Uji Hidrolisis Amilum Fix
Uji Hidrolisis Amilum Fix
Beran,J.A. 2000. Chemistry in the Laboratory. 2nd ed. Jhon Willey and Sons,Inc. New
York.
Donald.et.al. 2002. Animal Nutrition Sixth Edition. Person Prentice Hall. England
Gilvery, M.C and Giddstein. 1996. Biokimia Suatau Pendekatan dan Fungsional.
Airlangga University Press. 219P
Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia:Buku Panduan Kuliah Mahsiswa Kedokteran dan
Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. EGC Penerbit. Jakarta.
Poedjadi, Anna, 1994, Dasar-DasarBiokimia, Universitas Indonesia. Jakarta.
Lehninger, Albert l. 1982.Dasar DasarBiokimiaJilid I. Erlangga. Jakarta.
Panil, Zulbadar. 2004. Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki tanah yang sangat subur, banyak
tanaman yang dapat tumbuh di tanah Negara merah putih ini, palawija, kacangkacangan, umbi-umbian dan padi-padian merupakan contoh kecil jenis tanaman yang
ada. Dengan kondisi tanah seperti ini membuat masyarakat Indonesia dapat hidup
dengan mudah dari hasil pertanian mereka. Sejak dahulu kala, masyarakat Indonesia
telah mengkonsumsi nasi atau produk olahan dari beras (Oryzae sativa) tanpa
mengetahui berapa kandungan karbohidrat yang terdapat di dalamnya. Alasan utama
mengkonsumsi nasi ialah karena memiliki rasa yang gurih dan lezat. Salah satu
rujukan penting dalam memilih bahan pangan pokok adalah kandungan karbohidrat
dari bahan pangan tersebut.Karbohidrat (hidrat dari karbon,hidrat arang) atau sakarida
(dari bahasa Yunani skcharon, berarti "gula")adalah segolongan besar senyawa
organik yang paling melimpah di bumi.Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam
tubuh makhluk hidup, terutama sebagaibahan bakar (misalnya glukosa), cadangan
makanan (misalnya pati pada tumbuhandan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa padatumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada
proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat.
Sehingga penting bagi ilmuan kimia untuk lebih banyak mengetahui tentang
karbohidrat beserta reaksi-reaksinya, sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat
dalam mencari bahan pangan pokok alternatif bagi masyarakat Indonesia,khususnya
masyarakat ekonomi lemah. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu praktikum yang
bertujuan untuk hidrolisis karbohidrat secara kualitatif dari tanaman-tanaman lokal
Indonesia
2. Tujuan
Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati)
BAB II
DASAR TEORI
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud
bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh
tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang (Panil, 2004.)
Pati adalah suatu polisakarida yang mengandung amilosa dan amilopektin. Amilosa
merupakan polisakarida berantai lurus bagian dari butir-butir pati yang terdiri atas molekulmolekul glukosa -1,4-glikosidik . Amilosa merupakan bagian dari pati yang larut dalam air,
yang mempunyai berat molekul antara 50.000-200.000, dan bila ditambah dengan iodium
akan memberikan warna biru.( Poedjadi, 1994)
Amilopektin merupakan polisakarida bercabang bagian dari pati, terdiri atas molekulmolekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui ikatan 1,4-glikosidik
dengan
percabangan melalui ikatan 1,6-glikosidik pada setiap 20-25 unit molekul glukosa.
Amilopektin merupakan bagian dari pati yang tidak larut dalam air dan mempunyai
berat
molekul antara 70.000 sampai satu juta. Amilopektin dengan iodium memberikan warna ungu
hingga merah. atau asam dilakukan oleh asam atau enzim. Jika pati dipanaskan dengan asam
akan terurai menjadi molekul-molekul yang lebih kecil secara berurutan dan hasilnya adalah
glukosa. (Lehninger, 1988).
Pati dalam suasana asam bila di panaskan akan terhidrolisis menjadi senyawasenyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan
warna biru sampai tidak berwarna. Hasil akhir hidrolisis di tegaskan dengan uji benedict.
Hasil hidrolisis pati ditunjukkan seperti :
Waktu Hidrolisis
Setelah 3 menit
Setelah 6 menit
Setelah 9 menit
Setelah 12 menit
Setelah 15 menit
Setelah 18 menit
Setelah 21 menit
Warna dengan
Biru
Ungu
Violet
Merah
Kuning coklat
Kuning pucat
Kuning pucat
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Hasil Hidrolisis
Amilosa
Amilopektin
Amilopektin
Eritrodekstrin
Aktrodekstrin
Maltose
Glukosa
3.1 Alat
1.
2.
3.
4.
5.
3.2 Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
Kertas pH
Alat pemanas
Tabung reaksi
Penjepit tabung
Pipet ukur
Larutan Amilum 5%
Larutan iodium
Pereaksi benedict
Larutan HCL 2N
Larutan NaOH 2M
BAB IV
PROSEDUR KERJA
2,5 ml HCl 2N
tabung reaksi
Melakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasilnya berwarna kuning pucat
BAB V
HASIL
Gambar
Keterangan
Perubahan warna setelah dilakukan
uji iodum
BAB VI
PEMBAHASAN
Hidrolisis Karbohidrat
1. Hidrolisis Pati
Cara mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna
Hidrolisis pati sempurna jika, hasil hidrolisis bereaksi positif dengan pereaksi
benedict membentuk endapan merah bata. Hal ini meunjukkan bahwa pemanasan dapat
meningkatkan prosese reaksi yang terjadi dibuktikan dengan adanya endapan merah bata
yang terjadi pada tabung reaksi yang dipanaskan. Pada tabung terdapat endapan merah bata
banyak karena dengan adanya pendidihan menyebabkan terjadinya hidrolisis sehingga
menghasilkan gugus reduksi bebas yang lebih banyak. Tanpa pemanasan menyebabkan tidak
terjadinya hidrolisis sehingga hanya mempunyai sebuah gugus reduksi bebas.
Fungsi larutan hasil hidrolisis dinetralkan terlebih dahulu
Supaya larutan hasil hidrolisis tersebut pHnya sesuai ketika akan diuji dengan
pereaksi benedict, karena itu diuji juga dengan kertas lakmus, supaya menghasulkan hasil
yang positif
Cara menetralkan larutan uji dengan NaOH 2% menggunakan kertas pH
Larutan hasil hidrolisis diambil di masukkan ke dalam porselin tetes, dinetralkan dengan
NaOH 2%, kemudian diuji dengan kertas pH, jika larutan masih bersifat basa, maka
ditambahkan HCl untuk menetralkan larutan tersebut dan diuji kembali menggunakan kertas
pH, HCl ditambahkan terus menerus hingga larutan bersifat netral.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan