Anda di halaman 1dari 2

1.

Osteomielitis
Osteomielitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang. Osteomielitis akut
terutama ditemukan pada anak-anak. Umumnya infeksi pada tulang panjang dimulai
pada metafisis. Tulang yang sering terkena adalah tulang panjang seperti femur bagian
distal, tibia bagian proksimal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal dan distal,
serta vertebra.
Terbanyak disebabkan staphylococcus, terjadi pada 90% kasus acute
hemotogenous osteomyelitis, penyebab lain bisa streptococcus, pneumococcus,
salmonella, jamur, dan virus. Infeksi dapat terjadi secara:
a. Hematogen, dari fokus yang jauh seperti kulit dan tenggorok
b. Kontaminasi dari luar:
- Fraktur terbuka
- Tindakan operasi pada tulang
c. Perluasan infeksi jaringan ke tulang di dekatnya
Patofisiologi
Mula-mula terdapat fokus kecil bakteri yang menyebabkan inflamasi dimana
kuman biasanya bersarang dalam spongiosa metafisis. Proses radang berupa edema
pada tulang sedikit saja akan membuat peningkatan tekanan intraosseus sehingga
terjadi rasa nyeri luar biasa dan menetap.
Jika bakteri menyebar melalui pembuluh darah maka akan terjadi bakteremia,
septikemia dengan gejala anoreksia, malaise, dan demam. Bakteri yang biasanya
bersarang dalam spongiosa metafisis dapat pula menyebar secara lokal dengan cara
penetrasi korteks di daerah metafisis ke arah periosteum dan terjadi subperiosteal
abses yang menyebar ke arah sepanjang shaft tulang lalu merusak sirkulasi sehingga
terjadilah nekrosis tulang dan membentuk pus. Pus meluas di bawah periosteum dan
pada tempat-tempat tertentu membentuk fokus sekunder. Nekrosis tulang yang timbul
dapat luas dan terbentuk sekwester (sequester: tulang mati). Bila arteri nutrisia
mengalami trombosis maka dapat menimbulkan sekwestrasi tulang yang luas.
Periosteum yang terangkat oleh pus kemudian akan membentuk tulang di bawahnya,
yang dikenal sebagai reaksi periosteal. Juga di dalam tulang itu sendiri dibentuk
tulang baru, baik pada trabekula maupun korteks, sehingga tulang terlihat lebih opak
dan dikenal sebagai sklerosis. Tulang yang dibentuk di bawah periosteum ini
membentuk bungkus bagi tulang yang lama disebut involukrum (involucrum).

Involukrum ini pada berbagai tempat terdapat lubang tempat pus keluar, yang disebut
kloaka.
Bila pada foto pertama belum terlihat kelainan tulang, sedangkan klinis
dicurigai osteomielitis, sebaiknya foto diulang kira-kira 1 minggu kemudian. Kelainan
tulang yang terjadi pada foto roentgen biasanya baru dapat dilihat kira-kira 10 sampai
14 hari setelah infeksi. Sebelumnya mungkin hanya dapat dilihat pembengkakan
jaringan lunak saja. Perubahan-perubahan pada tulang anak-anak lebih cepat terlihat.
Seringkali reaksi periosteal yang terlihat lebih dahulu, baru kemudian terlihat
daerah berdensitas lebih rendah pada tulang yang menunjukkan adanya destruksi
tulang, dan disebut rarefaksi. Gambaran tulang selanjutnya bergantung pada terapi
yang diberikan. Bila terapi adekuat, proses akan menyembuh dan yang terlihat pada
foto mungkin hanya berupa reaksi periosteal dan sklerosis. Bila terapi terlambat atau
tidak adekuat, maka gambaran radiologik akan memperlihatkan proses patologik
seperti yang telah diuraikan dan menjadi osteomielitis kronis. Pada septikemia yang
tidak diobati angka kematian 25% dari kasus acute hematogenous osteomyelitis.

Anda mungkin juga menyukai