Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

ATELEKTASIS

Pembimbing
dr. Vininta F, SpRad

Disusun oleh :
Via Arsita Dewi
1420221119
FK UPN VETERAN JAKARTA

KEPANITERAAN DEPARTMENT RADIOLOGI


PERIODE 21 NOVEMBER 2016 23 DESEMBER 2016
RSPAD GATOT SOEBROTO

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, berkat
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan Referat yang berjudul
Atlektasis yang merupakan salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepaniteraan klinik Pendidikan Profesi Dokter di Bagian Ilmu Radiologi Rumah
Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.
Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada dr. Vininta F, SpRad selaku dokter pembimbing
dalam pembuatan tulisan ini dan teman-teman Co-Ass yang telah membantu
dalam pembuatan tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tulisan ini banyak terdapat
kekurangan dan juga masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharap
kritik dan saran dari pembaca.
Semoga refrat ini dapat bermanfaat bagi teman-teman pada khususnya dan
semua pihak yang berkepentingan bagi pengembangan ilmu kedokteran pada
umumnya. Aamiin.
Jakarta, Desember 2016

Penulis

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Anatomi Paru


Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya
berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru
terbagi menjadi dua yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai
tiga lobus sedangkan paruparu kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut
dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa
subbagian menjadi sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary
segments. Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang disebut
mediastinum (Sherwood, 2001)
Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. Pleura terbagi menjadi
pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput yang langsung
membungkus paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada
rongga dada. Diantara 11 kedua pleura terdapat rongga yang disebut kavum
pleura (Guyton, 2007).

1.2 Atelektasis Paru


1.2.1 Definisi
Atelektasis paru adalah ekspansi tak lengkap atau kolapsnya semua atau
sebagian paru. Keadaan ini sering disebabkan oleh obstruksi bronkus dan
kompresi pada jaringan paru.

(a)

(b)

Gambar 6.(a) Paru-paru normal, perfusi vaskular dan inflasi alveolar yang
tidak mengalami cedera. (b) Epitel yang cedera oleh karena pembuluh darah yang
mengalami kompresi dan rusaknya endotel yang disebabkan oleh gangguan
mikrovaskular. Epitel dan endotel yang mengalami cedera merupakan keadaan
awal yang menginisiasi terjadinya cedera paru. Cedera awal yang terjadi adalah
kolaps alveoli, kemudian akan terjadi reaksi inflamasidan hilangnya integritas
epitel.

1.2.2 Etiopatogenesis
Terdapat tiga mekanisme yang dapat menyebabkan atau memberikan
kontribusi terjadinya atelektasis, diantaranya adalah:

Obstruksi saluran

pernapasan, kompresi jaringan parenkim paru pada bagian ekstratoraks,


intratoraks, maupun proses pada dinding dada , penyerapan udara dalam alveoli,
dan gangguan fungsi dan defisiensi surfaktan. Ketiga penyebab ini dapat
menjelaskan dasar fisiologis penyebab atelektasis.
1.

Atelektasis Resorpsi

Terjadi akibat adanya udara di dalam alveolus. Apabila aliran masuk udara
ke dalam alveolus dihambat, udarayang sedang berada di dalam alveolus akhirnya
berdifusi keluar dan alveolus akan kolaps.

Atelektasis Resorpsi. Terjadi akibat obstruksi total pada saluran napas.


Keadaan ini bersifat reversible jika obstruksi dihilangkan.
Penyumbatan aliran udara biasanya akibat penimbunan mukus dan
obstruksi aliran udara bronkus yang mengaliri suatu kelompok alveolus tertentu.
Setiap keadaan yang menyebabkan akumulasi mukus, seperti : fibrosis kistik,
pneumonia, atau bronkitis kronik yang meningkatkan resiko atelektasis
resorpsi.Obstruksi saluran napas menghambat masuknya udara ke dalam alveolus
yang terletak distal terhadap sumbatan. Udara yang sudah terdapat dalam alveolus
tersebut diabsorpsi sedikit demi sedikit ke dalam aliran darah dan alveolus
menjadi kolaps.
Atelektasis absorpsi dapat disebabkan oleh obstruksi bronkus intrinsik atau
ekstrinsik. Obstruksi bronkus intrinsik paling sering disebabkan oleh sekret atau
eksudat yang tertahan. Tekanan ekstrinsik pada bronkus biasanya disebabkan oleh
neoplasma, pembesaran kelenjar getah bening, aneurisma atau jaringan parut.
Pembedahan merupakan faktor resiko terjadinya atelektasis resorpsi karena efek
anastesia yang menyebabkan terbentuknya mukus serta keengganan membatukkan
mukus yang terkumpul setelah pembedahan. Hal ini terutama terjadi pada
pembedahan di daerah abdomen atau toraks karena batuk akan menimbulkan
nyeri yang hebat. Tirah baring yang lama setelah pembedahan meningkatkan
resiko

terbentuknya

atelektasis

resorpsi

karena

berbaring menyebabkan

pengumpulan sekret mukus di daerah dependen paru sehingga ventilasi di daerah


tersebut berkurang. Akumulasi mukus meningkatkan resiko pneumonia karena
mukus dapat berfungsi sebagai media perkembangbiakan mikroorganisme.
Atelektasis resorpsi juga dapat disebabkan oleh segala sesuatu yang
menurunkan pembentukan atau konsentrasi surfaktan. Tanpa surfaktan tegangan
3

permukaan alveolus sangat tinggi, meningkatkan kemungkinan kolapsnya


alveolus. Bayi premature dikaitan dengan penurunan produksi surfaktan dan
tingginya insiden atelektasis resorpsi. Kerusakan sel alveolus tipe II yang
menghasilkan surfaktan juga dapat menyebabkan atelektasis resorpsi. Sel sel ini
dihancurkan oleh dinding alveolus yang rusak, hal ini terjadi selama proses
beberapa jenis penyakit pernapasan. Demikian juga dengan terapi tinggi oksigen
dalam periode lebih dari 24 jam. Akibat tidak adanya sel sel ini produksi surfaktan
mengalami penurunan.
2.

Atelektasis Kompresi

Terjadi bila rongga pleura sebagian atau seluruhnya terisi dengan


eksudat,darah, tumor,atau udara. Kondisi ini ditemukan pada pneumotoraks, efusi
pleura, atau tumor dalam toraks. Keadaan ini terjadi ketika sumber dari luar
alveolus menimpakan gaya yang cukup besar pada alveolus sehingga alveolus
menjadi kolaps.

Atelektasis Kompresi. Terjadi ketika rongga pleura mengembang karena


cairan, atau karena udara. Keadaan ini bersifat reversible jika udara dan cairan
dihilangkan.
Atelektasis kompresi terjadi jika dinding dada tertusuk atau terbuka,
karena tekanan atmosfir lebih besar daripada tekanan yang menahan paru
mengembang (tekanan pleura), dan dengan pajanan tekanan atmosfir paru akan
kolaps. Atelektasis kompresi juga dapat terjadi jika terdapat tekanan yang bekerja
pada paru atau alveoli akibat pertumbuhan tumor, distensi abdomen yang
mendorong diafragma ke atas, atau edema dan penimbunan ruang interstisial yang
mengelilingi alveolus. Tekanan ini yang mendorong udara ke luar dan mengakibatkan kolaps. Atelektasis tekanan lebih jarang terjadi dibandingkan dengan

atelektasis absorpsi.Bentuk atelektasis kompresi biasanya dijumpai pada penyakit


payah jantung, penyakit peritonitis atau abses diafragma yang dapat menyebabkan
diafragma terangkat keatas dan mencetuskan terjadinya atelektasis. Pada
atelektasis kompresi diafragma bergerak menjauhi atelektasis.
3.

Atelektasis Kontraksi

Terjadi akibat perubahan perubahan fibrotik jaringan parenkim paru lokal


atau menyeluruh, atau pada pleura yang menghambat ekspansi paru secara
sempura. Atelektasis kontraksi bersifat irreversible.

Atelektasis Kontraksi (sikatrisasi) terjadi ketika terdapat fibrosis umum


atau lokal yang menghambat ekspansi paru atau pleura dan meningkatkan
elastisitas recoil selama ekspirasi.
4.

Mikroatelektasis

Mikroatelektasis (atelektasis adhesive) adalah berkurangnya ekspansi


paru-paru yang disebabkan oleh rangkaian peristiwa kompleks yang paling
penting yaitu hilangnya surfaktan. Surfaktan memilki phospholipid dipalmitoyl
phosphatidylcholine yang mencegah kolaps paru dengan mengurangi tegangan
permukaan alveolus. Berkurangnya produksi atau inaktivasi surfaktan, keadaan ini
biasanya ditemukan pada NRDS (Neonatal Respiratory Distress Syndrome),
ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome), dan proses fibrosis kronik.

Mikroatelektasis terjadi akibat gangguan pada fungsi dan produksi


surfaktan.
NRDS atau dikenal sebagai hyaline membrane disease merupakan
keadaan akut yang terutama ditemukan pada bayi prematur, lebih sering pada bayi
dengan usia gestasi dibawah 32 minggu yang mempunyai berat dibawah 1500
gram. Bayi prematur lahir sebelum produksi surfaktan memadai. Surfaktan, suatu
senyawa lipoprotein yang mengisi alveoli, mencegah alveoli kolaps dan
menurunkan kerja respirasi dengan menurunkan tegangan permukaan. Pada
defisiensi surfaktan, tegangan permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya
alveolar dan menurunnya komplians paru, yang akan mempengaruhi ventilasi
alveolar sehingga terjadi hipoksemia dan hiperkapnia dengan asidosis respiratorik.
ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) merupakan sindrom yang
ditandai oleh peningkatan permeabilitas membran alveolar kapiler terhadap air,
larutan,dan protein plasma, disertai kerusakan alveolar difus dan akumulasi cairan
dalam parenkim paru yang mengandung protein. Cairan dan protein tersebut
merusak integritas surfaktan di alveolus dan terjadi kerusakan yang lebih parah.
Penyebab langsung ARDS adalah injury pada epitel alveolus, seperti aspirasi isi
gaster, infeksi paru difus, contusio paru, tenggelam, inhalasi toksik, sedangkan
penyebab tidak langsung ialah sepsis, trauma non toraks, pankreatitis, dan
transfuse darah yang massif.
1.2.3 Klasifikasi Secara Radiologis
1. Atelektasis lobaris bawah: bila terjadi dilobaris bawah paru kiri, maka
akan tersembunyi dibelakang bayangan jantung dan pada foto thorak PA
hamya memperlihatkan diafragma letak tinggi.
6

2. Atelektasis lobaris tengah kanan (right middle lobe). Sering disebabkan


peradangan atau penekanan bronkus oleh kelenjar getah bening yang
membesar.
3. Atelektasis lobaris atas (upper lobe): memberikan bayangan densitas
tinggi dengan tanda penarikan fissure interlobaris ke atas dan trakea ke
arah atelektasis.
4. Atelektasis segmental: kadang-kadang sulit dikenal pada foto thorak PA,
maka perlu pemotretan dengan posisi lain seperti lateral, miring (obligue),
yang memperlihatkan bagian uang terselubung dengan penarikan fissure
interlobularis.
5. Atelektasis lobularis (plate like/atelektasis local). Bila penyumbatan
terjadi pada bronkus kecil untuk sebagian segmen paru, maka akan terjadi
bayangan horizontal tipis, biasanya dilapangan paru bawah yang sering
sulit dibedakan dengan proses fibrosis. Karena hanya sebagian kecil paru
terkena, maka biasanya tidak ada keluhan

1.2.4 Diagnosis
Diagnosis atelektasis ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda yang
didapatkan, serta pemeriksaan radiografi . Foto radiografi dada digunakan untuk
konfirmasi diagnosis. CT scan digunakan untuk memperlihatkan lokasi obstruksi.
Foto radiografi dada dilakukan dengan menggunakan proyeksi anterior-posterior
dan lateral untuk mengetahui lokasi dan distribusi atelektasis.
Sebagai dasar gambaran radiologi pada atelektasis adalah pengurangan
volume paru baik lobaris,segmental, atau seluruh paru, yang akibat berkurangnya
aerasi sehingga memberi bayangan yang lebih suram (densitas tinggi) dan
pergeseran fissura interlobaris. Tanda-tanda tidak langsung dari atelektasis adalah
sebagian besar dari upaya kompensasi pengurangan volume paru, yaitu :
penarikan mediastinum kearah atelektasis, elevasi hemidiafragma, sela iga
menyempit, pergeseran hilus. Adanya "Siluet" merupakan tanda memungkinkan
adanya lobus atau segmen dari paru-paru yang terlibat.

1.2.5 Rontgen Thoraks


Bentuk kolaps paru pada gambaran thoraks

Foto Thorax PA : atelektasis komplit pada paru kiri. Pergeseran


mediastinum, opasifikasi, dan berkurangnya volum pada hemithorax kiri

Foto thorax PA : atelektasis lobaris tengah kanan tampak hilangnya batas


jantung kanan mengindikasikan hilangnya aerasi pada lobus medial

Left Upper Lobe (LUL) Kolaps pada lobus kiri atas

Foto X- ray thorax posisi PA dan Lateral dengan kolapsnya lobus kiri atas
(panah). Temuan karakteristik ini pada toraks dikenal sebagai Luftsichel
Sign dan dapat karena kolaps akibat obstruksi dari karsinoma bronkogenik

Left Lower Lobe (LLL) Kolaps pada lobus kiri bawah

Gambaran radiologi pada atelektasis pada lobus bawah diikuti oleh


resolusi parsial

Foto Thorax PA: atelektasis lobaris atas tampakmassa (panah putih) diatas
hilus kanan, dan elevasi fissura horizontal (panah hitam). Ada hiperinflasi
kompensatoar pada lobus kanan bawah

Foto rontgen dada posteroanterior yang memperlihatkan atelektasis disertai


efusi pleura. Tampak gambaran opak pada hemithoraks kiri disertai deviasi
trakea ke kiri

10

Right Upper Lobe (RUL) Kolaps pada lobus kanan atas

Atelektasis pada lobus paru bagian kanan atas. Tampak elevasi dari fissura
horizontal dan deviasi trakea ke arah kanan
Right Middle Lobe (RML) Kolaps lobus kanan tengah

Atelektasis pada lobus paru bagian medial dextra. Pada foto thorax lateral
tampak gambaran opak berbentuk segitiga pada bagian hilus

11

DAFTAR PUSTAKA
1. Rasad S. Radiologi diagnostik.2nd.rev.ed.Ekayuda I, edior. Jakarta: badan
penerbit FKUI; 2015.
2. Bye MR. Pulmonary atelectasis.2015 Sep 21.
3. Sharma S. Lobar atelectasis imaging. 2015 Aug 17.
4. Sherwood Lauralee, 2001 ; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Human
Physiology: From cells to systems) ; Edisi II, EGC, Jakarta.
5. Guyton AC, M. D, Hall John E, 1997 ; Fisiologi kedokteran (Textbook of
Medical Physiology), Ed IX, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
6. Mayo., 2010. Dasar-dasar Atelektasis. Mayo Foundation untuk Pendidikan
dan Penelitian Medis.www.mayo.com
7. Djojodibroto, Darmanto., 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta

: Penerbit Buku Kedokteran EGC.


8. Edwin F. Donnelly, M.D., Ph.D., Patterns of Lobar Collapse, 2004,

http//www.RadiologyNotebook.com

12

Anda mungkin juga menyukai