi negatif, rasio likelihood positif, rasio likelihood negatif, pretes probabiliti (prevalensi), pre-tes odds, post-tes odds, dan post-tes
probabiliti.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Murti B, Prof, dr, MPH, MSc, PhD (2011). Makalah Pengantar EvidenceBased. Ilmu Kesehatan Masyarakat:Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas
Maret.