DISUSUN OLEH:
RAFSANDI RAJAK
NPM: 02271311068
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................1
1.2 Rumusan Masaalah.....................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................5
BAB II KERANGKA TEORITIK...................................................................6
2.1
2.2
2.3
2.4
Landasan Teori............................................................................6
Penelitian Terdahulu....................................................................13
Kerangka Pemikiran....................................................................13
Hipotesis......................................................................................14
Rancangan Penelitian.................................................................15
Penentuan Sampel......................................................................15
Teknik Pengambilan Sampel.......................................................16
Jenis dan Sumber data................................................................16
Teknik analisis data.....................................................................17
Definisi Operasioal......................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi investor, pasar modal merupakan tempat untuk menyalurkan
dananya dalam bentuk berupa saham. Investasi saham mempunyai daya tarik
bagi investor karena dengan investasi berupa saham investor mempunyai
harapan untuk memperoleh keuntungan berupa capital gain ataupun dividen
saham yang tinggi. Pasar modal dapat digunakan oleh investor untuk
memperoleh tingkat penghasilan yang tinggi dan juga memiliki risiko yang tinggi
terhadap investasi tersebut. Sedangkan bagi perusahaan yang go public, pasar
modal merupakan tempat untuk memperoleh tambahan dana untuk kegiatan
operasional perusahaan agar kelangsungan hidup perusahaan dapat bertahan
dan agar dapat mampu bersaing dengan perusahaan lain.
Investor mempunyai berbagai pertimbangan untuk memutuskan sebuah
investasi saham di pasar modal. Fluktuasi harga saham yang tidak menentu dan
mengandung risiko menyebabkan ketidakpastian investor dalam menentukan
keputusan investasinya. Tinggi rendahnya minat seorang investor dalam
melakukan investasi saham di pengaruhi oleh kualitas dari nilai saham di pasar
modal. Penilaian terhadap investasi saham dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti dengan menggunakan analisis teknikal maupun dengan analisis
fundamental. Analisis fundamental menyatakan bahwa saham memiliki nilai
intrinsik tertentu (nilai yang seharusnya). Analisis fundamental membandingkan
nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah
harga pasar saham mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum.
laporan
keuangan
perusahaan langsung
atau
dapat
dihitung
berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Earning per
share atau laba per lembar saham adalah suatu analisis yang penting di dalam
laporan keuangan perusahaan. Earning per share memberikan informasi kepada
para pihak luar (ekstern) seberapa jauh kemampuan perusahaam menghasilkan
laba untuk tiap lembar yang beredar.
Sebagai indikator keberhasilan di masa yang lalu dan harapan di masa
yang akan datang, earning per share memberikan gambaran yang penting dari
keberhasilan itu. Namun demikian earning per share bukan satu-satunya alat
penilai keberhasilan perusahaan. Alat ini masih harur dikombinasikan dengan
alat yang lain dan diinterpretasikan lebih jauh.
Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan
manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS).
Sedangkan jumlah laba per lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada
para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran
deviden. Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan
perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan kepada
para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu
memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham,
sedangkan laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan rendah maka
menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan
sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham.
Menurut Larson dkk (2000) laba per lembar saham ( ESP )
adalah :Earning Per Share, also called net income per share, is the amount of
income earned per each share of companys outstanding common stock. (Laba
Per Saham, juga disebut laba bersih per saham, adalah jumlah pendapatan yang
diterima per setiap saham biasa yang beredar perusahaan).
Menurut Besley dan Brigham (2000) laba per lembar saham (EPS),
adalah : Earning Per Share is called the bottom line, denoting that of all the
items of on the income statement. (Laba Per Saham disebut garis bawah yang
menunjukkan bahwa dari semua item pada laporan laba rugi).
Dengan
demikian,
laba
per
lembar
saham
(EPS)
menunjukan
yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham
(EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per
lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur
keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam
perusahaan.
Perusahaan mempunyai berbagai macam usaha dalam menarik jumlah
investor dan meningkatkan harga sahamnya, salah satunya yaitu dengan
mengevaluasi faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan
harga saham suatu perusahaan. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002)
harga saham di pasar adalah merupakan perhatian utama dari perhatian manajer
keuangan untuk memberikan kemakmuran kepada para pemegang saham atau
pemilik perusahaan.
Selain kebijakan mengenai kegiatan investasin, harga saham juga dapat
dipengaruhi oleh usaha perusahaan dalam meningkatkan laba per lembar saham
perusahaan. Menurut Zaki Baridwan (2004) yang dimaksud dengan Earning per
Share (EPS) atau laba per saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh
dalam satu periode untuk setiap lembar saham yang beredar. Laba per lembar
saham
dapat
memberikan
informasi
bagi
investor
untuk
mengetahui
tunai yang tinggi, karena investor mengganggap dividen tunai sebagai hal yang
kurang berisiko dari pada potensi keuntungan modal. Dalam hal ini perusahaan
perlu melakukan pertimbangan dalam pembagian dividen pada rapat umum
pemegang saham tentang komposisi jumlah dividen yang akan dibagikan
dengan jumlah laba ditahan.
1.2
Rumusan Masaalah
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari apakah earnig per share dan
dividen per share memiliki pengaruh terhadap harga saham
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 signalling theory
Signalling theory atau teori sinyal mengarah atau menekankan
kepada pentingnya sebuah informasi dari perusahaan kepada pihak luar
guna membuat keputusan investasi atau kepentingan lainnya yang
berhubungan dengan kelangsungan perusahaan. Teori ini menunjukan
adanya asimetri informasi yaitu kondisi diamana salah satu atau suatu
pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain.
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis,
hal ini dikarenakan informasi menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran masalalu, saat ini maupun keadaan dimasa yang akan datang
terhadap kalangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran
efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu sangat
diperlukan oleh invetor guna membuat keputusan.
Teori signal ini menjelaskan bahwa suatu informasi mengenai
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan invormasi ini deigunakan oleh
investor sebagai suatu sinyal perusahaan dimasa mendatang. Peningkatan
dividen akan membuat pasar bereaksi positif bila pasar menderung
menginterprestasikan bahwa peningkatan dividen dianggap sebagai sinyal
tentang preospek cerah perusahaan dimasa mendatang, demikian juga
sebaliknya pasar akan bereaksi nigatif jika terjadi penurunan dividen, yang
dianggap sebagai sinyal yang kurang bagus, yang dianggap sebagai sinyal
yang kurang bagus tentang perusahaan dimasa mendatang
2.1.2 Dividend Per Share
Menurut Weston dan Copeland (2001,dalam Rescyana Putri Hutami
2012) menyatakan bahwa Dividend per Share merupakan total semua
dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang saham dibandingkan
dengan jumlah saham yang beredar. Jadi dividen dapat diartikan sebagai
pembayaran kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan atas
keuntungan
yang
diperoleh,
dan
besarnya
tergantung
kebijakan
per
lembar
saham
(EPS)
menunjukkan
kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Laba per lembar saham (EPS) dapat
dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar
saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur
keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham dalam
10
kepada
perusahaan
emiten untuk
11
berbeda dengan nilai buku. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan
dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa.
3. Nilai Intrinsik (intrinsic value) merupakan nilai sebenarnya dari saham
atau nilai seharusnya dari suatu saham.
2.1.7 Terbentuknya Harga Saham.
Terbentuknya harga saham tidak hanya disebutkan saja, melainkan
dibentuk berdasarkan suatu dasar tertentu. Saat perusahaan didirikan,
harga sahamnya tercermin dari jumlah modal sendiri (equity) per
sahamnya. Setelah perusahaan berdiri, kemudian beroperasi dan
berkembang baik, tentunya perusahaan mulai memberikan hasil yaitu
antara lain berupa dividen tunai. Jika perusahaan berkembang pesat,
maka laba dan dividen juga akan meningkat, sehingga nilai perusahaan
akan meningkat.
Harga saham terbentuk dari proses demand dan supply yang
terjadi di bursa. Jika supply lebih besar daripada demand, maka akan
menyebabkan pergerakan harga yang menurun. Dan demikian juga
sebaliknya, jika supply lebih kecil dari pada demand, maka harga akan
bergerak naik. Harga saham berfluktuasi sesuai dengan informasi baik
dari dalam (faktor internal) maupun dari luar perusahaan (faktor
eksternal). Informasi yang berasal dari dalam perusahaan adalah
penilaian
kinerja
perusahaan,
pengumuman
laba
perusahaan,
12
Penelitian yang dilakukan oleh Erna Indah Sari dkk, Pengaruh FaktorFaktor Fundamental Terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk
4. Penelitian yang dilakukan oleh Yuyun Yuliani dan Yoyon Supriadi (2014)
Pengaruh Earning Per Share Dan Dividend Per Share Terhadap Harga
Saham Perusahaan Yang Go Public
13
2.4 Hipotesis
Dari hubungan variabel diatas dapat diajukan hipotesis berikut:
H1 : Dividen Per Share berpengaruh terhadap Harga Saham
H2 : Earning Per share berpengaruh terhadap Harga Saham
14
BAB III
METODE PENELITIAN
15
23
peristiwa
pemecahan
saham.
Pemilihan
sampel
dilakukan
dengan
16
dan
multikolinearitas.
Berikut
adalah
penjelasan
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Alwi, Iskandar. Z. 2003. Pasar Modal, Teori dan Aplikasi, Cetakan Pertama,
Yayasan Pancur Siwah, Jakarta.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta.
J. Fred Weston, dan Thomas E. Copeland. 2001. Manajemen Keuangan. Jilid 2.
Erlangga, Jakarta.
Stice, dan Skousen, 2004. Akuntansi Intermediate buku 1. Salemba Empat,
Jakarta.
Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investesi dan Manajemen Portofolio, edisi
pertama. BPFE, Yogyakarta.
Ratih, Dorothea Apriatni E.P,
19